Anda di halaman 1dari 12

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DI TK AL-HIDAYAH

Tasya Oktaviana Praptiantika (T20195075)


FTIK Universitas Islam Negeri KH.Achmad Siddiq Jember
tasyaoktaviana1313@gmail.com

Abstrak: Tujuan penelitian tindakan kelas ini untuk mendeskripsikan pengembangan


kecerdasan sosial emosional anak terutama untuk kemampuan memotivasi diri dan menjalin
hubungan sosial melalui metode BCM Bermain, Cerita, Menyanyi). Subjek penelitian adalah
91 orang anak (Kelas A1:22, Kelas A2:20, Kelas B1: 19, Kelas B2: 14, Kelas B3 : 16) RA
AL-Hidayah. Penelitian berlangsung dalam dua siklus. Setiap siklus berlangsung dalam enam
kali pertemuan. Data dikumpilkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam
penerapan metode BCM (Bermain, Cerita Menyanyi) guru direkomendasikan untuk
mempersiapkan hal-hal yang mendukung terlaksananya metode BCM (Bermain, Cerita,
Menyanyi) seperti bentuk cerita, nyanyian, dan permainan yang menarik sesuai kebutuhan
anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode BCM (Bermain, Cerita, Menyanyi) dapat
mengembangkan kecerdasan sosial emosional anak. Hasil penghitungan pada setiap aspek
pengamatan mengalami peningkatan pada setiap pertemuan.

Kata Kunci : Metode BCM ( Bermain, Cerita, Menyanyi), sosial emosional

Abstract: This classroom action research aimed to describe how social-emotional


intelligence primarily the ability to self-motivation and social relationships can be developed
through BCM (Play, Story, Singing) methods. The subjects were 91 children (class A1:22,
class A2:20, class B1: 19, class B2: 14, class B3 : 16) RA AL-Hidayah. The study was
conducted in two cycles. Each cycle includes six sessions. Data collected through
observation, interviews, and documentation. In applying the method of BCM (Play, Story
Singing) the teacher recommended to prepare the things that support the implementation of
BCM methods as the form of stories, songs, and games that appeal to the children needs. The
results showed that the BCM method developed the child's social and emotional intelligence.
The results showed in every aspect of observation has increased at each sessions. The results
proved that the method of BCM (Play, Story, Singing) can be developed the child's social and
emotional intelligence. The results of counting in every aspect of observation has increased at
each sessions

Keywords: BCM Method (Play, Story, Singing), social emotional.

PENDAHULUAN

Suatu metode pembelajaran yang diterapkan oleh seorang pendidik sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan proses pengajaran. Penggunaan metode pengajaran yang tepat dan

1
sesuai dengan karakter anak dapat memfasilitasi perkembangan berbagai potensi dan
kemampuan anak secara optimal serta tumbuhnya sikap dan prilaku positif bagi anak
(Moeslichatoen, 2004:34).

Menyatakan bahwa kurikulum hasil belajar pendidikan anak usia dini ada beberapa prinsip
dalam menerapkan metode yaitu (a) Berorientasi pada kebutuhan anak, (b) Belajar sambil
bermain, (c) Kreatif dan inovatif. (d) Lingkungan kondusif, (e) Menggunakan sistem tema, (f)
Mengembangkan keterampilan hidup, (g) Menggunakan pembelajaran terpadu, (h)
Pembelajaran berorientasi pada prinsipprinsip perkembangan anak. Secara teknik metode
pendidikan yang dapat diterapkan pada anak usia dini yaitu : (a) Bermain, (b) Bercerita, (c)
Menyanyi, (d) Dialog dan tanya jawab, (e) Penugasan, (f) Sosiodrama, (g) Karya wisata, (h)
Praktik langsung (Moeslichatoen, 2004)1.

Metode bermain, cerita, menyanyi merupakan suatu metode pembelajaran yang dilakukan
dengan cara bermain yang dipadukan dengan cerita dan menyanyi melalui aplikasi ilmu
pengetahuan dan teknologi. Metode Bermain, Cerita dan Menyanyi merupakan pola yang
digunakan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang disesuaikan dengan
kebutuhan anak dan bersifat menyenangkan dalam rangka membantu anak mencapai hasil
belajar dengan penuh keceriaan dan tidak merasa tertekan. Dalam penelitian ini, hasil belajar
yang diharapkan yaitu berupa hasil belajar afektif/tingkah laku anak sejak usia dini berupa
kecerdasan sosialemosional1.

Metode Bermain, Cerita, Menyanyi (BCM) merupakan suatu metode belajar yang
menyenangkan, yang sering juga disebut dengan pendekatan Happy Learning. Metode
bermain, cerita, menyayi juga merupakan suatu metode pembelajaran yang dilakukan dengan
cara bermain yang dipadukan dengan cerita dan menyanyi melalui aplikasi ilmu pengetahuan
dan teknologi, selain itu metode ini merupakan pola yang digunakan guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan anak dan bersifat
menyenangkan dalam rangka membantu anak mencapai hasil belajar tertentu yang dalam hal
ini diharapakan dapat meningkatkan kecerdasan sosial-emosional anak usia dini2.

Kegiatan bermain, cerita, menyanyi memilliki banyak manfaat bagi anak seperti
perkembangan kognitif, perkembangan bahasa, penanaman nilainilai agama dan moral,
perkembangan fisik motorik, perkembangan sosial dan emosional. Salah satu fungsi utama
dalam metode Bermain, Cerita, Menyanyi yaitu untuk mengasah kecerdasan sosial-
emosional, yang diungkapkan melalui kegiatan bermain, cerita, menyanyi. Tetapi fokus
penelitian ini untuk mengembangkan kemampuan anak dalam berhubungan sosial dan
memotivasi diri. Melalaui kegiatan bermain, cerita, menyanyi rasa sedih, takut, cemas,
simpati, empati, dan berbagai perasaan lain dibangkitkan. Dengan demikian emosi anak
menjadi terolah, hal tersebut berdampak positif bagi pengembangan kecerdasan sosial-
emosional anak. Konsep pembelajaran dengan metode bermain, cerita, menyanyi yaitu
bercerita, bernyanyi, dan kemudian diaplikasikan dalam bentuk permainan.
1
Moeslichatoen R, Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak, Jakarta: Rineka Cipta, 2004
2
Asep (2010). Mengajar Anak Dengan Memanfaatkan Metode BCM. diunduh dari http:// salsabilatraining
center. blogspot. com/ 2010/ 02/ mengajaranakanak-dengan memanfaatkan_05. html, diakses tgl. 26 Mei
2011.

2
METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang merupakan suatu
penelitian yang sifatnya reflektif terhadap berbagai aksi atau tindakan yang dilakukan oleh
guru/pelaku, mulai dari perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas
yang berupa kegiatan belajar mengajar untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang
dilakukan (Kemendiknas, 2011:194).
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada kelompok B3 RA AL-Hidayah, Jl Manggar V
No 58 Gebang Poreng Kec Patrang Jember, pada tahun ajaran 2021-2022 selama lima (1)
hari yaitu pada tanggal 8 Oktober 2021dengan menggunakan model penelitian tindakan kelas
yang diperkenalkan oleh Luluk Istiqomah bahwa penelitian tindakan kelas terdiri dari 2
langkah, yaitu perencanaan dan pengamatan. 15 Pengumpulan data yang digunakan yaitu
observasi, dokumentasi, wawancara. Subjek dalam penelitian yaitu anak kelompok B3 RA
AL-Hidayah yang berjumlah 91 orang ( Kelas A1 : 22, Kelas A2 : 20, Kelas B1 : 19, Kelas
B2 : 14, Kelas B3 : 16 )

HASIL DAN PEMBAHASAN

hasil penelitian, ada beberapa hal yang menarik untuk dianalisis. Hasil penelitian ini
didasarkan pada hasil observasi, wawancara, studi dokumentasi. Adapun hasil penelitian
yang disajikan dan dianalisis meliputi 1) Bahan ajar yang digunakan di lembaga 2) Apakah
bahan ajar tersebut sudah berkembang dengan baik 3) Cara pembelajaran di dalam kelas
mengikuti berbasis kurikulum 13 paud dan menggunakan cara atau metode 4)
Mengembangkan bahan ajar 5) Respon orang tua terhadap pengembangan bahan ajar.

Gambar 1. dokumentasi waktu wawancara

A. Bahan ajar yang digunakan di lembaga yaitu :


1. Sentra Balok
Sentra balok adalah kegiatan bermain yang membangun pengertian materi dengan
menggunakan media balok. memfasilitasi anak bermain tentang konsep bentuk,
ukuran, keterkaitan bentuk, kerapihan, ketelitian contohnya seperti menyusun balok
menjadi sesuai imajinasi anak.
2. Sentra Bahan Alam
Sentra bahan alam merupakan sentra yang mengalirkan materi melaluin interaksi
anak secara langsung dengan bahan yang ada dan memanfaatkan bahan sekitar. Sentra
bahan alam diisi dengan berbagai bahan main yang berasal dari alam, seperti air,

3
pasir, bebatuan, daun. contohnya pemakaian biji-bijian atau bahan alam yang lain
kemudian di bentuk semuai dengan minat anak3.
3. Sentra Persiapan
Sentra persiapan merupakan sentra yang diadakan untuk mengembangkan
keaksaraan anak di lembaga pendidikan anak usia dini sehingga anak siap untuk
menempuh pendidikan selanjutnya. Istilah persiapan di gunakan untuk memasuki
dunia sekolah, anak di harapkan memiliki kesiapan (school readiness) terutama
meliputi kesiapan yang berkaitan dengan keaksaraan, yaitu membaca, menulis,
mengeja, dan berbicara sebagai ketrampilan dasar untuk mempelajari berbagai
beragam pengetahuan yang lain. Kadang pada pendidikan anak tertentu sentra
persiapan di namakan dengan sentra keaksaraan (literacy center) sesuai dengan tujuan
aslinya. Namun, di Indonesia istilah yang lebih umum di gunakan adalah sentra
persiapan. Sentra persiapan terutama di tujukan pada ranah perkembangan kognisi
(berfikir) dan motorik halus. Sentra persiapan lebih menekankan pengenalan
keaksaraan awal pada anak4.

Gambar 2. Kegiatan membaca dan menulis

4. Sentra Seni
Seni untuk anak usia dini bertujuan untuk mengembangkan rasa estetis dan
kreativitas, juga untuk mengeksprsikan perasaaan dan pikiran anak. Sentra seni dapat
dibagi dalam seni musik, seni tari, seni kriya, atau seni pahat. Penentuan sentra seni
yang dikembangkan tergantung pada kemampuan satuan PAUD. Disarankan minimal
ada dua kegiatan yang dikembangkan di sentra seni yakni seni musik dan seni kriya.
Sentra seni mengembangkan kemampuan motorik halus, keselarasan gerak, nada,
aspek sosial-emosional dan lainnya. Hal ini tertuang dalam kurikulum (Depdiknas,
2005) bahwa bidang seni memiliki kompetensi dasar, yaitu anak mampu
mengekspresikan diri dan berkreasi dengan berbagai gagasan imajinasi dan
menggunakan berbagai media/bahan menjadi suatu karya seni5. Sentra seni dapat
membuat anak sekreatif mukin dari kertas origami atau kertas lipat dan bahan bekas.
3
Intan Puspitasari, Optimalisasi Pembelajaran Daring Dimasa Pandemi, ( Yogyakarta: UAD Press, 2021). 114
4
Netti Herawati, Proseding Seminar Nasional Memaksimalkan Peran Pendidikan Dalam Membangun Karakter
Anak Usia Dini Sebagai Wujud Investasi Bangsa, (Tuban: fakultas keguruan dan illmu pendidikan universitas
PGRI, 2018 ) hal92

4
Gambar 3. Mengasah sekreatifitas dari kertas origami
pembelajaran di rumah di masa pandemi

5. Sentra IMTAQ
Sentra ini berisi berbagai kegiatan untuk menanamkan nilai-nilai agama, keimanan
dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sentra ini bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan beragama pada anak sejak dini dan membentuk pribadi
yang cerdas berperilaku sesuai dengan norma-norma agama6. Imtaq mengenalkan
kehidupan beragama dengan keterampilan yang terkait dengan agama seperti doa-
doa, mengenalkan huruf hijaiyah dengan nada.

B. Apakah bahan ajar tersebut sudah berkembang dengan baik


Alhamdulillah selama ini bahan ajar yang digunakan di RA Al Hidayah sangat
berkembang dengan baik dan murid-murid cepat menangkap apa yang telah di ajarakan
oleh guru.

C. Cara pembelajaran di dalam kelas mengikuti berbasis kurikulum 13 paud dan


menggunakan cara atau metode
1. Bercerita
Bercerita sama artinya dengan mendongeng. Dalam pengembangan kognitif anak
5
Nini Aryani, Manajemen pembelajaran paud berbasis perkembangan anak, (Jawa Barat: Edu pubuser,
2020)hal29
6
Harun, Pelatihan guru pendidikan karakter berbasis multi kultural dan kearifan local bagi siswa paud,
(Yogyakarta: Uny Press, 2019)hal

5
bercerita atau mendongeng merupakan salah satu metode yang tepat untuk digunakan
karena salah satu tujuan dari metode ber cerita untuk merangsang kreativitas dan
imajinasi. Serta mengasah ke7 kuatan berpikir agar cerdas dan kritis dalam
memecahkan masalah. Metode dongeng membuat anak berani menantang untuk
menanggapi cerita, menggetarkan perasaan dan hati nuraninya. Bercerita dapat dila
kukan guru dengan menggunakan media seperti boneka tangan (puppet), buku
bergambar, dan atribut nya yang menarik untuk anak. Lalu guru memilih topik cerita
yang memang dapat dinalar anak atau cerita sederhana yang mudah dipahami dan
anak dapat menceritakan kembali kepada teman sebaya maupun anggota keluarganya.
Cerita yang menarik untuk anak ialah cerita fabel (tokoh binatang) atau cerita yang
langsung melibatkan diri anak, namun fabel tetap lebih disukai karna di masa ka nak-
kanak imajinasi sangt tinggi, anak menganggap binatang itu dapat berbicara seperti
manusia. Seperti cerita kelinci yang sombong dan kura kura yang suka memaafkan
misalnya

Gambar 4. Kegiatan pembelajaran di dalam kelas


dengan menggunakan metode bercerita

2. Tanya Jawab
Metode tanya jawab ialah suatu metode pembelajaran dengan cara memberikan
pertanyaan dan menjawabnya. Pandie dalam buku karangan Khadijah menyatakan
bahwa metode ini pada hakikatnya untuk meng ingatkan peserta didik terhadap materi
yang lalu guna melanjutkan ke materi berikutnya serta membangkitkan atensi peserta
didik menuju pembelajaran. Lebih lanjut Soetomo dalam Khadijah, mengungkapkan
bahwa metode ini memberikan kesempatan kepada para guru untuk mengajukan
pertanyaan kepada anak didiknya atau sebaliknya, sehingga memberikan anak
pengalaman untuk belajar dalam menyampaikan pendapat atau gagasannya dalam
bentuk lisan. Adapun penggunaan metode tanya jawab yang tepat, yaitu:
 Dapat merangsang atensi anak agar fokus terhadap materi yang sedang

7
Khadijah, Perkembangan kognitif anak usia dini, (Jakarta: Kencana, 2020)hal28

6
dipelajari.
 Dapat mengarahkan cara berpikir dan pengamatan anak.
 Dapat melihat perkembangan anak mengenai penguasaan materi yang telah
dipelajari, sehingga menjadi dasar untuk materi selanjutnya.
 Dapat memberikan kuis dan mengevaluasi proses pembelajaran serta. dapat
dijadikan selingan bagi guru dalam menyampaikan pelajaran8.
Lebih lanjut, Pandi mengemukakan. Selanjutnya Menurut Pandie, metode Tanya
jawab memiliki kelebihan antara lain:
 Menghidupkan suasana kelas yang aktif.
 Mengajak anak untuk berpikir secara aktif
 Melatih keberanian diri anak untuk menyampaikan gagasan atau pokok
pikirannya baik dengan lisan maupun literatur
 Membangkitkan motivasi anak untuk belajar
 Proses pembelajaran dengan metode ini membutuhkan banyak waktu tapi
membantu guru dalam membangun pemahaman anak terhadap materi.
Adapun kelemahan dari metode tanya jawab ini, meliputi:
 Kadang terjadi perdebatan karena perbedaan pendapat sehingga membutuhkan
waktu.
 Kadang jawaban tidak sesuai dengan yang sedang dipertanyakan
 Butuh waktu lebih untuk merangkum materi yang sedang dipelajari.
3. Demonstrasi
Halimah mengatakan bahwa metode demonstrasi merupakan suatu cara dalam
menyajikan pelajaran dengan melalui peragaan dan memper tunjukkan kepada anak-
anak tentang suatu proses, prosedur maupun pembuktian suatu materi pelajaran yang
sedang dipelajari dengan cara menunjukkan benda sebenarnya ataupun benda tiruan
sebagai sumber belajar. Adapun A. Saman mengemukakan bahwa metode
demontrasi ialah pengajaran yang menunjukkan fungsi setiap unsur dan
pengorganisasian yang mengarah kepencapaian tujuan pengajaran yang telah
ditetapkan terlebih dahulu. Tujuan pengajaran yang berupa keterampilan melaku kan
suatu gerakan dan karya mesti dicapai lewat penggunaan metode demontrasi. Lebih
lanjut Muhibbin Syah mengemukakan bahwa metode demonstrasi merupakan
metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan

8
Ibid.hal31

7
melakukan suatu kegiatan, baik se cara langsung maupun penggunaan media
pengajaran yang relevan de ngan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.
Dengan demikian, disimpulkan bahwa metode demonstrasi ialah cara
penyajian materi pelajaran kepada anak dengan mengadakan percobaan dan
mengalami langsung serta membuktikan sendiri sesuatu yang dipel ajarinya, yang
bertujuan agar anak mampu memahami tentang cara me ngatur atau menyusun
sesuatu9
4. Pemberian Tugas
Menurut Sujiyono dalam Khadijah bahwa metode pemberian tugas ialah metode
yang memberikan kesempatan kepada anak melaksanakan tugas berdasarkan
petunjuk langsung dari guru, apa yang harus dikerjakan, sehingga anak dapat
memahami tugasnya secara nyata agar dapat dilak sanakan secara tuntas, hal ini
merupakan salah satu tanggung jawab yang harus diselesaikan oleh anak.
pemberian tugas merupakan salah satu metode yang dilakukan oleh pendidik
ketika memberikan pekerjaan kepada anak untuk mencapai suatu tujuan kegiatan
pengembangan ter tentu. Dengan mengerjakan tugas yang diberikan diharapkan
ada per ubahan tingkah laku anak yang lebih positif sesuai dengan tujuan per
kembangannya. Metode pemberian tugas dimaksudkan agar:
1) Memberi kesempatan kepada anak untuk belajar lebih banyak.
2) Memupuk rasa tanggung jawab pada anak.
3) Memperkuat motivasi belajar.
4) Membangun hubungan yang erat dengan orang tua dan,
5) Mengembangkan keberanian berinisiatif10.
5. Bermain peran
Metode bermain peran adalah salah satu metode yang digunakan oleh pendidik
untuk mengembangkan kemampuan bahasa anak. Kemampuan bahasa yang
dimiliki erat hubungannya dengan kemampuan kognisi anak. Walaupun
perkembangan bahasa anak belum sempurna layaknya orang dewasa, tetapi hal itu
dapat dirangsang dan distimulus melalui komunikasi yang aktif dengan
menggunakan bahasa yang baik dan benar. Keterampilan berbahasa anak usia dini
didapat dari kualitas orang-orang didekatnya yang akan mempengaruhi
keterampilan anak dalam berbahasa dan berbicara.

9
Ibid
10
Ibid. hal 32

8
Metode bermain peran dikategorikan metode dalam proses pembelajaran yang
yang berumpun kepada metode perilaku. Di dalam metode ini, anak dilatih untuk
memecahkan masalah yang berhubungan dengan kehidupan anak didik (human
relations problems). Kegiatan bermain peran di samping fantasi dan sesekali
melibatkan emosi, anak juga belaj berbicara sesuai dengan peran apa yang
dimainkan oleh anak. Bermain peran merupakan suatu aktifitas anak yang alamiah
karena sesuai dengan cara berpikir anak usia dini, yakni berpikir secara simbolik
(menurut tahapan perkembangan Jean Piaget)11.
Di dalam kelas setelah pembelajaran selesai agar meka tidak menggangu
temannya yang belom Selesai, mereka (para murid) diberikan kesibukan tersendiri
seperri membuat keterampilan dari kertas lipat. Dari pembelajaran segi agama
diajarkan Doa-doa, mengaji, dan mengenal dan menulis huruf hijaiyah.

D. Mengembangkan bahan ajar


pengembangan bahan ajar adalah apa yang dilakukan oleh penulis, guru, atau siswa
untuk memberikan sumber masukan berbagai pengalaman yang dirancang untuk
meningkatkan belajar. Tomlinson, 1998:2. Bahan ajar dapat dibedakan antara ”bahan
ajar untuk pemelajaran” berupa buku teks ”bahan ajar sumber” bahan ajar mentah yang
berfungsi sebagai pancingan interaksi di kelas antara bahan ajar utama pemelajaran
bahasa yang tercipta oleh intraksi dalam kelas dan bahan ajar sekunder buku teks. Bahan
ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru atau instruktur untuk
perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar adalah segala
bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan
kegiaatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis
maupun tidak tertulis. Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara
sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang
memungkinkan siswa untuk belajar12. Dalam pengembangan bahan ajar dengan
menggunakan bahan-bahan yang mudah ditemukan di sekitar anak. Seperti
menggunakan bahan di sekitar kita, bekas maupun bahan alam.

11
Dwi Haryanti , keaksaraan Awal Anak Usia Dini, (Jawa Timur: PT. Nasya Expanding Management, 2020) hal
137
12
https://text-id.123dok.com/document/7qvr8660y-hakikat-pengembangan-bahan-ajar-apengertian-bahan-
ajar.html

9
E. Respon orang tua terhadap pengembangan bahan ajar
Alhamdulillah respon wali murid sangat baik dan tidak menyesal anak-anaknya di
sekolahkan di RA Al Hidayah

KESIMPULAN
Bahan ajar yang digunakan di lembaga yaitu 1) Sentra Balok adalah kegiatan bermain yang
membangun pengertian materi dengan menggunakan media balok. memfasilitasi anak bermain
tentang konsep bentuk, ukuran, keterkaitan bentuk, kerapihan, ketelitian contohnya seperti
menyusun balok menjadi sesuai imajinasi anak. 2) Sentra bahan alam diisi dengan berbagai
bahan main yang berasal dari alam, seperti air, pasir, bebatuan, daun. contohnya pemakaian
biji-bijian atau bahan alam yang lain kemudian di bentuk semuai dengan minat anak 3) Sentra
Persiapan merupakan sentra yang diadakan untuk mengembangkan keaksaraan anak di
lembaga pendidikan anak usia dini sehingga anak siap untuk menempuh pendidikan
selanjutnya. Namun, di Indonesia istilah yang lebih umum di gunakan adalah sentra
persiapan. Sentra persiapan terutama di tujukan pada ranah perkembangan kognisi. 4) Sentra
Seni Dalam kurikulum (Depdiknas, 2005) bahwa bidang seni memiliki kompetensi dasar, yaitu
anak mampu mengekspresikan diri dan berkreasi dengan berbagai gagasan imajinasi dan
menggunakan berbagai media/bahan menjadi suatu karya seni. Sentra seni dapat membuat
anak sekreatif mukin dari kertas origami atau kertas lipat dan bahan bekas . 5) Sentra IMTAQ
ini berisi berbagai kegiatan untuk menanamkan nilai-nilai agama, keimanan dan ketaqwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Cara pembelajaran di dalam kelas yaitu: 1) Bercerita sama artinya dengan
mendongeng. Dalam pengembangan kognitif anak bercerita atau mendongeng merupakan
salah satu metode yang tepat untuk digunakan karena salah satu tujuan dari metode ber cerita
untuk merangsang kreativitas dan imajinasi. Metode dongeng membuat anak berani
menantang untuk menanggapi cerita, menggetarkan perasaan dan hati nuraninya. Bercerita
dapat dila kukan guru dengan menggunakan media seperti boneka tangan , buku
bergambar, dan atribut nya yang menarik untuk anak. Cerita yang menarik untuk anak ialah
cerita fabel atau cerita yang langsung melibatkan diri anak, namun fabel tetap lebih disukai
karna di masa ka nak-kanak imajinasi sangt tinggi, anak menganggap binatang itu dapat
berbicara seperti manusia. 2) Tanya jawab menurut Soetomo dalam Khadijah, mengungkapkan
bahwa metode ini memberikan kesempatan kepada para guru untuk mengajukan pertanyaan
kepada anak didiknya atau sebaliknya, sehingga memberikan anak pengalaman untuk belajar
dalam menyampaikan pendapat atau gagasannya dalam bentuk lisan. Dapat mengarahkan cara

10
berpikir dan pengamatan anak. Dapat melihat perkembangan anak mengenai penguasaan
materi yang telah dipelajari, sehingga menjadi dasar untuk materi selanjutnya. 3) Halimah
mengatakan bahwa metode demonstrasi merupakan suatu cara dalam menyajikan pelajaran
dengan melalui peragaan dan memper tunjukkan kepada anak-anak tentang suatu
proses, prosedur maupun pembuktian suatu materi pelajaran yang sedang dipelajari dengan
cara menunjukkan benda sebenarnya ataupun benda tiruan sebagai sumber belajar. Adapun
A. Saman mengemukakan bahwa metode demontrasi ialah pengajaran yang menunjukkan
fungsi setiap unsur dan pengorganisasian yang mengarah kepencapaian tujuan pengajaran yang
telah ditetapkan terlebih dahulu. Tujuan pengajaran yang berupa keterampilan melaku kan
suatu gerakan dan karya mesti dicapai lewat penggunaan metode demontrasi. 4) Pemberian
Tugas Menurut Sujiyono dalam Khadijah bahwa metode pemberian tugas ialah metode yang
memberikan kesempatan kepada anak melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung dari
guru, apa yang harus dikerjakan, sehingga anak dapat memahami tugasnya secara nyata agar
dapat dilak sanakan secara tuntas, hal ini merupakan salah satu tanggung jawab yang harus
diselesaikan oleh anak. pemberian tugas merupakan salah satu metode yang dilakukan oleh
pendidik ketika memberikan pekerjaan kepada anak untuk mencapai suatu tujuan kegiatan
pengembangan ter tentu. 5) Metode bermain peran adalah salah satu metode yang digunakan
oleh pendidik untuk mengembangkan kemampuan bahasa anak. Kemampuan bahasa yang
dimiliki erat hubungannya dengan kemampuan kognisi anak. Walaupun perkembangan bahasa
anak belum sempurna layaknya orang dewasa, tetapi hal itu dapat dirangsang dan distimulus
melalui komunikasi yang aktif dengan menggunakan bahasa yang baik dan
benar. Keterampilan berbahasa anak usia dini didapat dari kualitas orang-orang didekatnya
yang akan mempengaruhi keterampilan anak dalam berbahasa dan berbicara.
Metode bermain peran dikategorikan metode dalam proses pembelajaran yang yang berumpun
kepada metode perilaku.

11
DAFTAR PUSTAKA
Moeslichatoen R. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Rineka Cipta
Asep (2010). Mengajar anak dengan memanfaatkan metode BCM. diunduh dari http://
salsabilatraining center. blogspot. com/ 2010/ 02/ mengajaranakanak-dengan
memanfaatkan_05. html, diakses tgl. 26 Mei 2011.
Herawati Netti. 2018. Proseding seminar nasional memaksimalkan peran pendidikan dalam
membangun karakter anak usia sini sebagai wujud investasi bangsa. Tuban: fakultas
keguruan dan illmu pendidikan universitas PGRI.
Aryani Nini. 2020. Manajemen pembelajaran paud berbasis perkembangan anak. Jawa
Barat: Edu pubuser.
Harun. 2019. Pelatihan guru pendidikan karakter berbasis multi kultural dan kearifan local
bagi siswa paud. Yogyakarta: Uny Press.
Khadijah. 2020. Perkembangan kognitif anak usia dini. Jakarta: Kencana
Haryanti Dwi. 2020. keaksaraan Awal Anak Usia Dini. Jawa Timur : PT. Nasya Expanding
Management
Puspitasari Intan . 2021. Optimalisasi pembelajaran daring dimasa pademi. Yogyakarta: uad
press
https://text-id.123dok.com/document/7qvr8660y-hakikat-pengembangan-bahan-ajar
apengertian-bahan-ajar.html

12

Anda mungkin juga menyukai