Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap individu di dunia ini memerlukan kesehaan untuk dapat melakukan

aktivitasnya sehari-hari dengan nyaman. Agar terhindar dari penyakit, individu

sebaiknya melakukan pemeriksaan kesehatan agar berbagai penyakit dapat

terdeteksi dini, sehingga terhindar dari berbagai penyakit yang tergolong berat.

Penyakit yang tergolong berat diantaranya adalah kanker. Kanker merupakan

suatu penyakit dimana sel-sel tubuh yang normal berubah menjadi abnormal. Sel-sel

abnormal bermultiplikasi tanpa kontrol, serta dapat menginvasi jaringan sekitarnya;

organ dekat maupun organ yang jauh, kanker stadium satu biasa disebut dengan

stadium awal, stadium dua biasa disebut stadium menengah dan stadium tiga serta

empat yang biasa disebut dengan stadium lanjutan (Damayanti, 2015).

Satu diantara jenis kanker yang menyerang wanita adalah kanker serviks.

Kanker serviks merupakan kanker yang menyerang area serviks atau leher rahim,

yaitu area bawah pada rahim yang menghubungkan rahim dan vagina (Rozi, 2013).

Kanker leher rahim atau kanker serviks (cervical cancer merupakan kanker yang

terjadi pada serviks uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang

merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan

liang senggama (vagina) (Tjokrokusumo, 2015).

Penyebab utama dari kanker serviks yakni infeksi HPV (Human Papillomavirus)

yang berada di dalam tubuh manusia. Diketahui bahwa DNA HPV dapat ditemukan
pada 99% kasus kanker serviks di seluruh dunia (Arum, 2015). Kejadian kanker serviks

dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor sosio demografi yang meliputi usia,

status sosial ekonomi, dan faktor aktivitas seksual yang meliputi usia pertama kali

melakukan hubungan seksual, pasangan seksual yang berganti-ganti, pasangan seksual

yang tidak disirkumsisi, paritas, kurang menjaga kebersihan genital, merokok, riwayat

penyakit kelamin, riwayat keluarga penderita kanker serviks, trauma kronis pada

serviks, penggunaan pembalut dan pantyliner, dietilstilbestrol (DES) serta penggunaan

kontrasepsi oral. Adapun faktor-faktor tersebut ada yang bisa dimodifikasi dan faktor

yang tidak bisa dimodifikasi (Kemenkes, 2015).

Kanker serviks adalah kanker paling sering terjadi pada wanita dengan perkiraan

570.000 kasus baru pada tahun 2018 dan mewakili 6,6% dari semua kanker pada

wanita. Sekitar 90% kematian akibat kanker serviks terjadi di negara-negara

berpenghasilan rendah dan menengah. Tingkat kematian yang tinggi dari kanker

serviks secara global dapat dikurangi melalui pendekatan komprehensif yang

mencakup pencegahan, diagnosis dini, skrining yang efektif dan program

pengobatan (WHO, 2018).

Kanker serviks sebenarnya termasuk jenis kanker yang paling mudah dicegah

dan diobati, Wanita Usia Subur dapat mendeteksi kanker serviks semenjak dini,

sehingga sel-sel yang abnormal dapat dicegah perkembangannya. Perubahan sel-sel

abnormal menjadi sel sel kanker yang membutuhkan waktu sampai bertahun-tahun

memungkinkan dilakukan pengobatan yang tepat sehingga akan segera

menghentikan sel-sel yang abnormal tersebut sebelum berubah menjadi sel kanker.

Sehingga perempuan akan terhindar dari penyakit ganas yang dapat menyebabkan

kematian (Utami, 2013).


Penyakit ini menempati urutan keempat dari 5 penyakit kanker terbanyak pada

wanita di dunia (kanker payudara, kolonrektum, paru-paru, kanker serviks dan

tiroid). Di negara-negara berkembang, umumnya kanker serviks menempati urutan

pertama sebagai penyebab kematian pada wanita di usia subur. Menurut Organisasi

Penanggulangan Kanker Dunia dan Badan Kesehatan Dunia, di perkirakan terjadi

peningkatan kejadian kanker di dunia 300 persen pada tahun 2030. Kanker seviks

adalah salah satu penyumbang angka kematian pada perempuan yang cukup tinggi

di mana kondisi ini mayoritas terjadi di negara-negara berkembang. Berdasarkan

data Global Burden Cancer atau Interntional Agency for Research on Cancer

(IARC, 2018) diketahui bahwa penyebab kematian tertinggi setelah kanker payudara

adalah kanker serviks yang merupakan kanker ginekologi penyumbang penyebab

kematian tertinggi pada wanita. Fakta lain di ungkap bahwa penderita kanker serviks

di dunia semakin meningkat dari tahun ketahun dengan angka mencapai lebih dari

460.000 kasus dan 230.000 perempuan meninggal dunia karena penyakit tersebut

(FCPF, 2010).

World Health Organization (WHO) (dalam Agustin, 2015), menyebutkan bahwa

setiap tahun lebih dari 270.000 perempuan meninggal akibat kanker serviks bahkan

terdapat sekitar 20.928 kasus baru kanker serviks didiagnosa setiap tahun di

Indonesia dan biasanya menyerang perempuan berusia 15-64 tahun. Berdasarkan

hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, estimasi jumlah penderita

kanker serviks tertinggi yakni di Provinsi Jawa Timur sebanyak 21.313 penderita

(1,3%), Jawa Tengah sebanyak 19.734 penderita (1,1%), dan Jawa Barat sebanyak

15.635 penderita (0,7%).


1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana asuhan keperawatan maternitas pada pasien anak dengan Ca. Serviks di

Ruang F2 RS Dr. Ramelan Surabaya?

1.3 Tujuan

13.1 Tujuan Umum

Mengidentifikasi konsep dasar dan pelaksanaan asuhan keperawatan maternitas

pada pasien anak dengan Ca. Serviks di Ruang F2 RS Dr. Ramelan Surabaya.

1.3.2 Tujuan Khusus

Adapun beberapa tujuan khusus penyusunan makalah ini, antara lain :

1. Melakukan pengkajian pada pasien dengan diagnosa Ca. Serviks di Ruang F2

RS Dr. Ramelan Surabaya.

2. Menganalisis analisa data pasien dengan diagnosa Ca. Serviks di Ruang F2 RS

Dr. Ramelan Surabaya.

3. Menentukan diagnosa keperawatan maternitas pada pasien dengan diagnosa Ca.

Serviks di Ruang F2 RS Dr. Ramelan Surabaya.

4. Merumuskan rencana keperawatan maternitas pada pasien dengan diagnosa Ca.

Serviks di Ruang F2 RS Dr. Ramelan Surabaya

5. Melakukan tindakan keperawatan maternitas pada pasien dengan diagnosa Ca.

Serviks di Ruang F2 RS Dr. Ramelan Surabaya.

6. Melakukan evaluasi keperawatan maternitas pada pasien dengan diagnosa Ca.

Serviks di Ruang F2 RS Dr. Ramelan Surabaya.

1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis

Dari segi akademis, agar perawat lebih memperhatikan dan meningkatkan upaya

keselamatan pasien dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan untuk perawatan

yang lebih bermutu dan professional dengan melaksanakan asuhan keperawatan

maternitas pada pasien dengan diagnosa Ca. Serviks.


1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi pemberi pelayanan di Rumah Sakit

Hasil studi kasus ini, dapat menjadi masukan bagi pemberi pelayanan di rumah

sakit agar dapat melakukan asuhan keperawatan maternitas pada pasien dengan

diagnosa Ca. Serviks.

2. Bagi Penulis

Hasil studi kasus ini, dapat menjadi salah satu rujukan bagi penulis berikutnya,

yang akan melakukan studi kasus asuhan keperawatan maternitas pada pasien

dengan diagnosa Ca. Serviks.

3. Bagi Keluarga dan Pasien

Hasil studi kasus ini, dapat menjadi acuan keluarga dalam merawat anggota

keluarga terutama anggota keluarga yang mengalami Ca. Serviks.

Anda mungkin juga menyukai