Anda di halaman 1dari 41

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA PADA KELUARGA TN.

“W”
DENGAN MASALAH KEHAMILAN RESIKO TINGGI (KRT) DI DESA
BALONG JERUK KECAMATAN KUNJANG
KABUPATEN KEDIRI

Oleh :

ELLOK NAHZATUS SHIMA


NIM 201504008

PRODI D-IV KEBIDANAN KOMUNITAS


STIKES KARYA HUSADA KEDIRI
TAHUN AJARAN 2018-2019

i
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pendahuluan ini dibuat untuk memenuhi tugas Praktek Kerja


Lapangan (PKL) mulai tanggal 28 Januari 2019 sampai dengan 16 Februari 2019
oleh mahasiswi Prodi D-IV Kebidanan Komunitas STIKES Karya Husada Kediri

Nama : Ellok Nahzatus Shima

Nim : 201504008

Judul : Asuhan Kebidanan Keluarga Pada Keluarga Tn. “W” Dengan


Masalah Kehamilan Resiko Tinggi (KRT) Di Desa Balong Jeruk
Kecamatan Kunjang Kabupaten Kediri

Mahasiswa

(Ellok Nahzatus Shima)

Mengetahui,

Pembimbing Lahan Pembimbing Institusi

( Desi Natalia, SST ) (Dewi Turisiawati, SST., M.Kes)

ii
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulliah, kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,


yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan “ Asuhan Kebidanan Keluarga TN “ W “ pada Ny. “ H ”
G4P3003 UK 16 Minggu dengan Kehamilan Resiko Tinggi (KRT) di Dusun
Balung Jeruk Desa Balung Jeruk Kecamatan Kunjang Kabupaten Kediri.”
Penulis menyadari bahwa keberhasilan menyusun laporan ini tidak lepas
dari bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak yang diberikan kepada penulis
Untuyk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bu Dewi Turisiawati, SST., M.Kes Keb selaku Dosen Pembimbing
Pendidikan yang telah membimbing dalam mernyusun laporan ini.
2. Bu Desi Natalia, SST selaku Bidan Pembimbing Lahan Praktek yang
telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyusun laporan
ini.
3. Orang tua yang tidak lepas untuk memberikan dukungan kepada saya.
4. Serta teman – teman yang telah membantu terselesainya laporan ini.
Penulis menyadari walaupun sudah berusaha dengan maksimal mungkin.
Mencurahkan fikiran kami dalam pembuatan laporamn ini, penulis sadar bahwa
laporan yang dibuat ini masih memiliki banyak kekurangan dan kelemahan, baik
dari segi bahasa maupun tulisan. Untuk itu kritik dan saran yang bermanfaat guna
perbaukan dan kesempurnaan makalah ini sangat penulis harapkan.

Balung Jeruk, 16 Februari 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Tujuan.................................................................................................2
1.3 Manfaat..............................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................4
2.1 Konsep Keluarga...............................................................................4
2.2 Konsep Risiko Kehamilan...............................................................9
2.3 Konsep Kehamilan Usia >35 Tahun.............................................10
2.4 Anemia.............................................................................................14
BAB III PEMBAHASAN KASUS........................................................................18
3.1. Format Pengkajian..........................................................................18
3.2. Perumusan Masalah........................................................................30
3.3. Diagnosa Kebidanan.......................................................................30
3.4. Prioritas Masalah.............................................................................31
3.5. Perencanaan tindakan.....................................................................32
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................34
BAB V PENUTUP..................................................................................................35
5.1 Kesimpulan..........................................................................................35
5.2 Saran.....................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................36

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan risiko tinggi merupakan suatu kehamilan yang memiliki risiko


lebih besar dari biasanya (baik bagi ibu maupun bayinya) yang dapat
mengakibatkan terjadinya penyakit atau kematian sebelum maupun sesudah
persalinan (Christiyanti, dkk, 2014).
Kehamilan yang termasuk kelompok risiko tinggi yaitu kehamilan yang
dipengaruhi oleh 4T, antara lain terlalu tua dengan usia ibu > 35 tahun, terlalu
muda dengan usia ibu < 19 tahun, terlau sering dengan ibu yang melahirkan >
3 kali dan terlalu dekat dengan jarak melahirkan < 2 tahun (Astuti, dkk, 2017).
Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Development Goals/MDGs,
2000) pada tahun 2015 diharpkan Angka Kematian Ibu menurun sebesar tiga-
perempatnya dalam kurun waktu 1990 – 2015 dan Angka Kematian Bayi dan
Angka Kematian Balita menurun sebesar dua-pertiganya dalam kurun waktu
1990 – 2015. Berdasarkan hal itu Indonesia mempunyai komitmen untuk
menurunkan Angka Kematian Ibu menjadi 102/100.000 KH. Angka Kematian
Bayi dari 68 menjadi 23/1.000 KH, dan Angka Kematian Balita 97 menjadi
32/1.000 KH pada tahun 2015. (Depkes, 2009)
Penyebab langsung kematian ibu sebesar 90% terjadi pada saat persalinan
dan segera setelah persalinan (SKRT, 2009). Penyebab langsung kematian ibu
adalah perdarahan (28%), eklamsi (24%), dan infeksi (11%). Penyebab ttidak
langsung kematian ibu antara lain Kurang Energi Kronik /KEK pada
kehamilan (37%) dan anemi (40%).
Hasil penelitian Cahyani Tri P.S dan Sulastri di RSUD Dr. Soediran,
Surakarta, tahun 2009, diperoleh mayoritas usia ibu melahirkan bayi BBLR
yaitu usia kurang dari ( < ) 20 tahun dan lebih dari ( > ) 35 tahun. Sementara
rentang usia ibu 20 – 35 tahun tidak terlalu banyak melahirkan bayi BBLR.
Pravalensi anemia ibu hamil di Indonesia adalah 70% atau 7 dari 10 wanita
hamil menderita anemia. Anemia defisiensi besi dijumpai pada ibu hamil 40%.
Angka kejadian anemia kehamilan di Surakarta pada tahun 2009 adalah 9,39%.
Tercatat bahwa dari 11.441 ibu hamil terdapat 1.074 ibu hamil yang
mengalami anemia kehamilan (Dinkes Surakarta, 2010).
Suatu penelitian memperlihatkan perubahan konsentrasi Hb sesuai dengan
bertambahnya usia kehamilan. Pada trimester I, konsentrasi Hb tampak
menurun, kecuali pada perempuan yang telah memiliki kadar Hb rendah (<
11,5 g/dl). Konsentrasi Hb paling rendah didapatkan pada trimester II, yaitu
pada usia kehamilan 30 minggu. Pada trimester III terjadi sedikit peningkatan
Hb, kecuali pada perempuan yang sudah mempunyai kadar Hb yang tinggi (>
14,5 g/dl) pada pemeriksaan pertama (Prawirohadjo, 2009).
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menangani
Kehamilan Resiko Tinggi (KRT) antar lain adalah dengan upaya peningkatan
deteksi dini resiko tinggi kehamilan melalui kelengkapan pengisian buku KIE
serta dilakukan penyuluhan tentang apa saja yang termasuk resiko tinggi
dalam kehamilan.
Dengan alasan itulah penulis memilih judul ini Asuhan Kebidanan
Keluarga Pada Ny. “H” Dengan Masalah Kehamilan Resiko Tinggi (KRT) Di
Dusun Balung Jeruk Desa Balung Jeruk Kecamatan Kunjang Kabupaten
Kediri.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Dengan adanya asuhan kebidanan ini diharapkan keluarga dapat
mengerti dan memahami pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu
hamil dengan kehamilan resiko tinggi (KRT).

1.2.2 Tujuan khusus


Diharapkan penulis mampu :
a. Melakukan pengkajian data pada keluarga
b. Melakukan interpretasi data dasar
c. Melakukan perumusan masalah
d. Menyusun prioritas masalah
e. Melakukan perencanaan dan tindakan
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Penulis
Sebagai pengalaman langsung dan bahan evaluasi dalam
pelaksanaan asuhan kebidanan komunitas di dalam praktek kerja
lapangan yang telah di dapat diperkuliahan.

1.3.2 Bagi Institusi


Dapat digunakan sebagai bahan referensi yang dapat
digunakan dalam pembelajaran serta penambahan pengetahuan bagi
mahasiswa.

1.1.1. Bagi Klien


Menambah pengetahuan tentang kehamilan resiko tinggi
serta kebutuhan gizi pada ibu hamil dan pentingnya menjaga gizi
pada bayi.

1.3.3 Bagi Lahan Praktek/Masyarakat


Sebagai bahan masukan bagi masyarakat untuk mengetahui
masalah kesehatan yang ada pada masyarakat.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Keluarga


2.1.1 Pengertian Keluaraga
Keluarga adalah suatu kelompok atau kumpulan manusia
yang hidup bersama sebagai suatu kesatuan atau unit masyarakat
yang terkecil, tetapi tidak selalu ada hubungan darah, ikatan
perkawinan atau ikatan-ikatan lain, mereka hidup bersama dalam
satu rumah (tempat tinggal), biasanya dibawah asuhan seorang
kepala rumah tangga dan makan dari satu periuk(DepkesRI, 2011).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terkecil
dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa
orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu
atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 2013).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pemangkatan
dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga dan berinteraksi satu
sama lain dan didalam peranannya masing-masing dan
menciptakan serta memperhatikan suatu kebudayaan (Salvician dan
Maglaya, 2010).
Dari ketiga batasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
keluarga itu adalah:
1. Unit terkecil masyarakat
2. Terdiri dari dua orang atau lebih
3. Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah
4. Hidup dalam suatu rumah tangga
5. Dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga
6. Berinteraksi satu sama lain
7. Setiap anggota keluarga menjalankan peranannya masing-
masing
8. Menciptakan dan mempertahankan
2.1.2 Struktur Keluaraga
Struktur keluarga ada bermacam-macam diantaranya adalah:
1. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah  yang terdiri dari sanak
saudara dalam beberapa generasi dimana hubungan itu
disusun melalui jalur garis ayah.
2. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak
saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan
itu disusun melalui jalur garis ibu.
3. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah istri.
4. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah suami.
5. Keluarga Kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang
menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan
suami dan istri.
2.1.3 Bentuk Keluarga
1. Keluarga Inti (Nuclear Family)
Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak.
2. Keluarga Besar (Extended Family)
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara,
misalnya nenek kakek, keponakan, saudara sepupu, paman,
bibi, dan sebagainya.
3. Keluarga Berantai (Serial Family)
Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang
menikah lebih dari satu kali dan merupakan inti.
4. Keluarga Duda/ Janda (Single Family)
Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau
kematian.
5. Keluarga Berkomposisi (Composite)
Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan
hidup secara bersama-sama.
6. Keluarga Kabitas (Cohabitation)
Adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi
membentuk suatu keluarga.

Tipe keluarga Indonesia umumnya menganut tipe keluarga


besar (extended family), karena masyarakat Indonesia yang terdiri
dari berbagai suku hidup dalam suatu komuniti dengan adat istiadat
yang sangat kuat.
2.1.4 Pemegang Kekuasaan Dalam Keluarga
1. Patriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam
keluarga adalah pihak ayah.
2. Matriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam
keluarga adalah pihak ibu.
3. Equalilitarian, yang memegang kekuasaan dalam keluarga
adalah ayah dan ibu.
2.1.5 Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu
dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga
didasari oleh harapan dan pola perilaku dalam keluarga, kelompok
dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat didalam keluarga adalah sebagai
berikut:
1. Peranan Ayah
Ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-
anaknya, berperan sebagai pencari nafkah, pendidikan,
pelindung dan pemberi rasa aman sebagai kepala keluarga,
sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya.
2. Peranan Ibu
Ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu
mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga sebagai
salah satu kelompok peranan sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya, sebagai pengasuh
dan pendidik anak-anaknya, pelindung serta sebagai pencari
nafkah tambahan dalam keluarganya.
3. Peranan Anak
Anak-anak melaksanakan peranan spikososial
sesuai dengan tingkat perkembangan baik fisik, mental,
sosial dan spiritual.
2.1.6 Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan oleh keluarga:
1. Fungsi Biologis
a. Untuk meneruskan keturunan
b. Memelihara dan membenarkan anak
c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
d. Memelihara dan merawat anggota keluarga
2. Fungsi Psikologis
a. Memberi kasih sayang dan rasa aman
b. Memberi perhatian diantara anggota keluarga
c. Membina pendewasaan kepribadian anggota
keluarga
d. Memberi identitas keluarga
3. Fungsi Sosial
a. Membina sosialisasi pada anak
b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai
dengan tingkatperkembangan anak
c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
4. Fungsi Ekonomi
a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga
b. Pengaturan pengguna penghasilan keluarga untuk
memenuhi kebutuhankeluarga
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
keluarga dimasa yang akan datang misalnya
pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan
sebagainya
5. Fungsi Pendidikan
a. Menyekolahkan anak untuk memberikan
pengetahuan, keterampilan, dan membentuk periaku
anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilikinya
b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang
akan datang dalam memenuhi perananya sebagai
orang dewasa
c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat
perkembangannya
2.1.7 Ciri-Ciri Keluarga
1. Diikat dalam suatu tali perkawinan
2. Ada hubungan darah
3. Ada ikatan batin
4. Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya
5. Ada pengambil keputusan
6. Kerjasama diantara anggota keluarga
7. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
8. Tinggal dalam suatu rumah
2.1.8 Ciri-Ciri Keluarga Indonesia
1. Suami sebagai pengambilan keputusan
2. Suatu kesatuan yang utuh
3. Berbentuk monogram
4. Bertanggung jawab
5. Pengambilan keputusan

2.2 Konsep Risiko Kehamilan


2.2.1 Faktor Risiko Kehamilan
Faktor risiko kehamilan adalah keadaan yang dapat
mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang
dihadapi (Wahyuningrum, 2012).
1. Kelompok resiko berdasarkan jumlah skor kehamilan dibagi
menjadi 3 kelompok yaitu:
a. Kehamilan Risiko Rendah (KRR) dengan jumlah
skor 2
b. Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) dengan jumlah
skor 6-10
c. Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) dengan
jumlah skor ≥ 12
2. Cara pemberian skor, sebagai berikut:
a. Pada umur dan paritas diberi skor 2 sebagai skor
awal
b. Tiap faktor risiko memiliki skor 4 kecuali pada letak
sungsang, luka bekas sesar, letak lintang, perdarahan
antepartum, dan preeklamsia berat/ eklamsia diberi
skor 8
3. Sistem Rujukan:
a. Rujukan Terencana
 Rujukan Dini Berencana (RDB) untuk ibu
dengan APGO dan AGO
 Rujukan Dalam Rahim (RDR) atau rujukan
In Utero bagi janin ada masalah
 Rujukan Tepat Waktu (RTW) untuk ibu
dengan AGDO
2.3 Konsep Kehamilan Usia >35 Tahun
2.3.1 Definisi Kehamilan > 35 Tahun
Definisi Kehamilan > 35 Tahun ialah kehamilan yang terjadi pada
wanita berusia lebih dari atau sama dengan 35 tahun, baik primi
maupun multigravida. Kondisi ini semakin marak terjadi 3 dekade
terakhir. Rata-rata usia ibu primigravida meningkat dari 21,4 menjadi
24,9 tahun di Amerika dan d Jepangdari 25,6 menjadi 28,0 antara
tahun 1977 dan 2000.
Semua kehamilan memiliki risiko, dan risiko-risiko tersebut
semakin meningkat pada kehamilan di usia tua. Berbagai faktor-faktor
risiko ini berkumpul pada satu kelompok yang dinamakan penyulit
kehamilan atau kehamilan risiko tinggi, dimana hal tersebut
mengancam mortalitas dan morbiditas tidak hanya pada janin namun
juga pada ibu.
2.3.2 Resiko Yang Dapat Terjadi
Resiko yang dapat terjadi pada kehamilan terlalu tua(primi tua ≥ 35
tahun) adalah :
(1)   Hipertensi/tekanan darah tinggi
(2)   Pre-eklamspsi
(3)   Ketuban pecah dini: yaitu ketuban pecah sebelum persalinan
dimulai
(4)   Persalinan macet: ibu yang mengejan lebih dari 1 jam, bayi tidak
dapat lahir dengan tenaga ibu sendiri melalui jalan lahir biasa.
(5)   Perdarahan setelah bayi lahir
(6)   Bayi lahir dengan berat badan lahir rendah/BBLR < 2500gr

2.3.3  Dampak Kehamilan Resiko Tinggi Pada Usia Tua


Risiko kehamilan yang mungkin terjadi saat terjadi kehamilan
usia ibu mencapai 40 tahun atau lebih. Terdapat risiko pada ibu dan
risiko pada bayi. Sel telur itu kan sudah ada di dalam organ reproduksi
sejak wanita dilahirkan. Namun, setiap bulan sel telur itu dilepaskan
satu per satu karena sudah matang. Berarti, sel telur yang tersimpan
selama hampir 40 tahun ini usianya juga sudah cukup tua. Karena,
selama itu sel telur mungkin terkena paparan radiasi. Di usia ini,
wanita akan lebih sulit mendapatkan keturunan karena tingkat
kesuburan yang sudah menurun.
2.3.3.1   Resiko Pada Bayi.
1. Kehamilan di atas usia 35 itu berisiko melahirkan bayi
yang cacat. Kecacatan yang paling umum adalah down
syndrome (kelemahan motorik, IQ rendah) atau  bisa juga
cacat fisik.
2. Adanya kelainan kromosom dipercaya sebagai risiko
kehamilan di usia 40 tahun. Pertambahan usia dapat
menyebabkan  terjadinya kelainan terutama pada
pembelahan kromosom. Pembelahan kromosom abnormal
menyebabkan adanya peristiwa gagal berpisah yang
menimbulkan kelainan pada individu yang dilahirkan.
Terjadinya kelahiran anak dengan sindroma down, kembar
siam, autism sering disangkut pautkan dengan masalah
kelainan kromosom yang diakibatkan oleh usia ibu yang
sudah terlalu tua untuk hamil. Akan tetapi hal inipun masih
berada di dalam penelitian lanjut mengenai kebenarannya.
3. Seiring bertambah usia maka resiko kelahiran bayi
dengan down syndrome cukup tinggi yakni 1:50. Hal ini
berbeda pada kehamilan di usia 20-30 tahun dengan rasio
1:1500.
4. Selain itu, bayi yang lahir dari kelompok tertua lebih
cenderung untuk memiliki cacat lahir dan harus dirawat di
unit perawatan intensif neonatal.
5. Kebanyakan akan mengalami penurunan stamina. Karena
itu disarankan untuk melakukan persalinan secara operasi
caesar. Hal ini dilakukan bukan tanpa alasan namun
mengingat  untuk melahirkan normal membutuhkan tenaga
yang kuat.
6. Pada ibu hamil dengan usia 40 tahun ke atas kebanyakan
tidak kuat untuk mengejan karena nafas yang pendek.
Akibatnya bayi bisa mengalami stres karena saat proses
persalinan pembukaan mulut rahim akan terasa sulit.
Kebanyakan kasus kehamilan di usia 40 tahun ke atas akan
mengalami kesulitan saat melahirkan secara normal.
Apalagi untuk ibu hamil yang hipertensi, maka sangat
dianjurkan untuk melakukan persalinan dengan operasi
caesar. Untuk menyelamatkan ibu dan juga bayi
2.3.3.2  Risiko pada ibu.
1. Memasuki usia 35, wanita sudah harus berhati-hati ketika hamil
karena kesehatan reproduksi wanita pada usia ini menurun. Kondisi
ini akan makin menurun ketika memasuki usia 40 tahun.
2. Risiko makin bertambah karena pada usia 40 tahun, penyakit-
penyakit degeneratif (seperti tekanan darah tinggi, diabetes) mulai
muncul. Selain bisa menyebabkan kematian pada ibu, bayi yang
dilahirkan juga bisa cacat.
3. Kehamilan di usia ini sangat rentan terhadap kemungkinan
komplikasi seperti, placenta previa, pre-eklampsia, dan diabetes.
4. Risiko keguguran juga akan meningkat hingga 50 persen saat wanita
menginjak usia 42 tahun. Terjadi perdarahan dan penyulit kelahiran.
Elastisitas jaringan akan berkurang seiring dengan bertambahnya
usia. Di usia semakin lanjut, maka sering terjadi penipisan dinding
pembuluh darah meskipun kasus tidak terlalu banyak dijumpai,
namun masalah pada kualitas dinding pembuluh darah khususnya
yang terdapat di dinding rahim, dengan adanya pembesaran ruang
rahim akibat adanya pertumbuhan janin dapat menyebabkan
perdarahan
5. Hamil di usia 40 merupakan kehamilan dengan resiko komplikasi
yang tinggi. Menurut penelitian yang dilakukan Royal College of
Obstetricians and Gynaecologists, perempuan yang hamil di akhir
usia 30-an dan 40-an lebih beresiko mengalami hipertensi saat
kehamilan (preeclampsia), kehamilan di luar rahim (kehamilan
etopik), mengalami keguguran.
6. Kualitas sel telur yang lemah menyebabkan penempelan janin pada
dinding rahim lemah sehingga sering menimbulkan perdarahan.
7. Terjadi pre eklampsia. Pre eklampsia atau perdarahan yang
disebabkan oleh adanya tekanan darah yang tinggi melebihi batas
normal sering menjadi penyebab kematian ibu yang melahirkan. Pre
eklampsia banyak dikaitkan dengan usia ibu yang terlalu tua untuk
hamil.
8. Kesulitan melahirkan. Proses melahirkan butuh energi yang ekstra.
Tanpa adanya tenaga yang kuat, maka ibu dapat sulit mengejan
sehingga justru berbahaya bagi bayi yang dilahirkan. Semakin tua
usia ibu dikhawatirkan tenaga sudah relatif menurun, meskipun tidak
dapat disamaratakan antara individu satu dengan lainnya.
9. Di saat melahirkan, pembukaan mulut rahim mungkin akan terasa
sulit sehingga bayi bisa mengalami stres. Oleh karena itu, proses
melahirkan pada ibu yang berusia 40 tahun pada umumnya
dilakukan secara Caesar.
2.3.4 Pencegahan
1)      Rajin menjaga kebugaran tubuh, Anda tak perlu terlalu
khawatir. Karena, Anda tetap bisa melahirkan secara normal.
Anda dan bayi pun akan sehat-sehat saja.
2)      Berkonsultasi kepada dokter mengenai asupan gizi yang perlu
bagi kesehatan kehamilan. Jangan lupakan menerapkan pola
hidup sehat dengan mengonsumi makanan sehat bernutrisi
yang dibutuhkan untuk ibu hamil dan janin dalam perut.
3)      Karena adanya sejumlah risiko komplikasi ini, Anda yang
berusia 35 tahun ke atas cukup besar kemungkinannya untuk
melahirkan secara Caesar.
4)      Sejumlah resiko di atas tetap dapat diminimalkan dengan
berkonsultasi secara intensif dengan dokter kandungan.
5)      Ibu hamil dengan usia beresiko lebih sering melakukan
pemeriksaan dan konsultasi. Segeralah
melakuan screening atau tes untuk mencegah atau mengurangi
resiko yang membahayakan ibu dan anak. Pemeriksaan yang
bisa dilakukan seperti, USG, Triple Test dengan mengambil
sampel darah, Nuchal Translucency yang mengukur ketebalan
belakang leher janin, dan Amniocentesis yaitu pengambilan
cairan ketuban dari dalam rahim, yang selanjutnya dikirim ke
laboratorium genetik untuk dilihat adakah kelebihan atau
kelainan kromosom.
6)      Disarankan untuk mengonsumi minuman suplemen asam
folat dan rajin mengunjungi dokter spesialis kandungan.
7)      Melakukan olahraga low impact juga bisa dilakukan untuk
melatih stamina selama menjalani kehamilan
2.4 Anemia
2.4.1 Definisi Anemia dalam Kehamilan
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar
hemoglobin dibawah 11gr % pada trimester 1 dan 3 atau kadar <
10,5 gr % pada trimester 2, nilai batas tersebut dan perbedaannya
dengan kondisi wanita tidak hamil, terjadi karena hemodilusi,
terutama pada trimester 2 (Cunningham. F, 2005).
Anemia yang paling sering dijumpai dalam kehamilan adalah
anemia akibat kekurangan zat besi karena kurangnya asupan unsur
besi dalam makanan. Gangguan penyerapan, peningkatan kebutuhan
zat besi atau karena terlampau banyaknya zat besi yang keluar dari
tubuh, misalnya pada perdarahan. Wanita hamil butuh zat besi
sekitar 40 mg perhari atau 2 kali lipat kebutuhan kondisi tidak hamil.
Jarak kehamilan sangat berpengaruh terhadap kejadian anemia saat
kehamilan. Kehamilan yang berulang dalam waktu singkat akan
menguras cadangan zat besi ibu. Pengaturan jarak kehamilan yang
baik minimal dua tahun menjadi penting untuk diperhatikan
sehingga badan ibu siap untuk menerima janin kembali tanpa harus
menghabiskan cadangan zat besinya (Mardliyanti, 2006).
2.4.2 Penyebab Terjadinya Anemia
(1) Kurang intake makanan sumber pembentukan darah merah
dikarenakan muntah, pantangan, tidak suka pada suatu jenis
makanan dan faktor alergi terhadap makanan
(2) Kehamilan dan persalinan yang terlalu sering sehingga
simpanan Fe rendah
(3) Kebutuhan Fe yang meningkat
(4) Gangguan penyerapan Fe
(Purwitasari, 2010).

(5) Hypervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah


(6) Pertambahan darah tidak seimbang dengan pertambahan plasma
(7) Kurang zat besi, vitamin B6, vitamin B12, vitamin C, dan asam
folat
(8) Perdarahan kronik
(9) Gangguan penyerapan makanan (malabsorbsi)
(Prawirohardjo, 2001).

2.4.3 Tanda dan Gejala Anemia


Gejalanya: kelelahan, keletihan, iritabilitas, dan sesak nafas
saat melakukan aktifitas merupakan gejala yang paling sering
ditemukan. Stomatitis angular dapat juga terjadi yaitu robekan yang
terasa nyeri pada sudut mulut yang menyebabkan kehilangan nafsu
makan.
Tandanya: pucat pada kulit dan membran mukosa dapat
dilihat dan mungkin tampak pada telapak tangan dan konjungtiva,
meskipun tanda ini bersifat subjektif dan tidak dapat diandalkan.
Pada anemia berat tanda dan gejala klinis yang tampak secara
langsung dihubungkan dengan ketidak adekuatan intermiten atau
berjalan pincang-red (Linda, 2010).
2.4.4 Dampak Pada Kehamilan
Menurut Manuaba (2001), akibat anemia kehamilan adalah
pada hamil muda (trimester pertama) dapat menyebabkan abortus,
missed abortus, kelainan kongenital. Trimester kedua dapat
menyebabkan persalinan prematus, perdarahan antepartum
gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia intrauterin
sampai kematian, berat badan lahir rendah, gestosis dan mudah
terkena infeksi, IQ rendah, dekompensasio kordis - kematian ibu.
Saat inpartu dapat menyebabkan gangguan his primer dan sekunder,
janin lahir dengan anemia, persalinan dengan tindakan tinggi.
Pascapartus dapat menyebabkan atonia uteri menyebabkan
perdarahan, retensio plasenta (plasenta adhesiva, plasenta akreta,
plasenta inkreta, plasenta perkreta), perlukaan sukar sembuh, mudah
terjadi febris puerperalis, gangguan involusi uteri, kematian ibu
tinggi karena perdarahan, infeksi purperalis, gestosis. Saat nifas,
memudahkan infeksi perineum, pengeluaran asi yang jarang, anemia
pada kala nifas, mudah terjadi infeksi mamae.
Sedangkan pada janin menurut Manuaba (1998) akibat
anemia dapat terjadi gangguan dalam bentuk:
(1) Abortus
(2) Terjadinya kematian intauterin
(3) Persalinan preaturitas tinggi
(4) Berat badan lahir rendah
(5) Kelahiran dengan anemia
(6) Dapat terjadi cacat bawaan
(7) Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian prenatal
(8) Intelegensia rendah
2.4.4 Pencegahan Anemia Dalam Kehamilan
(1) Mengkonsumsi dan fungsi zat besi
a. Pembentukan sel darah merah, candangan Fe pada bayi baru
lahir.
b. Sel darah merah bertugas mengangkut oksigen dari paru-paru
ke jaringan dan mengangkut nutrisi dari ibu ke janin.
c. Ikatan Fe dan protein dalam otot menyimpan oksigen yang
sewaktu-waktu digunakan oleh sel.
d. Reaksi enzim diberbagai jaringan tubuh (Purwitasari, 2010)
(2) Tujuan Diit pada ibu hamil dengan anemia
Memberikan makanan yang dapat mencegah dan
memperbaiki keadaan anemia (Purwitasari, 2010).
(3) Syarat Diit pada ibu hamil dengan anemia
Energy sasuai kebutuhan secara bertahap sejumlah 2200
kalori + 300 – 500 kalori/hari, lemak cukup, 53 gram/hari,
protein tinggi 75 gram/hari + 8 – 12 gram/hari, diutamakan
protein bermutu tinggi, meningkatkan konsumsi makanan
sumber pembentukan sel darah merah, bentuk makanan porsi
disesuaikan dengan keadaan kesehatan ibu hamil (Purwitasari,
2010).
2.4.5 Cara meningkatkan asupan Fe dan asam folat
(1) Konsumsi protein hewani (daging, hati, ungagas, seafood, telur,
susu, dan hasil olahan lainnya), konsumsi makanan sumber asam
folat (asparagus, buncis, kapri, kacang tanah, orange juice,
almond, beras merah, kembang kol, telur, selada, sereal instant),
meningkatkan asupan buah berwarna jingga dan merah segar
(jeruk, pisang, kiwi, semangka, dan nanas).
(2) Mengkonsumsi makanan fortifikasi (susu, keju, es krim,
makanan berbasis tepung), vitamin C untuk meningkatkan
absorbs Fe dalam usus konsumsi makanan sumber vitamin B12
(daging, hati, ikan, makanan fermentasi, yogurt, udang, dan
susu).
(3) Jika perlu ditambahkan suplemen vitamin B12, Fe, dan
vitamin C.
(4) Konsumsi sayuran hijau paling tidak 3 porsi/hari.
BAB III
PEMBAHASAN KASUS

3.1. Format Pengkajian


Asuhan Kebidanan Pada Keluarga

TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN
Hari / tanggal : Selasa, 12 Februari 2019
Waktu : 15.00 WIB
Tempat : Dsn. Balung Jeruk Desa Balung Jeruk RT 03 RW 01 Kecamatan
Kunjang Kabupaten Kediri
A. Data Umum
1. Nama KK : Tn. W
2. Alamat : Dsn. Balung Jeruk Desa Balung Jeruk RT 03 RW 01 Kecamatan
Kunjang Kabupaten Kediri
3. Pekerjaan : Pedagang
4. Pendidikan : SLTA
5. Penghasilan : Rp.± 2000.000,00
6. Komposisi keluarga
No Nama L/P Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan Status
dengan KK Kesehatan
1. L 50 th Kepala SLTA Pedagang Sehat
Keluarga
2. Heni S. P 38 th Isteri SLTA IRT Sehat

3. Aurellya P 18 th Anak SMP Pelajar Sehat


4. Laura P 11 th Anak Belum tamat Belum Sehat
sekolah Bekerja
5. Queensch P 9 th Anak Belum tamat Belum Sehat
a sekolah Bekerja
Genogram :
Ibu
Ayah

Anak Anak Anak

7. Tipe Keluarga : keluarga inti


8. Tipe bangsa : Indonesia
9. Agama : Islam
10. Status sosial ekonomi keluarga :
Penghasilan keluarga yang utama, yaitu dari Tn. W sebesar ±Rp. 2.500.000 /bln
sedangkan penghasilan tambahan tidak ada. Pemanfaatan dana keluarga tiap bulan
digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Pengelolaan keuangan oleh ibu atau istri.

11. Aktifitas Rekreasi Keluarga :


Keluarga melakukan rekreasi saat ada liburan sekolah /kegiatan saat ada liburan
sekolah.

B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


Keluarga Tn W dengan tiga anak, anak pertama usia 18 tahun, anak kedua usia 11 tahun
dan anak ke tiga usia 9 tahun. Dan dengan seorang istri yang sedang hamil anak ke empat.
C. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik Rumah :
Rumah
a. Luas : 5m² x 11 m²
b. Jenis rumah : Rumah sendiri
c. Dinding : Tembok
d. Atap : Genteng
e. Lantai : Plester
f. Cahaya : Kurang terang
g. Ventilasi : Kurang
h. Jendela : Ada (2)
i. Kebersihan : Kurang bersih
j. Jumlah ruangan : 5 ruangan
2. Denah Rumah :

Ket : 5
6
1. Ruang tamu dan
Ruang keluarga 3
2. Ruang tidur 1
3. Ruang tidur 2 12
4. Dapur
1
5. Kamar Mandi

3. Perkumpulan keluarga dan interaksi keluarga dengan masyarakat : Baik


4. Air minum
Asal : sanyo
Nilai air : bersih
Konsumsi air : memasak,mencuci,minum dan mandi
5. Pembuangan sampah : ada pembuangan
Keadaan : Bersih
6. Pekarangan dan selokan
Pekarangan : mempunyai perkarangan
Kebersihan : agak kotor
Air limbah : dibuang di selokan,tertutup
7. Kandang Ternak
Terdapat kandang ternak (ayam) di belakang rumah
8. Jamban dan kamar mandi
Keluarga mempunyai jamban sendiri, kamar mandi bersih

D. Sistem Pendukung Keluarga


1. Pola komunikasi keluarga :
Keluarga saling berkomunikasi satu sama lain dan komunikasi terjalin dengan
baik,bahasa sehari hari yang digunakan setiap hari bahasa jawa.
2. Struktur kekuatan keluarga : keluarga
3. Struktur peran :

a. Peranan Ayah
Sebagai suami, ayah, pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman
sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai
masyarakat dari lingkungannya
b. Peranan ibu
Sebagai istri dan ibu dari anaknya, mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh
pendidik anaknya, pelindung, sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya
serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya
c. Peranan anak
Anak – anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangan baik fisik maupun non fisik
d. Nilai atau Norma keluarga ( yang berhubungan dengan kesehatan )
ibu selalu berusaha memberi makan yang bergizi untuk keluarganya.
E. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif : Tn.W sering menegur istrinya jika diperingatkan tidak mau
melaksanakan dan saling menghormati
2. Fungsi social : keluarga mengajarkan agar berperilaku yang baik dengan tetangga dan
lingkungan sekitar, hidup berdampingan dan merasa tentram.
3. Fungsi keperawatan kesehatan : jika sakit mencari alternatif pengobatan lain
4. Fungsi reproduksi : ibu tidak ber KB karena sedang hamil
5. Fungsi ekonomi : penghasilan di dapatkan Tn.W hasil bekerja sebagai pedagang.
F. Harapan keluarga terhadap petugas kesehatan
Harapan keluarga terhadap petugas kesehatan adalah tenaga kesehatan tetap mengarahkan
cara perilaku hidup sehat kepada keluarga yang belum mengerti tentang hidup sehat
terutama pengetahuan tentang kebersihan lingkungan.
1. PENGKAJIAN
a. Data subyektif
Nama klien : Ny. H Nama suami : Tn. W
Umur : 37 tahun Umur : 49 tahun
Suku/kebangsaan : Jawa/Indonesia Suku/kebangsaan : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : Pedagang
Penghasilan :- Penghasilan : + Rp. 2.000.000,00
Agama : Islam Agama : Islam
Alamat : Dsn. Balung Jeruk Desa Balung Jeruk RT 03 RW 01
Kecamatan Kunjang Kabupaten Kediri
b. Keluhan Utama
Ibu mengatakan mengeluh lemas
c. Riwayat menstruasi
Menarchae umur : 12 tahun
Siklus menstruasi : 28 hari
Lama menstruasi : 7 hari tiap bulan
Banyaknya darah : Hari 1-2 ganti softek 3 x/hari (20-30 cc)
Hari 3-4 ganti softek 2 x/hari (10-20 cc)
Hari 5-7 ganti softek 1x/hari (2-5 cc)
Konsistensi : cair, warna : merah tua
Dysminorhea : tidak
Flour Albous : tidak ada
HPHT : 23-10-2018
HTP : 30-07-2019
Riwayat kehamilan sekarang
Hasil test kehamilan (+) tanggal test : 14-12-2018
Gerak anak dirasakan pertama kali sejak umur kehamilan : 3,5 bulan
Gerakan anak sekarang : aktif
Selama hamil memeriksakan kehamilannya di : BPM
a. TM I berapa kali : 3x
Keluhan : mual, muntah, pusing
Terapi : B6, B12,Fe
b. TM II berapa kali : 1x
Keluhan : kadang mual
Terapi : B6
c. TM III berapa kali :-
Keluhan :-
Terapi :-
Imunisasi TT di mana : di Puskesmas
Berapa kali : 3x
TT1 - TT2 -TT3
Keluhan selama hamil ini : mual, muntah, pusing
Obat-obatan yang dikonsumsi selama hamil : Fe, Vit.B6, B12
Penyuluhan yang didapat : makan teratur , KIE buku
KIA hal 1-9
Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu
Kehamilan Persalinan Nifas Anak ket
Suami
No Umur penyu Penol Jenis Temp Peny Peny seks BB/PB Menyu H/M
Ke
sui
1. 1 40 - Bidan Spontan BPS - - Perem 2700 Iya H -
puan 48 cm 18 Th

Perem H
2 1 40 - Bidan Spontan BPS - - puan 2900 Iya 11 -
50 cm Th
Perem
puan H
3 1 40 - Bidan Spontan BPS - - 2800 Iya 9 -
50 cm Th

4 Hamil ini

Riwayat KB
Kontrasepsi yang pernah di gunakan : IUD
Kontrasepsi yang sedang digunakan : Tidak menggunakan KB
Alasan : Karena ibu sedang hamil
Apakah kehamilan ini direncanakan : Iya
Apakah kehamilan ini diharapkan : Iya
1. Harapan terhadap kehamilan sekarang
Jenis kelamin : perempuan / laki-laki
Ingin melahirkan dimana : BPM
Ditolong oleh siapa : bidan
Status perkawinan : menikah
Jumlah perkawinan : 1 kali
Lama perkawinan : 19 tahun
2. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Keturunan kembar : tidak ada
Dari pihak siapa : tidak ada

b. Penyakit keturunan : tidak ada


Jenis penyakit : tidak ada
Dari pihak siapa : tidak ada
c. Penyakit lain dalam keluarga : tidak ada
Jenis penyakit : tidak ada
Yang menderita : tidak ada
3. Riwayat Kesehatan yang lalu
- Penyakit menahun : tidak ada
Jenis penyakit : tidak ada
- Penyakit menurun : tidak ada
Jenis penyakit : tidak ada
- Penyakit menular : tidak ada
Jenis penyakit : tidak ada
4. Latar Belakang Sosial Budaya dan Dukungan Keluarga
Kebiasaan/upacara adat istiadat saat hamil : 3 bulanan,7 bulanan
Kebiasaan keluarga yang menghambat : tidak ada
Kebiasaan keluarga yang menunjang : mengantar ibu periksa,
memberikan semangat disaat
ibu mual dan muntah
Dukungan dari suami : suami sangat mendukung selalu
mengantarkan periksa hamil
dan membiayai
Dukungan dari keluarga yang lain : memberikan kebutuhan gizi
pada ibu
b. Pola Kebiasaan sehari hari
1. Pola Nutrisi
Sebelum hamil : makan 3x/hari porsi cukup : nasi, lauk pauk,
sayur minum + 6-7 gelas/hari.
Selama hamil : makan 3x/hari porsi sedikit : nasi, lauk pauk,
sayur, buah, minum + 7-8 gelas/hari.
Masalah yang dirasakan : tidak ada

2. Pola Eliminasi
Sebelum hamil : BAB 1x/hari konsistensi lunak
BAK 3-4x/hari konsistensi : cair, warna
kekuningan, bau khas
Selama hamil : BAB 1x/hari konsistensi lunak
BAK 3-4/hari konsistensi : cair, kuning, bau
khas
Masalah yang dirasakan : tidak ada
3. Pola Istirahat Tidur
Sebelum hamil : Siang 1-2 jam/hari malam : 7-8 jam/hari
Selama hamil : Siang 1-2 jam/hari malam : 7-8 jam/hari
Masalah yang dirasakan : tidak ada
4. Pola Aktivitas
Sebelum hamil : memasak, mencuci, membersihkan rumah
Selama hamil : memasak, mencuci, membersihkan rumah
Masalah yang dirasakan : tidak ada
5. Pola seksualitas
Sebelum hamil : 2-3 x dalam seminggu
Selama hamil : 1 x dalam seminggu
Masalah yang dirasakan : tidak ada
6. Perilaku Kesehatan
Penggunaan obat-obatan/alkohol/jamu/rokok/sirih/kopi : tidak ada
7. Lain-lain (personal hygiene)
Mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, ganti baju tiap hari, ganti pakaian dalam
2x/hari.
b. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : komposmetis
Keadaan emosional : stabil
TD : 100/70 mmHg
Suhu : 36,6 0C
Nadi : 80x/menit
Respirasi : 22x/menit
TB : 150 cm
BB (sebelum hamil) : 59 kg. sekarang : 60 kg
Kenaikan BB : 1 Kg
Lila : 29 cm
2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
- Kepala
Warna rambut : hitam
Rontok : rambut tidak rontok
Benjolan : tidak ada benjolan
Ketombe : tidak ada ketombe
Kulit kepala : bersih
- Muka
Cloasma gravidarum : ada
Oedema : tidak oedema
Pucat : tidak pucat
- Mata
Kelopak mata : normal
Conjungtiva : warna pucat
Sclera : putih, tidak icterus
- Hidung
Bentuk : normal/simetris kanan dan kiri
Secret : tidak ada
Polip : tidak ada
Kebersihan : bersih
- Mulut dan gigi
Hipersalivasi : tidak hipersalivasi
Gigi : tidak ada caries, tidak berlubang,
tidak ada gigi palsu
Gusi : tidak berdarah
Bibir : tidak kering
Lidah : tidak kotor
Kebersihan : bersih
- Telinga
Bentuk : normal simetris kanan dan kiri
Serumen : tidak ada serumen
Kebersihan : bersih
- Leher
Pembesaranvena jugularis : tidak ada pembesaran
Pembesaran kelenjar thyroid : tidak ada pembesaran
Pembesaran kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran
Struma : tidak ada struma
- Axilla
Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada pembesaran
Kebersihan : bersih
- Payudara
Bentuk : normal
Hiperpigmentasi : ada hiperpigmentasi areola
mamae kanan & kiri
Papila mamae : menonjol kanan kiri
Benjolan/tumor : tidak ada
Keluaran : tidak ada keluaran
Kebersihan : bersih
- Perut
Pembesaran : ada pembesaran
Striae : Tidak ada
Linea : ada
Pembesaran lien/liver : tidak ada
- Punggung
Posisi tulang belakang : normal
- Anogenital
Vulva dan vagina warna : tidak terkaji
Luka parut : tidak ada
Varices : tidak ada
Oedema : tidak ada
Keluaran : tidak ada
Kelainan : tidak ada
Hemoroid : tidak ada
Kebersihan : bersih
- Ekstermitas
Ekstermitas atas dan bawan : simetris
Oedema : tidak ada
Varices : tidak ada varices kanan/kiri
Kekakuan sendi : tidak ada kekakuan sendi

b. Palpasi
- Leher
Pembesaran vena jugularis : tidak ada pembesaran
Pembesaran kelenjar thyroid : tidak ada pembesaran
Pembesaran kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran
Struma : tidak ada struma
- Payudara
Benjolan/tumor : tidak ada benjolan
Keluaran : tidak ada benjolan
- Perut
Leopold I : Bagian fundus teraba
ballotement, Tfu ½ sympisis-pusat
(15 cm)
Leopold II : tidak teraba
Leopold III : tidak teraba
Leopolod IV : tidak teraba
TFU MC. Donald : 15 cm
TBJ : (TFU Cm) – 12) x 155 = 1. 845
gr
- Eksterimtas
Atas dan bawah oedem : tidak ada ka/ki
c. Auskultasi
- DJJ : 140 x/menit
Punctum maximum : ½ sympisis-pusat
Tempat : ½ sympisis-pusat
Frekuensi : 140 x/ menit
d. Perkusi
- Abdoment : tidak kembung
- Reflek patela : positif patella kanan dan kiri
3. Pemeriksaan dalam (jika ada indikasi)
- Vaginal taucher : -
- Pembukaan : - Portio :- Efacement :-
- Ketuban :- Presentasi :- Donominator : -
- Hodge :- Kesan panggul : normal Konsistensi :-
4. Pemeriksaan Panggul Luar
- Distansia spincrum :
- Distensia cristerum :
- Konjuctiva externa :
- Lingkar pangul : Tidak dikaji

- Distansia Tuberum :

5. Pelvimetri Klinis (bila ada indikasi)


- Promotorium :
- Linea Inominota :
- Conjungtiva vera :
- Dinding samping :
- Sakrum :
- Spina isciadika : Tidak dikaji
- Os Coccygis :
- Arcus pubis :

6. Pemeriksaan Laboratorium
- Darah HB : 9 ml/dl
Golongan darah :B
WR :-
VDRL :-
- Urine Piano tes : Positif
Protein : Negatif
Reduksi : Negatif
7. Pemeriksaan Penunjang lain : tidak ada
c. Analisa Data
Ny. “H” G4P3003 UK 16 minggu ,hidup, kesan panggul normal, keadaan
jalan lahir normal, KU ibu baik dengan kehamilan resiko tinggi. Masalah
kesehatan yang dialami oleh keluarga Tn.W yaitu istri yang sedang hamil dengan
Kehamilan resiko tinggi. Sedangkan untuk masalah yang di alami istri Tn. W
Anemia dan kehamilan di usia lebih dari 35 tahun.. Oleh karena itu, di sini akan
dibahas masalah kesehatan tersebut.

3.2. Perumusan Masalah


Dari data-data diatas dan hasil analisa yang sederhana, maka permasalahan yang
timbul dalam keluarga Tn.W adalah sebagai berikut :
1. Ibu hamil dengan Anemia.
2. Ibu hamil dengan kehamilan resiko tinggi (KRT)

3.3. Diagnosa Kebidanan


1. Analisa Data
ANALISA DATA DATA FOKUS MASALAH KESEHATAN
KELUARGA
DS : Pada saat pengkajian ibu Keluarga dengan ibu hamil resiko tinggi
mengatakan lemas
DO :
TD : 100/70 mmHg
Suhu : 36,60C
Nadi : 82x/menit
Respirasi : 22x/menit
TB : 150 cm
Kenaikan BB : 1 Kg
Lila : 29 cm
HB : 9 gr/dL
Leopold :
Leopold I :Bagian fundus teraba
ballotement , TFU ½
sympisis-pusat (15 cm)
Leopold II : Tidak teraba
Leopold III : Tidak teraba
Leopolod IV : Tidak teraba
TFU MC. Donald: 16 cm
TB: (TFU Cm) – 12) x 155 = 1. 845 gr
3.4. Prioritas Masalah
a. Resiko terjadinya penyulit berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
mengenal masalah kesehatan pada ibu hamil resiko tinggi.
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
Ancaman kesehatan
1. Sifat masalah 2/3x1 2/3

Kemungkinan Masalah kurang pengetahuan pada


masalah dapat diatasi kehamilan dengan usia >35 tahun
2. 2/2x2 2 akan diatasi dengan penyuluhan dapat
diubah sebagian karena keinginan
untuk memiliki anak banyak
Potensial masalah Masalah dapat dicegah jika keluarga
untuk dicegah mempunyai pengetahuan dan
3. 3/3x1 1
kesadaran tentang keselamatan nyawa
ibu dan anak serta Ibu mau KB MOW
Menonjol masalah Jika tidak ber KB MOW akan hamil
1 lagi sementara Ibu sudah hamil ke 4
4. 2/2x1

Total skor 4 2/3

b. Anemia pada kehamilan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam


merawat masalah kesehatan yang dialami ibu.

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


Ancaman kesehatan
1. Sifat masalah 2/3x1 2/3

Kemungkinan Masalah dapat di ubah dengan


masalah dapat diatasi mudah, dengan memberikan
2. 2/2x2 2 penyuluhan pada ibu tentang Anemia
dan makan makanan yang
mengandung zat besi serta Tablet FE
Potensial masalah Masalah dapat dicegah jika ibu mau
untuk dicegah mengkonsumsi tablet Fe dan makan-
3. 2/3x1 2/3
makanan dengan kandungan zat besi
banyak
Ibu dapat merasakan jika kurang HB
Menonjol masalah 0 ibu akan lemas
4. 0/2x1

Total skor 2 4/3


2. Penentuan prioritas masalah berdasarkan skor tertinggi
a. Resiko terjadinya penyulit berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
dalam mengenal masalah kesehatan pada ibu hamil resiko tinggi : 4 2/3
d. Anemia pada kehamilan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
merawat masalah kesehatan yang dialami ibu : 2 4/3

3.5. Perencanaan tindakan


1. Diagnosa
Tujuan & Kriteria Rencana tindakan
Memberikan pengertian kepada ibu tentang Memberikan KIE pada ibu tentang kehamilan
keadaannya dan kehamilannya resiko tinggi dan bayaha Hamil dengan usia
>35 tahun

Memeberikan pengertian pada ibu tentang Memberikan KIE pada ibu Pentingnya ber KB
kehamilan risiko tinggi

Memberikan pengertian kepada suami Memberikan KIE pada suami tentang bahaya
tentang kondisi istrinya yang sedang hamil hamil dengan usia >35 tahun dan pentingnya
dengan usia >35 tahun pemakaian kontrasepsi

2. Implementasi
Tanggal &
Diagnosa Impelementasi Evaluasi Respon
Waktu
12 Ny.“H” 1. Melakukan pendekatan Ibu mendengarkan dan
Februari G24P3003 terapeutik kepada klien. memberikan respon baik
2018 pukul UK 16 2. Menjelaskan kepada klien terhadap penyuluhan yang
15.15 WIB minggu, tentang hasil pemeriksaan. diberikan. Dan memotifasi ibu
janin hidup, 3. Mengajarkan pada ibu cara untuk tetap rutin
dengan menjaga kondisinya selama memeriksakan kehmilannya
hamil usia hamil bik di bidan maupun dokter
>35 tahun 4. Mengajari pada ibu cara
mengkonsumsi zat besi
5. Libatkan keluarga untuk
memberikan dukungan agar
minum Fe setiap hari
6. Memberikan konseling
tentang Kebutuhan gizi pada
saat hamil.
7. Memberikan informasi
tentang resiko kehamilan
pada usia >35 tahun
8. Anjurkan pada ibu untuk
melakukan kunjungan ulang
segera jika ada keluhan atau
jika waktunya berkunjung
3. Evaluasi
Tanggal Diagnosa Evaluasi Tindak lanjut
dan waktu
12 Ny. “H” G4P a. Ibu mengerti cara menjaga
Februari 3003 UK 16 kondisinya selama hamil
2019 pukul minggu,janin b. Ibu paham untuk
15.20 WIB hidup, mernjaga kondisinya
dengan selama hamil
kehamilan c. Ibu paham tentang cara
usia >35 mengkonsumsi zat besi
tahun. d. Keluarga / suami berjanjii
akan mengingatkan ibu
untuk minum Fe setiap
hari
e. Ibu paham tentang
konseling gizi seimbang
f. Ibu mengerti tantang
resiko kehamilan usia >35
tahun
g. Ibu berjanji akan
melakukan kunjungan
ulang segera jika ada
keluhan atau jika
waktunya kontrol.

3. Evaluasi ( Tgl : 12 februari 2019 jam : 15:30)


a. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan sudah mengerti dengan penjelasan yang di sampaikan.
b. DATA OBJEKTIF
Ibu menganggukan kepala dan dapat menggulangi penjelasan dengan baik dan benar.
c. ANALISA / DIANGNOSA
Ny. H usia 37 tahun G4P3003 UK 16 minggu kesan umum jalan lahir normal dengan
hamil usia >35 tahun
d. PENATALAKSANAAN
Ibu bersedia melakukan semua anjuran yang sudah disampaikan.
BAB IV
PEMBAHASAN

Pembahasan ini dikelompokkan sesuai langkah manajemen kebidanan yang meliputi :


pengkajian, identifikasi, diangnosa masalah, antisipasi, masalah potensial, indentifikasi
kebutuhan segera, intervensi, implementasi, dan evaluasi.
1. Pengkajian
Penulis tidak mengalami masalah karena klien mudah diajak komunikasi . Menurut
tinjauan pustaka dan data subjektif, kondisi ibu mengalami kurang energy kronik.
2. Indentifikasi, diagnose, masalah dan kebutuhan
Pada tinjauan pustaka, tidak didapatkan masalah dalam pemeriksaan objektif.
3. Antisipasi Maslah Potensial
Pada tinjauan pustaka kehamilan dengan usia >35 tahun
4. Dentifikasi Kebutuhan segera
Identifikasi kebutuhan segera yaitu dengan kolaborasi dengan bidan untuk
memantau kondisi ibu dan janin
5. Intervensi
Klien diharapkan untuk istirahat cukup, makan – makanan yang memenuhi gizi
seimbang dan melakukan kunjungan ulang untuk memantau kesehatan ibu dan
janin.
6. Implementasi
Pada pelaksanaan penulis tidak mengalami kesulitan yang berarti, hal ini
dikarenakan adanya kerjasama dengan klien dan bantuan dari bidan.
7. Evaluasi
Pada pelaksanaan penulis tidak mengalami kesulitan yang berarti, hal ini dikarenakan
ibu paham dengan penjelasan dan dapat mengulangi pertanyaan yang diberikan.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil yang telah ada dapat diambil garis besar dengan pemantauan yang
lebih rutin dan teliti, dari asuhan kebidanan maupun dari asuhan kebidanan keluarga
terhadap ibu hamil dengan kehamilan resiko tinggi (KRT), Data yang suidah ada
mencangkup semua permasalahan yang ada pada keluarga maupun lingkungan keluarga.
Ibu hamil dengan kehamilan resiko tinggi adalah ibu hamil dengan kondisi yang dapat
berpengaruh pada keadaan ibu dan juga janinnya. Kondisi tersebut umumnya
membahayakan dan disebabkan oleh faktor resiko yang beragam yang diantaranya ibu
hamil pada usia lebih dari 35 tahun dan kehamilan dengan anemia . Dengan pendataan
kasus asuhan kebidanan sudah terdapat pemecahan masalah yang akan memantau ibu
hamil dan janinnya. Pendataan asuhan keluarga juga menguatkan bukti untuk perilaku
ibu hamil serta aktifitas keluarga.
Ibu hamil dengan kehamilan resiko tinggi (KRT) harus rutin memeriksakan
kehamilannya untuk kelancaran masa kehamilanya, persalinan sampai dengan nifas.
Keluarga juga memberikan dukungan untuk ibu hamil dengan kehamilan resiko tinggi
(KRT) dan anggota kelurganya agar mudah untuk memecahkan masalah dalam keluarga.
Peran serta keluarga yang sangat mendukung terciptanya keluarga yang harmonis.

5.2 Saran
1. Bagi pasien
Diharapkan bagi para ibu dengan adanya asuhan kebidanan ini lebih bisa
pedukli dengan kondisi kesehatannya.
2. Bagi institusi
Diharapkan institusi kesehatan dapat menentapkan pendidikan asuhan
kebidanan dengan tepat dalam proses belajar mengajar dan memperbaiki praktek
pembelajaran menjadi lebih efektif dan efesien, sehingga kualitas sumberdaya
manusia di institusi meningkat.
DAFTAR PUSTAKA

Arisman. 2009. Gizi Dalam Daur Keidupan. Jogyakarta : Muha Medika.


Depkes RI. 1996. Pedoman Penaggulangan Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronis. Jakarta:
Direktorat Pembinaan Kesehatan Masyarakat.
Departemern Gizi dan Kesehatan FKM UI. 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat Jakarta :
PT. Raja Grafindo Persada.
Depkes RI. (1999). Buku Usahga Perbaikan Gizi Keluarga. Jakarta. Depkes RI.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Paath, Erna, Francin.2004. Gizi dalam Daur Kesehatab Reproduksi. Jakarta : EGC
Prawirohardjo,Sarwono. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono.
Rochjati,Poedji. 2003. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil. Surabaya : FK UNAIR
Weni. 2010. Gizi Ibu Hamil. Jogyakarta : Muha Medika.
Zulhaida, L.2300. Status Gizi Bumil serta pengaruh terhadap bayi yang dilahirkan., Jakarta :
EGC.

Anda mungkin juga menyukai