Anda di halaman 1dari 4

1. Jelaskan pengertian budaya akademik!

2. Jelaskan tentang bagaimana apresiasi atau penghargaan Al-Quran


terhadap orang-orang yang berilmu (berbudaya akademik)?
3. Bagaimana petunjuk Al-Quran untuk meningkatkan etos kerja?
4. Jelaskan tentang arti penting sikap terbuka dan jujur sebagai bagian dari
cara meningkatkan etos kerja dan meraih keberhasilan!
5. Jelaskan tentang makna sikap adil dalam Islam!

JAWABAN

1) Budaya Akademik adalah budaya yang dihasilkan oleh suatu komunitas


yang tindakannya didasari atas hasil ilmiah teknis dan mampu
menjelaskan tindakannya itu atas logika dan ilmu pengetahuan. Budaya
akademik sebenarnya adalah budaya universal. Artinya, dimiliki oleh
setiap orang yang melibatkan dirinya dalam aktivitas akademik.
Membangun budaya akademik bukan perkara yang mudah. Diperlukan
upaya sosialisasi terhadap kegiatan akademik, sehingga terjadi
kebiasaan di kalangan akademisi untuk melakukan norma-norma
kegiatan akademik tersebut.
2) penghargaan Al-quran terhadap orang-orang yang berilmu, di
antaranya adalah:

 Wahyu Al-Quran yang turun pada masa awal mendorong manusia untuk
memperoleh ilmu pengetahuan.
 Tugas manusia sebagai khalifah Allah di bumi akan sukses kalau
memiliki ilmu pengetahuan.
 Muslim yang berilmu akan dimuliakan oleh Allah SWT.
 Allah akan meninggikan derajat orang yang berilmu, seperti dalam
firmannya:
QS. Al-Mujadillah: 11

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaraMu dan


orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”

 Untuk memperoleh petunjuk menjadi pemimpin/khalifah serta lebih


tingginya kedudukan manusia dari makhluk lain disebabkan karena ilmu
yang dimiliki.
 Untuk memperoleh petunjuk Al-Quran bukan saja diperlukan ketaqwaan
dan keimanan, melainkan juga ilmu pengetahuan.

3) Petunjuk Al-Quran untuk meningkatkan etos kerja

 Mengatur/memanajemen waktu dengan sebaik-baiknya.


 Bekerja harus sesuai dengan bidangnya dan ini harus diberi catatan
bahwa etos kerja yang tinggi tidak boleh menjadikan orang tersebut lupa
kepada Allah SWT.
 etos kerja yang tinggi tidak membuat lupa akan kewajiban beribadah.
 (QS. Al-Mujadillah: 11) berisi tentang perintah untuk memberikan
kelapangan kepada orang lain dalam majelis ilmu dan juga anjuran agar
setiap muslim senantiasa bekerja keras, baik saat menuntut ilmu maupun
mencari nafkah.
 (QS. Al-Jumu’ah: 10) berisi perintah untuk menghentikan kegiatan
seperti jual beli dan pekerjaan lain saat shalat jum’at. Kemudian setelah
shalat selesai, manusia diperintahkan untuk kembali menuju aktivitasnya
dalam rangka mencari karunia Allah berupa ilmu pengetahuan, harta
benda dan kesejahteraan.

4) Dengan adanya kejujuran, seseorang akan memahami bahwa setiap


pekerjaan adalah amanah dan bagian dari ibadah. Suatu pekerjaan harus
dilaksanakan secara tulus dan sepenuh hati, lalu sebuah kejujuran
membuat si pekerja menjauhi perbuatan tercela. Kejujuran akan
membuat orang percaya bahwa setiap pekerjaan selalu diawasi oleh
Tuhan dan akan membuat pekerjaan itu dianggapnya sebagai rahmat
dari Nya dan harus diterima tanpa mengeluh, tanpa syarat dan penuh
integritas. Hal itu akan mendorong meningkatnya etos kerja yang positif.
Saat secara moral semua pekerjaan dilaksanakan dengan benar dan
penuh tanggung jawab sebagai hasil dari tindak kejujuran, hal itu akan
membuka peluang bagi kita untuk mendapatkan kepercayaan memegang
suatu amanah yang lebih tinggi dan membuka potensi bagi sebuah
keberhasilan.

5) Makna sikap adil dalam Islam:

Adil menurut bahasa Arab disebut dengan kata ‘adilun, yang berarti
sama dengan seimbang. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, adalah
diartikan tidak berat sebelah, tidak memihak, berpihak pada yang benar,
berpegang pada kebenaran, sepatutnya, dan tidak sewenang-wenang. Dan
menurut ilmu akhlak ialah meletakan sesuatu pada tempatnya, memberikan
atau menerima sesuatu sesuai haknya, dan menghukum yang jahat sesuai
haknya, dan menghukumyang jahat sesuai dan kesalahan dan
pelanggaranya.

Secara Bahasa Adil Berasal dari bahasa arab yang berarti proporsional,
tidak berat sebelah, jujur Secara Istilah ada beberapa makna antara lain:
menempatkan sesuatu pada tempatnya.

 Menurut Ibnu Miskawaih keadilan adalah Memberikan sesuatu yang


semestinya kepada orang yang berhak terhadap sesuatu itu.
 Menurut Al Ghozali adil adalah keseimbangan antara sesuatu yang lebih
dan yang kurang
Adil itu menempatkan sesuatu pada tempatnya, Kata adil dilawankan
dengan kata dzalim yaitu menempatkan sesuatu yang bukan pada
tempatnya.

Adil adalah memberikan hak kepada orang yang berhak menerimanya tanpa
ada pengurangan, dan meletakkan segala urusan pada tempat yang
sebenarnya tanpa ada aniaya, dan mengucapkan kalimat yang benar tanpa
ada yang ditakuti kecuali terhadap Allah Subhanallahuwata’ala.

 Dalil keadilan dalam Islam, meliputi:

(An-Nisa’: 135) Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak


keadilan, menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri
atau terhadap ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya
ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatan (kebaikannya). Maka
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari
kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan
menjadi saksi, maka ketahuilah Allah Mahateliti terhadap segala apa yang
kamu kerjakan.

(QS. Ar-Rahman: 7-9) (7)Dan langit telah ditinggikan-Nya dan Dia ciptakan
keseimbangan, (8)Agar kamu jangan merusak keseimbangan itu, (9)dan
tegakkanlah keseimbangan itu dengan adil dan janganlah kamu
mengurangi keseimbangan itu.

(QS. Al-Hadidi: 25) Sungguh, Kami telah mengutus rasul-rasul Kami


dengan bukti-bukti yang nyata dan kami turunkan bersama mereka kitab dan
neraca (keadilan) agar manusia dapat berlaku adil. Dan Kami
menciptakan besi yang mempunyai kekuatan, hebat dan banyak manfaat
bagi manusia, dan agar Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)
Nya dan rasul-rasul Nya walaupun (Allah) tidak dilihatnya. Sesungguhnya
Allah Mahakuat, Mahaperkasa.

Anda mungkin juga menyukai