Anda di halaman 1dari 6

Hidung berdarah (Kedokteran: epistaksis atau Inggris: epistaxis) atau mimisan

adalah satu keadaan pendarahan dari hidung yang keluar melalui lubang hidung.

Sering ditemukan sehari-hari, hampir sebagian besar dapat berhenti sendiri. Harus
diingat epitaksis bukan merupakan suatu penyakit tetapi merupakan gejala dari
suatu kelainan.

Ada dua tipe pendarahan pada hidung:
Tipe anterior (bagian depan). Merupakan tipe yang biasa terjadi.

Tipe posterior (bagian belakang).

Dalam kasus tertentu, darah dapat berasal dari sinus dan mata. Selain itu
pendarahan yang terjadi dapat masuk ke saluran pencernaan dan dapat
mengakibatkan muntah.

Penyebab

Secara Umum penyebab epistaksis dibagi dua yaitu : Lokal dan Sistemik

Lokal

Penyebab lokal terutama trauma, sering karena kecelakaan lalulintas, olah raga,
(seperti karena pukulan pada hidung)yang disertai patah tulang hidung(seperti pada
gambar di halaman ini),mengorek hidung yang terlalu keras sehingga luka pada
mukosa hidung, adanya tumor di hidung, ada benda asing (sesuatu yang masuk ke
hidung) biasanya pada anak-anak, atau lintah yang masuk ke hidung, alergi dan
infeksi atau peradangan hidung dan sinus (rinitis dan sinusitis)

Sistemik

Penyebab sistemik artinya penyakit yang tidak hanya terbatas pada hidung, yang
sering meyebabkan mimisan adalah hipertensi, infeksi sistemik seperti penyakit
demam berdarah dengue atau cikunguya, kelainan darah seperti hemofili, autoimun
trombositipenic purpura.

Trauma
Perdarahan hidung dapat terjadi setelah trauma ringan, misalnya mengeluarkan
ingus secara tiba-tiba dan kuat, mengorek hidung, dan trauma yang hebat seperti
terpukul, jatuh atau kecelakaan. Selain itu juga dapat disebabkan oleh iritasi gas
yang merangsang, benda asing di hidung dan trauma pada pembedahan.
Infeksi
Infeksi hidung dan sinus paranasal seperti rhinitis atau sinusitis juga dapat
menyebabkan perdarahan hidung.
Neoplasma
Hemangioma dan karsinoma adalah yang paling sering menimbulkan gejala
epitaksis.
Kongenital
Penyakit turunan yang dapat menyebabkan epitaksis adalah telengiaktasis
hemoragik herediter
Penyakit kardiovaskular

Hipertensi dan kelainan pada pembuluh darah di hidung  seperti arteriosklerosis,


sirosis, sifilis dan penyakit gula dapat menyebabkan terjadinya epitaksis karena
pecahnya pembuluh darah.

Kelainan Darah

Trombositopenia, hemophilia, dan leukemia

Infeksi sistemik

Demam berdarah, Demam tifoid, influenza dan sakit morbili

Perubahan tekanan atmosfer

Caisson disease (pada penyelam)

Gejala dan Tanda


Perdarahan dari hidung, gejala yang lain sesuai dengan etiologi yang bersangkutan.
           
Epitaksis berat, walaupun jarang merupakan kegawatdaruratan yang dapat
mengancam keselamatan jiwa pasien, bahkan dapat berakibat fatal jika tidak cepat
ditolong.  Sumber perdarahan dapat berasal dari depan hidung maupun belakang
hidung. Epitaksis anterior (depan) dapat berasal dari pleksus kiesselbach atau dari
a. etmoid anterior. Pleksus kieselbach ini sering menjadi sumber epitaksis terutama
pada anak-anak dan biasanya dapat sembuh sendiri.
Epitaksis posterior (belakang) dapat berasal dari  a. sfenopalatina dan a etmoid
posterior. Perdarahan biasanya hebat dan jarang berhenti sendiri. Sering ditemukan
pada pasien  dengan hipertensi, arteriosklerosis atau pasien dengan penyakit
jantung.

Beberapa pemeriksaan yang diperlukan adalah Pemeriksaan darah Lengkap dan


Fungsi Hemostasis

Patofisiologi
Semua pendarahan hidung disebabkan lepasnya lapisan mukosa hidung yang
mengandung banyak pembuluh darah kecil. Lepasnya mukosa akan disertai luka
pada pembuluh darah yang mengakibatkan pendarahan.

Penatalaksanaan

Aliran darah akan berhenti setelah darah berhasil dibekukan dalam proses
pembekuan darah. Sebuah opini medis mengatakan bahwa ketika pendarahan
terjadi, lebih baik jika posisi kepala dimiringkan ke depan (posisi duduk)untuk
mengalirkan darah dan mencegahnya masuk ke kerongkongan dan lambung.

Pertolongan pertama jika terjadi mimisan adalah dengan memencet hidung bagian
depan selama tiga menit. Selama pemencetan sebaiknya bernafas melalui mulut.
Perdarahan ringan biasanya akan berhenti dengan cara ini. Lakukan hal yang sama
jika terjadi perdarahan berulang, jika tidak berhenti sebaiknya kunjungi dokter
untuk bantuan.

Untuk pendarahan hidung yang kronis yang disebabkan keringnya mukosa hidung,
biasanya dicegah dengan menyemprotkan salin pada hidung hingga tiga kali sehari.

Jika disebabkan tekanan, dapat digunakan kompres es untuk mengecilkan pembuluh


darah (vasokonstriksi). Jika masih tidak berhasil, dapat digunakan tampon hidung.
Tampon hidung dapat menghentikan pendarahan dan media ini dipasang 1-3 hari.

Tiga prinsip utama dalam menanggulangi epitaksis adalah


Menghentikan perdarahan
Mencegah komplikasi yang timbul akibat perdarahan seperti syok atau infeksi

Mencegah berulangnya epitaksis


Jika pasien dalam keadaan gawat seperti syok atau anemia lebih baik diperbaiki dulu
keadaan umum pasien baru menanggulangi perdarahan dari hidung itu sendiri.
Menghentikan perdarahan
Menghentikan perdarahan secara aktif dengan menggunakan kaustik atau tampon
jauh lebih efektif daripada dengan pemberian obat-obat hemostatik dan menunggu
darah berhenti dengan sendirinya.  Jika pasien datang dengan perdarahan maka
pasien sebaiknya diperiksa dalam keadaan duduk, jika terlalu lemah pasien
dibaringkan  dengan meletakan bantal di belakang punggung pasien.
Sumber perdarahan dicari dengan bantuan alat penghisap untuk membersihkan
hidung dari bekuan darah , kemudian dengan menggunakan tampon kapas yang
dibasahi dengan adrenalin 1/ 10000 atau lidokain 2 % dimasukan ke dalam rongga
hidung untuk menghentikan perdarahan atau mengurangi nyeri, dapat dibiarkan
selama 3 -5 menit


Perdarahan Anterior

Dapat menggunakan alat kaustik nitras argenti 20-30% atau asam triklorasetat 10%
atau dengan elektrokauter. Bila perdarahan masih berlangsung maka  dapat
digunakan tampon anterior (kapas dibentuk  dan dibasahi dengan adrenalin
+Vaseline) tampon ini dapat digunakan sampai 1-2 hari.

Perdarahan Posterior
Perdarahan biasanya lebih hebat dan lebih sukar dicari, dapat dilihat dengan
menggunakan pemeriksaan rhinoskopi posterior. Untuk mengurangi perdarahan
dapat digunakan tampon Beelloqk
Mencegah komplikasi, sebagai akibat dari perdarahan yang berlebihan, dapat terjadi
syok atau anemia, turunya tekanan darah yang mendadak dapat menimbulkan
infark serebri, insufisiensi koroner, atau infark miokard, sehingga dapat
menyebabkan kematian. Dalam hal ini harus segera diberi pemasangan infus untuk
membantu cairan masuk lebih cepat. Pemberian antibiotika juga dapat membantu
mencegah timbulnya sinusitis, otitis media akibat pemasangan tampon.

Komplikasi
Kematian akibat pendarahan hidung adalah sesuatu yang jarang. Namun, jika
disebabkan kerusakan pada arteri maksillaris dapat mengakibatkan pendarahan
hebat melalui hidung dan sulit untuk disembuhkan. Tindakan pemberian tekanan,
vasokonstriktor kurang efektif. Dimungkinkan penyembuhan struktur arteri
maksillaris (yang dapat merusak saraf wajah) adalah solusi satu-satunya.
Pendarahan hidung dalam cerita fiksi

Pada anime dan manga Jepang, biasanya ditemukan adegan karakter mengalami
pendarahan hidung, kadang-kadang disajikan dengan gaya ekstrim karena
terangsang secara seksual. Ini adalah hal yang jarang terjadi di dunia nyata. Adegan
ini didasarkan kisah masyarakat Jepang bahwa rangsangan seksual dapat
menyebabkan hidung berdarah.

Waspadai jika mimisan disertai gejala lain seperti demam dan sakit kepala.

Sebagian besar mimisan pada anak tidak berbahaya. Jadi, tak perlu panik. Selama
anak terlihat sehat dan aktif, juga tidak disertai gejala lain seperti demam, orangtua
tak perlu kelewat khawatir.

Maklum saja, hidung punya banyak pembuluh darah, terutama di balik lapisan tipis
cuping.

Selaput lendir dan pembuluh darah anak masih tipis dan sensitif, sehingga saat ada
faktor pencetus seperti udara dingin atau trauma ringan, darah pun langsung
mengucur keluar. Terjadinya pun umumnya spontan, ringan, dan mudah berhenti.

Faktor pencetus mimisan pada anak


Trauma
Seperti akibat benturan benda keras, kemasukan benda asing, atau dikorek-korek
yang membuat selaput lendir dan pembuluh darah di hidung terluka dan
menyebabkan perdarahan.
Penggunaan AC tidak bijak
Cara kerja AC yang menyerap uap air di udara membuat kelembapan di ruangan
jauh berkurang. Ditambah, suhu yang terlalu dingin membuat udara jadi makin
kering. Udara kering yang diisap anak akan membuat alat pernapasannya
mengering, sehingga selaput lendirnya mudah pecah dan berdarah.
Reaksi refluks
Khusus untuk bayi, mimisan bisa terjadi karena reaksi refluks. Ini terjadi saat bayi
muntah atau gumoh. Aliran balik makanan dari lambung ke mulut atau hidung dapat
menyebabkan mimisan. Muntahan yang banyak mengandung zat asam itu bisa
mengiritasi atau melukai hidung. Mimisan pada bayi umumnya juga sembuh sendiri
dan tidak perlu penanganan khusus.
Faktor keturunan
Anak-anak tertentu lahir dengan pembuluh darah di hidung yang gampang pecah
dan berdarah. Jika kelembapan udara sangat rendah seperti di negeri subtropis dan
suhunya sangat dingin, maka anak-anak seperti ini umumnya tidak sehingga
hidungnya terus-menerus mengeluarkan darah. Padahal, banyak anak lain yang
tidak merasakan gangguan serupa.
Pertolongan pertama yang bisa dilakukan adalah menghentikan perdarahan tanpa
bantuan obat dan alat. Cukup dengan duduk dengan posisi badan dan kepala agak
maju ke depan. Lalu gunakan ibu jari dan telunjuk untuk menekan dan menutup
hidung. Sedangkan mulut dibuka untuk bernapas. Lakukan selama 1-2 menit. Tak
berapa lama kemudian biasanya darah langsung berhenti.

Dengan memajukan kepala berarti darah tidak akan mengalir kembali ke


tenggorokan. Gunanya mencegah iritasi dan batuk, tersedak, atau muntah darah.
Posisi duduk juga membuat aliran darah lebih lambat, karena posisi jantung sebagai
pusat pompa darah berada di bawah hidung. Berbeda jika anak dibaringkan, karena
posisi jantung berada sejajar dengan hidung, sehingga darah yang mengalir pun
relatif lebih cepat.

Bila Berkepanjangan
Jika dalam waktu 15-20 menit perdarahan tidak kunjung berhenti, ulangi gerakan
menutup dan menekan hidung seperti dijelaskan tadi. Segera datangi klinik dokter
atau rumah sakit terdekat jika mimisan tidak berhenti. Dokter akan membantu
dengan memberikan obat tetes atau obat semprot yang mampu menghambat
pecahnya pembuluh darah. Bahkan, boleh jadi bagian hidung yang berdarah dibakar
(dikostik) agar darah tidak terus-menerus keluar, kemudian hidung dibersihkan.
Kalau tidak berhasil, dokter akan memberi tampon atau kapas dengan salep vaselin
selama 1-2 hari. Fungsinya menekan dan mengistirahatkan perdarahan.
Usahakan anak tidak mengembuskan napas lewat hidung terlalu keras. Anak juga
harus dijelaskan agar tidak mengorek-ngorek hidung atau bekas luka yang
mengering. Tindakan itu akan menyebabkan hidung mengalami perdarahan kembali.
Jika sudah diatasi maka gangguan mimisan pun akan berhenti. Mimisan karena
demam berdarah, misalnya, tentu akan hilang setelah demam berdarahnya sembuh.
Demikian juga dengan mimisan karena penyakit infeksi, setelah diobati, mimisan
pun segera pergi.

Gangguan mimisan umumnya berkurang sesuai dengan pertambahan usia. Semakin


tambah usia, pembuluh darah dan selaput lendir di hidungnya sudah semakin kuat,
hingga tak mudah berdarah.

Meski mayoritas kasus mimisan tidak berbahaya, orangtua hendaknya waspada jika
frekuensi mimisan itu cukup sering, tiap 1-2 hari. Ini karena ada kemungkinan si
kecil mengidap penyakit berbahaya. Penyakit seperti ITP (Idiopathic
Thrombocytopenic Purpura), demam berdarah, leukemia, thalasemia berat, atau
hemofilia, bisa juga menunjukkan gejala mimisan. Ini karena kadar trombosit yang
rendah bisa menyebabkan perdarahan di hidung. Anak hemofilia bisa saja memiliki
kadar trombosit yang normal, tapi faktor pembekuan darahnya rendah sehingga
sering mengalami perdarahan. Meski kasusnya sangat jarang, anak darah tinggi dan
gagal ginjal pun memiliki risiko besar mengalami mimisan. Demikian juga anak
dengan riwayat hipertensi (tekanan darah tinggi).

Perhatikan gejala-gejala yang mungkin menyertai. Jika disertai demam,


kemungkinan penyebabnya penyakit infeksi seperti demam berdarah. Jika disertai
munculnya bercak-bercak darah kemungkinan menjurus pada leukemia atau ITP.
Sedangkan pada sinusitis umumnya mimisan disertai sakit kepala.

Berbeda dari mimisan normal yang umumnya bersumber pada bagian anterior
(bagian depan rongga hidung), maka mimisan yang disertai penyakit berbahaya
bersumber dari bagian dalam hidung (posterior). Tak heran, darah yang keluar
banyak dan sulit dihentikan.

Meskipun sangat jarang perdarahan yang banyak bisa membuat anak kekurangan
darah (anemia). Bahkan, bukan tidak mungkin menyebabkannya pingsan. Untuk
mengatasinya, dokter akan memberikan vitamin dan mineral. Lain hal jika anak
kehilangan darah cukup banyak. Sangat mungkin dia harus menjalani transfusi

Obat-obat yang dapat menyebabkan mimisan


Penggunaan obat-obat tertentu pun bisa menyebabkan mimisan. Obat antipanas
yang mengandung acetyl salicylic acid, misalnya, pada beberapa anak bisa
menyebabkan mimisan.

Anda mungkin juga menyukai