Anda di halaman 1dari 6

Nama : WIWI FAJRIATI

Nim : PO.62.24.2.21.439
Mata Kuliah: Midwifery Science

Soal:
1. Jelaskan yang dimaksud dengan ilmu Kebidanan
2. Apa tujuan Ilmu Kebidanan ?
3. Gambarkan grafik AKI dan AKB sesuai Data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
sejak tahun 1986 s.d. 2017 serta penyebab utama kematian
4. Jelaskan pengertian AKI dan AKB ! Carilah data
AKI dan AKB Propinsi Kalimantan Tengah dalam 5 tahun terakhir dan sebutkan
penyebab utama kematian!
5. Gambarkan kerangka analisis determinan kematian
dan kesakitan Ibu, dan tuliskan penjelasan terkait kerangka tersebut!
6. Jelaskan apa yang dimaksud SDGs, sebutkan dan
jelaskan SDGs yang terkait dengan Kematian Ibu dan anak !
7. Sebagai seorang bidan, sebutkan upaya apa yang
dapat dilakukan untuk mengatasi masalah Kematian Ibu dan Anak!

Jawaban:
1. Ilmu Kebidanan atau Obstetri ialah bagian Ilmu Kedokteran yang khusus mempelajari segala
soal yang bersangkutan dengan lahirnya bayi. Dengan demikian, yang menjadi objek ilmu ini
ialah kehamilan, persalinan, nofas dan bayi yang baru dilahirkan

2. Tujuan Ilmu Kebidanan ialah menjamin agar setiap wanita hamil dan wanita yang menyusui
bayinya dapat memelihara kesehatannya sesempurna-sempurnanya agar wanita hamil
melahirkan bayi sehat tanpa gangguan apapun dan kemudian dapat merawat bayinya dengan
baik

3. Grafik AKI tahun 1986 s.d 2017 sebagai berikut


Angka Kematian Ibu
450
421
390
373
359
334
307 305

228

1986 1992 1994 1995 1997 2002 2007 2012 2015

Aki

Penyebab utama kematian ibu di Indonesia


1. Perdarahan
2. Infeksi
3. Eklampsia
4. Persalinan macet
5. abortus
Secara umum terjadi penurunan kematian ibu selama periode 1986-2015, namun belum berhasil
mencapai target sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup

Angka Kematian bayi di Indonesia sebagai berikut:

AKN,AKB,AKABA

97

81

58

68 46 44
57 40
46
35 34 32
24
0
32 30 26 20 19 19 15
1991 1995 1999 2003 2007 2012 2017

Angka kematian neonatal Angka kematian Bayi Angka Kematian Balita


Kematian bayi dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan penyebabnya, yaitu penyebab langsung dan
tidak langsung. Penyebab langsung kematian bayi dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dibawa anak
sejak lahir, dan berhubungan langsung dengan status kesehatan bayi. Penyebab langsung kematian bayi
antara lain berat bayi lahir rendah (BBLR), infeksi pasca lahir (tetanus neonatorum, sepsis), hipotermia
dan asfiksia.3 Sedangkan kematian bayi oleh penyebab tidak langsung dipengaruhi oleh lingkungan luar
dan aktivitas ibu ketika hamil, seperti: faktor sosial ekonomi, pelayanan kesehatan, keadaan ibu selama
kehamilan, dan pengaruh lingkungan

4. AKI/Angka Kematian Ibu ialah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama
42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang
disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain, per
100.000 kelahiran hidup. AKB/Angka Kematian Bayi ialah adalah banyaknya bayi yang
meninggal sebelum mencapai umur 1 tahun pada waktu tertentu per 1000 kelahiran hidup pada
periode waktu yang sama.
5.
AKI dan AKB Kalimantan Tengah dalam 5 tahun terakhir
Angka Kematian Ibu di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2015 – 2019

400 359
350
300
250
200 160 165 166
150 121
100
50
0
2015 2016 2017 2018 2019
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2020
Angka Kematian Neonatal, Bayi dan Balita di Provinsi Kalimantan
Tengah Tahun 2014 - 2019
35 12

30
10
9
25 8,8 8,3
11
20 6,6
9 8 7,8 7,6
15 6,2
10
10 7 7 6,2
6,1 5,4
5

0
2014 2015 2016 2017 2018 2019
Angka Kematian Neonatal Angka Kematian Bayi Angka Kematian Balita
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2020

Penyebab Kematian Ibu di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2019 Sumber: Profil Kesehatan
Kabupaten/Kota Tahun 2020

5. Determinan kematian dan kesakitan Ibu

Determinan Antara:

Determinan Jauh:  Status kesehatan (Gizi,


infeksi, penyakit Determinan Dekat:
 Status wanita dalam kronik,riwayat
keluarga (pendidikan, komplikasi) Kehamilan
pekerjaan, penghasilan,  Status ↓
keberdayaan) reproduksi(umur,parita
 Status keluarga dalam s,status perkawinan) Komplikasi(perdarahan, 42%,
masyarakat( penghasilan,  Akses ke pelayana Infeksi 10%, Eklampsia 13%,
kepemilikan, pendidikan, kesehatan: Jangkauan partus Macet 9%, Ruptur uterus
pekerjaan anngota rumah peky:Kualitas 9%, Aborsi 11 %
tangga) pelky,akses informasi
 Status masyarakat ttg kesehatan
(kesejahteraan, sumber  Perilaku sehat
daya/dokter, klinik) (KB,ANC,penolong
Kematian
persalinan
Kecacatan

Faktor tidak diketeahui/tidak


diduga
Menurut McCharty J. Maine DA sebagaimana dikutip Nurul Aeni (2013), kematian ibu
merupakan peristiwa kompleks yang disebabkan oleh berbagai penyebab yang dapat
dibedakan atas determinan dekat, determinan antara, dan determinan jauh. Determinan dekat
yang berhubungan langsung dengan kematian ibu merupakan gangguan obstetrik seperti
pendarahan, preeklamsi/eklamsi, dan infeksi atau penyakit yang diderita ibu sebelum atau
selama kehamilan yang dapat memperburuk kondisi kehamilan seperti penyakit jantung,
malaria, tuberkulosis, ginjal, dan acquired immunodeficiency syndrome. Determinan dekat
secara langsung dipengaruhi oleh determinan antara yang berhubungan dengan faktor
kesehatan, seperti status kesehatan ibu, status reproduksi, akses terhadap pelayanan
kesehatan, dan perilaku penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan. Determinan jauh
berhubungan dengan faktor demografi dan sosiokultural. Kesadaran masyarakat yang rendah
tentang kesehatan ibu hamil, pemberdayaan perempuan yang tidak baik, latar belakang
pendidikan, sosial ekonomi keluarga, lingkungan masyarakat dan politik, serta kebijakan
secara tidak langsung diduga ikut berperan dalam meningkatkan kematian ibu. Berperannya
determinan dekat dan determinan jauh dalam AKI antara lain dapat dilihat dari hasil
penelitian Pertiwi (2012) yang menunjukkan bahwa persentase persalinan dibantu oleh
dukun, persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih sehat, dan persentase sarana
kesehatan di tiap kabupaten/kota di Jawa Timur berpengaruh secara signifikan terhadap
jumlah kematian ibu. Penelitian Aristia (2011) juga menyatakan bahwa persentase rumah
tangga berperilaku hidup bersih sehat berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah
kematian ibu.

6. Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) adalah pembangunan yang bertujuan


meningkatkan kualitas hidup orang di seluruh dunia, baik dari generasi sekarang maupun yang
akan datang, tanpa mengeksploitasi penggunaan sumberdaya alam yang melebihi kapasitas dan
daya dukung bumi. Tujuan tersebut bisa dicapai melalui empat elemen tujuan pembangunan
berkelanjutan: (1) Pertumbuhan dan keadilan ekonomi; (2) Pembangunan sosial; (3) Konservasi
sumberdaya alam (perlindungan lingkungan); (4) Pemerintahan yang baik (good governance).
Keempat elemen tersebut saling mendukung satu dengan lainnya, menciptakan tujuan
pembangunan yang berkaitan dan berkelanjutan.Dalam Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) yang diadakan di Rio de Janeiro (Brasil) pada Juni 2012 dibahas agenda pembangunan
berkelanjutan yang disebut Sustainable Development Goals (SDGs). SDGs merupakan
seperangkat tujuan, sasaran, dan indikator pembangunan yang berkelanjutan yang bersifat
universal. SDGs merupakan kelanjutan dan perluasan dari Millennium Development
Goals (MDGs) yang telah dilakukan oleh negara-negara sejak 2001 hingga akhir 2015.SDGs
merupakan komitmen global dan nasional dalam upaya untuk menyejahterakan masyarakat
mencakup 17 tujuan yaitu (1) Tanpa Kemiskinan; (2) Tanpa Kelaparan; (3) Kehidupan Sehat
dan Sejahtera; (4) Pendidikan Berkualitas; (5) Kesetaraan Gender; (6) Air Bersih dan Sanitasi
Layak; (7) Energi Bersih dan Terjangkau; (8) Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi; (9)
Industri, Inovasi dan Infrastruktur; (10) Berkurangnya Kesenjangan; (11) Kota dan Permukiman
yang Berkelanjutan; (12) Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab; (13) Penanganan
Perubahan Iklim; (14) Ekosistem Lautan; (15) Ekosistem Daratan; (16) Perdamaian, Keadilan
dan Kelembagaan yang Tangguh; (17) Kemitraan untuk Mencapai Tujuan’
Hubungan dengan AKI yaitu
1. Pada tahun 2030, mengurangi rasio angka kematian ibu hingga kurang dari 70 per 100.000
kelahiran hidup.
2. Pada tahun 2030, mengakhiri kematian bayi baru lahir dan balita yang dapat dicegah, dengan
seluruh negara berusaha menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12 per
1000 KH (Kelahiran Hidup) dan Angka Kematian Balita 25 per 1000

7. Upaya yang dapat dilakukan bagi seorang bidan yaitu memastikan semua ibu hamil di
wilayah kerjanya mendapatkan pelayanan oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan
sesuai standar yang telah ditetapkan. Agar dapat dikenali sedini mungkin kondisi setiap ibu
hamil di wilayahnya. Pemantauan wialyah setempat harus dijalankan dengan maksimal,
kegiatan-kegiatan promotif kesehatan seperti kelas ibu hamil tetap harus dilakukan dengan
metode-metode yang sesuai dimasa pandemi ini. Memberikan pengawasan kepada semua pasien
dalam masa pra kehamilan, masa kehamilan dan pasca persalinan

Anda mungkin juga menyukai