Anda di halaman 1dari 4

1.

Budaya akademik dalam pandangan Islam adalah suatu tradisi atau kebiasaan yang
berkembang dalam dunia Islam menyangkut persoalan keilmuan. Atau dalam bahasa yang
lebih sederhana adalah tradisi ilmiah yang dikembangkan Islam
Budaya akademik dalam Islam tentu menjadi sebuah keharusan dimana nilai-nilai Islam
diterapkan dalam dunia pendidikan. Budaya akademik dalam Islam menghendaki semua
orang muslim untuk memiliki sikap tekun dan ulet dalam mencari ilmu. Islam sebagai
agama yang mendorong umatnya untuk menjadi cerdas dan pandai maka mempunyai
banyak dalil-dalil mengenai keutamaan mencari ilmu. Seperti yang dikatakan Nabi
Muhammad dalam hadistnya yang diriwayatkan oleh Sahabat Abu Huroiroh. “Siapa yang
menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju
surga.” [HR. Muslim]. Bahkan saking utamanya para pencari ilmu yang nantinya akan
membentuk budaya akademik dalam Islam sampai-sampai Allah sendiri bersaksi atas
nama pencari ilmu atau ahli ilmu. Hal ini seperti yang ditermaktub dalam al-Quran, Surat
Al-Imran, Ayat 18. “Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang
berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang
berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak
disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia.
Allah mempersaksikan bahwa Dia satu-satunya zat yang berhak diibadahi, dan
menyandingkan persaksian Nya dengan persaksian para malaikat, para ahli ilmu dalam
perkara paling Agung yang dipersaksikan, yaitu keesaan Allah dan tegaknya Allah dalam
menegakkan keadilan, tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Dia yang
maha perkasa yang tidak ada sesuatupun yang dikehendakinya kecuali pasti terjadi, juga
Maha bijaksana dalam firman-firman dan perbuatan-perbuatannya.

2. Apresiasi atau perhatian Al-Quran terhdap ilmu pengetahuan ini dapat kita lihat betapa
seringnya Al-Quran menyebut kata ‘ilm (yang berati pengetahuan). Belum lagi ungkapan
lain yang dapat memiliki kesamaan makna menunjuk arti pengetahuan, seperti al-fikr, al-
nazhr, al-bashar, al-tadabbur, al-dzikr. Dari kata kunci inilah kita dapat melacak
bagaimana Alquran memberikan perhatian terhadap orang - orang yang berilmu, di
antaranya adalah :
a. Wahyu Al-Qur'an yang turun pada masa awal mendorong manusia untuk
memperoleh ilmu pengetahuan.
b. Tugas manusia sebagai khalifah Allah di bumi akan sukses kalau memiliki ilmu
pengetahuan.
c. Muslim yang baik tidak pernah berhenti untuk menambah ilmu.
d. Orang yang berilmu akan dimuliakan oleh Allah SWT.
Dalam pandangan islam, ilmu adalah sesuatu yang tergolong suci. Ilmu bagaikan pelita
atau cahaya di malam yang gelap. Seseorang tak akan dapat berjalan dengan baik di
malam yang gelap tanpa cahaya, demikian pula halnya tak dapat seseorang membedakan
yang benar dan salah, kecuali dengan ilmu.Ada banyak sekali keutamaan menuntut ilmu
yang dijelaskan dalam Al-Qur’an. Allah SWT akan mengangkat derajat orang-orang
beriman dan berilmu sebagaimana firman-Nya dalam QS Al-Mujaadilah ayat 11:
“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam
majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan
apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-
Mujaadilah: 11)
Dari ayat tersebut, tersurat janji Allah untuk mengangkat derajat orang-orang yang
beriman dan berilmu, tak hanya di dunia tapi juga di akhirat.

3. Rasulullah sejak usia belia telah merasakan pahit-manisnya dunia perdagangan. Bersama
dengan sang paman Abu Thalib, beliau memahami bagaimana cara berdagang. Dalam
menggeluti profesinya sebagai pedagang, Rasulullah tak sekadar mencari nafkah yang
halal guna memenuhi biaya hidup, tetapi juga untuk membangun reputasi agar orang-
orang kaya berdatangan dan mau mempercayakan modal atau daganganya kepada
Rasulullah. Di dalam berdagang Rosulullah memiliki prinsip untuk selalu bersikap jujur
dan adil dalam setiap transaksi dengan para pelanggannya. Rasulullah juga selalu
menasihati para sahabatnya untuk melakukan hal serupa. Berbekal pengalamannya dalam
berdagang dan reputasinya yang terkenal sebagai pedagang yang terpercaya dan jujur,
beliau memperoleh banyak kesempatan berdagang dengan modal orang lain, termasuk di
antaranya modal dari seorang pengusaha kaya raya, Khadijah, yang kelak menjadi
istrinya.Rasulullah telah menjadi pedagang yang sukses dan memberi petunjuk bagaimana
menjadi pedagang sukses. Ketika berkuasa dan menjadi kepala negara Madinah,
Rasulullah telah mengikis habis transaksi-transaksi dagang dari segala macam praktik
yang mengandung unsur-unsur penipuan, riba, judi, ketidakpastian, keraguan, eksploitasi,
pengambilan untung yang berlebihan, dan pasar gelap. Nabi Muhammad juga melakukan
standardisasi timbangan dan ukuran, serta melarang orang-orang mempergunakan standar
timbangan dan ukuran lain yang kurang dapat dijadikan pegangan. Itulah kisah Rasulullah
menjadi seorang pedagang yang sukses karena memiliki etos kerja yang baik selalu
bersikap terbuka dan jujur.

4. Islam sangat menekankan supaya manusia bersikap terbuka dan jujur. Seseorang tidak
akan mungkin memiliki sikap terbuka kalau tidak bersikap jujur terhadap dirinya sendiri
maupun orang lain. Karena orang yang bersikap tidak jujur pasti akan berusaha mati-
matian untuk menutupi ketidakjujurannya. Ayat yang memerintahkan supaya bersikap
jujur yaitu Surat Al-Ahab/33:70

َ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذ‬


?‫ين آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا? قَ ْواًل َس ِدي ًدا‬
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah
perkataan
yang benar.”
Yang dipanggil dalam ayat tersebut adalah orang beriman, hal ini berarti salah satu
prasyarat orang-orang yang kokoh imannya adalah selalu berkata benar dan jujur dan ini
menjadi prasayat utama untuk memiliki sikap terbuka. Sikap terbuka yang dimiliki
seseorang akan menjadikan hidupnya merasa nyaman, karena tidak ada yang perlu
ditutupi, sehingga etos kerja dan kinerja semakin meningkat.
5. Dalam KBBI kata “adil” diartikan :
a. Tidak berat sebelah/memihak
b. Berpihak kepada kebenaran
c. Sepatutnya/tidak sewenang-wenang
Bersikap adil yang dibicarakan Al-Quran, khususnya dalam islam pada umumnya
mengandung berbagai spektrum makna, tidak hanya pada proses hukum atau terhadap
pihak yang berselisih melainkan menyangkut segala aspek kehidupan beragama.
Diantaranya adalah :
a. Adil dalam segala aqidah
b. Dalam aspek syariah khususnya yang berkaitan dengan muamalah Al-Quran
menekankan perlunya manusia berlaku adil.
c. Dalam aspek akhlak keadilan dituntut bukan hanya kepada orang lain namun juga
kepada diri sendiri.

Anda mungkin juga menyukai