Anda di halaman 1dari 19

TUGAS CRITICAL ANALISIS

HAMBATAN DAN KENDALA BERPIKIR KRITIS DAN

KREATIF

DI SUSUN OLEH :
1. REGGY CASTRENA ANGGELLA
2. RINI PUTRI
3. RIZKA PURNAMA
4. SEPTI NOVIA
5. SILVIA NITA MAHARANI
6. SYNTIA WULANDARI

DOSEN PENGAJAR :
DR. SUSILO DAMARINI, SKM.MPH

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa.Berkat rahmat,

taufiq dan hidayah – Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang

berjudul “Hambatan Dan Kendala Berpikir Kritis Dan Kreatif”.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang

telah membantu dalam penyelesaian makalah ini, dan juga kepada sumber –

sumber yang digunakan untuk menunjang penyelesaian makalah ini. Tidak lupa

juga ucapan terima kasih kepada semua yang telah bekerja sama dalam

penyelesaian makalah ini.

Demikianlah makalah yang telah penulis selesaikan. Penulis menyadari

masalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran

dari para pembaca sangat kami harapkan untuk menunjang keberhasilan dari

makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Bengkulu, Agustus 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER.................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

A. Latar Belakang..................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.............................................................................................2

C. Tujuan...............................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................4

A. Pengertian Berfikir Kritis dan Kreatif …………………………………...


B. Karakteristik Orang Berfikir Kritis…………………………………….
C. Hambatan dalam berpikir kritis…………………………………………
D. Kendala Berfikir Kritis………………………………………………....
E. Hambtan Berfikir Kreatif ……………………………………………..
F. Kendala Berfikir Kreatif ………………………………………………

BAB III PENUTUP.............................................................................................16

A. Kesimpulan.......................................................................................................16

B. Saran.................................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Wingkel (2007), kemampuan berpikir kritis adalah

kemampuan untuk mengidentifikasi dan merumuskan suatu masalah,

kemampuan mempertimbangkan dan menilai, yang meliputi membedakan

fakta dan pendapat, menemukan asumsi, dan menarik kesimpulan yang

dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan data yang relevan. Sejalan

dengan Wingkel, Yaumi (2012) juga mengatakan bahwa berpikir kritis

merupakan kemampuan kognitif dalam pengambilan kesimpulan

berdasarkan alasan logis dan bukti empiris. Sedangkan menurut Cahyana,

Kadir, dan Gherardini (2017), berpikir kritis adalah proses yang terarah

dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan

masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan

melakukan penelitian ilmiah. Selanjutnya Ennis (2011) mengemukakan

bahwa “critical thinking is reasonable, reflective thinking that is focused

on deciding what to believe or do”. Dari definisi tersebut, Rochmad (2013)

menjelaskan bahwa berpikir kritis menekankan pada berpikir yang masuk

akal dan reflektif. Berpikir yang masuk akal dan reflektif ini digunakan

dalam mengambil keputusan untuk mempercayai atau melakukan.


B. Rumusan Masalah
1. Apa penertian berpikir kritis dan kreatif ?
2. Bagaimana Karakteristik orang berpikir Kritis?
3. Apa saja Hambatan dalam berpikir kritis?
4. Apa saja kendala dalam bepikir kritis ?
5. Apa saja Hambatan Berpikir Kreatif ?
6. Apa saja Kendala Berfikir Kreatif ?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apa pengertian Berfikir kritis dan Kreatif ?
2. Untuk mengetahui Bagaimana Karakteristik orang berfikir kritis?
3. Untuk mengetahui Hambatan dalam berfikir kritis ?
4. Untuk Mengetahui Kendala Berfikir Kritis ?
5. Untuk mengetahui Hambatan berfikir Kreatif ?
6. Untuk mengetahui Kendala Berfikir Kreatif ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Berfikir Kritis dan Kreatif

Berfikir kritis adalah kemampuan berfikir yang kompleks dengan

menggunakan proses analisis dan evaluasi terhadap suatu informasi yang

diterima maupun dalam menyelesaikan permasalahan, atau arti berfikir kritis

ialah berfikir untuk mencari kebenaran terhadap informasi yang diterima atau

dalam menyelesaikan masalah, cara berfikir kritis yaitu secara tenang, jangan

emosi, dahulukan logika, pahami permasalahan, lakukan analisis, dan evaluasi

hasilnya, barulah ambil keputusan atau tindakan.

Berfikir kritis dapat dikatakan sebagai proses suatu mental yang sudah

teroganisir untuk melakukan analisa dan mengevaluasi suatu informasi, proses

mental tersebut bisa berupa cara memperhatikan, mengkategorikan, mengambil

kesimpulan ataupun keputusan.

Sedangkan Berpikir kreatif atau creative thinking adalah sebuah

kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk berpikir secara terus-menerus

dan konsisten dalam menghasilkan segala sesuatu yang kreatif dan original.

Pada proses creative thinking tidak harus selalu membuat sebuah konsep yang

benar-benar baru. Anda juga bisa berpikir kreatif melalui benda-benda ataupun

ide-ide yang berwujud dalam pikiran Anda. 


B. Karakteristik Orang Berfikir Kritis

Tentu disadari bahwa tidak mudah menjadi orang yang kritis setiap saat.

Ada beberapa karakteristik unggulan yang dapat kita gunakan untuk menilai

diri kita, apakah kita sudah bisa disebut sebagai orang-orang yang kritis atau

belum. Karakteristik atau indikator tersebut adalah sebagai berikut.

Orang yang Kritis Orang yang Tidak Kritis

Memiliki dorongan yang kuat untuk Sering berpikir dalam cara yang kabur,

menemukan kejelasan, ketepatan tidak tepat, dan tidak akurat.

(presisi), keakuratan, dst

Sangat peka  terhadap ide, gagasan, Sering jatuh ke dalam dan menjadi

kesimpulan yang mengandung pendukung setia egosentrisme,

egosentrisme, sosiosentrisme, sosiosentrisme, pemikiran relativistik,

wishful thinking, dst asumsi-asumsi yang tak-teruji, dan

wishful thinking

Sangat menyadari nilai dan manfaat Tidak menyadari nilai dan manfaat

dari berpikir kritis, baik secara dari berpikir kritis

individu maupun secara komunitas

Jujur secara intelektual dengan Mengira bahwa dirinya mengetahui

dirinya, menyadari hal-hal yang tidak lebih dari yang sebenarnya dan
dimengerti dan menerima menyangkal keterbatasan mereka.

kelemahan-kelemahan diri

Mendengar dengan pikiran-terbuka Pikirannya bersifat tertutup dan

pada pandangan atau pendapat yang menolak setiap kritik

berlawanan dan menerima kritik

terhadap keyakinan dan asumsi-

asumsi mereka

Mendasarkan keyakinan- Sering mendasarkan keyakinan-

keyakinannya pada fakta lebih dari keyakinannya pada preferensi diri atau

kepentingan-diri atau preferensi kepentingan-diri

pribadi

Sadar akan kemungkinan adanya bias Tidak atau kurang menyadari bias-bias

dan praduga yang ikut memengaruhi atau praduga-praduga mereka sendiri

cara mereka memahami dunia

Berpikir independen dan tidak takut Cenderung mengikuti saja apa yang

berbeda pendapat dengan pendapat dikatakan kelompok atau masyarakat,

kelompok atau masyarakat mengikuti pendapat atau gagasan

orang lain atau kelompok tanpa sikap

kritis.

Mampu menangkap inti dari suatu Mudah sekali terperangkap dalam


isu atau masalah tanpa terperangkap detail-detail dan sulit menangkap

atau dikacaukan oleh detail-detail esensi dari sesuatu gagasan atau

yang disajikan pendapat.

Memiliki keberanian intelektual Takut dan menolak gagasan atau

untuk menghadapi dan mengakses pendapat yang berbeda dengan

gagasan-gagasan yang benar yang gagasan, pendapat, atau keyakinannya.

bahkan bertentangan dengan gagasan

atau pendapat mereka sendiri.

Mengejar kebenaran dan memiliki Cenderung “cuek” atau acuh tak acuh

keinginan tahu yang tinggi terhadap terhadap kebenaran, tidak punya

isu atau masalah cukup rasa ingin tahu.

Memiliki daya tahan intelektual Dalam mengejar kebenaran cenderung

dalam mengejar insight atau tidak tahan atau cepat menyerah

kebenaran di tengah-tengah kesulitan terhadap berbagai kesulitan dan

atau hambatan hambatan yang muncul.

C. Hambatan dalam berpikir kritis

1. Egosentrisme (Kebenaran yang Berpusat pada Ego)

Egosentrisme adalah kecenderungan melihat dan memahami

realitas sebagai yang berpusat pada diri sendiri. Mereka yang memiliki

kecenderungan ini adalah orang-orang yang menempatkan pandangan-


pandangan dan nilai-nilai mereka sendiri sebagai yang lebih unggul

dibandingkan dengan orang lain.

Egosentrisme dapat menampakkan diri dalam dua cara, yakni self-

interest thinking dan self-serving bias. Self-interest thinking adalah

kecenderungan untuk menerima dan mempertahankan keyakinan yang

cocok atau harmonis dengan kepentingan-diri sendiri. Dapat dikatakan

bahwa setiap kita memiliki kecenderungan ini. Misalnya, para mahasiswa

akan menerima kebijakan kampus yang menguntungkan mereka. Dokter

akan mendukung kebijakan pemerintah atau undang-undang yang tidak

membahayakan profesi mereka. Para karyawan akan langsung menerima

kebijakan pimpinan yang menaikkan uang makan harian mereka, dan

sebagainya. Self-serving bias adalah tendensi menakar diri sendiri secara

berlebihan—menilai diri sendiri sebagai yang lebih baik. Dalam hidup

sehari-hari kita sering berhadapan dengan para pembual yang merasa diri

lebih hebat dibandingkan dengan orang lain. Atau bahkan mereka

menganggap kita sebagai orang yang tidak ada apa-apanya, tidak

berpendidikan, kurang terpelajar, dan sebagainya. Sama seperti self-

interest thinking, self-serving bias juga termasuk tendensi alamiah

manusia. Yang penting bagaimana menyikapinya dan tetap bersikap kritis

terhadap berbagai persoalan yang dihadapi.

2. Sosiosentrisme(Klaim Kebenaran Pada Kelompok Sosial)


Orang yang seluruh pemikirannya berpusat atau terarah hanya

kepada kelompoknya (kelompok social)disebut sosiosentrisme. Itu artinya

bukan hanya egosentrisme yang bisa menghalangi seseorang untuk

berpikir kritis. Sosiosentrisme pun dapat menjadi penghalang seseorang

berpikir kritis. Misalnya, Anda mengatakan bahwa agama yang Anda anut

adalah agama yang paling benar. Atau, kelompok sosial atau etnis Anda

yang paling unggul dibandingkan dengan kelompok social atau etnis lain.

3. Asumsi Tak-teruji dan Sterotip

Sterotip dapat menjadi penghambat dalam berpikir kritis.

Memilliki prasangka terhadap orang lain menumpulkan nalar. Kamu

mungkin pernah mendengar orang mengatakan atau kamu pernah

mengatakan hal ini, “Jangan berasumsi, tunjukkan buktinya!” Apa maksud

pernyataan ini? Apa yang dimaksud dengan asumsi? Segala sesuatu yang

kita terima begitu saja (taken for granted) atau yang kita yakini tanpa ada

bukti tertentu atau tanpa berupaya membuktikannya disebut asumsi.

Misalnya, pagi-pagi kamu mendengar ramalan cuaca di televisi yang

mengatakan bahwa hari ini akan turun hujan, kamu menerima begitu saja

ramalan ini tanpa perlu membuktikannya. Kamu berpegang pada asumsi

bahwa hari ini akan turun hujan.

4. Relativisme
Dalam logika dikatakan bahwaFox telah jatuh ke dalam apa yang

disebut pemikiran relativistik. Apayang dimaksud dengan pemikiran

relativistik? Relativisme adalah pemikiran yangmengatakan bahwa

kebenaran adalah masalah atau persoalan pendapat. Ada dua bentuk

populer dari relativisne, yakni subjektivisme dan relativisme kultural.

Subjektivisme adalah pandangan yang mengatakan bahwa kebenaran

adalah persoalan pendapat individu. Inilah posisi yang dipertahankanoleh

Fox. Menurut pandangan ini, apapun juga yang dipercaya individu

sebagaibenar, adalah benar hanya bagi individu yang bersangkutan. Tidak

ada kebenaranobjektif atau absolut, yakni kebenaran yang bereksistensi

secara independendari apa yang setiap orang percaya. Jadi, misalnya Anda

adalah orang yang menolak aborsi, sementara rekan sejawat Anda

menerima, kedua pendapat ini tidakbisa dievaluasi manakah yang benar

dan manakah yang salah, karena kebenaranyang satu hanya berlaku untuk

individu.
5. Wishful Thinking

wishful thinking adalah keyakinan akan sesuatu sebagai benar

karena hasrat atau keinginan (wish) bahwa sesuatu itu benar.  Menerima

wisful thinking berarti menghalangi kita untuk membuktikan secara kritis

dan rasional apakah suatu kesimpulan, gagasan, atau ide mengandung

kebenaran objektif atau tidak. Bahkan wishful thinking mengarahkan kita

untuk mencari hanya kesimpulan, gagasan, atau ide yang mendukung

kebenaran sejauh sesuai dengan keinginan kita semata.

D. Kendala Berfikir Kritis

1. kurangnya informasi yang memadai

2. kemampuan membaca yang buruk

3. bias

4. prasangka

5. tahayul

6. pikiran sempit

7. pikiran tertutup

8. tidak percaya pada nalar

E. Hambatan dalam Berfikir Kreatif

1. Berprasangka

Berprasangka jelek akan sesuatu yang baru, atau sesuatu yang “lain”. Tak

jarang merasa curiga dan malahan merasa terancam akan hal-hal baru
tersebut. Penyebabnya Persepsi yang timbul dari keadaan-keadaan yang

selama ini telah ada dan “mapan”.

2. Fiksasi Fungsional.

Seringkali kita melihat fungsi benda/obyek hanya dari namanya saja, dan

bukan fungsinya. Misalnya tongkat pengepel lantai, tentu hanya berfungsi

untuk mengepel lantai saja. Tidak terpikirkan bahwa benda itu bisa juga

untuk : membersihkan langit-langit, mencuci mobil di bagian-bagian yang

sulit, menopang pintu supaya tidak membuka/menutup, dan bahkan bisa

untuk latihan aerobic.

3. Merasa Tak ada Pertolongan

Merasa tak memiliki kemampuan, pengetahuan, peralatan, material, untuk

melakukan sesuatu dan tak ada yang akan menolongnya sehingga tak

berusaha melakukan apa-apa. Merasa tak berdaya.

4. Hambatan psikologis

Hambatan psikologis menghalangi seseorang untuk melakukan sesuatu

hanya karena secara umum kedengarannya tidak baik atau tidak benar,

sebab takut dianggap aneh, lucu, atau bahkan sinting.

F. Kendala dalam berpikir kreatif


1. Kurangnya tujuan dari diri anda dan orang lain

Kendala pertama dalam berpikir kreatif adalah kurangnya tujuan

dan sasaran yang ingin anda capai. Tulislah dengan rinci tujuan anda dan

rencanakan tindakan yang akan anda lakukan. Ketika semuanya jelas

tentang apa yang Anda inginkan, dan bagaimana Anda akan mencapainya,

maka pikiran kreatif anda akan hidup.

2. Takut untuk gagal

Kendala kedua dalam berpikir kreatif adalah takut untuk

menghadapi kegagalan. Perasaan takut untuk salah dan membuat

kesalahan, takut untuk kehilangan uang dan waktu. Ketika hal-hal tersebut

terjadi, bukan pengalaman gagal yang menghalangi anda namun perasaan

anda sendiri yang menghambat anda untuk berkembang.

3. Takut akan penolakan

Kendala ketiga dalam berpikir kreatif adalah takut akan kritikan,

atau takut diejek, cemoohan atau penolakan. Hal ini dipicu oleh keinginan

untuk disukai dan disetujui oleh orang lain, bahkan orang-orang yang

Anda tidak tahu atau tidak peduli.

4. Jangan Mengubah atau Beradaptasi dengan Situasi

Sebuah kendala utama pemikiran kreatif disebut "homeostasis." Ini

adalah keinginan bawah sadar yang mendalam untuk tetap konsisten

dengan apa yang telah Anda lakukan atau katakan di masa lalu. Hal ini

merupakan salah satu bentuk ketakutan untuk melakukan atau


mengatakan sesuatu yang baru atau berbeda dari apa yang Anda lakukan

sebelumnya.

5. Tidak Berpikir Proaktif

Kendala kelima untuk berpikir kreatif adalah pasif. Jika Anda tidak

terus-menerus merangsang pikiran Anda dengan ide-ide dan informasi

baru, maka anda akan kehilangan vitalitas dan energy yang sangat banyak

seperti otot yang tidak pernah diregangkan.

6. Terlalu rasional dan tidak improvisasi

Kendala keenam dalam berpikir kreatif adalah terlalu rasional.

Rasionalitas memang dibutuhkan untuk menjelaskan dunia dalam diri

sendiri dan orang lain. Namun terus-menerus berpikir rasional

menyebabkan Anda tidak bisa belajar untuk meningkatkan kinerja anda.

Ada dua alasan utama mengapa kreativitas penting dalam

mencapai kesuksesan. Pertama, pemecahan masalah dan membuat

keputusan adalah fungsi utama dari pengusaha. Kedua, masing-masing

dari kita ingin membuat lebih banyak uang. Kita semua ingin menjadi

lebih sukses dan menikmati status dan harga diri yang tinggi serta

pengakuan. Kemampuan anda dalam memecahkan masalah adalah

penentu utama dari berapa banyak yang telah anda capai.

 
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berpikir kritis adalah suatu aktifitas kognitif yang berkaitab dengan

penggunaan nalar. Belajar untuk berpikir kritis berarti menggunakan


proses-proses mental, seperti memperhatikan, mengkategorikan, seleksi,

dan menilai/memutuskan.

Kemampuan dalam berpikir kritis memberikan arahan yang tepat

dalam berpikir dan bekerja, dan membantu dalam menentukan keterkaitan

sesuatu dengan yang lainnya dengan lebih akurat. Oleh sebab itu

kemampuan berpikir kritis sangat dibutuhkan dalam pemecahan masalah

dan pencarian solusi.

B. Saran

Pembuatan makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, karena

keterbatasan sumber yang kami peroleh. Sehingga isi dari makalah ini

masih bersifat umum, oleh karena itu saya harapkan agar pembaca bisa

mecari sumber yang lain guna membandingkan dengan pembahasan yang

saya buat, guna mengoreksi bila terjadi kelasahan dalam pembuatan

makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Murtadho, Fathiaty. 2012. Jurnal “Berpikir Kritis dan Strategi Metakognisi:


Alternatif Sarana Pengoptimalan Latihan Menulis Argumentasi” State University
of Jakarta, Indonesia

Munandar, S. C. Utami. 2002. Kreativitas dan Keberbakatan : Strategi


Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru . Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

https://marizaumami.wordpress.com/2010/06/15/makalah-berfikir-kritis/

blog.elearning.unesa.ac.id/penalaran-berpikir-kritis-roberth-h.ennis.html

uinsuska.academia.edu/Upaya_Meningkatkan_Kemampuan_Berpikir_Kritis.html

http://rianamuslikhah.blogspot.co.id/2013/07/berpikir-kritis-dan-
pengambilan.html

Anda mungkin juga menyukai