Anda di halaman 1dari 13

(MIMISAN/EPISTAKSIS)

MIMISAN PADA ANAK


Dosen Pengampu:
Deny Eka Widyastuti,SST.,M.Kes.,M.Keb

Di Susun Oleh :
Angela Clara (SB19004)
Chiendy Revina (SB19009)

PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2021/2022
 Pengertian mimisan /epistaksis

Epistaksis atau yang sering disebut mimisan adalah suatu perdarahan


yang terjadi di rongga hidung yang dapat terjadi akibat kelainan lokal
pada rongga hidung ataupun karena kelainan yang terjadi di tempat
lain dalam tubuh. Bagian dalam hidung yang dilapisi oleh selaput lendir
yang selalu basah banyak mengandung jalinan pembuluh darah, di
bagian depan jalinan pembuluh darah disebut pleksus kiesselbach
yang bila pembuluh darah ini pecah maka terlihat mimisan
 Epistaksis atau mimisan dibagi atas dua
kelompok yaitu
1. Epistaksis/mimisan anterior
yaitu perdarahan berasal dari septum (pemisah
lubang hidung kiri dan kanan) bagian depan yaitu dari
pleksus kiesselbach atau arteri etmoidalis anterior
2. Epistaksis/mimisan posterior
yaitu perdarahan berasal dari bagian hidung
yang paling dalam yaitu dari arteri
sfenopalatina dan arteri etmoidalis posterior.
 Tindakan pertolongan pertama yang dapat dilakukan bila melihat seseorang
ataupun seorang anak dengan mimisan atau mengalami perdarahan hidung adalah
dengan melakukan hal sebagai berikut

 Anak di dudukkan di kursi atau dalam posisi berdiri dengan kepala sedikit kedepan.
 Tekan seluruh cuping hidung tepat diatas lubang hidung dan dibawah tulang hidung
 Beri kompres dingin di daerah sekitar hidung. Kompres dingin membantu mengerutkan
pembuluh darah sehingga perdarahan dapat berkurang.
 Jika perdarahan masih terjadi maka diperlukan pemasangan tampon yang telah dibasahi
dengan adrenalin dan pantokain / lidokain serta bantuan alat penghisap untuk
membersihkan bekuan darah.
 Penyebab Mimisan
Penyebab mimisan paling umum adalah kondisi udara yang kering dan
kebiasaan mengorek hidung. Kedua hal ini dapat menyebabkan pembuluh
darah halus di dalam hidung pecah, sehingga terjadi perdarahan.Selain kedua
penyebab di atas, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko
terjadinya mimisan. Faktor risiko tersebut meliputi:
1. Membuang ingus terlalu kencang.
2. Cedera pada hidung.
3. Bentuk hidung yang bengkok, baik akibat faktor keturunan atau cedera.
4. Penggunaan obat pelega hidung dalam bentuk semprot secara berlebihan.
5. Infeksi yang menyebabkan hidung tersumbat, misalnya flu.
6. Alergi.
7. Sinusitis kronis
 
 Mimisan yang berasal dari pembuluh darah bagian belakang dapat
disebabkan oleh hal-hal yang lebih serius, meliputi:
1. Paparan bahan kimia yang menyebabkan iritasi pada hidung, misalnya amonia.
2. Masuknya benda asing.
3. Benturan keras di kepala atau cedera yang menyebabkan hidung patah.
4. Tumor hidung yang tumbuh di rongga hidung.
5. Dampak dari operasi hidung.
6. Kanker nasofaring
7. Hipertensi.
8. Penyakit aterosklerosis
9. Beberapa kondisi yang menyebabkan gangguan pembekuan darah, seperti hemofilia
atau penyakit von Willebrand
10. Obat-obatan pengencer darah, seperti warfarin, heparin, atau aspirin
 Diagnosis Mimisan
Jika mengalami mimisan berulang atau mimisan disertai
dengan gejala lainnya, dokter akan melakukan pemeriksaan
hidung untuk mencari tahu penyebab mimisan atau
kemungkinan masuknya benda asing yang memicu mimisan.
Jika pemeriksaan hidung belum dapat memastikan penyebab
mimisan, maka dokter akan melakukan tes lanjutan, seperti:
1. Tes darah, untuk mendeteksi adanya gangguan pembekuan
darah.
2. Tes pencitraan, seperti foto Rontgen dan CT scan, untuk
mendeteksi kelainan pada hidung.
3. Endoskopi hidung, untuk memeriksa bagian dalam hidung.
 Langkah Pencegahan Mimisan
1) Ada beberapa langkah sederhana yang dapat dilakukan untuk mencegah
mimisan, yaitu:
 Berhati-hati saat mengorek hidung dan tidak mengorek hidung terlalu dalam.
 Hindari membuang ingus terlalu kencang.
 Berhenti merokok karena rokok dapat mengurangi kelembapan hidung dan
meningkatkan risiko terjadinya iritasi hidung.
 Menjaga kelembapan bagian dalam hidung, dengan mengoleskanpetroleum
jelly (petrolatum) di dinding lubang hidung sebanyak tiga kali sehari.
 Rutin memeriksakan diri ke dokter jika sedang mengonsumsi obat-obatan
pengencer darah, seperti warfarin atau aspirin.
 Gejala Mimisan yang Berbahaya
1. Mimisan yang terjadi pada anak-anak berusia 2 tahun.
2. Mimisan dengan volume darah yang banyak.
3. Mimisan berlangsung selama lebih dari 30 menit. Jika mengalaminya, sebaiknya kamu segera
menemui dokter.
4. Mimisan sering terjadi dalam waktu singkat.
5. Mimisan terjadi setelah operasi di daerah hidung atau sinus.
6. Mimisan membuat susah bernapas.
7. Mimisan setelah kamu mengalami cedera dan kulit berubah pucat.
8. Mimisan disertai pendarahan dari bagian tubuh yang lain, misalnya pada urine.
9. Mengalami demam dan ruam pada saat mimisan.
10. Mimisan disertai dengan detak jantung yang tidak beraturan.
 Faktor Penyebab Mimisan

A. Sering Mengorek Lubang Hidung

B. Terbentur Benda Keras

C. Suhu Udara Ekstrim

D. Kelelahan

E. Stres
Nutrisi penting untuk mencegah mimisan
Suplemen multi-vitamin dan mineral, dan formula anak
Mengonsumsi vitamin E, vitamin A, vitamin C, tembaga,
mangan, selenium, dan seng juga membantu
mengobati dan mencegah pendarahan pada hidung.
 Kesimpulannya
Kesimpulannya adalah, mimisan pada dasarnya tidak berbahaya. Tapi,
kalau volume darah yang keluar sudah terlalu banyak dan mimisan
berlangsung selama 20 menit serta darah tidak juga berhenti, bawalah ia
ke dokter. Anda bisa memperkecil kemungkinan mimisan pada anak
dengan menghilangkan faktor-faktor penyebab mimisan.
Banyak cara pencegahan mimisan yang efektif untuk dilakukan dalam
pencegahan mimisan.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai