PERUNDANG-UNDANGAN
Bentuk Undang-Undang atau Teknik/Kerangka
Penyususnan Undang-Undang
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Bentuk Undang-Undang atau Teknik/Kerangka Penyususnan Undang-
Undang” dengan tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen pada mata kuliah Hukum Ilmu Perundang-Undang. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan
juga kami.
Kami menyadari, makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………...
DAFTAR ISI……………………..…………………………………………………
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………….
BAB 2 PEMBAHASAN……………………………………………………………
A. KERANGKA ATAU BENTUK LUAR PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN
B. KERANGKA (KENVORM) PERATURAN PERUNDANG-UNDANG
C. TEKNIK PENYUSUNAN DAN KERANGKA PERATURAN
PERUNDANG-UNDANG
BAB 3 PENUTUP…………………………………………………………………..
KESIMPULAN……………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………....
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
b) Jabatan peraturan perundang-undang
Penyebutan terhadap lembaga Negara atau pejabat yang
berwenag untuk mengesahakan atau menetapkan peraturan
perundang-undangan tersebut misalnya Presiden Republik
Indonesia untuk pembukaan undang-undang, peraturan
pemerintah pengganti (PERPU).
c) Konsiderans “Menimbang”
Alasan-alasan atau pertimbangan mengapa peraturan
perundang-undangan tersebut perlu dibentuk. Dalam konsidensi
dimuat hal-hal pokok pikiran kostantansi fakta-fakta urgensi
secara singkat, oleh karena konsiderans tersebut dilakukan
rumusan atau kalimat yang singkat, perundang-undangan yg
lebih luas dalam penjelasan umum diperaturan perundang-
undang tersebut.
d) Dasar Hukum “Mengingat”
Dasar hukum suatu peraturan perundang-undang merupakan
landasan yang bersifat yuridis bagi pembentukan perundang-
undang tersebut.
e) Diktum
Menyebutkan penilisan nama dari peraturan perundang-undang
yg dibentuk, dan nama tersebut disesuikan dengan nama yang
tertulis dalam judul peraturan perundang-undangan.
3. BATANG TUBUH
a) Ketentuan umum
b) Materi pokok yang diatur
c) Ketentuan pidana (jika diperlukan)
d) Ketentuanan peralihan (jika diperlukan)
e) Ketentuan penutup
4. PENUTUP
5. PENJELASAN (jika diperlukan)
6. LAMPIRAN (jika diperlukan)
1) JUDUL
6
Judul suatu peraturan perundang-undang adalah uraian singkat
tentang isi peraturan perundang-undang, yang didahului dengan
menyebut jenis, nomor dan tahun pengundangan atau
penetapan, serta kalimat singkat yang mencerminkan nama dari
peraturan Perundang-undang yang bersangkutan.
2) PEMBUKAAN
Pembukaan (aanhef) suatu peraturan Perundang-undangan
terdiri atas Frase “Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa”,
Jabatan pembentuk peraturan perundang-undangan,
konsiderans “Menimbang” dari dasar hukum pembentukan
“Mengingat”, serta dictum.
3) BATANG TUBUH
Batang tubuh suatu peraturan perundang-undangan mebuat
rumusan-rumusan yang merupakan subtansi dari peraturan
perundang-undangan . tubung perturan perundang-undangan
dirumuskan dalam kalimat ynag Normatif, atau rumusan lainya
yang memuat tentang :
a) Aturan tingkah laku (gerdragsnormen), yang berupa:
- Perintah (gebod)
- Larangan (verbod)
- Pengijinan (toestemming) dan
- Pembebasan (vrystelling)
b) Ketentuan tentang kewenangan
c) Ketentuang penetapan terdiri atas :
- Berwenang ( bevoegdheid)
- Tidak berwenang (onbevoegdheid) dan
- Boleh tetapi tidak harus (vrystelling)
4) PENUTUP
Penutup suatu Peraturan Perundang-undangan merupakan
bagian akhir dari suatui peraturan perundang-undangan yang
terdiri atas :
7
a) Rumusan pemerintah mengundang dan penetapan
peraturan perundang-undangan dalam Lembaga Negara
Republik Indonesia, Berita Negara Republik Indonesia,
Lembaga Daerah, atau Berita Daerah.
b) Penandatanganan, Pengesahan atau Penetapan
Peraturan Perundang-undang
c) Pengundangan peraturan perundang-undang dan
d) Akhir bagian penutup
5) PENJELASAN (jika diperlukan)
Pada dasarnya setiap undang-undang memerlukan penjelasan,
sedangkan peraturan perundag-undangan lainya dibawah
undang-undang dapat memuat penjelasan jika di perlukan.
6) LAMPIRAN ( Jika diperlukan)
Dalam undang-undang atau peraturan perundang-undang lainya
kadang-kadang diperlukan lampiran. Lampiran dapat berupa
suatu gambar/ lambing, peta lokasi, garafuk atau suatu sistem
penghitungan yang merupakan suatu kesatuan yang tak
dipisahkan dengan undang-undang atau peraturan perundang-
undang lainya.
C. TEKNIK PENYUSUNAN DAN KERANGKA PERATURAN
PERUNDANG-UNDANG
Dalam pembentukan peraturan perundang-undang diperlukan pengetahuan
tentang teknik penyusunan dan kerangka peraturan perundang-undang,
sehingga dapat keragaman dalam hal bentuk atau format peraturan
perundang-undang baik peraturan undang-undang di tingkat Pusat maupun
tingkat Daera. Lampiran yg tdk terpisah dari Pasal 44 Undang-Undang No.
10 Th 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, yg
merupakan pedoman untuk menyusun peraturan perundang-undangan.
JUDUL
Dari yang sudah kita ketahui judul adalah (uraian singkat peny.),
keterangan Nomor,Jenis,tahun pengundangan atau penetapan dan
nama peraturan perundang-undangan. Dibuat secara singkat
8
mungkin, judul dituliskan Hurufkafital letak tengah marjin tanpa di
akhiri tanda baca. Contoh :
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR. 15 TAHUN 2002
TENTANG TINDAK PIDANA PENCURIAN UANG
- Ada juga perubahan frase PERUBAHAN ATAS (di-
peny.). contoh undang-undang yg di ubah. Contoh :
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR. 25 TAHUN 2002
TENTANG
PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG
NOMOR. 15 TAHUN 2002
TENTANG TINDAK PIDANA PENCURIAN UANG
- Jika peraturan perundang-undangan telah diubah lebih dari 1 (satu)
kali di antara perubahan dan kata atas disisipkan keterangan
berpahan kali perubahan undang-undang tersebut.
- Jika peraturan perundang-undangan pencabutan disisipkan kata
Pencabutan di depan nama Peraturan Perundang-undangan.
- Pada peraturan perundang-undangan pemerintah penggsnti
undang-undang di tambahkan kata penetapan didepan nama
(Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang – Peny) yang
ditetapkan di akhiri dengan frase menjadi Undang-undang
- Pengengesahan perjanjian atau persetujuan Internasional, kata
Pengesahan didepan nama perjanjian atau persetujuan
internasional yang akan di sahkan
- Bahasa Indonesia digunakan sebagai Teks Resmi nama perjanjian
atau persetujuan yang diikuti teks resmi bahasa asing yang di tulis
dengan huruf cetak miring dan diletakan diantara tanda baca
kurang.
PEMBUKAAN
Pembukaan suatu perundang-undang terdiri dari frase DENGAN
RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, jabatan pembentukan
9
peraturan perundang-undang, Konsiderans, Dasar Hukum, Diktum.
Pada tiap jenis peraturan perundang-undang sebelum nama jabatan
pembentukan peraturan perundang-undang dicantumkan frase
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA dengan huruf
capital yang telakan ditengah Marjin.
Contoh:
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
(catatan penyusunan: lembaga peraturan pembentukan perundang-
undangan adalah lembaga Negara atau lembaga pemerintah yang
berwenang membentuk, mengesahkan atau menetapkan peraturan
perundang-undangan)
BATANG TUBUH
Memuat semua subtansi Peraturan Perundang-undangan yang
dirumuskan pada pasal-pasal, pada umumnya subtansi
dikelompokan ked ala :
- Ketentuan umum :
a) Batas pengertian atau definisi
b) Singkatan atau akronim yang digunakan dalam
peraturan
c) Hai-hal yang bersifat umumyang berlak bagi pasal
berikutnya antara lain ketentuan yang
mencerminkan asas maksud dan tujuan.
- Materi pokok yang di atur :
Ditetapkan langsung setelah bab ketentuan umum, dan jika
tidak ada pengelompokan bab, materi pokok yang diatur di
letakan setelah pasal (pasal) ketentuan umum.
- Ketentuan pidana
Memuat rumusan yang menyatakan Penjatuhan Pidana atas
pelanggaran terhadap ketentuan yang berisi norma larangan
atau perintah.
10
- Ketentuan peralihan
Penyesuaian terhadapat perturan perundang-undangan yang
sudah ada pada saat peraturan perundang-undangan baru
mulai berlaku, agar peraturan perundang-undangan tersebut
dapat berjalan lancer dan tidak menimbulkan permasalahan
hukum.
- Ketentuan penutup
a) Penujuk orang atau alat pelengkapan yang
melaksanakan peraturan perundang-undang
b) Nama singkat
c) Status peraturan perundang-undangan ang sudah
ada dan
d) Saat mulai berlaku peraturan perundag-undangan.
11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
12
DAFTAR PUSTAKA
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/3369ca692004fb7036ab
e7e902fe635b.pdf
undang-undang 12-2011-pembentukan-peraturan-perundang-undangan
13