Anda di halaman 1dari 3

1.

Teknik supervisi individual


a. Berkunjung ke kelas : kepala sekolah atau supervisor datang ke kelas untuk mengobservasi
guru yang sedang mengajar di kelas, untuk melihat kelebihan dan kekurangan sekiranya perlu
diperbaiki
b. Kunjungan pengamatan atau observasi : guru yang dipercayai oleh kepala sekolah untuk
ditugaskan sesuai dengan kebutuhannya untuk mengamati guru lain yang sedang
mendemonstrasikan cara mengajarnya dalam mata pelajaran tertentu. Seperti cara
menggunakan alat atau media baru, seperti LCD dan sebagainya.
c. Pertemuan individual : suatu pertemuan dengan melaksanakan percakapan, dialog, dan tukar
pikiran antara supervisor dan guru dalam mempelajari masalah pribadi/karakter siswa dan
masalah pembelajaran
d. Kunjungan antar kelas : kegiatan guru satu berkunjung ke kelas lain di sekolah itu sendiri
dengan melihat cara mengajarnya guru lain. Tujuannya adalah untuk berbagi pengalaman
dalam pembelajaran.
2. Teknik supervisi kelompok adalah suatu cara melaksanakan program supervisi akademik yang
diperuntukkan pada dua orang guru atau lebih. Para guru yang akan disupervisi dikelompokkan
berdasarkan hasil analisis kebutuhan dan hasil analisis kemampuan kinerjanya.
a. Melaksanakan rapat : kepala sekolah mengumpulkan 2 orang guru atau lebih dalam rangka
supervise yang memiliki hubungan untuk pengembangan kurikulum di sekolah sendiri sesuai
perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya.
b. Melakukan diskusi kelompok : kepala sekolah mengumpulkan para guru yang sesuai dengan
bidang studinya mata pelajaran tertentu dalam rangka membicarakan tentang usaha
pengembangan kurikulum pelajaran tersebut dan peranan dalam mengatasi proses belajar
mengajar.
c. Mengadakan pelatihan-pelatihan : Pelatihan untuk guru mata pelajaran tertentu pada
umumnya dilaksanakan oleh pusat atau wilayah tertentu, tugas kepala sekolah adalah
mengelola dan membimbing pelaksanaan tindak lanjut dari hasil pelatihan tersebut agar
dapat dipraktekkan oleh guru-guru tersebut.
d. Workshop : Dalam kegiatan ini dalam rangka menjalankan program supervisi akademik,
maksudnya sebagai suatu kegiatan belajar kelompok yang dilakukan oleh para guru yang
memiliki masalah yang relatif sama dan ingin dipecahkan bersama melalui percakapan,
diskusi, dan cara bekerja secara kelompok.
e. Seminar : Kepala sekolah mengadakan seminar yang diikuti oleh guru-guru binaannya agar
menghasilkan rumusan bersama yang dapat menjadi acuan bagi guru-guru. Hal ini bertujuan
untuk meningkatkan kapasitas profesional guru, menambah wawasan, dan menambah
keterampilan khususnya.

1. Pendekatan direktif, yaitu pendekatan secara langsung dalam menangani masalah dalam rangka
program supervisi dan peran supervisor disini lebih dominan, banyak komentar, jarang memuji,
dan kurang memberi guru untuk berkreativitas. Pendekatan ini didasarkan pemahaman
terhadap psikologi behaviorisme adalah merespon terhadap stimulus atau rangsangan. Di
sekolah, supervisor menggunakan pendekatan direktif untuk guru-guru dengan biasanya
kurangnya tingkat disiplin dan etos kerja. Dalam hal ini perilaku supervisor memberikan arahan
secara langsung, sering mendikte, dan menjelaskan permasalahan kepada guru yang disupervisi,
memberi solusi kepada guru cara-cara mengatasi permasalahan, menetapkan tolak ukurnya,
dan penguatan berupa hukuman.
2. Pendekatan non direktif, yaitu pendekatan secara tidak langsung, maksudnya supervisor dalam
mensupervisi guru mendengarkan keluh kesah dan permasalahan guru kemudian mencoba
memahaminya, membiarkan guru melakukan kreativitasnya terlebih dahulu, dan memecahkan
masalah secara bersama-sama. Pendekatan tak langsung ini menggunakan psikolog humanistik,
maksudnya lebih menghargai orang yang akan dibantu. Biasanya pendekatan ini dilakukan
ketika disekolah untuk guru-guru yang telah mengetahui tugas kerjanya dan lebih disiplin. Dalam
hal ini kepala sekolah lebih ke mendengarkan dan sharing untuk memecahkan masalah dan
lebih menghargai para guru.
3. Pendekatan kolaboratif, yaitu cara pendekatan yang memadukan pendekatan direktif dan non-
direktif menjadi cara pendekatan baru. Kepala sekolah dan guru berbagi tanggungjawab.
Biasanya kalau di sekolah diperuntukkan guru yang sangat sibuk. Kolaborasi antara guru dan
kepala sekolah akan membantu guru dalam melaksanakan ide dan cita-citanya yang besar.
Kepala sekolah sebagai supervisor mengajak guru ini agar tidak berhenti di tengah jalan
melainkan memberi dorongan dan bantuan agar tugas-tugasnya dapat diselesaikan.

1. Layanan bidang personal (ketenagaan) : ketenagaannya kurang memahami tugasnya, kurangnya


etos kerja, dan kurang disiplin.
2. Layanan bidang sarana dan prasarana : Tidak adanya sarana Sistem Informasi Manajemen (SIM),
semuanya serba ditulis.
3. Layanan bidang akademik : Guru kurangnya etos kerja, dan kurang memahami karakteristik atau
kepribadian siswanya.
4. Layanan bidang kesiswaan : tidak adanya peraturan penerimaan siswa baru yang tetap dan
berlaku di sekolah tersebut.
5. Layanan bidang keuangan : rencana anggaran dan belanja tidak dicatat secara rapi.
6. Layanan bidang hubungan dengan masyarakat : Kurangnya komunikasi dan bersifat pasif antara
sekolah dan masyarakat.

1. Tahapan supervisi di madrasah


a. Pertemuan supervisor dan guru untuk menetapkan jadwal supervisi dan kesepakatan
tentang metode, perangkat pembelajaran dan indikator kompetensi.
b. Observasi dikelas.
c. Dialog setelah pembelajaran tentang penilaian pembelajaran.
d. Catatan hasil observasi dan monitoring pembelajaran.
e. Analisis hasil observasi dan monitoring sesuai dengan indikator kinerja
f. Pemberian nilai per sub-kompetensi.
g. Guru dan supervisor setuju dan memberikan pembinaan sesuai kelemahan dan kelebihan.
2. Supervisi di pesantren
a. Struktur supervisi di pesantren dari atas ke bawah : sayap 1 (Kyai/pengasuh) bersifat
absolut, sayap 2 (dewan Kyai : Gus dan Ning), Kepala madrasah/Mudzir,
Pengelola/pengurus pondok, Guru/ustadz, dan santri.
b. Memakai metode langsung dan tidak langsung, misalnya tidak langsung ada kamar mandi
roboh, kyai menanyakan hal tersebut ke kepala madrasah atau para asatidz.
c. Metode formal dan tidak formal.
d. Periode kondisional, harian, mingguan, bulanan, semesteran, dan tahunan (Full Time)
e. Pendekatannya menggunakan kondisional.
f. Lebih substansial bukan sekedar formal.
g. Lebih mengutamakan spriritual.

Permasalahan supervisi di madrasah : 1. Supervisor tidak membawa instrumen yang akan disupervisi 2.
Supervisor memberikan kebebasan guru untuk menilai dan supervisor hanya mentanda-tangani.

Permasalahan supervisi di pesantren : 1. Tidak adanya instrument supervisi yang berlaku

Anda mungkin juga menyukai