PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kejaksaan R.I. adalah lembaga negara yang melaksanakan kekuasaan negara, khususnya
di bidang penuntutan. Sebagai badan yang berwenang dalam penegakan hukum dan keadilan,
Kejaksaan dipimpin oleh Jaksa Agung yang dipilih oleh dan bertanggung jawab kepada Presiden.
Kejaksaan Agung, Kejaksaan Tinggi, dan Kejaksaan Negeri merupakan kekuasaan negara
khususnya dibidang penuntutan, dimana semuanya merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak
dapat dipisahkan.
Mengacu pada Undang-Undang No. 16 Tahun 2004 yang menggantikan UU No. 5 Tahun
1991 tentang Kejaksaan R.I., Kejaksaan sebagai salah satu lembaga penegak hukum dituntut untuk
lebih berperan dalam menegakkan supremasi hukum, perlindungan kepentingan umum,
penegakan hak asasi manusia, serta pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). Di
dalam UU Kejaksaan yang baru ini, Kejaksaan RI sebagai lembaga negara yang melaksanakan
kekuasaan negara di bidang penuntutan harus melaksanakan fungsi, tugas, dan wewenangnya
secara merdeka, terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan pengaruh kekuasaan lainnya
(Pasal 2 ayat 2 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004).
Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Kejaksaan dipimpin oleh Jaksa Agung yang
membawahi enam Jaksa Agung Muda serta 31 Kepala Kejaksaan Tinggi pada tiap provinsi. UU
No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia juga mengisyaratkan bahwa lembaga
Kejaksaan berada pada posisi sentral dengan peran strategis dalam pemantapan ketahanan bangsa.
Karena Kejaksaan berada di poros dan menjadi filter antara proses penyidikan dan proses
pemeriksaan di persidangan serta juga sebagai pelaksana penetapan dan keputusan pengadilan.
Sehingga, Lembaga Kejaksaan sebagai pengendali proses perkara (Dominus Litis), karena hanya
institusi Kejaksaan yang dapat menentukan apakah suatu kasus dapat diajukan ke Pengadilan atau
tidak berdasarkan alat bukti yang sah menurut Hukum Acara Pidana.
Perlu ditambahkan, Kejaksaan juga merupakan satu-satunya instansi pelaksana putusan
pidana (executive ambtenaar). Selain berperan dalam perkara pidana, Kejaksaan juga memiliki
peran lain dalam Hukum Perdata dan Tata Usaha Negara, yaitu dapat mewakili Pemerintah dalam
Perkara Perdata dan Tata Usaha Negara sebagai Jaksa Pengacara Negara. Jaksa sebagai pelaksana
kewenangan tersebut diberi wewenang sebagai Penuntut Umum serta melaksanakan putusan
pengadilan, dan wewenang lain berdasarkan Undang-Undang.
Perkembangan zaman telah membuat kemajuan terjadi dalam berbagai bidang, terutama
dalam bidang teknologi komunikasi dan informasi. Untuk menghadapi tantangan zaman tersebut,
maka diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang tangguh dan berkompeten dibidangnya
masing-masing. Oleh karena itu lembaga pendidikan, dalam hal ini, Universitas
menyelenggarakan sebuah kegiatan yang disebut Praktek Kerja Lapangan (PKL), atau yang biasa
disebut Job Training.
Job Training adalah suatu proses yang terorganisasi untuk meningkatkan ketrampilan,
pengetahuan, kebiasaan, kerja dan sikap di dalam sebuah perusahaan, lembaga, instansi ataupun
media. Dengan kata lain OJT merupakan metode pelatihan dengan cara menempatkan langsung
peserta OJT dalam kondisi pekerjaan yang sebenarnya, yang tentunya dibawah bimbingan dan
pengawasan dari yang telah berpengalaman atau seorang supervisor.
Pada perkuliahan di akhir semester sebelum menyusun skripsi para mahasiswa diwajibkan
mengikuti mata kuliah Job Training ini. Job Training ini dimaksudkan untuk mengarahkan
mahasiswa agar dapat mengenal dunia kerja secara langsung.
Istilah On Job Training biasa juga dikenal denga istilah magang. Kegiatan ini bahkan
terdapat dalam Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan khususnya pasal 21-
30, dan diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga kerja dan transmigrasinya No.Per.22/men/IX/2009
tentang Penyelenggara Pemagangan di Dalam Negeri
Dalam Peraturan Menteri, pemagangan diartikan sebagai bagian dari sistem pelatihan kerja
yang diselenggarakan secara terpadu Antara pelatihan di lembaga pelatihan dengan bekerja secara
langsung dibawah bimbingan dan pengawasan instruktur atau pekerja yang lebih berpengalaman.
Terdapat dua macam metode pelatihan yaitu On Job Training dan Off the Job teknik-
teknik dalam On The Job lebih sering digunakan untuk pelatihan. Sedangkan teknik-teknik dalam
Off The Job lebih sering digunakan untuk pengembangan.
Dengan adanya mata kuliah, Job Training setiap mahasiswa diharapkan dapat
mengaplikasikan ilmu yang sudah di dapat dari perkuliahan. Serta diharapkan dapat mengenal
lebih jauh aplikasi-aplikasi disiplin ilmu yang sudah dipelajari, yang tentu lebih kompleks dan real
(nyata).
Bagi Mahasiswa
g. Untuk menyelesaikan salah satu Mata Kuliah dalam jurusan ilmu Komunikasinya
yaitu On The Job Training.
d. Menjadi suatu wadah atau sumber untuk menilai dan mensurvei tingkat
kemampuan mahasiswa serat mengetahui tingkat daya saing mahasiswa yang
nantinya bermanfaat untuk mempersiapkan mahasiswa yang lebih mampu bersaing
(kompetitif).
Bagi Instansi
Adapun tujuan diadakan On The Job Training bagi lembaga pendidikan adalah sebagai
berikut.
1. Agar mahasiswa dapat menerapkan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan yang diperoleh dari lembaga pendidikan, khususnya
Universitas Malikussaleh.
2. Melatih mahasiswa agar dapat menyesuaikan diri pada situasi kerja yang
sebenarnya.
Adapun tutjuan diadakan On The Job Training di Kejaksaan Negeri Aceh Timur adalah
sebagai berikut :
Alasan Praktikan memilih Kejaksaan Negeri Kabupaten Bogor sebagai tempat Praktikan
melaksanakan OJT adalah:
Karena Praktikan ingin mengetahui lebih banyak mengenai proses administrasi
Kejaksaan Negeri Kabupaten Aceh Timur.
Terdapat bagian yang berhubungan dengan dokumentasi ataupun hal yang berkenaan
dengan Microsoft, sehingga Praktikan dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh di
bangku perkuliahan.
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
Tentang Kejaksaan
Sejarah
Istilah Kejaksaan sebenarnya sudah ada sejak lama di Indonesia. Pada zaman kerajaan
Hindu-Jawa di Jawa Timur, yaitu pada masa Kerajaan Majapahit, istilah dhyaksa, adhyaksa, dan
dharmadhyaksa sudah mengacu pada posisi dan jabatan tertentu di kerajaan. Istilah-istilah ini
berasal dari 9rimin kuno, yakni dari kata-kata yang sama dalam Bahasa Sansekerta.
Seorang peneliti Belanda, W.F. Stutterheim mengatakan bahwa dhyaksa adalah pejabat
negara di zaman Kerajaan Majapahit, tepatnya di saat Prabu Hayam Wuruk tengah berkuasa
(1350-1389 M). Dhyaksa adalah hakim yang diberi tugas untuk menangani masalah peradilan
dalam 9rimin pengadilan. Para dhyaksa ini dipimpin oleh seorang adhyaksa, yakni hakim tertinggi
yang memimpin dan mengawasi para dhyaksa tadi.
Kesimpulan ini didukung peneliti lainnya yakni H.H. Juynboll, yang mengatakan bahwa
adhyaksa adalah pengawas (opzichter) atau hakim tertinggi (oppenrrechter). Krom dan Van
Vollenhoven, juga seorang peneliti Belanda, bahkan menyebut bahwa patih terkenal dari
Majapahit yakni Gajah Mada, juga adalah seorang adhyaksa.
Pada masa pendudukan Belanda, badan yang ada relevansinya dengan jaksa dan Kejaksaan
antara lain adalah Openbaar Ministerie. Lembaga ini yang menitahkan pegawai-pegawainya
berperan sebagai Magistraat dan Officier van Justitie di dalam 9rimin Landraad (Pengadilan
Negeri), Jurisdictie Geschillen (Pengadilan Justisi ) dan Hooggerechtshof (Mahkamah Agung )
dibawah perintah langsung dari Residen / Asisten Residen.
Hanya saja, pada prakteknya, fungsi tersebut lebih cenderung sebagai perpanjangan tangan
Belanda belaka. Dengan kata lain, jaksa dan Kejaksaan pada masa penjajahan belanda mengemban
misi terselubung yakni antara lain:
Fungsi sebagai alat penguasa itu akan sangat kentara, khususnya dalam menerapkan delik-delik
yang berkaitan dengan hatzaai artikelen yang terdapat dalam Wetboek van Strafrecht (WvS).
Tugas Pokok
Berdasarkan Pasal 30 Undang Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik
Indonesia.
berikut adalah tugas dan wewenang Kejaksaan.
Di Bidang Pidana :
Melakukan penuntutan;
Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap;
Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat, putusan pidana
pengawasan, dan keputusan lepas bersyarat;
Melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang- undang;
Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan tambahan
sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam pelaksanaannya dikoordinasikan dengan
penyidik.
Pedang
Senjata pedang melambangkan kebenaran, senjata untuk membasmi
kemungkaran/kebathilan dan kejahatan.
Timbangan
Timbangan adalah lambang keadilan, keadilan yang diperoleh melalui keseimbangan
antara suratan dan siratan rasa.
Satya : Kesetiaan yang bersumber pada rasa jujur, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
terhadap diri pribadi dan keluarga maupun kepada sesama manusia.
Adhi : Kesempurnaan dalam bertugas dan yang berunsur utama, bertanggungjawab baik
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, terhadap keluarga dan terhadap sesama manusia.
Wicaksana : Bijaksana dalam tutur-kata dan tingkah laku, khususnya dalam penerapan
kekuasaan dan kewenangannya.
3. Mengoptimalkan tugas pelayanan publik di bidang hukum dengan penuh tanggung jawab,
taat azas, efektif dan efisien, serta penghargaan terhadap hak-hak publik;
5. Membentuk aparat Kejaksaan yang handal, tangguh, profesional, bermoral dan beretika
guna menunjang kelancaran pelaksanaan tugas pokok, fungsi dan wewenang, terutama
dalam upaya
penegakan hukum yang berkeadilan serta tugas-tugas lainnya yang terkait.
Disamping itu juga mengoptimalkan peran bidang Intelijen dan bidang Pembinaan serta
bidang Pengawasan Melekat (Waskat) dalam rangka untuk membentuk Kejaksaan Negeri Aceh
Timur yang handal, tangguh, professional dan proporsional, bermoral dan beretika guna
menunjang kelancaran pelaksanaan tugas pokok, fungsi dan wewenang, terutama dalam upaya
penegakan hukum yang berkeadilan dan berhati nurani serta tugas-tugas lain yang terkait. Perihal
tolak ukur keberhasilan pelaksanaan tugas di Kejaksaan Negeri Aceh Timur dapat dibuktikan
dengan capaian kinerja Kejaksaan Negeri Aceh Timur yang diukur dengan adanya penanganan
perkara korupsi dan perkara tindak pidana khusus lainnya, penyelesaian perkara tindak Pidana
Umum, penanganan perkara Perdata dan Tata Usaha Negara, pelaksanaan kegiatan di bidang
Intelijen dan pelaksanaan kegiatan di bidang Pembinaan, demikian juga penyelesaian kegiatan di
bidang Pengawasan Melekat (Waskat). Pertanggungjawaban kepada publik ini merupakan
kewajiban yang tidak semata-mata dimaksudkan sebagai upaya untuk menemukan kelemahan
pelaksanaan tugas-tugas organisasi melainkan juga untuk meningkatkan efisiensi.
BENDAHARA PENGAWAL
PENGELUARAN TAHANAN
Kepala Kejaksaan Aceh Timur : Abun Hasbulloh Syambas, S.H,MH
Pembagian tugas dan wewenang pada instansi dilakukan berdasarkan fungsi-fungsi tertentu dan
karena itu disebut bersifat fungsional. Tugas dan Tanggung jawab masing-masing bagian pada
Kejaksaan Negeri Aceh Timur.
Kegiatan Umum
Wewenang Kejaksaan R.I Berdasarkan Pasal 30 Undang-Undang No 16 Tahun 2004
tentang kejaksaan Republik Indonesia, wewenang kejaksaan meliputi :
Pembinaan
Tugas Subbagian Pembinaan yaitu :
Melaksanakan pembinaan atas manajemen, perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
prasarana dan sarana, pengelolaan pegawai, keuangan, perlengkapan, organisasi dan
tatalaksana, pengelolaan atas milik negara yang menjadi tanggung jawabnya,
pengelolaan data dan statistik kriminal serta penerapan dan pengembangan teknologi
informasi, memberikan dukungan pelayanan teknis dan administrasi bagi seluruh satuan
kerja di lingkungan Kejaksaan Negeri Aceh Timur dalam rangka memperlancar
pelaksanaan tugas.
Intelijen
Tugas Bidang Intelijen yaitu :
Seksi Intelijen mempunyai tugas melakukan kegiatan intelijen yustisial di bidang ideologi,
politik, ekonomi, keuangan, sosial budaya dan pertahanan keamanan untuk mendukung
kebijaksanaan penegakan hukum dan keadilan baik preventif maupun represif melaksanakan dan
atau turut serta menyelenggarakan ketertiban dan ketenteraman umum serta pengamanan
pembangunan nasional dan hasilnya di daerah hukum Kejaksaan Negeri yang bersangkutan
Pidana Umum
Tugas Bidang Tindak Pidana Umum :
Melaksanakan pengendalian, prapenuntutan, pemeriksaan tambahan, penuntutan,
penetapan hakim dan putusan pengadilan, pengawasan terhadap pelaksanaan pidana bersyarat,
pidana pengawasan, pengawasan terhadap pelaksanaan putusan lepas bersyarat dan tindakan
hukum lainnya dalam perkara tindak pidana umum.
Fungsi Bidang Tindak Pidana Umum :
Penyiapan rumusan kebijaksanaan teknis kegiatan yustisial pidana umum di bidang tindak
pidana umum berupa pemberian bimbingan, pembinaan dan pengamanan teknis;
Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan prapenuntutan, pemeriksaan
tambahan, penuntutan dalam perkara tindak pidana terhadap keamanan negara dan
ketertiban umum, tindak pidana terhadap orang dan harta benda serta tindak pidana umum
yang diatur diluar kitab undang-undang hukum pidana;
Pengendalian dan pelaksanaan penetapan hakim serta putusan pengadilan, pengawasan
terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, pidana pengawasan, pengawasan terhadap
pelaksanaan putusan lepas bersyarat dan tindakan hukum lain dalam perkara tindak pidana
umum serta pengadministrasiannya;
Pembinaan kerjasama dan koordinasi dengan instansi serta pemberi bimbingan dan
petunjuk teknis dalam penanganan perkara tindak pidana umum kepada penyidik;
Penyiapan saran, konsepsi tentang pendapat dan pertimbangan hukum Jaksa Agung
mengenai perkara tindak pidana umum dan masalah hukum lainnya dalam kebijaksanaan
penegakan hukum;
Pembinaan dan peningkatan, kemampuan, keterampilan dan integritas kepribadian aparat
tindak pidana umum daerah hukum Kejaksaan Negeri yang bersangkutan;
Pengamanan teknis atas pelaksanaan tugas dan wewenang Kejaksaan di bidang tindak
pidana umum.
Pidana Khusus
Tugas Bidang Tindak Pidana Khusus :
Melakukan kegiatan penyelidikan, penyidikan, pra penuntutan, pemeriksaan tambahan,
penuntutan, pelaksanaan penetapan hakim, putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap, upaya hukum, pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat, putusan
lepas bersyarat dan putusan pidana pengawasan, eksaminasi serta tindakan hukum lainnya dalam
perkara tindak pidana khusus.
Fungsi :
1. Perumusan kebijaksanaan pelaksanaan dan kebijaksanaan teknis pemberian bimbingan dan
pembinaan serta pemberian perijinan sesuai dengan bidang tugasnya berdasarkan peraturan
perundang-undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Jaksa Agung;
2. penyelengaraan dan pelaksanaan pembangunan prasarana dan sarana, pembinaan
manajemen, administrasi, organisasi dan tatalaksanaan serta pengelolaan atas milik negara
menjadi tanggung jawabnya;
3. pelaksanaan penegakan hukum baik preventif maupun yang berintikan keadilan di
bidang pidana;.
4. pelaksanaan pemberian bantuan di bidang intelijen yustisial, dibidang ketertiban dan
ketentraman umum, pemberian bantuan, pertimbangan, pelayanan dan penegaakan hukum
di bidang perdata dan tata usaha negara serta tindakan hukum dan tugas lain, untuk
menjamin kepastian hukum, kewibawaanm pemerintah dan
penyelamatan kekayaan negara, berdasarkan peraturan perundang-undangan dan
kebijaksanaan yang ditetapkan Jaksa Agung;
5. penempatan seorang tersangka atau terdakwa di rumah sakit atau tempat perawatan jiwa
atau tempat lain yang layak berdasarkan penetapan Hakim karena tidak mampu berdiri
sendiri atau disebabkan hal - hal yang dapat membahayakan orang lain, lingkungan atau
dirinya sendiri; pemberian pertimbangan hukum kepada instansi pemerintah, penyusunan
peraturan perundang-undangan serta peningkatan kesadaran hukum masyarakat;
6. koordinasi, pemberian bimbingan dan petunjuk teknis serta pengawasan, baik di dalam
maupun dengan instansi terkait atas pelaksanaan tugas dan fungsinya berdasarkan
peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Jaksa Agung.
BAB III
PELAKSANAAN PELAKSANAAN OJT
Bidang Kerja
On The Job Training (OJT) yang telah dilaksanakan oleh Praktikan di Kejaksaan Negeri
Aceh Timur yang berlokasi di Jalan Petua Husen. Dalam melaksanakan On The Job Training,
Praktikan dilatih agar dapat meningkatkan kedisiplinan, keterampilan dan tanggung jawab dalam
melakukan pekerjaan yang diberikan. Selama menjalankan masa OJT Praktikan ditempatkan pada
sub Perdata dan Tata Usaha sebagai asisten staff Jaksa Fungsional. Praktikan melakukan pekerjaan
yang sifatnya membantu kegiatan operasional Sub Perdata dan Tata Usaha negara yang menangani
penerimaan berkas, menyortir, memasukan data perkara.
Pelaksanaan Kerja
Pada tanggal 9 Juli 2019, Praktikan mulai melakukan kegiatan OJT di Kejaksaan Negeri
Aceh Timur yang berlangsung selama dua bulan, Praktikan di tempatkan pada bagian Sub Perdata
dan Tata Usaha, lebih tepatnya di bagian asisten Jaksa Fungsional. Selama OJT Praktikan
melakasanakan tugas sebagai berikut :
a. Bidang Kearsipan
Pekerjaan yang terkait dengan bidang kearsipan yakni menerima berkas-berkas perkara
dan menyusunnya ke dalam sneckhelter dari masing-masing jaksa berdasarkan abjad.
1. Menerima berkas kasus perkara terdakwa
2. Memasukan daftar hadir persidangan jaksa
d. Bidang Dokumentasi
Pekerjaan yang terkait dengan bidang kamera yakni mengambil foto ataupun merekam
video saat ada acara penting dan lainnya untuk keperluan dokumentasi dan juga kunjungan
kunjungan pihak jaksa ke instansi ataupun departemen lainnya sebagai bukti dan juga laporan
mengenai kunjungan.
Pada hari pertama kerja, Praktikan diperkenalkan pada unit kerja lainnya dan diberikan
penjelasan secara singkat. Setelah paham, Praktikan kemudian diberi beberapa pekerjaan yang
akan dilakukan setiap harinya selama dua bulan kedepan yaitu :
3. Manajemen Kearsipan
a. Surat Masuk
Surat masuk adalah surat yang dikirim oleh pihak lain yang berupa kelompok ataupun
individu untuk dikirimkan kepada perusahaan yang bertujuan untuk pencapaian informasi atau
berkomunikasi dengan perusahaan. Selama praktikan menjalankan Praktik Kerja Lapangan (PKL),
praktikan menerima berbagai jenis surat masuk, surat masuk yang praktikan terima adalah surat
masuk yang dikirm dari pihak eksternal. Dalam mengelola surat masuk, ada beberapa langkah
yang dilakukan oleh praktikan. Dibawah ini adalah langkah-langkah yang dilaksanakan praktikan
dalam mengelola surat masuk, yaitu:
4. Surat Keluar
Surat keluar adalah surat yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk dikirimkan kepada pihak
lain baik individu maupun kelompok yang bertujuan untuk pencapaian informasi atau
berkomunikasi dengan pihak lain. Dalam mengelola dan mengarsipkan surat keluar, praktikan
memiliki beberapa tahap, yaitu:
b. Tahap Pencatatan
Setelah proses menyortir, praktikan mencatat surat keluar biasa dan rahasia ke dalam buku
agenda dan buku ekspedisi sesuai dengan jenisnya. Surat keluar cuti, perintah, izin, keputusan,
keterangan dan tugas hanya dicatat ke dalam buku ekspedisi sesuai dengan jenisnya.
c. Tahap Penyimpanan
Setelah dicatat kedalam buku agenda dan ekspedisi, praktikan menerima salinan surat
keluar untuk diarsipkan. Salinan surat keluar praktikan simpan diordner surat keluar yang ada
dilemari arsip sesuai tanggalnya.
2. Kendala kedua yang dihadapi oleh prkatikkan adalah kerusakan pada pernagkat computer
yaitu dengan cara praktikkan membawa sendiri laptop dan dengan begitu pekerjaan selama
OJT dapat dikerjakan tanpa adanya hambatan.
3. Perangkat wifi yang dibatasi dapat penulis atasi dengan cara menggunakan salah satu
perangkat wifi pada perangkat yang mendukung untuk penulis dalam mengerjakan tugas,
contohnya menggunakannya di perangkat laptop agar mendukung ke efektifan dan
mempermudah saat ada pekerjaan.
Kesimpulan
Selama dua bulan ( 9 juli- 9 september) penulis magang di Kejaksaan Negeri Aceh Timur.
Tentu banyak hal-hal baru, serta berkesan yang penulis dapatkan selama magang diantaranya
adalah :
1. Penulis dapat mengetahui dan merasakan bagaimana atmosfir duunia kerja di instansi
pemerintahan. Semua dituntu uuntuk dapat bekerja dengan baik dan menghargai waktu.
2. Sebagai tenaga bantu yang ditempatkan di bagian perdata penulis wajib dapat mengetik
dan mengedit surat baik surat masuk surat keluar undangan. Dan harus secara detail karena
menyangkut dengan kepentingan instansi.
3. Sebagai tenaga bantu saya juga harus paham akan mana surat yang harus dikelompokkan
dan didata kembali ke dokumen agar semua laporan dapat dipantau oleh atasan.
Dengan adanya pengalaman ini makan penulis sangat terbantu dalam menghadapi dunia kerja di
masa yang akan datang.
Saran
1. Penulis menyarankan kepada mahasiswa/I dalam menjalankan mata kuliah On The Job
Training harus bekerja dengan sebaik mungkin karena mahasiswa/I membawa nama
kampus. Selain itu mahasiswa/I juga harus aktif dalam lingkungan kerja, karena OJT ini
bisa dijadikan sebagai sarana bagi intuk mendapatkan link sebanyak-banyaknya guna
mencari lapangan pekerjaan nanti.
2. Universitas perlu memberikan penekanan pada penguasaan keterampilan yang relevan
dengan perkembangan teknologi di dunia kerja dan lebih menekankan pembelajaran dalam
bidang praktek.
3. Semoga dengan penulis melakukan kegiatan kerja lapangan ini bisa terjalin silaturahmi
antara Universitas Malikussaleh dengan Kejaksaan Negeri Aceh Timur yang semakin erat.
4. Mempermudah sistem informasi bagi mahasiswa yang akan melakukan Job Training
seperti memberikan rekomendasi kantor media atau lembaga apa saja yang relevan dan
dapat dijadikan tempat untuk On The Job Training.
5. Melakukan kerjasama dalam bentuk MoU misalnya, dengan pihak kantor media atau
lembaga, agar peserta magang selanjutnya tidak kesulitan untuk mencari lokasi magang.
1. Bagi Praktikan
a. Praktikan harus mempersiapkan diri dengan baik, dari segi keterampilan, pemahaman,
serta ilmu pengetahuan agar dapat membantu Praktikan dalam pelaksanaan Job Training.
b. Praktikan seharusnya dapat memanfaatkan program On The Job Training ini dengan
maksimal mungkin dengan mencari tahu hal-hal yang bermanfaat bagi masa depannya
seperti informasi mengenai cara untuk memasuki dunia kerja setelah meraih gelar sarjana
ataupun hal bermanfaat lainnya yang sebenernya sangat banyak untuk kita ambil
manfaatnya.
http://www.kejari-idi.go.id
https://www.kejaksaan.go.id
file:///C:/Users/WIN%2010/Downloads/Documents/LENNY%20AMALIA_8105141538.pdf