Anda di halaman 1dari 14

Tujuan Pendidikan Perspektif Hadits

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

"Hadits Tarbawi"

Dosen Pengampu : M. Matin Sofwan, S. Pd. I, M. Pd

Disusun Oleh :

Annisa Ruhaendi (2220210008)


Euis Nariah (2220210018)
Rifki Maulana R (2220210037)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) YAMISA

SOREANG

2023-2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat membuat sebuah makalah tentang "Tujuan
Pendidikan Perspektif Hadits".

Makalah ini disusun berdasarkan apa yang diperoleh dari berbagai sumber.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Dan untuk menjadi
sempurna, diharapkan adanya kritik,saran dan usulan yang membangun.

Penulis berharap dengan pembuatan makalah ini, dapat memperluas


pengetahuan dan dapat menambah pengalaman bagi penulis. Selain itu, penulis
berharap makalah ini khususnya dapat memberi manfaat bagi para pembaca serta
dunia pengetahuan pada umumnya.

Soreang,12 Februari 2023

Kelompok 3

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. I

DAFTAR ISI ........................................................................................................... II

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 1

C. Tujuan Makalah .............................................................................................. 1

BAB II ..................................................................................................................... 2

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2

Tujuan Pendidikan Perspektif Hadits ...................................................................... 2

BAB III ................................................................................................................. 10

PENUTUP ............................................................................................................. 10

A. Kesimpulan ............................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11

II
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah yang menjadi kegagalan pendidikan hari ini adalah kecenderungan


manusia yang melihat pendidikan sebagai tujuan dunia seperti jabatan, pekerjaan,
pangkat dan lain lain yang umumnya berorientasi dunia. Erich Fromm dalam
“Revolution of Hope” melihat gejala ini sebagai misorientasi karena kecenderungan
manusia yang dimesinkan secara total. Karena orientasi manusia hanya produksi
dan konsumsi. Manusia kehilangan kesejahteraan bathin. La ya’rifu ma huwallah,
wa maa ilmuhu (ia tidak mengetahui siapa Allah dan ilmu- Nya). Meski tak dapat
dipungkiri kalau tujuan pendidikan itu menyangkut tujuan hidup. Pendidikan
dikembangkan dalam kontek membantu perkembangan manusia memiliki
kecakapan untuk bertahan hidup, melaksanakan tugas kehidupan.Yang sering
disebut tujuan fungsional, tujuan praktis meliputi skill, keterampilan dan kecakapan.
Para pemikir Islam lebih berorientasi pada aspek ideal, tujuan ideal, hakekat
bathiniyah yang bersifat ukhrawi, ilahiyah, berupa perbaikan akhlak, budi pekerti,
mendekatkan diri [insan Kamil, Al Ghazali], taqarrub [Syed Sajjad Husein dan
Syed Ali Ashraff], Akhlak Sempurna [Athiyah al Abrasy], Az`Zarnuji, ta’allum li
Ridallah yang secara umum bersifat transenden [bathiniy], isotern dan ukrawi. Hal
tersebut mengisyaratkan bahwa tujuan pendidikan hendaknya hanya semata untuk
menjadi orang yang berilmu, pembelajar, pendengar dan pencinta ilmu.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah tujuan pendidikan perspektif hadits ?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui tujuan pendidikan perspektif hadits

1
BAB II

PEMBAHASAN

Tujuan Pendidikan Perspektif Hadits


Tujuan pendidikan hendaknya hanya semata untuk menjadi orang yang
berilmu, pembelajar, pendengar dan pencinta ilmu. Jangan pernah mencapai tujuan
yang sifatnya hanya sementara, jabatan, pangkat dan kekayaan. Hal ini diisyaratkan
dalam hadits-hadits berikut ini:

ً ِ‫عا ِل ًما أ َ ْو ُمت َ َع ِِّل ًما أ َ ْو ُم ْستَمِ ًعا أ َ ْو ُمحِ بًّا َو ََل ت َ ُك ْن خَام‬
‫ رواه بيهقى‬. َ‫سا فَت َ ْهلِك‬ َ ‫ي ﷺ ُك ْن‬
ُّ ‫قَا َل النَّ ِب‬

Rasulullah SAW bersabda: “Jadilah engkau orang yang berilmu (pandai) atau orang
yang belajar, atau orang yang mendengarkan ilmu atau yang mencintai ilmu. Dan
janganlah engkau menjadi orang yang kelima maka kamu akan celaka.” (H.R
Baihaqi).

‫أَ ْو ُمتَ َع ِِّل ًما‬ ‫عا ِل ًما‬


َ ‫ُك ْن‬ ُّ ‫النَّ ِب‬
‫يﷺ‬ ‫قَا َل‬

Atau pelajar Orang yang Jadilah Nabi SAW Berkata


berilmu engkau

َ‫فَت َ ْهلِك‬ ‫سا‬


ً ِ‫خَام‬ ‫َو ََل ت َ ُك ْن‬ ‫أَ ْو ُمحِ بًّا‬ ‫أ َ ْو ُم ْستَمِ عًا‬

Maka kamu Orang ke lima Dan Atau penulis Atau


akan celaka janganlah ilmu pendengar
engkau ilmu
menjadi

Penjelasan

Hadits tersebut mengajak kita untuk menjadi orang yang berilmu, atau orang yang
mencari ilmu, antau pendengar ilmu atau pecinta ilmu. Itulah hakikat tujuan dari
pendidikan, yakni memiliki ilmu yang dapat diajarkan atau menjadi pecinta ilmu,
bukan tujuan lain, maksudnya jangan jadi selain dari yang empat tersebut. Selain

2
dari yang empat tersebut meliputi pemalas, pembenci ilmu, perusak ilmu dan lain
sebagainya.

Terlebih jika tujuan pendidikan diorientasikan untuk memperoleh kekayaan


duniawi. Banyak orang juga berpikir bahwa kekayaan, dan jabatan adalah sumber
kebahagiaan, padahal justru tidak, karena sumber kebahagiaan ada di hati, dan
kebahagiaan hati adalah ketenangan dalam berdzikir kepada Allah swt., ala
bidzikrillahi tathmainnul qulub’ (ingatlah hanya dengan mengingat Allah, hati
menjadi tenang).

Dengan demikian, kebahagiaan menjadi tujuan dalam pendidikan, namun


tujuan tersebut tidak hanya di dunia tetapi juga kebahagiaan di akhirat. Untuk
memperoleh kebahagiaan ini kuncinya adalah ilmu. Hal ini sebagaimana
disabdakan Rasulullah saw:

‫َم ْن أ َ َرادَ الدُّ ْنيَا فَ َعلَ ْي ِه باِلع ِْل ِم َو َم ْن أ َ َرادَ اآلخِ َرة َ فَ َعلَ ْي ِه باِلع ِْل ِم َو َم ْن أَ َرادَهُ َما فَ َعلَ ْي ِه باِلع ِْل ِم‬

“Barangsiapa yang menghendaki kebaikan di dunia maka dengan ilmu. Barangsipa


yang menghendaki kebaikan di akhirat maka dengan ilmu. Barangsiapa yang
menghendaki keduanya maka dengan ilmu” (HR. Bukhari dan Muslim).

َ‫أَ َراد‬ ‫َو َم ْن‬ ‫باِلع ِْل ِم‬ ‫فَعَلَ ْي ِه‬ ‫الدُّ ْنيَا‬ َ‫أ َ َراد‬ ‫َم ْن‬

Yang Dan Dengan ilmu Maka Kebaikan Yang Barang


menghendaki barangsiapa wajib di dunia menghendaki siapa

‫باِلع ِْل ِم‬ ‫فَعَلَ ْي ِه‬ ‫أ َ َرادَهُ َما‬ ‫َو َم ْن‬ ‫باِلع ِْل ِم‬ ‫فَعَلَ ْي ِه‬ َ ‫اآلخِ َرة‬

Dengan ilmu Maka wajib menghendaki Dan Dengan Maka wajib Kebaikan
keduanya barang ilmu di akhirat
siapa

Penjelasan

Hadist diatas itu membahas bahwa jika menghendaki kebaikan di dunia ataupun di
akhirat maka harus memakai ilmu.

3
Tujuan yang menjadi sasaran pendidikan juga adalah mampu mengamalkan
ilmu- ilmunya untk orang lain, dan ini disabdakan dalam hadits berikut ini:

ِ‫ ْال َعا ِل ُم َي ْنتَ ِف ُع ِبع ِْلمِ ِه َخي ٌْر مِ ْن ا َ ْلف‬: ‫سلَّ َم‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫هللا‬ ُ ‫ قَا َل َر‬: ‫ع ْنهُ قَا َل‬
ِ ‫س ْو ُل‬ َ ُ‫ي هللا‬
َ ‫ض‬
ِ ‫ي ٍّ َر‬ َ ‫ع ْن‬
ِّ ‫ع ِل‬ َ
) ‫(ر َواهُ الدَّ ْيلَ ِم‬
َ ‫عابِ ٍّد‬
َ

Dari Ali R.A ia berkata : Rasulullah SAW bersabda: “Orang-orang yang berilmu
kemudian dia memanfaatkan ilmu tersebut (bagi orang lain) akan lebih baik dari
seribu orang yang beribadah atau ahli ibadah.” (H.R Ad-Dailami)

‫صلَّى‬ ِ ‫س ْو ُل‬
َ ‫هللا‬ ُ ‫َر‬ ‫قَا َل‬ ‫قَا َل‬ ُ‫ع ْنه‬
َ ُ‫ي هللا‬
َ ‫ض‬
ِ ‫َر‬ ٍّ ‫ي‬ َ ‫ع ْن‬
ِّ ‫ع ِل‬ َ
‫سلَّ َم‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬
َ ُ‫هللا‬

Rasulullah berkata Beliau R.A (semoga Dari Ali


SAW. berkata tambah
rahmat)

ِ‫مِ ْن اَ ْلف‬ ‫َخيْر‬ ‫بِع ِْلمِ ِه‬ ‫يَ ْنت َ ِف ُع‬ ‫ْالعَا ِل ُم‬

Daripada Itu lebih baik Dengan ilmu Yang Orang yang


1.000 tersebut memberi berilmu
manfaat

‫عا ِب ٍّد‬
َ

Ahli ibadah

Penjelasan

Hadist diatas menjekaskan bahwa orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya
lebih baik dari 1.000 orang ahli ibadah

‫ َم ْن ي ُِر ِد هللاُ ِب ِه َخي ًْرا يُفَ ِِّق ْههُ فِ ْي ال ِدِّي ِْن‬: ‫سلَّ َم‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫هللا‬ ُ ‫ قَا َل َر‬: ‫ع ْنهُ قَا َل‬
ِ ‫س ْو ُل‬ َ ُ‫ي هللا‬
َ ‫ض‬
ِ ‫َّاس َر‬ ِ ‫عب‬ َ ُ‫ع ْن ِابْن‬ َ
‫ى‬ ِ ‫…ر َواهُ ْالبُخ‬
ْ ‫َار‬ َ … ‫َو اِنَّ َما ْالع ِْل ُم ِباالتَّ َع ُّل ِم‬

4
Dari Ibnu Abbas R.A Ia berkata: Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa yang
dikehendaki Allah menjadi baik, maka dia akan difahamkan dalam hal agama. Dan
sesungguhnya ilmu itu diperoleh melalui belajar” (HR. Bukhori)

‫علَ ْي ِه‬ َ َ‫علَى َج ْه ِل ِه َو ََل ا ِل ْلعَا ِل ِم أَ ْن َي ْس ُكن‬


َ ‫علَى‬ َ َ‫ ََل يَتْبَ َع ل ِْل َجا ِه ِل أ َ ْن يَ ْس ُكن‬: ‫سلَّ َم‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ُ ‫قَا َل َر‬
ِ َّ ‫سو ُل‬
َ ‫َّللا‬
)‫(رواه الطبرانی‬

Rasulullah SAW bersabda : “Tidak pantas bagi orang yang bodoh itu mendiamkan
kebodohannya dan tidak pantas pula orang yang berilmu mendiamkan ilmunya”
(H.R AthThabrani).

ُ ‫ ِإ َّن هللا ََل َي ْق ِب‬: ‫سلَّ َم‬


‫ض ال َعلَ َمالم‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ ِ ‫سو ُل‬
َ ‫هللا‬ ِ ‫ع َم َرو بْنُ ْال َع‬
ُ ‫ قَا َل َر‬: ‫اص قَا َل‬ ُ ‫َّللا اب ِْن‬ َ ‫ع ْن‬
ِ َّ ‫ع ْب ِد‬ َ
‫سا َج ْه ًًل فَ ْسلُ ْوا فَا ْقت ُ ْوا‬
ً ‫وو‬
ْ ‫اس ُر‬ َ ‫نقيض ْالعَلَ َما ُء َحتَّى إِذَا لَ ْم يَت ََر ْك‬
ُ َّ‫عا ِل ًما العدَ الن‬ ُ ‫التزاها الزغة من الناس ولكن‬
)‫ضلُّوا ( أ َ ْخ َر َجهُ البخارى‬ َ َ‫بِغَي ِْر ع ِْل ٍّم ف‬
َ َ ‫ضلُّوا َو أ‬

Dari Abdullah bin Amr bin Ash berkata, Rasulullah SAW bersabda :
“Sesungguhnya Allah tidak mengambil ilmu dengan mencabutnya dari manusia
tetapi Allah mengambil ilmu dengan cara mengambil para ulama, sehingga jika Dia
tidak meninggalkan seorang alim, maka orang-orang menjadikan pemimpin mereka
orang-orang yang bodoh, lalu mereka ditanya maka mereka menjawab tanpa
dengan ilmu, jadilah mereka sesat dan menyesatkan. (HR. Bukhari (

‫يجمع ْالع ِْل ِم َحت َّى ت َ ْع َملُوا‬


ْ ‫تَعَلَّ ُم ْوا مِ نَ ْالعلم ما تكلم فوهللا َل توت جزا ًء‬

Belajarlah kalian semua atas ilmu yang kalian inginkan, maka demi Allah tidak
akan diberikan pahala kalian sebab mengumpulkan ilmu sehingga kamu
mengamalkannya. (HR. Abu Hasan)

َ ‫(ر َواهُ اَب ُْو ْال َح‬


)‫س ْن‬ َ ‫ت َجزَ ا ًء بِ َج ْم ِع ْالع ِْل ِم َحتَّى تَعَ َّملُ ْوا‬
ِ ْ‫تَعَلَّ ُم ْوا مِ نَ ْالع ِْل ِم َما ِشئْت ُ ْم فَ َوهللاِ ََل تُؤ‬

Dari Ibnu Abbas R.A Ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Carilah ilmu
sekalipun di negeri Cina, karena sesungguhnya mencari ilmu itu wajib bagi seorang
muslim laki-laki dan perempuan. Dan sesungguhnya para malaikat menaungkan
sayapnya kepada orang yang menuntut ilmu karena ridha terhadap amal
perbuatannya. (H.R Ibnu Abdul Barr).

5
‫ط ِر ْيقًا يَ ْبت َ ِغ ْي فِ ْي ِه‬
َ َ‫سلَك‬َ ‫ َم ْن‬: ‫سلَّ َم يَقُ ْو ُل‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫س ْو ُل هللا‬ ُ ‫سمِ ْعتُ َر‬ َ : ‫ع ْنهُ قَا َل‬ َ ُ‫ي هللا‬َ ‫ض‬ ِ ‫ع ْن اَبِ ْي دَ ْردَا َء َر‬َ ‫َو‬
‫صنَ َع َوا َ َّن ْالعَا ِل ُم ِليَ ْستَ ْغف ِْر لَهُ َم ْن‬
َ ‫ضاعًا بِ َما‬
َ ‫ب ِر‬ َ ‫ض ُع ا َ ْجنِ َحتَ َها ِل‬
ٍّ ‫طا ِل‬ َ َ ‫ط ِر ْيقًا إِلَى ْال َجنَّ ِة ا َِّن ْال َم ًَلئِ َكةَ ت‬ َ ‫ع ِْل ًما‬
َ ُ‫س َّه َل هللا‬
َ ‫علَى‬
‫سائ ِِر‬ َ ‫ض ِل ْالقَ َم ِر‬ ْ َ‫علَى ْال ِعبَا ِد َكف‬ َ ‫ض ُل ْالعَال ِِم‬ ْ َ‫ َو ف‬, ِ‫َان فِ ْي ْال َماء‬ ِ ‫ض َحتَّى ال َح ْيت‬ ِ ‫ت َو َم ْن فِ ْي ْالعَ ْر‬ ِ ‫س َم َاو‬
َ ‫فِ ْي ال‬
‫ فَ َم ْن أ َ َخذَهُ أَ َخذَ ِب َحظٍّ َو اَف ٍِّر‬, ‫ ِإ َّن َما َو ِرث ُ ْو ْالع ِْل َم‬, ‫َارا َو ََل د ِْرهَا ًما‬
ً ‫ َو ا َ َّن ْالعُلَ َما َء َو َرثَةُ ْاْل َ ْن ِبيَاءِ لَ ْم يَ ِرث ُ ْوا ِد ْين‬, ‫ب‬ِ ‫ْالك ََوا ِك‬
ْ ‫(ر َواهُ اَب ُْو دَ ُاودْ َو ْالتِّ ِْرمِ ذ‬
)‫ِي‬ َ

Dari Abu Darda’ R.A, beliau berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda :
Barang siapa yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu maka Allah
memudahkan baginya jalan menuju surga, dan sesungguhnya para malaikat
meletakkan sayapnya bagi penuntut ilmu yang ridho terhadap apa yang ia kerjakan,
dan sesungguhnya orang yang alim dimintakan ampunan oleh orang-orang yang
ada di langit dan orang-orang yang ada di bumi hingga ikanikan yang ada di air,
dan keutamaan yang alim atas orang yang ahli ibadah seperti keutamaan bulan atas
seluruh bintang, dan sesungguhnya ulama’ adalah pewaris para Nabi, dan
sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan tidak mewariskan dirham,
melainkan mewariskan ilmu, maka barang siapa yang mengabilnya maka
hendaklah ia mengambil dengan bagian yang sempurna. (H.R Abu Daud dan
Tirmidzi)

‫ع ْن‬ َ ‫ بَ ِلِّغُ ْوا‬: ‫سلَّ َم‬


َ ‫عنِِّى َولَ ْو اَيَةً َو َح ِدِّث ُ ْوا‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ُ ‫ قَا َل َر‬: ‫ع ْنهُ قَا َل‬
َ ِ‫س ْو ُل هللا‬ َ ُ‫ي هللا‬
َ ‫ض‬
ِ ‫ع َم َر َر‬ َ ‫ع ْن‬
ُ ‫ع ْب ِدهللاِ اب ِْن‬ َ
ِ ‫(ر َواهُ ْالبُخ‬
)‫َارى‬ ِ َّ‫ي ُمتَعَ ِ ِّمدًا فَ ْليَتَبَ َّوا ْء َم ْقعَدَهُ مِ نَ الن‬
َ ‫ار‬ َّ َ‫عل‬ َ َّ‫ َو َم ْن َكذ‬: ‫بَنِ ْي إِس َْرائِ ْي َل َو ََل خ ََر َج‬
َ ‫ب‬

Dari Abdullah bin Umar R.A ia berkata : Rasulullah SAW bersabda :


“Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat, dan ceritakanlah apa yang datang dari
bani Israil dan tidak ada dosa, dan barangsiapa berdusta atasku dengan sengaja,
maka hendaklah ia menyiapkan tempat duduknya di dalam neraka”. (HR. Bukhari) َ

‫س ْو َل هللاِ صلى هللا عليه وسلم‬ َ : ‫ع ْنهُ قَا َل‬


ُ ‫سمِ ْعتُ َر‬ َّ ‫ي‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫ض‬
ِ ‫ب َر‬ َّ ‫ع َم َر ب ِْن ْال َخ‬
ِ ‫طا‬ ٍّ ‫ير ْال ُمؤْ مِ نِينَ أَبِي َح ْف‬
ُ ‫ص‬ ِ ِ‫ع ْن أَم‬
َ
ِ َّ ‫س ْو ِل ِه فَ ِه ْج َرتُهُ إِلَى‬
‫َّللا‬ ُ ‫َت ِه ْج َرتُهُ إِلَى هللاِ َو َر‬ ِ ‫ إِنَّ َما ْاْل َ ْع َما ُل بِالنِِّيَّا‬: ‫يَقُ ْو ُل‬
ٍّ ‫ت َوإِنَّ َما ِل ُك ِِّل ْام ِر‬
ْ ‫ فَ َم ْن كَان‬. ‫ئ َما ن ََوى‬
‫ُصيبُها أ َ ْو ْام َرأَةٍّ يَ ْن ِك ُح َها فَ ِهجْ َرتُهُ إِلَى َما هَا َج َر إِلَ ْي ِه رواه إماما المحدثين أبو‬ ِ ‫َت ِه ْج َرتُهُ ِلدُ ْنيَا ي‬ ْ ‫ َو َم ْن كَان‬،ِ‫س ْو ِله‬ ُ ‫َو َر‬
‫عبد هللا محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن] بردزبة البخاري وابو الحسين مسلم بن الحجاج بن‬
‫مسلم‬

6
Hadis di atas menjadi landasan pendidikan. jadilah ahli ilmu. hadis ini
memerintahkan untuk memilih jalan ilmu, pencari ilmu, menjadi pendengar dan
pecinta ilmu. Dilarang menjadi orang yang kelima sebagai kehancuran.

َّ ‫َم ْن ي ُِر ِد‬


Penulis banyak merenungkan tentang hadis berikut ini. ‫َّللاُ بِ ِه َخي ًْرا يُفقهه‬
‫ في الدين‬barang siapa dikehendaki Allah baginya kebaikan difahamkannya agama.
Orang akan diberi kebaikan Allah. Kebaikan secara social, mental, spiritual, politik,
ekonomi dan lainnya dengan cara difahamkannya agama. Agama menjadi kunci
Allah bagi kebaikan seseorang. Dengan kata lain kalau ingin memperoleh kebaikan
apapun di dunia dan akhrerat jangan jauh jauh dari agama. Dalam pengertian ini
agama kunci kebaikan seseorang. Agama [addin, hutang, agama, pembalasan, dll]
dalam alquran merupakan bagian ajaran agama, ilmu agama yang dimiliki Allah.

Jika ada orang yang memiliki kebaikan [dunia, ekonomi, jabatan] yang
menjauhi agama, prinsip prinsip agama, sesungguhnya ia sedang diuji Allah
[istijraj], untuk diberi fasilitas, ruang selagi ia hidup sementara ia akan mati dalam
keadaan tak beriman. Sebagaimana ditulis oleh Ibnu hajar al asqalani dalam Kitab
Nashoihul Ibad, Beliau menulis Saya’ti zamanun ‘ala ummaty yafirruna minal
ulamai wal fuqaha. Akan datang suatu masa bagi umatku mereka lari dari ulama
dan fuqaha [membelakangi agama]. Fayabtalihim allah tsalasin balyat…..[1]
rafaallah barakata an kasbihim [ditarik keberkahan dari usahanya], [2] Yusallithuna
lahum shulthanan dhalima [dipimpin orang dholim], dan [3] wayakhrujuna mina ad
dunya bighairi iman [mati dalam keadaan tak beriman].

Memahami ilmu Allah [ma’rifatullah, sunnatullah, hukmullah] akan


menjadi kunci idraku as sai bihakiqatihi [mengetahui prinsip prinsip, hukum,
kausalitas, karakter segala sesuatu]. Jika manusia berilmu dalam pengertian ini
maka kebaikan dunia dan akherat akan mengikuti dia. َ‫َم ْن أ َ َرادَ الدُّ ْن َيا فَ َعلَ ْي ِه ِب ْالع ِْل ِم َو َم ْن أ َ َراد‬
‫ْاآلخِ َرة َ فَ َع َل ْي ِه ِب ْالع ِْل ِم َو َم ْن أ َ َرادَهُما فَ َع َل ْي ِه ِب ْالع ِْلم‬

Dalam Alquran perintah Mencari Ilmu dalam pengertian untuk petunjuk


hudan lilmuttaqin. Sebagaimana firman Allah swt:

َ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َح َّق تُقَاتِ ِه َوَل ت َ ُموت ُ َّن إِ ََّل َوأَنت ُ ْم ُم ْس ِل ُمون‬

7
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa
kepadaNya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan
beragama Islam. (QS.Ali-Imran:102)

ِ ‫نس إِ ََّل يُ ْعبُد‬


‫ُون‬ َ ‫اإل‬
ِ ‫وما خلك فجل َو‬

“ Dan Aku menciptakan Jin dan Manusia kecuali supaya mereka beribadah kepada-
Ku”.(QS. Al-Dzariat:56)

Al Ghozali melukiskan tujuan pendidikan sesuai dengan pandangan


hidupnya dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, yaitu sesuai dengan
filsafatnya, yakni memberi petunjuk akhlak dan pembersihan jiwa dengan maksud
di balik itu membentuk individu-individu yang tertandai dengan sifat-sifat utama
dan takwa. Dengan ini pula keutamaan itu akan merata dalam masyarakat.

Hujair AH. Sanaky menyebut istilah tujuan pendidikan Islam dengan visi
dan misi pendidikan Islam. Menurutnya bahwa pendidikan Islam telah memiki visi
dan misi yang ideal, yaitu “Rohmatan Lil ‘Alamin”. Selain itu, sebenarnya konsep
dasar filosofis pendidikan Islam lebih mendalam dan menyangkut persoalan hidup
multi dimensional, yaitu pendidikan yang tidak terpisahkan dari tugas kekhalifahan
manusia, atau lebih khusus lagi sebagai penyiapan kader-kader khalifah dalam
rangka membangun kehidupan dunia yang makmur, dinamis, harmonis dan lestari
sebagaimana diisyaratkan oleh Allah dalam al Qur’an. Pendidikan Islam adalah
pendidikan yang ideal, sebab visi dan misinya adalah “Rohmatan Lil ‘Alamin”,
yaitu untuk membangun kehidupan dunia yang yang makmur, demokratis, adil,
damai, taat hukum, dinamis, dan harmonis.

Munzir Hitami berpendapat bahwa tujuan pendidikan tidak terlepas dari


tujuan hidup manusia, biarpun dipengaruhi oleh berbagai budaya, pandangan hidup,
atau keinginankeinginan lainnya. Bila dilihat dari ayat-ayat al Qur’an ataupun
hadits yang mengisyaratkan tujuan hidup manusia yang sekaligus menjadi tujuan
pendidikan.

Qodri Azizy menyebutkan batasan tentang definisi pendidikan agama Islam


dalam dua hal, yaitu; a) mendidik peserta didik untuk berperilaku sesuai dengan

8
nilai-nilai atau akhlak Islam; b) mendidik peserta didik untuk mempelajari materi
ajaran Islam. Sehingga pengertian pendidikan agama Islam merupakan usaha secara
sadar dalam memberikan bimbingan kepada anak didik untuk berperilaku sesuai
dengan ajaran Islam dan memberikan pelajaran dengan materi-materi tentang
pengetahuan Islam. (Dr. H. Hasbiyallah & Dr. Moh Sulhan, 2020)

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Semangat Hadis di atas bahwa tujuan ideal pendidikan islam untuk ilmu
[menjadi ma’rifatullah, sunatullah, hukum-hukum allah] guna pembinaan
akhlak, penguatan visi, modal kehidupan manusia.
2. Menyiapkan untuk hidup dudunia dan akhirat,
3. Penguasaan ilmu dan keterampilan sebagai modal untuk bekerja dalam
dunia dan mempersiapkan kehidupan yang lebih bahagia di akhirat.

10
DAFTAR PUSTAKA

Dr. H. Hasbiyallah, M. A., & Dr. Moh Sulhan, M. P. (2020). Hadis Tarbawi.
Yogyakarta: PT.Remaja Rosdakarya.

11

Anda mungkin juga menyukai