Disusun Oleh:
1. ARMAYANI (19.012.014.025)
2. MAYLANI PAQUITA SARI (19.012.014.035)
3. UDATUL KHAERA (19.012.014.040)
4. NURALYA MULYANI (19.012.014.044)
5. YUYUN ARNITA YURISKA (19.012.014.049)
SAMPUL
19
PROPOSAL MAGANG
PENINGKATAN NILAI TAMBAH OKRA MELALUI USAHA
BROWNIES
(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian di Kota Makassar)
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Program Studi Agribisnis
27
DAFTAR ISI
SAMPUL ..................................................................................................... i
I. PENDAHULUAN ........................................................................ 1
27
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 30
27
DAFTAR GAMBAR
No Uraian Halaman
27
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara tropis sehingga memiliki iklim yang
sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman okra. Namun
dengan adanya penurunan kesuburan tanah, menjadikan tanaman okra
tidak dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal. Peningkatan
produktivitas tanaman okra dapat dilakukan dengan pengaturan jarak
tanam dan pemupukan. Jarak tanam yang tepat dapat mengurangi tingkat
kompetisi tanaman dengan tanaman lain maupun dengan gulma dalam
memperebutkan cahaya matahari, air, dan unsur hara.
Tanaman okra yang memiliki banyak khasiat mulai dikenal
dikalangan masyarakat saat ini, sehingga program peningkatan mutu okra
terus dilakukan untuk dapat memenuhi permintaan masyarakat. Dalam
satu hektar biasanya okra berpotensi menghasilkan 15-18 ton. Beberapa
mayoritas penghasil benih okra yang di datangkan ke Indonesia adalah
China, Malaysia dan Taiwan. Namun, jika kualitas dari produk okra
Indonesia mengalami peningkatan, bukan tidak mungkin Indonesia juga
akan menjadi negara pengekspor tanaman okra kedepan..
Menurut Sidding (2017) Tanaman okra (Abelmochus esculethus (L).
atau yang lebih dikenal dengan kacang bendi merupakan sayuran buah
yang berasal dari Afrika dapat diolah menjadi beragam makanan serta
berkhasiat bagi kesehatan. Okra merupakan sayuran yang penting yang
menduduki peringkat ke tiga setelah bawang dan tomat. Buah okra segar
per 100 g mengandung air 81,50 g, asam askorbat 59.00 mg, betakaroten
385,00 mg, thiamin 0,25 mg, Vitamin B2 2,80 mg, niacin 0,20 mg, energi
235.000 kJ (56.oo kkal), protein 4,40 g, lemak 0,60 g, karbohidrat 11,30 g,
serat 2,10 g, Ca 532,00 mg, P 70.000 mg, Fe 0,70 mg (Benchasri, 2009).
Juga mengandung glutation yaitu serat yang sangat penting bagi tubuh
karena dapat mencegah terjadinya konstipasi, obesitas,
hiperkolesterolemia, diabetes dan kanker kolon (Zaenab, 2017). Okra juga
dapat menurunkan resiko cacat pada tabung syaraf janin dalam
19
kandungan. Tanaman sejenis okra kaya akan manfaat terutama untuk
kesehatan. Adapun khasiat dari tanaman okra yaitu menurunkan kadar
gula darah, menurunkan kolestrrol, mencegah osteoporosis, kaya
antioksidan, dan kandungan anti kanker (Ismail, Rahmadillah, 2018).
Tujuan pembuatan produk ini yang berbahan dasar dari okra yang
diolah menjadi brownies, karena okra sendiri memiliki kandungan gizi
yang cukup tinggi, dari 100 g buah muda okra mengandung 33 kalori, 7 g
karbohidrat, 3,2 g serat dan 81 mg kalsium. Buah okra umum
dimanfaatkan sebagai terapi obat untuk beberapa macam penyakit,
seperti disentri, kelainan lambung, kelainan usus besar, nyeri tenggorokan
dan penyakit gonore. Senyawa pada buah okra dapat membantu
penderita dibetes mellitus, karena kemampuannya menurunkan kadar
gula darah dalam tubuh (Pratiwi dkk., 2016).
Dari sinilah kemudian muncul pertanyaan apakah pembuatan
cemilan brownies dengan tambahan bahan tama okra efektif dalam
pemasaran produk unggulan pertanian sehingga pada akhirnya bisa
menjadi sarana dalam meningkatkan pendapatan petani maupun negara.
Jadi berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka penulis berfikir
untuk mengangkat kasus ini guna untuk menganalisis “ANALISIS
KELAYAKAN OKRA MELALUI USAHA BROWNIES ”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara meningkatkan nilai tambah tanaman okra?
2. Berapa keuntungan dari pengolahan produk Brownies Okra?
3. Apakah pengolahan komoditi okra mejadi brownies layak untuk
dijual?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui cara meningkatkan nilai tambah tanaman okra
ke masyarakat melalui produk brownies okra.
27
2. Untuk mengetahui tingkat keuntungan dari pengolahan produk
brownies okra.
3. Untuk mengetahui layak atau tidaknya pengolahan komoditi okra
menjadi brownies.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pengusaha, hasil dari penelitian ini dapat memberikan
informasi kepada khalayak masyarakat dan lingkungan
Mahasiswa.
2. Perguruan tinggi dan masyarakat umum, hasil penelitian ini
berfungsi untuk menambah bahan literatur serta pengetahuan
mengenai cara pengolahan komoditi okra menjadi produk
brownies.
3. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi
sumbangan pemikiran serta bahan pertimbangan dalam
menyusun kebijakan pertanian dikemudian hari.
4. Bagi Peneliti, hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk melatih
kemampuan penerapan teori perkuliahan, menambah
pengetahuan mengenai, dan bahan masukan bagi penelitian
selanjutnya.
27
II. TINJAUAN PUSTAKA
19
berbentuk bundar dan berwarna kehitaman, dengan diameter 3-6 mm
(Maesen, 1997). Klasifikasi tanaman okra adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Abelmoschus
Spesies : Abelmoschus esculentus
(Watson dan Preedy, 2016).
Seratus gram buah okra mengandung 88% air, 2,1% protein, 0,2%
lemak, 8% karbohidrat, 1,7% serat, dan 0,2% abu (Akanbi dkk., 2010).
Buah okra diketahui dapat digunakan sebagai obat untuk beberapa
penyakit kronis, seperti untuk pemulihan disentri, iritasi lambung, iritasi
usus besar, radang tenggorokan dan penyakit gonore (Lim, 2012).
Kandungan senyawa buah okra juga dapat memulihkan penderita dibetes
mellitus karena mampu menurunkan gula darah dalam tubuh (Amin,
2011). Tanaman okra dapat ditanam pada segala musim, baik pada
musim hujan maupun kemarau, namun okra tidak tahan terhadap
genangan air, sebaliknya okra tahan terhadap kekeringan (Rachman dkk,
27
1991). Tanaman okra memerlukan suhu hangat untuk dapat tumbuh
dengan baik dan sebaliknya tidak dapat tumbuh dengan baik pada suhu
rendah dalam jangka waktu yang lama. Temperatur optimum yang
diperlukan adalah 21-30°C, dengan minimum temperatur 18°C dan
maksimum 35°C.
Okra berperan penting dalam menyediakan karbohidrat, protein,
lemak, mineral, dan vitamin. Pentingnya gizi yang terkandung dalam buah
okra menjadikan tanaman tersebut banyak diproduksi secara komersial.
Namun, di beberapa negara tropis belum dapat dicapai hasil produksi okra
yang optimum (2-3 ton/ha) dan kualitas yang tinggi, karena terus terjadi
penurunan kesuburan tanah (El-Kader, 2010).
B. Brownies
Brownies merupakan jenis kue yang disukai berbagai kalangan baik
anak kecil maupun dewasa. Rasanya yang legit dan enak membuat kue
ini banyak digemari. Tingginya kadar gula dan miskin serat menjadi
pemicu berbagai gangguan penyakit seperti diabetes melitus.
NegaraIndonesia adalah negara yang kaya akan sayuran, buah segar,
dan hasil laut yang dapat dijadikan bahan pangan, namun rata-rata
konsumsi sayuran, buah, dan hasil laut masih rendah terutama untuk
masyarakat urban. Rendahnya konsumsi sayuran, buah dan hasil laut
yang mengandung yodium pada masyarakat kelompok dewasa dapat
menurunkan produktifitas. Salah satu pangan lokal yng dapat digunakan
sebagai alternatif pemenuhan serat harian yang mengandung yodium
tinggi adalah rumput laut (Anggraini, 2018).
C. Teori Pendapatan
Pendapatan adalah total penerimaan yang diperoleh pada periode
tertentu. Perusahaan yang menginginkan laba maksimum akan
mengambil keputusan secara marjinal, dimana perusahaan dapat
menyesuaikan variable variabel yang bisa dikontrol untuk memungkinkan
memperoleh laba yang maksimum (Gratio, 2013). Pendapatan dibagi
27
menjadi pendapatan kotor (penerimaan) dan pendapatan bersih
(keuntungan). Pendapatan kotor merupakan ukuran produktivitas sumber
daya yang yang di produksi dari usaha tani, sedangkan pendapatan bersih
merupakan pendapatan kotor yang dikurangi total biaya usaha yang
dikeluarkan (Soekartawi,2001). Keuntungan (laba) atau rugi suatu usaha
akan diketahui setelah penerimaan hasil penjualan produk dikurangi
dengan harga produk, biaya pemasaran, dan biaya umum. Pendapatan
atau keuntungan adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya.
Untuk menghitung pendapatan usaha diperlukan dua keterangan pokok
yaitu keadaan pengeluaran selama usaha dijalankan dalam waktu yang
ditetapkan dan keseluruhan penerimaan. Pendapatan merupakan sumber
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan sangat penting
artinya bagi kelangsungan hidup dan penghidupan seseorang secara
langsung maupun tidak langsung. Pendapatan sangat berpengaruh bagi
kelangsungan suatu usaha, semakin besar pendapatan yang diperoleh
maka semakin besar kemampuan suatu usaha untuk membiayai segala
pengeluaran dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan (Humaerah dkk,
2014).
27
pengorbanan atau biaya. Secara matematis, dapat dituliskan melalui
persamaan sebagai berikut :
D. Teori Penerimaan
Menurut Boediono (2002), yang dimaksud dengan penerimaan
(revenue) adalah penerimaan produksi dari hasil penjualan outputnya.
Untuk mengetahui penerimaan total diperoleh dari output atau hasil
produksi dikalikan dengan harga jual output. Secara matematis dapat
ditulis sebagai berikut:
TR = P × Q
27
Dimana :
TR = Penerimaan Total
P = Harga Jual
E. Teori Biaya
Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang harus dikeluarkan
untuk menghasilkan produk tertentu dalam waktu tertentu. Biaya produksi
meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya adalah nilai dari semua
pengorbanan ekonomis yang diperlukan, yang tidak dapat dihindarkan,
dapat diperkirakan, dan dapat diukur untuk menghasilkan suatu produk
(Cyrilla dan Ismail, 1998). Pendapat lain mengatakan bahwa biaya adalah
pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang
terjadi untuk tujuan tertentu. Biaya merupakan beban pembayaran untuk
melakukan pelayanan seperti bahan, upah, asuransi, bahan keperluan,
transportasi, depresiasi, pajak, pengadaan dan promosi penjualan
(Siagian, 1999).
27
tetap pada volume kegiatan tertentu, sedangkan biaya variabel (variable
cost) adalah biaya yang jumlah totalnya berubah-ubah.
F. Biaya tetap
Biaya tetap merupakan biaya yang tidak dipengaruhi oleh perubahan
tingkat kegiatan maupun volume penjualan (Marewa, 2012). Biaya tetap
per unit berbanding terbalik secara proporsional dengan perubahan
volume kegiatan atau kapasitas. Semakin tinggi tingkat kegiatan, maka
semakin rendah biaya tetap per unit. Semakin rendah tingkat kegiatan,
maka semakin tinggi biaya tetap per unit. (Mulyadi, 2005). Biaya tetap
tidak dipengaruhi oleh volume produksi, seperti biaya penyusutan, tenaga
kerja, dan pajak (Prawirokusumo, 1991).
27
H. Nilai Tambah
Konsep nilai tambah menurut (Soekartawi 2003), pengolahan hasil
pertanian merupakan komponen kedua dalam kegiatan agribisnis setelah
komponen produksi pertanian. Banyak pula dijumpai petani yang tidak
melaksanakan pengolahan hasil yang disebabkan oleh berbagai sebab,
padahal disadari bahwa kegiatan pengolahan ini dianggap penting, karena
dapat meningkatkan nilai tambah. Komponen pengolahan hasil pertanian
menjadi penting karena pertimbangan diantaranya sebagai berikut :
a) Meningkatkan nilai tambah
b) Meningkatkan kualitas hasil
c) Meningkatkan penyerapan tenaga kerja
d) Meningkatkan ketrampilan produsen
e) Meningkatkan pendapatan produsen
27
pengolahan dapat dikategorikan menjadi dua yaitu faktor teknis dan faktor
pasar. Faktor teknis yang berpengaruh adalah kapasitas produksi, jumlah
bahan baku yang digunakan dan tenaga kerja. Sedang faktor pasar yang
berpengaruh adalah harga output, upah tenaga kerja, harga bahan baku
dan nilai input lain, selain bahan bakar dan tenaga kerja.
Dari proses pengolahan komoditas pertanian akan diperoleh nilai
tambah. Pengertian nilai tambah (value added) adalah pertambahan nilai
suatu produk atau komoditas karena mengalami proses pengolahan,
pengangkutan, ataupun penyimpanan dalam suatu produksi. Dalam
proses pengolahan nilai tambah dapat didefenisikan sebagai selisih antara
nilai produk denga nilai bahan baku dan input lainnya, tidak termasuk
tenaga kerja (Nur 2013).
Industri pengolahan hasil pertanian dapat menciptakan nilai tambah.
Jadi konsep nilai tambah adalah suatu pengembangan nilai yang terjadi
karena adanya input fungsional seperti perlakuan dan jasa yang
menyebabkan bertambahnya kegunaan dan nilai komoditas selama
mengikuti arus komoditas pertanian (Nur, 2013).
I. Pemasaran
Menurut Yuwono, dkk (2011) pemasaran adalah segala usaha bisnis
sehingga dapat memenuhi kebutuhan barang dan jasa yang diinginkan
semua konsumen. Pemasaran merupakan ilmu yang menelaah terhadap
aliran barang secara fisik dan ekonomis dari produksi melalui lembaga
pemasaran kepada konsumen. Pemasaran berperan untuk membantu
menjembatani kesenjangan antara kebutuhan produsen dan konsumen.
Untuk membantu pengertian produsen yang lebih baik terhadap
kebutuhan konsumen sehingga produsen dapat melakukan pekerjaan
yang lebih baik untuk memenuhinya.
Menurut Rosita (2008) Konsep pemasaran muncul pada
pertengahan tahun 1950-an. Pemasaran adalah kegiatan untuk
menyampaikan barang dan jasa mulai dari titik produksi ke titik konsumsi.
27
Secara umum, pemasaran merupakan kegiatan sebelum berproduksi
artinya sudah direncanakan sebelumnya. Pemasaran adalah suatu
kegiatan ekonomi dalam melakukan koordinasi dari produksi sampai
konsumsi.
K. Penelitian Terdahulu
Menurut Patel dkk, 2013 bahwa hasil rata-rata per hektar okra
diperkirakan 143,90 kwintal. Produksi tertinggi ditemukan pada April
(20,78%) dan terendah pada bulan Desember (0,65%). Tertinggi harga
pada bulan Desember (Rs. 3200/ q) atau sekitar Rp.677.382,92 dan
terendah pada bulan Oktober (Rs 1073/ q) atau sekitar Rp.227,134,96.
Keseluruhan biaya per kwintal pemasaran okra diperkirakan (Rs. 271.50)
atau sekitar Rp.574,717,1. Di samping berbagai komponen biaya, biaya
komisi pun 36,83 persen, grading dan biaya pengepakan adalah 16,57
persen, bongkar muat, dan biaya penimbangannya adalah 18,41 persen
diikuti oleh biaya transportasi 13,61 persen dari total biaya pemasaran.
27
Penyebaran harga total diamati 39 persen dari harga konsumen saat
produksinya dijual melalui pedagang grosir dan pengecer.
Menurut Kelechi dkk., 2013 terdapat delapan (8) saluran pemasaran
yang diidentifikasi. Dari model koefisien ini, yang ditentukan tingkat
konsentrasi dalam kaitannya dengan struktur pasar-pasar grosir dan
eceran, tidak ada hambatan untuk masuk dan keluar dari pasar selama
periode musim kemarau. Adapun persentase yang tertinggi (93%) pada
margin pemasaran pemasar. Peran pemerintah sangat diperlukan dalam
membangun dan memperbaiki usang jalan, serta membangun yang baru,
yang pada gilirannya akan membawa pengurangan biaya transportasi dan
minimisasi kerugian sayuran dalam proses pemasaran harus didorong.
Menurut Ngebede dkk., 2014 bahwa sebagian besar responden
berada di dalam usia produktif aktif mereka, dengan usia rata-rata 30,5
tahun, jenis kelamin laki-laki mendominasi proses produksi sementara
76,7% menikah memperoleh setidaknya pendidikan menengah 41,7%
yang dibantu kemampuan mereka untuk memahami dan mengadopsi
inovasi baru dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas. Produksi
skala kecil dilakukan dengan ukuran lahan sebesar 0,5 ha menunjukkan
tingkat produksi yang subsistem. Pengolahan dilakukan dengan teknik
tradisional. Pemasaran hasil produksi dilakukan di Sektor pertanian dan
pasar lokal, Pemanfaatan okra segar dan kering sebagian besar yaitu
untuk membuat sup. Kendala utama yang dihadapi petani di daerah
tersebut adalahfluktuasi harga dan jalan yang buruk. Jika kendala ini
ditangani dengan baik dapat meningkatkan produktivitas yang tinggi.
27
L. Kerangka Pikir
Tanaman Okra
(Abelmschus Esculentus L.)
Brownies
Promosi
Tingkat Keuntungan
27
III. METODOLOGI PENELITIAN
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah studi kasus dengan melihat satu Instansi di
Kota Makassar.
C. Prosedur Pembuatan
1. Alat:
Oven
Loyang
Baskom
Mixer
Spatula
Blender
Timbangan
Gelas Ukur
Kuas
Sendok
Pisau
Plastik Mika
2. Bahan:
Okra 60 gr
Terigu Kompas 550 gr
Mentega 400 gr
Vanili 2 gr
19
SP 20 gr
Cara Pembuatan:
27
D. Analisis Data
Studi kasus usaha brownies okra yang di lakukan oleh peneliti
sendiri (experiental farm) dengan demikian penelitian ini betul betul
dialami sendiri oleh peneliti yang akan memberikan pengalaman dalam
pembuatan usaha brownies okra.
Jenis data yang dibutuhkan untuk mendukung penelitian ini adalah
data kuantitatif dan data kualitatif.Data kuantitatif adalah data yang
diukur dengan suatu alat ukur tertentu,yang diperlukan untuk
keperluan analisis secara kuantitatif yang berbentuk angka angka
seperti biaya modal usaha dan pendapatan atau
keuntungan.Sedangkan data kualitatif adalah jenis data yang tidak
berbentuk angka angka(data yang berbentuk kata,kalimat dan
gambar).
27
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Stuktur Organisasi
Struktur organisasi BPTP Sulawesi Selatan saat ini
berdasarkan peraturan Menteri pertanian terdiri dari kepala, sub
bagaian tata usaha dan seksi Kerjasama dan pelayanan pengkajian
serta kelompok jabatan fungsional.
27
STRUKTUR ORGANISASI
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI SELATAN
TAHUN 2022
KEPALA BALAI
27
Dalam pembuatan brownies okra ini dari pengeluaran untuk membuat
produk dengan seharga Rp 57.000 dan menghasilkan brownies sebanyak
3 loyang dan dalam 1 loyang menghasilkan 12 potong.Jadi total dari 3
loyang itu sebanyak 36 potong.Dari pembuatan brownies ini ingin
memperoleh keuntungan sekitar 50% yang di pasarkan dengan seharga
Rp 3000/potong dan meraut untung sebanyak Rp 108.000.
108.000
B/C Ratio= =1,89
57.000
Jika B/C Ratio lebih dari 1, maka keuntungan dari proyek tersebut lebih
besar daripada pengeluaran sehingga proyek tersebut layak.Dengan
demikian usaha brownies layak untuk di kembangkan.
27
V. KESIMPULAN
Dalam pembuatan brownies okra untuk menentukan layaknya usaha
ini untuk dikembangkan maka menggunakan benefit cost ratio,data yang
diperlukan ialah total biaya yang di keluarkan dan penghasilan yang
didapatkan.
Jika B/C Ratio lebih dari 1, maka keuntungan dari proyek tersebut lebih
besar daripada pengeluaran sehingga proyek tersebut layak. Dengan
demikian usaha brownies layak untuk di kembangkan.
27
DAFTAR PUSTAKA
Amjad, M., M. Sultan, M.A. Anjum, and C.M. Ayyub. 2002. Response of
okra (Abelmoschus esculentur L. Moench) to various doses of N &
P and different plant spacings. Journal of Research (Science),
Bahauddin Zakarita University, Multan, Pakistan
Halim, F., Kurniullah, A. Z., Butarbutar, M., Efendi, E., Sudarso, A., Purba,
B., ... & Novela, V. (2021). Manajemen Pemasaran Jasa. Yayasan
Kita
27
Normansyah, Dodi, Siti Rochaeni, and Armaeni Dwi Humaerah. "Analisis
pendapatan usahatani sayuran di kelompok tani jaya, desa
Ciaruteun Ilir, kecamatan Cibungbulang, kabupaten
Bogor." Agribusiness Journal 8.1 (2014): 29-44.
Putri, Erryka Aprilia, Anik Suwandari, and Julian Adam Ridjal. "Analisis
pendapatan dan efisiensi biaya usahatani tembakau maesan 2 di
Kabupaten Bondowoso." Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian (J-
SEP) 8.1 (2015): 64-69.
Suaduon, J., Afkari, S. G., Subekti, I., Parida, P., Aziwantoro, J.,
Hasibuan, L., & Anwar, K. (2022). Analisis Nilai Tambah Pendidikan
dalam Dimensi Mikro dan Makro Lembaga Pendidikan,
Perorangan, dan Analisis Nilai Tambah bagi Masyarakat. JIIP-
Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 5(6), 1972-1979.
27
27
27