Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Bermain dan Permainan Anak


Modul 10
Strategi Bermain dan Permainan Untuk
Mengoptinalkan Perkembangan PAUD
Nama :1. Niluh Supartini

2.NURHAIDA

UNIVERSITAS TERBUKA

2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sering kita mendengar dari para ahli bahwa bermain itu sangat penting bagi anak bahkan
sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Setiap kita berbicara tentang anak, pastinya kita akan selalu
mengaitkannya dengan permainan-permainan dan permainan seperti apa yang bisa kita cocokkan
dan disesuaikan dengan usia anak.

Seiring dengan perkembangan zaman permainan pun sudah sangat banyak, baik itu
modelnya, bentuknya, dan juga warnanya. Disini dapat kita lihat betapa pentingnya arti
bermain bagi anak-anak usia dini karena bermain bagi mereka adalah belajar.
Dari bermainlah anak dapat mengembangkan segala kemampuannya karena dari setiap
permainan itu segala aspek dapat muncul seperti aspek sosial emosional, kognitif, bahasa,
dan motoriknya (kasar dan halus).
Tidak kalah pentingnya kita dapat memunculkan permainan-permainan tradisional yang
lebih atraktif yang cenderung hampir sudah mulai dilupakan dengan munculnya permainan
yang lebih canggih sesuai dengan perkembangan zaman. Namun, dampaknya bagi anak
kurang begitu memunculkan kebersamaan gotong royong dan kerjasama karena itu kita
sebagai guru dan para orang tua haruslah lebih berhati-hati dalam memilih mainan yang
cocok bagi anak dan tentunya lebih bermanfaat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan strategi?
2. Apakah yang dimaksud dengan bermain?
3. Bagaimanakah penerapan strategi bermain, bagi anak usia dini?
4. Bagaimanakah manfaat strategi bermain, bagi perkembangan anak usia dini?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian strategi.
2. Untuk mengetahui pengertian bermain.
3. Untuk mengetahui penerapan strategi bermain, bagi anak usia dini.
4. Untuk mengetahui manfaat strategi bermain, bagi perkembangan anak usia dini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Strategi
Kata strategi berasal dari bahasa asing strategy atau strategi yang biasanya digunakan
sebagai istilah militer, khususnya dalam menyusun siasat untuk berperang atau mengadakan
pertempuran di medan laga.
Menurut kamus The Advanced Learner’s Dictionary of Current English by Hombu;
London Oxford University Press, strategy adalah seni atau ilmu berperang (the art science of
war) atau rencana dari angkatan perang yang disusun sedemikian rupa sehingga pertempuran
sedapat mungkin berlangsung dalam kondisi yang paling menguntungkan. Jadi, apabila
istilah ini, yaitu strategi digunakan dalam kondisi pembelajaran di Taman Kanak-kanak, kira-
kira artinya ialah keterampilan dalam mengatur pembelajaran dengan menggunakan kiat-kiat
yang sesuai agar mencapai hasil maksimal. Strategi pembelajaran adalah suatu alat interaksi
di dalam proses pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran berlangsung baik sehingga
tujuan yang sudah ditetapkan dapat tercapai dengan baik pula.
2.2 Pengertian Bermain, Bercerita, dan Bernyanyi
a. Bermain
Menurut Anggani Sudono, bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau
tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi,
memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak.
Menurut Mayke S. Tedjasaputra, bermain merupakan pengalaman belajar yang sangat
berguna untuk anak, misalnya saja memperoleh pengalaman dalam membina hubungan
dengan sesama teman, menambah perbendaharaan kata, menyalurkan perasaan-perasaan
tertekan, dan lain-lain.
Menurut Aziz Alimul, bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan
atau mempraktekkan keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi
kreatif, serta mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa.
Menurut Brooks & Elliot (1971), bermain adalah setiap kegiatan yang dilakukan untuk
memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir.
Jadi, bermain adalah segala kegiatan yang dapat menimbulkan kesenangan bagi anak,
yang dilakukan oleh anak dengan suka rela tanpa adanya suatu paksaan atau tekanan dari
luar. Dalam bermain tidak ada peraturan lain kecuali yang ditetapkan permainan itu sendiri.
b. Bercerita
Menurut KBBI, cerita yaitu tuturan yang membentangkan bagaimana terjadinya suatu
hal (peristiwa, kejadian, dan sebagainya).
Menurut M.Nur Mustakim (2005: 20), bercerita adalah upaya untuk mengembangakan
potensi kemampuan berbahasa anak melalui pendengaran dan kemudian menuturkannya
kembali dengan tujuan melatih keterampilan anak dalam bercakap-cakap untuk
menyampaikan ide dalam bentuk lisan.
Jadi, cerita yaitu penggambaran tentang sesuatu secara verbal. Melalui bercerita, anak
diajak berkomunikasi, berfantasi, berkhayal dan mengembangkan kognitifnya. Bercerita
merupakan suatu stimulan yang dapat membangkitkan anak terlibat secara mental. Melalui
cerita, aktivitas mental anak dapat melambung, melanglang buana melampaui isi cerita itu
sendiri. Dengan demikian melalui cerita, kecerdasan emosional anak semakin terasah.
c. Bernyanyi
Menurut KBBI, Menyanyi adalah melantunkan suara dengan nada-nada yang beraturan,
biasanya menyanyi diiringi dengan alat musik, baik itu menyanyi secara single/sendirian
maupun menyanyi dalam kelompok.
Jadi menyanyi adalah bagian dari kebutuhan alami individu. Melalui nyanyian dan
musik, kemampuan apresiasi anak akan berkembang dan melalui nyanyian anak dapat
mengekspresikan segala pikiran dan isi hatinya. Menyanyi merupakan bagian dari ungkapan
emosi.
2.3 Penerapan Strategi Bermain, Bercerita, dan Bernyanyi bagi Anak Usia Dini
1. Bermain
Sebelum melakukan kegiatan bermain, bermacam bahan dan peralatan yang sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai perlu dipersiapkan terlebih dahulu secara lengkap. Langkah
berikutnya adalah menentukan urutan langkah bermain yang disertai dengan penetapan
kegiatan yang harus dilaksanakan oleh setiap peserta permainan.
Pelaksanaan kegiatan bermain terdiri dari tiga kegiatan yaitu:
a. Kegiatan pra-bermain
Pada kegiatan pra-bermain, terdapat dua macam kegiatan persiapan, yaitu:
1. Kegiatan penyiapan siswa dalam melaksanakan kegiatan bermain.
Kegiatan penyiapan siswa terdiri dari : (1) guru menyampaikan tujuan kegiatan bermain
kepada para siswa, (2) guru menyampaikan aturan-aturan yang harus diikuti dalam kegiatan
bermain, (3) guru menawarkan tugas kepada masing-masing anak, misalnya membuat istana,
membuat, menara, dan seterusnya, dan (4) guru memperjelas apa yang harus dilakukan oleh
setiap anak dalam melakukan tugasnya.
2. Kegiatan penyiapan bahan dan peralatan yang siap untuk dipergunakan dalam kegiatan
bermain.
Kegiatan penyiapan bahan dan peralatan yang diperlukan, misalnya menyiapkan bak pasir,
ember, bendera kecil, dsb.
b. Kegiatan bermain
Tahap bermain terdiri dari rangkaian kegiatan yang berurutan dari awal sampai dengan
akhir kegiatan bermain. Banyaknya kegiatan pada tahap bermain sangat tergantung pada jenis
permainan yang dipilih, serta jumlah anak yang mengikuti permainan.
c. Kegiatan penutup
Kegiatan penutup merupakan kegiatan akhir dari seluruh langkah kegiatan bermain. Pada
kegiatan ini, guru memberikan penekanan pada aspek-aspek yang sepatutnya dikembangkan
dan dimiliki oleh anak seperti, menunggu giliran, kemampuan bekerja sama, kemampuan
memecahkan masalah dan sebagainya.
Evaluasi atau penilaian perlu dilaksanakan agar guru mendapatkan umpan balik tentang
keberhasilan kegiatan bermain. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan
kegiatan bermain yang telah ditetapkan sebelumnya.
Menurut Solehuddin (2000:89) terdapat dua cara yang dapat ditempuh dalam
mengimplementasikan bermain, yaitu :
a. Langsung
Bermain sebagai metode pembelajaran bagi anak. Guru menyajikan permainan yang
bertujuan mengembangkan perilaku tertentu yang diharapkan dan telah ditetapkan
sebelumnya.
b. Tidak langsung
Melengkapi ruang bermain (play center) dengan alat-alat permainan pendidikan. Anak diberi
keleluasaan untuk melakukan kegiatan bermain sesuai dengan alat-alat permainan yang
dirancang oleh guru.
Berikut ini beberapa bentuk permainan yaitu; Puzzle, Balok, Kuartet, Bowling, Halma,
dan lain-lain. Selain permainan tersebut di atas terdapat beberapa permainan yang dapat
dilakukan oleh anak-anak di antaranya yaitu :
1. Siapa Cepat Dia Dapat
Permainan yang menguji hafalan dan mengevaluasi materi pelajaran yang telah disampaikan
dengan indikator keberhasilan anak tersebut telah hafal materi yang disampaikan. Teknik
permainan : Anak dibagi menjadi 2 kelompok masing-masing diketuai oleh satu orang. Setiap
kelompok menyusun ayat yang sebelumnya telah diacak-acak. Tugas setiap anak adalah
menyusunnya dengan benar. Siapa yang paling cepat maka kelompoknyalah yang menang.
2. Memori Game
Permainan yang akan menguji daya ingat anak dengan cara melatih konsentrasi terhadap
suatu objek. Alat permainan: Kartu warna-warni yang terbuat dari karton manila terdiri dari
10 kartu berukuran 10x10 cm. Cara permainan: 4 orang anak duduk di meja untuk memilih
kartu-kartu yang sebelumnya telah diacak-acak dalam posisi tertelungkup. Kemudian secara
bergiliran anak memilih dan membuka kartu-kartu tersebut. Jika pasangannya benar maka
kartu diambil dan anak tersebut mendapat point. Permainan ini akan dimenangkan jika anak
mengumpulkan banyak point. Bila anak yang tidak mendapatkan point, diberikan kesempatan
untuk menunjukan kemampuan dengan bernyanyi, membaca surat pendek, membaca doa-
doa, dan lain-lain.
Area kegiatan juga dapat dijadikan sebagai strategi dalam bermain karena merupakan
pusat-pusat belajar yang diberi tanda di dalam kelas, diisi dengan berbagai jenis kegiatan
belajar dan alat-alat berdasarkan pada program kemampuan dasar tiap kelas serta pada tema
dan subtema. Area-area kegiatan ini juga didesain untuk mengajarkan anak-anak konsep-
konsep yang spesifik. Konsep-konsep tersebut dapat diciptakan oleh guru sendiri, guru
bersama anak-anak atau juga oleh anak-anak sendiri. Area-area kegiatan ini memberikan
kesempatan anak-anak untuk memanipulasi benda-benda, melakukan permainan drama, serta
berkomunikasi satu dengan yang lain melalui percakapan antara mereka dalam membuat
perencanaan bermain dan belajar sesuai kecepatan masing-masing.
Perencanaan anak dapat juga mempertinggi potensi belajar dari bermain. Para peneliti
tentang motivasi bermain mengemukakan bahwa pada hakikatnya motivasi belajar pada
anak-anak lebih besar di dalam kegiatan yang mereka pilih sendiri. Ada pula penelitian lain
yang menyebutkan bahwa bermain sebagai hasil perencanaan anak-anak sebelumnya, lebih
rumit dan lebih menantang daripada bermain tanpa direncanakan sebelumnya.
Berikut langkah-langkah mengimplementasikan pendekatan area-area kegiatan.
1. Menetapkan secara realistis jumlah area kegiatan serta banyaknya peralatan yang dapat diatur
dalam area kegiatan. Untuk permulaan, batasi jumlahnya, misalnya 5-6 area kegiatan dan
yang paling sedikit membutuhkan pengarahan dan campur tangan guru, misalnya area
keluarga/rumah tangga untuk bermain peran, area balok, dan area bahasa/perpustakaan, area
seni serta bak pasir dan bak air. Secara bertahap saat anak-anak sudah merasa lebih enak
pendekatan area kegiatan, dapat ditambah lagi beberapa area kegiatan serta alat dan
perlengkapannya. Namun, perlu diperhatikan, tujuan dari tiap area kegiatan harus jelas.
2. Petunjuk untuk bepergian dari satu area ke area yang lain, memasuki dan meninggalkan tiap
area kegiatan serta penggunaan alat-alat di dalam area-area kegiatan hendaknya secara
eksplisit dijelaskan sebelum anak-anak menggunakan tempat-tempat tersebut. Akhirnya
anak-anak akan menjadi mandiri dan merupakan pembelajar yang mampu saat mereka
menjadi terbiasa dengan tanggung jawab mereka memilih area-area belajar yang
menyenangkan.
3. Guru menyiapkan pula kartu-kartu yang bertuliskan nama area-area kegiatan, warna dan
simbol area kegiatan, jepitan baju yang dijepit pada karton sesuai jumlah maksimal anak yang
dapat melakukan kegiatan sekaligus pada waktu yang bersamaan. Sebagai contoh, untuk area
kegiatan , baik karton, simbol balok serta jumlah jepitan-jepitan baju berwarna merah semua.
Anak-anak akan mengambil jepitan dari karton dan menjepit baju atau kemejanya ketika
mereka menuju ke area balok. Jumlah jepitan merah yang ada di area balok, misalnya hanya
lima buah yang berarti hanya lima anak yang boleh bermain di area tersebut dalam satu
kelompok. Jadi, apabila kelima jepitan telah diambil oleh lima orang anak, anak lain yang
juga ingin bermain di area balok tidak mendapat jepitan merah lagi berarti ia harus
menunggu sampai ada satu anak yang telah selesai bermain di area balok dan mengembalikan
jepitan merah tersebut pada karton merah yang bertuliskan dan bersimbolkan balok.
Alat-alat/perlengkapan dalam area kegiatan perlu mendapat perhatian khusus. Berikut ini
adalah beberapa saran yang dapat membantu, yaitu :
1. Pilih alat-alat yang akan digunakan dalam area kegiatan untuk sehari sesuai dengan
perencanaan.
2. Tempatkan alat-alat di atas rak-rak rendah dekat meja area kegiatan dimana alat-alat tersebut
akan digunakan, namun apabila anak-anak cenderung tidak ingin memilih di rak-rak, tak ada
salahnya menempatkan beberapa alat di meja-meja kegiatan, sebelum anak-anak memasuki
pusat-pusat kegiatan yang disediakan untuk satu hari tertentu.
3. Simpanlah alat-alat dalam wadah-wadah menurut jenisnya atau menurut set (kumpulan).
4. Alat-alat perlu digilir atau ditukar-tukar secara berkala.
5. Berilah kesempatan pada anak-anak untuk menggunakan alat-alat maupun mainan yang
disiapkan selama kegiatan bermain di area-area kegiatan yang berlangsung antara 1-2 jam.
6. Yang perlu perhatian khusus adalah ruang yang cukup terang dan pengaturan lokasi area-area
kegiatan yang terpisah satu dengan yang lain.
2. Bercerita
Metode bercerita merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat memberikan
pengalaman belajar bagi anak TK dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan.
Cerita yang dibawakan guru harus menarik, dan mengundang perhatian anak dan tidak lepas
dari tujuan pendidikan bagi anak TK.
Penggunaan bercerita sebagai salah satu strategi pembelajaran di Taman Kanak-kanak
haruslah memperhatikan hal-hal berikut:
a. Isi cerita harus terkait dengan dunia kehidupan anak TK.
b. Kegiatan bercerita diusahakan dapat memberikan perasaan gembira, lucu, dan mengasyikkan
sesuai dengan dunia kehidupan anak yang penuh suka cita.
c. Kegiatan bercerita harus diusahakan menjadi pengalaman bagi anak TK yang bersifat unik
dan menarik.
Beberapa macam teknik bercerita yang dapat dipergunakan antara lain guru dapat
membaca langsung dari buku, menggunakan ilustrasi dari buku gambar, menggunakan papan
flannel, menggunakan boneka, bermain peran dalam suatu cerita, atau bercerita dengan
menggunakan jari-jari tangan.
Bercerita sebaiknya dilakukan dalam kelompok kecil untuk memudahkan guru
mengontrol kegiatan yang berlangsung sehingga akan berjalan lebih efektif. Selain itu tempat
duduk pun harus diatur sedemikian rupa, misalnya berbentuk lingkaran sehingga akan terjalin
komunikasi yang lebih efektif.
Kegiatan bercerita merupakan kegiatan yang memiliki manfaat besar bagi perkembangan
anak serta pencapaian tujuan pendidikan. Sebelum melaksanakan kegiatan bercerita guru
terlebih dahulu harus merancang kegiatan bercerita berupa langkah-langkah yang harus
ditempuh secara sistematis. Penerapan strategi pembelajaran melalui bercerita mengacu pada
prosedur pembelajaran yang telah dikembangkan sebelumnya, yaitu:
1. Menetapkan tujuan dan tema cerita.
2. Menetapkan bentuk bercerita yang dipilih. Misalnya bercerita dengan membaca langsung
dari buku cerita, menggunakan gambar-gambar, menggunakan papan flannel, dan seterusnya.
3. Menetapkan bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan bercerita.
4. Menetapkan rancangan langkah-langkah kegiatan bercerita:
a. Mengkomunikasikan tujuan dan tema cerita;
b. Mengatur tempat duduk;
c. Melaksanakan kegiatan pembukaan;
d. Mengembangkan cerita;
e. Menetapkan teknik bertutur;
f. Mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan isi cerita.
5. Menetapkan rancangan penilaian kegiatan bercerita.
Untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran dilaksanakan penilaian dengan cara
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan isi cerita untuk
mengembangkan pemahaman anak aka isi cerita yang telah didengarkan.
Tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan bercerita serta tema yang dipilih oleh guru
menjadi acuan dalam melaksanakan kegiatan lainnya. Guru memiliki kebebasan untuk
menentukan bentuk cerita yang dipilih, sepanjang bisa menggambarkan isi cerita dengan
baik. Bahan dan alat yang dipergunakan dalam kegiatan bercerita sangat bergantung kepada
bentuk cerita yang dipilih sebelumnya.
Pengaturan tempat duduk, merupakan hal yang patut mendapat perhatian karena
pengaturan yang baik membuat anak merasa nyaman dan dapat mengikuti cerita di samping
teknik bercerita, dan teknik penilaian. Untuk mengetahui ketercapaian tujuan dilaksanakan
penilaian dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan isi
cerita untuk menumbuhkan pemahaman anak akan isi cerita yang telah disampaikan.
3. Bernyanyi
Di Taman Kanak-kanak, kegiatan bernyanyi merupakan sebuah kegiatan yang dapat
diintegrasikan ke dalam pembelajaran. Pengalaman dalam bermusik dapat membantu
mengembangkan kemampuan daya pikir dan bahasa anak serta dapat dijadikan sebagai pusat
lingkungan belajar anak secara lebih menyeluruh.
Dalam mengembangkan prosedur penerapan strategi pembelajaran melalui bernyanyi
guru harus mempertimbangkan karakteristik anak sehingga pembelajaran dapat berlangsung
lebih bermakna. Terdapat tiga tahap dalam prosedur penerapan strategi pembelajaran melalui
bernyanyi, yaitu :
1. Tahap perencanaan.
Pada tahap ini guru mulai menentukan tujuan yang ingin dicapai, berupa tingkat pemahaman
dan keterampilan yang diharapkan dimiliki oleh anak ketika pembelajaran selesai.
Selanjutnya guru menentukan pokok bahasan dan sub pokok bahasan. Dilanjutkan dengan
menetapkan tahapan kegiatan yang akan dilalui oleh anak dalam pembelajaran tersebut.
Langkah terakhir adalah menetapkan alat penilaian untuk melihat ketercapaian tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya.
2. Tahap pelaksanaan.
Pada tahap ini guru harus menetapkan tahapan kegiatan yang akan dilalui anak selama proses
pembelajaran berlangsung. Tahapan kegiatan tersebut meliputi:
a. Kegiatan awal
Kegiatan awal : guru memperkenalkan lagu yang akan dinyanyikan bersama dan memberi
contoh bagaimana seharusnya lagu itu dinyanyikan serta memberikan arahan bagaimana
bunyi tepuk tangan yang mengiringinya.
b. Kegiatan tambahan
Kegiatan tambahan : anak diajak mendramatisasikan lagu, misalnya lagu Dua Mata Saya,
yaitu dengan melakukan gerakan menunjuk organ-organ tubuh yang ada dalam lirik lagu.
c. Kegiatan pengembangan
Kegiatan pengembangan : guru membantu anak untuk mengenal nada tinggi dan rendah
dengan alat musik, misalnya pianika.
3. Tahap penilaian.
Pada tahap ini guru menetapkan alat penilaian yang sesuai untuk mengukur ketercapaian
tujuan. Penilaian mengacu pada daftar pertanyaan yang dilakukan melalui pengamatan
dengan mengacu pada daftar pertanyaan yang telah disusun.
2.4 Manfaat Strategi Bermain, Bercerita, dan Bernyanyi bagi Perkembangan Anak Usia Dini
a. Manfaat Bermain
1. Perkembangan Bahasa
Aktivitas bermain adalah ibarat laboratorium bahasa anak, yaitu memperkaya perbendaharaan
kata anak dan melatih kemampuan berkomunikasi anak.
2. Perkembangan Moral
Bermain membantu anak untuk belajar bersikap jujur, menerima kekalahan, menjadi
pemimpin yang baik, bertenggang rasa dan sebagainya.
3. Perkembangan Sosial
Bermain bersama teman melatih anak untuk belajar membina hubungan dengan sesamanya.
Anak belajar mengalah, memberi, menerima, tolong menolong dan berlatih sikap sosial
lainnya.
4. Perkembangan Emosi
Bermain merupakan ajang yang baik bagi anak untuk menyalurkan perasaan/emosinya dan ia
belajar untuk mengendalikan diri dan keinginannya sekaligus sarana untuk relaksasi. Pada
beberapa jenis kegiatan bermain yang dapat menyalurkan ekspresi diri anak, dapat digunakan
sebagai cara terapi bagi anak yang mengalami gangguan emosi.
5. Perkembangan kognitif
Melalui kegiatan bermain anak belajar berbagai konsep bentuk, warna, ukuran dan jumlah
yang memungkinkan stimulasi bagi perkembangan intelektualnya. Anak juga dapat belajar
untuk memiliki kemampuan ‘problem solving’ sehingga dapat mengenal dunia sekitarnya dan
menguasai lingkungannya.
6. Perkembangan Fisik
Bermain memungkinkan anak untuk menggerakkan dan melatih seluruh otot tubuhnya,
sehingga anak memiliki kecakapan motorik dan kepekaan penginderaan.
7. Perkembangan Kreativitas
Bermain dapat merangsang imajinasi anak dan memberikan kesempatan kepada anak untuk
mencoba berbagai ideanya tanpa merasa takut karena dalam bermain anak mendapatkan
kebebasan.
b. Manfaat Bercerita
Pencapaian tujuan pendidikan Taman Kanak-kanak dapat ditempuh dengan strategi
pembelajaran melalui bercerita. Masitoh dkk. (2005: 10.6) mengidentifikasi manfaat cerita
bagi anak TK, yaitu sebagai berikut:
1. Bagi anak TK mendengarkan cerita yang menarik dan dekat dengan lingkungannya
merupakan kegiatan yang mengasyikkan.
2. Guru dapat memanfaatkan kegiatan bercerita untuk menanamkan nilai-nilai positif pada
anak.
3. Kegiatan bercerita juga memberikan sejumlah pengetahuan sosial, nilai-nilai moral dan
keagamaan.
4. Pembelajaran dengan bercerita memberikan memberikan pengalaman belajar untuk
mendengarkan.
5. Dengan dengan mendengarkan cerita anak dimungkinkan untk mengembangkan kemampuan
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
6. Membantu anak untuk membangun bermacam-macam peran yang mungkin dipilih anak, dan
bermacam layanan jasa yang ingin disumbangkan anak kepada masyarakat.
Beberapa manfaat metode bercerita bagi anak TK (Moeslichatoen 2004:45) di antaranya
adalah :
1. Melatih daya serap atau daya tangkap anak TK, artinya anak usia TK dapat dirangsang untuk
mampu memahami isi atau ide-ide pokok dalam cerita secara keseluruhan.
2. Melatih daya pikir anak TK, untuk terlatih memahami proses cerita, mempelajari hubungan
bagian-bagian dalam cerita termasuk hubungan-hubungan sebab akibatnya.
3. Melatih daya konsentrasi anak TK untuk memusatkan perhatiannya kepada keseluruhan
cerita.
4. Mengembangkan daya imajinasi anak, artinya dengan bercerita anak dengan daya fantasinya
dapat membayangkan atau menggambarkan sesuatu situasi yang berada di luar jangkauan
inderanya.
5. Menciptakan situasi yang menggembirakan serta mengembangkan suasana hubungan yang
akrab sesuai dengan tahap perkembangannya.
6. Membantu perkembangan bahasa anak dalam berkomunikasi secara efektif dan efisien
sehingga proses percakapan menjadi komunikatif.
c. Manfaat Bernyanyi
Secara mendasar, menyanyi sendiri mempunyai efek membangun yang luar biasa bagi
seorang anak, baik pada masa-masa balita maupun usia pra sekolah, banyak manfaat dan hal-
hal positif didapat jika anak-anak atau kita sendiri menyanyi dengan gembira. Adapun
manfaat bernyanyi bagi anak usia dini yaitu :
1. Menyanyi ternyata sangat baik untuk kesehatan anak. Professor Graham Welch, seorang
Profesor dari sekolah musik di Institut Pendidikan, Universitas London, Inggris,
mengungkapkan: bernyanyi ternyata merupakan kegiatan yang menyehatkan bagi seseorang.
Graham yang telah 30 tahun meneliti manfaat menyanyi bagi kesehatan mengatakan bahwa
menyanyi ternyata dapat menyehatkan jantung dan paru-paru, mengapa demikian? karena
bernyanyi juga merupakan sebuah aktivitas senam yang mampu meningkatkan pasokan
oksigen ke aliran darah di seluruh tubuh dan meningkatkan efisiensi sistem kadiovaskular
(jantung).
2. Bernyanyi bagi anak juga dapat meningkatkan kemampuan refleks dan kewaspadaan anak,
karena aliran oksigen dapat mengalir lebih lancar ke seluruh tubuh anak. Dengan bernyanyi
anak juga berolahraga untuk membangun sebagian otot tubuhnya. Saat bernyanyi, hampir
sebagian besar otot-otot di sekitar perut (diafragma) akan bekerja dan ini dianggap sebagai
latihan yang sangat baik untuk otot tubuh bagian atas. Latihan vokal bagi anak melibatkan
latihan pernafasan dan latihan pada otot jantung dan paru-paru.
3. Bernyanyi juga memiliki manfaat yang sangat baik bagi kesehatan psikis dan psikologis
anak. Dengan bernyanyi, maka perasaan anak akan terekspresikan, menjadi lebih lega dan
lebih bersemangat lagi. Aktivitas bernyanyi juga mampu membangkitkan semangat dan
menurunkan tingkat stres anak melalui kerja sistem endokrin tubuh anak yang berhubungan
dengan perasaan merasa nyaman, hangat, dan lebih baik. Menyanyi mampu membuat
perasaan lebih baik karena dilepaskannya hormon endorfin keseluruh tubuh saat anak
bernyanyi dengan ceria.
4. Benyanyi juga dapat meningkatkan sistem imun (kekebalan) tubuh anak. Menurut sebuah
studi yang dilakukan di Universitas Frankfurt, di Jerman yang sudah diterbitkan di US
Journal of Behavioral Medicine, disebutkan bahwa menyanyi dapat meningkatkan sistem
imun tubuh seseorang. Para peneliti melakukan tes darah pada anggota kelompok paduan
suara profesional di Frankfurt, tes darah dilakukan 60 menit sebelum dan sesudah latihan
menyanyi. Dari penelitian tersebut, diperoleh bahwa konsentrasi imunoglobulin A, protein
yang ada dalam sistem imun tubuh manusia yang berfungsi sebagai antibodi ternyata
meningkat dengan signifikan selama kegiatan menyanyi berlangsung. Hal ini tentunya juga
terjadi terhadap anak-anak, dengan kegiatan menyanyi mereka akan meningkatkan daya
tahan tubuh mereka terhadap penyakit.
Dalam Masitoh dkk. (2005: 11.3) menyatakan bahwa bernyanyi memiliki banyak manfaat
untuk praktik pendidikan anak dan pengembangan pribadinya secara luas karena :
1. Bernyanyi bersifat menyenangkan,
2. Bernyanyi dapat dipakai untuk mengatasi kecemasan,
3. Bernyanyi merupakan media untuk mengekspresikan perasaan,
4. Bernyanyi dapat membantu membangun rasa percaya diri anak,
5. Bernyanyi dapat membantu daya ingat anak,
6. Bernyanyi dapat mengembangkan rasa humor,
7. Bernyanyi dapat membantu pengembangan keterampilan berpikir dan kemampuan motorik
anak, dan bernyanyi dapat meningkatkan keeratan dalam sebuah kelompok.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Strategi ialah keterampilan dalam mengatur pembelajaran dengan menggunakan kiat-kiat
yang sesuai agar mencapai hasil maksimal.
2. a. Bermain adalah segala kegiatan yang dapat menimbulkan kesenangan bagi
anak, yang dilakukan oleh anak dengan suka rela tanpa adanya suatu paksaan atau
tekanan dari luar.
b. Bercerita merupakan suatu stimulan yang dapat membangkitkan anak terlibat secara mental.
c. Menyanyi adalah bagian dari kebutuhan alami individu. Melalui nyanyian dan musik,
kemampuan apresiasi anak akan berkembang dan melalui nyanyian anak dapat
mengekspresikan segala pikiran dan isi hatinya.
3. Penerapan strategi :
a. Bermain : Kegiatan pra-bermain; Kegiatan bermain; Kegiatan penutup.
b. Bercerita : Menetapkan tujuan dan tema cerita; Menetapkan bentuk bercerita yang dipilih;
Menetapkan bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan bercerita; Menetapkan rancangan
langkah-langkah kegiatan bercerita; Menetapkan rancangan penilaian kegiatan bercerita.
c. Bernyanyi : Tahap perencanaan; Tahap pelaksanaan; Tahap penilaian.
4. Manfaat bermain, becerita, dan bernyanyi yaitu dapat mengembangkan dan meningkatkan
aspek kognitif, sosial emosional, bahasa, dan motorik.
DAFTAR PUSTAKA
Patmonodewo, Soemiarti. 2003. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta : PT. Asdi Mahasatya.
Montolalu, dkk. 2009. Bermain dan Permainan Anak. Jakarta : Univertas Terbuka.
Majid, Abdul Aziz Abdul. 2013. Mendidik dengan Cerita. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
http://melyloelhabox.blogspot.co.id/2013/06/penerapan-strategi-pembelajaran-yang.html (Senin,
11 April 2016, 20.00 WIB)
http://anisachoeriah-paud.blogspot.co.id/2011/04/makalah-metode-pembelajaran-paud-2.html
(Senin, 11 April 2016, 20.00 WIB)
http://www.nomifrod.com/2016/03/pembelajaran-ra-tk-paud-melalui-bermain.html (Senin, 11
April 2016, 20.00 WIB)
http://tkgefari.blogspot.co.id/2012/02/penerapan-pembelajaran-melalui.html (Senin, 11 April
2016, 20.00 WIB)

Anda mungkin juga menyukai