Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kejaksaan R.I. adalah lembaga negara yang melaksanakan kekuasaan negara, khususnya
di bidang penuntutan. Sebagai badan yang berwenang dalam penegakan hukum dan keadilan,
Kejaksaan dipimpin oleh Jaksa Agung yang dipilih oleh dan bertanggung jawab kepada Presiden.
Kejaksaan Agung, Kejaksaan Tinggi, dan Kejaksaan Negeri merupakan kekuasaan negara
khususnya dibidang penuntutan, dimana semuanya merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak
dapat dipisahkan.

Mengacu pada Undang-Undang No. 16 Tahun 2004 yang menggantikan UU No. 5 Tahun
1991 tentang Kejaksaan R.I., Kejaksaan sebagai salah satu lembaga penegak hukum dituntut untuk
lebih berperan dalam menegakkan supremasi hukum, perlindungan kepentingan umum,
penegakan hak asasi manusia, serta pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). Di
dalam UU Kejaksaan yang baru ini, Kejaksaan RI sebagai lembaga negara yang melaksanakan
kekuasaan negara di bidang penuntutan harus melaksanakan fungsi, tugas, dan wewenangnya
secara merdeka, terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan pengaruh kekuasaan lainnya
(Pasal 2 ayat 2 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004).

Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Kejaksaan dipimpin oleh Jaksa Agung yang
membawahi enam Jaksa Agung Muda serta 31 Kepala Kejaksaan Tinggi pada tiap provinsi. UU
No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia juga mengisyaratkan bahwa lembaga
Kejaksaan berada pada posisi sentral dengan peran strategis dalam pemantapan ketahanan bangsa.
Karena Kejaksaan berada di poros dan menjadi filter antara proses penyidikan dan proses
pemeriksaan di persidangan serta juga sebagai pelaksana penetapan dan keputusan pengadilan.
Sehingga, Lembaga Kejaksaan sebagai pengendali proses perkara (Dominus Litis), karena hanya
institusi Kejaksaan yang dapat menentukan apakah suatu kasus dapat diajukan ke Pengadilan atau
tidak berdasarkan alat bukti yang sah menurut Hukum Acara Pidana.
Perlu ditambahkan, Kejaksaan juga merupakan satu-satunya instansi pelaksana putusan
pidana (executive ambtenaar). Selain berperan dalam perkara pidana, Kejaksaan juga memiliki
peran lain dalam Hukum Perdata dan Tata Usaha Negara, yaitu dapat mewakili Pemerintah dalam
Perkara Perdata dan Tata Usaha Negara sebagai Jaksa Pengacara Negara. Jaksa sebagai pelaksana
kewenangan tersebut diberi wewenang sebagai Penuntut Umum serta melaksanakan putusan
pengadilan, dan wewenang lain berdasarkan Undang-Undang.

Pengertian On Job Training (OJT)

Perkembangan zaman telah membuat kemajuan terjadi dalam berbagai bidang, terutama
dalam bidang teknologi komunikasi dan informasi. Untuk menghadapi tantangan zaman tersebut,
maka diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang tangguh dan berkompeten dibidangnya
masing-masing. Oleh karena itu lembaga pendidikan, dalam hal ini, Universitas
menyelenggarakan sebuah kegiatan yang disebut Praktek Kerja Lapangan (PKL), atau yang biasa
disebut Job Training.

Job Training adalah suatu proses yang terorganisasi untuk meningkatkan ketrampilan,
pengetahuan, kebiasaan, kerja dan sikap di dalam sebuah perusahaan, lembaga, instansi ataupun
media. Dengan kata lain OJT merupakan metode pelatihan dengan cara menempatkan langsung
peserta OJT dalam kondisi pekerjaan yang sebenarnya, yang tentunya dibawah bimbingan dan
pengawasan dari yang telah berpengalaman atau seorang supervisor.

Pada perkuliahan di akhir semester sebelum menyusun skripsi para mahasiswa diwajibkan
mengikuti mata kuliah Job Training ini. Job Training ini dimaksudkan untuk mengarahkan
mahasiswa agar dapat mengenal dunia kerja secara langsung.

Istilah On Job Training biasa juga dikenal denga istilah magang. Kegiatan ini bahkan
terdapat dalam Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan khususnya pasal 21-
30, dan diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga kerja dan transmigrasinya No.Per.22/men/IX/2009
tentang Penyelenggara Pemagangan di Dalam Negeri
Dalam Peraturan Menteri, pemagangan diartikan sebagai bagian dari sistem pelatihan kerja
yang diselenggarakan secara terpadu Antara pelatihan di lembaga pelatihan dengan bekerja secara
langsung dibawah bimbingan dan pengawasan instruktur atau pekerja yang lebih berpengalaman.

Terdapat dua macam metode pelatihan yaitu On Job Training dan Off the Job teknik-
teknik dalam On The Job lebih sering digunakan untuk pelatihan. Sedangkan teknik-teknik dalam
Off The Job lebih sering digunakan untuk pengembangan.

Dengan adanya mata kuliah, Job Training setiap mahasiswa diharapkan dapat
mengaplikasikan ilmu yang sudah di dapat dari perkuliahan. Serta diharapkan dapat mengenal
lebih jauh aplikasi-aplikasi disiplin ilmu yang sudah dipelajari, yang tentu lebih kompleks dan real
(nyata).

Manfaat On The Job Training (OJT)

Bagi Mahasiswa

a. Mahasiswa memperoleh pengalaman praktis sesuai dengan bidang kajian teoritis


yang digelutinya selama di bangku kuliah.

b. Mahasiswa memperoleh kesempatan langsung untuk menerapkan ilmu untuk


menerapkan ilmu pengetahuan teori/konsep dalam dunia pekerjaan secara nayat
yang didukung oleh perlengkapan yang memadai, modern, berteknologi tinggi, dan
terkini.

c. Memperoleh gambaran dunia kerja secara langsung dengan segenap


perkemabngannya masa kini sehingga nantinya setelah menyelesaikan perkuliahan,
sudah dapat mempersiapkan diri secara professional dalam menghadapi dunia
kerja.

d. Mahasiswa memperoleh kesempatan untuk dapat menganalisis maalah dan


memecahkan masalah yang berkaitan pengetahuan di program studinya.
e. Selain menambah wawasan, mahasiswa juga mendapatkan jaringan baru dan
berguna untuk semakin memperluas jaringan-jaringan dengan media-media
lainnya.

f. Meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab serta etos dalam bekerja.

g. Untuk menyelesaikan salah satu Mata Kuliah dalam jurusan ilmu Komunikasinya
yaitu On The Job Training.

Bagi Lembaga Pendidikan

a. Untuk mempromosikan keberadaan lembaga akademik di tengah-tengah dunia


kerja sehingga dapat mengantisipasi kebutuhan dunia kerja akan tenaga kerja yang
professional dan kompeten di bidang masing -masing.

b. Menigkatkan kerja sama antara lembaga pendidikan dan perkantoran khususnya


kantor.

c. Menciptakan wadah untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa Universitas


Malikussaleh dalam mengimplementasikan teori dan ilmu yang telah dipelajari di
kampus.

d. Menjadi suatu wadah atau sumber untuk menilai dan mensurvei tingkat
kemampuan mahasiswa serat mengetahui tingkat daya saing mahasiswa yang
nantinya bermanfaat untuk mempersiapkan mahasiswa yang lebih mampu bersaing
(kompetitif).

Bagi Instansi

a. Menjalin kerja sama antara pihak akademik dengan instansi.


b. Memiliki sistem auditing “tak langsung” untuk perusahaan/instansi dari setiap
laporan yang dibuat oleh para mahasiswa yang melakukan Job Training

c. Meringankan instansi dalam menyelesaikan tugas sehari-hari.

Tujuan On Job Training (OJT)

On job Training bertujuan untuk membuka wawasan mahasiswa terkait dengan


pengalaman kerja langsung di dunia kerja. Hal ini nantinya bermanfaat bagi peningkatan
pengetahuan dan keterampilan mahasiswa serta dapat mengukur sejauh mana kemampuan dan
pemahaman mahasiswa terhadap permasalahan yang timbul dalam bidang kajian keilmuannya.
Adapun tujuan diadakan On The Job Training bagi mahasiswa adalah sebagai berikut.

1. Memperkenalkan kepada mahasiswa situasi dan kondisi kerja yang


sesungguhnya.

2. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu


yang diperolehnya di bangku kuliah ke dalam dunia kerja.

3. Membandingkan antara teori-teori yang dipelajari di bangkukuliah dengan


On The Job Training.

4. Menciptakan pengalaman-penagalaman baru bagi mahasiswa dalam


menghadapi masalah pekerjaan.

5. Membangkitkan rasa percaya diri, melatih kemampuan berkomunukasi


serta beradaptasi di dalam lingkungan kerja secara professional.

Adapun tujuan diadakan On The Job Training bagi lembaga pendidikan adalah sebagai
berikut.
1. Agar mahasiswa dapat menerapkan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan yang diperoleh dari lembaga pendidikan, khususnya
Universitas Malikussaleh.

2. Melatih mahasiswa agar dapat menyesuaikan diri pada situasi kerja yang
sebenarnya.

3. Meningkatkan kerja sama antara lembaga penddikan dengan perusahaan-


perusahaan atau instansi-instansi pemerintah terkait.

4. Sebagai sarana untuk mempromosikan lulusan Universitas Malikussaleh


Lhokseumawe.

Adapun tutjuan diadakan On The Job Training di Kejaksaan Negeri Aceh Timur adalah
sebagai berikut :

1. Dapat meningkatkan kerja sama antara instansi/lembaga dengan akademik.

2. Memberikan ilmu pengetahuan tentang dunia kerja kepada mahasiswa.

3. Menjadi peluang untuk menjaring atau merekrut tenaga tenaga professional


untuk dapat ditempatkan pada posisi tertentu sesuai dengan keahlian
masing-masing.

4. Meringankan beban kerja.


Lokasi Dan Waktu On The Job Training
Lokasi On The Job Training (OJT)
Praktikan melaksanakan (OJT) pada sebuah instansi pemerintah. Berikut nama instansi
beserta alamat lengkapnya:
Nama Instansi : Kejaksaan Negeri Aceh Timur
Alamat : Jl. Petua Husin No.6, Gampong Jawa,
Idi Rayeuk Kab. Aceh Timur, Aceh
Kode Pos : 24454
Telpon : (0646) 21090
E-mail : kn.idi@kejaksaan.go.id
Bagian : Perdata dan Tata Usaha Negara (Datun)

Alasan Praktikan memilih Kejaksaan Negeri Kabupaten Bogor sebagai tempat Praktikan
melaksanakan OJT adalah:
 Karena Praktikan ingin mengetahui lebih banyak mengenai proses administrasi
Kejaksaan Negeri Kabupaten Aceh Timur.

 Terdapat bagian yang berhubungan dengan dokumentasi ataupun hal yang berkenaan
dengan Microsoft, sehingga Praktikan dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh di
bangku perkuliahan.

Waktu On The Job Training (OJT)


On The Job Training berlangsung selama dua bulan, tepatnya 45 hari kerja yaitu mulai
tanggal 09 Juli sampai dengan 09 September 2019. Kegiatan tersebut dilakukan setiap hari-hari
kerja (Senin-Jumat), pada jam 08.00 sampai dengan 16.30 WIB.

1. Tahap Observasi Tempat PKL


Pada tahap ini, Praktikan melakukan observasi awal ke instansi yang akan menjadi tempat
OJT. Observasi mulai dilakukan dari bulan Juli 2019. Praktikan memastikan apakah instansi
tersebut menerima karyawan OJT dan menanyakan syarat-syarat administrasi yang dibutuhkan
untuk melamar kerja sebagai karyawan OJT. Pada tahap observasi ini Praktikan menemui staff
pembinaan Kejaksaan Negeri
Kabupaten Aceh Timur.

2. Tahap Persiapan OJT


Dalam tahapan ini, Praktikan mempersiapkan syarat-syarat pengantar dari Universitas
Malikussaleh yang akan diberikan kepada instansi yang menjadi tempat Praktikan OJT. Praktikan
membuat surat pengantar permohonan izin OJT dari fakultas selanjutnya di serahkan ke bagian
pembinaan. Bulan Juli 2019, Praktikan mulai mengurus syarat administrasi yang menjadi
persyaratan seperti Surat Permohonan Izin OJT dari Universitas Malikussaleh. Selanjutnya
Praktikan memberikan Surat Permohonan OJT yang ditunjukan kepada bagian pembinaan
Kejaksaan Negeri Kabupaten Aceh Timur. Di hari tersebut Praktikan menunggu mendapatkan
persetujuan untuk melaksanakan On The Job Training (OJT) oleh biro Kepegawaian di
Kejaksaan Negeri Kabupaten Aceh Timur. Untuk selanjutnya di
proses untuk pendistribusian ke divisi lain.

3 .Tahap Pelaksanaan (OJT)


Praktikan melaksanakan On The Job Training (OJT) berlangsung selama dua bulan,
tepatnya 60 hari kerja terhitung sejak tanggal 9 Juli sampai dengan 9 September 2019. Dengan
waktu kerja sebanyak lima hari (Senin-Jumat) dalam seminggu. Ketentuan OJT di Kejaksaan
Negeri Aceh Timur sebagai berikut:

* Senin – Kamis : 08.00 - 16.45 WIB * Jumat : 08.00 – 16.45 WIB


* Istirahat : 11.30 – 13.00 WIB * Istirahat : 12.00 – 13.00 WIB

4. Tahap Penulisan PKL


Penulisan laporan OJT dilakukan setelah praktikan melaksanakan On The Job Training
(OJT). Data-data untuk penyusunan laporan OJT praktikan kumpulkan dari komunikasi yang
Praktikan lakukan dengan pembimbing di tempat OJT. Selain itu, Praktikan juga melakukan studi
kepustakaan dan pencarian data dengan melakukan browsing di internet. Setelah semuadata dan
informasi yang dibutuhkan terkumpul, Praktikan segera membuat laporan OJT. Laporan OJT di
butuhkan Praktikan sebagi salah satu syarat kelulusan mahasiswa Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Malikussaleh.

BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

Tentang Kejaksaan
Sejarah
Istilah Kejaksaan sebenarnya sudah ada sejak lama di Indonesia. Pada zaman kerajaan
Hindu-Jawa di Jawa Timur, yaitu pada masa Kerajaan Majapahit, istilah dhyaksa, adhyaksa, dan
dharmadhyaksa sudah mengacu pada posisi dan jabatan tertentu di kerajaan. Istilah-istilah ini
berasal dari 9rimin kuno, yakni dari kata-kata yang sama dalam Bahasa Sansekerta.
Seorang peneliti Belanda, W.F. Stutterheim mengatakan bahwa dhyaksa adalah pejabat
negara di zaman Kerajaan Majapahit, tepatnya di saat Prabu Hayam Wuruk tengah berkuasa
(1350-1389 M). Dhyaksa adalah hakim yang diberi tugas untuk menangani masalah peradilan
dalam 9rimin pengadilan. Para dhyaksa ini dipimpin oleh seorang adhyaksa, yakni hakim tertinggi
yang memimpin dan mengawasi para dhyaksa tadi.
Kesimpulan ini didukung peneliti lainnya yakni H.H. Juynboll, yang mengatakan bahwa
adhyaksa adalah pengawas (opzichter) atau hakim tertinggi (oppenrrechter). Krom dan Van
Vollenhoven, juga seorang peneliti Belanda, bahkan menyebut bahwa patih terkenal dari
Majapahit yakni Gajah Mada, juga adalah seorang adhyaksa.
Pada masa pendudukan Belanda, badan yang ada relevansinya dengan jaksa dan Kejaksaan
antara lain adalah Openbaar Ministerie. Lembaga ini yang menitahkan pegawai-pegawainya
berperan sebagai Magistraat dan Officier van Justitie di dalam 9rimin Landraad (Pengadilan
Negeri), Jurisdictie Geschillen (Pengadilan Justisi ) dan Hooggerechtshof (Mahkamah Agung )
dibawah perintah langsung dari Residen / Asisten Residen.
Hanya saja, pada prakteknya, fungsi tersebut lebih cenderung sebagai perpanjangan tangan
Belanda belaka. Dengan kata lain, jaksa dan Kejaksaan pada masa penjajahan belanda mengemban
misi terselubung yakni antara lain:

1. Mempertahankan segala peraturan Negara


2. Melakukan penuntutan segala tindak pidana
3. Melaksanakan putusan pengadilan pidana yang berwenang

Fungsi sebagai alat penguasa itu akan sangat kentara, khususnya dalam menerapkan delik-delik
yang berkaitan dengan hatzaai artikelen yang terdapat dalam Wetboek van Strafrecht (WvS).

Peranan Kejaksaan sebagai satu-satunya lembaga penuntut secara resmi difungsikan


pertama kali oleh Undang-Undang pemerintah zaman pendudukan tentara Jepang No. 1/1942,
yang kemudian diganti oleh Osamu Seirei No.3/1942, No.2/1944 dan No.49/1944. Eksistensi
kejaksaan itu berada pada semua jenjang pengadilan, yakni sejak Saikoo Hoooin (pengadilan
agung), Koootooo Hooin (pengadilan tinggi)
dan Tihooo Hooin (pengadilan negeri). Pada masa itu, secara resmi digariskan bahwa Kejaksaan
memiliki kekuasaan untuk:

1. Mencari (menyidik) kejahatan dan pelanggaran


2. Menuntut Perkara
3. Menjalankan putusan pengadilan dalam perkara 10riminal.
4. Mengurus pekerjaan lain yang wajib dilakukan menurut hukum.

Tugas Pokok
Berdasarkan Pasal 30 Undang Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik
Indonesia.
berikut adalah tugas dan wewenang Kejaksaan.
Di Bidang Pidana :
 Melakukan penuntutan;
 Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap;
 Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat, putusan pidana
pengawasan, dan keputusan lepas bersyarat;
 Melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang- undang;
 Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan tambahan
sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam pelaksanaannya dikoordinasikan dengan
penyidik.

Di Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara :


 Kejaksaan dengan kuasa khusus, dapat bertindak baik di dalam maupun di luar pengadilan
untuk dan atas nama negara atau pemerintah.

Dalam Bidang Ketertiban dan Ketenteraman Umum, Kejaksaan Turut Menyelenggarakan


Kegiatan:
 Peningkatan kesadaran hukum masyarakat;
 Pengamanan kebijakan penegakan hukum;
 Pengawasan peredaran barang cetakan;
 Pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat dan negara;
 Pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama;
 Penelitian dan pengembangan hukum serta 11riminal11 11riminal.
Logo Kejaksaan Negeri Aceh Timur

Makna Logo Kejaksaan Negeri Aceh Timur


 Bintang Bersudut Tiga
Bintang adalah salah satu benda alam ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang tinggi letaknya
dan memancarkan cahaya abadi. Sedangkan jumlah tiga buah merupakan pantulan dari
Trapsila Adhyaksa sebagai landasan kejiwaan warga Adyaksa yang harus dihayati dan
diamalkan.

 Pedang
Senjata pedang melambangkan kebenaran, senjata untuk membasmi
kemungkaran/kebathilan dan kejahatan.

 Timbangan
Timbangan adalah lambang keadilan, keadilan yang diperoleh melalui keseimbangan
antara suratan dan siratan rasa.

 Padi dan Kapas


Padi dan kapas melambangkan kesejahteraan dan kemakmuran yang menjadi dambaan
masyarakat.
Seloka ”Satya Adhi Wicaksana”
Merupakan Trapsila Adhyaksa yang menjadi landasan jiwa dan raihan cita-cita setiap
warga Adhyaksa dan mempunyai arti serta makna:

Satya : Kesetiaan yang bersumber pada rasa jujur, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
terhadap diri pribadi dan keluarga maupun kepada sesama manusia.
Adhi : Kesempurnaan dalam bertugas dan yang berunsur utama, bertanggungjawab baik
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, terhadap keluarga dan terhadap sesama manusia.
Wicaksana : Bijaksana dalam tutur-kata dan tingkah laku, khususnya dalam penerapan
kekuasaan dan kewenangannya.

Makna tata warna


Kuning : Diartikan luhur, keluhuran makna yang dikandung dalam gambar/lukisan,
keluhuran yang dijadikan cita-cita.
Hijau : Diberi arti tekun, ketekunan yang menjadi landasan pengejaran/pengraihan cita-
cita.

Visi dan Misi Kejaksaan Negeri Aceh Timur


Visi Kejari Aceh Timur
Kejaksaan sebagai lembaga penegak hukum yang bersih, efektif, efisien, transparan,
akuntabel, untuk dapat memberikan pelayanan prima dalam mewujudkan supremasi hukum secara
profesional, proporsional dan bermartabat yang berlandaskan keadilan, kebenaran, serta nilai –
nilai kepautan.

Misi Kejari Aceh timur


1. Mengoptimalkan pelaksanaan fungsi Kejaksaan dalam pelaksanaa tugas dan wewenang,
baik dalam segi kualitas maupun kuantitas penanganan perkara seluruh tindak pidana,
penanganan perkara Perdata dan Tata Usaha Negara, serta pengoptimalan kegiatan
Intelijen Kejaksaan, secara profesional, proposional dan bermartabat melalui penerapan
Standard Operating Procedure (SOP) yang tepat, cermat, terarah, efektif, dan efisien.

2. Mengoptimalkan peranan bidang Pembinaan dan Pengawasan dalam rangka mendukung


pelaksanaan tugas bidang-bidang lainnya, terutama terkait dengan upaya penegakan
hukum.

3. Mengoptimalkan tugas pelayanan publik di bidang hukum dengan penuh tanggung jawab,
taat azas, efektif dan efisien, serta penghargaan terhadap hak-hak publik;

4. Melaksanakan pembenahan dan penataan kembali struktur organisasi Kejaksaan,


pembenahan sistem informasi manajemen terutama pengimplementasian program
quickwins agar dapat segera diakses oleh masyarakat, penyusunan cetak biru (blue print)
pembangunan sumber daya manusia Kejaksaan jangka menengah dan jangka panjangtahun
2025, menerbitkan dan menata kembali manajemen administrasi keuangan, peningkatan
sarana dan prasarana, serta peningkatan kesejahteraan pegawai melalui tunjangan kinerja
atau remunerasi, agar kinerja Kejaksaan dapat berjalan lebih efektif, efisien, transparan,
akuntabel dan optimal.

5. Membentuk aparat Kejaksaan yang handal, tangguh, profesional, bermoral dan beretika
guna menunjang kelancaran pelaksanaan tugas pokok, fungsi dan wewenang, terutama
dalam upaya
penegakan hukum yang berkeadilan serta tugas-tugas lainnya yang terkait.

Struktur Organisasi Kejaksaan Negeri Aceh Timur


Pengorganisasian Kejaksaan Republik Indonesia didasarkan atas Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan
R.I. yang kemudian ditindaklanjuti dengan Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor :
PERJA-009/A/JA/01/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia.
Tentang Kejaksaan Negeri Aceh Timur
Kejaksaan Negeri Aceh Timur dalam pelaksanaan tugas memprioritas kegiatan adalah
penyelesaian perkara baik perkara Tindak Pidana Umum, perkara Tindak Pidana Korupsi dan
Perkara Tindak Pidana Khusus lainnya maupun perkara Perdata dan Tata Usaha Negara serta
kegiatan Intelijen agar pelaksanaan tugas dapat lebih sistematis, terarah, efektif, terkendali dan
terukur sehingga peningkatan kinerja dapat lebih optimal. Adapun pencapaian tujuan dan sararan
diprioritaskan pada optimalisasi kinerja penanganan perkara seluruh tindak pidana baik tindak
pidana umum maupun tindak pidana khusus terutama penanganan perkara tindak pidana yang
menarik perhatian masyarakat dan penanganan perkara tindak pidana korupsi yang meliputi aspek
kuantitas dan kualitas dengan skala prioritas mempercepat penyelesaian perkara tindak pidana
korupsi yang kerugian negaranya relatif cukup besar dan mengoptimalkan pelaksanaan penyitaan
untuk pemulihan / penyelamatan kekayaan Negara yang telah diselewengkan oleh para pelaku
tindak pidana korupsi, serta melakukan pencegahan timbulnya tindak pidana korupsi.

Disamping itu juga mengoptimalkan peran bidang Intelijen dan bidang Pembinaan serta
bidang Pengawasan Melekat (Waskat) dalam rangka untuk membentuk Kejaksaan Negeri Aceh
Timur yang handal, tangguh, professional dan proporsional, bermoral dan beretika guna
menunjang kelancaran pelaksanaan tugas pokok, fungsi dan wewenang, terutama dalam upaya
penegakan hukum yang berkeadilan dan berhati nurani serta tugas-tugas lain yang terkait. Perihal
tolak ukur keberhasilan pelaksanaan tugas di Kejaksaan Negeri Aceh Timur dapat dibuktikan
dengan capaian kinerja Kejaksaan Negeri Aceh Timur yang diukur dengan adanya penanganan
perkara korupsi dan perkara tindak pidana khusus lainnya, penyelesaian perkara tindak Pidana
Umum, penanganan perkara Perdata dan Tata Usaha Negara, pelaksanaan kegiatan di bidang
Intelijen dan pelaksanaan kegiatan di bidang Pembinaan, demikian juga penyelesaian kegiatan di
bidang Pengawasan Melekat (Waskat). Pertanggungjawaban kepada publik ini merupakan
kewajiban yang tidak semata-mata dimaksudkan sebagai upaya untuk menemukan kelemahan
pelaksanaan tugas-tugas organisasi melainkan juga untuk meningkatkan efisiensi.

STRUKTUR ORGANISASI KEJAKSAAN NEGERI ACEH TIMUR


Struktur Organisasi Kejaksaan Negeri Aceh Timur
Struktur organisasi merupakan perangkat pembagian pelaksanaan manajemen, struktur
secara sederhana yang diartikan sebagai susunan lapisan atau bagian yang sistematis. Organisasi
dan strukturnya memiliki sifat yang dinamis, sehingga jika teradi suatu perubahan lingkungan,
baik lingkungan di dalam ataupun diluar perusahaan sebaiknya diadakan perubahan struktur.
Dengan adanya pengorganisasian, maka semua petugas yang terlibat akan mengetahui apa yang
harus dikerjakan dan kepada siapa mereka harus bertanggung jawab. Dengan kata lain, dengan
adanya pengorganisasian maka setiap pelaksanaan yang direncanakan akan menjadi kesatuan
dalam mencapai tujuan. Dengan demikian setiap karyawan atau pekerja akan mengerti akan
kedudukan, tugas dan tanggung jawab, hak dan kewajiban serta wewenangnya. Selain itu akan
mengetahui siapa pimpinan dan bawahannya dan bagaimana cara berhubungan satu sama lainnya.
Oleh karena itu disusunlah suatu struktur organisasi perusahaan untuk mempermudah pembagian
kerja dan peng awasan.

Struktur Organisasi Kejaksaan Negeri Aceh Timur

KEPALA KEJAKSAAN ACEH TIMUR

SUBBAGIAN SEK SI PIDANA SEKSI PIDANA SEK SI PENGELOLAAN


SEK SI PERDATA DAN TATA
PEMBINAAN SEK SI INTELIJEN USAHA NEGEARA
BARANG BUKTI DAN
UMUM KHUSUS RAMPASAN

URUSAN DAN DATA STATSISTIK SUB SEK SI EKONOMI


KRIMINAL DAN TEKNOLOGI KEUANGAN DAN SUB SEK SI SUBSEKSI JAKSA SUB SEK SI BARANG
INFORMASI DAN PEPUSTAKAAN PENGAMANAN
PEMBANGUNAN STRATEGIS
PRAPENUNTUTAN PENYIDIKAN FUNSGSIONAL BUKTI

BENDAHARA SUB SEK SI SUB SEK SI


JAKSA ADMINISTRASI
EKSEKUSI DAN EK BARANG
PENERIMA FUNGSIONAL PERKARA
SAMINASI RAMPASAN

BENDAHARA PENGAWAL
PENGELUARAN TAHANAN
Kepala Kejaksaan Aceh Timur : Abun Hasbulloh Syambas, S.H,MH

Sub Bagian Pembinaan :


 Kepala Subbagian Pembinaan : Subroto, S.H
 Kaur Data Statistik Kriminal : Sudirman, S.H
 Bendahara Penerima : Anggie Maulila, S
 Bendahara Pengeluaran : Yudiansyah, S.H

Sub Bagian Intelijen :


 Kepala Sek si Intelijen : Andy Zualnda, S.H
 Kasubsi EKPPS Intelijen : Cherry Arida, S.H
 Calon Jaksa/Analisis Penuntutan : Alfian syahri, S.H

Sub Bagian Pidana Umum :


 Kepala Sek si Tindak Pidana Umum : Muliana, S.H
 Kasubsi Prapenuntutan Pidum : Fajar Adi Putra, S.H
 Kasubsi Ekseskusi dan Eksaminasi Pidum : Harry Arfhan, S.H
 Pengawal Tahanan : Indra Azieva Alazz
Munawir
Sub Bagian Tindak Pidana Khusus :
 Kepala Sek si Tindak Pidana Khusus : Hafrizal, S.H.,M.H
 Subyeksi Penyidikan Penyidikan Pidsus : Wahyudi, S.H
 Administrasi Perkara : Jimmi Frans Sebayang, A.Md

Sub Bagian Perdata dan Tata Usaha :


 Kepala Sek si Perdata dan Tata Usaha
Negara : Novit Irwansyah, S.H
 Calon Jaksa/Analisis penuntutan : Tommy Eko Pradityo, S.H
Sub Bagian Pengelolaan Barang Bukti dan Barang
Rampasan :
 Kepala Sek si Pengelolaan Barang Bukti dan : Edi Suhadi, S.H
Barang Rampasan

Pembagian tugas dan wewenang pada instansi dilakukan berdasarkan fungsi-fungsi tertentu dan
karena itu disebut bersifat fungsional. Tugas dan Tanggung jawab masing-masing bagian pada
Kejaksaan Negeri Aceh Timur.

Kegiatan Umum
Wewenang Kejaksaan R.I Berdasarkan Pasal 30 Undang-Undang No 16 Tahun 2004
tentang kejaksaan Republik Indonesia, wewenang kejaksaan meliputi :

Pembinaan
Tugas Subbagian Pembinaan yaitu :
 Melaksanakan pembinaan atas manajemen, perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
prasarana dan sarana, pengelolaan pegawai, keuangan, perlengkapan, organisasi dan
tatalaksana, pengelolaan atas milik negara yang menjadi tanggung jawabnya,
pengelolaan data dan statistik kriminal serta penerapan dan pengembangan teknologi
informasi, memberikan dukungan pelayanan teknis dan administrasi bagi seluruh satuan
kerja di lingkungan Kejaksaan Negeri Aceh Timur dalam rangka memperlancar
pelaksanaan tugas.

Fungsi Subbagian Pembinaan diantaranya :


 Penyiapan perumusan kebijaksanaan teknis di bidang pembinaan berupa bimbingan,
pembinaan dan pengamanan teknis ;
 Koordinasi, integrasi dan sinkronisasi serta pembinaan kerja sama seluruh satuan
kerja di bidang administrasi ;
 Penyiapan rencana dan koordinasi perumusan kebiijaksanaan dalam penyusunan
rencana dan program pembangunan prasarana dan sarana, pemantauan, penilaian serta
pengendalian pelaksanaannya ;
 Pembinaan manajemen, organisasi tatalaksana, analisis, jabatan fungsional Jaksa, urusan
ketatausahaan dan pengelolaan keuangan,kepegawaian, perlengkapan perpustakaan, dan
milik negara yang menjadi tanggung jawabnya;
 Pembinaan dan peningkatan kemampuan, ketrampilan dan integritas kepribadian aparat
Kejaksaan.
Melaksanakan pembinaan manajemen terhadap pengelolaan data dan statistik kriminal
serta penerapan dan pengembangan teknologi informasi di lingkungan Kejaksaan
Negeri.

Subbagian Pembinaan terdiri atas :


1. Kaur Kepegawaian;
2. Kaur Keuangan;
3. Kaur Perlengkapan; dan
4. Kaur Data Statistik Kriminal dan Teknologi Informasi (Daskrimti) dan Perpustakaan.

Intelijen
Tugas Bidang Intelijen yaitu :
Seksi Intelijen mempunyai tugas melakukan kegiatan intelijen yustisial di bidang ideologi,
politik, ekonomi, keuangan, sosial budaya dan pertahanan keamanan untuk mendukung
kebijaksanaan penegakan hukum dan keadilan baik preventif maupun represif melaksanakan dan
atau turut serta menyelenggarakan ketertiban dan ketenteraman umum serta pengamanan
pembangunan nasional dan hasilnya di daerah hukum Kejaksaan Negeri yang bersangkutan

Dalam melaksanakan tugasnya, Seksi Intelijen menyelenggarakan fungsi :


 Penyiapan perumusan kebijaksanaan teknis di bidang intelijen berupa bimbingan,
pembinaan dan pengamanan teknis;
 Penyiapan rencana, pelaksanaan dan penyiapan bahan pengendalian kegiatan intelijen
peyelidikan, pengamanan penggalangan dalam rangka kebijaksanaan penegakan hukum
baik preventif maupun represif untuk menangulangi hambatan, tantangan, politik,
ekonomi, keuangan , sosial budaya;
 Pelaksanaan kegiatan produksi dan sarana intelijen, membina dan meningkatkan
kemampuan, keterampilan dan integritas kepribadian aparat intelijen yustisial membina
aparat dan mengendalikan kekaryaan di lingkungan kejaksaan Negeri yang
bersangkutan;
 Pengamanan teknis terhadap pelaksanaan tugas satuan kerja bidang personil, kegiatan
materiil, pemberitaan dan dokumen dengan memperhatikan koordinasi kerjasama dengan
instansi pemerintah dan organisasi lain di daerah terutama dengan aparat intelijen.

Subseksi Intelijen terdiri dari:


a. Subseksi Sosial dan Politik ;
b. Subseksi Ekonomi dan Moneter;
c. Subseksi Produksi dan Sarana Intelijen

Pidana Umum
Tugas Bidang Tindak Pidana Umum :
Melaksanakan pengendalian, prapenuntutan, pemeriksaan tambahan, penuntutan,
penetapan hakim dan putusan pengadilan, pengawasan terhadap pelaksanaan pidana bersyarat,
pidana pengawasan, pengawasan terhadap pelaksanaan putusan lepas bersyarat dan tindakan
hukum lainnya dalam perkara tindak pidana umum.
Fungsi Bidang Tindak Pidana Umum :
 Penyiapan rumusan kebijaksanaan teknis kegiatan yustisial pidana umum di bidang tindak
pidana umum berupa pemberian bimbingan, pembinaan dan pengamanan teknis;
 Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan prapenuntutan, pemeriksaan
tambahan, penuntutan dalam perkara tindak pidana terhadap keamanan negara dan
ketertiban umum, tindak pidana terhadap orang dan harta benda serta tindak pidana umum
yang diatur diluar kitab undang-undang hukum pidana;
 Pengendalian dan pelaksanaan penetapan hakim serta putusan pengadilan, pengawasan
terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, pidana pengawasan, pengawasan terhadap
pelaksanaan putusan lepas bersyarat dan tindakan hukum lain dalam perkara tindak pidana
umum serta pengadministrasiannya;
 Pembinaan kerjasama dan koordinasi dengan instansi serta pemberi bimbingan dan
petunjuk teknis dalam penanganan perkara tindak pidana umum kepada penyidik;
 Penyiapan saran, konsepsi tentang pendapat dan pertimbangan hukum Jaksa Agung
mengenai perkara tindak pidana umum dan masalah hukum lainnya dalam kebijaksanaan
penegakan hukum;
 Pembinaan dan peningkatan, kemampuan, keterampilan dan integritas kepribadian aparat
tindak pidana umum daerah hukum Kejaksaan Negeri yang bersangkutan;
 Pengamanan teknis atas pelaksanaan tugas dan wewenang Kejaksaan di bidang tindak
pidana umum.

Pidana Khusus
Tugas Bidang Tindak Pidana Khusus :
Melakukan kegiatan penyelidikan, penyidikan, pra penuntutan, pemeriksaan tambahan,
penuntutan, pelaksanaan penetapan hakim, putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap, upaya hukum, pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat, putusan
lepas bersyarat dan putusan pidana pengawasan, eksaminasi serta tindakan hukum lainnya dalam
perkara tindak pidana khusus.

Fungsi Bidang Tindak Pidana Khusus :


 Penghimpunan data laporan, pengadministrasian, penelitian, dan pengolahan serta
penyiapan laporan;
 Perumusan kebijaksanaan teknis dan adminstratif untuk kepentingan pemberian bimbingan
dan pengendalian kepada bawahan dalam penyelenggaraan penanganan perkara tindak
pidana khusus serta penyusunan statistik kriminal dan analisis kriminalitas;
 Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan penyidikan penuntutan, eksekusi dan eksaminasi
terhadap tindak pidana khusus, pengadministrasian dan pendokumentasian serta
penyusunan statistik kriminil dan analisis kriminalitas yang bertalian dengan tindak pidana
khusus;
 Penyiapan konsepsi bahan pertimbangan rencana pendapat dan saran untuk kepentingan
penyusunan kebijaksanaan pimpinan mengenai pelaksanaan tugas Kejaksaan dalam
melaksanakan penanganan perkara tindak pidana khusus;
 Pengamanan teknis atas penanganan perkara sesuai dengan kebijaksanaan dan pengarahan
yang digariskan oleh Jaksa Agung, Jaksa Agung Muda Tindak Pidana khusus atau Kepala
Kejaksaan Tinggi yang bersangkutan.

Perdata dan Tata Usaha Negara


Tugas Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara :
Melaksanakan dan atau mengendalikan penegakan, bantuan, pertimbangan, pelayanan
hukum dan tindakan hukum lain kepada negara, pemerintah, BUMN, BUMD dan masyarakat
dibidang perdata, tata usaha negara serta melaksanakan pemulihan dan perlindungan hak,
penegakkan kewibawaan pemerintah daan negara di daerah hukum Kejaksaan Negeri yang
bersangkutan.

Fungsi Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara :


 Penyiapan perumusan kebijaksanaan teknis berupa pemberian bimbingan, pembinaan dan
pengamanan teknis di bidang perdata dan tata usaha negara;
 Penyiapan bahan perencanaan dan pelaksanaan penegakan, bantuan, pertimbangan,
pelayanan hukum dan tindakan hukum lain, baik sebagai penggugat mauput tergugat untuk
mewakili kepentingan negara, pemerintah, BUMN, BUMD di dalam maupun diluar
pengadilan serta memberi pelayanan hukum kepada masyarakat;
 Pelaksanaan dan pengendalian gugatan uang pengganti atas putusan pengadilan, gugatan
ganti rugi untuk menyelamatkan kekayaan negara terhadap perbuatan yang merugikan
keuangan negara;
 Pembinaan kerjasama, koordinasi dengan instansi terkait memberikan bimbingan dan
petunjuk teknis dalam penanganan perkara perdata dan tata usaha negara di daerah hukum
Kejaksaan Negeri yang bersangkut;
 Penyiapan bahan saran, konsep pendapat dan pertimbangan hukum mengenai perdata dan
tata usaha negara dan masalah hukum lainnya dalam kebijaksanaan penegakan hukum;
 Pembinaan dan peningkatan kemampuan, keterampilan dan integritas aparat perdata dan
tata usaha negara di daerah hukum Kejaksaan Negeri yang bersangkutan.

Adapun tugas pokok Kejaksaan R.I yaitu :


1. Meningkatkan profesionalisme
2. Meningkatkan sarana dan prasarana
3. Meningkatkan kemandirian Kejaksaan dan penegak hukum
4. Menumbuhkan pemahaman masyarakat mengenai tugas dan fungsi kejaksaan lembaga
hukum yang independen
5. Meningkatkan supremasi hukum dan HAM
6. Mewujudkan peran kejaksaan sebagai kantor pengacara Negara
7. Menyelesaikan kasus-kasus Perdata dan Tata Usaha Negara yang ditangani oleh kejaksaan

8. Meningkatkan pengawasan terhadap aliran kepercayaan, pengamanan peredaran barang


cetakan yang membahayakan bangsa dan Negara
9. Meningkatkan kesadaran hukum masyarakat.

Tugas dan Fungsi Kejaksaan Negeri Aceh Timur


Tugas :
Melaksanakan tugas dan wewenang serta fungsi Kejaksaan di daerah hukum Kejaksaan
Tinggi yang bersangkutan sesuai dengan peraturan perundangan-undangan dan kebijaksanan yang
ditetapkan oleh Jaksa serta tugas-tugas lain yang ditetapkan oleh Jaksa Agung.

Fungsi :
1. Perumusan kebijaksanaan pelaksanaan dan kebijaksanaan teknis pemberian bimbingan dan
pembinaan serta pemberian perijinan sesuai dengan bidang tugasnya berdasarkan peraturan
perundang-undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Jaksa Agung;
2. penyelengaraan dan pelaksanaan pembangunan prasarana dan sarana, pembinaan
manajemen, administrasi, organisasi dan tatalaksanaan serta pengelolaan atas milik negara
menjadi tanggung jawabnya;
3. pelaksanaan penegakan hukum baik preventif maupun yang berintikan keadilan di
bidang pidana;.
4. pelaksanaan pemberian bantuan di bidang intelijen yustisial, dibidang ketertiban dan
ketentraman umum, pemberian bantuan, pertimbangan, pelayanan dan penegaakan hukum
di bidang perdata dan tata usaha negara serta tindakan hukum dan tugas lain, untuk
menjamin kepastian hukum, kewibawaanm pemerintah dan
penyelamatan kekayaan negara, berdasarkan peraturan perundang-undangan dan
kebijaksanaan yang ditetapkan Jaksa Agung;
5. penempatan seorang tersangka atau terdakwa di rumah sakit atau tempat perawatan jiwa
atau tempat lain yang layak berdasarkan penetapan Hakim karena tidak mampu berdiri
sendiri atau disebabkan hal - hal yang dapat membahayakan orang lain, lingkungan atau
dirinya sendiri; pemberian pertimbangan hukum kepada instansi pemerintah, penyusunan
peraturan perundang-undangan serta peningkatan kesadaran hukum masyarakat;
6. koordinasi, pemberian bimbingan dan petunjuk teknis serta pengawasan, baik di dalam
maupun dengan instansi terkait atas pelaksanaan tugas dan fungsinya berdasarkan
peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Jaksa Agung.
BAB III
PELAKSANAAN PELAKSANAAN OJT

Bidang Kerja
On The Job Training (OJT) yang telah dilaksanakan oleh Praktikan di Kejaksaan Negeri
Aceh Timur yang berlokasi di Jalan Petua Husen. Dalam melaksanakan On The Job Training,
Praktikan dilatih agar dapat meningkatkan kedisiplinan, keterampilan dan tanggung jawab dalam
melakukan pekerjaan yang diberikan. Selama menjalankan masa OJT Praktikan ditempatkan pada
sub Perdata dan Tata Usaha sebagai asisten staff Jaksa Fungsional. Praktikan melakukan pekerjaan
yang sifatnya membantu kegiatan operasional Sub Perdata dan Tata Usaha negara yang menangani
penerimaan berkas, menyortir, memasukan data perkara.

Pelaksanaan Kerja
Pada tanggal 9 Juli 2019, Praktikan mulai melakukan kegiatan OJT di Kejaksaan Negeri
Aceh Timur yang berlangsung selama dua bulan, Praktikan di tempatkan pada bagian Sub Perdata
dan Tata Usaha, lebih tepatnya di bagian asisten Jaksa Fungsional. Selama OJT Praktikan
melakasanakan tugas sebagai berikut :

a. Bidang Kearsipan
Pekerjaan yang terkait dengan bidang kearsipan yakni menerima berkas-berkas perkara
dan menyusunnya ke dalam sneckhelter dari masing-masing jaksa berdasarkan abjad.
1. Menerima berkas kasus perkara terdakwa
2. Memasukan daftar hadir persidangan jaksa

b. Bidang Manajemen Perkantoran


Pekerjaan yang terkait dengan bidang Manajemen Perkantoran yakni menggandakan
dokumen perkara. Dokumen yang asli dikembalikan kepada jaksa serta fotocopy dokumen di
arsipkan oleh bagian keuangan.
c. Bidang Komputer dan Administrasi
Pekerjaan yang terkait dengan bidang Komputer dan Administrasi yakni pembuatan
daftar hadir jaksa, surat masuk dan surat keluar juga registrasi Datun pada Ms. Excel/ Ms. Word
yang kemudian di cetak dan dijadikan lampiran.
1. Membuat surat undangan
2. Membuat surat masuk dan surat keluar

d. Bidang Dokumentasi
Pekerjaan yang terkait dengan bidang kamera yakni mengambil foto ataupun merekam
video saat ada acara penting dan lainnya untuk keperluan dokumentasi dan juga kunjungan
kunjungan pihak jaksa ke instansi ataupun departemen lainnya sebagai bukti dan juga laporan
mengenai kunjungan.
Pada hari pertama kerja, Praktikan diperkenalkan pada unit kerja lainnya dan diberikan
penjelasan secara singkat. Setelah paham, Praktikan kemudian diberi beberapa pekerjaan yang
akan dilakukan setiap harinya selama dua bulan kedepan yaitu :

1. Membuat Surat Undangan


Setelah berkas untuk pengajuan bantuan hukum diterima dan dikonfirmasi oleh pihak jaksa,
selanjutnya berkas akan dicek dan diproses oleh pihak Datun. Lalu pihak Datun akan meminta
pihak yg mengajukan hukum ke jaksa untuk dapat menghadiri undangan yang telah diajukan.

2. Membuat Power Point Registrasi Datun


Berkas registrasi Datun adalah bagian daripada laporan bulan terdiri dari Datun r1,r2, l1, l2 lr1,
lr2. Yang mana sesuai dengan apa yg telah diperintah.

3. Manajemen Kearsipan
a. Surat Masuk

Surat masuk adalah surat yang dikirim oleh pihak lain yang berupa kelompok ataupun
individu untuk dikirimkan kepada perusahaan yang bertujuan untuk pencapaian informasi atau
berkomunikasi dengan perusahaan. Selama praktikan menjalankan Praktik Kerja Lapangan (PKL),
praktikan menerima berbagai jenis surat masuk, surat masuk yang praktikan terima adalah surat
masuk yang dikirm dari pihak eksternal. Dalam mengelola surat masuk, ada beberapa langkah
yang dilakukan oleh praktikan. Dibawah ini adalah langkah-langkah yang dilaksanakan praktikan
dalam mengelola surat masuk, yaitu:

b. Tahap Penerimaan Surat Masuk


Praktikan menerima surat masuk. Praktikan terlebih dahulu memastikan bahwa alamat
pada surat tersebut tertuju dengan benar. Apabila benar, praktikan menandatangani surat tanda
terima yang sudah disiapkan oleh pengirim. Praktikan menyortir surat masuk berdasarkan sifatnya
(rahasia/biasa). Surat masuk rahasia praktikan serahkan kepada Kepala Tata Usaha sedangkan
surat masuk biasa segera diproses oleh praktikan.

c. Tahap Pencatatan Surat Masuk


Praktikan mencatat surat ke dalam buku agenda surat masuk. Pencatatan ini bertujuan
untuk mempermudah proses pengendalian atau pengarsipan surat masuk tersebut. Pada surat
masuk, yang harus dicatat ke dalam buku agenda adalah nomor agenda, tanggal diterimanya surat,
perihal/isi ringkas surat, dari/asal surat, serta tanggal dan nomor surat.

d. Tahap pencacatan surat masuk


Mencatat surat masuk ke dalam buku agenda yang telah disediakan agar nantinya
mempermudah proses pngendalian dan pengarsipan surat masuk tersebut. yang harus dicatat yaitu
tanggal, nomor surat, asal surat, perihal, dan sifat surat.

e. Tahap Pendistribusian Surat Masuk


Surat masuk yang sudah dicatat ke dalam buku agenda serta diberi lembar disposisi
selanjutnya akan praktikan serahkan kepada sekretaris kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat
(Kajari).

f. Tahap Penyimpanan Salinan Disposisi


Praktikan menerima salinan lembar disposisi setelah surat masuk dikonfirmasi dan diberi
instruksi/perintah oleh Kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat (Kajari). Isi perintah yang ada
dilembar disposisi praktikan catat kedalam buku agenda sesuai dengan nomor urut surat tersebut
dalam buku agenda. Setelah dicatat ke dalam buku agenda, praktikan memasukan lembar disposisi
ke dalam ordner yang terdapat di dalam lemari arsip sesuai dengan klasifikasinya.
(Lampirkan foto dosir)

4. Surat Keluar
Surat keluar adalah surat yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk dikirimkan kepada pihak
lain baik individu maupun kelompok yang bertujuan untuk pencapaian informasi atau
berkomunikasi dengan pihak lain. Dalam mengelola dan mengarsipkan surat keluar, praktikan
memiliki beberapa tahap, yaitu:

a. Tahap Penerimaan Surat Keluar


Praktikan menerima surat keluar dari berbagai divisi yang ada di Kejaksaan Negeri Jakarta
Pusat. Praktikan menyortir surat keluar berdasarkan jenisnya apakah surat biasa, rahasia, perintah,
tugas, izin, keputusan, keterangan dan cuti.

b. Tahap Pencatatan
Setelah proses menyortir, praktikan mencatat surat keluar biasa dan rahasia ke dalam buku
agenda dan buku ekspedisi sesuai dengan jenisnya. Surat keluar cuti, perintah, izin, keputusan,
keterangan dan tugas hanya dicatat ke dalam buku ekspedisi sesuai dengan jenisnya.

c. Tahap Penyimpanan
Setelah dicatat kedalam buku agenda dan ekspedisi, praktikan menerima salinan surat
keluar untuk diarsipkan. Salinan surat keluar praktikan simpan diordner surat keluar yang ada
dilemari arsip sesuai tanggalnya.

Kendala Yang Dihadapi


Kendala-kendala yang dihadapi oleh praktikan selama OJT di Kejaksaan Negeri Aceh
Timur adalah sebagai berikut.
1. Staf yang sedikit staff yang ada di bagian Datun yaitu berjumlah 2 orang terdiri dari Kasi
Datun dan juga jaksa fungsional. Dengan staf yang berjumlah 2 orang tentulah sangat
terbebani mengingat semua berkas dan dan segala urusan yang tidak sedikit menjadi
tanggungan.

2. Kerusakan Pada Komputer Kantor


Kerusakan yang terjadi pada perangkat computer kantor membuat ketidak efektifan dalam
membuat berkas berkas yang mana sudah terhubung ke mesin print. Hal ini membuat
praktikkan tidak dapat menggunakan computer di tempat kerja.

3. Perangkat wifi yang dibatasi


Agar proses baik pembuatan berkas dan mencari sumber ke internet pihak kantor
membatasi penggunaan wifi dengan cara hanya satu orang satu password yang diberikan
tidak boleh lebih. Justru jika ingin menggunakan wifi tentulah harus pada satu pernagkat
misalnya di laptop di handphone. Dan jika ingin menggunakan wifi haruslah log out pada
salah satu pernagkat terlebih dahulu agar dapat digunakan diperangkat lainnya.

Cara Mengatasi Kendala yang Dihadapi


1. Kendala pertama yang dihadapi oleh praktikan adalah staf kantor bagian Datun yang
sedikit. Yaitu berkordinasi dengan staff-staff yang ada dan berusaha seoptimal mungkin
dapat mengerjakan berkas-berkas yang datang. Dengan tidak terlalu intens tetapi
dikerjakan dengan santai sambil mendengarkan musik agar tidak suntuk. Dengan bekerja
rileks dan senyaman mungkin membuat rasa lelah dapat diatasi.

2. Kendala kedua yang dihadapi oleh prkatikkan adalah kerusakan pada pernagkat computer
yaitu dengan cara praktikkan membawa sendiri laptop dan dengan begitu pekerjaan selama
OJT dapat dikerjakan tanpa adanya hambatan.

3. Perangkat wifi yang dibatasi dapat penulis atasi dengan cara menggunakan salah satu
perangkat wifi pada perangkat yang mendukung untuk penulis dalam mengerjakan tugas,
contohnya menggunakannya di perangkat laptop agar mendukung ke efektifan dan
mempermudah saat ada pekerjaan.

Korelasi Program kerja dengan Prodi Ilmu Komunikasi


Dalam hal ini hubungan program kerja dengan tempat mahasiswa melakukan kegiatan On
The Job Training sangatlah berperan penting. Karena apa yang didaptkan oleh mahasiswa selama
menjalankan aktifitas perkuliahan dan metode-metode yang didaptkan dapat dipraktikkan atau
direalisasikan dalam dunia kerja.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), korelasi mempunyai arti hubungan
timbal balik atau sebab akibat. Secara sederhana memang dapat diartikan bahwa korelasi berarti
hubungan.
Secara istilah, korelasi berarti salah satu teknik analisis dalam statistic yang digunakan
untuk mencari hubungan antara dua variabel yang bersifat kuantitatif. Hubungan dua variabel yang
bersifat kuantitatif. Hubungan dua variabel tersebut dapat terjadi karena adanya hubungan sebab
akibat atau pula terjadi karena kebetulan saja. Dua variabel dikatakan berkolerasi apabila
perubahan pada variabel yang satu akan diikuti perubahan pada variabel yang lain secara teratur
dengan arah yang sama (korelasi positif) atau berlawanan (korelasi negatif).
Dalam konteks ini, korelasi program kerja dengan prodi ilmu komunikasi tidak serumit
dengan halnya yang bersifat penelitian. Hanya saja ada hubungan yang timbul antar program kerja
selama OJT di Kejari Aceh Timur dengan program itu sendiri.
Dalam hal ini, pemetaan kompetensi mahasiswa ilmu komunikasi bertujuan agar
pelaksanaan OJT sesuai dengan kompetensi ilmu dan keahlian yang dimiliki. Mahasiswa peserta
OJT telah dibekali dengan teori dan keterampilan sesuai dengan teori konsentrasi bidang studi
yang ditekuni dan dapat mengaplikasikan yang didaptkan dikampus ditempat magang tersebut.
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Selama dua bulan ( 9 juli- 9 september) penulis magang di Kejaksaan Negeri Aceh Timur.
Tentu banyak hal-hal baru, serta berkesan yang penulis dapatkan selama magang diantaranya
adalah :
1. Penulis dapat mengetahui dan merasakan bagaimana atmosfir duunia kerja di instansi
pemerintahan. Semua dituntu uuntuk dapat bekerja dengan baik dan menghargai waktu.
2. Sebagai tenaga bantu yang ditempatkan di bagian perdata penulis wajib dapat mengetik
dan mengedit surat baik surat masuk surat keluar undangan. Dan harus secara detail karena
menyangkut dengan kepentingan instansi.
3. Sebagai tenaga bantu saya juga harus paham akan mana surat yang harus dikelompokkan
dan didata kembali ke dokumen agar semua laporan dapat dipantau oleh atasan.

Dengan adanya pengalaman ini makan penulis sangat terbantu dalam menghadapi dunia kerja di
masa yang akan datang.

Saran
1. Penulis menyarankan kepada mahasiswa/I dalam menjalankan mata kuliah On The Job
Training harus bekerja dengan sebaik mungkin karena mahasiswa/I membawa nama
kampus. Selain itu mahasiswa/I juga harus aktif dalam lingkungan kerja, karena OJT ini
bisa dijadikan sebagai sarana bagi intuk mendapatkan link sebanyak-banyaknya guna
mencari lapangan pekerjaan nanti.
2. Universitas perlu memberikan penekanan pada penguasaan keterampilan yang relevan
dengan perkembangan teknologi di dunia kerja dan lebih menekankan pembelajaran dalam
bidang praktek.
3. Semoga dengan penulis melakukan kegiatan kerja lapangan ini bisa terjalin silaturahmi
antara Universitas Malikussaleh dengan Kejaksaan Negeri Aceh Timur yang semakin erat.
4. Mempermudah sistem informasi bagi mahasiswa yang akan melakukan Job Training
seperti memberikan rekomendasi kantor media atau lembaga apa saja yang relevan dan
dapat dijadikan tempat untuk On The Job Training.
5. Melakukan kerjasama dalam bentuk MoU misalnya, dengan pihak kantor media atau
lembaga, agar peserta magang selanjutnya tidak kesulitan untuk mencari lokasi magang.

1. Bagi Praktikan
a. Praktikan harus mempersiapkan diri dengan baik, dari segi keterampilan, pemahaman,
serta ilmu pengetahuan agar dapat membantu Praktikan dalam pelaksanaan Job Training.
b. Praktikan seharusnya dapat memanfaatkan program On The Job Training ini dengan
maksimal mungkin dengan mencari tahu hal-hal yang bermanfaat bagi masa depannya
seperti informasi mengenai cara untuk memasuki dunia kerja setelah meraih gelar sarjana
ataupun hal bermanfaat lainnya yang sebenernya sangat banyak untuk kita ambil
manfaatnya.

2. Bagi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Malikussaleh


a. Pihak Fakultas lebih menjalin hubungan baik dengan institusi, lembaga dan perusahaan
yang dapat mengembangkan pengetahuan dan wawasan mahasiswa yang akan
melaksanakan OJT.
b. Pihak Fakultas menjalin hubungan yang baik dengan perusahaan agar dapat membantu
mahasiswa dalam mendapatkan tempat OJT.
c. Diharapkan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Malikussaleh menugaskan kepada
Dosen Pembimbing untuk memantau pelaksanaan On The Job Training ke instansi tempat
mahasiswa tersebut melaksanakan pekerjaannya, serta memberikan kritik dan saran kepada
mahasiswa untuk menjamin kinerja yang baik.
3. Bagi Instansi
a. Instansi perlu menyediakan tempat arsip yang memadai untuk penyimpanan berkas yang
sudah jarang atau tidak dipakai. Selain itu perlu adanya sistem kearsipan yang terstruktur
agar penemuan dokumen menjadi lebih mudah.
b. Instansi seharusnya memaksimalkan fasilitas dan sarana serta prasarana yang ada sehingga
terjadi meningkatnya produktivitas kinerja suatu instansi.
c. Instansi sebaiknya menyediakan ruangan atau tempat untuk On The Job Training (OJT)
operasional sehari-hari. Sehingga kedepannya mahasiswa OJT memiliki ruangan atau
tempat yang memadai dan lebih nyaman.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.kejari-idi.go.id

https://www.kejaksaan.go.id

file:///C:/Users/WIN%2010/Downloads/Documents/LENNY%20AMALIA_8105141538.pdf

Anda mungkin juga menyukai