Anda di halaman 1dari 2

Resensi cerpen “Mitos Ibu”

Diceritakan sebuah keadaan dimana sepasang suami istri yang sedang menantikan
kelahiran buah hatinya yang sedang berada dalam kandungan dengan usia dua bulan.
Yang dikesibukan dengan sang suami yang kerja kantoran dan sang istri melajani jasa
pesan kue. Konflik muncul ketika ibu mertua istrinya menyarankan untuk pasangan
suami istri tersebut tinggal di rumahnya. Tokoh suami pun merasa keberatan karena
jarak antara rumah ibu mertua dan kantornya terlampai cukup jauh dan disamping itu
ada pekerjaan yang harus dikerjakan seperti pesanan kue dari pelanggan setianya.
Namun mereka berdua tidak bisa menolak kehendak ibu mertua sang istri yang juga
dianggap ibu kandung oleh sang suami.
Hari demi hari dijalani di rumah ibu mertua tersebut oleh suami istri tersebut.
Dan hari demi hari pun sang suami san istri merasa sangat terbebani terhadap mitor
mitos yang diceritakan sang ibu mertua kepada istrinya yang membuat sang suami
meresa terheran-heran. Seperti, istri disuruh menggantungkan guntig kecil di bh nya
dan larangan untuk berdandan dan berias diri kepada sang istri.
Berhari-hari ada saja masalah yang dibahas antar sang suami, istri dan ibu
mertua. Sang ibu mertua yang keyakinannya terhadap mitos kelahiran pertama dan
pasangan suami istri yang tidak percaya tentang semua hal itu. Singkat cerita ibu
mertua pun mengalah dan merelakan pasangan suami istri tersebut kembali tinggal di
kontrakan nya dulu. Dan singkat cerita usia kehamilan nya pun mendekati 9bulan, dan
pergilah pasangan suami istri tersebut ke dokter untuk mengecek kahamilan sang istri
yang di temani pula ibu mertuanya. Dan hasil tes tersebut membuat ibu mertua sangat
kecewa berat atas hasil ter tersebut karena cucu tidak berjenis kelamin laki-laki. Ibu
mertua pun menyalahkan jika pasangan muda saat ini menganggap petuah orang tua
hanyalah mitos belaka

 Analisis unsur Intrinsik:


Tema : Kasih Sayang Sang Ibu dan Keluarga Kecilku
Setting : Rumah kontrakan, Rumah ibu mertua, Kantor suami dan Rumah sakit
Alur : Maju
Tokoh : Aku (suami), Istri, Ibu Mertua dan Maryani (staf personalia sang suami)
Aku = Orang yang tidak percaya dengan mitos
Istri = Orang yang patuh terhadap suami dan ibunya
Ibu Mertua = Orang yang sangat kental terhadap petuah dan mitos mitos
jaman dahulu dan perhatian yang berlebihan terhadap anaknya
Maryani = Oaang yang tidak percaya mitos tapi tegas dan apa adanya
 Sudut pandang : Pengarang sebagai orang pertama (tokoh utama)
 Amanat : “Orang tua selalu menginginkan yang terbaik untuk anaknya”
 Kelebihan : Dalam cerpen ini, pengarang menitikberatkan gambaran dan bahasa
sastra lama, kebahasaan yang sangat dijiwai pengarang membuat para pembaca
bangga sehingga merasakan hal nyata dalam cerita tersebut. Terutama pada di
akhir-akhir alinea, mulai terlihat ciri pengarang yang menggambarkan cerita
dapat berakhir dengan hal apapun, tak harus sedih atau pun senang.
 Kekurangan : Cerita ini memang menggambarkan kehidupan pasangan suami istri
muda yang baru saja barumah tangga. Yang membuat kita tak setuju yakni
dengan alasan orang tua yang selalu mengaitkan beberapa hal kejadian dengan
mitos. Karena dengan adanya mitos tersebut, akan berpengaruh terhadap segi
kehidupan sehari-hari.
 Pesan Moral : Apapun perintah orang tua, jika itu demi kebaikan nya maka
sebagai seorang anak seharusnya mematuhi keputusan tersebut
 Penutup : Cerpen ini merupakan bacaan yang menarik bagi semua usia baik tua
maupun muda. Melalui cerpen ini pengarang menitikberatkan inti cerita pada
amanat yang disampaikan yakni kepada orang tua, tidak selamanya hal mitos
tersebut bisa digunakan acuan dalam kehidupan, terlebih kita di zama milenial
yang serba real dan instan pikirannya. Tertapi terhadap seorang anak pula,
alangkah baiknya kita selalu menghormati nasihat orang tua meskipun akhirnya
orang tua akan selalu menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya.

Anda mungkin juga menyukai