0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
35 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut berisi jawaban mahasiswa terhadap soal UTS Klinik Hukum Perancangan Kontrak. Jawaban mahasiswa mencakup karakteristik pendidikan hukum klinis, peran para pihak dalam klinik hukum perancangan kontrak, dan perbedaan antara kontrak dan perjanjian.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
UTS KLINIK HUKUM PERANCANGAN KONTRAK_MARIA ANGELINA USFUNAN_1478
Dokumen tersebut berisi jawaban mahasiswa terhadap soal UTS Klinik Hukum Perancangan Kontrak. Jawaban mahasiswa mencakup karakteristik pendidikan hukum klinis, peran para pihak dalam klinik hukum perancangan kontrak, dan perbedaan antara kontrak dan perjanjian.
Dokumen tersebut berisi jawaban mahasiswa terhadap soal UTS Klinik Hukum Perancangan Kontrak. Jawaban mahasiswa mencakup karakteristik pendidikan hukum klinis, peran para pihak dalam klinik hukum perancangan kontrak, dan perbedaan antara kontrak dan perjanjian.
1. Jelaskan karakteristik pendidikan hukum klinis/clinical legal education ?
2. Sebut dan jelaskan peran para pihak dalam implementasi klinik hukum perancangan kontrak di fakultas hukum unud ? 3. Jelaskan persamaan dan perbedaan antara kontrak dan perjanjian ?
Jawaban :
1. Karakteristik pendidikan hukum klinis adalah dimana program dan metode
pendidikan hukum klinis ini lebih menekankan pada pembelajaran yang berjenis praktik. Mahasiswa dituntut aktif dalam praktik hukum, seperti menangani kasus yang dialami klien, memberikan pendapat hukum, membantu masyarakat marginal untuk mendapatkan akses hukum, merancang suatu kontrak bisnis ( nasional dan internasional) dan merancang produk hukum. 2. Lembaga Lembaga merupakan kunci awal atau langkah awal suksesnya pelaksanaan suatu Klinik Hukum. Lembaga yang dimaksud dalam hal ini khususnya adalah Fakultas Hukum di suatu Universitas. Para pimpinan di Universitas dan Fakultasnya tersebut haruslah memiliki komitmen untuk melaksanakan pendidikan hukum klinis guna meningkatkan knowledge, skill dan value mahasiswa kemudian memasukkan mata kuliah Klinik Hukum ke dalam kurikulum pembelajarannya. Sebagai contoh, di FH UNUD, mata kuliah Klinik Hukum, termasuk di dalamnya Klinik Hukum Perancangan Kontrak termasuk sebagai suatu mata kuliah pilihan yang dapat dipilih oleh mahasiswa. Lebih lanjut, agar dalam pelaksanaan mata kuliah Klinik Hukum Perancangan Kontrak ini dapat berjalan optimal, maka penting untuk menentukan prasyarat bagi mahasiswa sebelum mereka memilih mengambil klinik hukum ini. Seperti misalnya seorang mahasiswa yang ingin mengambil kelas Klinik Hukum Perancangan Kontrak sebelumnya harus sudah mengambil mata kuliah. - Hukum Perdata; - Hukum Perikatan; - Hukum Perdata Internasional; dan dalam rangka pengembangan keahlian hukum bagi mahasiswa yang sedang atau telah menempuh - Perancangan Kontrak; - Hukum Kontrak Internasional; - Hukum Bisnis Internasional; dan - Bantuan Hukum sangat dianjurkan untuk mengambil Klinik Hukum ini. Pengajar Klinik Setelah para pejabat di lingkungan Universitas dan Fakultas mengambil langkah untuk memasukkan klinik hukum ke dalam kurikulum, maka partisipasi berikutnya yakni dari pengajar klinik sangatlah dibutuhkan untuk mendukung susksesnya implementasi suatu klinik hukum. Hal ini karena pengajar klinik haruslah memiliki tidak hanya knowledge tetapi juga skill dan value. Pendidikan hukum klinis memiliki metode pembelajaran yang sangat khas yakni interaktif dan reflektif dengan menggunakan tiga komponen (planning, experiential serta evaluation & reflection yang sangat mengarah kepada pengetahuan dan skill praktis. Oleh karena itu sangat penting untuk memberikan pembekalan terlebih dahulu mengenai pendidikan hukum klinis kepada para calon pengajar klinik hukum sebelum terjun secara langsung mengajar mata kuliah ini. Pembekalan tersebut dapat berupa Training on Trainers (ToT) mengenai Clinical Legal Education yang sangat sering diadakan oleh berbagai pihak dalam tingkat internasional maupun nasional, misalnya oleh Indonesian Network for Clinical Legal Education (INCLE) ataupun ToT yang rutin dilakukan oleh Unit Klinik Hukum FH UNUD. Selain itu, peningkatan knowledge, skill dan value dari para pengajar klinik hukum secara berkelanjutan juga dapat dilakukan melalui keikutsertaan sebagai pembicara atau peserta dalam berbagai international maupun national seminar atau workhop mengenai clinical education. Ajang ini dapat dipergunakan untuk saling melakukan transfer of knowledge dengan para expert dan pengajar klinik hukum dari seluruh dunia sebab pendidikan hukum klinis sesungguhnya adalah hal yang sudah sangat berkembang sejak dahulu di dunia internasional. Mahasiswa Partisipasi mahasiswa yang tertarik untuk memilih mata kuliah Klinik Hukum Perancangan Kontrak adalah kunci berikutnya dalam pelaksanaan mata kuliah klinik hukum. Sebagai contoh, apabila mata kuliah sudah dimasukkan dalam kurikulum, para pengajar klinik sudah dibekali dengan berbagai pelatihan akan tetapi tidak ada mahasiswa yang tertarik untuk mengambil mata kuliah ini, maka tentu saja klinik hukum tidak akan terlaksana. Oleh karena itu, salah satu langkah yang dapat dilaksanakan agar mahasiswa tertarik untuk mengambil mata kuliah klinik hukum ini adalah dengan melakukan strategi “marketing” atau promosi mata kuliah ini di berbagai mata kuliah prasyarat dari Klinik Hukum Perancangan Kontrak. Penyampaian informasi yang cukup kepada para mahasiswa mengenai keberadaan mata kuliah klinik hukum adalah hal yang sangat penting. Setelah mahasiswa mengetahui keberadaan klinik ini, tentu saja mereka membutuhkan penjelasan mengenai keunikan metode pembelajaran dan komponen perkuliahan yang dipergunakan. Pengetahuan dan praktik secara langsung dengan expert di bidangnya dengan mengingat tujuan utama klinik ini yaitu mewujudkan keadilan sosial masyarakat adalah keunikannya. Perlu juga disampaikan kepada mahasiswa bahwa mereka dapat membantu terwujudnya keadilan sosial masyarakat melalui penyediaan bantuan hukum secara pro bono pada in-house, ex-house atau street law clinic. Jiwa-jiwa yang peka dan ingin menolong serta menyalurkan keahlian di bidang experiential component. Mitra akan sekaligus juga menjadi pengajar klinik dalam praktiknya karena mereka memiliki keahilan praktis di bidang perancangan kontrak dan berhubungan langsung dengan klien yang memerlukan bantuan hukum di bidang perancangan kontrak. Hubungan dengan mitra ini haruslah dijaga dengan baik dan secara berkelanjutan. Akan sangat baik apabila hubungan dengan mitra tersebut dituangkan ke dalam sebuah Memorandum of Understanding. Mitra ini dapat berupa: - mitra yang masih berasal dari dalam lingkungan kampus, misalnya bermitra dengan Lembaga Kajian Bantuan Hukum Fakultas (jika melaksanakan in- house clinic); serta - mitra yang berasal dari lingkungan luar kampus, misalnya bermitra dengan Law Firm, perusahaan-perusahaan atau sekolah-sekolah (jika melaksanakan ex-house clinic ataupun street law clinic). Klien Terakhir, pihak yang sangat berpartisipasi dalam implementasi Klinik Hukum Perancangan Kontrak adalah klien. Hal ini karena dari klien yang membutuhkan bantuan per-ancangan kontraklah mahasiswa dapat belajar dan mempraktikkan secara riil knowledge dan skill yang telah mereka pelajari dan latih selama tahap perkuliahan planning component.hukum secara pro bono serta pengalaman berpraktik di dunia hukum sesungguhnya dengan klien inilah yang dapat menjadi pengalaman berharga bagi mahasiswa klinik hukum. Dengan pengalaman berharga yang dimiliki oleh para calon sarjana hukum akan menjadikan mereka tenaga kerja yang siap pakai (profesional), mampu bersaing dan siap memberikan akses pelayanan hukum serta keadilan sosial bagi masyarakat marginal/terpinggirkan. Mitra Peranan mitra adalah hal yang sangat esensial. Penjajagan lembaga dan Tim Pengajar Klinik Hukum kepada mitra sangatlah penting sebab mitralah yang akan membantu berjalannya klinik hukum, termasuk di dalamnya Klinik Hukum Perancangan Kontrak, dalam hal pelaksanaan 3. Pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum “Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana salah satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih”. Jika dikaji, Pasal 1313 KUH Perdata tidak secara tegas memberikan definisi dari perikatan, Namun melalui Pasal 1233 KUHPerdata diketahui bahwa perikatan selain dapat dilahirkan dari undang-undang dapat juga dilahirkan dari perjanjian.Sehingga jika isi ketentuan Pasal 1313 KUH Perdata tersebut dikaitkan dengan maksud Pasal 1233 KUH Perdata maka nampak bahwa pengertian dari perjanjian dapat meliputi pengertian dari perikatan sebab perjanjian itu sendiri dapat melahirkan perikatan.Prof. Subekti memberikan pembedaan terhadap definisi dari istilah perikatan dengan perjanjian dalam bukunya yang berjudul Hukum Perjanjian. Adapun definisi tersebut yaitu : - Perikatan perikatan adalah suatu perhubungan hukum antara dua orang atau dua pihak berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu hal dari pihak yang lain dan pihak yang lain berkewajiban untuk memenuhi tuntutan itu. - Perjanjian perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal.
- Perbedaannya terletak dari sisi konsekuensi hukumnya.
Perikatan masing-masing pihak mempunyai hak hukum untuk menuntut pelaksanaan prestasi dari masing-masing pihak yang telah bersepakat untuk terikat. Perjanjian tidak ditegaskan hak hukum yang dimiliki oleh masing-masing pihak yang berjanji tersebut ternyata ingkar janji.
- Perjanjian dapat meliputi 2 (dua) arti yakni sebagai
perjanjian: yang memang tidak mempunyai konsekuensi hukum dan di lain sisi yang mempunyai konsekuensi hukum.
- Dari sisi pengertian dan konsekuensi hukumnya:
Pengertian Perikatan dapat lebih dipersamakan dengan pengertian Kontrak (contract) Pengertian Perjanjian dapat lebih dipersamakan dengan agreement
Pendekatan sederhana untuk komunikasi profesional: Panduan praktis untuk komunikasi profesional dan strategi komunikasi bisnis tertulis dan interpersonal terbaik