"Hadits Tarbawi"
Disusun Oleh :
FAKULTAS TARBIYAH
SOREANG
2023-2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat membuat sebuah makalah tentang "Tujuan
Pendidikan Perspektif Hadits".
Makalah ini disusun berdasarkan apa yang diperoleh dari berbagai sumber.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Dan untuk menjadi
sempurna, diharapkan adanya kritik,saran dan usulan yang membangun.
Kelompok 3
I
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II ..................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2
PENUTUP ............................................................................................................. 10
A. Kesimpulan ............................................................................................. 10
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apakah tujuan pendidikan perspektif hadits ?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui tujuan pendidikan perspektif hadits
1
BAB II
PEMBAHASAN
ً ِعا ِل ًما أ َ ْو ُمت َ َع ِِّل ًما أ َ ْو ُم ْستَمِ ًعا أ َ ْو ُمحِ بًّا َو ََل ت َ ُك ْن خَام
رواه بيهقى. َسا فَت َ ْهلِك َ ي ﷺ ُك ْن
ُّ قَا َل النَّ ِب
Rasulullah SAW bersabda: “Jadilah engkau orang yang berilmu (pandai) atau orang
yang belajar, atau orang yang mendengarkan ilmu atau yang mencintai ilmu. Dan
janganlah engkau menjadi orang yang kelima maka kamu akan celaka.” (H.R
Baihaqi).
Penjelasan
Hadits tersebut mengajak kita untuk menjadi orang yang berilmu, atau orang yang
mencari ilmu, antau pendengar ilmu atau pecinta ilmu. Itulah hakikat tujuan dari
pendidikan, yakni memiliki ilmu yang dapat diajarkan atau menjadi pecinta ilmu,
bukan tujuan lain, maksudnya jangan jadi selain dari yang empat tersebut. Selain
2
dari yang empat tersebut meliputi pemalas, pembenci ilmu, perusak ilmu dan lain
sebagainya.
َم ْن أ َ َرادَ الدُّ ْنيَا فَ َعلَ ْي ِه باِلع ِْل ِم َو َم ْن أ َ َرادَ اآلخِ َرة َ فَ َعلَ ْي ِه باِلع ِْل ِم َو َم ْن أَ َرادَهُ َما فَ َعلَ ْي ِه باِلع ِْل ِم
َأَ َراد َو َم ْن باِلع ِْل ِم فَعَلَ ْي ِه الدُّ ْنيَا َأ َ َراد َم ْن
باِلع ِْل ِم فَعَلَ ْي ِه أ َ َرادَهُ َما َو َم ْن باِلع ِْل ِم فَعَلَ ْي ِه َ اآلخِ َرة
Dengan ilmu Maka wajib menghendaki Dan Dengan Maka wajib Kebaikan
keduanya barang ilmu di akhirat
siapa
Penjelasan
Hadist diatas itu membahas bahwa jika menghendaki kebaikan di dunia ataupun di
akhirat maka harus memakai ilmu.
3
Tujuan yang menjadi sasaran pendidikan juga adalah mampu mengamalkan
ilmu- ilmunya untk orang lain, dan ini disabdakan dalam hadits berikut ini:
ِ ْال َعا ِل ُم َي ْنتَ ِف ُع ِبع ِْلمِ ِه َخي ٌْر مِ ْن ا َ ْلف: سلَّ َم َ ُصلَّى هللا
َ علَ ْي ِه َو َ هللا ُ قَا َل َر: ع ْنهُ قَا َل
ِ س ْو ُل َ ُي هللا
َ ض
ِ ي ٍّ َر َ ع ْن
ِّ ع ِل َ
) (ر َواهُ الدَّ ْيلَ ِم
َ عابِ ٍّد
َ
Dari Ali R.A ia berkata : Rasulullah SAW bersabda: “Orang-orang yang berilmu
kemudian dia memanfaatkan ilmu tersebut (bagi orang lain) akan lebih baik dari
seribu orang yang beribadah atau ahli ibadah.” (H.R Ad-Dailami)
صلَّى ِ س ْو ُل
َ هللا ُ َر قَا َل قَا َل ُع ْنه
َ ُي هللا
َ ض
ِ َر ٍّ ي َ ع ْن
ِّ ع ِل َ
سلَّ َم
َ علَ ْي ِه َو
َ ُهللا
ِمِ ْن اَ ْلف َخيْر بِع ِْلمِ ِه يَ ْنت َ ِف ُع ْالعَا ِل ُم
عا ِب ٍّد
َ
Ahli ibadah
Penjelasan
Hadist diatas menjekaskan bahwa orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya
lebih baik dari 1.000 orang ahli ibadah
َم ْن ي ُِر ِد هللاُ ِب ِه َخي ًْرا يُفَ ِِّق ْههُ فِ ْي ال ِدِّي ِْن: سلَّ َم َ ُصلَّى هللا
َ علَ ْي ِه َو َ هللا ُ قَا َل َر: ع ْنهُ قَا َل
ِ س ْو ُل َ ُي هللا
َ ض
ِ َّاس َر ِ عب َ ُع ْن ِابْن َ
ى ِ …ر َواهُ ْالبُخ
ْ َار َ … َو اِنَّ َما ْالع ِْل ُم ِباالتَّ َع ُّل ِم
4
Dari Ibnu Abbas R.A Ia berkata: Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa yang
dikehendaki Allah menjadi baik, maka dia akan difahamkan dalam hal agama. Dan
sesungguhnya ilmu itu diperoleh melalui belajar” (HR. Bukhori)
Rasulullah SAW bersabda : “Tidak pantas bagi orang yang bodoh itu mendiamkan
kebodohannya dan tidak pantas pula orang yang berilmu mendiamkan ilmunya”
(H.R AthThabrani).
Dari Abdullah bin Amr bin Ash berkata, Rasulullah SAW bersabda :
“Sesungguhnya Allah tidak mengambil ilmu dengan mencabutnya dari manusia
tetapi Allah mengambil ilmu dengan cara mengambil para ulama, sehingga jika Dia
tidak meninggalkan seorang alim, maka orang-orang menjadikan pemimpin mereka
orang-orang yang bodoh, lalu mereka ditanya maka mereka menjawab tanpa
dengan ilmu, jadilah mereka sesat dan menyesatkan. (HR. Bukhari (
Belajarlah kalian semua atas ilmu yang kalian inginkan, maka demi Allah tidak
akan diberikan pahala kalian sebab mengumpulkan ilmu sehingga kamu
mengamalkannya. (HR. Abu Hasan)
Dari Ibnu Abbas R.A Ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Carilah ilmu
sekalipun di negeri Cina, karena sesungguhnya mencari ilmu itu wajib bagi seorang
muslim laki-laki dan perempuan. Dan sesungguhnya para malaikat menaungkan
sayapnya kepada orang yang menuntut ilmu karena ridha terhadap amal
perbuatannya. (H.R Ibnu Abdul Barr).
5
ط ِر ْيقًا يَ ْبت َ ِغ ْي فِ ْي ِه
َ َسلَكَ َم ْن: سلَّ َم يَقُ ْو ُل َ ُصلَّى هللا
َ علَ ْي ِه َو َ ِس ْو ُل هللا ُ سمِ ْعتُ َر َ : ع ْنهُ قَا َل َ ُي هللاَ ض ِ ع ْن اَبِ ْي دَ ْردَا َء َرَ َو
صنَ َع َوا َ َّن ْالعَا ِل ُم ِليَ ْستَ ْغف ِْر لَهُ َم ْن
َ ضاعًا بِ َما
َ ب ِر َ ض ُع ا َ ْجنِ َحتَ َها ِل
ٍّ طا ِل َ َ ط ِر ْيقًا إِلَى ْال َجنَّ ِة ا َِّن ْال َم ًَلئِ َكةَ ت َ ع ِْل ًما
َ ُس َّه َل هللا
َ علَى
سائ ِِر َ ض ِل ْالقَ َم ِر ْ َعلَى ْال ِعبَا ِد َكف َ ض ُل ْالعَال ِِم ْ َ َو ف, َِان فِ ْي ْال َماء ِ ض َحتَّى ال َح ْيت ِ ت َو َم ْن فِ ْي ْالعَ ْر ِ س َم َاو
َ فِ ْي ال
فَ َم ْن أ َ َخذَهُ أَ َخذَ ِب َحظٍّ َو اَف ٍِّر, ِإ َّن َما َو ِرث ُ ْو ْالع ِْل َم, َارا َو ََل د ِْرهَا ًما
ً َو ا َ َّن ْالعُلَ َما َء َو َرثَةُ ْاْل َ ْن ِبيَاءِ لَ ْم يَ ِرث ُ ْوا ِد ْين, بِ ْالك ََوا ِك
ْ (ر َواهُ اَب ُْو دَ ُاودْ َو ْالتِّ ِْرمِ ذ
)ِي َ
Dari Abu Darda’ R.A, beliau berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda :
Barang siapa yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu maka Allah
memudahkan baginya jalan menuju surga, dan sesungguhnya para malaikat
meletakkan sayapnya bagi penuntut ilmu yang ridho terhadap apa yang ia kerjakan,
dan sesungguhnya orang yang alim dimintakan ampunan oleh orang-orang yang
ada di langit dan orang-orang yang ada di bumi hingga ikanikan yang ada di air,
dan keutamaan yang alim atas orang yang ahli ibadah seperti keutamaan bulan atas
seluruh bintang, dan sesungguhnya ulama’ adalah pewaris para Nabi, dan
sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan tidak mewariskan dirham,
melainkan mewariskan ilmu, maka barang siapa yang mengabilnya maka
hendaklah ia mengambil dengan bagian yang sempurna. (H.R Abu Daud dan
Tirmidzi)
6
Hadis di atas menjadi landasan pendidikan. jadilah ahli ilmu. hadis ini
memerintahkan untuk memilih jalan ilmu, pencari ilmu, menjadi pendengar dan
pecinta ilmu. Dilarang menjadi orang yang kelima sebagai kehancuran.
Jika ada orang yang memiliki kebaikan [dunia, ekonomi, jabatan] yang
menjauhi agama, prinsip prinsip agama, sesungguhnya ia sedang diuji Allah
[istijraj], untuk diberi fasilitas, ruang selagi ia hidup sementara ia akan mati dalam
keadaan tak beriman. Sebagaimana ditulis oleh Ibnu hajar al asqalani dalam Kitab
Nashoihul Ibad, Beliau menulis Saya’ti zamanun ‘ala ummaty yafirruna minal
ulamai wal fuqaha. Akan datang suatu masa bagi umatku mereka lari dari ulama
dan fuqaha [membelakangi agama]. Fayabtalihim allah tsalasin balyat…..[1]
rafaallah barakata an kasbihim [ditarik keberkahan dari usahanya], [2] Yusallithuna
lahum shulthanan dhalima [dipimpin orang dholim], dan [3] wayakhrujuna mina ad
dunya bighairi iman [mati dalam keadaan tak beriman].
َيَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َح َّق تُقَاتِ ِه َوَل ت َ ُموت ُ َّن إِ ََّل َوأَنت ُ ْم ُم ْس ِل ُمون
7
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa
kepadaNya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan
beragama Islam. (QS.Ali-Imran:102)
“ Dan Aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali supaya mereka beribadah kepada-
Ku”.(QS. Al-Dzariat:56)
Hujair AH. Sanaky menyebut istilah tujuan pendidikan Islam dengan visi
dan misi pendidikan Islam. Menurutnya bahwa pendidikan Islam telah memiki visi
dan misi yang ideal, yaitu “Rohmatan Lil ‘Alamin”. Selain itu, sebenarnya konsep
dasar filosofis pendidikan Islam lebih mendalam dan menyangkut persoalan hidup
multi dimensional, yaitu pendidikan yang tidak terpisahkan dari tugas kekhalifahan
manusia, atau lebih khusus lagi sebagai penyiapan kader-kader khalifah dalam
rangka membangun kehidupan dunia yang makmur, dinamis, harmonis dan lestari
sebagaimana diisyaratkan oleh Allah dalam al Qur’an. Pendidikan Islam adalah
pendidikan yang ideal, sebab visi dan misinya adalah “Rohmatan Lil ‘Alamin”,
yaitu untuk membangun kehidupan dunia yang yang makmur, demokratis, adil,
damai, taat hukum, dinamis, dan harmonis.
8
nilai-nilai atau akhlak Islam; b) mendidik peserta didik untuk mempelajari materi
ajaran Islam. Sehingga pengertian pendidikan agama Islam merupakan usaha secara
sadar dalam memberikan bimbingan kepada anak didik untuk berperilaku sesuai
dengan ajaran Islam dan memberikan pelajaran dengan materi-materi tentang
pengetahuan Islam. (Dr. H. Hasbiyallah & Dr. Moh Sulhan, 2020)
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Semangat Hadis di atas bahwa tujuan ideal pendidikan islam untuk ilmu
[menjadi ma’rifatullah, sunatullah, hukum-hukum allah] guna pembinaan
akhlak, penguatan visi, modal kehidupan manusia.
2. Menyiapkan untuk hidup dudunia dan akhirat,
3. Penguasaan ilmu dan keterampilan sebagai modal untuk bekerja dalam
dunia dan mempersiapkan kehidupan yang lebih bahagia di akhirat.
10
DAFTAR PUSTAKA
Dr. H. Hasbiyallah, M. A., & Dr. Moh Sulhan, M. P. (2020). Hadis Tarbawi.
Yogyakarta: PT.Remaja Rosdakarya.
11