Anda di halaman 1dari 251

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD


MATERI RANGKA ALAT GERAK MANUSIA BERBASIS
METODE MONTESSORI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:
Intan Tri Hapsari
NIM : 151134022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:


1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, kemudahan, kelancaran,
dan petunjuk dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Seluruh anggota keluarga dan teman-teman yang telah memberikan
semangat dan motivasi selama penyelesaian skripsi ini.
3. Para dosen pembimbing yang telah membimbing dengan sabar.
4. Almamater Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
5. Segala pihak yang mendukung dan membantu dalam setiap proses
penelitian dan penyusunan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu per
satu.

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

“Ketika kau sedang mengalami kesusahan dan bertanya-tanya kemana Allah,


cukup ingat bahwa seorang guru selalu diam saat ujian berjalan.”
(Nourman Ali Khan)

“Bekerja keras dan bersikap baiklah. Hal luar biasa akan terjadi.”
(Conan O’Brien)

“Terasa sulit ketika aku merasa harus melakukan sesuatu. Tetapi, menjadi mudah
ketika aku menginginkannya.”
(Annie Gottlier)

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 23 Januari 2020


Penulis

Intan Tri Hapsari

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN


PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Intan Tri Hapsari
Nomor Mahasiswa : 151134022
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI
RANGKA ALAT GERAK MANUSIA BERBASIS METODE
MONTESSORI
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
peneliti.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 23 Januari 2020

Yang menyatakan

Intan Tri Hapsari

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI
RANGKA ALAT GERAK MANUSIA BERBASIS METODE
MONTESSORI

Intan Tri Hapsari


Universitas Sanata Dharma
2020

Latar belakang penelitian ini adalah kebutuhan akan media pembelajaran


konkret materi rangka alat gerak manusia di sekolah. Tujuan dari penelitian ini
adalah 1) mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran rangka
alat gerak manusia berbasis metode Montessori, dan 2) mengetahui kualitas media
pembelajaran rangka alat gerak manusia berbasis metode Montessori.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan
(R&D). Model pengembangan yang digunakan yaitu model yang dipaparkan oleh
Borg dan Gall (dalam Sugiyono, 2015), yang peneliti batasi sampai langkah uji
coba produk. Subyek penelitian ini adalah sepuluh siswa kelas V SD N Puren
Yogyakarta tahun ajaran 2018/ 2019. Obyek dalam penelitian ini adalah media
pembelajaran IPA berupa replika rangka alat gerak manusia berbasis metode
Montessori. Instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman observasi,
pedoman wawancara, kuesioner analisis kebutuhan dan kuesioner uji validitas
produk, dan soal tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data
kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosedur pengembangan media
pembelajaran rangka alat gerak manusia berbasis metode Montessori terdapat
enam langkah yaitu potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk,
validasi produk, revisi produk, dan uji coba produk. Uji Validitas produk
menunjukkan bahwa kualitas media pembelajaran sangat baik. Perolehan rerata
skor sebesar 3,77 dengan kategori sangat baik. Hal ini didukung oleh hasil belajar
siswa melalui nilai pretest dan posttest yang menunjukkan bahwa siswa sangat
memahami materi pembelajaran yang diajarkan, hasil rerata pretest siswa sebesar
61 dan rerata posttest sebesar 94 dengan peningkatan sebesar 33 atau 54,09%.
Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran rangka alat gerak
manusia memiliki kualitas sangat baik dan dapat membantu siswa dalam
memahami materi rangka alat gerak manusia.

Kata kunci: penelitian dan pengembangan, media pembelajaran berbasis metode


Montessori, IPA, dan rangka alat gerak manusia.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF MEDIA LEARNING NATURAL SCIENCES
PRIMARY SCHOOL MATERIALS HUMAN SKELETAL MOVEMENT
BASED ON MONTESSORI METHOD

Intan Tri Hapsari


Sanata Dharma University
2020

The background of this research is the need of concrete learning media of


human skeletal movement material at school. The purposes of this study is 1) to
describe the procedure for developing media learning for human skeletal
movement based on the Montessori method, and 2) to know the quality of learning
media for human skeletal movement based on the Montessori method.
The type of research used is Research and Development (R&D). The
development model used is the model presented by Borg and Gall (in Sugiyono,
2015), which researcher limit to the product trial step. The subjects of this study
were ten fifth grade students of Puren Yogyakarta Elementary School in
2018/2019 school year. The object of this research is the science learning media
the framework of human motion based on the Montessori method. The research
instruments used were observation guidelines, interview guidelines, needs
analysis questionnaire and product validity test questionnaire, and test questions.
The data analysis technique used is quantitative and qualitative data analysis.
The results of this research showed that the procedure for developing a
learning media for human skeletal movement tools based on the Montessori
method consisted of six steps namely potential and problems, data collection,
product design, product validation, product revision, and product trials. Product
validation shows the quality of instructional media is very good. Acquisition of the
mean score of 3.77 by category very good. This is supported by student learning
outcomes through the pretest and posttest score which shows that students really
understand the learning material being taught, the average pretest score of
students is 61 and the posttest average is 94 with an increase 33 or 54,09%.
Therefore, it can be concluded that the media learning of human skeletal
movement tools have very good quality and can help students in understanding
the material of human skeletal movement tools.

Keywords: research and development, media learning based Montessori method,


natural science, and human skeletal movement.

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD Materi Rangka
Alat Gerak Manusia Berbasis Metode Montessori” dengan lancar.
Penulisan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar (S.Pd.) di Universitas Sanata
Dharma. Peneliti menyadari bahwa tanpa ada bantuan, bimbingan, arahan dan
dukungan dari berbagai pihak sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan banyak
terimakasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, kemudahan, kelancaran dan
semangat spiritual dalam mengerjakan skripsi ini.
2. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kaprodi PGSD, Universitas
Sanata Dharma.
4. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD, Universitas Sanata
Dharma.
5. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. dan Elisabeth Desiana
Mayasari, S.Psi., M.A. selaku dosen pembimbing skripsi yang mendampingi,
mengarahkan, memberi semangat kepada saya selama proses penelitian hingga
penyusunan skripsi.
6. Bapak dan Ibu karyawan sekretariat prodi PGSD yang senantiasa membantu
dalam proses perkuliahan dan skripsi.
7. Kepala Sekolah, dan para guru di SD Negeri Rendeng yang berkenan
memberikan izin melaksanakan uji validitas dan reliabilitas instrumen
penelitian.

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8. Kepala Sekolah, dan para guru di SD Negeri Puren Yogyakarta yang berkenan
memberikan izin melaksanakan penelitian.
9. Ibu tersayang, ibu Nunung Anjar Widayati yang telah memberikan semangat,
dukungan moral, kasih sayang, senantiasa mendoakan sehingga penyusunan
skripsi ini dapat berjalan dengan lancar.
10. Kakak saya yang telah memberikan semangat, dukungan moral, kasih sayang,
senantiasa mendoakan sehingga penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan
lancar.
11. Sahabat-sahabat yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan bantuan
selama penyusunan skripsi.
12. Teman payung skripsi R&D yang memberi semangat dalam menyelesaikan
skripsi.
13. Semua pihak yang membantu dan memberi dukungan yang tidak penulis
sebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari


sempurna. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, peneliti berharap skripsi
ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

Yogyakarta, 23 Januari 2020

Peneliti

Intan Tri Hapsari

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
ABSTRACT ....................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR RUMUS........................................................................................... xvi
DAFTAR BAGAN........................................................................................... xvii
DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... xviii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xx
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Penelitian ....................................................................... 1
B Rumusan Masalah................................................................................... 8
C Tujuan Penelitian .................................................................................... 8
D Manfaat Penelitian .................................................................................. 9
E Definisi Operasional ............................................................................... 10
F Spesifikasi Produk .................................................................................. 11
BAB II LANDASAN TEORI
A Kajian Pustaka ........................................................................................ 16
1 Teori Perkembangan Anak ............................................................ 16
2 Media Pembelajaran ...................................................................... 19
3 Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori ....................... 22
4 Ilmu Pengetahuan Alam ................................................................ 24
B Penelitian yang Relevan ......................................................................... 29
C Kerangka Berpikir .................................................................................. 31
D Pertanyaan Penelitian.............................................................................. 34
BAB III METODE PENELITIAN
A Jenis Penelitian ....................................................................................... 36
B Setting Penelitian .................................................................................... 37
1 Subjek Penelitian ........................................................................... 37
2 Objek Penelitian ............................................................................ 37
3 Lokasi Penelitian ........................................................................... 38
4 Waktu Penelitian ........................................................................... 38
C Rancangan Penelitian.............................................................................. 38

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D Prosedur Penelitian ................................................................................. 41


1 Potensi dan Masalah ...................................................................... 43
2 Pengumpulan Data ....................................................................... 44
3 Desain Produk ............................................................................... 44
4 Validasi Produk ............................................................................. 46
5 Revisi Produk ................................................................................ 46
6 Uji Coba Produk ............................................................................ 46
E Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 47
1 Observasi ....................................................................................... 47
2 Wawancara .................................................................................... 48
3 Kuesioner ...................................................................................... 49
4 Tes ................................................................................................. 50
F Instrumen Penelitian ............................................................................... 51
1 Pedoman Observasi ....................................................................... 51
2 Pedoman Wawancara .................................................................... 52
3 Lembar Kuesioner ......................................................................... 54
4 Instrumen Tes ................................................................................ 58
G Triangulasi ............................................................................................. 60
H Teknik Analisis Data .............................................................................. 62
1 Analisis Data Kuantitatif ............................................................... 63
2 Analisis Data Kualitatif ................................................................. 69
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A Hasil Penelitian ....................................................................................... 70
1 Prosedur Pengembangan Media Pembelajaran Rangka Alat
Gerak Manusia Berbasis Metode Montessori ............................... 70
a Potensi dan Masalah ............................................................ 70
b. Pengumpulan Data ............................................................... 77
c. Desain Produk ..................................................................... 97
d Validasi Produk.................................................................... 112
e Revisi Produk ....................................................................... 114
f Uji Coba Produk .................................................................. 115
2 Kualitas Media Pembelajaran Rangka Alat Gerak Manusia
Berbasis Metode Montessori.......................................................... 119
B Pembahasan ............................................................................................ 121
1 Prosedur Pengembangan Media Pembelajaran Rangka Alat
Gerak Manusia Berbasis Metode Montessori ............................... 121
2 Kualitas Media Pembelajaran Rangka Alat Gerak Manusia
Berbasis Metode Montessori......................................................... 126
BAB V PENUTUP
A Kesimpulan ............................................................................................. 128
B Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 129
C Saran ...................................................................................................... 129
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 130
LAMPIRAN ..................................................................................................... 133

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Observasi Muatan Pelajaran IPA Kelas V ................ 52


Tabel 3.2 Rencana Wawancara dengan Kepala Sekolah ......................... 53
Tabel 3.3 Rencana Wawancara dengan Guru Kelas V ............................. 53
Tabel 3.4 Rencana Wawancara dengan Siswa Kelas V ........................... 54
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa dan
Guru Kelas V ............................................................................ 55
Tabel 3.6 Kisi-Kisi Kuesioner Uji Validitas Produk oleh Ahli dengan
Kuesioner Tanggapan oleh Siswa ............................................ 57
Tabel 3.7 Aspek Penilaian Album Media Pembelajaran .......................... 58
Tabel 3.8 Kisi-Kisi Soal Tes..................................................................... 58
Tabel 3.9 Aspek Penilaian Uji Validitas Isi Instrumen Tes ..................... 59
Tabel 3.10 Skala dan Kriteria untuk Pedoman Penilaian Instrumen
Pedoman Wawancara, Pedoman Observasi, Kuesioner
Analisis Kebutuhan, dan Kuesioner Uji Validitas Produk ....... 64
Tabel 3.11 Skala dan Kriteria untuk Pedoman Penilaian Uji Validitas
Konstruk Soal Tes .................................................................... 64
Tabel 3.12 Skala dan Kriteria untuk Pedoman Penilaian Uji Validitas Isi
Soal Tes .................................................................................... 65
Tabel 3.13 Skala dan Kriteria untuk Pedoman Penilaian Uji
Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan, Kuesioner
Uji Validitas Produk dan Soal Tes ........................................... 65
Tabel 3.14 Skala dan Kriteria untuk Pedoman Penilaian Uji Validitas
Produk oleh Ahli....................................................................... 65
Tabel 3.15 Skala dan Kriteria untuk Pedoman Penilaian Kuesioner
Tanggapan mengenai Media Pembelajaran oleh Siswa ........... 66
Tabel 3.16 Tabel Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif ......................... 67
Tabel 3.17 Kategorisasi Skor Rerata Hasil Penilaian Instrumen................ 67
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Pedoman Observasi oleh Ahli ................... 71
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Pedoman Wawancara Kepala
Sekolah .................................................................................... 72
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Pedoman Wawancara Guru ...... 73
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Pedoman Wawancara Siswa ..... 73
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk
Guru .......................................................................................... 75
Tabel 4.6 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk
Guru .......................................................................................... 76
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk
Siswa......................................................................................... 76
Tabel 4.8 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan
untuk Siswa .............................................................................. 77
Tabel 4.9 Hasil Observasi Pembelajaran IPA .......................................... 78
Tabel 4.10 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah ............................... 80
Tabel 4.11 Hasil Wawancara dengan Guru ................................................ 81

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.12 Hasil Wawancara dengan Siswa ............................................... 82


Tabel 4.13 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk
Guru .......................................................................................... 85
Tabel 4.14 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Guru dalam Kuesioner
Analisis Kebutuhan untuk Guru ............................................... 87
Tabel 4.15 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk
Siswa......................................................................................... 90
Tabel 4.16 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Siswa dalam Kuesioner
Analisis Kebutuhan untuk Siswa .............................................. 92
Tabel 4.17 Hasil Uji Validitas Isi oleh Ahli ............................................... 104
Tabel 4.18 Hasil Uji Validitas Konstruk oleh Ahli .................................... 104
Tabel 4.19 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Validitas Instrumen Tes
dengan SPSS ............................................................................. 106
Tabel 4.20 Hasil Perhitungan Reliabilitas Instrumen Tes dengan
IBM SPSS Statistics 23 ............................................................. 107
Tabel 4.21 Kisi-Kisi Instrumen Pretest dan Posttest ................................. 108
Tabel 4.22 Hasil Uji Keterbacaan Instrumen Soal Tes .............................. 108
Tabel 4.23 Hasil Uji Validitas Kuesioner mengenai Produk oleh Ahli...... 109
Tabel 4.24 Hasil Uji Validitas Kuesioner Tanggapan mengenai Produk
oleh Siswa ................................................................................. 110
Tabel 4.25 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Tanggapan mengenai
Produk oleh Siswa .................................................................... 111
Tabel 4.26 Hasil Uji Validitas Produk Media Pembelajaran oleh Ahli...... 112
Tabel 4.27 Rekapitulasi Komentar Uji Validitas Produk Media
Pembelajaran ............................................................................ 113
Tabel 4.28 Hasil Uji Validitas Produk Media Pembelajaran oleh Ahli...... 113
Tabel 4.29 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest .................................... 116
Tabel 4.30 Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran oleh
Guru .......................................................................................... 118
Tabel 4.31 Hasil Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran
oleh Siswa ................................................................................. 119
Tabel 4.32 Hasil Penilaian Media Pembelajaran Rangka Alat Gerak
Manusia (Widoyoko, 2014: 144) .............................................. 120
Tabel 4.33 Selisih Nilai Pretest dan Posttest ............................................. 120

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR RUMUS

Rumus 3.1 Rumus Perhitungan Rerata Hasil Penilaian dengan Skala


Likert ........................................................................................ 66
Rumus 3.2 Rumus Perhitungan Persentase Jawaban pada Kuesioner ........ 68
Rumus 3.3 Rumus Perhitungan Nilai Pretest dan Posttest ......................... 68

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Penelitian-Penelitian yang Relevan .......................................... 31


Bagan 3.1 Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan
Menurut Borg dan Gall (dalam Sugiyono, 2015: 35-37) ......... 39
Bagan 3.2 Prosedur Penelitian dan Pengembangan ................................... 42
Bagan 3.3 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Analisis Kebutuhan ... 61
Bagan 3.4 Triangulasi Sumber Wawancara............................................... 62
Bagan 4.1 Triangulasi Data Wawancara ................................................... 83
Bagan 4.2 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data .................................... 96

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Peningkatan Nilai Pretest dan Posttest pada masing-masing


Siswa......................................................................................... 117
Grafik 4.2 Peningkatan Rerata Nilai Pretest dan Posttest ......................... 117

xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Desain Rangka Alat Gerak Manusia ........................................ 11


Gambar 1.2 Desain Kotak Penyimpanan ..................................................... 12
Gambar 1.3 Desain Kartu Gambar ............................................................... 14
Gambar 1.4 Desain Kartu Nama .................................................................. 14
Gambar 1.5 Desain Kartu Fungsi ................................................................. 14
Gambar 1.6 Desain Kartu Control of Error ................................................. 14
Gambar 1.7 Desain Kartu Soal (sisi depan) ................................................. 15
Gambar 1.8 Desain Kartu Jawaban (sisi belakang) ...................................... 15
Gambar 2.1 Tulang Anggota Gerak Atas ..................................................... 28
Gambar 2.2 Tulang Anggota Gerak Bawah ................................................. 28
Gambar 4.1 Replika Rangka Alat Gerak Manusia ....................................... 98
Gambar 4.2 Kotak Penyimpanan Media Pembelajaran................................ 101
Gambar 4.3 Kartu Gambar ........................................................................... 102
Gambar 4.4 Kartu Nama .............................................................................. 102
Gambar 4.5 Kartu Fungsi ............................................................................. 102
Gambar 4.6 Kartu Control of Error ............................................................ 102
Gambar 4.7 Kartu Soal ................................................................................. 114

xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Identifikasi Masalah


Lampiran 1.1 Lembar hasil observasi pembelajaran IPA ............................ 134
Lampiran 1.2 Transkrip wawancara dengan kepala sekolah ....................... 136
Lampiran 1.3 Transkrip wawancara dengan guru ........................................ 140
Lampiran 1.4 Transkrip wawancara dengan siswa ...................................... 144
Lampiran 2 Instrumen Analisis Kebutuhan
Lampiran 2.1 Lembar hasil pengisian kuesioner analisis kebutuhan guru .. 147
Lampiran 2.2 Lembar hasil pengisian kuesioner analisis kebutuhan siswa . 150
Lampiran 3 Instrumen Tes
Lampiran 3.1 Lembar hasil uji validitas isi instrumen tes oleh ahli ............ 154
Lampiran 3.2 Lembar hasil uji validitas konstruk instrumen tes oleh ahli .. 156
Lampiran 3.3 Lembar hasil pengerjaan soal tes oleh siswa dalam uji
empiris ................................................................................... 160
Lampiran 3.4 Output SPSS untuk perhitungan validitas dan reliabilitas
instrumen tes .......................................................................... 162
Lampiran 3.5 Lembar hasil uji keterbacaan instrumen tes oleh siswa......... 164
Lampiran 3.6 Lembar hasil pengerjaan pretest ............................................ 167
Lampiran 3.7 Lembar hasil pengerjaan posttest .......................................... 169
Lampiran 4 Uji Validitas Produk
Lampiran 4.1 Lembar hasil uji validitas kuesioner tanggapan mengenai
produk oleh ahli..................................................................... 171
Lampiran 4.2 Lembar hasil uji validitas kuesioner tanggapan mengenai
media pembelajaran oleh siswa ............................................. 177
Lampiran 4.3 Lembar hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan
mengenai media pembelajaran oleh siswa ............................ 183
Lampiran 4.4 Lembar hasil uji validitas produk media pembelajaran oleh
ahli ......................................................................................... 186
Lampiran 4.5 Lembar hasil uji validitas album penggunaan media
pembelajaran oleh ahli ........................................................... 190
Lampiran 4.6 Lembar hasil tanggapan mengenai produk media
pembelajaran oleh siswa ........................................................ 194
Lampiran 5 Surat Penelitian
Lampiran 5.1 Surat izin penelitian ................................................................ 196
Lampiran 5.2 Surat keterangan telah melaksanakan penelitian .................... 197
Lampiran 6 Album Media Pembelajaran Rangka Alat Gerak
Manusia.................................................................................. 198
Lampiran 7 Dokumentasi Uji Coba Lapangan Terbatas....................... 230
Lampiran 8 Curriculum Vitae ................................................................... 231

xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

Uraian dalam bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk, dan definisi operasional.

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan sarana yang menumbuh-kembangkan potensi-

potensi kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna

(Suardi, 2012: 1). Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20

Tahun 2003 Pasal 1 ayat (1) dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara.

Dalam pendidikan formal, usia anak dimulai dari usia Sekolah Dasar (SD).

Piaget mengemukakan pendapatnya tentang teori perkembangan kognitif anak

yang dibagi menjadi empat tahapan, yaitu: (1) tahap sensorimotor, (2) tahap

praoperasi, (3) tahap operasi konkret, dan (4) tahap operasi formal (Suparno,

2001: 24). Perkembangan anak usia SD termasuk dalam tahap operasi konkret

yaitu usia 7-11 tahun, di mana anak telah mengembangkan sistem pemikiran logis

yang dapat diterapkan dalam memecahkan persoalan-persoalan konkret yang

dihadapi, namun cara berpikir seorang anak tetap masih sangat terbatas karena

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

masih berdasarkan sesuatu yang konkret (Suparno, 2001: 69-70). Dari teori

Piaget, disimpulkan bahwa sesuatu yang konkret sangat dibutuhkan anak SD usia

7-11 tahun untuk memecahkan sesuatu yang abstrak yang termasuk dalam tahap

operasi konkret.

Dalam dunia pendidikan anak usia SD terdapat beberapa mata pelajaran

pokok yang wajib dipelajari dan dikuasai oleh anak. Salah satu mata pelajaran

yang wajib dipelajari yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA sering disebut

dengan singkat sebagai sains. Sains (Inggris: science) berasal dari kata latin

“scientia” yang berarti (1) pengetahuan tentang, atau tahu tentang; (2)

pengetahuan, pengertian, faham yang benar dan mendalam (Wonorahardjo, 2010:

11). Menurut Darmodjo (dalam Samatowa, 2011: 2) IPA adalah pengetahuan

yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya. IPA

membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang

didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia

(Samatowa, 2011: 3).

Dalam pembelajaran IPA di SD terdapat berbagai materi yang harus

dipelajari oleh peserta didik. Ruang lingkup IPA yang diajarkan pada jenjang SD

meliputi 1) makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,

tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan, 2) benda/materi,

sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas, 3) energi dan

perubahannya meliputi : gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat

sederhana, 4) bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-

benda langit lainnya (BSNP, 2006: 162).

2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pembelajaran IPA hendaknya disampaikan dengan melibatkan siswa secara

aktif selama proses pembelajaran (Trianto, 2010: 143). Dari penjelasan ini siswa

diajak untuk selalu aktif selama proses pembelajaran, guru hanya sebagai

penghubung untuk mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa.

Dari beberapa hal di atas, salah satu Kompetensi Dasar (KD) yang harus

dikuasai oleh siswa SD yaitu menjelaskan rangka alat gerak dan fungsinya pada

hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan rangka alat gerak manusia.

Namun yang difokuskan pada penelitian ini hanya pada materi rangka alat gerak

manusia, yang merupakan materi pembelajaran IPA di kelas V. Di dalam materi

tersebut membahas mengenai rangka alat gerak manusia atas dan bawah.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di SD N Puren

Yogyakarta pada tanggal 31 Oktober–1 November 2018, guru lebih berperan aktif

dibanding siswa selama proses pembelajaran. Guru menggunakan LKS dan buku

paket sebagai pedoman dalam mengajar. Namun guru tidak menggunakan media

pembelajaran selama proses pembelajaran. Guru lebih banyak menerangkan di

depan dan menuliskan yang dianggap penting di papan tulis. Ketika diberi

pertanyaan, tiga siswa tidak bisa menjawab pertanyaan yang diberikan guru, dan

hanya diam karena tidak memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi di

depan. Gurupun juga menawarkan kepada siswa lain apakah ada yang bisa

menjawab, dan semuanya juga diam tidak ada yang mau menjawab. Dengan

hanya menggunakan metode ceramah seperti ini, siswa cenderung pasif selama

proses pembelajaran. Pasif yang dimaksud yaitu ketika guru sedang menjelaskan

di depan, siswa tidak menulis apa yang sedang diajarkan, sebelum guru

3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menuliskan di papan tulis. Sebanyak 3 siswa bermain bolpoin, dan 6 siswa

ngobrol dengan teman sebelahnya, tanpa memperhatikan guru yang sedang

menerangkan. Bagi siswa proses pembelajaran ini kurang menarik perhatian, yang

mengakibatkan siswa pasif selama proses pembelajaran. Media pembelajaran

yang tersedia di kelas masih sangat terbatas, yaitu paru-paru buatan, suhu, dan

KIT IPA.

Selain observasi, peneliti juga melakukan wawancara dengan guru dan

siswa kelas V SD N Puren Yogyakarta pada tanggal 29 Oktober 2018, dari hasil

wawancara siswa mengungkapkan bahwa guru pernah menggunakan media

pembelajaran seperti paru-paru buatan. Sebanyak 31 siswa dari 34 siswa merasa

tertarik menggunakan media pembelajaran karena proses pembelajaran terasa

menyenangkan dan lebih mudah dalam memahami materi. Sedangkan hasil dari

kuesioner analisis kebutuhan menunjukkan bahwa guru dan siswa membutuhkan

media pembelajaran IPA materi rangka alat gerak manusia berdasarkan

karakteristik media pembelajaran berbasis metode Montessori.

Selain di SD N Puren Yogyakarta, peneliti juga melakukan observasi di SD

lain. Yang pertama yaitu SD N Perumnas Condongcatur Yogyakarta, tempat di

mana peneliti melakukan PLP 3 (Pengenalan Lingkungan Persekolahan 3). Di SD

tersebut guru juga lebih sering menggunakan metode ceramah dengan pedoman

buku paket dan LKS dalam pembelajaran, hanya saja kadang guru menampilkan

gambar-gambar atau video yang berkaitan dengan materi di layar LCD. Namun

hal ini tidak berlaku di semua kelas, karena ketersediaan LCD dan proyektor yang

kurang memadai untuk seluruh kelas. Guru juga tidak menggunakan media

4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pembelajaran yang konkret, karena ketersediaan media pembelajaran yang

dimiliki sekolah terbatas. Media pembelajaran yang tersedia di sekolah masih

sangat minim yaitu, KIT IPA, KIT Matematika, dan organ pernafasan manusia,

namun semua ini hanya diletakkan di gudang seperti tidak terawat dan tidak

pernah dipakai. Hal ini membuat siswa tidak bisa melihat secara langsung benda

yang konkret dari materi yang diajarkan. Dengan menggunakan metode ceramah

saja bagi siswa kurang menarik, terlihat ketika pembelajaran berlangsung banyak

siswa yang tidak memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi

pembelajaran.

Kegiatan observasi selanjutnya yaitu di SD N Rendeng. Di SD tersebut guru

juga lebih sering menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran. Guru

lebih banyak menerangkan dan menuliskan materi yang dianggap penting di

papan tulis. Guru tidak menggunakan media pembelajaran yang konkret karena

ketersediaan media pembelajaran yang sangat minim. Media yang tersedia di

sekolah yaitu bagian-bagian tubuh katak, alat peredaran darah, dan alat pernafasan

manusia. Namun semua itu tidak digunakan dengan maksimal, hanya disimpan di

perpustakaan dan kurang terawat.

Dari kegiatan identifikasi masalah di beberapa SD tersebut disimpulkan

bahwa guru dan siswa membutuhkan media pembelajaran yang konkret untuk

membantu siswa memahami materi pembelajaran rangka alat gerak manusia yang

masih bersifat abstrak. Karena materi tersebut berupa rangka alat gerak yang

berada di dalam proses tubuh manusia yang tidak bisa dilihat secara langsung,

sehingga siswa perlu media yang konkret untuk membantu memahami materi

5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

rangka alat gerak manusia. Kesimpulan dari kegiatan tersebut sesuai dengan

tahapan operasi konkret pada teori Piaget, di mana dalam pendidikan anak SD

usia 7-11 tahun anak masih sangat membutuhan media pembelajaran yang konkret

untuk memahami materi yang abstrak.

Penggunaan media pembelajaran yang konkret dijadikan sebagai salah satu

solusi agar siswa dapat selalu aktif selama mengikuti pembelajaran. Selain

membuat siswa aktif, dengan media pembelajaran konkret siswa juga mampu

melihat secara langsung media yang dapat membantu memahami materi yang

abstrak.

Media pembelajaran konkret salah satunya yaitu media pembelajaran

berbasis metode Montessori. Media ini dikembangkan dengan menggunakan

dasar metode Montessori karena metode pembelajaran yang dikembangkan oleh

Maria Montessori (1870-1952) menggunakan konsep belajar sambil bermain

untuk anak-anak (Holt, 2008: xi). Montessori menggunakan metode eksperimental

dalam mengembangkan pembelajaran dan alat-alat peraga yang digunakan secara

intensif selama dua tahun di Casa dei Bambini (Rumah Anak-anak) yang

didirikannya pada tahun 1907 di Roma.

Media pembelajaran berbasis metode Montessori ini memiliki empat ciri/

karakteristik, yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, dan auto-education.

Media pembelajaran berbasis metode Montessori memiliki keunggulan tersendiri

dibandingkan dengan media pembelajaran yang lain, yaitu material yang

digunakan dalam pembelajaran Montessori dapat menghasilkan sebuah

pendidikan indera, bahan pembelajaran dari Montessori dapat melatih anak untuk

6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

belajar secara mandiri, menyajikan benda-benda yang dapat menarik perhatian

anak, dan memiliki gradasi rangsangan yang rasional (Gutex, 2013: 236).

Media pembelajaran berbasis metode Montessori terbukti dapat membantu

siswa dalam memahami materi pembelajaran dan mampu meningkatkan prestasi

belajar siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Utami (2017) mengembangkan

media pembelajaran IPA materi pertumbuhan biji menjadi tanaman berbasis

metode Montessori untuk kelas II SD. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

siswa sangat memahami materi pembelajaran yang diajarkan, yang ditunjukkan

dengan adanya rerata peningkatan posttest sebesar 40. Penelitian selanjutnya

dilakukan oleh Dwiasmoro (2017) mengembangkan media pembelajaran IPA

materi daur hidup hewan berbasis metode Montessori untuk kelas IV SD. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa siswa sangat memahami materi pembelajaran

yang diajarkan, yang ditunjukkan dengan adanya rerata peningkatan posttest

sebesar 23,5. Selain itu, Nugrahanta, dkk (2016) mengembangkan media

pembelajaran Matematika materi operasi bilangan bulat berbasis metode

Montessori untuk kelas IV SD. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media

pembelajaran sangat efektif hal ini terlihat dari peningkatan prestasi belajar siswa,

tingkat kepuasan siswa dan gurunya dalam kategori “cukup memuaskan”, dan

persepsi pengguna yang relatif positif terhadap pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dan pengembangan yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran

IPA SD Materi Rangka Alat Gerak Manusia Berbasis Metode Montessori” pada

siswa kelas V SD N Puren Yogyakarta tahun ajaran 2018/2019. Peneliti

7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mengembangkan media pembelajaran dengan mempertimbangkan ciri-ciri media

pembelajaran Montessori yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, auto-

education, dan satu ciri tambahan yaitu kontekstual. Penelitian ini dibatasi pada

tahap menghasilkan produk media pembelajaran IPA yang diujikan secara ilmiah

melalui uji coba lapangan terbatas.

B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti merumuskan dua masalah. Rumusan masalah

tersebut terdiri dari :

1. Bagaimana prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD materi

rangka alat gerak manusia berbasis metode Montessori yang

dikembangkan untuk siswa kelas V?

2. Bagaimana kualitas media pembelajaran IPA SD materi rangka alat gerak

manusia berbasis metode Montessori yang dikembangkan untuk siswa

kelas V?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan, antara lain sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD

materi rangka alat gerak manusia berbasis metode Montessori yang

dikembangkan untuk siswa kelas V.

2. Mengetahui kualitas media pembelajaran IPA SD materi rangka alat gerak

manusia berbasis metode Montessori yang dikembangkan untuk siswa

kelas V.

8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini diharapkan memiliki manfaat dan berguna

untuk berbagai pihak. Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Siswa

Penelitian ini memberikan pengalaman langsung kepada siswa mengenai

penggunaan media pembelajaran selama proses belajar di kelas. Selain itu,

dapat mambantu siswa dalam memahami materi rangka alat gerak manusia

dalam penggunaan media pembelajaran berbasis metode Montessori.

2. Bagi Guru

Penelitian ini membantu guru mengerti pentingnya penggunaan media

pembelajaran selama proses mengajar. Selain itu, guru juga mendapat

pengalaman baru dalam pengembangan media pembelajaran berbasis

metode Montessori, dan guru diharapkan nantinya dapat mengembangkan

media pembelajaran secara mandiri.

3. Bagi Sekolah

Penelitian ini memberikan wawasan kepada pihak sekolah mengenai

pengembangan media pembelajaran berbasis metode Montessori

khususnya pada mata pelajaran IPA. Sekolah juga dapat mengembangkan

media pembelajaran secara mandiri yang bertujuan untuk memfasilitasi

siswa saat kegiatan belajar mengajar agar dapat belajar secara optimal.

4. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini membantu mahasiswa dalam menambah wawasan terutama

mengenai berbagai media pembelajaran yang dapat membantu siswa

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dalam memahami pembelajaran, khususnya materi rangka alat gerak

manusia. Media pembelajaran yang dikembangkan mengarahkan

mahasiswa untuk menciptakan media pembelajaran yang inovatif yang

dapat membantu proses pembelajaran siswa di kelas.

5. Bagi Prodi PGSD

Prodi PGSD memiliki pengalaman dalam penelitian kolaboratif dengan

menggunakan metode Research and Development yang melibatkan dosen,

mahasiswa, guru, dan siswa di SD mitra.

E. Definisi Operasional

1. Teori perkembangan anak operasi konkret menurut Piaget adalah teori

proses perkembangan anak usia SD yaitu usia 7-11 tahun, di mana anak

lebih bisa menerima informasi dari benda-benda yang konkret dan nyata.

2. Media pembelajaran adalah suatu alat yang digunakan untuk penghubung

antara guru dan siswa dalam proses penyaluran materi ajar saat proses

pembelajaran, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

3. Media pembelajaran berbasis metode Montessori adalah media

pembelajaran yang memiliki empat ciri, yaitu menarik, bergradasi, auto-

correction, dan auto-education.

4. IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang alam dan segala isinya yang

melalui serangkaian proses ilmiah.

5. Rangka alat gerak manusia adalah rangka manusia yang berfungsi sebagai

alat untuk melakukan pergerakan sehingga membentuk suatu sistem yang

disebut sistem gerak.

10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

F. Spesifikasi Produk

Produk yang dikembangkan dan dihasilkan dari penelitian ini adalah media

pembelajaran rangka alat gerak manusia beserta album penggunaan media

pembelajaran rangka alat gerak manusia. Media pembelajaran ini berfungsi untuk

membantu siswa mengenal dan mempelajari alat-alat gerak pada manusia beserta

fungsinya. Media pembelajaran rangka alat gerak manusia terdiri dari replika

rangka alat gerak manusia dengan ukuran kecil, kartu gambar, kartu nama, kartu

fungsi, kartu control of error sebagai alat pengendali kesalahan, kartu soal, dan

kotak penyimpanan. Berikut ini merupakan penjelasan dari masing-masing

komponen.

1. Replika Rangka Alat Gerak Manusia

Replika rangka ini berukuran kecil dengan tinggi sekitar 45 cm yang

berbahan dasar plastik. Tulang-tulang pada replika rangka yang berfungsi sebagai

alat gerak diberi warna yang berbeda antar tulang. Hal ini dilakukan agar siswa

lebih mudah dalam membedakan bentuk dan fungsi tiap tulang pada rangka alat

gerak manusia. Berikut merupakan gambar desain rangka alat gerak manusia.
45cm

Gambar 1.1 Desain Rangka Alat Gerak Manusia

11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Kotak Penyimpanan Media Pembelajaran

Kotak penyimpanan replika rangka alat gerak manusia terbuat dari kayu

yang berbentuk balok dengan ukuran p=24cm, l=13cm, t=53cm. Kotak

penyimpanan ini terdiri dari 5 kotak yaitu untuk kotak replika rangka alat gerak

manusia, kotak kartu gambar, kotak kartu nama, kotak kartu fungsi, dan kotak

kartu control of error dan kartu soal. Pada pintu kotak penyimpanan replika

rangka alat gerak manusia dibuat seperti almari yang diberi capit udang sebagai

pengancing. Sedangkan kotak penyimpanan kartu dibuat seperti laci. Berikut

merupakan gambar desain kotak penyimpanan replika rangka alat gerak manusia

dan kartu.

24cm
cm
53cm

Gambar 1.2 Desain Kotak Penyimpanan

3. Kartu

Komponen lain dari media pembelajaran ini yaitu kartu gambar, kartu

nama, kartu fungsi, kartu control of error, dan kartu soal. Kartu gambar, kartu

nama, dan kartu fungsi dibuat dengan menggunakan kertas jenis Ivory 260.

Masing-masing kartu berbentuk persegi panjang dengan ukuran 5cm x 10cm.

12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kartu gambar (Gambar 1.3) memuat gambar tulang alat gerak yang akan

dipasangkan dengan kartu nama tulang, kartu nama (Gambar 1.4) memuat nama

tulang yang menjadi pasangan dari kartu gambar dengan menggunakan font

Comic Sans MS dengan ukuran 28, dan kartu fungsi (Gambar 1.5) memuat

penjelasan fungsi tulang dari gambar 1.3 dan gambar 1.4 yang sudah dipasangkan.

Setiap kartu gambar memiliki pasangan kartu nama dan kartu fungsi. Pada sisi

kartu, peneliti memberikan bingkai warna yang berbeda agar lebih mudah dalam

membedakan setiap kartu. Bingkai warna merah untuk kartu gambar, warna

kuning untuk kartu nama, dan warna biru untuk kartu fungsi.

Setelah kartu gambar dipasangkan dengan kartu nama dan kartu fungsi,

kemudian untuk mengecek benar atau tidaknya dengan menggunakan kartu

control of error (Gambar 1.6) dengan kertas jenis Ivory 260 ukuran 15cm x 10cm.

Kartu ini terdiri dari tiga bagian, bagian paling atas memuat kartu gambar dengan

bingkai warna merah, kemudian dibagian tengah memuat kartu nama dengan

bingkai warna kuning, dan bagian paling bawah memuat kartu fungsi dengan

bingkai warna biru. Berikut ini merupakan gambar desain kartu gambar, kartu

nama, kartu fungsi, dan kartu control of error.

13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10cm
10cm

A A

5cm

Gambar 1.3 Desain Kartu Gambar Tulang Paha 15cm

Merupakan tulang terbesar


Tulang Paha dan terkuat yang berfungsi
sebagai penghubung tubuh
bagian pinggul dan lutut

Gambar 1.4 Desain Kartu Nama Gambar 1.6 Desain Kartu


Control of Error
Merupakan tulang terbesar
dan terkuat yang berfungsi
sebagai penghubung tubuh
bagian pinggul dan lutut

Gambar 1.5 Desain Kartu Fungsi

Pada kartu soal (Gambar 1.7) memuat soal untuk sisi depan dan kartu soal

(Gambar 1.8) memuat jawaban untuk sisi belakang. Kartu ini dibuat dengan

menggunakan kertas yang sama dengan kartu yang lain yaitu kertas jenis Ivory

260 dengan ukuran 5cm x 10cm. Pada kartu soal menggunakan font Comic Sans

MS dengan ukuran 14. Pada bagian pinggir diberi garis tepi berwarna hijau.

Berikut merupakan gambar desain mengenai kartu soal.

14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10cm

Tulang anggota gerak bawah


yang letaknya bersebelahan
dengan tulang kering yaitu 5cm
tulang . . . .

Gambar 1.7 Desain Kartu Soal (sisi depan)

BETIS

Gambar 1.8 Desain Kartu Jawaban (sisi belakang)

15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

LANDASAN TEORI

Uraian dalam bab ini terdiri dari kajian pustaka, penelitian yang relevan,

rangka berpikir, dan pertanyaan penelitian.

A. Kajian Pustaka

Uraian pada subbab ini terdiri dari beberapa teori pendukung penelitian.

Adapun beberapa hal yang menjadi pembahasan peneliti adalah teori

perkembangan anak, media pembelajaran, media pembelajaran berbasis

Montessori, dan IPA.

1. Teori Perkembangan Anak

Perkembangan diartikan sebagai proses perubahan kuantitatif dan kualitatif

individu dalam rentang kehidupannya, mulai dari masa konsepsi, masa bayi, masa

kanak-kanak, masa anak, masa remaja, sampai masa dewasa (Yusuf & Sugandhi,

2011: 1). Menurut Singgih (dalam Sunarto, 2008: 39) perkembangan adalah

proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi

kematangan dan interaksi dengan lingkungan. Sedangkan menurut Meggitt (2013:

1) istilah perkembangan anak mengacu pada proses di mana seorang anak tumbuh

dan mengalami berbagai perubahan sepanjang hidupnya. Perkembangan tersebut

ditentukan secara genetik, serta dipengaruhi dan dimodifikasi oleh berbagai faktor

lingkungan seperti nutrisi, kondisi hidup dan segala hal yang dialami pada setiap

tahap kehidupan.

Piaget mengelompokkan tahap-tahap perkembangan kognitif seorang anak

menjadi empat tahap (Suparno, 2001: 24). Keempat tahap perkembangan kognitif

16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tersebut adalah tahap sensorimotor, tahap praoperasi, tahap operasi konkret, dan

tahap operasi formal.

a) Tahap Sensorimotor

Tahap Sensorimotor merupakan tahap paling awal dalam perkembangan

kognitif yang terjadi pada waktu bayi lahir sampai sekitar umur 2 tahun. Pada

tahap ini, intelegensi anak lebih didasarkan pada tindakan inderawi anak terhadap

lingkungannya, seperti melihat, meraba, menjamah, mendengar, membau, dan

lain-lain. Pada tahap ini, anak belum dapat berbicara dengan bahasa. Anak belum

mempunyai bahasa simbol untuk mengungkapkan adanya suatu benda yang tidak

berada di dekatnya (Suparno, 2001: 26). Piaget membagi tahap sensorimotor

dalam enam periode yaitu: (i) Periode 1: rafleks (umur 0-1 bulan); (ii) Periode 2:

kebiasaan (umur 1-4 bulan); (iii) Periode 3: reproduksi kejadian yang menarik

(umur 4-8 bulan); (iv) Periode 4: koordinasi skemata (umur 8-12 bulan); (v)

Periode 5: eksperimen (umur 12-18 bulan); (vi) Periode 6: representasi (umur 18-

24 bulan) (Suparno, 2001: 28).

b) Tahap Praoperasi

Pada tahap praoperasi ini terjadi pada anak usia 2-7 tahun. Tahap pemikiran

praoperasi dicirikan dengan adanya fungsi semiotik, yaitu penggunaan simbol

atau tanda untuk menyatakan atau menjelaskan suatu objek yang saat itu tidak

berada bersama subjek. Dengan adanya penggunaan simbol itu, seorang anak

dapat mengungkapkan dan membicarakan suatu hal yang sudah terjadi (Suparno,

2001: 49). Piaget membagi perkembangan kognitif tahap praoperasi dalam dua

bagian yaitu: (i) umur 2-4 tahun, dicirikan oleh perkembangan pemikiran

17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

simbiolis; (ii) umur 4-7 tahun, dicirikan oleh perkembangan pemikiran intuitif

(Suparno, 2001: 49).

c) Tahap Operasi Konkret

Pada tahap operasi konkret ini terjadi pada anak usia 7-11 tahun. Pada tahap

ini, anak sudah dapat memandang dunia secara obyektif, mulai berpikir secara

operasional, mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan

benda-benda, membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan,

prinsip ilmiah sederhana, serta mempergunakan hubungan sebab akibat dapat

memahami suatu konsep (Suparno, 2001: 69-70).

Menurut Maria Montessori (dalam Lillard, 1996: 44), perkembangan anak

pada usia 7-11 tahun berada pada periode sensitif. Periode sensitif yang dimaksud

meliputi, (1) logika bertanya, (2) imajinasi melalui benda nyata, (3)

perkembangan mental, (4) perkembangan rasa berkelompok, (5) pengenalan

budaya, dan (6) kekuatan fisik. Dalam hal ini berarti bahwa anak usia SD berada

dalam tahap berpikir intuitif dan tahap berpikir konkret harus bekerja dengan

benda-benda konkret dahulu sebelum mereka dapat menangkap dan memahami

hal-hal yang bersifat abstrak (Iskandar, 2001: 30). Berdasarkan pernyataan di atas

disimpulkan bahwa pada tahap operasi konkret anak lebih bisa menerima

informasi dari benda-benda yang konkret dan nyata.

d) Tahap Operasi Formal

Tahap operasi formal merupakan tahap terakhir dalam perkembangan kognitif

menurut Piaget. Ini terjadi pada usia 11 tahun atau 12 tahun ke atas. Pada tahap

ini, seorang remaja sudah dapat berpikir logis, berpikir dengan pemikiran teoretis

18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

formal berdasarkan proposisi-proposisi dan hipotesis, dan dapat mengambil

kesimpulan lepas dari apa yang dapat diamati saat itu (Suparno, 2001: 88). Pada

tahap ini, logika remaja mulai berkembang dan digunakan. Cara berpikir yang

abstrak mulai dimengerti. Ia mulai suka membuat teori tentang segala sesuatu

yang dihadapi. Pikirannya sudah dapat melampaui waktu dan tempat, tidak hanya

terikat pada hal yang sudah dialami, tetapi juga dapat berpikir mengenai sesuatu

yang akan datang karena dapat berpikir mengenai sesuatu yang akan datang

karena dapat berpikir secara hipotesis (Suparno, 2001: 88).

Dari penjelasan tersebut di atas mengenai perkembangan kognitif menurut

Piaget disimpulkan bahwa anak usia SD berada pada tahap operasi konkret yaitu

usia 7-11 tahun, di mana anak telah mengembangkan sistem pemikiran logis yang

dapat diterapkan dalam memecahkan persoalan-persoalan konkret yang dihadapi.

Namun, cara berpikir seorang anak tetap masih terbatas karena masih berdasarkan

sesuatu yang konkret. Dari kesimpulan tersebut peneliti tertarik untuk membuat

media pembelajaran yang konkret untuk membantu siswa dalam memahami suatu

pembelajaran.

2. Media Pembelajaran

Pada subbab ini membahas mengenai pengertian media pembelajaran dan

manfaat media pembelajaran. Berikut adalah pembahasan dari subbab tersebut.

a) Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Sadiman, dkk media (bentuk jamak dari kata medium), merupakan

kata yang berasal dari bahasa Latin medius, yang secara harfiah berarti “tengah”,

“perantara” atau “pengantar” (dalam Jalinus dan Ambiyar, 2016: 2). Oleh karena

19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

itu, media dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke

penerima pesan. Sedangkan menurut Sanaky media pembelajaran adalah sebuah

alat yang berfungsi dan dapat digunakan untuk menyampaikan pesan

pembelajaran (dalam Suryani, 2018: 4). Selain itu, menurut Suryani (2018: 5)

media pembelajaran adalah segala bentuk dan sarana penyampaian informasi yang

dibuat atau dipergunakan sesuai dengan teori pembelajaran, dapat digunakan

untuk tujuan pembelajaran dalam menyalurkan pesan, merangsang pikiran,

perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya

proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali.

Menurut Munadi (2010: 5) media pembelajaran adalah penyalur atau

penghubung pesan ajar yang diadakan dan/atau diciptakan secara terencana oleh

para guru atau pendidik. Dengan demikian, komponen-komponen komunikasi

pembelajaran menjadi komunikator, komunikan, pesan, dan media. Sedangkan

menurut Martin dan Briggs (dalam Kosasih, 2014: 50) media pembelajaran adalah

semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan si

pembelajar.

Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas, disimpulkan bahwa media

pembelajaran adalah suatu alat yang digunakan untuk penghubung antara guru

dan siswa dalam proses penyaluran materi ajar saat proses pembelajaran, baik di

dalam kelas maupun di luar kelas.

b) Manfaat Media Pembelajaran

Suryani, dkk (2018: 14) menyebutkan beberapa manfaat media pembelajaran

bagi guru dan siswa adalah sebagai berikut:

20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1) Manfaat media pembelajaran bagi guru adalah:

a) Membantu menarik perhatian dan memotivasi siswa untuk belajar

b) Memiliki pedoman, arah, dan urutan pengajaran yang sistematis

c) Membantu kecermatan dan ketelitian dalam penyajian materi

pelajaran

d) Membantu menyajikan materi lebih konkret, terutama materi

pelajaran yang abstrak, seperti matematika, fisika, dan lain-lain

e) Memiliki variasi metode dan media yang digunakan agar

pembelajaran tidak membosankan

f) Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan tanpa tekanan

g) Membantu efisiensi waktu dengan menyajikan inti informasi secara

sistematik dan mudah disampaikan

h) Membangkitkan rasa percaya diri seorang pengajar

2) Manfaat media pembelajaran bagi siswa adalah:

a) Merangsang rasa ingin tahu untuk belajar

b) Memotivasi siswa untuk belajar baik di kelas maupun mandiri

c) Memudahkan siswa memahami materi pelajaran yang disajikan secara

sistematis melalui media

d) Memberikan suasana yang menyenangkan dan tidak membosankan

sehingga lebih fokus pada pembelajaran

e) Memberikan siswa kesadaran memilih media pembelajaran terbaik

untuk belajar melalui variasi media yang disajikan

21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dari penjelasan di atas disimpulkan bahwa manfaat media pembelajaran yaitu

untuk membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran selama proses

pembelajaran.

3. Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori

Pada subbab ini membahas mengenai syarat media pembelajaran berbasis

metode Montessori dan keunggulan media pembelajaran berbasis metode

Montessori. Berikut adalah pembahasan dari subbab tersebut.

a) Syarat Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori

Media pembelajaran Montessori memiliki empat ciri (Montessori, 2002: 171-

175) yaitu, menarik, bergradasi, auto-correction, dan auto-education. Pada

penelitian ini peneliti menambahkan ciri tambahan yaitu kontekstual. Berikut

penjabaran dari ciri-ciri di atas:

1) Menarik

Media pembelajaran Montessori dibuat semenarik mungkin agar siswa

tertarik menggunakan media tersebut. Media pembelajaran dibuat dengan

memperhatikan pemilihan warna, bentuk/ukuran yang tepat, dan berat. Hal ini

mendorong siswa untuk meraba dan memegangnya (Montessori, 2002: 170-

174).

2) Bergradasi

Media pembelajaran Montessori memiliki ciri bergradasi dalam hal

rangsangan warna, bentuk, maupun usia anak. Media pembelajaran

Montessori tidak hanya bergradasi yang dapat melibatkan sebanyak mungkin

penggunaan panca indera, namun juga pada gradasi penggunaan untuk

22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

berbagai usia perkembangan anak maupun materi yang dapat diperoleh dari

media pembelajaran yang sama (Montessori, 2002: 174).

3) Auto-correction

Media pembelajaran Montessori memiliki alat untuk pengendali kesalahan

yang bertujuan agar siswa dapat mengetahui secara mandiri benar atau salah

kegiatan yang telah dilakukan tanpa bantuan orang lain (Montessori, 2002:

171).

4) Auto-education

Media pembelajaran Montessori dirancang untuk mengembangkan

kemampuan belajar siswa secara mandiri tanpa ada campur tangan dari orang

dewasa (Montessori, 2002: 172-173).

5) Kontekstual

Montessori mengemukakan bahwa belajar hendaknya disesuaikan dengan

konteks (Lillard, 2005: 32). Kontekstual yang dimaksud disini yaitu sesuai

dengan lingkungan yang ada di sekitar siswa. Selain itu, media pembelajaran

dibuat menggunakan bahan yang tersedia di lingkungan sekitar siswa.

Dari penjelasan di atas, ciri-ciri media pembelajaran Montessori tersebut

dijadikan peneliti sebagai syarat dalam pembuatan media pembelajaran berbasis

metode Montessori.

b) Keunggulan Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori

Media pembelajaran berbasis metode Montessori memiliki ciri-ciri yang

membedakan dengan media pembelajaran lainnya yaitu, menarik, bergradasi,

auto-correction, auto-education, dan satu ciri tambahan yaitu kontekstual. Dalam

23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

media pembelajaran berbasis Montessori ini memiliki keunggulan tersendiri

dibandingkan dengan media pembelajaran yang lainnya, yaitu: 1) material yang

digunakan dalam pembelajaran Montessori dapat menghasilkan sebuah

pendidikan indera, 2) bahan pembelajaran dari Montessori dapat melatih anak

untuk belajar secara mandiri, 3) menyajikan benda-benda yang dapat menarik

perhatian anak, dan 4) memiliki gradasi rangsangan yang rasional (Gutex, 2013:

236). Lillard (1996: 80-85) menambahkan bahwa siswa mampu melihat,

menggunakan, menemukan konsep, serta dapat berpikir kreatif melalui

pembelajaran Montessori.

Media pembelajaran Montessori dapat melatih keterampilan anak dan

mendorong perkembangan anak secara intelektual. Berdasarkan pemaparan oleh

para ahli di atas, disimpulkan bahwa media pembelajaran materi rangka alat gerak

manusia berbasis metode Montessori memiliki keunggulan yaitu dapat melatih

anak untuk belajar secara mandiri dengan adanya control of error/ pengendali

kesalahan pada media tersebut.

4. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Pada subbab ini membahas mengenai hakikat IPA, pembelajaran IPA di SD,

dan materi rangka alat gerak manusia. Berikut adalah pembahasan dari subbab

tersebut.

a) Hakikat IPA

Powler berpendapat bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan

gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur

(Samatowa, 2011: 3). Mariana dan Praginda (2009: 6) menjelaskan bahwa hakikat

24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

IPA merupakan makna alam dan berbagai fenomenanya yang dikemas menjadi

sekumpulan teori maupun konsep melalui serangkaian proses ilmiah. Sedangkan

menurut Darmodjo (1992: 5) hakekat IPA itu sendiri yaitu: 1) proses dari upaya

manusia untuk memahami berbagai gejala alam. Artinya bahwa diperlukan suatu

cara tertentu yang sifatnya analitis, cermat, lengkap serta menghubungkan gejala

alam yang satu dengan gejala alam yang lain sehingga keseluruhannya

membentuk sudut pandang yang baru tentang obyek yang diamati, 2) produk dari

upaya manusia untuk memahami berbagai gejala alam. Artinya produk berupa

prinsip-prinsip, teori-teori, hukum-hukum, konsep-konsep maupun fakta-fakta

yang kesemuanya itu ditujukan untuk menjelaskan tentang berbagai gejala alam,

dan 3) faktor yang dapat mengubah sikap dan pandangan manusia terhadap alam

semesta, dari sudut pandang mitologis menjadi sudut pandang ilmiah.

Dari penjelasan di atas, secara umum IPA adalah ilmu yang mempelajari

tentang alam dan segala isinya yang melalui serangkaian proses ilmiah. Proses

ilmiah dapat melalui pengamatan maupun eksperimen, sehingga proses ilmiah

tersebut dapat menemukan sebuah teori maupun konsep dari objek IPA itu sendiri.

Menurut Samatowa (2011: 1) IPA berupaya membangkitkan minat manusia

agar mau meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya

yang penuh dengan rahasia yang tak ada habisnya. Pendidikan IPA diarahkan

supaya siswa dapat melakukan pembelajaran secara inkuiri sehingga dapat

membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam

tentang alam sekitar (BSNP, 2006: 167).

25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b) Pembelajaran IPA

Menurut Susanto (2013: 165) IPA merupakan salah satu mata pelajaran

pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah

dasar. Menurut Samatowa (2011: 3) ada empat alasan mengapa IPA dimasukkan

ke dalam kurikulum suatu sekolah yaitu, 1) bahwa IPA berfaedah bagi suatu

bangsa, kesejahteraan materiil suatu bangsa banyak sekali pada kemampuan

bangsa itu dalam bidang IPA, sebab IPA merupakan dasar teknologi yang sering

disebut-sebut sebagai tulang punggung pembangunan, 2) IPA merupakan suatu

mata pelajaran yang memberikan kesempatan untuk berpikir kritis; misalnya IPA

diajarkan dengan menggunakan metode “menemukan sendiri”, 3) apabila IPA

diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak, maka

IPA bukan merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka, dan 4) mata

pelajaran ini mempunyai nilai-nilai pendidikan yang mempunyai potensi yang

dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.

Menurut BSNP (dalam Susanto, 2013: 171) tujuan dari mata pelajaran IPA

sendiri antara lain: 1) memperoleh keyakinan terhadap Tuhan YME berdasarkan

keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya, 2) mengembangkan

pengetahuan, pemahaman konsep-konsep yang bermanfaat dan diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari, 3) mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan

kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antar IPA,

lingkungan, teknologi, dan masyarakat, 4) mengembangkan keterampilan proses

untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan,

5) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan

26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

melestarikan lingkungan alam, 6) meningkatkan kesadaran untuk menghargai

alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, dan 7)

memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar

untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.

c) Materi Rangka Alat Gerak Manusia

Materi rangka alat gerak manusia merupakan salah satu materi pembelajaran

IPA di kelas V SD pada tema 1: Organ Gerak Hewan dan Manusia, subtema 2:

Manusia dan Lingkungan, dan KD yaitu menjelaskan rangka alat gerak dan

fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan alat gerak

manusia. Zuneldi, dkk (2011: 2) menjelaskan bahwa rangka manusia adalah

susunan tulang-tulang yang saling berhubungan satu sama lain sehingga

membentuk tubuh. Pendapat lain mengatakan bahwa rangka adalah penyangga

tubuh manusia yang disusun oleh tulang (Sumantoro, 2009: 4).

Rangka manusia memiliki bermacam-macam fungsi, yaitu: 1) menguatkan

dan menegakkan tubuh, 2) menentukan bentuk tubuh, 3) tempat melekatnya otot

dan daging, dan 4) melindungi bagian-bagian tubuh yang penting dan halus

(Sumantoro, 2009: 9). Dari penjelasan di atas disimpulkan rangka alat gerak

manusia adalah rangka manusia yang berfungsi sebagai alat untuk melakukan

pergerakan sehingga membentuk suatu sistem yang disebut sistem gerak.

Rangka manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu rangka kepala (tengkorak),

rangka badan, dan rangka anggota gerak. Rangka alat gerak manusia terdiri atas

anggota gerak atas dan anggota gerak bawah. Anggota gerak atas adalah

sepanjang tangan. Sedangkan anggota gerak bawah adalah sepanjang kaki.

27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Anggota gerak atas meliputi tulang lengan atas, tulang hasta, tulang pengumpil,

tulang pergelangan tangan, tulang telapak tangan, dan ruas-ruas jari tangan.

Sedangkan anggota gerak bawah meliputi tulang paha, tulang tempurung lutut,

tulang kering, tulang betis, tulang pergelangan kaki, tulang telapak kaki, dan ruas-

ruas jari kaki (Sumantoro, 2009: 7). Rangka alat gerak manusia dapat dilihat pada

gambar 2.1

Gambar 2.1 Tulang Anggota Gerak Gambar 2.2 Tulang Anggota Gerak
Atas Bawah

Pada tulang anggota gerak atas, tulang lengan atas berfungsi sebagai tempat

menempel otot utama yang menggerakkan bahu dan siku. Tulang hasta berfungsi

membentuk lengan bawah sebagai alat gerak dan menghubungkan lengan atas

dengan pergelangan tangan. Tulang pengumpil berfungsi untuk menyambungkan

bagian siku dengan tangan di sisi ibu jari. Tulang pergelangan tangan berfungsi

untuk menghubungkan tulang jari (phalanges) dengan tulang pangkal tangan

(carpals). Tulang telapak tangan berfungsi sebagai penguat dan letak melekatnya

28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

otot yang berada di telapak tangan. Ruas-ruas jari tangan berfungsi untuk

membentuk persendian tulang tangan dan sebagai penggerak jari tangan.

Pada tulang anggota gerak bawah, tulang paha merupakan tulang terbesar dan

terkuat yang berfungsi sebagai penghubung tubuh bagian pinggul dan lutut.

Tulang tempurung lutut berfungsi untuk melindungi lutut dan melindungi sendi

engsel pada lutut. Tulang kering berfungsi sebagai penghubung lutut ke

pergelangan kaki dan sebagai pikulan terberat pada tubuh agar dapat tetap berdiri.

Tulang betis berfungsi untuk menopang berat tubuh dan juga untuk mengatur

gerak tubuh ketika berjalan. Tulang pergelangan kaki berfungsi untuk

memungkinkan gerak naik turun kaki, karena adanya sendi engsel yang digunakan

untuk melangkah dan dapat berjalan dengan nyaman. Tulang telapak kaki

berfungsi untuk berpijak sehingga dapat berjalan, berlari, dan berdiri. Ruas-ruas

jari kaki berfungsi untuk membantu tubuh saat berjalan, berlari, dan berdiri agar

tubuh tetap seimbang dan tidak terjatuh (Sutrisno, 2017: 61).

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang pertama oleh Utami (2017) yang berjudul “Pengembangan

Media Pembelajaran IPA SD Materi Pertumbuhan Biji Menjadi Tanaman Berbasis

Metode Montessori”. Penelitian ini dilakukan pada 5 siswa kelas II SD N Tampir

Kulon 1 tahun pelajaran 2016/2017. Hasil penelitian ini adalah media pembelajaran

pertumbuhan biji menjadi tanaman berbasis metode Montessori memiliki kualitas

sangat baik dilihat dari hasil uji validitas yang dilakukan oleh ahli IPA dan

Montessori dengan skor rerata sebesar 3,9. Hal ini didukung oleh hasil belajar siswa

melalui nilai posttest yang menunjukkan bahwa siswa sangat memahami materi

29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pembelajaran yang diajarkan, dengan rerata peningkatan posttest sebesar 40.

Dengan demikian, disimpulkan bahwa media pembelajaran pertumbuhan biji

menjadi tanaman memiliki kualitas sangat baik dan membantu siswa memahami

materi pertumbuhan biji menjadi tanaman.

Penelitian yang kedua oleh Dwiasmoro (2017) yang berjudul “Pengembangan

Media Pembelajaran IPA SD Materi Daur Hidup Hewan Berbasis Metode

Montessori”. Penelitian ini dilakukan pada 10 siswa kelas IV SD Pangudi Luhur 2

Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

kualitas media pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori

memiliki kualitas sangat baik dengan perolehan skor rerata sebesar 3,88. Hal ini

didukung oleh hasil belajar siswa melalui nilai posttest yang menunjukkan bahwa

siswa sangat memahami materi pembelajaran yang diajarkan, dengan rerata

peningkatan posttest sebesar 23,5. Dengan demikian, disimpulkan bahwa media

pembelajaran daur hidup hewan berbasis metode Montessori memiliki kualitas

sangat baik dan dapat membantu siswa memahami materi daur hidup hewan.

Penelitian yang ketiga oleh Nugrahanta, dkk (2016) yang mengembangkan

media pembelajaran Matematika materi operasi bilangan bulat berbasis metode

Montessori untuk kelas IV SD. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media

pembelajaran sangat efektif hal ini terlihat dari peningkatan prestasi belajar siswa,

tingkat kepuasan siswa dan gurunya dalam kategori “cukup memuaskan”, dan

persepsi pengguna yang relatif positif terhadap pembelajaran.

Berdasarkan dari beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya

terdapat relevansi dengan penelitian yang ingin peneliti lakukan. Relevansi dari

30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ketiga penelitian tersebut yaitu pengembangan media pembelajaran berbasis metode

Montessori.

Melalui beberapa penelitian di atas terbukti bahwa media pembelajaran

berbasis metode Montessori dapat membantu siswa memahami materi pelajaran

dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Dalam penelitian ini, peneliti

mencoba mengembangkan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori

yaitu materi rangka alat gerak manusia. Kerangka dalam penelitian ini dapat dilihat

pada bagan 2.1.

Utami (2017) Dwiasmoro (2017) Nugrahanta, dkk (2016)

Pengembangan Media Pengembangan Media Alat Peraga Matematika


Pembelajaran IPA SD Pembelajaran IPA SD Berbasis Metode
Materi Pertumbuhan Biji Materi Daur Hidup Hewan Montessori Papan Dakon
Menjadi Tanaman Berbasis Berbasis Metode Montessori Operasi Bilangan Bulat
Metode Montessori

Yang diteliti:
Hapsari (2020)

Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD Materi Rangka Alat Gerak Manusia


Berbasis Metode Montessori

Bagan 2.1 Penelitian-penelitian yang Relevan

C. Kerangka Berpikir

Siswa usia SD termasuk ke dalam tahap perkembangan operasi konkret yaitu

umur 7-11 tahun, di mana anak menyelesaikan masalah secara konkret atau nyata

dahulu sebelum mereka dapat menangkap dan memahami hal-hal yang bersifat

abstrak (Iskandar, 2001: 30). Dari penjelasan tersebut, ketika anak ingin

31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menyelesaikan suatu masalah yang masih bersifat abstrak, maka mereka

membutuhkan sesuatu yang konkret atau nyata.

Salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari di SD adalah IPA. Dalam

pembelajaran IPA siswa diminta untuk selalu berpikir kritis. Selain itu,

pembelajaran IPA tidak bisa lepas dari proses pengamatan, dan analisis yang

harus diajarkan dengan tepat dan menarik, agar siswa senang ketika

mempelajarinya. Pembelajaran yang menarik misalnya, guru di kelas sebagai

pembimbing siswa dan siswa dapat mencari tahu dan menemukan sendiri jawaban

dari sesuatu yang ingin mereka ketahui.

Kegiatan yang biasa dilakukan dalam pembelajaran IPA misalnya, siswa

mengamati suatu obyek lalu melakukan uji coba atau eksperimen. Apabila

pembelajaran IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri

oleh siswa, tentu siswa akan belajar lebih mandiri dan mengetahui jawaban yang

ingin mereka ketahui. Siswa juga dapat mengetahui letak kesalahan yang ia

lakukan dari percobaan yang dilakukan dengan arahan guru.

Salah satu KD yang harus dikuasai oleh siswa SD yaitu menjelaskan rangka

alat gerak dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara

kesehatan rangka alat gerak manusia. Namun yang difokuskan pada penelitian ini

hanya pada materi rangka alat gerak manusia, yang merupakan materi

pembelajaran IPA di kelas V. Di dalam materi tersebut membahas mengenai

berbagai macam tulang alat gerak manusia beserta fungsinya.

Berdasarkan kegiatan observasi, wawancara, dan penyebaran kuesioner

analisis kebutuhan di beberapa SD tersebut disimpulkan bahwa guru dan siswa

32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

membutuhkan media pembelajaran yang konkret untuk membantu siswa

memahami materi pembelajaran yang masih bersifat abstrak. Karena rangka alat

gerak manusia ada di dalam proses tubuh manusia yang tidak bisa dilihat secara

langsung, sehingga siswa perlu media yang konkret untuk membantu memahami

materi rangka alat gerak manusia.

Penggunaan media pembelajaran konkret dijadikan solusi untuk membantu

siswa dalam memahami materi pembelajaran IPA, khususnya materi rangka alat

gerak manusia. Seperti yang dijelaskan di atas, di mana anak menyelesaikan

masalah secara konkret atau nyata dahulu sebelum mereka dapat menangkap dan

memahami hal-hal yang bersifat abstrak. Proses pembelajaran dengan

menggunakan media pembelajaran yang konkret akan lebih menarik perhatian

siswa, dibanding tanpa menggunakan media dan hanya dengan menggunakan

metode ceramah saja. Dengan adanya penggunaan media pembelajaran konkret,

siswa akan lebih aktif selama mengikuti proses pembelajaran.

Peneliti memilih media pembelajaran berbasis metode Montessori. Hal ini

disebabkan media pembelajaran berbasis metode Montessori memiliki ciri-ciri,

diantaranya: menarik, bergradasi, auto-correction, dan auto-education yang

dinilai mampu melatih keterampilan dan kemandirian siswa. Siswa mampu

melihat, menggunakan, dan menemukan konsep serta berpikir kreatif melalui

media pembelajaran berbasis metode Montessori, yang disesuaikan dengan

kondisi siswa baik secara ukuran, warna, maupun tekstur permukaannya. Selain

itu, media pembelajaran Montessori memiliki pengendali kesalahan atau yang

sering disebut control of error yang menjadi ciri khas dan dapat melatih siswa

33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

untuk bekerja secara mandiri dan teliti. Metode pembelajaran Montessori sangat

menekankan pada kemandirian anak dalam lingkungan belajar yang sudah

dikondisikan agar siswa mampu mengembangkan berbagai kemampuan yang

dimiliki. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk mengembangkan media

pembelajaran berbasis metode Montessori berdasarkan ciri-ciri di atas, yang dapat

membantu siswa memahami materi rangka alat gerak manusia pada pembelajaran

IPA.

Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian dilakukan untuk mengembangkan

media pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam memahami konsep suatu

materi pembelajaran. Penelitian ini berfokus pada KD “Menjelaskan alat gerak

dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan alat

gerak manusia” menggunakan media pembelajaran berbasis metode Montessori

berupa rangka manusia ukuran kecil. Penelitian ini dilakukan untuk siswa kelas V

SD tahun ajaran 2018/2019 di SD Negeri Puren Yogyakarta. Media pembelajaran

berbasis metode Montessori berupa rangka manusia ini diharapkan dapat

membantu siswa dalam memahami materi rangka alat gerak manusia beserta

fungsinya.

D. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana prosedur pengembangan media pembelajaran rangka alat gerak

manusia berbasis metode Montessori yang dikembangkan untuk siswa kelas

V SD?

34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Bagaimana kualitas media pembelajaran rangka alat gerak manusia berbasis

metode Montessori menurut ahli pembelajaran IPA dan ahli pembelajaran

Montessori?

3. Bagaimana kualitas media pembelajaran rangka alat gerak manusia berbasis

metode Montessori menurut guru?

4. Bagaimana kualitas media pembelajaran rangka alat gerak manusia berbasis

metode Montessori menurut siswa?

35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODE PENELITIAN

Uraian dalam bab ini terdiri dari jenis penelitian, setting penelitian, rancangan

penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian,

triangulasi, jadwal penelitian, dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian dan

pengembangan atau sering disebut Research and Development (R&D). Menurut

Sukmadinata (2011: 164) penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau

langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau

menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan.

Sedangkan menurut Sugiyono (2016: 30) penelitian dan pengembangan dapat

diartikan sebagai cara ilmiah untuk meneliti, merancang, memproduksi dan

menguji validitas produk yang telah dihasilkan. Menurut Sugiyono (2015: 30)

Research and Development adalah cara ilmiah untuk meneliti, merancang,

memproduksi dan menguji validitas produk yang telah dihasilkan. Berdasarkan

pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian dan pengembangan adalah

cara ilmiah yang bertujuan untuk menghasilkan, mengembangkan, atau

menyempurnakan suatu produk yang dapat diuji keefektifannya berdasarkan

analisis kebutuhan.

Jenis penelitian Research and Development (R&D) ini bertujuan untuk

menghasilkan, mengembangkan, atau menyempurnakan suatu produk. Dari uraian

di atas, penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan suatu media pembelajaran

36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

IPA berbasis metode Montessori materi rangka alat gerak manusia. Penelitian ini

dibatasi sampai pada uji coba lapangan terbatas yang dilakukan untuk mengetahui

penggunaan media pembelajaran oleh siswa dalam memahami berbagai tulang

manusia yang berfungsi sebagai alat gerak di kelas V. Selain itu, hasil dari

penelitian ini berupa replika rangka alat gerak manusia berbasis metode

Montessori.

B. Setting Penelitian

Setting penelitian membahas mengenai subjek penelitian, objek penelitian,

lokasi penelitian, dan waktu penelitian.

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah sepuluh siswa kelas V SD Negeri Puren

Yogyakarta tahun ajaran 2018/2019 yang terdiri dari lima siswa putra dan lima

siswa putri. Pemilihan sekelompok siswa tersebut berdasarkan hasil diskusi

dengan wali kelas. Selain itu, peneliti juga memiliki pertimbangan dalam

pemilihan subjek penelitian tersebut, yaitu berdasarkan hasil observasi yang telah

dilakukan di kelas tersebut pada saat pembelajaran.

2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah media pembelajaran IPA berbasis metode

Montessori berupa replika rangka alat gerak manusia. Media ini dirancang untuk

membantu siswa kelas V mempelajari nama, gambar, dan fungsi tulang yang

berfungsi sebagai alat gerak dalam tubuh manusia pada mata pelajaran IPA.

Media pembelajaran ini terdiri dari replika rangka alat gerak manusia dengan

37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ukuran kecil, kartu gambar, kartu nama, kartu fungsi, kartu control of error

sebagai pengendali kesalahan, kartu soal, dan kotak penyimpanan.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian dan pengembangan ini dilakukan di SD N Puren Yogyakarta yang

terletak di Jl. Tantular, Kaliwaru, Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten

Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 5228. Penelitian ini menggunakan SD N

Puren sebagai tempat uji coba lapangan terbatas karena minimnya ketersediaan

media pembelajaran dan memiliki letak yang strategis serta memungkinkan untuk

mencari bahan-bahan yang digunakan sebagai media.

4. Waktu Penelitian

Penelitian dan pengembangan ini dilakukan pada bulan September 2018

sampai Januari 2020. Secara keseluruhan, penelitian ini berlangsung mulai dari

penentuan judul penelitian, pembuatan proposal, pengambilan data, pengolahan

data, ujian skripsi sampai dengan revisi.

C. Rancangan Penelitian

Penelitian dan pengembangan ini mengadopsi model penelitian dan

pengembangan dari Borg dan Gall (dalam Sugiyono, 2015: 35-37). Menurut Borg

dan Gall (dalam Sugiyono, 2015: 35-37) ada sepuluh langkah dalam melakukan

penelitian dan pengembangan, yaitu : 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan

data, 3) desain produk, 4) validasi produk, 5) revisi produk, 6) uji coba produk, 7)

revisi produk, 8) uji coba pemakaian, 9) revisi produk, dan 10) produksi masal.

Berikut merupakan langkah dalam melakukan penelitian dan pengembangan

38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menurut Borg dan Gall (dalam Sugiyono, 2015: 35-37) yang disajikan dalam

bentuk bagan dan penjelasan.

Potensi dan Pengumpul Desain Validasi


Masalah -an data Produk Produk

Uji coba Revisi Uji coba Revisi


Pemakaian Produk Produk Produk

Revisi Produksi
Produk Masal

Bagan 3.1 Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan Menurut Borg dan

Gall (dalam Sugiyono, 2015: 35-37)

Borg dan Gall memaparkan setiap langkah penelitiannya sebagai berikut :

1. Potensi Masalah

Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam penelitian harus

ditunjukkan dengan data empirik. Data tentang potensi dan masalah tidak

harus dicari sendiri, tetapi bisa berdasarkan laporan penelitian orang lain,

atau dokumentasi laporan kegiatan dari perorangan atau instansi tertentu

yang masih up to date.

2. Pengumpuan Data

Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual dan up

to date, maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang

39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang

diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut.

3. Desain Produk

Desain produk harus diwujudkan dalam gambar atau bagan, sehingga

dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya.

4. Validasi Produk

Uji validitas produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan

beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai

produk baru yang dirancang, selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan

kekuatannya.

5. Revisi Produk

Setelah diuji validitasnya, maka akan dapat diketahui kelemahannya.

Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara

memperbaiki produk oleh peneliti.

6. Uji coba Produk

Produk yang telah dibuat selanjutnya dapat diujicobakan. Hal ini

dilakukan untuk mengumpulkan data terhadap hasil pengembangan

produk. Hal ini dapat membantu peneliti melakukan analisis atau

perbaikan berdasarkan komentar dan masukan tentang kelemahan dari

produk yang dikembangkan.

7. Revisi Produk

Pengujian produk pada sampel yang terbatas jika menunjukkan bahwa

produk baru ternyata lebih baik dari produk lama, sehingga produk baru

40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dapat digunakan. Namun apabila berlebihan, maka desain produk baru

perlu direvisi agar menunjukkan hasil yang lebih baik dari produk lama.

8. Uji coba Pemakaian

Setelah pengujian terhadap produk berhasil, maka selanjutnya produk

baru tersebut diterapkan dalam kondisi nyata untuk lingkup yang luas.

9. Revisi Produk

Revisi produk ini dilakukan, apabila hasil pemakaian dalam kondisi

nyata terdapat kekurangan dan kelemahan. Sebaiknya perlu ada evaluasi

tentang bagaimana kinerja produk untuk mengetahui kelemahan yang ada,

sehingga dapat digunakan untuk penyempurnaan dan pembuatan produk

baru lagi.

10. Produksi Masal

Pembuatan produk masal ini dilakukan apabila produk yang telah

diujicoba dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi masal.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dan pengembangan ini menggunakan model penelitian

dan pengembangan dari Borg dan Gall (dalam Sugiyono, 2015: 35-37). Dari

kesepuluh langkah penelitian di atas, peneliti hanya menggunakan sampai enam

langkah karena keterbatasan waktu dan biaya dalam penelitian, yakni: 1) potensi

dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi produk, 5) revisi

produk, dan 6) uji coba produk. Berikut keenam langkah penelitian dan

pengembangan dapat dilihat dalam bagan 3.2.

41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Terdapat potongan LANGKAH I


Potensi kayu bekas hasil Potensi dan Masalah
tebangan pohon
Penyebaran kuesioner analisis
Masalah Observasi kebutuhan guru dan siswa
Wawancara

LANGKAH II
Hasil Pengumpulan Data
Pengum
Observasi Belum adanya media pembelajaran IPA materi rangka
-pulan Peneliti tertarik
Data alat gerak manusia
untuk
Hasil mengembangkan
Wawancara Guru membutuhkan media pembelajaran yang dapat media
membantu siswa dalam memahami materi rangka alat pembelajaran IPA
Hasil gerak manusia yang bersifat abstrak
Kuesioner materi rangka alat
Analisis gerak manusia
Kebutuhan Guru dan siswa membutuhkan media pembelajaran IPA materi rangka berbasis metode
Guru dan alat gerak manusia berdasarkan kelima karakteristik media pembelajaran Montessori karena
Siswa berbasis metode Montessori yang terdapat dalam kuesioner belum tersedia

Desain Media LANGKAH III Pembuatan Media Pembelajaran


Konsep Pembelajaran Desain Produk dan Album Media Pembelajaran
Pembuatan
Produk Revisi Pengumpulan
Desain Album Bahan Media Pembelajaran dan Album Media
Media Pembelajaran Pembelajaran siap diuji validitasnya
Instrumen Uji
Tes Revisi Validitas Uji Keterbacaan
Uji Empiris Revisi
Guru Soal oleh siswa
Kuesioner uji
Uji Validitas ahli
validitas IPA & Uji Keterbacaan Revisi Instrumen siap
Revisi digunakan
produk Montessori oleh siswa

LANGKAH IV
Validasi Produk
Media Pembelajaran Uji Validitas oleh ahli pembelajaran IPA, Montessori dan guru

Album Media Pembelajaran Uji Validitas oleh ahli pembelajaran IPA dan Montessori

LANGKAH V Media pembelajaran dan album media


Uji Validitas media pembelajaran dan Revisi Produk pembelajaran siap digunakan untuk uji
album media pembelajaran oleh ahli Revisi produk coba lapangan terbatas

LANGKAH VI
Replika media pembelajaran
Uji coba Uji Coba Produk IPA SD materi rangka alat
lapangan Tanggapan Revisi gerak manusia berbasis
Pretest Posttest produk
terbatas mengenai Produk metode Montessori

Bagan 3.2 Prosedur Penelitian dan Pengembangan 42


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Potensi dan Masalah

Tahap pertama dalam penelitian dan pengembangan ini yaitu potensi dan

masalah. Menurut Sugiyono (2015: 55) potensi adalah segala sesuatu yang

memiliki kemampuan/ kapasitas untuk dikembangkan. Sedangkan masalah

merupakan area yang menjadi perhatian peneliti, suatu kondisi yang ingin

diperbaiki, atau suatu kesulitan yang ingin dieliminasi/ dihilangkan (Sugiyono,

2015: 79). Untuk menemukan potensi dan masalah yang ada, peneliti melakukan

analisis kebutuhan untuk menganalisis kebutuhan guru dan siswa kelas V. Selain

menggunakan kuesioner analisis kebutuhan, peneliti juga melakukan analisis

identifikasi masalah dengan cara observasi dan wawancara. Peneliti melakukan

observasi terkait dengan pembelajaran IPA kelas V di SD N Puren Yogyakarta,

yang bertujuan untuk melihat bagaimana proses pembelajaran IPA di kelas.

Peneliti melakukan wawancara kepada beberapa narasumber, yaitu kepala

sekolah, guru kelas V, dan siswa kelas V SD Negeri Puren.

Pedoman wawancara, observasi, dan kuesioner analisis kebutuhan diadopsi

oleh peneliti dari penelitian sebelumnya oleh Mustika (2017), yang sudah diuji

validitas dan diuji keterbacaannya. Kuesioner analisis kebutuhan disusun dengan

memperhatikan empat karakteristik media pembelajaran berbasis metode

Montessori, yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education, dan satu

ciri tambahan yaitu kontekstual. Selanjutnya peneliti memberikan kuesioner

analisis kebutuhan kepada guru dan siswa di SD tempat penelitian.

43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Pengumpulan Data

Tahap kedua dalam penelitian dan pengembangan ini yaitu pengumpulan

data. Data yang terkumpul berupa hasil observasi yang telah dilakukan di SD N

Puren, hasil wawancara yang telah dilakukan kepada beberapa narasumber; yaitu

kepala sekolah; guru kelas V; dan siswa kelas V SD Negeri Puren, dan hasil

kuesioner analisis kebutuhan guru dan siswa.

Dari hasil observasi didapatkan bahwa di SD N Puren belum terdapat media

pembelajaran materi rangka alat gerak manusia. Dari hasil wawancara didapatkan

bahwa guru membutuhkan media pembelajaran yang dapat membantu siswa

dalam memahami materi rangka alat gerak manusia yang bersifat abstrak.

Sedangkan hasil dari kuesioner analisis kebutuhan didapatkan bahwa guru dan

siswa membutuhkan media pembelajaran IPA materi rangka alat gerak manusia

berdasarkan kelima karakteristik media pembelajaran berbasis metode Montessori

yang terdapat dalam kuesioner. Dari hasil kuesioner analisis kebutuhan tersebut

peneliti mengembangkan media pembelajaran IPA materi rangka alat gerak

manusia berbasis metode Montessori karena di SD N Puren belum tersedia media

pembelajaran tersebut.

3. Desain Produk

Tahap ketiga dalam penelitian dan pengembangan ini yaitu desain produk.

Peneliti membuat konsep pembuatan produk berupa desain media pembelajaran

dan desain album media pembelajaran. Peneliti mengembangkan desain media

pembelajaran berdasarkan hasil identifikasi masalah dan analisis kebutuhan guru

dan siswa. Peneliti membuat desain media pembelajaran berdasarkan empat ciri

44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

media pembelajaran berbasis metode Montessori yaitu, menarik, bergradasi, auto-

education, auto-correction, dan satu ciri tambahan yaitu kontekstual. Setelah

peneliti membuat desain produk, lalu ahli memberikan masukan yang selanjutnya

direvisi oleh peneliti. Selanjutnya, peneliti mengumpulkan bahan-bahan yang

digunakan untuk pembuatan media pembelajaran dan album media pembelajaran.

Selain itu, peneliti juga membuat desain album media pembelajaran yang dapat

digunakan sebagai pedoman penggunaan media pembalajaran berbasis metode

Montessori yang telah dibuat. Setelah selesai dilakukan revisi, media

pembelajaran dan album media pembelajaran siap diuji validitasnya.

Dalam penelitian ini, peneliti juga membuat instrumen berupa tes dan

kuesioner uji validitas produk. Sebelum melakukan uji tes, peneliti melakukan uji

validitas soal terlebih dahulu untuk mengetahui kevalidan pada item soal. Uji

validitas dilakukan oleh ahli pembelajaran IPA, ahli pembelajaran Montessori,

dan guru SD setara. Selanjutnya soal direvisi untuk menghasilkan soal yang valid.

Selanjutnya soal tersebut diuji keterbacaannya kepada 5 siswa kelas V SD setara,

sebelum diujicobakan empiris. Setelah diuji keterbacaannya, soal tersebut

dilakukan uji empiris kepada 15 siswa kelas V SD setara. Hasil dari uji empiris

diolah menggunakan IBM SPSS Statistic 23 untuk mengetahui validitas dan

reliabilitas intrumen tes. Setelah dilakukan uji empiris lalu media pembelajaran

rangka alat gerak manusia diujicobakan secara terbatas kepada 10 siswa kelas V

SD N Puren Yogyakarta.

Selain instrumen tes, peneliti juga menyusun kuesioner tanggapan mengenai

produk media pembelajaran untuk siswa. Kuesioner tersebut diuji validitasnya

45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

oleh ahli pembelajaran IPA dan Montessori. Setelah direvisi, kuesioner uji

validitas produk mengenai media pembelajaran rangka alat gerak manusia

berbasis metode Montessori siap digunakan.

4. Validasi Produk

Tahap keempat dalam penelitian dan pengembangan ini yaitu validasi produk.

Produk berupa media pembelajaran dan album media pembelajaran yang telah

selesai dibuat kemudian diuji validitasnya oleh beberapa ahli yaitu, ahli

pembelajaran IPA dan ahli pembelajaran berbasis metode Montessori. Uji

Validitas ini dilakukan dengan tujuan menilai kelayakan produk sebelum

diujicobakan secara terbatas di lapangan.

5. Revisi Produk

Setelah media pembelajaran dan album media pembelajaran diuji

validitasnya, lalu peneliti melakukan revisi dari masukan ahli. Selanjutnya,

peneliti melakukan analisis mengenai kualitas media pembelajaran berdasarkan

hasil uji validitas. Media pembelajaran dan album media pembelajaran yang telah

diuji validitas, direvisi, dan dianalisis siap digunakan dalam uji coba lapangan

terbatas.

6. Uji Coba Produk

Tahap keenam dalam penelitian ini adalah uji coba produk. Produk yang

berupa media pembelajaran tersebut diujicobakan kepada sepuluh siswa SD N

Puren Yogyakarta. Untuk mengetahui kualitas media pembelajaran, siswa

memberikan tanggapan mengenai produk media pembelajaran yang sudah

dikembangkan. Produk diujicobakan pada kesepuluh siswa dengan membagi

46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menjadi 2 kelompok untuk mempermudah siswa dalam penggunaan media

pembelajaran rangka alat gerak manusia berbasis metode Montessori. Sebagai

data pendukung masing-masing siswa diberi soal pretest dan posttest untuk

mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan media

pembelajaran. Produk yang telah diujicobakan direvisi kembali apabila masih

terdapat kekurangan berdasarkan penilaian guru dan siswa. Penelitian ini

menggunakan enam langkah penelitian dan pengembangan (R&D) dengan hasil

akhir berupa produk replika media pembelajaran IPA SD materi rangka alat gerak

manusia berbasis metode Montessori.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu hal yang penting dalam

penelitian, karena teknik ini merupakan strategi atau cara yang digunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitiannya.

Pengumpulan data dalam penelitian dimaksudkan untuk memperoleh bahan-

bahan, keterangan, kenyataan-kenyataan, dan informasi yang dapat dipercaya

(Widoyoko, 2015: 33). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara

observasi, wawancara, dan kuesioner.

1. Observasi

Observasi bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik

terhadap unsur-unsur yang nampak dalam suatu gejala pada objek penelitian,

metode ini digunakan untuk melihat dan mengamati secara langsung keadaan di

lapangan agar peneliti memperoleh gambaran yang lebih luas tentang

permasalahan yang diteliti (Widoyoko, 2015: 46). Observasi (observation) atau

47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan

mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung

(Sukmadinata, 2011: 220).

Observasi dalam penelitian dan pengembangan ini dilakukan pada

pembelajaran kurikulum 2013 kelas V pada muatan pelajaran IPA dan

ketersediaan media pembelajaran IPA di kelas. Aspek yang dijadikan bahan

observasi pada pembelajaran kurikulum 2013 kelas V pada muatan pelajaran IPA

yaitu ketersediaan dan pemanfaatan media pembelajaran serta cara guru dalam

mengajar.

2. Wawancara

Wawancara merupakan suatu proses tanya jawab atau dialog secara lisan

antara pewawancara (interviewer) dengan responden atau orang yang di interviu

(interviewee) dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh

peneliti (Widoyoko, 2015: 40). Wawancara harus dilaksanakan dengan efektif,

artinya dalam kurun waktu yang sesingkat-singkatnya dapat diperoleh dari

sebanyak-banyaknya (Arikunto, 2010: 271). Sebelum melaksanakan wawancara

para peneliti menyiapkan instrumen wawancara yang disebut pedoman

wawancara (interview guide) yang berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan

yang meminta untuk dijawab atau direspon oleh responden (Sukmadinata, 2011:

216). Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara

semiterstruktur. Menurut Esterberg (dalam Sugiyono, 2016: 233) wawancara

semiterstruktur termasuk dalam kategori in-dept interview, di mana dalam

pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur.

48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara

lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-

idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti

dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan. Kegiatan wawancara pada

penelitian dan pengembangan ini ditujukan kepada kepala sekolah SD Negeri

Puren, guru kelas V, dan siswa kelas V.

Data yang diperoleh peneliti dari wawancara kepala sekolah yaitu informasi

terkait dengan sekolah, ketersediaan media pembelajaran di sekolah, penggunaan

media pembelajaran IPA, serta penelitian-penelitian berkaitan dengan media

pembelajaran yang pernah dilakukan di SD Negeri Puren. Wawancara yang

dilakukan oleh peneliti kepada guru kelas V bertujuan untuk memperoleh

informasi terkait dengan ketersediaan media pembelajaran di kelas, penggunaan

media dalam pembelajaran IPA, kesulitan yang dialami dalam menyampaikan

materi pembelajaran IPA, kesulitan belajar yang dialami siswa, dan usaha yang

dilakukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut. Wawancara yang

dilakukan oleh peneliti kepada siswa kelas V bertujuan untuk memperoleh

informasi mengenai tanggapan terhadap pembelajaran IPA, penggunaan media

dalam pembelajaran IPA, dan kesulitan belajar yang dialami siswa dalam

pembelajaran IPA.

3. Kuesioner (Angket)

Kuesioner atau angket merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk diberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna

49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(Widoyoko, 2015: 33). Angket dapat diberikan kepada responden secara langsung

atau dikirim melalui pos, atau internet (Widoyoko, 2015: 34). Jenis kuesioner

yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini yaitu kuesioner terbuka.

Kuesioner terbuka merupakan kuesioner yang bisa dijawab/ direspon secara bebas

oleh responden (Widoyoko, 2015: 36).

Pada penelitian dan pengembangan ini peneliti menggunakan kuesioner untuk

beberapa hal yaitu analisis kebutuhan dan uji validitas produk. Kuesioner analisis

kebutuhan diberikan kepada guru dan siswa kelas V SD Negeri Puren untuk

menganalisis kebutuhan terkait media pembelajaran. Kuesioner uji validitas

produk diberikan kepada ahli pembelajaran IPA, ahli Montessori, dan siswa kelas

V untuk menilai kelayakan media pembelajaran rangka alat gerak manusia

berbasis metode Montessori yang telah dibuat oleh peneliti. Kuesioner tanggapan

mengenai produk diberikan kepada guru dan siswa kelas V SD N Puren untuk

menilai kelayakan media pembelajaran rangka alat gerak manusia berbasis metode

Montessori setelah uji coba terbatas.

4. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan

untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat

yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2010: 193). Sedangkan

menurut Widoyoko (2015: 50) tes merupakan salah satu alat untuk melakukan

pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek.

Karakteristik objek yang dimaksud dapat berupa keterampilan, pengetahuan,

bakat, minat, baik yang dimiliki oleh individu maupun kelompok. Dalam

50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

penelitian dan pengembangan ini, peneliti melakukan tes sebanyak dua kali, yaitu

pretest dan posttest. Pretest dan posttest ini digunakan untuk mengetahui hasil

belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan media pembelajaran dalam uji

coba terbatas. Soal tes menggunakan jenis tes jawaban singkat. Pretest dilakukan

sebelum uji coba terbatas yaitu pada awal pembelajaran sebelum menggunakan

media pembelajaran, sedangkan posttest dilakukan sesudah uji coba terbatas yaitu

pada akhir pembelajaran setelah menggunakan media pembelajaran. Pretest dan

posttest ini hanya sebagai data pendukung dari data utama yaitu hasil uji validitas.

F. Instrumen Penelitian

Menurut Widoyoko (2015: 51) instrumen penelitian merupakan alat bantu

yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian dengan cara

melakukan pengukuran. Dalam penelitian dan pengembangan ini, peneliti

menggunakan beberapa instrumen tes dan non tes. Instrumen tes diantaranya soal

pretest dan posttest berupa isian singkat, sedangkan instrumen non tes berupa

pedoman observasi, pedoman wawancara, dan kuesioner.

1. Pedoman Observasi

Aspek yang diamati selama kegiatan observasi yaitu ketersediaan dan

penggunaan media pembelajaran di dalam kelas, cara mengajar guru, serta

kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Kisi-kisi observasi disusun dengan

mengadopsi kisi-kisi dari penelitian Mustika (2017).

Pedoman observasi yang peneliti adopsi telah diuji validitasnya oleh ahli

pembelajaran IPA dan ahli pembelajaran Montessori. Uji validitas pada instrumen

nontes yang digunakan untuk mengukur sikap yaitu uji validitas konstruk

51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(Sugiyono, 2015: 176). Uji validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu

instrumen mengukur konsep dari suatu teori, yaitu yang menjadi dasar

penyusunan instrumen (Widoyoko, 2015: 145). Melalui uji validitas konstruk

yang dilakukan oleh beberapa ahli di atas, maka diperoleh hasil rerata skor uji

validitas pedoman observasi.

Berikut kisi-kisi kegiatan observasi muatan pelajaran IPA di kelas V yang

dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Observasi Muatan Pelajaran IPA Kelas V

No.
Kisi-Kisi Observasi Objek yang diamati
Item
1 Ketersediaan media pembelajaran Adanya media pembelajaran yang
IPA di kelas dipajang di kelas
2 Penggunaan media pembelajaran Guru menggunakan media pembelajaran
IPA dalam pembelajaran di kelas IPA untuk menjelaskan materi
pembelajaran
3 Cara penggunaan media Guru menjelaskan cara penggunaan media
pembelajaran IPA di kelas pembelajaran IPA kepada siswa
4, 5 Kesulitan belajar yang dialami Siswa mengalami kesulitan saat mengikuti
siswa dalam pembelajaran di pembelajaran IPA di kelas
kelas Siswa mengalami kesulitan dalam
mengerjakan soal IPA

2. Pedoman Wawancara

Peneliti melakukan wawancara kepada beberapa narasumber, yaitu kepala SD

Negeri Puren, guru kelas V SD Negeri Puren, dan siswa kelas V SD Negeri Puren.

a. Wawancara Kepala Sekolah

Peneliti melakukan wawancara yang pertama kepada kepala SD Negeri

Puren. Rencana wawancara dengan kepala sekolah diadopsi oleh peneliti dari

52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

penelitian sebelumnya oleh Mustika (2017). Berikut merupakan garis

besar/rencana wawancara dengan kepala sekolah.

Tabel 3.2 Rencana Wawancara dengan Kepala Sekolah

No. Topik Pertanyaan


1. Informasi berkaitan dengan sekolah
2. Ketersediaan media pembelajaran di sekolah
a. Media pembelajaran IPA yang sudah ada di sekolah
b. Pengadaan media pembelajaran IPA di sekolah
c. Perawatan media pembelajaran IPA di sekolah
3. Penggunaan media pembelajaran IPA dalam pembelajaran
4. Penelitian yang pernah dilakukan di sekolah berkaitan dengan media
pembelajaran

b. Wawancara Guru

Peneliti melakukan wawancara yang kedua kepada guru kelas V SD Negeri

Puren. Rencana wawancara dengan guru kelas V diadopsi oleh peneliti dari

penelitian sebelumnya oleh Mustika (2017). Berikut merupakan garis

besar/rencana wawancara dengan guru kelas V.

Tabel 3.3 Rencana Wawancara dengan Guru Kelas V

No. Topik Pertanyaan


1. Ketersediaan media pembelajaran di kelas
a. Media pembelajaran IPA yang dimiliki oleh kelas
b. Pengadaan media pembelajaran IPA oleh guru
2. Penggunaan media pembelajaran IPA dalam pembelajaran
3. Kesulitan yang dialami guru dalam menyampaikan materi pembelajaran IPA
4. Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA
5. Usaha yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut

53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c. Wawancara Siswa

Peneliti melakukan wawancara yang ketiga kepada lima siswa kelas V SD

Negeri Puren. Rencana wawancara dengan siswa kelas V diadopsi oleh peneliti

dari penelitian sebelumnya oleh Mustika (2017). Berikut merupakan garis

besar/rencana wawancara dengan siswa kelas V.

Tabel 3.4 Rencana Wawancara dengan Siswa Kelas V

No. Topik Pertanyaan


1. Tanggapan terhadap pembelajaran IPA yang selama ini terjadi
2. Penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA
3. Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA

Ketiga pedoman wawancara yang diadopsi oleh peneliti telah diuji

validitasnya oleh beberapa ahli, yaitu ahli pembelajaran IPA, ahli Montessori, dan

guru SD setara. Uji validitas pada instrumen nontes yang digunakan untuk

mengukur sikap adalah validitas konstruk (Sugiyono, 2015: 176). Berdasarkan uji

validitas konstruk yang dilakukan oleh beberapa ahli tersebut dapat diperoleh

hasil rerata skor uji validitas pedoman wawancara.

3. Lembar Kuesioner

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga kuesioner, yaitu kuesioner

analisis kebutuhan, kuesioner uji validitas produk oleh para ahli, dan kuesioner

tanggapan terhadap produk media pembelajaran melalui uji coba lapangan

terbatas.

54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

a. Kuesioner Analisis Kebutuhan

Responden pada kuesioner analisis kebutuhan ini yaitu guru dan seluruh

siswa kelas V SD Negeri Puren. Hasil dari pengisian kuesioner tersebut dijadikan

sebagai pertimbangan untuk merancang media pembelajaran yang dikembangkan.

Kuesioner yang diberikan kepada guru dan siswa sebanyak 10 pertanyaan. Kisi-

kisi kuesioner analisis kebutuhan diadopsi oleh peneliti dari penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Mustika (2017). Kuesioner tersebut dirancang

berdasarkan empat ciri media pembelajaran Montessori, yaitu menarik,

bergradasi, auto-correction, auto-education, dan satu ciri tambahan yaitu

kontekstual. Berikut kisi-kisi kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa dan guru

yang disajikan pada tabel 3.5.

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan

untuk Siswa dan Guru Kelas V

No Item
Indikator Deskriptor Kuesioner Kuesioner
Guru Siswa
Auto- 1. Menggunakan media pembelajaran dalam
1 1
Education pembelajaran IPA
2. Memahami konsep IPA secara mandiri 2 2
Menarik 1. Memiliki warna 5 dan 6 6 dan 7
Bergradasi 1. Bentuk media pembelajaran 9 9
2. Berat media pembelajaran 8 8
Auto- 1. Membantu menemukan kesalahan sendiri 10 10
Correction 2. Membantu menemukan jawaban yang
7 5
benar
Kontekstual 1. Memanfaatkan bahan dari lingkungan
3 dan 4 3 dan 4
sekitar

Kisi-kisi tersebut di atas telah dikembangkan menjadi kuesioner analisis

kebutuhan untuk guru dan siswa oleh penelitian sebelumnya.

55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b. Kuesioner Uji Validitas Produk

Peneliti dalam menyusun kuesioner uji validitas produk dengan

memperhatikan empat ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori yaitu,

auto-education, menarik, bergradasi, auto-correction, dan satu ciri tambahan

yaitu kontekstual. Kuesioner tersebut digunakan untuk mengetahui kelayakan

media pembelajaran yang dikembangkan.

Kuesioner uji validitas produk diisi oleh beberapa ahli, yaitu ahli

pembelajaran IPA, ahli Montessori, dan guru SD setara. Selain pengisian

kuesioner uji validitas produk oleh ahli, ada juga kuesioner tanggapan mengenai

media pembelajaran oleh siswa yang dilakukan setelah uji coba lapangan terbatas

di SD N Puren. Kuesioner uji validitas produk oleh ahli dengan kuesioner

tanggapan oleh siswa memiliki indikator yang sama yaitu ciri media pembelajaran

berbasis metode Montessori yang berjumlah 5 indikator.

Dari kelima indikator tersebut selanjutnya dikembangkan menjadi 11

pertanyaan yang disusun dalam kuesioner uji validitas produk oleh ahli dan siswa.

Kuesioner analisis kebutuhan dan kuesioner uji validitas produk diuji validitasnya

oleh beberapa ahli yaitu, ahli pembelajaran IPA, ahli ahli Montessori, dan guru

SD setara. Instrumen tersebut diuji validitas agar mendapatkan data yang valid

selama penelitian. Uji validitas pada instrumen nontes yang digunakan untuk

mengukur sikap adalah validitas konstruk (Sugiyono, 2015: 176). Uji validitas

konstruk mengacu pada sejauh mana suatu instrumen mengukur konsep dari suatu

teori, yaitu yang menjadi dasar penyusunan instrumen (Widoyoko, 2015: 145).

Oleh karena itu, kuesioner tersebut diuji menggunakan uji validitas konstruk.

56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan uji validitas konstruk yang dilakukan oleh beberapa ahli tersebut

dapat diperoleh hasil rerata dan skor uji validitas instrumen analisis kebutuhan

dan instrumen uji validitas konstruk.

Kisi-kisi kuesioner uji validitas produk oleh ahli dengan kuesioner tanggapan

oleh siswa mengenai media pembelajaran disajikan pada tabel 3.6.

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Kuesioner Uji Validitas Produk oleh Ahli dengan

Kuesioner Tanggapan oleh Siswa

No Item
Indikator Deskriptor
Ahli Siswa
Auto-Education 1. Membantu siswa memahami konsep IPA 1 1
2. Siswa belajar secara mandiri 2 2
Menarik 1. Memiliki warna yang menarik bagi siswa 5 3
2. Bentuk media pembelajaran menarik 6 4
3. Cara kerja media pembelajaran menarik 7 7
Bergradasi 1. Media pembelajaran berbentuk 3 dimensi 8 5
2. Memiliki berat yang sesuai untuk siswa 9 6
Auto-Correction 1. Membantu siswa menemukan kesalahan
10 8
sendiri
2. Membantu siswa menemukan jawaban yang
11 9
benar
Kontekstual 1. Memanfaatkan benda dari lingkungan sekitar 3 10
2. Dapat diproduksi oleh masyarakat sekitar
4 11
dan sekolah/guru

Selain media pembelajaran, juga terdapat album media pembelajaran yang

diuji kelayakannya. Aspek yang dinilai dalam uji validitas album media

pembelajaran disusun dengan mengadopsi dari penelitian sebelumnya oleh

Mustika (2017). Berikut aspek yang dinilai dalam uji validitas album media

pembelajaran yang disajikan dalam tabel 3.7

57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 3.7 Aspek Penilaian Album Media Pembelajaran

No Aspek yang Dinilai


1 Kesesuaian bahasa dengan kaidah bahasa Indonesia baku
2 Kejelasan kalimat
3 Pemilihan ukuran huruf
4 Pemilihan jenis huruf
5 Kelengkapan isi album
6 Keruntutan langkah kegiatan
7 Pemilihan ukuran gambar
8 Kejelasan gambar
9 Kesesuaian langkah kegiatan dengan gambar yang dicantumkan
10 Kesesuaian perilaku dalam langkah kegiatan dengan perkembangan siswa

4. Instrumen Tes

Dalam penelitian dan pengembangan ini, menggunakan tes sebagai pretest

dan posttest. Peneliti menyusun dan mengembangkan tes berdasarkan KD

“Menjelaskan rangka alat gerak dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara

memelihara kesehatan alat gerak manusia” yang dikembangkan menjadi tiga

indikator. Dari ketiga indikator tersebut lalu dijabarkan menjadi 20 soal tipe isian

singkat. Berikut kisi-kisi soal tes dapat dilihat pada tabel 3.8.

Tabel 3.8 Kisi-Kisi Soal Tes

Nomor Item
Kompetensi Dasar Indikator
Soal
3.1 Menjelaskan alat 3.1.1 Menyebutkan alat gerak pada 1, 2, 3, 4, 5, 6,
gerak dan fungsinya manusia. 7
pada hewan dan 3.1.2 Menyebutkan fungsi alat gerak 8, 9, 10, 11,
manusia serta cara pada manusia. 12, 13, 14
memelihara kesehatan 3.1.3 Mengetahui cara memelihara 15, 16, 17, 18,
alat gerak manusia kesehatan alat gerak manusia. 19, 20

Sebelum soal tes tersebut digunakan, terlebih dahulu diuji validitasnya.

Sebuah tes dikatakan mempunyai uji validitas isi (content validity) apabila dapat

58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mengukur kompetensi yang dikembangkan beserta indikator dan materi

pembelajarannya (Widoyoko, 2015: 143). Aspek penilaian uji validitas isi disusun

dengan mengadopsi dari penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh

Mustika (2017). Aspek penilaian uji validitas isi dapat dilihat pada tabel 3.9.

Tabel 3.9 Aspek Penilaian Uji Validitas Isi Instrumen Tes

No Aspek yang Dinilai


1 Kesesuaian Tema, Subtema, KD dan Indikator
2 Kesesuaian perilaku yang dituntut dalam indikator dengan perkembangan
siswa
3 Kesesuaian indikator 1 dengan item soal yang diberikan
4 Kesesuaian indikator 2 dengan item soal yang diberikan
5 Kesesuaian indikator 3 dengan item soal yang diberikan
6 Kesesuaian penggunaan bahasa dengan bahasa Indonesia baku
7 Kesesuaian penulisan kalimat pertanyaan

Selanjutnya untuk uji validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu

instrumen mengukur konsep dari suatu teori, yaitu yang menjadi dasar

penyusunan instrumen (Widoyoko, 2015: 145). Aspek penilaian uji validitas

konstruk disusun dengan mengadopsi dari penelitian dan pengembangan yang

dilakukan oleh Mustika (2017).

Pengujian validitas isi dan validitas konstruk dilakukan dengan meminta

pertimbangan ahli yaitu dilakukan oleh guru SD setara, kemudian diujikan secara

empiris kepada siswa kelas V di SD setara. Hasil uji empiris diolah dengan

menggunakan IBM SPSS Statistics 23 dengan teknik korelasi product moment dari

Carl Pearson untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen tes. Hasil dari

pengolahan tersebut akan menunjukkan valid atau tidaknya suatu item. Item soal

yang valid atau tidak valid dapat dilihat dari perbandingan antara r hitung dengan

59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

r tabel. Jika r hitung lebih besar daripada r tabel maka item tersebut dapat

dikatakan valid, dan sebaliknya jika r hitung lebih kecil daripada r tabel maka

item tersebut dikatakan tidak valid. Hasil perhitungan item soal yang valid dan

tidak valid setelah diolah dapat dilihat pada tabel 4.19.

Setelah melakukan perhitungan validitas instrumen tes, selanjutnya peneliti

melakukan uji reliabilitas instrumen tes. Instrumen tes dikatakan dapat dipercaya

(reliable) jika memberikan hasil yang tetap atau ajeg (konsisten) apabila diteskan

berkali-kali (Widoyoko, 2015: 157). Untuk mengetahui reliabel atau tidaknya

instrumen tes dapat diketahui dari nilai koefisien Alpha yang dapat dihitung

dengan menggunakan IBM SPSS Statistics 23. Menurut Kaplan (Widoyoko, 2015:

165), suatu instrumen dikatakan reliabel jika mempunyai nilai koefisien Alpha

sekurang-kurangnya 0,7. Hasil perhitungan item soal yang reliabel dan tidak

reliabel setelah diolah dapat dilihat pada tabel 4.20.

Berdasarkan hasil pengolahan validitas dan reliabilitas, peneliti menggunakan

semua soal yang valid dan reliabel untuk soal pretest dan posttest. Sebelum

diujicobakan secara terbatas, soal tersebut diuji keterbacaannya yang dilakukan

kepada 5 siswa kelas V SD setara. Uji keterbacaan dilakukan untuk mengetahui

tingkat pemahaman siswa terhadap kalimat pertanyaan/ pernyataan dalam soal tes.

Berdasarkan hasil uji keterbacaan tersebut diperoleh rerata skor uji keterbacaan

instrumen tes. Hasil uji keterbacaan dapat dilihat pada tabel 4.22.

G. Triangulasi

Menurut Sugiyono (2015: 242) triangulasi adalah teknik pengumpulan data

yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber

60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

data yang telah ada. Triangulasi dibedakan menjadi 2 yaitu, triangulasi teknik dan

triangulasi sumber. Triangulasi teknik memiliki arti bahwa peneliti menggunakan

teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber

yang sama, sedangkan triangulasi sumber memiliki arti bahwa peneliti

menggunakan teknik pengumpulan data yang sama untuk memperoleh data dari

sumber yang berbeda-beda (Sugiyono, 2015: 242).

Pada penelitian dan pengembangan ini, triangulasi teknik digunakan untuk

memperoleh data analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan merupakan tahap awal

yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang ketersediaan dan penggunaan

media pembelajaran di kelas V yakni melalui observasi, wawancara, dan

kuesioner. Berikut bagan triangulasi teknik pada bagan 3.3.

Kuesioner

Observasi Wawancara

Bagan 3.3 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Analisis Kebutuhan

Selain triangulasi teknik, peneliti juga menggunakan triangulasi sumber

dalam penelitian dan pengembangannya. Peneliti menggunakan triangulasi

sumber untuk menganalisis data hasil wawancara berdasarkan tiga sumber data

yaitu, kepala sekolah, guru, dan siswa. Berikut bagan triangulasi sumber pada

bagan 3.4.

61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kepala Sekolah

Siswa
Guru

Bagan 3.4 Triangulasi Sumber Wawancara

Berdasarkan bagan di atas, peneliti melakukan wawancara kepada tiga

sumber yaitu kepala sekolah, guru, dan siswa. Hasil triangulasi sumber dapat

dilihat pada bagan 4.1. Hasil wawancara tersebut kemudian digunakan peneliti

untuk mengidentifikasi masalah pada tahap awal penelitian.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan kegiatan yang dilakukan setelah

pengumpulan data selesai (Sugiyono, 2015: 245). Pada penelitian dan

pengembangan ini menggunakan teknik analisis data yaitu analisis data kuantitatif

dan analisis data kualitatif. Data kuantitatif merupakan data yang berwujud angka-

angka sebagai hasil observasi atau pengukuran (Widoyoko, 2015: 21). Sedangkan

data kualitatif merupakan data yang menunjukkan kualitas atau mutu sesuatu yang

ada, baik keadaan, proses, peristiwa/ kejadian dan lainnya yang dinyatakan dalam

bentuk pernyataan atau berupa kata-kata (Widoyoko, 2015: 18). Analisis data

kuantitatif dalam penelitian ini diperoleh dari hasil uji validitas pedoman

observasi, wawancara, dan kuesioner oleh beberapa ahli, uji keterbacaan

kuesioner dan soal tes, hasil kuesioner analisis kebutuhan guru dan siswa, hasil uji

validitas produk oleh ahli dan siswa, uji empiris soal tes, serta pretest dan posttest

62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

melalui uji coba lapangan terbatas. Sedangkan untuk analisis data kualitatif

diperoleh dari hasil uji validitas observasi, kuesioner, dan wawancara, hasil

kuesioner analisis kebutuhan guru dan siswa, hasil uji validitas produk oleh ahli,

hasil observasi, dan hasil wawancara. Berikut merupakan pembahasan teknik

analisis dari data kuantitatif dan kualitatif.

1. Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif yang pertama yaitu dilakukan dengan menggunakan

skala Likert empat (empat pilihan). Skala disusun dalam bentuk suatu pernyataan

dan diikuti oleh pilihan respon yang menunjukkan tingkatan (Widoyoko, 2015:

104). Pilihan respon skala empat mempunyai variabilitas respon lebih baik atau

lebih lengkap dibandingkan skala tiga sehingga mampu mengungkap lebih

maksimal perbedaan sikap responden. Selain itu juga tidak ada peluang bagi

responden untuk bersikap netral sehingga memaksa responden untuk menentukan

sikap terhadap fenomena sosial yang ditanyakan atau dinyatakan dalam instrumen

(Widoyoko, 2015: 106).

Pada masing-masing skala diberikan keterangan mengenai kriteria untuk

memudahkan penilai melakukan penilaian. Skala Likert digunakan pada masing-

masing instrumen penelitian yang memiliki kriteria yang berbeda tergantung pada

kebutuhan penilaiannya. Berikut adalah skala dan kriteria pada pedoman penilaian

instrumen pedoman wawancara, pedoman observasi, kuesioner analisis

kebutuhan, dan kuesioner uji validitas produk yang peneliti adopsi dari penelitian

sebelumnya oleh Mustika (2017).

63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 3.10 Skala dan Kriteria untuk Pedoman Penilaian Instrumen Pedoman

Wawancara, Pedoman Observasi, Kuesioner Analisis Kebutuhan, dan Kuesioner

Uji Validitas Produk

Skala Kriteria
4 Instrumen sudah layak digunakan tanpa diperbaiki
3 Instrumen sudah layak digunakan namun perlu diperbaiki
2 Instrumen kurang layak digunakan dan perlu diperbaiki
1 Instrumen tidak layak digunakan

Penjelasan dari tabel 3.10 yaitu tabel bergerak dari skor 1 sampai 4 dengan

kriteria bergerak dari instrumen tidak layak digunakan sampai instrumen sudah

layak digunakan tanpa diperbaiki.

Tabel 3.11 Skala dan Kriteria untuk Pedoman Penilaian Uji Validitas

Konstruk Soal Tes

Skala Kriteria
4 Soal sesuai dengan indikator, kalimat baku dan jelas, tidak perlu diperbaiki
Soal sesuai dengan indikator, kalimat baku namun kurang jelas, perlu
3
diperbaiki
Soal kurang sesuai dengan indikator, kalimat baku namun kurang jelas,
2
perlu diperbaiki
Soal tidak sesuai dengan indikator, kalimat baku namun kurang jelas, tidak
1
layak digunakan

Penjelasan dari tabel 3.11 yaitu tabel bergerak dari skor 1 sampai 4 dengan

kriteria bergerak dari soal tidak sesuai dengan indikator, kalimat baku namun

kurang jelas, tidak layak digunakan sampai soal sesuai dengan indikator, kalimat

baku dan jelas, tidak perlu diperbaiki.

64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 3.12 Skala dan Kriteria untuk Pedoman Penilaian Uji Validitas Isi Soal Tes

Skala Kriteria
4 Item soal layak digunakan dan tidak perlu diperbaiki
3 Item soal layak digunakan namun perlu diperbaiki
2 Item soal kurang layak digunakan
1 Item soal tidak layak untuk digunakan

Penjelasan dari tabel 3.12 yaitu tabel bergerak dari skor 1 sampai 4 dengan

kriteria bergerak dari item soal tidak layak untuk digunakan sampai item soal

layak digunakan dan tidak perlu diperbaiki.

Tabel 3.13 Skala dan Kriteria untuk Pedoman Penilaian Uji Keterbacaan

Kuesioner Analisis Kebutuhan, Kuesioner Uji Validitas Produk dan Soal Tes

Skala Kriteria
4 Kalimat sangat jelas dan mudah dipahami
3 Kalimat jelas tetapi sulit dipahami
2 Kalimat kurang jelas dan sulit dipahami
1 Kalimat tidak jelas dan sulit dipahami

Penjelasan dari tabel 3.13 yaitu tabel bergerak dari skor 1 sampai 4 dengan

kriteria bergerak dari kalimat tidak jelas dan sulit dipahami sampai kalimat sangat

jelas dan mudah dipahami.

Tabel 3.14 Skala dan Kriteria untuk Pedoman Penilaian Uji Validitas Produk oleh

Ahli

Skala Kriteria
4 Media pembelajaran sesuai dengan pernyataan
3 Media pembelajaran sesuai dengan pernyataan namun terdapat kekurangan
Media pembelajaran kurang sesuai dengan pernyataan sehingga perlu
2
diperbaiki
Media pembelajaran tidak sesuai dengan pernyataan sehingga kurang layak
1
digunakan

65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Penjelasan dari tabel 3.14 yaitu tabel bergerak dari skor 1 sampai 4 dengan

kriteria bergerak dari media pembelajaran tidak sesuai dengan pernyataan

sehingga kurang layak digunakan sampai media pembelajaran sesuai dengan

pernyataan.

Tabel 3.15 Skala dan Kriteria untuk Pedoman Penilaian Kuesioner Tanggapan

mengenai Media Pembelajaran oleh Siswa

Skala Kriteria
4 Sangat Setuju
3 Setuju
2 Tidak Setuju
1 Sangat Tidak Setuju

Penjelasan dari tabel 3.15 yaitu tabel bergerak dari skor 1 sampai 4 dengan

kriteria bergerak dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju.

Hasil yang diperoleh dari penilaian dengan menggunakan skala Likert model

empat pilihan tersebut, selanjutnya dihitung agar memperoleh rerata penilaian

dengan rumus 3.1.

∑ skor yang diperoleh


Nilai Akhir =
∑ item

Rumus 3.1 Rumus Perhitungan Rerata Hasil Penilaian dengan Skala Likert

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus tersebut, maka

diperoleh rerata nilai. Rerata hasil penilaian tersebut kemudian dikonversikan

menjadi data kualitatif dengan acuan dari Widoyoko (2014: 144), yang telah

dimodifikasi oleh peneliti dari cukup menjadi kurang agar standar uji validitas

66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

media pembelajaran lebih tinggi. Berikut tabel konversi data kuantitatif ke

kualitatif menurut Widoyoko yang telah dimodifikasi oleh peneliti.

Tabel 3.16 Tabel Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif

Interval Skor Kategori


3,26 – X – 4,00 Sangat Baik
2,51 – X – 3,25 Baik
1,76 – X – 2,50 Kurang
1,00 –X – 1,75 Sangat Kurang

Penjelasan dari tabel 3.16 yaitu tabel bergerak dari interval skor 1,00 –X –

1,75 sampai 3,26 – X – 4,00 dengan kategori bergerak dari sangat kurang sampai

sangat baik.

Interval skor tersebut juga dapat menunjukkan valid atau tidaknya suatu

instrumen. Berikut ini merupakan kategorisasi hasil skor uji validitas instrumen

oleh ahli yang terdapat pada tabel 3.17.

Tabel 3.17 Kategorisasi Skor Rerata Hasil Penilaian Instrumen

Interval Skor Kategori Bobot


3,26 – X – 4,00 Sangat Baik Keseluruhan instrumen sudah layak
digunakan
2,51 – X – 3,25 Baik Keseluruhan instrumen sudah layak
digunakan namun perlu perbaikan
1,76 – X – 2,50 Kurang Keseluruhan instrumen kurang layak
digunakan
1,00 –X – 1,75 Sangat Kurang Keseluruhan instrumen tidak layak
digunakan

Penjelasan dari tabel 3.17 yaitu tabel bergerak dari interval skor 1,00 –X –

1,75 sampai 3,26 – X – 4,00 dengan kategori bergerak dari sangat kurang sampai

67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sangat baik dan dengan bobot bergarak dari keseluruhan instrumen tidak layak

digunakan sampai keseluruhan instrumen sudah layak digunakan.

Instrumen dikatakan valid apabila memperoleh rerata skor lebih besar dari

2,50. Nilai terdapat pada rentang skor 3 (kategori baik) yang berarti keseluruhan

instrumen sudah layak digunakan namun perlu perbaikan. Begitu juga sebaliknya

apabila instrumen dikatakan tidak valid jika memperoleh rerata skor lebih kecil

dari 2,50.

Analisis data kuantitatif yang selanjutnya adalah untuk menghitung

persentase jawaban kuesioner. Persentase dihitung dengan menggunakan rumus

Supratiknya (2012: 128). Berikut rumus perhitungan persentase jawaban

kuesioner yang dapat dilihat pada rumus 3.2.

∑ responden yang menjawab


Persentase Jawaban = x 100%
∑ total responden

Rumus 3.2 Rumus Perhitungan Persentase Jawaban pada Kuesioner

Selain rumus persentase jawaban responden, peneliti juga menggunakan

rumus untuk menghitung nilai yang didapat siswa melalui pretest dan posttest.

Tipe soal yang digunakan yaitu isian singkat, sehingga skor untuk jawaban benar

adalah 1, sedangkan skor untuk jawaban salah adalah 0. Rumus untuk menghitung

nilai pretest dan posttest dapat dilihat pada rumus 3.3.

∑ jawaban yang benar


Nilai = x 100
∑ seluruh soal

Rumus 3.3 Rumus Perhitungan Nilai Pretest dan Posttest

68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Analisis Data Kualitatif

Analisis data kualitatif yang pertama dilakukan oleh peneliti yaitu untuk

mengolah hasil kuesioner analisis kebutuhan guru dan siswa. Adapun langkah-

langkah yang dapat dilakukan sebagai berikut: 1) peneliti membuat kode-kode dan

tema secara kualitatif, 2) peneliti menghitung berapa kali kode dan tema tersebut

muncul dalam data teks, dan 3) peneliti membandingkan dengan data kuantitatif

yang ada (Creswell, 2012: 328-329).

Analisis data kualitatif yang kedua dilakukan oleh peneliti yaitu untuk

mengolah data hasil wawancara dan observasi. Secara praktis, menurut

Poerwadan (dalam Supratiknya, 2012: 117) pengolahan data hasil wawancara dan

observasi dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) membaca

transkrip wawancara dan observasi yang sudah disusun secara berulang-ulang

dengan pemahaman yang baik, 2) menemukan kata kunci atau tema dan hasilnya

ditulis di kolom sebelah kanan, 3) membuat catatan lain berisi interpretasi atau

kesimpulan sementara, dan 4) mengumpulkan kata kunci dan tema-tema dari

daftar yang telah dibuat.

Langkah selanjutnya, peneliti mengolah data yang diperoleh dengan

menggunakan triangulasi. Triangulasi teknik dilakukan dengan cara

menggabungkan data yang diperoleh melalui teknik wawancara, observasi, dan

kuesioner. Sedangkan triangulasi sumber dilakukan dengan cara menggabungkan

data yang diperoleh dari tiga sumber yaitu, kepala sekolah, guru, dan siswa.

69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

Uraian dalam bab ini berisi hasil penelitian dan pembahasan yang dijelaskan

sebagai berikut.

A. Hasil Penelitian

1. Prosedur Pengembangan Media Pembelajaran Rangka Alat Gerak

Manusia Berbasis Metode Montessori

Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan beberapa

langkah, yaitu potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi

produk, revisi produk, dan uji coba terbatas. Berikut penjelasan mengenai

langkah-langkah prosedur pengembangan media pembelajaran.

a. Potensi dan Masalah

Pada tahap potensi dan masalah, peneliti membahas mengenai identifikasi

potensi dan masalah serta analisis kebutuhan.

1) Identifikasi Potensi dan Masalah

Identifikasi potensi dan masalah dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan teknik observasi, wawancara, dan kuesioner. Potensi yang

ditemukan peneliti di SD N Puren Yogyakarta adalah kayu bekas hasil tebangan

pohon yang ada di sekitar sekolah. Kayu bekas hasil tebangan pohon tersebut

dapat diolah menjadi barang yang bermanfaat, contohnya sebagai bahan

pembuatan media pembelajaran. Dari potensi yang ditemukan, peneliti

70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

memanfaatkannya menjadi bahan pembuatan media pembelajaran rangka alat

gerak manusia berbasis metode Montessori.

Permasalahan yang diidentifikasi pada penelitian ini adalah permasalahan

yang berhubungan dengan ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran,

serta kesulitan belajar yang dialami siswa kelas V dalam pembelajaran IPA. Hasil

dari observasi dan wawancara tersebut dikaji dengan menggunakan triangulasi

data.

a) Observasi

Kegiatan observasi dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran IPA

di kelas V serta ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran di dalam

kelas, cara mengajar guru, serta kesulitan belajar yang dialami oleh siswa di

SD N Puren Yogyakarta. Kisi-kisi pedoman observasi dapat dilihat pada tabel

3.1.

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Pedoman Observasi oleh Ahli

No. Item
Ahli Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8
IPA 4 4 4 3 4 4 4 4 31 3,87
Montessori 4 3 3 4 4 4 4 4 30 3,75
Rerata 30,5 3,81

Berdasarkan hasil uji validitas pedoman observasi oleh ahli yang

diadopsi dari penelitian sebelumnya pada tabel 4.1, didapat rerata skor

sebesar 3,81. Apabila dibandingkan dengan tabel 3.17, rerata skor tersebut

termasuk dalam kategori sangat baik. Oleh sebab itu, instrumen dinyatakan

71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

valid dan layak digunakan. Pada uji validitas ini tidak ada komentar oleh para

ahli, sehingga peneliti tidak perlu melakukan revisi.

b) Wawancara

Kegiatan wawancara dilakukan kepada kepala sekolah, guru kelas V, dan

siswa kelas V SD Negeri Puren. Sebelumnya instrumen pedoman wawancara

diuji validitasnya oleh beberapa ahli, yaitu ahli IPA, ahli Montessori, dan

guru SD.

Wawacara yang pertama dilakukan kepada kepala sekolah. Berikut hasil

uji validitas instrumen pedoman wawancara kepada kepala sekolah oleh ahli

pembelajaran IPA dan ahli Montessori yang diadopsi dari penelitian

sebelumnya oleh Mustika (2017) disajikan pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Pedoman Wawancara Kepala

Sekolah

No. Item
Ahli Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
IPA 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 63 3,93
Montessori 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 61 3,81
Rerata 62 3,87

Berdasarkan hasil uji validitas pedoman wawancara kepala sekolah oleh

ahli pada tabel 4.2, didapat rerata skor sebesar 3,87. Apabila dibandingkan

dengan tabel 3.17, rerata skor tersebut termasuk dalam kategori sangat baik.

Oleh sebab itu, instrumen dinyatakan valid dan layak digunakan. Pada uji

validitas ini tidak ada komentar oleh para ahli, sehingga peneliti tidak perlu

melakukan revisi.

72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Wawancara kedua dilakukan kepada guru kelas V. Hasil uji validitas

instrumen pedoman wawancara kepada guru oleh ahli pembelajaran IPA dan

ahli Montessori disajikan pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Pedoman Wawancara Guru Kelas V

No. Item
Ahli Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
IPA 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 70 3,88
Montessori 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 69 3,83
Rerata 69,5 3,85

Berdasarkan hasil uji validitas pedoman wawancara guru oleh ahli pada

tabel 4.3, didapat rerata skor sebesar 3,85. Apabila dibandingkan dengan tabel

3.17, rerata skor tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Oleh sebab

itu, instrumen dinyatakan valid dan layak digunakan. Pada uji validitas ini

tidak ada komentar oleh para ahli, sehingga peneliti tidak perlu melakukan

revisi.

Wawancara ketiga dilakukan kepada siswa kelas V. Hasil uji validitas

instrumen pedoman wawancara kepada siswa oleh ahli pembelajaran IPA dan

ahli Montessori disajikan pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Pedoman Wawancara Siswa

No. Item
Ahli Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
IPA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 43 3,9
Montessori 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 41 3,72
Rerata 42 3,81

73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan hasil uji validitas pedoman wawancara siswa oleh ahli pada

tabel 4.4, didapat rerata skor sebesar 3,81. Apabila dibandingkan dengan tabel

3.17, rerata skor tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Oleh sebab

itu, instrumen dinyatakan valid dan layak digunakan. Pada uji validitas ini

tidak ada komentar oleh para ahli, sehingga peneliti tidak perlu melakukan

revisi.

2) Analisis Kebutuhan

a) Analisis Karakteristik Siswa

Karakteristik siswa dianalisis berdasarkan hasil observasi yang telah

dilakukan di kelas V. Uraian mengenai karakteristik siswa yang diobservasi

sudah sesuai dengan kuesioner analisis kebutuhan yang peneliti adopsi dari

penelitian sebelumnya oleh Mustika (2017).

b) Analisis Karakteristik Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori

Analisis yang dilakukan oleh peneliti mengacu pada ciri-ciri media

pembelajaran Montessori, yaitu: menarik, bergradasi, auto-correction, auto-

education. Peneliti juga menambahkan satu ciri tambahan, yaitu kontekstual.

Ciri kontekstual ditambahkan oleh peneliti karena dalam pembuatan media

pembelajaran peneliti menggunakan bahan-bahan yang sering ditemukan di

lingkungan siswa.

c) Uji Validitas Instrumen Analisis Kebutuhan

Instrumen yang digunakan dalam analisis kebutuhan berupa kuesioner.

Instrumen kuesioner analisis kebutuhan tersebut peneliti adopsi dari

penelitian sebelumnya oleh Mustika (2017). Kuesioner disusun berdasarkan

74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

karakteristik siswa dan empat ciri media pembelajaran Montessori. Kuesioner

yang diadopsi oleh peneliti terdiri dari 10 pertanyaan untuk kuesioner analisis

kebutuhan siswa dan 11 pertanyaan untuk kuesioner analisis kebutuhan guru.

Kuesioner telah diuji validitas konstruk oleh para ahli pembelajaran IPA

dan ahli pembelajaran Montessori. Selanjutnya, kuesioner diuji

keterbacaannya. Adapun hasil uji validitas kuesioner analisis kebutuhan

untuk guru pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru oleh

Ahli

No. Item
Ahli Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
IPA 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 38 3,8
Montessori 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 38 3,8
Rerata 38 3,8

Berdasarkan hasil uji validitas kuesioner analisis kebutuhan untuk guru

pada tabel 4.5, didapat rerata skor sebesar 3,8. Apabila dibandingkan dengan

tabel 3.17, rerata skor tersebut termasuk dalam kategori sangat baik.

Instrumen sudah dinyatakan valid dari penelitian sebelumnya dan layak

digunakan. Selain diuji validitasnya, kuesioner juga diberikan kepada guru

SD setara untuk diuji keterbacaannya. Hasil uji keterbacaan kuesioner analisis

kebutuhan untuk guru disajikan pada tabel 4.6.

75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.6 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru

No. Item
Ahli Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Guru 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 38 3,8

Berdasarkan hasil uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan untuk

guru pada tabel 4.6, didapat rerata skor sebesar 3,8. Apabila dibandingkan

dengan tabel 3.17, rerata skor tersebut termasuk dalam kategori sangat baik.

Instrumen sudah dinyatakan valid dari penelitian sebelumnya dan layak

digunakan.

Selain kuesioner analisis kebutuhan untuk guru, kuesioner analisis

kebutuhan untuk siswa juga diuji validitasnya oleh ahli dan uji

keterbacaannya. Hasil uji validitas kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa

disajikan pada tabel 4.7.

Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa

No. Item
Ahli Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
IPA 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 37 3,7
Montessori 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 38 3,8
Guru 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 38 3,8
Rerata 37,6 3,76

Berdasarkan hasil uji validitas kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa

pada tabel 4.7, didapat rerata skor sebesar 3,76. Apabila dibandingkan dengan

tabel 3.17, rerata skor tersebut termasuk dalam kategori sangat baik.

Instrumen sudah dinyatakan valid dari penelitian sebelumnya dan layak

digunakan. Selain diuji validitasnya oleh ahli, kuesioner juga diberikan

76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kepada lima siswa SD setara untuk diuji keterbacaannya. Hasil uji

keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa disajikan pada tabel

4.8.

Tabel 4.8 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa

No. Item
Siswa Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 38 3,8
2 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 37 3,7
3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 38 3,8
4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 36 3,6
5 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 37 3,7
Rerata 37,2 3,72

Berdasarkan hasil uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan untuk

siswa pada tabel 4.8, didapat rerata skor sebesar 3,72. Apabila dibandingkan

dengan tabel 3.17, rerata skor tersebut termasuk dalam kategori sangat baik.

Instrumen sudah dinyatakan valid dari penelitian sebelumnya dan layak

digunakan.

b. Pengumpulan Data

Dalam tahap ini data yang terkumpul berupa hasil observasi yang telah

dilakukan di SD Negeri Puren, hasil wawancara yang telah dilakukan kepada

beberapa narasumber; yaitu kepala sekolah; guru kelas V; dan siswa kelas V SD

Negeri Puren, dan hasil kuesioner analisis kebutuhan guru dan siswa.

77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1) Hasil Observasi

Observasi dilaksanakan pada tanggal 31 Oktober-1 November 2018 di kelas

V SD N Puren Yogyakarta. Lembar hasil observasi dapat dilihat pada lampiran

1.1 yang juga disajikan pada tabel 4.9.

Tabel 4.9 Hasil Observasi Pembelajaran IPA

No Objek yang Diamati Ya Tidak Catatan


1. Ada media pembelajaran Ketersediaan media
IPA yang diletakkan di pembelajaran IPA di kelas
kelas. terbatas. Di kelas terdapat

media pembelajaran paru-paru
buatan, dan alat peraga materi
suhu.
2. Media layak untuk Guru tidak menggunakan
digunakan dalam √ media pembelajaran
pembelajaran.
3. Guru menggunakan media Guru hanya menggunakan
untuk menjelaskan materi metode ceramah dan tanya
pembelajaran IPA. jawab. Karena minimnya
ketersediaan media pembela-
jaran, sehingga siswa
mengalami kesulitan dalam
memahami materi pembela-
jaran. Guru menggunakan

LKS sebagai pedoman
mengajar, lalu menjelaskan
dan menulis di papan tulis
yang dianggap penting.
Setelah guru menjelaskan
materi, lalu siswa diminta
untuk mengerjakan soal yang
ada di LKS.
4. Guru menguasai cara Guru tidak menggunakan
menggunakan media √ media pembelajaran
pembelajaran.
5. Guru menjelaskan cara Guru tidak menggunakan
penggunaan media media pembelajaran

pembelajaran IPA kepada
siswa.
6. Siswa dapat Guru tidak menggunakan
menggunakan media media pembelajaran

pembelajaran secara
mandiri.

78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No Objek yang Diamati Ya Tidak Catatan


7. Siswa mengalami Siswa hanya mendengarkan
kesulitan ketika mengikuti ketika guru menjelaskan.
pembelajaran IPA di √ Namun saat ditanya, tidak ada
kelas. yang bisa menjawab dengan
tepat
8. Siswa mengalami Saat mengerjakan soal masih
kesulitan ketika banyak siswa yang menjawab

mengerjakan soal IPA. pertanyaan dengan jawaban
kurang tepat.

Dari hasil observasi yang sudah dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan

bahwa ketersediaan media pembelajaran IPA masih sangat terbatas dan guru

hanya menggunakan metode ceramah dengan pedoman buku LKS, sehingga

membuat siswa kesulitan dalam memahami konsep suatu materi pembelajaran.

Hal ini terlihat saat guru bertanya pada siswa dan siswa belum bisa menjawab

pertanyaan dengan jawaban yang tepat.

2) Hasil Wawancara

Wawancara pertama dilakukan kepada kepala sekolah SD N Puren

Yogyakarta. Peneliti melakukan wawancara kepada kepala sekolah pada tanggal

29 Oktober 2018. Transkrip wawancara dengan kepala sekolah dapat dilihat pada

lampiran 1.2. Berikut merupakan hasil wawancara dengan kepala sekolah yang

disajikan pada tabel 4.10.

79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.10 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah

Topik Pertanyaan No Item Hasil Wawancara


Informasi berkaitan 1, 2, 3, dan Dalam bidang akademik, prestasi yang diraih
dengan sekolah 4 adalah menang lomba MTQ dan OSN tingkat
kecamatan. Sedangkan untuk bidang non
akademik yaitu juara 1 lomba karate putra,
taekwondo, dan silat. Hasil UN yang diraih oleh
siswa untuk 1 tahun terakhir mendapatkan
peringkat 11 se-kecamatan, sedangkan selama 3
tahun sebelumnya masuk peringkat 10 besar se-
kecamatan.
Ketersediaan media 5, 6, 7, 8, Media pembelajaran IPA yang tersedia di sekolah
pembelajaran di dan 9 masih terbatas. Media pembelajaran yang sudah
sekolah tersedia di SD Negeri Puren diantaranya yaitu,
KIT IPA, alat praktikum, torso manusia namun
sudah rusak, sehingga tidak bisa digunakan lagi.
Media pembelajaran ada yang diletakkan di dalam
kelas dan ada juga yang diletakkan di
perpustakaan. Sekolah memperoleh media
pembelajaran dari bantuan dinas. Guru kadang
membuat media pembelajaran hanya pas untuk
pembelajaran, itupun masih sangat sederhana
contohnya materi fotosintesis dalam bentuk video.
Faktor yang perlu diperhatikan dalam pengadaan
media pembelajaran antara lain, karakter siswa,
kedalaman materi yang diajarkan, dan
ketersediaan bahan.
Penggunaan media 10, 11, 12, Penggunaan media desesuaikan dengan materi
dalam 13, dan 14 ajar yang akan disampaikan pada pembelajaran
pembelajaran IPA tersebut, namun karena media pembelajaran
terbatas jadi pembelajaran kurang optimal.
Penelitian yang 15 dan 16 SD Negeri Puren sering digunakan untuk
pernah dilakukan di penelitian yang berkaitan dengan media
sekolah berkaitan pembelajaran.
dengan media
pembelajaran

Dari hasil wawancara kepala sekolah yang sudah dilakukan oleh peneliti,

dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran IPA yang tersedia di sekolah masih

terbatas. Guru kadang membuat media pembelajaran hanya pas untuk

pembelajaran, itupun masih sangat sederhana.

80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Wawancara kedua dilakukan kepada guru kelas V SD N Puren Yogyakarta.

Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas V pada tanggal 29 Oktober

2018. Transkrip wawancara dengan guru dapat dilihat pada lampiran 1.3. Berikut

merupakan hasil wawancara dengan guru yang disajikan pada tabel 4.11.

Tabel 4.11 Hasil Wawancara dengan Guru

Topik Pertanyaan No Item Hasil Wawancara


Ketersediaan media 1, 2, dan 3
Media pembelajaran IPA di sekolah yang
pembelajaran di mendukung pembelajaran terdapat alat peraga
kelas materi suhu dan torso manusia yang sudah rusak
sehingga tidak bisa dipakai lagi. Guru juga
terkadang membuat sendiri media pembelajaran
yang berkaitan dengan materi seperti alat peraga
paru-paru buatan manusia.
Penggunaan media 4, 5, 6, 7, 8, Guru jarang menggunakan media pembelajaran
dalam dan 9 ketika mengajar, karena media pembelajaran di
pembelajaran IPA sekolah masih terbatas. Penggunaan media
dalam pembelajaran disesuaikan dengan materi
ajar. Jika media pembelajaran memungkinkan
untuk dibuat maka guru akan membuat sendiri
media pembelajaran tersebut dan dipakai ketika
mengajar. Jika tidak memungkinkan untuk
dibuat maka guru menjelaskan materi dan siswa
melihat gambar yang ada di buku. Dan untuk
penggunaan media digunakan secara bergantian
oleh siswa.
Kesulitan yang 10, 11, dan Guru mengalami kesulitan menyampaikan
dialami guru dalam 12 materi pembelajaran, karena kemampuan setiap
menyampaikan siswa berbeda-beda. Terkadang guru harus
materi menjelaskan kembali materi tersebut. Materi
pembelajaran IPA yang sulit dijelaskan oleh guru adalah tentang
objek-objek yang berada di dalam tubuh
manusia/hewan atau materi yang bersifat
abstrak. Seperti materi rangka alat gerak
manusia, di mana siswa hanya melihat gambar
pada buku pembelajaran saja, tanpa tahu bentuk
dan nama tulang.
Kesulitan belajar 13, 14, 15, Karena jarang menggunakan media
yang dialami siswa dan 16 pembelajaran, maka siswa sulit dalam
dalam menangkap suatu materi. Kesulitan dalam
pembelajaran IPA pembelajaran IPA biasanya terhadap materi
yang bersifat abstrak serta materi hafalan, seperti
materi rangka alat gerak manusia.

81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Topik Pertanyaan No Item Hasil Wawancara


Usaha yang 17 dan 18 Guru mengulang kembali penjelasan tentang
dilakukan guru materi yang telah disampaikan. Setelah
untuk mengatasi menjelaskan secara berulang dan memberikan
kesulitan-kesulitan beberapa pertanyaan biasanya siswa lebih paham
tersebut mengenai materi.

Dari hasil wawancara guru yang sudah dilakukan oleh peneliti, dapat

disimpulkan bahwa media pembelajaran yang tersedia di kelas masih terbatas

pada materi-materi tertentu.

Wawancara ketiga dilakukan kepada siswa kelas V SD N Puren Yogyakarta.

Peneliti melakukan wawancara kepada siswa kelas V pada tanggal 29 Oktober

2018. Transkrip wawancara dengan siswa dapat dilihat pada lampiran 1.4. Berikut

merupakan hasil wawancara dengan siswa yang disajikan pada tabel 4.12.

Tabel 4.12 Hasil Wawancara dengan Siswa

Topik Pertanyaan No Item Hasil Wawancara


Tanggapan 1 dan 2 Siswa merasa tertarik dengan pembelajaran IPA
terhadap ketika menggunakan media pembelajaran.
pembelajaran IPA
yang selama ini
terjadi
Penggunaan media 3, 4, 5, 6, Guru jarang menggunakan media pembelajaran
dalam dan 7 ketika mengajar. Siswa merasa tertarik
pembelajaran IPA menggunakan media pembelajaran karena terasa
menyenangkan dan lebih mudah memahami materi.
Kesulitan belajar 8, 9, 10, Siswa pernah mengalami kesulitan ketika belajar
yang dialami siswa dan 11 IPA, karena materinya sulit dipahami. Materi yang
dalam menurut siswa sulit yaitu alat gerak manusia karena
pembelajaran IPA banyak menghafal nama.

Dari hasil wawancara siswa yang sudah dilakukan oleh peneliti, dapat

disimpulkan bahwa siswa merasa tertarik dengan pembelajaran IPA ketika

menggunakan media pembelajaran.

82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan hasil wawancara dari ketiga sumber tersebut, dapat disimpulkan

bahwa ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran masih terbatas . Hal ini

terlihat dari jawaban narasumber yang disajikan pada bagan 4.1.

Berdasarkan bagan triangulasi data wawancara diketahui bahwa siswa

mengalami kesulitan pada materi rangka alat gerak manusia. Siswa kesulitan

karena banyak kata-kata yang harus dihafal. Gurupun jarang menggunakan media

pembelajaran, karena ketersediaan media pembelajaran yang sangat terbatas.

Menggunakan media pembelajaran hanya ketika materi tersebut memungkinkan

untuk dibuat media. Hal ini menjadi permasalahan karena media pembelajaran

untuk materi rangka alat gerak manusia sudah rusak, dan tidak bisa dipakai lagi,

sehingga pembelajaran menjadi kurang optimal.

Kepala Sekolah Guru Siswa

Media pembelajaran Di kelas terdapat media Siswa tertarik dengan


IPA yang tersedia di pembelajaran IPA, pembelajaran IPA ketika
sekolah masih sangat tetapi masih sangat menggunakan media
terbatas, sehingga terbatas pada materi- pembelajaran. Siswa
pembelajaran kurang materi tertentu. Pada mengalami kesulitan
optimal. Guru kadang materi rangka alat gerak dalam memahami materi
membuat media manusia sangat pembelajaran ketika
pembelajaran ketika dibutuhkan media tidak menggunakan
mau digunakan, dan pembelajaran, tetapi media pembelajaran.
untuk medianya masih media tersebut sudah Materi yang dianggap
sederhana bukan yang rusak dan tidak bisa sulit adalah rangka alat
kompleks. dipakai lagi. gerak manusia.

Penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran lebih menarik bagi siswa dibandingkan
dengan tidak menggunakan media pembelajaran. Materi yang dianggap sulit oleh siswa
adalah rangka alat gerak manusia. Terdapat media pembelajaran IPA untuk materi rangka alat
gerak manusia berupa torso manusia namun sudah rusak, sehingga tidak bisa dipakai lagi.

Bagan 4.1 Triangulasi Data Wawancara

83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan hasil identifikasi masalah melalui observasi dan wawancara

yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan dalam

mata pelajaran IPA pada materi rangka alat gerak manusia. Siswa sulit untuk

menghafal nama-nama tulang berserta fungsinya.

3) Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan

a) Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru

Data analisis kebutuhan diperoleh dari kuesioner analisis kebutuhan guru dan

kuesioner analisis kebutuhan siswa. Kuesioner analisis kebutuhan diberikan

kepada guru pada tanggal 3 November 2018. Kuesioner analisis kebutuhan guru

terdiri dari 10 pertanyaan yang merupakan pengembangan dari empat ciri media

pembelajaran Montessori dan satu ciri tambahan yaitu kontekstual. Kisi-kisi

kuesioner analisis kebutuhan guru dapat dilihat pada tabel 3.5. Lembar hasil

pengisian kuesioner analisis kebutuhan guru dapat dilihat pada lampiran 2.1. Hasil

dari pengisian kuesioner analisis kebutuhan guru dijadikan peneliti sebagai bahan

pertimbangan dalam mengembangkan media pembelajaran rangka alat gerak

manusia. Jawaban dari responden juga dihitung dalam persentase dengan

menggunakan rumus 3.2. Berikut tabel rekapitulasi hasil kuesioner analisis

kebutuhan guru yang disajikan pada tabel 4.13.

84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.13 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru

No. Respon- Persen-


Indikator Pertanyaan
Item den tase
1 Auto- Apakah Bapak/Ibu pernah
education menggunakan media dalam
pembelajaran IPA?
(....) Ya
2 100%
Sebutkan nama media pembelajaran
yang Bapak/Ibu pernah gunakan dan
berikan penjelasan!
...............................................................
(....) Tidak
Alasan: -
...............................................................
2 Auto- Apakah penggunaan media
education pembelajaran dapat membantu siswa
untuk memahami konsep-konsep
dalam mata pelajaran IPA? 2 100%
(....) Ya
Alasan:
...............................................................
(....) Tidak
Alasan: -
...............................................................
3 Kontekstual Apakah Bapak/Ibu pernah membuat
media pembelajaran IPA yang
memanfaatkan bahan-bahan dari
lingkungan sekitar! 2 100%
(....) Ya
Sebutkan dan jelaskan!
...............................................................
(....) Tidak
Alasan: -
...............................................................
4 Kontekstual Manakah bahan pembuatan media
pembelajaran yang Bapak/Ibu suka?
2 100%
(Boleh memilih lebih dari satu)
(....) Kayu
(....) Kertas 2 100%
(....) Kain -
(....) Plastik -
(....) Karet -
(....) Lainnya, sebutkan ........................ -
5 Menarik Apakah pemberian warna pada media
membuat media pembelajaran lebih
2 100%
menarik?
(....) Ya
(....) Tidak
-

85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No. Respon- Persen-


Indikator Pertanyaan
Item den tase
6 Menarik Warna seperti apa yang Bapak/Ibu
suka untuk media pembelajaran?
(....) Warna gelap 1 50%
Sebutkan contoh warnanya!
...............................................................
(....) Warna cerah
Sebutkan contoh warnanya! 2 100%
...............................................................
7 Auto- Apakah penggunaan media
correction pembelajaran dapat membantu siswa
untuk menemukan jawaban yang
benar? 2 100%
(....) Ya
Alasan:
...............................................................
(....) Tidak
Alasan: -
...............................................................
8 Bergradasi Berapa berat media pembelajaran yang
ideal untuk siswa kelas V? 2 100%
(....) Ringan (<1,5 kg)
(....) Sedang (1,5-3 kg) -
(....) Berat (>3 kg)
Alasan: -
...............................................................
9 Bergradasi Menurut Bapak/Ibu, manakah yang
lebih baik?
(....) Bentuk media pembelajaran 2
-
dimensi.
Alasan:
...............................................................
(....) Bentuk media pembelajaran 3
dimensi.
2 100%
Alasan:
...............................................................
10 Auto- Menurut Bapak/Ibu, manakah yang
correction lebih baik?
(....) Media pembelajaran yang dapat
membantu siswa menyadari 2 100%
kesalahannya sendiri.
Alasan:
...............................................................
(....) Media pembelajaran yang tidak
dapat membantu siswa menyadari
kesalahannya sendiri. -
Alasan:
...............................................................

86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dalam kuesioner analisis kebutuhan, guru juga memberikan deskripsi yang

memperkuat pilihan jawaban. Deskripsi jawaban yang diberikan oleh guru dalam

kuesioner analisis kebutuhan guru dapat dilihat pada tabel 4.14.

Tabel 4.14 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Guru dalam Kuesioner Analisis

Kebutuhan untuk Guru

No. Respon-
Jawaban Kode
Item den
1 (....) Ya KIT IPA
Sebutkan nama media pembelajaran yang
Bapak/Ibu pernah gunakan dan berikan 2
penjelasan!
.................................................................
2 (....) Ya Anak tahu tentang
Alasan: tujuan dan maksud
2
................................................................. dari pembelajaran
tersebut
3 (....) Ya Botol bekas untuk
Sebutkan dan jelaskan! media paru-paru 2
................................................................. buatan
4 (....) Kayu Kayu 2
(....) Kertas Kertas 2
(....) Kain
(....) Plastik
(....) Karet
(....) Lainnya, sebutkan................................
5 (....) Ya 2
6 (....) Warna gelap Hitam 2
Sebutkan contoh warnanya! Biru tua 2
............................................................... Ungu tua 1
(....) Warna cerah Kuning 2
Sebutkan contoh warnanya! Putih 2
............................................................... Merah muda 1
7 (....) Ya Anak lebih mudah
Alasan: paham 2
...............................................................
8 (....) Ringan (<1,5 kg) Agar mudah dibawa
2
dan dikerjakan
9 (....) Bentuk media pembelajaran 3 dimensi. Anak akan mudah
Alasan: membayangkan 2
............................................................... bentuk aslinya

87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No. Respon-
Jawaban Kode
Item den
10 (....) Media pembelajaran yang dapat Siswa tahu di mana
membantu siswa menyadari kesalahannya letak kesalahannya
sendiri. 2
Alasan:
...............................................................

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan guru pada tabel 4.14, pada ciri auto-

education diketahui sebanyak 2 guru atau 100% guru pernah menggunakan media

pembelajaran dalam pembelajaran IPA. Media pembelajaran yang pernah

digunakan oleh guru KIT IPA. Sebanyak 2 guru atau 100% guru setuju bahwa

penggunaan media pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami

konsep-konsep dalam mata pelajaran IPA. Pendapat ini dijadikan bahan

pertimbangan oleh peneliti untuk membuat media pembelajaran.

Pada ciri kontekstual, sebanyak 100% guru pernah membuat media

pembelajaran IPA yang memanfaatkan bahan-bahan dari lingkungan sekitar,

diantaranya botol bekas untuk membuat media paru-paru buatan. Sebanyak 100%

guru menyukai media pembelajaran dengan bahan kayu dan kertas. Bahan yang

dipilih guru dijadikan pertimbangan oleh peneliti dalam pemilihan bahan untuk

membuat media pembelajaran.

Pembuatan media pembelajaran juga mempertimbangkan ciri menarik.

Sebanyak 100% guru setuju bahwa pemberian warna pada media membuat media

pembelajaran lebih menarik. Sebanyak 1 guru atau 50% guru memilih warna

gelap, yaitu hitam, biru tua, dan ungu tua. Sebanyak 2 guru atau 100% guru

memilih warna cerah, yaitu kuning, putih, dan merah muda. Warna yang dipilih

guru dijadikan pertimbangan oleh peneliti dalam pewarnaan media pembelajaran.

88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Ciri lainnya yaitu auto-correction. Sebanyak 100% guru setuju bahwa

penggunaan media pembelajaran dapat membantu siswa untuk menemukan

jawaban yang benar. Sebanyak 100% guru setuju bahwa dengan menggunakan

media pembelajaran dapat membantu siswa menyadari kesalahannya sendiri.

Pendapat yang dipilih guru dijadikan bahan pertimbangan oleh peneliti dalam

pembuatan media pembelajaran.

Ciri selanjutnya yaitu bergradasi. Sebanyak 100% guru setuju bahwa berat

media pembelajaran yang ideal untuk siswa kelas V yaitu ringan (<1,5 kg).

Pendapat ini dijadikan bahan pertimbangan oleh peneliti dalam pembuatan media

pembelajaran. Sebanyak 100% guru memilih bentuk media pembelajaran 3

dimensi. Alasannya, dengan menggunakan media pembelajaran 3 dimensi anak

akan mudah membayangkan bentuk aslinya.

b) Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa

Data analisis kebutuhan yang kedua diperoleh dari siswa. Kuesioner analisis

kebutuhan diberikan kepada siswa pada tanggal 3 November 2018. Kuesioner

analisis kebutuhan untuk siswa terdiri dari 10 pertanyaan yang merupakan

pengembangan dari empat ciri media pembelajaran Montessori dan satu ciri

tambahan yaitu kontekstual. Kisi-kisi kuesioner analisis kebutuhan siswa dapat

dilihat pada tabel 3.5. Lembar hasil pengisian kuesioner analisis kebutuhan siswa

dapat dilihat pada lampiran 2.2. Hasil dari pengisian kuesioner analisis kebutuhan

siswa dijadikan peneliti sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan

media pembelajaran rangka alat gerak manusia berbasis metode Montessori.

Jawaban dari responden juga dihitung dalam persentase dengan menggunakan

89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

rumus 3.2. Berikut rekapitulasi hasil kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa

yang disajikan pada tabel 4.15.

Tabel 4.15 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa

No. Respon- Persen-


Indikator Pertanyaan
Item den tase
1 Auto- Apakah Bapak/Ibu gurumu pernah
education menggunakan media dalam
pembelajaran IPA?
(....) Ya 20 100%
Jika ya, sebutkan media pembelajaran
yang digunakan!
(....) Tidak -
2 Auto- Apakah penggunaan media
education pembelajaran dapat membantu kamu
untuk memahami materi IPA?
20 100%
(....) Ya
Alasan:
...............................................................
(....) Tidak
Alasan: -
...............................................................
3 Kontekstual Apakah kamu pernah menggunakan
benda-benda yang ada di sekitarmu
untuk belajar IPA?
(....) Ya 20 100%
Jika ya, sebutkan contoh benda yang
kamu gunakan!
...............................................................
(....) Tidak -
4 Kontekstual Manakah bahan pembuatan media
pembelajaran yang kamu suka? (Boleh
14 70%
memilih lebih dari satu)
(....) Kayu
(....) Kertas 16 80%
(....) Kain 1 5%
(....) Plastik 6 30%
(....) Karet 2 10%
(....) Lainnya, sebutkan.......................... 3 15%
5 Auto- Menurut kamu, apakah penggunaan
correction media pembelajaran dapat membantu
kamu untuk menemukan jawaban yang 20 100%
benar?
(....) Ya

90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No. Respon- Persen-


Indikator Pertanyaan
Item den tase
Alasan:
...............................................................
(....) Tidak
Alasan: -
...............................................................
6 Menarik Menurut kamu, apakah pemberian warna
pada media membuat media
pembelajaran lebih menarik?
20 100%
(....) Ya
Alasan:
...............................................................
(....) Tidak
Alasan: -
...............................................................
7 Menarik Warna seperti apa yang kamu suka
untuk media pembelajaran?
(....) Warna gelap 10 50%
Sebutkan contoh warnanya!
...............................................................
(....) Warna cerah
Sebutkan contoh warnanya! 20 100%
...............................................................
8 Bergradasi Menurut kamu, berapa berat media
pembelajaran yang ideal untuk
18 90%
digunakan?
(....) Ringan (<1,5 kg)
(....) Sedang (1,5-3 kg) 2 10%
(....) Berat (>3 kg)
Alasan: -
...............................................................
9 Auto- Manakah yang lebih baik menurut
correction kamu?
(....) Saya dapat mengetahui kesalahan
saya ketika menggunakan media 20 100%
pembelajaran.
Alasan:
...............................................................
(....) Saya tidak dapat mengetahui
kesalahan saya ketika menggunakan
media pembelajaran. -
Alasan:
...............................................................
10 Bergradasi Manakah yang lebih baik menurut
kamu?
(....) Media pembelajaran yang
-
berbentuk datar (2 dimensi).
Alasan:
...............................................................

91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No. Respon- Persen-


Indikator Pertanyaan
Item den tase
(....) Media pembelajaran yang
berbentuk timbul (3 dimensi).
20 100%
Alasan:
...............................................................

Selain data di atas, siswa juga memaparkan deskripsi jawaban tentang

pertanyaan-pertanyaan di atas. Berikut merupakan deskripsi jawaban yang

diberikan siswa dalam kuesioner analisis kebutuhan pada tabel 4.16.

Tabel 4.16 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Siswa dalam Kuesioner Analisis

Kebutuhan untuk Siswa

No. Respon
Jawaban Kode
Item -den
1 (....) Ya Paru-paru buatan 9
Jika ya, sebutkan media Organ-organ 13
pembelajaran yang digunakan! Makanan 5
Gambar 12
2 (....) Ya Karena dapat dipraktikkan 11
Alasan: Karena mudah dipahami 15
............................................................ Karena media pembelajaran
7
dapat menyenangkan
3 (....) Ya Tumbuhan 20
Jika ya, sebutkan contoh benda yang Botol plastik 5
kamu gunakan! Plastisin
12
............................................................
4 (....) Kayu - 14
(....) Kertas - 16
(....) Kain - 1
(....) Plastik - 6
(....) Karet - 2
(....)Lainnya, sebutkan........................ Daun 1
Plastisin 2
5 (....) Ya Karena menyenangkan
Alasan: 10
............................................................
6 (....) Ya
Alasan: - 20
............................................................

92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

No. Respon
Jawaban Kode
Item -den
7 (....) Warna gelap Hitam 10
Sebutkan contoh warnanya! Merah tua 5
............................................................ Hijau tua 5
(....) Warna cerah Putih 13
Sebutkan contoh warnanya! Kuning 15
............................................................ Merah muda 11
Biru muda 14
Hijau muda 9
Jingga 5
8 (....) Ringan (<1,5 kg) Karena mudah untuk
18
diangkat/bawa
(....) Sedang (1,5-3 kg) Karena tidak terlalu berat 2
9 (....) Saya dapat mengetahui Mempermudah mengetahui
3
kesalahan saya ketika menggunakan jawaban
media pembelajaran. Tanpa media pembelajaran
Alasan: tidak bisa tahu salahnya 2
............................................................
10 (....) Media pembelajaran yang Karena terlihat bagus 6
berbentuk timbul (3 dimensi).
Alasan: Karena terlihat seperti asli 9
............................................................
Karena bisa dipegang/raba 1
Karena terlihat indah 4

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan siswa melalui kuesioner yang disajikan

pada tabel 4.15, pada ciri auto-education sebanyak 20 siswa atau 100% siswa

berpendapat bahwa guru pernah menggunakan media dalam pembelajaran IPA.

Media pembelajaran yang pernah digunakan diantaranya, paru-paru buatan,

organ-organ, makanan, dan gambar. Sebanyak 20 siswa atau 100% siswa setuju

bahwa penggunaan media pembelajaran dapat membantu siswa untuk memahami

materi IPA. Alasannya yaitu, media pembelajaran dapat dipraktikkan, mudah

dipahami, dan media pembelajaran dapat menyenangkan. Hal ini menjadi

pertimbangan peneliti untuk mengembangkan media pembelajaran karena dengan

menggunakan media pembelajaran membuat siswa lebih paham.

93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pada ciri kontekstual, sebanyak 20 siswa atau 100% siswa pernah

menggunakan benda-benda yang ada di sekitar untuk belajar IPA, contohnya

tumbuhan, botol plastik, dan plastisin. Sebanyak 14 siswa atau 70% siswa

memilih bahan kayu, 16 siswa atau 80% siswa memilih bahan kertas, 1 siswa atau

5% siswa memilih bahan kain, 6 siswa atau 30% siswa memilih bahan plastik, 2

siswa atau 10% siswa memilih bahan karet, 1 siswa atau 5% siswa memilih bahan

daun, dan 2 siswa atau 10% siswa memilih bahan plastisin. Bahan yang dipilih

siswa dijadikan pertimbangan peneliti dalam mengembangkan media

pembelajaran rangka alat gerak manusia berbasis metode Montessori.

Ciri selanjutnya yaitu auto-correction. Sebanyak 20 siswa atau 100% siswa

setuju bahwa penggunaan media pembelajaran dapat membantu siswa untuk

menemukan jawaban yang benar. Alasannya karena media pembelajaran

menyenangkan. Sebanyak 100% siswa dapat mengetahui kesalahan sendiri ketika

menggunakan media pembelajaran. Alasannya, sebanyak 3 siswa berpendapat

bahwa media pembelajaran mempermudah mengetahui jawaban, dan 2 siswa

berpendapat bahwa tanpa media pembelajaran tidak bisa tahu salahnya. Hal

tersebut dijadikan pertimbangan oleh peneliti dalam mengembangkan media

pembelajaran.

Pada ciri menarik, sebanyak 100% siswa setuju bahwa pemberian warna pada

media membuat media pembelajaran lebih menarik. Sebanyak 10 siswa atau 50%

siswa memilih warna gelap, diantaranya hitam, merah tua, dan hijau tua. Dan

sebanyak 20 siswa atau 100% siswa memilih warna cerah, diantaranya putih,

94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kuning, merah muda, biru muda, hijau muda, dan jingga. Warna yang dipilih

siswa dijadikan pertimbangan oleh peneliti dalam pewarnaan media pembelajaran.

Ciri yang terakhir yaitu bergradasi. Sebanyak 18 siswa atau 90% siswa setuju

bahwa berat media pembelajaran yang ideal untuk digunakan yaitu ringan (<1,5

kg), alasannya karena mudah untuk diangkat/bawa. Sebanyak 2 siswa atau 10%

siswa setuju bahwa berat media pembelajaran yang ideal untuk digunakan yaitu

sedang (1,5-3 kg), alasannya karena tidak terlalu berat. Sebanyak 100% siswa

memilih media pembelajaran yang berbentuk timbul (3 dimensi). Alasannya, 6

siswa berpendapat bahwa media pembelajaran 3 dimensi terlihat bagus, 9 siswa

berpendapat bahwa media pembelajaran 3 dimensi terlihat seperti asli, dan 4 siswa

berpendapat bahwa media pembelajaran 3 dimensi terlihat indah.

Hasil dari kuesioner analisis kebutuhan guru dan siswa dalam memberikan

gambaran bagi peneliti mengenai penggunaan media pembelajaran ketika

pembelajaran IPA. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan media

pembelajaran dapat ditemukan di lingkungan sekitar. Bahan yang menjadi

pertimbangan peneliti yaitu, kayu, kertas, dan plastik. Berdasarkan hasil pengisian

kuesioner analisis kebutuhan, pengembangan media pembelajaran

mempertimbangkan ciri-ciri media pembelajaran Montessori.

Berdasarkan data kualitatif yang didapatkan dari ketiga teknik pengumpulan

data, peneliti melakukan triangulasi teknik. Hal tersebut dijadikan pertimbangan

dalam pembuatan media pembelajaran dengan melihat permasalahan dan

kebutuhan media pembelajaran dari guru dan siswa. Berikut triangulasi teknik

pengumpulan data yang disajikan pada bagan 4.2.

95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Observasi Wawancara Kuesioner

Media pembelajaran IPA Siswa mengalami Guru dan siswa memiliki


yang tersedia di kelas kesulitan dalam penilaian yang baik
seperti media memahami materi terhadap media pembe-
pembelajaran paru-paru rangka alat gerak lajaran dengan lima ciri
buatan, materi suhu. Guru manusia karena siswa media pembelajaran
dalam menjelaskan materi sulit dalam menghafal Montessori yang
lebih banyak nama-nama tulang alat dipaparkan dalam
menggunakan metode gerak manusia. Media kuesioner, yang dapat
ceramah dan tidak pembelajaran torso disimpulkan bahwa guru
menggunakan media yang dimiliki sekolah dan siswa membutuhkan
pembelajaran, hal ini sudah rusak dan tidak media pembelajaran
karena ketersediaan media bisa dipakai lagi, materi rangka alat gerak
pembelajaran IPA di kelas sehingga pembelajaran manusia berbasis metode
yang sangat terbatas. kurang optimal. Montessori.

Siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami materi rangka alat gerak manusia,
karena banyak hafalan mengenai nama dan fungsi tulang. Karena ketersediaan media
pembelajaran rangka alat gerak manusia di sekolah sudah rusak dan tidak bisa dipakai
lagi, maka peneliti mengembangkan media pembelajaran berdasarkan kebutuhan guru
dan siswa yang terkait materi rangka alat gerak manusia berbasis metode Montessori.

Bagan 4.2 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan bagan triangulasi teknik pengumpulan data pada bagan 4.2,

terdapat tiga teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan kuesioner.

Data yang diperoleh dari observasi yaitu guru dalam menjelaskan materi lebih

banyak menggunakan metode ceramah dan tidak menggunakan media

pembelajaran, hal ini karena ketersediaan media pembelajaran IPA di kelas yang

sangat terbatas.

Data yang kedua diperoleh dari teknik wawancara. Siswa mengalami

kesulitan dalam memahami materi rangka alat gerak manusia, karena siswa sulit

96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dalam menghafal nama-nama tulang alat gerak manusia. Media pembelajaran

torso yang dimiliki sekolah sudah rusak dan tidak bisa dipakai lagi, sehingga

pembelajaran kurang optimal.

Data yang selanjutnya diperoleh dari teknik kuesioner. Guru dan siswa

memiliki penilaian yang baik terhadap media pembelajaran dengan lima ciri

media pembelajaran Montessori yang dipaparkan dalam kuesioner. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa guru dan siswa membutuhkan media pembelajaran

materi rangka alat gerak manusia berbasis metode Montessori.

Berdasarkan triangulasi teknik, dapat disimpulkan bahwa, siswa masih

mengalami kesulitan dalam memahami materi rangka alat gerak manusia, karena

banyak hafalan mengenai nama dan fungsi tulang. Karena ketersediaan media

pembelajaran rangka alat gerak manusia sudah rusak dan tidak bisa dipakai lagi,

maka peneliti mengembangkan media pembelajaran berdasarkan kebutuhan guru

dan siswa yang terkait materi rangka alat gerak manusia berbasis metode Montessori.

Peneliti mengembangkan media pembelajaran dengan memperhatikan ciri media

pembelajaran Montessori yang sudah diberikan ke guru dan siswa melalui

kuesioner. Data yang diperoleh peneliti dijadikan sebagai bahan pertimbangan

dalam pembuatan desain media pembelajaran. Oleh sebab itu, peneliti dapat

melanjutkan pada tahap selanjutnya, yaitu perencanaan.

c. Desain Produk

Dalam tahap ini peneliti membuat konsep pembuatan produk berupa desain

media pembelajaran dan desain album media pembelajaran

97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1) Desain Media Pembelajaran

Pengembangan desain pada penelitian ini mengembangkan media

pembelajaran replika rangka alat gerak manusia. Media pembelajaran replika

rangka alat gerak manusia terdiri dari lima komponen, yaitu: replika rangka alat

gerak manusia, kartu materi (kartu gambar, kartu nama, kartu fungsi), kartu

control of error, kartu soal dan jawaban, dan kotak penyimpanan. Berikut gambar

replika rangka alat gerak manusia.

Gambar 4.1 Replika Rangka Alat Gerak Manusia

Hal yang dikembangkan dari media pembelajaran asli adalah replika rangka

alat gerak manusia sebagai komponen pertama. Replika rangka alat gerak manusia

berbahan dasar plastik berwarna putih yang dibagi menjadi 13 warna pada rangka

alat gerak manusia. Hal ini dilakukan agar siswa lebih mudah dalam membedakan

bentuk dan fungsi tiap tulang pada alat gerak manusia. Tinggi replika 45cm,

dengan diberi besi untuk penyangga papan di bagian bawah yang berbentuk

98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

persegi dengan p=10cm dan l=10cm. Pemberian warna juga memperhatikan

analisis kebutuhan guru dan siswa.

Komponen kedua yaitu kartu materi yang berisi, kartu gambar, kartu nama,

kartu fungsi, dan kartu control of error. Kartu ini dibuat menggunakan kertas

Ivory 260. Untuk kartu gambar, kartu nama, dan kartu fungsi berukuran 5cm x

10cm, sedangkan kartu control of error berukuran 15cm x 10cm. Pada kartu

gambar bagian tengah kartu berisi gambar tulang dan bagian pinggir diberi garis

tepi berwarna merah. Pada kartu nama berisi nama tulang dengan menggunakan

font Comic Sans MS dengan ukuran 28 dan bagian pinggir diberi garis tepi

berwarna kuning. Pada kartu fungsi berisi fungsi dari masing-masing tulang

dengan menggunakan font Comic Sans MS dengan ukuran 18 dan bagian pinggir

diberi garis tepi berwarna biru. Warna penulisan huruf pada setiap kartu

menggunakan warna hitam. Untuk kartu control of error merupakan gabungan

dari kartu gambar, kartu nama, dan kartu fungsi.

Komponen ketiga yaitu kotak penyimpanan media pembelajaran. Kotak

penyimpanan terbuat dari kayu berbentuk balok dengan ukuran p=24cm, l=13cm,

t=53cm. Kotak penyimpanan ini terdiri dari 5 kotak yaitu untuk kotak replika

rangka alat gerak manusia, kotak kartu gambar, kotak kartu nama, kotak kartu

fungsi, dan kotak kartu control of error.

2) Desain Album Media Pembelajaran

Album media pembelajaran merupakan buku panduan penggunaan media

pembelajaran berbasis metode Montessori rangka alat gerak manusia. Album

media pembelajaran disusun untuk guru/direktris. Album berisi mengenai

99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

langkah-langkah penggunaan media pembelajaran rangka alat gerak manusia,

selain itu juga terdapat gambar untuk memudahkan guru/direktris dalam

memahami langkah penggunaan media pembelajaran.

3) Pengumpulan Bahan

Berdasarkan analisis kebutuhan guru dan siswa, sebagian besar memilih

bahan kayu, kertas, plastik, dan karet untuk pembuatan media pembelajaran.

Peneliti menggunakan bahan kayu, kertas, dan plastik untuk pembuatan media

pembelajaran. Kayu digunakan oleh peneliti untuk membuat kotak penyimpanan

media pembelajaran. Jenis kayu yang digunakan yaitu berupa triplek. Alasan

pemilihan jenis kayu ini karena ringan, sehingga mudah dibawa. Bahan lain yang

digunakan oleh peneliti yaitu kertas, digunakan untuk pembuatan kartu materi

yang terdiri dari kartu gambar; kartu nama; dan kartu fungsi, kartu control of

error, dan kartu soal. Jenis kertas yang digunakan yaitu Ivory 260. Alasan

pemilihan jenis kertas ini karena memiliki tingkat ketebalan yang tinggi dan tidak

mudah rusak.

4) Pembuatan Media Pembelajaran

Dalam proses pembuatan media pembelajaran, peneliti bekerjasama dengan

tukang kayu yang bertempat di Gedongkiwo, Bantul, Yogyakarta. Hal ini

dikarenakan peralatan yang dimiliki tukang kayu lebih lengkap dan memiliki

pengalaman yang luas dalam membuat media pembelajaran. Sebelum dibuat,

peneliti memberikan desain kepada tukang kayu tersebut. Selanjutnya, tukang

kayu membuat media pembelajaran sesuai dengan desain yang telah dibuat oleh

peneliti.

100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Langkah pertama yaitu tukang kayu memilih triplek, lalu mengukur dan

memotongnya sesuai ukuran pada desain yang dibuat oleh peneliti. Pada kotak

penyimpanan terdapat lima kotak untuk tempat penyimpanan, yaitu replika rangka

alat gerak manusia, kartu gambar, kartu nama, kartu fungsi, dan kartu control of

error. Pada kotak tempat menyimpan replika rangka alat gerak manusia diberi

pintu seperti almari dan diberi capit udang sebagai pengancing. Untuk kotak kartu

gambar, kartu nama, kartu fungsi, dan kartu control of error berupa laci yang

diberi kayu kecil sebagai pemegang untuk mempermudah menarik laci tersebut

untuk membukanya. Warna yang digunakan pada kotak ini adalah warna coklat

yaitu warna kayu. Berikut gambar kotak penyimpanan media pembelajaran.

Gambar 4.2 Kotak Penyimpanan Media Pembelajaran

Langkah selanjutnya yaitu peneliti membuat kartu yang terdiri dari kartu

gambar, kartu nama, kartu fungsi, dan kartu control of error. Kartu dibuat dengan

jenis kertas Ivory 260. Langkah pembuatan kartu ini peneliti awalnya membuat

desain terlebih dahulu, lalu mencetak dan memotongnya. Gambar tulang yang

termuat pada kartu gambar sesuai pada media pembelajaran rangka alat gerak

101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

manusia, baik bentuk maupun warna. Pada kartu soal digunakan 2 sisi, sisi atas

untuk soal dan sisi bawah untuk jawaban. Berikut gambar kartu gambar, kartu

nama, kartu fungsi, kartu control of error, dan kartu soal.

Gambar 4.3 Kartu Gambar Gambar 4.4 Kartu Nama

Gambar 4.5 Kartu Fungsi Gambar 4.6 Kartu Control of Error

102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5) Pembuatan Album Media Pembelajaran

Pembuatan album media pembelajaran diawali dengan menyusun langkah-

langkah kegiatan pembelajaran dengan media pembelajaran rangka alat gerak

manusia. Setelah penyusunan langkah-langkah selesai, selanjutnya peneliti

mengambil gambar dari masing-masing langkah yang sudah dibuat. Hal ini

bertujuan untuk mempermudah direktris/guru dalam menggunakan media

pembelajaran.

Peneliti menggunakan bantuan program Microsoft Word 2010 untuk

membuat desain dan isi album. Setelah selesai, album siap dicetak dan diuji

validitasnya oleh ahli sebelum digunakan pada uji coba lapangan terbatas.

6) Instrumen Tes

Instrumen yang perlu disiapkan saat pengujian media pembelajaran adalah

instrumen tes untuk uji coba lapangan terbatas dan kuesioner uji validitas produk

untuk menguji kelayakan media pembelajaran. Berikut penjelasan mengenai

instrumen di atas.

a) Tes

Instrumen soal tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum

dan sesudah menggunakan media pembelajaran dalam uji coba terbatas.

Instrumen soal tes dikembangkan berdasarkan kisi-kisi soal tes pada tabel 3.8.

Sebelum digunakan, instrumen tes diuji validitasnya oleh ahli, serta diuji empiris,

dan diuji keterbacaannya.

Instrumen tes diuji validitasnya oleh ahli yaitu ahli pembelajaran IPA dan

guru SD setara. Uji validitas yang dilakukan yaitu validitas isi dan validitas

103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

konstruk. Aspek penilaian validitas isi dapat dilihat pada tabel 3.9. Lembar hasil

uji validitas isi instrumen tes oleh ahli dapat dilihat pada lampiran 3.1. Berikut

hasil uji validitas isi oleh ahli pada tabel 4.17.

Tabel 4.17 Hasil Uji Validitas Isi oleh Ahli

No. Item
Ahli Total Rerata
1 2 3 4 5 6
IPA 4 4 3 3 4 4 22 3,67
Guru 4 3 4 4 4 4 23 3,83
Rerata 22,5 3,75

Berdasarkan hasil uji validitas isi oleh ahli pada tabel 4.17, didapat rerata skor

sebesar 3,75. Apabila dibandingkan dengan tabel 3.17, rerata skor tersebut

termasuk dalam kategori sangat baik. Oleh sebab itu, instrumen dinyatakan valid

dan layak digunakan.

Selain uji validitas isi, ahli juga melakukan uji validitas konstruk. Uji

validitas konstruk dilakukan untuk melihat konstruksi soal terkait dengan

kesesuaian materi, bahasa, dan penulisan soal. Hasil uji validitas konstruk

instrumen tes oleh ahli dapat dilihat pada tabel 4.18.

Tabel 4.18 Hasil Uji Validitas Konstruk oleh Ahli

No. Item Ahli


Total Rerata Kategori
1 2
1 4 4 8 4 Sangat Baik
2 4 4 8 4 Sangat Baik
3 3 4 7 3,5 Sangat Baik
4 3 4 7 3,5 Sangat Baik
5 4 3 7 3,5 Baik
6 4 4 8 4 Sangat Baik
7 4 4 8 4 Sangat Baik
8 4 4 8 4 Sangat Baik

104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Ahli Total
No. Item Rerata Kategori Kategori
1 2
9 4 4 8 4 Sangat Baik
10 4 3 7 3,5 Baik
11 3 3 6 3 Baik
12 4 3 7 3,5 Baik
13 3 4 7 3,5 Sangat Baik
14 4 4 8 4 Sangat Baik
15 4 3 7 3,5 Baik
16 3 4 7 3,5 Sangat Baik
17 4 3 7 3,5 Baik
18 4 4 8 4 Sangat Baik
19 4 4 8 4 Sangat Baik
20 4 3 7 3,5 Baik
Rerata 7,4 3,7 Sangat Baik

Berdasarkan hasil uji validitas konstruk oleh ahli pada tabel 4.18, didapat

rerata skor sebesar 3,7. Apabila dibandingkan dengan tabel 3.17, rerata skor

tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Oleh sebab itu, instrumen

dinyatakan valid dan layak digunakan. Lembar hasil uji validitas konstruk

instrumen tes oleh ahli dapat dilihat pada lampiran 3.2. Pada uji validitas ini tidak

ada komentar oleh para ahli, sehingga peneliti tidak perlu melakukan revisi.

Setelah instrumen tes diuji validitasnya, selanjutnya diujikan secara empiris

kepada 15 siswa kelas V SD Negeri Rendeng. Alasan pemilihan SD tersebut

karena perizinannya lebih mudah mengingat keterbatasannya waktu penelitian.

Uji coba dilakukan pada tanggal 11 Maret 2019. Instrumen tes berjumlah 20 soal

berdasarkan kisi-kisi instrumen soal tes yang dapat dilihat pada tabel 3.8. Lembar

pengerjaan soal hasil uji empiris dapat dilihat pada lampiran 3.3.

Uji empiris dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen

pretest dan posttest sebelum digunakan. Perhitungan validitas dan reliabilitas

menggunakan program IBM SPSS Statistics 23 dengan teknik korelasi product

105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

moment dari Carl Pearson untuk menganalisis item soal. Jika r hitung lebih besar

daripada r tabel maka item tersebut dapat dikatakan valid, dan sebaliknya jika r

hitung lebih kecil daripada r tabel maka item tersebut dikatakan tidak valid.

Output SPSS untuk perhitungan validitas instrumen tes dapat dilihat pada

lampiran 3.4. Berikut hasil perhitungan uji validitas instrumen tes dengan program

SPSS dapat dilihat pada tabel 4.19.

Tabel 4.19 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Validitas Instrumen Tes

dengan SPSS

Nomor
r tabel r hitung Sig (2-tailed) Keputusan
Soal
1 0,514 0,752 0,001 Valid
2 0,514 0,602 0,018 Valid
3 0,514 -0,051 0,856 Tidak Valid
4 0,514 -0,281 0,311 Tidak Valid
5 0,514 0,907 0,000 Valid
6 0,514 0,713 0,003 Valid
7 0,514 0,820 0,000 Valid
8 0,514 0,298 0,280 Tidak Valid
9 0,514 0,555 0,032 Valid
10 0,514 0,752 0,001 Valid
11 0,514 0,689 0,004 Valid
12 0,514 0,233 0,404 Tidak Valid
13 0,514 0,769 0,001 Valid
14 0,514 -0,121 0,667 Tidak Valid
15 0,514 -0,024 0,932 Tidak Valid
16 0,514 0,849 0,000 Valid
17 0,514 0,907 0,000 Valid
18 0,514 0,820 0,000 Valid
19 0,514 -0,191 0,495 Tidak Valid
20 0,514 0,159 0,572 Tidak Valid

Berdasarkan tabel 4.19, dapat terlihat bahwa terdapat 12 item soal yang valid

dan 8 soal yang tidak valid. Keduabelas soal yang valid kemudian diuji

reliabilitasnya. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kepercayaan

106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

instrumen tes sebelum digunakan untuk uji coba terbatas. Reliabilitas instrumen

juga dihitung menggunakan program IBM SPSS Statistics 23 dengan menghitung

nilai koefisien Alpha Cronbach. Output SPSS untuk perhitungan reliabilitas

instrumen tes dapat dilihat pada lampiran 3.4. Berikut adalah hasil perhitungan

nilai koefisien Alpha Cronbach dengan IBM SPSS Statistics 23 yang disajikan

pada tabel 4.20.

Tabel 4.20 Hasil Perhitungan Reliabilitas Instrumen Tes dengan IBM

SPSS Statistics 23

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
.850 20

Berdasarkan tabel 4.20, didapatkan hasil perhitungan koefisien Alpha

Cronbach sebesar 0,850. Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila memiliki

nilai koefisien Alpha sekurang-kurangnya 0,7 (Widoyoko, 2015: 165). Dengan

demikian, instrumen tersebut dikatakan reliabel dan layak digunakan.

Peneliti mengambil semua item soal yang valid dan reliabel sebagai soal

pretest dan posttest. Item soal tersebut sudah mewakili semua indikator. Peneliti

menggunakan soal pretest dan posttest yang sama karena untuk memudahkan

dalam menghitung peningkatan nilai yang diperoleh pada masing-masing siswa.

Berikut kisi-kisi instrumen pretest dan posttest.

107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.21 Kisi-Kisi Instrumen Pretest dan Posttest

Nomor Item
Kompetensi Dasar Indikator
Soal
3.1 Menjelaskan alat gerak 3.1.1 Menyebutkan alat gerak pada 1, 2, 4, 3, 11
dan fungsinya pada hewan manusia.
dan manusia serta cara 3.1.2 Menyebutkan fungsi alat gerak 6, 7, 5, 12
memelihara kesehatan alat pada manusia.
gerak manusia 3.1.3 Mengetahui cara memelihara 9, 8, 10
kesehatan alat gerak manusia.

Setelah diuji validitasnya oleh para ahli, soal tes perlu diuji keterbacaannya

sebelum digunakan pada saat uji coba lapangan terbatas. Hal tersebut dilakukan

untuk mengatahui tingkat pemahaman siswa pada kalimat pertanyaan soal. Uji

keterbacaan instrumen tes dilakukan kepada lima siswa SD N Rendeng sebagai

SD setara. Berikut hasil uji keterbacaan instrumen tes yang disajikan pada tabel

4.22.

Tabel 4.22 Hasil Uji Keterbacaan Instrumen Soal Tes

No. Item
Siswa Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 39 3,9
2 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 38 3,8
3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 38 3,8
4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 37 3,7
5 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 38 3,8
Rerata 190 3,8

Berdasarkan hasil uji keterbacaan instrumen soal tes oleh siswa SD setara

pada tabel 4.22, didapat rerata skor sebesar 3,8. Apabila dibandingkan dengan

tabel 3.17, rerata skor tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Oleh sebab

itu, instrumen dinyatakan valid dan layak digunakan. Untuk lembar hasil uji

108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

keterbacaan instrumen soal tes oleh siswa SD setara dapat dilihat pada lampiran

3.5.

b) Kuesioner Uji Validitas Produk

Instrumen kedua ada uji coba lapangan terbatas yaitu kuesioner tanggapan

mengenai produk. Instrumen kuesioner tanggapan mengenai produk

dikembangkan berdasarkan empat ciri-ciri media pembelajaran berbasis metode

Montessori dan satu ciri tambahan yaitu kontekstual yang terdapat dalam kisi-kisi

pada tabel 3.6. Kisi-kisi tersebut dikembangkan menjadi 11 pertanyaan/

pernyataan untuk ahli dan 11 pertanyaan/pernyataan untuk siswa.

Sebelum digunakan, kuesioner tersebut diuji validitasnya terlebih dahulu oleh

ahli yaitu ahli pembelajaran IPA dan ahli pembelajaran Montessori. Uji Validitas

yang digunakan yaitu uji validitas konstruk. Hasil uji validitas kuesioner

tanggapan mengenai produk oleh ahli dapat dilihat pada tabel 4.23.

Tabel 4.23 Hasil Uji Validitas Kuesioner Tanggapan Mengenai Produk

oleh Ahli

No. Item
Ahli Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
IPA 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 42 3,81
Montessori 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 42 3,81
Rerata 42 3,81

Berdasarkan hasil uji validitas kuesioner tanggapan mengenai produk oleh

ahli pada tabel 4.23, didapat rerata skor sebesar 3,81. Apabila dibandingkan

dengan tabel 3.17, rerata skor tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Oleh

sebab itu, instrumen dinyatakan valid dan layak digunakan. Pada uji validitas

109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kuesioner tanggapan mengenai produk ini tidak ada komentar oleh para ahli,

sehingga peneliti tidak perlu melakukan revisi. Untuk lembar hasil uji validitas

kuesioner tanggapan mengenai produk SD setara dapat dilihat pada lampiran 4.1.

Uji Validitas instrumen selanjutnya yaitu uji validitas instrumen kuesioner

tanggapan mengenai produk oleh siswa. Ahli yang melakukan uji validitas adalah

ahli pembelajaran IPA, ahli pembelajaran Montessori, dan guru. Hasil uji validitas

kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa dapat dilihat pada tabel 4.24.

Tabel 4.24 Hasil Uji Validitas Kuesioner Tanggapan mengenai Produk oleh

Siswa

No. Item
Ahli Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
IPA 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 41 3,72
Montessori 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 42 3,81
Guru 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 43 3,9
Rerata 42 3,81

Berdasarkan hasil uji validitas kuesioner tanggapan mengenai produk oleh

siswa pada tabel 4.24, didapat rerata skor sebesar 3,81. Apabila dibandingkan

dengan tabel 3.17, rerata skor tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Oleh

sebab itu, instrumen dinyatakan valid dan layak digunakan. Untuk lembar hasil uji

validitas kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa dapat dilihat pada

lampiran 4.2. Pada uji validitas kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa

ini tidak ada komentar oleh para ahli, sehingga peneliti tidak perlu melakukan

revisi.

110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Setelah diuji validitasnya, kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa

diuji keterbacaannya untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa pada

pertanyaan dalam kuesioner. Uji keterbacaan dilakukan pada 5 siswa kelas V

SDN Rendeng sebagai SD setara. Hasil uji keterbacaan dapat dilihat pada tabel

4.25.

Tabel 4.25 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Tanggapan mengenai

Produk oleh Siswa

No. Item
Siswa Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 41 3,72
2 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 38 3,45
3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 39 3,54
4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 42 3,8
5 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 37 3,36
Rerata 39,4 3,55

Berdasarkan hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan mengenai produk

oleh siswa pada tabel 4.25, didapat rerata skor sebesar 3,55. Apabila dibandingkan

dengan tabel 3.17, rerata skor tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Oleh

sebab itu, instrumen dinyatakan valid dan layak digunakan. Untuk lembar hasil uji

keterbacaan kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa dapat dilihat pada

lampiran 4.3. Pada uji keterbacaan kuesioner tanggapan mengenai produk oleh

siswa ini tidak ada komentar oleh para ahli, sehingga peneliti tidak perlu

melakukan revisi.

111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

d. Validasi Produk

Tahap selanjutnya yaitu validasi produk. Uji validitas produk dilakukan

dengan tujuan untuk menilai kelayakan produk yang telah dikembangkan sebelum

digunakan pada uji coba lapangan terbatas.

1) Uji Validitas Produk Media Pembelajaran

Produk media pembelajaran diuji validitasnya oleh beberapa ahli dan guru,

yakni ahli pembelajaran IPA dan ahli pembelajaran Montessori. Hasil uji validitas

produk media pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.26.

Tabel 4.26 Hasil Uji Validitas Produk Media Pembelajaran oleh Ahli

No. Item
Ahli Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
IPA 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 43 3,9
Montessori 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 42 3,81
Guru 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 42 3,81
Rerata 42.33 3,84

Berdasarkan hasil uji validitas produk media pembelajaran pada tabel 4.26,

didapat rerata skor sebesar 3,84. Apabila dibandingkan dengan tabel 3.17, rerata

skor tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Oleh sebab itu, instrumen

dinyatakan valid dan layak digunakan. Untuk lembar hasil uji validitas produk

media pembelajaran oleh ahli dapat dilihat pada lampiran 4.4. Selain memberikan

penilaian, ahli juga memberikan komentar terhadap produk media pembelajaran

yang dikembangkan. Komentar para ahli dijadikan peneliti sebagai pertimbangan

dalam melakukan perbaikan produk media pembelajaran. Rekapitulasi komentar

112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

uji validitas produk media pembelajaran oleh para ahli dapat dilihat pada tabel

4.27.

Tabel 4.27 Rekapitulasi Komentar Uji Validitas Produk Media Pembelajaran

Ahli Komentar Tindak Lanjut


IPA - -
Montessori Tambahkan Kartu Soal Peneliti menambahkan kartu soal

Pada tahap ini, media pembelajaran dan album media pembelajaran telah diuji

validitasnya dengan kategori sangat baik. Dengan demikian, media pembelajaran

siap untuk diujikan secara terbatas.

2) Uji Validitas Produk Album Media Pembelajaran

Selain media pembelajaran, uji validitas juga dilakukan pada album media

pembelajaran. Produk album media pembelajaran diuji validitasnya oleh beberapa

ahli, yakni ahli pembelajaran IPA dan ahli pembelajaran Montessori. Hasil uji

validitas produk album media pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.28.

Tabel 4.28 Hasil Uji Validitas Produk Album Media Pembelajaran oleh

Ahli

No. Item
Ahli Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
IPA 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 39 3,9
Montessori 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 38 3,8
Rerata 38,5 3,85

Berdasarkan hasil uji validitas produk album media pembelajaran pada tabel

4.28, didapat rerata skor sebesar 3,85. Apabila dibandingkan dengan tabel 3.17,

113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

rerata skor tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Oleh sebab itu,

instrumen dinyatakan valid dan layak digunakan. Untuk lembar hasil uji validitas

produk album media pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 4.5. Pada uji

validitas produk album media pembelajaran ini tidak ada komentar oleh para ahli,

sehingga peneliti tidak perlu melakukan revisi.

e. Revisi Produk

Dari tabel 4.27 mengenai rekapitulasi komentar uji validitas produk media

pembelajaran, peneliti mendapat komentar dari ahli pembelajaran Montessori

untuk menambahkan kartu soal pada media pembelajaran.

Peneliti menambahkan kartu soal berjumlah 20 yang berisi soal-soal yang

berkaitan dengan rangka alat gerak manusia. Jenis kertas yang digunakan yaitu

Ivory 260 dengan ukuran 5cm x 10cm. Langkah pembuatan kartu soal ini dimulai

dengan membuat desain kartu terlebih dahulu, lalu mencetak, dan memotongnya.

Pada kartu soal menggunakan font Comic Sans MS dengan ukuran 14. Warna

penulisan huruf pada kartu soal menggunakan warna hitam. Pada bagian pinggir

diberi garis tepi berwarna hijau. Berikut gambar kartu soal.

Gambar 4.7 Kartu Soal

114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Setelah peneliti melakukan revisi pada media pembelajaran, maka produk

media pembelajaran dan album media pembelajaran siap digunakan untuk uji

coba lapangan terbatas.

f. Uji Coba Produk

Tahap keenam dalam penelitian ini yaitu uji coba produk pada lapangan

terbatas. Uji coba lapangan terbatas dilakukan pada tanggal 6 April 2019 pada

pukul 07:00 – 09:20, yang dilakukan pada sepuluh siswa kelas V SD N Puren

yang terdiri dari lima siswa perempuan dan lima siswa laki-laki. Pemilihan siswa

dipilih secara acak dan berdasarkan rekomendasi wali kelas. Pada tahap ini siswa

memberikan tanggapan mengenai produk media pembelajaran yang sudah

dikembangkan. Sebelum proses belajar menggunakan media pembelajaran rangka

alat gerak manusia berbasis metode Montessori, peneliti terlebih dahulu

memberikan soal pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Setelah itu,

peneliti memulai proses belajar dengan menggunakan media pembelajaran rangka

alat gerak manusia berbasis metode Montessori. Penggunaan media pembelajaran

dilakukan satu per satu setiap anak secara bergantian. Setelah selesai, di akhir

pertemuan peneliti memberikan soal posttest untuk mengetahui kemampuan akhir

siswa setelah menggunakan media pembelajaran rangka alat gerak manusia

berbasis metode Montessori. Soal pretest dan posttest digunakan sebagai data

pendukung untuk mengetahui kualitas media pembelajaran.

1) Data dan Analisis Tes

Pada tahap ini peneliti menganalisis data nilai yang diperoleh siswa pada saat

pretest dan posttest untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh sebelum dan

115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sesudah menggunakan media pembelajaran rangka alat gerak manusia. Hasil

pengerjaan pretest dapat dilihat pada lampiran 3.6 dan hasil posttest dapat dilihat

pada lampiran 3.7. Soal tes digunakan sebagai data pendukung untuk mengetahui

kualitas media pembelajaran. Berikut rekapitulasi hasil pretest dan posttest siswa

yang disajikan pada tabel 4.29.

Tabel 4.29 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest

Nilai
No Nama
Pretest Posttest
1 Siswa 1 60 100
2 Siswa 2 50 80
3 Siswa 3 50 100
4 Siswa 4 60 90
5 Siswa 5 50 90
6 Siswa 6 50 100
7 Siswa 7 60 90
8 Siswa 8 90 100
9 Siswa 9 90 100
10 Siswa 10 50 90
Rerata 61 94

Dari tabel rekapitulasi di atas menunjukkan bahwa ada perbedaan nilai, yaitu

hasil pretest sebesar 61 dan hasil posttest sebesar 94. Selain tabel rekapitulasi di

atas, peneliti juga membuat grafik untuk melihat perbedaan nilai. Berikut adalah

grafik mengenai perbedaan nilai pretest dan posttest pada masing-masing siswa.

116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Grafik Peningkatan Nilai Pretest dan Posttest pada masing-


masing Siswa
120

100

80
Nilai

60

40

20

0
Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 Siswa 6 Siswa 7 Siswa 8 Siswa 9 Siswa 10
Siswa
Pretest
Posttest

Grafik 4.1 Peningkatan Nilai Pretest dan Posttest pada masing-masing Siswa

Selain peningkatan nilai yang diperoleh siswa, ada juga peningkatan rerata

nilai yang diperoleh dari hasil pretest dan posttest. Berikut grafik peningkatan

rerata nilai yang diperoleh dari hasil pretest dan posttest.

Grafik Peningkatan Rerata Nilai Pretest dan


Posttest
100
80
Rerata Nilai

60
40 Pretest
20 Posttest
0
Pretest Posttest
Rerata Nilai Pretest dan Posttest

Grafik 4.2 Peningkatan Rerata Nilai Pretest dan Posttest

117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dari grafik di atas diperoleh rerata nilai pretest sebesar 61 dan nilai posttest

sebesar 94. Sehingga terjadi peningkatan sebesar 33 atau 54,09%. Hal ini

menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran rangka alat gerak manusia

dapat membantu siswa dalam memahami materi alat gerak manusia.

2) Data dan Analisis Kuesioner Tanggapan mengenai Produk Media

Pembelajaran

Tanggapan mengenai produk media pembelajaran diberikan setelah uji coba

lapangan terbatas kepada sepuluh siswa kelas V dan guru kelas V SD N Puren.

Berikut tanggapan mengenai produk media pembelajaran oleh guru yang disajikan

pada tabel 4.30.

Tabel 4.30 Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran oleh Guru

No. Item
Ahli Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Guru 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 42 3,81

Berdasarkan tanggapan mengenai produk media pembelajaran oleh guru pada

tabel 4.30, didapat rerata skor sebesar 3,81. Apabila dibandingkan dengan tabel

3.17, rerata skor tersebut termasuk dalam kategori sangat baik.

Kuesioner tanggapan mengenai produk media pembelajaran juga diberikan

kepada siswa. Berikut hasil tanggapan mengenai produk media pembelajaran oleh

siswa yang disajikan pada tabel 4.31.

118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.31 Hasil Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran oleh Siswa

No. Item
Siswa Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 42 3,81
2 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 41 3,72
3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 39 3,54
4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 42 3,81
5 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 41 3,72
6 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 36 3,27
7 2 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 39 3,54
8 2 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 38 3,45
9 2 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 40 3,63
10 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 38 3,45
Rerata 39,6 3,59

Berdasarkan hasil tanggapan mengenai produk media pembelajaran oleh

siswa pada tabel 4.31, didapat rerata skor sebesar 3,59. Apabila dibandingkan

dengan tabel 3.17, rerata skor tersebut termasuk dalam kategori sangat baik.

Untuk lembar hasil tanggapan mengenai produk media pembelajaran oleh siswa

dapat dilihat pada lampiran 4.6.

2. Kualitas Media Pembelajaran Rangka Alat Gerak Manusia Berbasis

Metode Montessori

Kualitas media pembelajaran rangka alat gerak manusia berbasis metode

Montessori dilihat melalui uji validitas produk media pembelajaran yang

dilakukan oleh ahli, guru, dan siswa kelas V SD N Puren Yogyakarta. Berikut

merupakan hasil penilaian berdasarkan empat ciri-ciri media pembelajaran

berbasis metode Montessori dan satu ciri tambahan yaitu kontekstual yang

disajikan pada tabel 4.32.

119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.32 Hasil Penilaian Media Pembelajaran Rangka Alat Gerak Manusia

(Widoyoko, 2014:144)

No Penilai Rerata Skor Kategori


1. Ahli Pembelajaran IPA 3,9 Sangat Baik
2. Ahli Pembelajaran Montessori 3,81 Sangat Baik
3. Guru Kelas V 3,81 Sangat Baik
4. Siswa Kelas V 3,59 Sangat Baik
Rerata 3,77 Sangat Baik

Dari tabel 4.32 di atas, dapat diketahui bahwa media pembelajaran

rangka alat gerak manusia yang dikembangkan berdasarkan empat ciri media

pembelajaran berbasis metode Montessori dan satu ciri tambahan yaitu

kontekstual memiliki kualitas sangat baik dengan rerata skor akhir 3,77 dengan

kategori sangat baik. Selain uji validitas produk media pembelajaran, kualitas

media pembelajaran rangka alat gerak manusia berbasis metode Montessori

dapat dilihat juga melalui hasil pretest dan posttest dalam uji coba lapangan

terbatas. Berikut selisih nilai pretest dan posttest disajikan pada tabel 4.33.

Tabel 4.33 Selisih Nilai Pretest dan Posttest

Nilai
No Siswa Selisih Nilai
Pretest Posttest
1. Siswa 1 60 100 40
2. Siswa 2 50 80 30
3. Siswa 3 50 100 50
4. Siswa 4 60 90 30
5. Siswa 5 50 90 40
6. Siswa 6 50 100 50
7. Siswa 7 60 90 30
8. Siswa 8 90 100 10
9. Siswa 9 90 100 10
10. Siswa 10 50 90 40
Rerata 61 94 33

120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dari tabel 4.33 dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa melalui nilai

posttest menunjukkan bahwa siswa sangat memahami materi pembelajaran yang

diajarkan, hasil rerata nilai pretest sebesar 61 dan rerata nilai posttest sebesar 94

dengan rerata peningkatan posttest sebesar 33 atau 54,09%. Berdasarkan hasil

nilai pretest dan posttest di atas diketahui bahwa media pembelajaran rangka alat

gerak manusia berbasis metode Montessori memiliki kualitas yang baik dan dapat

membantu siswa dalam memahami materi rangka alat gerak manusia.

B. Pembahasan

1. Prosedur Pengembangan Media Pembelajaran Rangka Alat Gerak

Manusia Berbasis Metode Montessori

Prosedur penelitian dan pengembangan media pembelajaran rangka alat gerak

manusia berbasis metode Montessori menggunakan model penelitian dan

pengembangan dari Borg dan Gall (dalam Sugiyono, 2015: 35-37) yang

dimodifikasi ke dalam enam tahap yaitu, potensi dan masalah, pengumpulan data,

desain produk, validasi produk, revisi produk, dan uji coba produk .

Pada tahap potensi dan masalah, peneliti mencari potensi apa yang di dapat

dari sekolah untuk melakukan penelitian ini dan melakukan analisis identifikasi

masalah dengan cara observasi, wawancara, dan kuesioner. Tahap potensi dan

masalah ini sesuai dengan model penelitian dan pengembangan dari Borg dan

Gall (dalam Sugiyono, 2015: 35-37) yaitu data tentang potensi dan masalah dapat

dicari sendiri maupun berdasarkan laporan penelitian orang lain yang masih up to

date.

121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pada tahap kedua yaitu pengumpulan data yang didapat dari hasil obervasi

dan hasil wawancara. Dari hasil observasi yaitu media pembelajaran yang tersedia

di kelas masih sangat terbatas. Sedangkan hasil yang didapat dari wawancara

yaitu siswa mengalami kesulitan pada materi rangka alat gerak manusia, namun

media yang tersedia di sekolah sudah rusak dan tidak bisa dipakai lagi. Hasil dari

analisis identifikasi masalah tersebut digunakan peneliti sebagai bahan membuat

kuesioner analisis kebutuhan. Hasil dari kuesioner analisis kebutuhan diketahui

bahwa guru dan siswa membutuhkan media pembelajaran IPA materi rangka alat

gerak manusia berbasis metode Montessori. Hal ini dijadikan pertimbangan untuk

mengembangkan media pembelajaran oleh peneliti. Tahap pengumpulan data ini

sesuai dengan model penelitian dan pengembangan dari Borg dan Gall (dalam

Sugiyono, 2015: 35-37) yaitu perlu dikumpulkan informasi yang dapat digunakan

sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat

mengatasi masalah.

Tahap ketiga yaitu desain produk. Pada tahap ini, peneliti membuat desain

produk yang kemudian diberikan masukan oleh ahli, setelah selesai lalu peneliti

mengumpulkan bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan media

pembelajaran. Peneliti kemudian melakukan pengembangan media pembelajaran

berupa replika rangka alat gerak manusia. Tahap desain produk ini sesuai dengan

model penelitian dan pengembangan dari Borg dan Gall (dalam Sugiyono, 2015:

35-37) yaitu pembuatan desain digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan

membuatnya.

122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tahap keempat yaitu validasi produk, media pembelajaran dan album media

pembelajaran yang telah selesai dibuat lalu diuji validitasnya oleh ahli. Tahap

validasi produk ini sesuai dengan model penelitian dan pengembangan dari Borg

dan Gall (dalam Sugiyono, 2015: 35-37) yaitu uji validitas produk dilakukan

dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah

berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang, selanjutnya dapat

diketahui kelemahan dan kekuatannya.

Tahap kelima yaitu revisi produk. setelah produk media pembelajaran dan

album petunjuk penggunaan diuji validitasnya, lalu peneliti melakukan revisi dari

masukan yang diberikan oleh ahli. Tahap revisi produk ini sesuai dengan model

penelitian dan pengembangan dari Borg dan Gall (dalam Sugiyono, 2015: 35-37)

yaitu setelah diuji validitasnya maka akan dapat diketahui kelemahannya.

Kelemahan tersebut selajutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki

produk oleh peneliti.

Tahap keenam yaitu uji coba produk. Produk yang sudah selesai dibuat,

selanjutnya digunakan dalam proses belajar yang diujikan secara terbatas. Tahap

uji coba produk ini sesuai dengan model penelitian dan pengembangan dari Borg

dan Gall (dalam Sugiyono, 2015: 35-37) yaitu produk yang sudah direvisi lalu

dibuat yang selanjutnya dapat diujicobakan.

Replika rangka alat gerak manusia ini berfungsi untuk membantu mengenal

rangka alat gerak manusia beserta fungsinya. Peneliti mengembangkan media

pembelajaran berdasarkan empat ciri media pembelajaran Montessori dan satu ciri

tambahan yaitu kontekstual. Kelima ciri tersebut dapat dilihat pada media

123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pembelajaran rangka alat gerak manusia dengan cara mengamati secara langsung

atau pada penggunaan media pembelajaran saat uji coba lapangan terbatas yang

sesuai dengan ciri media pembelajaran Montessori yang dipaparkan oleh

Montessori (2002: 170-174).

Ciri menarik dapat dilhat dari bentuk media pembelajaran contohnya,

memiliki warna yang cerah pada bagian tulang-tulang rangka alat gerak manusia,

serta penggunaan media pembelajaran yang menarik. Ciri menarik pada media

pembelajaran ini sesuai dengan ciri khusus media pembelajaran Montessori yang

dipaparkan oleh Montessori (2002: 170-174) yaitu media pembelajaran

Montessori dibuat semenarik mungkin dengan memperhatikan pemilihan warna,

bentuk/ukuran yang tepat, dan berat, sehingga siswa tertarik menggunakan media

tersebut.

Ciri bergradasi dapat dilihat dari perbedaan warna pada bagian tulang-tulang

rangka alat gerak manusia. Mulai dari biru tua, abu-abu, jingga, merah, hijau tua,

pink muda, pink tua, kuning, biru muda, coklat tua, hijau muda, coklat muda,

ungu. Ciri bergradasi juga dapat dilihat dari bentuk 3 dimensi replika rangka

manusia. Ciri bergradasi pada media pembelajaran ini sesuai dengan ciri khusus

media pembelajaran Montessori yang dipaparkan oleh Montessori (2002: 174)

yaitu media pembelajaran Montessori memiliki ciri bergradasi dalam hal

rangsangan warna, bentuk, maupun usia anak, selain itu juga bergradasi pada

penggunaan untuk berbagai usia perkembangan anak maupun materi yang dapat

diperoleh dari media pembelajaran yang sama.

124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Ciri auto-education ditunjukkan dengan adanya kartu gambar, kartu nama,

dan kartu fungsi. Pada kartu fungsi memuat penjelasan mengenai fungsi dari

masing-masing tulang pada rangka alat gerak manusia. Kartu ini dapat digunakan

siswa untuk mempelajari materi rangka alat gerak manusia secara mandiri. Ciri

auto-education pada media pembelajaran ini sesuai dengan ciri khusus media

pembelajaran Montessori yang dipaparkan oleh Montessori (2002: 173) yaitu

media pembelajaran Montessori dirancang untuk mengembangkan kemampuan

belajar siswa secara mandiri tanpa ada campur tangan dari orang dewasa.

Ciri auto-correction ditunjukkan dengan adanya kartu control of error. Kartu

ini berisi gambar, nama tulang, dan fungsi tulang. Kartu control of error ini

berfungsi untuk memeriksa kebenaran dari hasil pasangan setiap kartu yang telah

disusun oleh siswa. Ciri auto-correction pada media pembelajaran ini sesuai

dengan ciri khusus media pembelajaran Montessori yang dipaparkan oleh

Montessori (2002: 171) yaitu media pembelajaran Montessori memiliki alat untuk

pengendali kesalahan yang bertujuan agar siswa dapat mengetahui secara mandiri

benar atau salah kegiatan yang telah dilakukan tanpa bantuan orang lain.

Ciri kontekstual dapat dilihat dari bahan pembuatan media pembelajaran yaitu

dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar. Bahan-bahan

yang digunakan yaitu kayu dan kertas. Media pembelajaran ini dibuat dengan

meminta bantuan tukang kayu. Ciri kontekstual pada media pembelajaran ini

sesuai dengan ciri media pembelajaran yang dipaparkan oleh Lillard (2005: 32)

yaitu media pembelajaran yang dikembangkan sesuai dengan lingkungan yang

125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ada di sekitar siswa. Selain itu, media pembelajaran dibuat menggunakan bahan

yang tersedia di lingkungan sekitar siswa.

Selain media pembelajaran, peneliti juga membuat album media

pembelajaran yang dapat digunakan sebagai pedoman penggunaan media

pembelajaran. Setelah selesai, produk siap untuk diuji validitasnya oleh ahli dan

guru.

Media pembelajaran dan album penggunaan media pembelajaran yang telah

diuji validitasnya, digunakan dalam uji coba lapangan terbatas kepada sepuluh

siswa SD N Puren Yogyakarta. Selanjutnya siswa memberikan tanggapan

mengenai produk media pembelajaran yang sudah dikembangkan tersebut sebagai

data utama. Kesepuluh siswa tersebut diberi soal pretest dan posttest sebagai data

pendukung untuk mengetahui perubahan hasil belajar sebelum dan sesudah

menggunakan media pembelajaran.

2. Kualitas Media Pembelajaran Rangka Alat Gerak Manusia Berbasis

Metode Montessori

Kualitas media pembelajaran rangka alat gerak manusia berbasis metode

Montessori dilihat melalui uji validitas produk media pembelajaran yang

dilakukan oleh ahli, guru, dan siswa kelas V. Rerata skor yang diperoleh sebesar

3,77 dengan kategori sangat baik. Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa

media pembelajaran rangka alat gerak manusia yang dikembangkan berdasarkan

empat ciri-ciri media pembelajaran Montessori (Montessori, 2002: 170-174) dan

satu ciri tambahan yaitu kontekstual (Lillard, 2005: 32) memiliki kualitas sangat

baik.

126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Selain data utama berupa hasil uji validitas produk media pembelajaran,

penelitian ini juga didukung dengan data pendukung berupa hasil pretest dan

posttest dalam uji coba lapangan terbatas. Hasil rerata pretest siswa sebesar 61

dan rerata posttest sebesar 94 dengan peningkatan sebesar 33 atau 54,09%, hal ini

dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa melalui nilai posttest menunjukkan

siswa sangat memahami materi pembelajaran yang telah diajarkan. Selain hasil uji

validitas produk dan hasil uji coba terbatas, kualitas media pembelajaran dapat

dilihat dari hasil kuesioner tanggapan siswa yang dapat disimpulkan bahwa siswa

tertarik dan senang menggunakan media pembelajaran rangka alat gerak manusia.

Berdasarkan data di atas diketahui bahwa media pembelajaran rangka alat

gerak manusia berbasis metode Montessori memiliki kualitas sangat baik, yang

memiliki manfaat bagi guru dan siswa. Salah satu manfaat bagi guru yaitu

membantu menarik perhatian dan memotivasi siswa untuk belajar, sedangkan

manfaat bagi siswa yaitu untuk merangsang rasa ingin tahunya untuk belajar

sehingga dapat membantu siswa dalam memahami materi rangka alat gerak

manusia (Suryani dkk, 2018: 14). Hal tersebut sesuai dengan teori Piaget (dalam

Suparno, 2001) yang menyatakan bahwa, usia anak dalam memasuki bangku SD

berada pada tahap perkembangan kognitif operasional konkret (7-11 tahun),

dimana anak belajar menggunakan benda-benda konkret. Dengan penggunaan

media pembelajaran rangka alat gerak manusia berbasis metode Montessori ini

siswa dapat belajar menggunakan benda konkret berupa media pembelajaran

rangka alat gerak manusia berbasis metode Montessori, sehingga nilai posttest

menjadi lebih tinggi.

127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

PENUTUP

Uraian dalam bab ini terdiri dari kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan

saran.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Media pembelajaran rangka alat gerak manusia berbasis metode

Montessori untuk siswa kelas V SD dikembangkan dan dimodifikasi ke

dalam enam langkah, yaitu potensi dan masalah, pengumpulan data, desain

produk, validasi produk, revisi produk, uji coba produk.

2. Kualitas media pembelajaran rangka alat gerak manusia yang

dikembangkan untuk siswa kelas V SD dapat dilihat melalui uji validitas

produk media pembelajaran. Rerata skor uji validitas produk yang didapat

sebesar 3,77 dengan kategori sangat baik. Selain hasil uji validitas produk

media pembelajaran, penelitian ini juga didukung dengan hasil belajar

siswa melalui nilai pretest dan posttest yang menunjukkan bahwa siswa

sangat memahami materi pembelajaran yang diajarkan. Hasil rerata pretest

siswa sebesar 61 dan rerata posttest sebesar 94 dengan rerata peningkatan

sebesar 33 atau 54,09%. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan media

pembelajaran rangka alat gerak manusia dapat membantu siswa dalam

memahami materi rangka alat gerak manusia.

128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu media pembelajaran tidak

memungkinkan dipakai lebih dari lima siswa secara bersamaan karena untuk

memudahkan siswa dalam memahami penggunaan media, sehingga selama uji

coba terbatas sepuluh siswa dibagi menjadi dua kelompok dalam belajar

menggunakan media pembelajaran.

C. Saran

Saran yang dapat dijadikan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya yaitu

media pembelajaran rangka alat gerak manusia perlu dikembangkan lebih dari

satu untuk meningkatkan keefektifan waktu pemakaian saat uji coba produk.

129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Isi dan Standar Kompetensi
Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar. Jakarta: BP. Cipta Jaya.

Creswell, J. W. (2012). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan


Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dwiasmoro, C. A. K. (2017). Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD


Materi Daur Hidup Hewan Berbasis Metode Montessori. Skripsi,
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Gutex, G. L. (2013). Metode Montessori: Panduan Wajib untuk Guru dan


Orangtua Didik PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Iskandar, S. M. (2001). Pendidikan IPA II. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementrian


Pendidikan Nasional.

Jalinus, N., & Ambiyar. (2016). Media & Sumber Pembelajaran. Jakarta:
Kencana.

Kosasih, E. (2014). Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum


2013. Bandung: Yrama Widya.

Lillard, A. S. (1996). Montessori Today: A Comprehensive Approach to


Education from Birth to Adulthood. New York: Schocken Books.

___________. (2005). Montessori: The Science behind The Genius. New York:
Oxford University Press.

Mariana, I. M., & Praginda, W. (2009). Hakikat IPA dan Pendidikan IPA untuk
Guru SD. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan IPA (PPPPTK IPA).

Maryanto. (2017). Tematik Tema 1: Organ Gerak Hewan dan Manusia Buku
Siswa SD/MI Kelas V. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Meggitt, C. (2013). Memahami Perkembangan Anak. Diterjemahkan oleh Agnes


Theodora. Jakarta: PT Indeks.

130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Montessori, M. (2002). The Montessori Method. New York: Frederick A. Stokes


Company.

Munadi, Y. (2010). Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press.

Mustika, F. W. (2017). Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD Materi


Indera Pendengaran Manusia Berbasis Metode Montessori. Skripsi,
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Nugrahanta, G. A., Rismiati, C., Anugrahana, A., & Kurniastuti, I. (2016).


Pengembangan Alat Peraga Matematika Berbasis Metode Montessori
Papan Dakon Operasi Bilangan Bulat Untuk Siswa SD. Universitas Sanata
Dharma Vol. 20 No (2) Diakses pada tanggal 31 Januari 2019, dari
http://e-journal.usd.ac.id/index.php/JP/article/view/863.

Peraturan Pemerintah. (2011). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional.


Yogyakarta: PT Pustaka Pelajar.

Samatowa, U. (2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks.

Suardi, M. (2012). Pengantar Pendidikan Teori dan Aplikasi. Jakarta Barat: PT


Indeks.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian & Pengembangan. Bandung: Alfabeta.

_______. (2016). Metode Penelitian & Pengembangan. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Sumantoro. (2009). Ayo Belajar IPA Kelas 4 SD Edisi Revisi. Yogyakarta:


Kanisius.

Sunarto, H. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.

Suparno, P. (2001). Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta:


Kanisius.

Supratiknya, A. (2012). Penilaian Hasil Belajar dengan Teknik Nontes.


Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Suryani, N., Setiawan, A., & Putri, A. (2018). Media Pembelajaran Inovatif dan
Pengembangannya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:


Kencana Prenada Media Group.

131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Sutrisno. (2017). Buku Referensi Pendalaman Materi Tema 1: Organ Gerak


Hewan dan Manusia. Solo: Persada Ilmu.

Trianto. (2012). Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan


Implementasi dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: PT
Bumi Aksara.

Utami, V. (2017). Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD Materi


Pertumbuhan Biji Menjadi Tanaman Manusia Berbasis Metode
Montessori. Skripsi, Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Widoyoko, S. E. P. (2014). Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

________________. (2015). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wonorahardjo, S. (2010). Dasar-Dasar Sains: Menciptakan Masyarakat Sadar


Sains. Jakarta: PT Indeks.

Yusuf, S., & Sugandhi, N. (2011). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:


Rajawali Pers.

Zuneldi, O. D., & Parulian, M. (2011). IPA Ilmu Pengetahuan Alam SD Kelas 4.
Jakarta: Yudhistira.

132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN

133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN IDENTIFIKASI MASALAH

Lampiran 1.1 Lembar hasil observasi pembelajaran IPA

134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1.2 Transkrip wawancara dengan Kepala Sekolah

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH

Peneliti : Yang pertama saya mau bertanya tentang prestasi apa saja
yang telah diraih oleh siswa selama satu tahun terakhir
dalam bidang akademik ya pak?

Kepala Sekolah : Untuk bidang akademik kemarin di tingkat kecamatan


juara lomba MTQ dan OSN.

Peneliti : Sedangkan untuk bidang non akademiknya apa saja ya


pak?

Kepala Sekolah : Untuk bidang non akademik kemarin mendapat juara 1


lomba karate putra mbak.

Peneliti : Apakah ada lagi pak?

Kepala Sekolah : Kalau di luar banyak mbak, tidak resmi dinas. Ada lomba
taekwondo juara 1 dan lomba silat.

Peneliti : Bagaimana hasil nilai UN yang diraih oleh siswa selama


tingkat kecamatan. lima tahun terakhir dalam bidang IPA ya
pak?

Kepala Sekolah : O kalau IPA kita selama 3 tahun lalu rangkingnya masuk
di 10 besar. Sedangkan kemarin itu rangking 11.

Peneliti : Lalu bagaimana hasil nilai UN mata pelajaran IPA jika


dibandingkan dengan mata pelajaran lain? Apakah lebih
tinggi atau lebih rendah?

Kepala Sekolah : Kalau untuk mata pelajaran IPA lebih tinggi mbak
dibandingkan dengan mata pelajaran lain.

136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Peneliti : Media pembelajaran IPA apa saja yang sudah tersedia di


sekolah ya pak?

Kepala Sekolah : Kalau media di sini masih dibilang terbatas mbak, ada KIT
IPA, terus alat-alat praktikum ada, dan ada torso tapi sudah
rusak mbak tidak bisa digunakan lagi.

Peneliti : Apakah media pembelajaran yang sudah ada disimpan dan


dirawat dengan baik ya pak?

Kepala Sekolah : Ya, tentu kami simpan dan rawat dengan baik.
Dimasukkan kotak box, ada yang di kelas, di gudang dan
ada yang di perpus.

Peneliti : Dari mana sekolah memperoleh media pembelajaran,


apakah dari hibah atau guru sendiri yang membuatnya ya
pak?

Kepala Sekolah : Kalau yang ini dari bantuan dinas mbak, kalau individu
guru buatnya pas untuk pembelajaran dan untuk medianya
juga sederhana bukan yang kompleks.

Peneliti : Jika guru pernah membuat media pembelajaran, contoh


media pembelajaran apa saja yang pernah dibuat oleh guru?

Kepala Sekolah : Salah satunya materi fotosintesis mbak, dalam bentuk


video.

Peneliti : Faktor apa saja yang harus diperhatikan dalam pengadaan


media pembelajaran ya pak?

Kepala Sekolah : Yang jelas karakter siswa, kedalaman materi yang mau
diajarkan, terus ketersediaan bahan.

Peneliti : Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA selama ini


pak?

137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kepala Sekolah : Berjalan lancar, tidak ada kendala bahkan ada beberapa
pembelajaran yang dilakukan di luar dengan cara anak
memecahkan permasalahan.

Peneliti : Oh di luar kelas ya pak?

Kepala Sekolah : Iya mbak di luar kelas.

Peneliti : Terus bagaimana penggunaan media dalam pembelajaran


IPA?

Kepala Sekolah : Maksudnya penggunaan gimana mbak?

Peneliti : Penggunaan saat di kelas pak

Kepala Sekolah : Oh ya medianya disesuaikan dengan materi ajar yang akan


disampaikan pada pembelajaran itu mbak, namun karena
media pembelajaran disini sangat terbatas jadi pembelajaran
kurang optimal.

Peneliti : Dalam penggunaan media pembelajaran, berapakah


jumlah siswa untuk satu media pembelajarannya ya pak?

Kepala Sekolah : Misal jika medianya ada banyak ya bisa 5-6 siswa dalam
satu media, tapi jika hanya ada 1 media ya untuk 1 kelas
mbak.

Peneliti : Selama ini bagaimana respon siswa terhadap penggunaan


media pembelajaran pak? Apakah anak antusias atau biasa
saja?

Kepala Sekolah : Jelas antusias kalau pakai media, daripada ceramah lebih
antusias jika menggunakan media pembelajaran. Kemarin
belum lama kan kelas IV ada percobaan tentang gaya dan
gerak, itu dengan media yang sederhana saja anak-anak
sudah bisa bekerja dengan sendiri. Jadi anak-anak bisa

138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

memecahkan masalah sendiri, anak jadi tahu misalnya


gerak itu apa terus gaya itu apa, semua karena dengan
praktek itu.

Peneliti : Bagaimana tingkat pemahaman siswa terhadap materi


dalam pembelajaran IPA setelah menggunakan media?

Kepala Sekolah : Karena media itu sifatnya sebagai pendukung pemahaman


materi, yang jelas siswa lebih memahami materi
pembelajaran kalau menggunakan media pembelajaran
tersebut.

Peneliti : Apakah sebelumnya disini pernah dilakukan penelitian


yang berkaitan dengan media pembelajaran ya pak?

Kepala Sekolah : Kalau media pembelajaran sering mbak. Dari Sadhar,


UNY juga ada.

Peneliti : Proses penelitian yang biasanya dilakukan oleh


mahasiswa yang sebelumnya itu bagaimana ya pak?

Kepala Sekolah : Penelitiannya ada yang R&D, dia menggunakan sekolah


ini sebagai uji skala kecilnya, terus ada yang menggunakan
sebagai uji efektivitasnya. Jadi kan pelakunya berbeda
antara berbagai penelitian disini.

Peneliti : Oh ya baik pak. Terimakasih untuk ketersediaan waktu


bapak untuk diwawancarai.

Kepala Sekolah : Ya sama-sama mbak.

139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1.3 Transkrip wawancara dengan guru

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN GURU

Peneliti : Pertanyaan pertama, alat peraga IPA apa saja yang sudah ada di
kelas V pak?

Guru : Kalau media pembelajaran yang terdapat di kelas tu seperti alat


peraga paru-paru buatan, alat peraga untuk materi suhu, selain itu
ada torso manusia namun sudah rusak mbak.

Peneliti : Bapak pernah tidak membuat sendiri media pembelajaran untuk


materi IPA?

Guru : Pernah mbak.

Peneliti : Media apa saja pak?

Guru : Untuk materi IPA saya pernah membuat alat peraga paru-paru
buatan, selain itu saya juga memperlihatkan video terkait materi
tertentu, dan biasanya saya memberikan gambaran buat di papan
tulis.

Peneliti : Kalau untuk penggunaan medianya, biasanya satu media


pembelajaran digunakan oleh berapa siswa pak?

Guru : Untuk alat peraga paru-paru buatan saya hanya membuat 1 media
dan dipakai oleh semua siswa secara bergantian karena
keterbatasan jumlah media yang ada.

Peneliti : Ohh, begitu pak. Hmm pernah gak bapak menggunakan media
pembelajaran untuk IPA dan media apa saja yang pernah dipakai?

140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Guru : Pernah mbak, ya seperti media paru-paru buatan itu, selain itu
KIT IPA untuk belajar organ pencernaan manusia yang disediakan
oleh sekolah.

Peneliti : Ohh, begitu pak. Tapi sering menggunakan media pembelajaran


atau tidak?

Guru : Jarang mbak karena ketersediaan media pembelajaran terbatas.


Tergantung materinya juga mbak, kalo memang memungkinkan
suatu materi itu dibuat media dan saya sempat membuat media ya
saya pakai, selain itu ketika ada praktikum saya juga terkadang
meminta siswa untuk membawa alat dan bahan yang akan
digunakan dalam praktikum tersebut. Kalo enggak ya saya
menjelaskan materi dan siswa melihat gambar yang ada di buku
paket.

Peneliti : Ohh, begitu pak, alasan bapak menggunakan media pembelajaran


itu apa saja pak?

Guru : Ya untuk membantu siswa dalam memahami materi dan


mengkonkretkan materi yang abstrak. Pernah mbak saya tidak
menggunakan media dan hanya menjelaskan dengan metode
ceramah siswa kesulitan dalam memahami materi.

Peneliti : Pengaruh media pembelajaran terhadap siswa dalam memahami


materi IPA bagaimana pak?

Guru : Ya mereka sangat terbantu dalam proses pembelajaran dan juga


lebih mudah mengingat materi yang dipelajari.

Peneliti : Respon siswa bagaimana ya pak?

Guru : Jelas sekali sangat antusias mbak, selain itu pembelajaran juga
menjadi tidak membosankan dan mereka sangat menyukai belajar
menggunakan media.

141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Peneliti : Untuk kemandirian dan keaktifan siswa dalam menggunakan


media pembelajaran bagaimana ya pak?

Guru : Untuk itu biasanya saya minta beberapa orang maju dan
menjelaskan menggunakan media, beberapa dari mereka sangat
antusias dan rebutan untuk maju.

Peneliti : Ohh, begitu pak, untuk penggunaan medianya itu, apakah siswa
dapat menemukan kesalahnnya sendiri?

Guru : Kalau untuk menemukan kesalahan sendiri itu masih belum


mbak.

Peneliti : Pernah nggak bapak mengalami kesulitan dalam menyampaikan


materi pembelajaran IPA?

Guru : Pernah mbak.

Peneliti : Apa pak alasannya?

Guru : Untuk materi yang bersifat abstrak sih mbak yang sulit itu karena
sulit dijelaskan tanpa bantuan media yang lebih konkret. Seperti
materi alat gerak manusia, sistem pencernaan manusia dan hewan,
sistem peredaran darah manusia dan lain sebagainya. Semua materi
itu kan berada didalam tubuh mbak jadi sulit untuk dilihat siswa.

Peneliti : Ohh, untuk keaktifan siswa dan pencapaian hasil pembelajaran


IPA bagaimana pak?

Guru : Untuk keaktifan biasanya saat penggunaan media siswa aktif


mbak, kalau untuk pencapaian hasil belajar siswa itu tergantung
kemampuan siswa nya mbak karna tentunya setiap siswa
mempunyai kemampuan daya tangkap yang berbeda-beda dan itu
juga tentunya menjadi kesulitan sekaligus tantangan bagi saya.

142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Peneliti : Faktor apa saja sih pak yang biasanya menyebabkan mereka
kesulitan dalam belajar?

Guru : Biasanya dari materi yang bersifat abstrak. Seperti objek-objek


yang berada di dalam tubuh manusia/hewan. Selain itu juga
menghapal istilah-istilah nama organ nya mbak.

Peneliti : Kira-kira berapa siswa ya pak yang mengalami kesulitan dalam


belajar IPA?

Guru : Ya kira-kira setengah dari jumlah siswa dikelas mbak, apalagi ini
termasuk kelas gendut dengan jumlah siswa 35 anak.

Peneliti : Hmmm… Usaha apa saja yang bapak lakukan untuk mengatasi
siswa yang kesulitan tersebut?

Guru : Terkadang saya harus mengulangi penjelasan materinya mbak.

Peneliti : Ohh begitu, lalu bagaimana keberhasilan ibu dalam mengatasi


kesulitan yang dialami siswa tersebut?

Guru : Ya tentu saja menjadi lebih paham mbak, namun tidak bisa
langsung cepat tetapi secara bertahap. Terkadang saya memberikan
beberapa pertanyaan untuk melihat sejauh mana pemahaman
mereka terhadap penjelasan saya.

Peneliti : Baik Pak kalau begitu terimakasih sudah menyempatkan


waktunya untuk kita wawancarai.

Guru : Iya mbak sama-sama.

143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1.4 Transkrip wawancara dengan siswa

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN SISWA

Peneliti : Halo selamat siang dik. Bisa minta waktunya sebentar buat
wawancara?

Siswa : Iya bisa mbak.

Peneliti : Mbak mau tanya apakah kamu senang kalau ada pelajaran IPA?

Siswa : Senang banget mbak.

Peneliti : Senang? Kenapa kok kamu senang dengan pelajaran IPA?

Siswa : Karena pelajarannya lebih mudah dan menarik ada percobaan-


percobaannya mbak.

Peneliti : Apakah pak gurumu pernah menggunakan media pembelajaran


dalam pembelajaran IPA dik?

Siswa : Pernah mbak.

Peneliti : Contohnya media pembelajarannya apa hayo?

Siswa : Ada organ tubuh, paru-paru buatan mbak.

Peneliti : Apakah kamu tertarik dengan media pembelajaran yang


digunakan pak guru?

Siswa : Iya tertarik mbak.

Peneliti : Alasannya kamu jadi tertarik apa?

Siswa : Karena suka dengan media pembelajaran itu mbak,


menyenangkan juga.

144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Peneliti : Pak gurumu sering nggak menggunakan media pembelajaran saat


pembelajaran IPA?

Siswa : Jarang mbak.

Peneliti : Apakah dengan menggunakan media pembelajaran dapat


membantu kamu memahami materi pembelajaran IPA?

Siswa : Iya mbak.

Peneliti : Kenapa dik?

Siswa : Soalnya kalau pakai media aku mudeng mbak, kalau nggak pake
aku malah bingung.

Peneliti : Kamu senang nggak menggunakan media saat pembelajaran IPA?

Siswa : Senanglah, karena jadi lebih mudah mbak.

Peneliti : Apakah kamu pernah mengalami kesulitan saat belajar IPA?

Siswa : Pernah.

Peneliti : Alasannya apa?

Siswa : Karena materinya susah dipahami mbak.

Peneliti : Menurut kamu materi apa yang sulit dalam pembelajaran IPA?

Siswa : Itu mbak tentang alat gerak manusia.

Peneliti : Kenapa kok sulit?

Siswa : Ngapalin namanya banyak banget jadi susah mbak.

Peneliti : Terus kalau ada yang kesulitan seperti itu pak gurumu bagaimana
dik?

Siswa : Ya mengulangi materi pembelajaran lagi mbak.

145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Peneliti : Oh ya sudah dik. Wawancaranya sudah selesai, terimakasih ya dik


sudah mau diwawancarai.

Siswa : Iya mbak sama-sama.

146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN 2 INSTRUMEN ANALISIS KEBUTUHAN

Lampiran 2.1 Lembar hasil pengisian kuesioner analisis kebutuhan guru

147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 2.2 Lembar hasil pengisian kuesioner analisis kebutuhan siswa

150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN 3 INSTRUMEN TES

Lampiran 3.1 Lembar hasil uji validitas isi instrumen tes oleh ahli

154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3.2 Lembar hasil uji validitas konstruk instrumen tes oleh ahli

156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3.3 Lembar hasil pengerjaan soal tes oleh siswa dalam uji empiris

160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3.4 Output SPSS untuk perhitungan validitas dan reliabilitas instrumen

tes

Correlations
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021
VAR00001 Pearson
1 ,452 -,161 -,237 .829** .659** ,452 ,443 ,342 ,318 ,452 ,207 .739** -,161 -,237 .650** .829** ,452 -,161 -,161 .752**
Correlation
Sig. (2-
,091 ,566 ,396 ,000 ,008 ,091 ,098 ,211 ,248 ,091 ,459 ,002 ,566 ,396 ,009 ,000 ,091 ,566 ,566 ,001
tailed)
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
VAR00002 Pearson
,452 1 -,134 -,196 .583* ,452 .583* -,134 ,200 ,452 .583* -,196 ,272 -,134 -,196 .784** .583* .583* -,134 -,134 .602*
Correlation
Sig. (2-
,091 ,635 ,484 ,022 ,091 ,022 ,635 ,474 ,091 ,022 ,484 ,326 ,635 ,484 ,001 ,022 ,022 ,635 ,635 ,018
tailed)
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
VAR00003 Pearson
-,161 -,134 1 -,105 -,134 -,161 -,134 -,071 ,286 -,161 .535* -,105 -,218 -,071 -,105 -,105 -,134 -,134 -,071 -,071 -,051
Correlation
Sig. (2-
,566 ,635 ,710 ,635 ,566 ,635 ,800 ,302 ,566 ,040 ,710 ,435 ,800 ,710 ,710 ,635 ,635 ,800 ,800 ,856
tailed)
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
VAR00004 Pearson
-,237 -,196 -,105 1 -,196 -,237 -,196 -,105 -,367 -,237 -,196 -,154 -,320 -,105 -,154 -,154 -,196 -,196 -,105 -,105 -,281
Correlation
Sig. (2-
,396 ,484 ,710 ,484 ,396 ,484 ,710 ,179 ,396 ,484 ,584 ,245 ,710 ,584 ,584 ,484 ,484 ,710 ,710 ,311
tailed)
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
VAR00005 Pearson
.829** .583* -,134 -,196 1 .829** .583* .535* .535* ,452 .583* ,294 .612* -,134 -,196 .784** 1.000** .583* -,134 -,134 .907**
Correlation
Sig. (2-
,000 ,022 ,635 ,484 ,000 ,022 ,040 ,040 ,091 ,022 ,287 ,015 ,635 ,484 ,001 0,000 ,022 ,635 ,635 ,000
tailed)
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
VAR00006 Pearson
.659** ,452 -,161 -,237 .829** 1 ,452 ,443 ,342 ,318 ,452 ,207 ,431 -,161 -,237 .650** .829** ,452 -,161 -,161 .713**
Correlation
Sig. (2-
,008 ,091 ,566 ,396 ,000 ,091 ,098 ,211 ,248 ,091 ,459 ,109 ,566 ,396 ,009 ,000 ,091 ,566 ,566 ,003
tailed)
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
VAR00007 Pearson
,452 .583* -,134 -,196 .583* ,452 1 -,134 ,200 .829** .583* -,196 .612* -,134 ,294 .784** .583* 1.000** -,134 .535* .820**
Correlation
Sig. (2-
,091 ,022 ,635 ,484 ,022 ,091 ,635 ,474 ,000 ,022 ,484 ,015 ,635 ,287 ,001 ,022 0,000 ,635 ,040 ,000
tailed)
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
VAR00008 Pearson * ** *
,443 -,134 -,071 -,105 .535 ,443 -,134 1 ,286 -,161 -,134 .681 ,327 -,071 -,105 -,105 .535 -,134 -,071 -,071 ,298
Correlation
Sig. (2-
,098 ,635 ,800 ,710 ,040 ,098 ,635 ,302 ,566 ,635 ,005 ,234 ,800 ,710 ,710 ,040 ,635 ,800 ,800 ,280
tailed)
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
VAR00009 Pearson
,342 ,200 ,286 -,367 .535* ,342 ,200 ,286 1 ,342 .535* ,419 ,327 ,286 -,367 ,419 .535* ,200 -,250 -,250 .555*
Correlation
Sig. (2-
,211 ,474 ,302 ,179 ,040 ,211 ,474 ,302 ,211 ,040 ,120 ,234 ,302 ,179 ,120 ,040 ,474 ,369 ,369 ,032
tailed)
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
VAR00010 Pearson ** ** ** **
,318 ,452 -,161 -,237 ,452 ,318 .829 -,161 ,342 1 ,452 ,207 .739 -,161 ,207 .650 ,452 .829 -,161 ,443 .752**
Correlation
Sig. (2-
,248 ,091 ,566 ,396 ,091 ,248 ,000 ,566 ,211 ,091 ,459 ,002 ,566 ,459 ,009 ,091 ,000 ,566 ,098 ,001
tailed)
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
VAR00011 Pearson
,452 .583* .535* -,196 .583* ,452 .583* -,134 .535* ,452 1 -,196 ,272 -,134 -,196 .784** .583* .583* -,134 -,134 .689**
Correlation
Sig. (2-
,091 ,022 ,040 ,484 ,022 ,091 ,022 ,635 ,040 ,091 ,484 ,326 ,635 ,484 ,001 ,022 ,022 ,635 ,635 ,004
tailed)
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
VAR00012 Pearson **
,207 -,196 -,105 -,154 ,294 ,207 -,196 .681 ,419 ,207 -,196 1 ,480 -,105 -,154 -,154 ,294 -,196 -,105 -,105 ,233
Correlation
Sig. (2-
,459 ,484 ,710 ,584 ,287 ,459 ,484 ,005 ,120 ,459 ,484 ,070 ,710 ,584 ,584 ,287 ,484 ,710 ,710 ,404
tailed)
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
VAR00013 Pearson
.739** ,272 -,218 -,320 .612* ,431 .612* ,327 ,327 .739** ,272 ,480 1 -,218 ,080 ,480 .612* .612* -,218 ,327 .769**
Correlation
Sig. (2-
,002 ,326 ,435 ,245 ,015 ,109 ,015 ,234 ,234 ,002 ,326 ,070 ,435 ,777 ,070 ,015 ,015 ,435 ,234 ,001
tailed)
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
VAR00014 Pearson
-,161 -,134 -,071 -,105 -,134 -,161 -,134 -,071 ,286 -,161 -,134 -,105 -,218 1 -,105 -,105 -,134 -,134 -,071 -,071 -,121
Correlation
Sig. (2-
,566 ,635 ,800 ,710 ,635 ,566 ,635 ,800 ,302 ,566 ,635 ,710 ,435 ,710 ,710 ,635 ,635 ,800 ,800 ,667
tailed)
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
VAR00015 Pearson
-,237 -,196 -,105 -,154 -,196 -,237 ,294 -,105 -,367 ,207 -,196 -,154 ,080 -,105 1 -,154 -,196 ,294 -,105 .681** -,024
Correlation
Sig. (2-
,396 ,484 ,710 ,584 ,484 ,396 ,287 ,710 ,179 ,459 ,484 ,584 ,777 ,710 ,584 ,484 ,287 ,710 ,005 ,932
tailed)
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
VAR00016 Pearson
.650** .784** -,105 -,154 .784** .650** .784** -,105 ,419 .650** .784** -,154 ,480 -,105 -,154 1 .784** .784** -,105 -,105 .849**
Correlation
Sig. (2-
,009 ,001 ,710 ,584 ,001 ,009 ,001 ,710 ,120 ,009 ,001 ,584 ,070 ,710 ,584 ,001 ,001 ,710 ,710 ,000
tailed)
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
VAR00017 Pearson
.829** .583* -,134 -,196 1.000** .829** .583* .535* .535* ,452 .583* ,294 .612* -,134 -,196 .784** 1 .583* -,134 -,134 .907**
Correlation
Sig. (2-
,000 ,022 ,635 ,484 0,000 ,000 ,022 ,040 ,040 ,091 ,022 ,287 ,015 ,635 ,484 ,001 ,022 ,635 ,635 ,000
tailed)
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
VAR00018 Pearson
,452 .583* -,134 -,196 .583* ,452 1.000** -,134 ,200 .829** .583* -,196 .612* -,134 ,294 .784** .583* 1 -,134 .535* .820**
Correlation
Sig. (2-
,091 ,022 ,635 ,484 ,022 ,091 0,000 ,635 ,474 ,000 ,022 ,484 ,015 ,635 ,287 ,001 ,022 ,635 ,040 ,000
tailed)
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
VAR00019 Pearson
-,161 -,134 -,071 -,105 -,134 -,161 -,134 -,071 -,250 -,161 -,134 -,105 -,218 -,071 -,105 -,105 -,134 -,134 1 -,071 -,191
Correlation
Sig. (2-
,566 ,635 ,800 ,710 ,635 ,566 ,635 ,800 ,369 ,566 ,635 ,710 ,435 ,800 ,710 ,710 ,635 ,635 ,800 ,495
tailed)
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
VAR00020 Pearson
-,161 -,134 -,071 -,105 -,134 -,161 .535* -,071 -,250 ,443 -,134 -,105 ,327 -,071 .681** -,105 -,134 .535* -,071 1 ,159
Correlation
Sig. (2-
,566 ,635 ,800 ,710 ,635 ,566 ,040 ,800 ,369 ,098 ,635 ,710 ,234 ,800 ,005 ,710 ,635 ,040 ,800 ,572
tailed)
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
VAR00021 Pearson ** * ** ** ** * ** ** ** ** ** **
.752 .602 -,051 -,281 .907 .713 .820 ,298 .555 .752 .689 ,233 .769 -,121 -,024 .849 .907 .820 -,191 ,159 1
Correlation
Sig. (2-
,001 ,018 ,856 ,311 ,000 ,003 ,000 ,280 ,032 ,001 ,004 ,404 ,001 ,667 ,932 ,000 ,000 ,000 ,495 ,572
tailed)
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
.850 20

163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3.5 Lembar hasil uji keterbacaan instrumen tes oleh siswa

164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3.6 Lembar hasil pengerjaan pretest

167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3.7 Lembar hasil pengerjaan posttest

169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN 4 UJI VALIDITAS PRODUK

Lampiran 4.1 Lembar hasil uji validitas kuesioner tanggapan mengenai produk

oleh ahli

171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4.2 Lembar hasil uji validitas kuesioner tanggapan mengenai media

pembelajaran oleh siswa

177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4.3 Lembar hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan mengenai

media pembelajaran oleh siswa

183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4.4 Lembar hasil uji validitas produk media pembelajaran oleh ahli

186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

189
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4.5 Lembar hasil uji validitas album penggunaan media pembelajaran

oleh ahli

190
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

191
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

192
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

193
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4.6 Lembar hasil tanggapan mengenai produk media pembelajaran oleh

siswa

194
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

195
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN 5 SURAT PENELITIAN

Lampiran 5.1 Surat izin penelitian

196
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 5.2 Surat keterangan telah melaksanakan penelitian

197
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 6 Album Media Pembelajaran Alat Gerak Manusia

ALBUM PETUNJUK PENGGUNAAN MEDIA


PEMBELAJARAN RANGKA ALAT GERAK
MANUSIA BERBASIS METODE MONTESSORI

Disusun Oleh:

Nama : Intan Tri Hapsari/ PGSD-USD/ 151134022

Dosen I : Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc.

Dosen II : Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A.

198
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan
album “Petunjuk Penggunaan Media Pembelajaran Rangka Alat Gerak Manusia
Berbasis Metode Montessori” dengan lancar.
Penulisan album ini digunakan sebagai salah satu bagian dari skripsi
berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD Materi Rangka Alat Gerak
Manusia Berbasis Metode Montessori”. Peneliti menyadari bahawa tanpa ada
bantuan, bimbingan, arahan dan dukungan dari berbagai pihak sehingga penulisan
album ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, kemudahan, kelancaran dan
semangat spiritual dalam mengerjakan skripsi ini.
2. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing
Skripsi I yang mendampingi, mengarahkan, memberi semangat kepada saya
selama proses penelitian hingga penyusunan skripsi dan album media
pembelajaran.
3. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. selaku Dosen Pembimbing Skripsi II
yang mendampingi, mengarahkan, memberi semangat kepada saya selama
proses penelitian hingga penyusunan skripsi dan album media pembelajaran.
Peneliti menyadari bahwa penyusunan album ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan album ini. Akhir kata, peneliti berharap album
ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.
Yogyakarta, 7 Januari 2020

Peneliti

Intan Tri Hapsari

199
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGENALAN MEDIA PEMBELAJARAN RANGKA ALAT GERAK

MANUSIA BERBASIS METODE MONTESSORI

Media pembelajaran rangka alat gerak manusia terdiri dari tiga komponen.

Komponen tersebut diantaranya replika kerangka manusia, kartu materi, dan

kotak penyimpanan media.

1. Replika Rangka Alat Gerak Manusia

Replika rangka alat gerak manusia berbahan dasar plastik yang memiliki

13 warna yang berbeda di setiap tulang bagian alat gerak. Hal ini untuk

membedakan nama dan fungsi antar tulang rangka alat gerak manusia.

Gambar 1. Replika rangka alat gerak manusia

2. Kartu Materi

Kartu materi terdiri dari empat yaitu kartu gambar, kartu nama, kartu

fungsi, kartu pengendali kesalahan/control of error, dan kartu soal. Kartu

200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pengendali kesalahan merupakan gabungan dari kartu gambar, kartu nama,

dan kartu fungsi. Kartu gambar bergaris tepi warna merah, kartu nama

bergaris tepi warna kuning, kartu fungsi bergaris tepi warna biru, dan kartu

soal bergaris tepi warna hijau.

Gambar 2. Kartu gambar, kartu nama, Gambar 3. Kartu control of

dan kartu fungsi error

Gambar 4. Kartu soal

3. Kotak Penyimpanan Media

Kartu penyimpanan media pembelajaran berbentuk seperti lemari. Kotak

paling atas sebagai tempat penyimpanan replika rangka alat gerak manusia,

201
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kotak yang ditengah berisi kartu gambar; kartu nama; dan kartu fungsi, untuk

kotak paling bawah berisi kartu control of error dan kartu soal

Gambar 5. Kotak penyimpanan Gambar 6. Kotak penyimpanan

posisi tertutup posisi terbuka

202
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PETUNJUK PENGGUNAAN

MEDIA PEMBELAJARAN RANGKA ALAT GERAK MANUSIA

Materi Pembelajaran Rangka Manusia


Submateri Bagian Alat Gerak Manusia
Tujuan Menjelaskan nama-nama tulang dan fungsinya pada
rangka alat gerak manusia
Syarat Siswa mengenal apa itu tulang dan apa itu alat gerak
manusia
Usia 11 tahun (kelas V SD)
Media Pembelajaran 1. Replika rangka alat gerak manusia
2. Kartu gambar, kartu nama, kartu fungsi
3. Kartu soal
Pengendali Kesalahan Kartu control of error

Persiapan Pertama

1. Guru mengajak siswa untuk belajar bersama dengan berkata “Hari ini kita

akan belajar rangka manusia khususnya pada rangka alat gerak. Mari kita

belajar bersama dengan menggunakan media pembelajaran rangka alat

gerak manusia”.

2. Guru mengarahkan siswa untuk mengambil media pembelajaran rangka

alat gerak manusia dari rak/tempat penyimpanan dengan berkata “Mari

bantu ibu membawa media pembelajaran rangka alat gerak manusia ke

meja kerja”.

3. Guru mengarahkan siswa dalam membawa media pembelajaran rangka

alat gerak manusia ke meja kerja.

203
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 7. Peragaan guru membawa media pembelajaran rangka

alat gerak manusia

4. Siswa mengambil media pembelajaran rangka alat gerak manusia dari

tempat penyimpanan.

5. Siswa meletakkan media pembelajaran rangka alat gerak manusia di atas

meja kerja.

6. Guru mengarahkan siswa untuk duduk di samping kirinya.

Gambar 8. Peragaan guru mengarahkan siswa untuk duduk

di samping kirinya

204
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7. Guru membuka kotak penyimpanan media pembelajaran rangka alat gerak

manusia.

8. Guru menjelaskan satu per satu kotak yang terdapat dalam kotak

penyimpanan media dengan berkata “kotak paling atas dan paling besar

digunakan untuk menyimpan rangka alat gerak manusia, kotak yang

berada di tengah dari ujung kiri untuk menyimpan kartu gambar lalu

sampingnya kartu nama dan paling kanan kartu fungsi, dan kotak paling

bawah berfungsi untuk menyimpan kartu control of error”.

Latihan Pertama

9. Guru memperlihatkan cara mengeluarkan rangka alat gerak manusia dari

lemari penyimpanan.

Gambar 9. Peragaan guru cara mengeluarkan rangka alat

gerak manusia dari lemari penyimpanan

10. Guru menjelaskan pengertian rangka “rangka adalah susunan dari

beberapa tulang yang saling menyambung satu sama lainnya sehingga

membentuk tubuh. Rangka manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu rangka

205
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kepala (tengkorak), rangka badan, dan rangka alat gerak”, sambil

menunjukkan setiap bagiannya.

Gambar 10. Peragaan guru menunjukkan bagian rangka kepala

Gambar 11. Peragaan guru menunjukkan bagian rangka badan

11. Guru menjelaskan bahwa “rangka alat gerak manusia terdiri dari dua

bagian, yaitu rangka alat gerak atas (tangan) dan rangka alat gerak bawah

(kaki)”.

206
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 12. Peragaan guru menunjukkan bagian rangka alat gerak atas

Gambar 13. Peragaan guru menunjukkan bagian rangka alat gerak bawah

12. Guru mengenalkan kepada siswa dengan berkata “bagian yang berwarna

biru tua adalah tulang lengan atas” sambil menunjukkan tulang lengan

atas.

Gambar 14. Peragaan guru menunjukkan tulang lengan atas

207
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13. Guru mengenalkan kepada siswa dengan berkata “bagian yang berwarna

abu-abu adalah tulang pengumpil” sambil menunjukkan tulang pengumpil.

Gambar 15. Peragaan guru menunjukkan tulang pengumpil

14. Guru mengenalkan kepada siswa dengan berkata “bagian yang berwarna

oranye adalah tulang hasta” sambil menunjukkan tulang hasta.

Gambar 16. Peragaan guru menunjukkan tulang hasta

15. Guru mengenalkan kepada siswa dengan berkata “bagian yang berwarna

merah adalah tulang pergelangan tangan” sambil menunjukkan tulang

pergelangan tangan.

208
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 17. Peragaan guru menunjukkan tulang pergelangan tangan

16. Guru mengenalkan kepada siswa dengan berkata “bagian yang berwarna

hijau tua adalah tulang telapak tangan” sambil menunjukkan tulang

telapak tangan.

Gambar 18. Peragaan guru menunjukkan tulang telapak tangan

17. Guru mengenalkan kepada siswa dengan berkata “bagian yang berwarna

pink muda adalah ruas-ruas jari tangan” sambil menunjukkan ruas-ruas

jari tangan.

209
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 19. Peragaan guru menunjukkan tulang ruas-ruas jari tangan

18. Guru mengenalkan kepada siswa dengan berkata “bagian yang berwarna

pink tua adalah tulang paha” sambil menunjukkan tulang paha.

Gambar 20. Peragaan guru menunjukkan tulang paha

19. Guru mengenalkan kepada siswa dengan berkata “bagian yang berwarna

kuning adalah tulang tempurung lutut” sambil menunjukkan tulang

tempurung lutut.

210
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 21. Peragaan guru menunjukkan tulang tempurung lutut

20. Guru mengenalkan kepada siswa dengan berkata “bagian yang berwarna

biru muda adalah tulang kering” sambil menunjukkan tulang kering.

Gambar 22. Peragaan guru menunjukkan tulang kering

21. Guru mengenalkan kepada siswa dengan berkata “bagian yang berwarna

coklat tua adalah tulang betis” sambil menunjukkan tulang betis.

Gambar 23. Peragaan guru menunjukkan tulang betis

211
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22. Guru mengenalkan kepada siswa dengan berkata “bagian yang berwarna

hijau muda adalah tulang pergelangan kaki” sambil menunjukkan tulang

pergelangan kaki.

Gambar 24. Peragaan guru menunjukkan tulang pergelangan kaki

23. Guru mengenalkan kepada siswa dengan berkata “bagian yang berwarna

coklat muda adalah tulang telapak kaki” sambil menunjukkan tulang

telapak kaki.

Gambar 25. Peragaan guru menunjukkan tulang telapak kaki

24. Guru mengenalkan kepada siswa dengan berkata “bagian yang berwarna

ungu adalah ruas-ruas jari kaki” sambil menunjukkan ruas-ruas jari kaki.

212
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 26. Peragaan guru menunjukkan tulang ruas-ruas jari kaki

25. Guru bertanya kepada siswa “mana tulang lengan atas?”

26. Guru bertanya kepada siswa “mana tulang pengumpil?”

27. Guru bertanya kepada siswa “mana tulang hasta?”

28. Guru bertanya kepada siswa “mana tulang pergelangan tangan?”

29. Guru bertanya kepada siswa “mana tulang telapak tangan?”

30. Guru bertanya kepada siswa “mana ruas-ruas jari tangan?”

31. Guru bertanya kepada siswa “mana tulang paha?”

32. Guru bertanya kepada siswa “mana tulang tempurung lutut?”

33. Guru bertanya kepada siswa “mana tulang kering?”

34. Guru bertanya kepada siswa “mana tulang betis?”

35. Guru bertanya kepada siswa “mana tulang pergelangan kaki?”

36. Guru bertanya kepada siswa “mana tulang telapak kaki?”

37. Guru bertanya kepada siswa “mana ruas-ruas jari kaki?”

213
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Latihan Kedua

38. Guru memperkenalkan fungsi dari tulang lengan atas kepada siswa dengan

berkata “bagian tulang lengan atas yang berwarna biru tua berfungsi

sebagai tempat menempel otot utama yang menggerakkan bahu dan siku”,

sambil menunjukkan tulang lengan atas.

Gambar 27. Peragaan guru menunjukkan dan memperkenalkan fungsi

tulang lengan atas

39. Guru memperkenalkan fungsi dari tulang pengumpil kepada siswa dengan

berkata “bagian tulang pengumpil yang berwarna abu-abu berfungsi

sebagai tulang lengan bawah yang menyambungkan bagian siku dengan

tangan di sisi ibu jari”, sambil menunjukkan tulang pengumpil.

214
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 28. Peragaan guru menunjukkan dan memperkenalkan fungsi

tulang pengumpil

40. Guru memperkenalkan fungsi dari tulang hasta kepada siswa dengan

berkata “bagian tulang hasta yang berwarna oranye berfungsi membentuk

lengan bawah sebagai alat gerak dan menghubungkan lengan atas dengan

pergelangan tangan”, sambil menunjukkan tulang hasta.

Gambar 29. Peragaan guru menunjukkan dan memperkenalkan fungsi

tulang hasta

41. Guru memperkenalkan fungsi dari tulang pergelangan tangan kepada

siswa dengan berkata “bagian tulang pergelangan tangan yang berwarna

merah berfungsi untuk menghubungkan tulang jari (phalanges) dengan

215
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tulang pangkal tangan (carpals)”, sambil menunjukkan tulang pergelangan

tangan.

Gambar 30. Peragaan guru menunjukkan dan memperkenalkan fungsi

tulang pergelangan tangan

42. Guru memperkenalkan fungsi dari tulang telapak tangan kepada siswa

dengan berkata “bagian tulang telapak tangan yang berwarna hijau tua

berfungsi sebagai penguat dan letak melekatnya otot yang berada di

telapak tangan”, sambil menunjukkan tulang telapak tangan.

Gambar 31. Peragaan guru menunjukkan dan memperkenalkan fungsi

tulang telapak tangan

216
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43. Guru memperkenalkan fungsi dari ruas-ruas jari tangan kepada siswa

dengan berkata “bagian ruas-ruas jari tangan yang berwarna pink muda

berfungsi untuk membentuk persendian tulang tangan dan sebagai

penggerak jari tangan”, sambil menunjukkan ruas-ruas jari tangan.

Gambar 32. Peragaan guru menunjukkan dan memperkenalkan fungsi

tulang ruas-ruas jari tangan

44. Guru memperkenalkan fungsi dari tulang paha kepada siswa dengan

berkata “bagian tulang paha yang berwarna pink tua merupakan tulang

terbesar dan terkuat yang berfungsi sebagai penghubung tubuh bagian

pinggul dan lutut”, sambil menunjukkan tulang paha.

Gambar 33. Peragaan guru menunjukkan dan memperkenalkan fungsi

tulang paha

217
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45. Guru memperkenalkan fungsi dari tulang tempurung lutut kepada siswa

dengan berkata “bagian tulang tempurung lutut yang berwarna kuning

berfungsi untuk melindungi lutut dan melindungi sendi engsel pada lutut”,

sambil menunjukkan tulang tempurung lutut.

Gambar 34. Peragaan guru menunjukkan dan memperkenalkan fungsi

tulang tempurung lutut

46. Guru memperkenalkan fungsi dari tulang kering kepada siswa dengan

berkata “bagian tulang kering yang berwarna biru muda berfungsi sebagai

penghubung lutut ke pergelangan kaki dan berfungsi sebagai pikulan

terberat pada tubuh agar dapat tetap berdiri”, sambil menunjukkan tulang

kering.

Gambar 35. Peragaan guru menunjukkan dan memperkenalkan fungsi

tulang kering

218
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47. Guru memperkenalkan fungsi dari tulang betis kepada siswa dengan

berkata “bagian tulang betis yang berwarna coklat tua berfungsi untuk

menopang berat tubuh dan juga untuk mengatur gerak tubuh ketika

berjalan”, sambil menunjukkan tulang betis.

Gambar 36. Peragaan guru menunjukkan dan memperkenalkan fungsi

tulang betis

48. Guru memperkenalkan fungsi dari tulang pergelangan kaki kepada siswa

dengan berkata “bagian tulang pergelangan kaki yang berwarna hijau

muda berfungsi untuk memungkinkan gerak naik turun kaki, karena

adanya sendi engsel yang digunakan untuk melangkah dan dapat berjalan

dengan nyaman”, sambil menunjukkan tulang pergelangan kaki.

Gambar 37. Peragaan guru menunjukkan dan memperkenalkan fungsi

tulang pergelangan kaki

219
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49. Guru memperkenalkan fungsi dari tulang telapak kaki kepada siswa

dengan berkata “bagian tulang telapak kaki yang berwarna coklat muda

berfungsi untuk memungkinkan kaki berpijak sehingga dapat berjalan,

berlari, dan berdiri”, sambil menunjukkan tulang telapak kaki.

Gambar 38. Peragaan guru menunjukkan dan memperkenalkan fungsi

tulang telapak kaki

50. Guru memperkenalkan fungsi dari ruas-ruas jari kaki kepada siswa dengan

berkata “bagian ruas-ruas jari kaki yang berwarna ungu berfungsi untuk

membantu tubuh saat berjalan, berlari, dan berdiri agar tubuh tetap

seimbang dan tidak terjatuh”, sambil menunjukkan ruas-ruas jari kaki.

Gambar 39. Peragaan guru menunjukkan dan memperkenalkan fungsi

tulang ruas-ruas jari kaki

220
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51. Guru bertanya kepada siswa “apa fungsi tulang lengan atas?”

52. Guru bertanya kepada siswa “apa fungsi tulang pengumpil?”

53. Guru bertanya kepada siswa “apa fungsi tulang hasta?”

54. Guru bertanya kepada siswa “apa fungsi tulang pergelangan tangan?”

55. Guru bertanya kepada siswa “apa fungsi tulang telapak tangan?”

56. Guru bertanya kepada siswa “apa fungsi ruas-ruas jari tangan?”

57. Guru bertanya kepada siswa “apa fungsi tulang paha?”

58. Guru bertanya kepada siswa “apa fungsi tulang tempurung lutut?”

59. Guru bertanya kepada siswa “apa fungsi tulang kering?”

60. Guru bertanya kepada siswa “apa fungsi tulang betis?”

61. Guru bertanya kepada siswa “apa fungsi tulang pergelangan kaki?”

62. Guru bertanya kepada siswa “apa fungsi tulang telapak kaki?”

63. Guru bertanya kepada siswa “apa fungsi ruas-ruas jari kaki?”

Latihan Ketiga

64. Guru mengarahkan siswa untuk mengeluarkan kartu materi dari kotak

penyimpanan dan meletakkannya di atas meja/karpet.

Gambar 40. Peragaan guru mengeluarkan kartu materi dari kotak penyimpanan

221
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65. Guru mengambil salah satu kartu gambar tulang bagian alat gerak manusia

dengan berkata, misalnya “ini adalah kartu gambar tulang paha”.

Gambar 41. Peragaan guru mengambil salah satu kartu gambar

66. Guru meletakkan kartu gambar tulang lengan atas yang sudah diambil,

pada meja/karpet tempat menyusun kartu materi.

Gambar 42. Peragaan guru meletakkan kartu gambar yang sudah diambil

67. Guru mencari salah satu kartu nama tulang bagian alat gerak manusia

berdasarkan kartu gambar yang sudah diambil dengan berkata “ini adalah

kartu nama tulang paha”.

222
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 43. Peragaan guru mencari dan meletakkan kartu nama yang cocok

68. Guru meletakkan kartu nama tulang paha yang sudah diambil, pada

meja/karpet tempat menyusun kartu materi. Kartu nama tersebut

diletakkan di bawah kartu gambar tulang lengan atas yang sudah

diletakkan sebelumnya.

69. Guru mencari salah satu kartu fungsi tulang bagian alat gerak manusia

berdasarkan kartu gambar dan kartu nama tulang bagian alat gerak

manusia yang sudah diambil dengan berkata “ini adalah kartu fungsi

tulang paha”.

Gambar 44. Peragaan guru mencari kartu fungsi yang cocok

223
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70. Guru meletakkan kartu fungsi tulang lengan atas yang sudah diambil, pada

meja/karpet tempat menyusun kartu materi. Kartu fungsi tersebut

diletakkan di bawah kartu nama tulang lengan atas yang sudah diletakkan

sebelumnya.

Gambar 45. Peragaan guru meletakkan kartu fungsi dibawah kartu nama

71. Guru kemudian memeriksa kebenaran kartu materi yang telah disusun

menggunakan kartu pengendali kesalahan/control of error.

Gambar 46. Peragaan guru memeriksa kebenaran kartu materi

224
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72. Apabila kartu gambar, kartu nama, dan kartu fungsi yang disusun sudah

cocok, kartu materi tersebut diletakkan di kotak penyimpanan dan

dilanjutkan untuk menyusun kartu materi yang lain.

73. Apabila salah satu kartu materi yang disusun tidak cocok, maka kartu

materi disusun ulang lagi dan diganti sesuai dengan pasangannya.

74. Guru menawarkan kepada siswa untuk menyusun kartu materi rangka alat

gerak manusia dengan berkata “apakah kamu mau mencoba?”.

75. Siswa mencoba menyusun kartu materi rangka alat gerak manusia.

Gambar 47. Peragaan siswa mencoba menyusun kartu materi

rangka alat gerak manusia

225
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Latihan Keempat

76. Guru mengajak siswa untuk melihat kemampuan pemahamannya terhadap

materi yang baru saja dipelajari dengan cara tanya jawab menggunakan

kartu soal.

77. Guru mengajak siswa untuk mengeluarkan kartu soal dari kontak

penyimpanan ke atas meja kerja.

78. Guru mengambil salah satu kartu soal tentang materi alat gerak manusia

secara acak, dan guru berkata, misalnya “ini adalah kartu soal rangka alat

gerak manusia”.

79. Guru menunjuk kartu soal sambil membacakan kalimat pertanyaan yang

terdapat pada kartu soal kepada siswa. Misalnya “Minuman yang

mengandung kalsium yang baik untuk kesehatan tulang contohnya . . . .”.

Gambar 48. Peragaan guru menunjukkan kartu soal

80. Siswa diminta untuk mencoba menjawab pertanyaan yang dibacakan oleh

guru.

81. Siswa menjawab pertanyaan yang dibacakan oleh guru dengan berkata

“susu”.

226
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82. Guru membalik kartu soal tersebut yang berisi jawaban dari soal yang

telah dibacakan dengan berkata, “ya jawabanmu sudah tepat, minuman

yang mengandung kalsium yang baik untuk kesehatan tulang adalah susu”.

Gambar 49. Peragaan guru membalik kartu soal yang berisi jawaban

83. Guru meminta siswa untuk mencoba mengambil kartu soal secara acak

dan menjawab pertanyaan yang terdapat pada kartu soal yang telah

diambilnya dengan berkata, “silahkan ambil satu kartu soal dan jawablah

pertanyaannya!”.

Gambar 50. Peragaan siswa mencoba mengambil kartu soal secara acak

84. Siswa membacakan pertanyaan yang terdapat pada kartu soal yang telah

diambilnya secara acak dan berkata, “Makanan yang dibutuhkan untuk

227
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menjaga kesehatan tulang adalah makanan yang banyak mengandung

vitamin . . . .”

85. Siswa menjawab pertanyaan yang terdapat pada kartu soal yang telah

diambil dan berkata, “vitamin C”.

86. Guru meminta siswa untuk membalik kartu soal yang dipegang untuk

mengecek apakah jawaban siswa benar atau salah dengan berkata

“silahkan balik kartu soal untuk melihat jawaban yang tepat dari soal

tersebut”.

Gambar 51. Peragaan siswa membalik kartu soal yang berisi jawaban

87. Jawaban yang terdapat pada kartu soal berbeda dengan jawaban siswa.

88. Guru meminta siswa untuk belajar kembali tentang materi rangka alat

gerak manusia dengan berkata “jawabanmu kurang tepat, silahkan pelajari

kembali materi tentang rangka alat gerak manusia”.

89. Guru menawarkan kepada siswa untuk melakukan tanya jawab bersama

teman menggunakan kartu soal rangka alat gerak manusia dengan berkata

“apakah kamu mau mencoba untuk melakukan tanya jawab bersama

temanmu?”.

228
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90. Siswa melakukan tanya jawab dengan teman menggunakan kartu soal

rangka alat gerak manusia.

Penutup

91. Guru memberikan kesimpulan dengan berkata “hari ini kita telah belajar

mengenai rangka alat gerak manusia dan fungsinya menggunakan media

pembelajaran replika rangka alat gerak manusia”. Jika kamu ingin belajar,

kamu bisa mengambil media pembelajaran rangka alat gerak manusia pada

rak/tempat penyimpanan.

92. Guru meminta siswa untuk mengembalikan media pembelajaran rangka

alat gerak manusia dengan berkata “mari bantu ibu mengembalikan media

pembelajaran rangka alat gerak manusia!”.

93. Siswa mengembalikan media pembelajaran rangka alat gerak manusia ke

rak/tempat penyimpanan semula.

94. Siswa merapikan tempat kerja

229
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 7 Dokumentasi Uji Coba Lapangan Terbatas

230
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 8 Curriculum Vitae

Intan Tri Hapsari adalah anak bungsu dari tiga

bersaudara. Lahir di Purworejo, 4 April 1997. Penulis

menempuh pendidikan dasar di SD Negeri Rendeng,

lulus pada tahun 2009. Pendidikan menengah pertama

diperoleh di SMP Negeri 31 Purworejo, lulus pada tahun

2012. Pendidikan menengah atas diperoleh di SMA

Negeri 5 Purworejo, lulus pada tahun 2015. Pada tahun

2015, penulis mendaftar sebagai mahasiswa di Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar (PGSD) di Universitas Sanata Dharma.

Selama menempuh pendidikan sebagai mahasiswa, penulis mengikuti

berbagai kegiatan di luar perkuliahan. Berikut daftar kegiatan yang pernah diikuti

penulis.

1. Peserta Seminar Entrepreneurship pada tahun 2015.

2. Peserta Seminar “Reinventing Chilhood Education” pada tahun 2015.

3. Sie Usaha Dana kegiatan Dekan Cup pada tahun 2016.

4. Peserta kegiatan Dialog Dosen dan Mahasiswa pada tahun 2017.

5. Anggota Divisi Konsumsi acara Pergelaran Wayang Kulit Kartini-nan

pada tahun 2017.

Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan penulisan skripsi

sebagai tugas akhir yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD

Materi Rangka Alat Gerak Manusia Berbasis Metode Montessori”.

231

Anda mungkin juga menyukai