Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembelajaran dalam mengembangkan bakat
seni pada anak di TK dan faktor yang berkaitan dengan pengembangan bakat seni yang
dikembangkan pada anak di TK. Data dikumpulkan dengan cara melakukan pengamatan,
wawancara, dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan (a) bakat seni anak
dikembangkan melalui stimulasi secara individu permainan tradisional, bernyanyi, bermain
musik, dan mendongeng selain itu bisa dilakukan menggunakan stimulasi secara sosial seperti
creative movement, bermain peran, bekerja gotong royong; dan (b) beberapa faktor yang
mendukung keberhasilan anak mengembangkan bakat seni, yaitu guru memiliki pengetahuan dan
pemahaman tentang pendidikan anak, dapat menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan, memperlihatkan hubungan yang akrab dan tim kerja yang baik sesama guru,
serta menjalin komunikasi dan kerjasama yang baik dengan orang tua, didukung dengan fasilitas
belajar yang memadai dan lingkungan yang nyaman serta sehat.
Pendahuluan
Fungsi pendidikan Taman kanak-kanak adalah membina, menumbuhkan,
mengembangkan seluruh potensi anak secara optimal sehingga terbentuk perilaku dan
kemampuan dasar sesuai dengan tahap perkembangannya agar memiliki kesiapan untuk
memasuki pendidikan selanjutnya.
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal
28, Ayat 3, dinyatakan bahwa Taman Kanak-kanak (TK) merupakan anak usia dini pada jalur
pendidikan formal. Usia 4-6 tahun merupakan masa peka yang penting bagi anak untuk
mendapat pendidikan. Pengalaman yang diperoleh anak dari lingkungan, termasuk stimulasi
yang diberikan oleh orang dewasa, akan mempengaruhi kehidupan anak di masa yang akan
datang. Oleh karena itu diperlukan upaya yang mampu memfasilitasi anak dalam masa tumbuh
kembangnya berupa kegiatan pendidikan dan pembelajaran sesuai dengan usia, kebutuhan dan
minat anak.
Adapun program pembelajaran TK disusun untuk mengembangkan seluruh potensi anak
yang beragam selaras dengan tumbuh kembang anak dengan tetap memperhatikan budaya daerah
dan karakter bangsa melalui pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Pengembangan kreativitas penting dipupuk sejak dini, sebab usia tersebut merupakan langkah
awal kehidupan seseorang. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Munandar (2004:31-32),
mengapa kreativitas begitu bermakna dalam hidup perlu dipupuk sejak dini:
Pertama, karena dengan berkreasi orang dapat mewujudkan atau mengaktualisasikan
dirinya dan aktualisasi merupakan kebutuhan pokok pada tingkat tinggi dalam hidup manusia.
Kedua, kreativitas atau berpikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam
kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah. Ketiga, bersibuk diri secara kreatif tidak
hanya bermanfaat bagi diri pribadi dan lingkungan tapi juga memberikan kepuasan kepada
individu. Keempat, kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas
hidupnya.
Apabila kreativitas anak dapat berkembang dengan baik maka anak dikemudian hari
setelah dewasa akan memasuki kemampuan, keterampillan dan profesi yang baik bahkan luar
biasa, kemampuan tersebut dapat berkembang dengan baik jika didukung dengan lingkungan
yang kondusif, yaitu lingkungan yang dapat mendorong berkembangnya kreativitas anak.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus, di mana
peneliti memfokuskan dengan beberapa pembatasan pada penelusuran untuk menemukan
interaksi yang mendalam penuh makna pada upaya terapi agresifitas anak. Dalam pengumpulan
data penelitian, proses penelitian menggunakan model alur penelitian maju bertahap (the
developmental research sequence): (1) menentukan situasi sosial penelitian, (2) melaksanakan
pengamatan berperan serta, (3) membuat catatan lapangan, (4) melaksanakan pengamatan
deskriptif, (5) melakukan analisis domain, (6) mengadakan pengamatan terfokus, (7) melakukan
analisis taksonomi, (8) melaksanakan pengamatan terpilih, (9) melakukan analisis komponen,
(10) analisis tema, (11) menulis tema budaya, serta (12) menulis etnografi (Spradley, 1980).
1. Proses Pelaksanaan Kegiatan Bermain Sambil Belajar melalui Gerak dan Lagu dalam
Mengembangkan Kreativitas Anak TK
Tahap pertama yaitu perencanaan, berisikan tahapan-tahapan yang dipersiapkan guru
dalam proses pelaksanaan bermain sambil belajar melalui gerak dan lagu, yaitu sebagai
berikut:
a. Guru terlebih dahulu menjelaskan kepada anak kegiatan yang akan dilakukan.
b. Guru perlu mempersiapkan ruangan yang cukup untuk dapat bergerak dengan bebas.
Kalau perlu bagi anak menjadi kelompok-kelompok atau dibuat secara bergiliran
sehingga tidak berdesak-desakan.
Tahap kedua yaitu pelaksanaan, dalam tahapan ini guru melaksanakan proses kegiatan
bermain sambil belajar melalui gerak dan lagu meliputi:
a. Guru mengajak anak-anak mendengarkan musik dan lagu dengan penuh perhatian.
b. Guru mendemonstrasikan kepada anak gerakan-gerakan yang dilakukan sesuai
dengan irama dan syair lagu.
c. Guru mulai mengajak anak-anak bergerak mengikuti musik dan lagu dengan gerakan
yang sesuai disebutkan dalam syair lagu.
d. Guru membimbing anak dalam melakukan setiap gerakan.
Kegiatan bermain sambil belajar melalui gerak dan lagu dapat mengembangkan
kreativitas anak.
Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan yang dilakukan penulis dilapangan serta hasil
wawancara dengan guru diperoleh informasi bahwa kegiatan bermain sambil belajar melalui
gerak dan lagu membuat kreativitas anak TK berkembang, hal ini terlihat bahwa Sebagian
besar anak mampu untuk mengembangkan ide yang bervariasi dan dapat menciptakan ide
yang baru. Contohnya ketika guru meminta anak untuk mengangkat kedua tangannya ke
atas, maka anak mengangkat tangannya ke atas, namun beberapa anak ada yang
mengangkat tangannya ke atas sambil memutar pergelanran tangannya tanpa disuruh oleh
guru dan ada pula yang mengangkat kedua tangannya ke atas sambil menggoyang
goyangkan pinggulnya. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa melalui kegiatan bermain
sambil belajar melalui gerak dan lagu membuat anak mampu mengembangkan ide yang
bervariasi dan dapat menciptakan ide yang baru.
a. Faktor pendukung dalam proses kegiatan bermain sambil belajar melalui gerak dan lagu.
Dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti terungkap bahwa faktor yang sangat mendukung
dalam proses kegiatan bermain sambil belajar melalui gerak dan lagu yaitu adanya interaksi
antara guru dan anak, baik di dalam maupun di luar kelas. Guru memperlihatkan sikap yang
sabar, telaten dan ramah serta memberi perhatian yang cukup kepada anak-anak. Bermain
dilakukan pada keseluruhan proses pembelajaran, mulai dari pembukaan, kegiatan inti, istirahat
hingga kegiatan penutup.
Sarana pembelajarannya berupa alat permainan yang tersedia cukup bermacam-macam.
Pengaturan ruang kelas yang dalam kurun waktu tertentu diubah penataannya sehingga terdapat
penyegaran suasana.
b. Faktor penghambat dalam proses kegiatan bermain sambil belajar melalui gerak dan
lagu.
Setelah melakukan pengamatan dan wawancara maka dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan guru tentang konsep kreativitas masihlah kurang. Selama proses pembelajaran
berlangsung, tidak terjadi keseimbangan diantara aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Juga adanya perbedaan perkembangan anak.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa hal yang perlu
disampaikan oleh tim peneliti, yang kiranya dapat dijadikan masukan. Adapun
rekomendasi yang ingin tim peneliti sampaikan adalah sebagai berikut:
1. Untuk semakin memantapkan kemampuan khususnya pendidik TK dalam
pengembangan kreativitas melalui gerak dan lagu bagi guru TK, perlu adanya
penambahan waktu dalam pelaksanaan Diklat yang diselenggarakan oleh
P4TK TK & PLB.
2. Peserta diklat yang sudah mengikuti Diklat di P4TK TK & PLB perlu
mensosialisasikan di lingkungan sekolah masing-masing dalam rangka
pengimbasan dan mendorong guru yang lain untuk mengimplementasikannya.
3. Dalam pelaksanaan Diklat Kreativitas perlu dimasukkan materi Pendidikan
Budaya dan Karakter Bangsa yaitu untuk membentuk watak serta beradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Daftar Pustaka
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Pembinaan Taman
Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar (2010). Pedoman Pengembangan Program pembelajaran di
TK. Jakarta: Kemdiknas.
Yuliani Nurani Sujiono (2009). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks.
Syaiful Sagala (2005). Konsep dan makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
Moeslichatoen, R. (2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah (2006), PAUD Investasi Masa Depan Bangsa,
Jakarta: Depdiknas.
Buletin PADU Pengaruh Permainan pada Perkembangan Anak : Edisi Maret/ Triwulan I.
DEPDIKNAS, (2003). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.
Mayke. S.T (2001) Bermain, Mainan, Permainan untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Grasindo.
Tim Bika PAUD BP-PLSP Reg II Jayagiri (2006), Penerapan Gerak dan Lagu, Bandung : TIm
Bika BP-PLSP Reg II Jayagiri.