Diceritakan sebuah keadaan dimana sepasang suami istri yang sedang menantikan
kelahiran buah hatinya yang sedang berada dalam kandungan dengan usia dua bulan.
Yang dikesibukan dengan sang suami yang kerja kantoran dan sang istri melajani jasa
pesan kue. Konflik muncul ketika ibu mertua istrinya menyarankan untuk pasangan
suami istri tersebut tinggal di rumahnya. Tokoh suami pun merasa keberatan karena
jarak antara rumah ibu mertua dan kantornya terlampai cukup jauh dan disamping itu
ada pekerjaan yang harus dikerjakan seperti pesanan kue dari pelanggan setianya.
Namun mereka berdua tidak bisa menolak kehendak ibu mertua sang istri yang juga
dianggap ibu kandung oleh sang suami.
Hari demi hari dijalani di rumah ibu mertua tersebut oleh suami istri tersebut.
Dan hari demi hari pun sang suami san istri merasa sangat terbebani terhadap mitor
mitos yang diceritakan sang ibu mertua kepada istrinya yang membuat sang suami
meresa terheran-heran. Seperti, istri disuruh menggantungkan guntig kecil di bh nya
dan larangan untuk berdandan dan berias diri kepada sang istri.
Berhari-hari ada saja masalah yang dibahas antar sang suami, istri dan ibu
mertua. Sang ibu mertua yang keyakinannya terhadap mitos kelahiran pertama dan
pasangan suami istri yang tidak percaya tentang semua hal itu. Singkat cerita ibu
mertua pun mengalah dan merelakan pasangan suami istri tersebut kembali tinggal di
kontrakan nya dulu. Dan singkat cerita usia kehamilan nya pun mendekati 9bulan, dan
pergilah pasangan suami istri tersebut ke dokter untuk mengecek kahamilan sang istri
yang di temani pula ibu mertuanya. Dan hasil tes tersebut membuat ibu mertua sangat
kecewa berat atas hasil ter tersebut karena cucu tidak berjenis kelamin laki-laki. Ibu
mertua pun menyalahkan jika pasangan muda saat ini menganggap petuah orang tua
hanyalah mitos belaka