Anda di halaman 1dari 31

PROPOSAL MAGANG

ANALISIS KELAYAKAN OKRA MELALUI USAHA


BROWNIES
(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian di Kota Makassar)

Disusun Oleh:

1. ARMAYANI (19.012.014.025)
2. MAYLANI PAQUITA SARI (19.012.014.035)
3. UDATUL KHAERA (19.012.014.040)
4. NURALYA MULYANI (19.012.014.044)
5. YUYUN ARNITA YURISKA (19.012.014.049)

SAMPUL

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR
2022

19
PROPOSAL MAGANG
PENINGKATAN NILAI TAMBAH OKRA MELALUI USAHA
BROWNIES
(Balai Pengkajian Teknologi Pertanian di Kota Makassar)
HALAMAN PENGESAHAN

Yang Disusun dan Diajukan Oleh :


1. ARMAYANI (19.012.014.025)
2. MAYLANI PAQUITA SARI (19.012.014.035)
3. UDATUL KHAERA (19.012.014.040)
4. NURALYA MULYANI (19.012.014.044)
5. YUYUN ARNITA YURISKA (19.012.014.049)

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Andi Tenri Darhyati. S.P., M.P Warda Halil, S.P.M.Sc


Pembimbing Dosen Fakultas Pembimbing Instansi BPTP

Mengetahui,
Ketua Program Studi Agribisnis

Dr. Awaluddin Yunus, S.P., M.Pd.

27
DAFTAR ISI
SAMPUL ..................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii

DAFTAR ISI .............................................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... v

I. PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ...................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 2
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 7

A. Tanaman Okra (Abelmschus Esculentus (L.) Moench) ............... 7


B. Brownies ..................................................................................... 9
C. Teori Pendapatan........................................................................ 9
D. Teori Penerimaan ...................................................................... 11
E. Teori Biaya ................................................................................ 12
F. Biaya tetap ................................................................................ 13
G. Biaya Tidak Tetap / Biaya Variabel ........................................... 13
H. Nilai Tambah ............................................................................. 14
I. Pemasaran ................................................................................ 15
J. Kondisi Umum Lingkungan (Makassar).....................................16
K. Penelitian Terdahulu ................................................................... 16
L. Kerangka Pikir ........................................................................... 18

III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 27

A. Tempat dan Waktu .................................................................... 27


B. Jenis Penelitian ......................................................................... 27
C. Prosedur Pembuatan ................................................................ 27
F. Analisis Data ............................................................................. 29

27
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 30

A. Profil Institusi Mitra .................................................................... 30


B. Stuktur Organisasi ..................................................................... 30
C. Hasil .......................................................................................... 31
V. KESIMPULAN .......................................................................... 33

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 34

27
DAFTAR GAMBAR
No Uraian Halaman

1. Tanaman Okra (Abelmschus Esculentus) ................................... 8


2. Skema Kerangka Pikir ............................................................... 18

27
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara tropis sehingga memiliki iklim yang
sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman okra. Namun
dengan adanya penurunan kesuburan tanah, menjadikan tanaman okra
tidak dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal. Peningkatan
produktivitas tanaman okra dapat dilakukan dengan pengaturan jarak
tanam dan pemupukan. Jarak tanam yang tepat dapat mengurangi tingkat
kompetisi tanaman dengan tanaman lain maupun dengan gulma dalam
memperebutkan cahaya matahari, air, dan unsur hara.
Tanaman okra yang memiliki banyak khasiat mulai dikenal
dikalangan masyarakat saat ini, sehingga program peningkatan mutu okra
terus dilakukan untuk dapat memenuhi permintaan masyarakat. Dalam
satu hektar biasanya okra berpotensi menghasilkan 15-18 ton. Beberapa
mayoritas penghasil benih okra yang di datangkan ke Indonesia adalah
China, Malaysia dan Taiwan. Namun, jika kualitas dari produk okra
Indonesia mengalami peningkatan, bukan tidak mungkin Indonesia juga
akan menjadi negara pengekspor tanaman okra kedepan..
Menurut Sidding (2017) Tanaman okra (Abelmochus esculethus (L).
atau yang lebih dikenal dengan kacang bendi merupakan sayuran buah
yang berasal dari Afrika dapat diolah menjadi beragam makanan serta
berkhasiat bagi kesehatan. Okra merupakan sayuran yang penting yang
menduduki peringkat ke tiga setelah bawang dan tomat. Buah okra segar
per 100 g mengandung air 81,50 g, asam askorbat 59.00 mg, betakaroten
385,00 mg, thiamin 0,25 mg, Vitamin B2 2,80 mg, niacin 0,20 mg, energi
235.000 kJ (56.oo kkal), protein 4,40 g, lemak 0,60 g, karbohidrat 11,30 g,
serat 2,10 g, Ca 532,00 mg, P 70.000 mg, Fe 0,70 mg (Benchasri, 2009).
Juga mengandung glutation yaitu serat yang sangat penting bagi tubuh
karena dapat mencegah terjadinya konstipasi, obesitas,
hiperkolesterolemia, diabetes dan kanker kolon (Zaenab, 2017). Okra juga
dapat menurunkan resiko cacat pada tabung syaraf janin dalam

19
kandungan. Tanaman sejenis okra kaya akan manfaat terutama untuk
kesehatan. Adapun khasiat dari tanaman okra yaitu menurunkan kadar
gula darah, menurunkan kolestrrol, mencegah osteoporosis, kaya
antioksidan, dan kandungan anti kanker (Ismail, Rahmadillah, 2018).
Tujuan pembuatan produk ini yang berbahan dasar dari okra yang
diolah menjadi brownies, karena okra sendiri memiliki kandungan gizi
yang cukup tinggi, dari 100 g buah muda okra mengandung 33 kalori, 7 g
karbohidrat, 3,2 g serat dan 81 mg kalsium. Buah okra umum
dimanfaatkan sebagai terapi obat untuk beberapa macam penyakit,
seperti disentri, kelainan lambung, kelainan usus besar, nyeri tenggorokan
dan penyakit gonore. Senyawa pada buah okra dapat membantu
penderita dibetes mellitus, karena kemampuannya menurunkan kadar
gula darah dalam tubuh (Pratiwi dkk., 2016).
Dari sinilah kemudian muncul pertanyaan apakah pembuatan
cemilan brownies dengan tambahan bahan tama okra efektif dalam
pemasaran produk unggulan pertanian sehingga pada akhirnya bisa
menjadi sarana dalam meningkatkan pendapatan petani maupun negara.
Jadi berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka penulis berfikir
untuk mengangkat kasus ini guna untuk menganalisis “ANALISIS
KELAYAKAN OKRA MELALUI USAHA BROWNIES ”.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara meningkatkan nilai tambah tanaman okra?
2. Berapa keuntungan dari pengolahan produk Brownies Okra?
3. Apakah pengolahan komoditi okra mejadi brownies layak untuk
dijual?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui cara meningkatkan nilai tambah tanaman okra
ke masyarakat melalui produk brownies okra.

27
2. Untuk mengetahui tingkat keuntungan dari pengolahan produk
brownies okra.
3. Untuk mengetahui layak atau tidaknya pengolahan komoditi okra
menjadi brownies.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pengusaha, hasil dari penelitian ini dapat memberikan
informasi kepada khalayak masyarakat dan lingkungan
Mahasiswa.
2. Perguruan tinggi dan masyarakat umum, hasil penelitian ini
berfungsi untuk menambah bahan literatur serta pengetahuan
mengenai cara pengolahan komoditi okra menjadi produk
brownies.
3. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi
sumbangan pemikiran serta bahan pertimbangan dalam
menyusun kebijakan pertanian dikemudian hari.
4. Bagi Peneliti, hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk melatih
kemampuan penerapan teori perkuliahan, menambah
pengetahuan mengenai, dan bahan masukan bagi penelitian
selanjutnya.

27
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman Okra (Abelmschus Esculentus (L.) Moench)


Sektor pertanian merupakan sektor yang menopang kehidupan
sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal ini karena sektor pertanian
mampu memberikan pemasukan dalam mengatasi krisis yang terjadi
(Khaina, 2012). Okra (Abelmoschus esculentus L.) adalah tanaman
ekonomis penting, tumbuh di daerah tropis dan bagian subtropis.
Tanaman ini cocok untuk dibudidayakan sebagai tanaman taman serta
perkebunan komersial besar. Di Indonesia budidaya tanaman okra masih
jarang ditemui, karena belum banyak petani yang mau menanamnya,
sehingga konsumsi sayuran okra ini masih rendah, akan tetapi
belakangan ini nama okra mulai banyak dikenal terutama di sumatera
utara di mana sudah banyak dibicarakan dari mulut ke mulut, bahwa
tanaman okra sangat baik untuk penderita diabetes, karena sangat ampuh
menurunkan gula darah dan kolesterol.
Okra (Abelmschus Esculentus) merupakan tanaman asli afrika dan
telah tumbuh di berbagai Negara di seluruh dunia termasuk Indonesia.
Tanaman okra merupakan tergolong tanaman tahunan yang dapat
ditanam pada tanah yang berpasir hingga tanah liat serta mengandung
banyak bahan organic. Pohon okra memiliki batang berwarna hijau dan
memiliki sedikit percabangan. Batang tumbuh hingga 1-2 meter, batang
tanaman okra memiliki bulu halus pada permukaannya. Bunga tanaman
okra merupakan bunga tunggal yang terletak di bawah daun atau dalam
tandan semu, berwarna kuning, dengan panjang tangkai bunga mencapai
7 cm. Bagian daun okra berukuran lebar dan berbentuk seperti lima jari
dengan pertulangan daun menyirip yang berukuran 10- 25 cm. Pada
bagian buah mempunyai bentuk silindris hingga kapsul bentuk pyramid,
dengan panjang sekitar 5-35 cm, diameter 1-5 cm, memanjang dan
membentuk berongga,setengah ronnga, atau tidak berongga. Buahnya
berwarna seperti hijau muda, ungu kehijauan dan hijau kekuningan. Biji

19
berbentuk bundar dan berwarna kehitaman, dengan diameter 3-6 mm
(Maesen, 1997). Klasifikasi tanaman okra adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Abelmoschus
Spesies : Abelmoschus esculentus
(Watson dan Preedy, 2016).

Gambar 1. Buah Okra (Abelmschus Esculentus)

Seratus gram buah okra mengandung 88% air, 2,1% protein, 0,2%
lemak, 8% karbohidrat, 1,7% serat, dan 0,2% abu (Akanbi dkk., 2010).
Buah okra diketahui dapat digunakan sebagai obat untuk beberapa
penyakit kronis, seperti untuk pemulihan disentri, iritasi lambung, iritasi
usus besar, radang tenggorokan dan penyakit gonore (Lim, 2012).
Kandungan senyawa buah okra juga dapat memulihkan penderita dibetes
mellitus karena mampu menurunkan gula darah dalam tubuh (Amin,
2011). Tanaman okra dapat ditanam pada segala musim, baik pada
musim hujan maupun kemarau, namun okra tidak tahan terhadap
genangan air, sebaliknya okra tahan terhadap kekeringan (Rachman dkk,

27
1991). Tanaman okra memerlukan suhu hangat untuk dapat tumbuh
dengan baik dan sebaliknya tidak dapat tumbuh dengan baik pada suhu
rendah dalam jangka waktu yang lama. Temperatur optimum yang
diperlukan adalah 21-30°C, dengan minimum temperatur 18°C dan
maksimum 35°C.
Okra berperan penting dalam menyediakan karbohidrat, protein,
lemak, mineral, dan vitamin. Pentingnya gizi yang terkandung dalam buah
okra menjadikan tanaman tersebut banyak diproduksi secara komersial.
Namun, di beberapa negara tropis belum dapat dicapai hasil produksi okra
yang optimum (2-3 ton/ha) dan kualitas yang tinggi, karena terus terjadi
penurunan kesuburan tanah (El-Kader, 2010).

B. Brownies
Brownies merupakan jenis kue yang disukai berbagai kalangan baik
anak kecil maupun dewasa. Rasanya yang legit dan enak membuat kue
ini banyak digemari. Tingginya kadar gula dan miskin serat menjadi
pemicu berbagai gangguan penyakit seperti diabetes melitus.
NegaraIndonesia adalah negara yang kaya akan sayuran, buah segar,
dan hasil laut yang dapat dijadikan bahan pangan, namun rata-rata
konsumsi sayuran, buah, dan hasil laut masih rendah terutama untuk
masyarakat urban. Rendahnya konsumsi sayuran, buah dan hasil laut
yang mengandung yodium pada masyarakat kelompok dewasa dapat
menurunkan produktifitas. Salah satu pangan lokal yng dapat digunakan
sebagai alternatif pemenuhan serat harian yang mengandung yodium
tinggi adalah rumput laut (Anggraini, 2018).

C. Teori Pendapatan
Pendapatan adalah total penerimaan yang diperoleh pada periode
tertentu. Perusahaan yang menginginkan laba maksimum akan
mengambil keputusan secara marjinal, dimana perusahaan dapat
menyesuaikan variable variabel yang bisa dikontrol untuk memungkinkan
memperoleh laba yang maksimum (Gratio, 2013). Pendapatan dibagi

27
menjadi pendapatan kotor (penerimaan) dan pendapatan bersih
(keuntungan). Pendapatan kotor merupakan ukuran produktivitas sumber
daya yang yang di produksi dari usaha tani, sedangkan pendapatan bersih
merupakan pendapatan kotor yang dikurangi total biaya usaha yang
dikeluarkan (Soekartawi,2001). Keuntungan (laba) atau rugi suatu usaha
akan diketahui setelah penerimaan hasil penjualan produk dikurangi
dengan harga produk, biaya pemasaran, dan biaya umum. Pendapatan
atau keuntungan adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya.
Untuk menghitung pendapatan usaha diperlukan dua keterangan pokok
yaitu keadaan pengeluaran selama usaha dijalankan dalam waktu yang
ditetapkan dan keseluruhan penerimaan. Pendapatan merupakan sumber
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan sangat penting
artinya bagi kelangsungan hidup dan penghidupan seseorang secara
langsung maupun tidak langsung. Pendapatan sangat berpengaruh bagi
kelangsungan suatu usaha, semakin besar pendapatan yang diperoleh
maka semakin besar kemampuan suatu usaha untuk membiayai segala
pengeluaran dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan (Humaerah dkk,
2014).

Menafsir pendapatan kotor, semua komponen produk yang tidak


dijual harus dinilai berdasarkan harga pasar, perhitungan pendapatan
kotor harus juga mencakup semua perubahan nilai tambah di lapangan
antara permulaan dan akhir tahun pembukaan. Perubahan semacam ini
sangat penting terutama untuk tanaman tahunan (Soekartawi, dkk, 1986
dalam Erwan Purnomo, 2001). Untuk menghitung jumlah pendapatan
maka digunakan rumus sebagai berikut (Soekartawi,dkk,2003):

Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Secara teoritis, benefit Cost Ratio merupakan sebuah


perbandingan antara semua nilai benefit terhadap semua nilai

27
pengorbanan atau biaya. Secara matematis, dapat dituliskan melalui
persamaan sebagai berikut :

B/C Ratio= Jumlah Pendapatan (B) : Total BIaya Produksi (TC)

Metode ukuran penilaian kelayakan suatu proyek yaitu:


B/C ratio > 1 maka usaha layak untuk di lanjutkan,namun jika B/C ratio < 1
maka usaha tersebut tidak layak atau merugi. Adapun untuk menghitung
benefit cost ratio,data yang diperlukan ialah total biaya yang di keluarkan
dan penghasilan yang didapatkan per tahun.Lebih jelasnya,berikut rumus
matematis untuk menghitung B/C Ratio.Seperti disebutkan
sebelumnya,terdapat indikator yang dapat memperlihatkan besaran
keuntungan sebuah proyek usaha.Indikator tersebut meliputi:
 Jika B/C Ratio lebih dari 1, maka keuntungan dari proyek
tersebut lebih besar daripada pengeluaran sehingga proyek
tersebut layak.
 Jika B/C Ratio kurang dari 1,maka keuntungan dari proyek
tersebut lebih kecil daripada pengeluaraanya sehingga
proyek tersebut tidak layak dan perlu di tinjau ulang.
 Jika B/C Ratio sama dengan 1, maka keuntungan dan
pengeluaraanya dikatakan seimbang atau impas.

D. Teori Penerimaan
Menurut Boediono (2002), yang dimaksud dengan penerimaan
(revenue) adalah penerimaan produksi dari hasil penjualan outputnya.
Untuk mengetahui penerimaan total diperoleh dari output atau hasil
produksi dikalikan dengan harga jual output. Secara matematis dapat
ditulis sebagai berikut:

TR = P × Q

27
Dimana :

TR = Penerimaan Total

P = Harga Jual

Q = Jumlah Output/produk yang dihasilkan

Jadi untuk mengetahui jumlah penerimaan total produksi maka harga


jual dikalikan dengan jumlah output/produk yang dihasilkan maka akan
keluar total penerimaan barang tersebut.

E. Teori Biaya
Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang harus dikeluarkan
untuk menghasilkan produk tertentu dalam waktu tertentu. Biaya produksi
meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya adalah nilai dari semua
pengorbanan ekonomis yang diperlukan, yang tidak dapat dihindarkan,
dapat diperkirakan, dan dapat diukur untuk menghasilkan suatu produk
(Cyrilla dan Ismail, 1998). Pendapat lain mengatakan bahwa biaya adalah
pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang
terjadi untuk tujuan tertentu. Biaya merupakan beban pembayaran untuk
melakukan pelayanan seperti bahan, upah, asuransi, bahan keperluan,
transportasi, depresiasi, pajak, pengadaan dan promosi penjualan
(Siagian, 1999).

Menurut Butarbutar et al. (2014) biaya pemasaran dalam tataniaga


telur ayam adalah semua pengeluaran yang harus dikeluarkan pedagang
pengecer untuk memperoleh produk telur ayam (daging, tulang, telur).
Ilham (2009) menyebutkan bahwa komponen biaya pemasaran seperti
retribusi, pungutan liar, susut berat badan ternak selama transportasi dan
biaya transportasi yang tinggi menyebabkan biaya pemasaran makin
tinggi. Boediono (1998) menyatakan bahwa berdasarkan volume kegiatan
biaya dibedakan atas biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap (fixed
cost) adalah biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan produksi yang jumlah

27
tetap pada volume kegiatan tertentu, sedangkan biaya variabel (variable
cost) adalah biaya yang jumlah totalnya berubah-ubah.

F. Biaya tetap
Biaya tetap merupakan biaya yang tidak dipengaruhi oleh perubahan
tingkat kegiatan maupun volume penjualan (Marewa, 2012). Biaya tetap
per unit berbanding terbalik secara proporsional dengan perubahan
volume kegiatan atau kapasitas. Semakin tinggi tingkat kegiatan, maka
semakin rendah biaya tetap per unit. Semakin rendah tingkat kegiatan,
maka semakin tinggi biaya tetap per unit. (Mulyadi, 2005). Biaya tetap
tidak dipengaruhi oleh volume produksi, seperti biaya penyusutan, tenaga
kerja, dan pajak (Prawirokusumo, 1991).

G. Biaya Tidak Tetap / Biaya Variabel


Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding
dengan perubahan volume kegiatan. Biaya variabel per unit konstan,
semakin besar volume kegiatan semakin besar pula biaya totalnya,
sebaliknya semakin kecil biaya volume kegiatan, semakin kecil pula biaya
totalnya. Biaya bahan baku merupakan contoh biaya variabel yang
berubah sebanding dengan perubahan volume produksi (Marewa, 2012).

Menurut Soekartawi (1995), biaya variabel adalah biaya yang


berubah-ubah disebabkan oleh adanya perubahan nilai jual hasil, bila
jumlah barang yang dihasilkan bertambah, maka biaya variabelnya
meningkat. Semakin tinggi volume kegiatan atau aktivitas, maka secara
proporsional semakin tinggi pula total biaya variabel. Semakin rendah
volume kegiatan, maka secara proporsional semakin rendah pula total
biaya variabel. Contoh biaya variabel dalam sebuah usaha adalah biaya
transportasi, biaya retribusi, biaya keamanan dan sebagainya (Mulyadi,
2005).

27
H. Nilai Tambah
Konsep nilai tambah menurut (Soekartawi 2003), pengolahan hasil
pertanian merupakan komponen kedua dalam kegiatan agribisnis setelah
komponen produksi pertanian. Banyak pula dijumpai petani yang tidak
melaksanakan pengolahan hasil yang disebabkan oleh berbagai sebab,
padahal disadari bahwa kegiatan pengolahan ini dianggap penting, karena
dapat meningkatkan nilai tambah. Komponen pengolahan hasil pertanian
menjadi penting karena pertimbangan diantaranya sebagai berikut :
a) Meningkatkan nilai tambah
b) Meningkatkan kualitas hasil
c) Meningkatkan penyerapan tenaga kerja
d) Meningkatkan ketrampilan produsen
e) Meningkatkan pendapatan produsen

Menurut Subekti (2004), nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan


adalah selisih antara nilai komoditas yang mendapat perlakuan pada
tahap tertentu dengan nilai korbanan yang digunakan selama proses
produksi berlangsung. Nilai tambah menunjukkan balas jasa untuk modal,
tenaga kerja dan manajemen perusahaan. Salah satu kegunaan
menghitung nilai tambah adalah untuk mengukur besarnya jasa terhadap
para pemilik faktor produksi.
Perjalanan dari produsen ke konsumen, produk-produk pertanian dan
olahannya, merupakan perlakuan-perlakuan sehingga menimbulkan nilai
tambah, besar nilai tambah tergantung dari teknologi yang dipergunakan
dan perlakuan produk tersebut. Besarnya nilai tambah karena proses
pengolahan didapat dari pengurangan biaya bahan baku ditambah input
lainnya terhadap nilai produk yang dihasilkan (Soehardjo 1989) dalam
(Subekti 2004).
Menurut Sudiono (2001), menerangkan bahwa ada dua cara untuk
menghitung nilai tambah untuk pengolahan dan nilai tambah untuk
pemasaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tambah untuk

27
pengolahan dapat dikategorikan menjadi dua yaitu faktor teknis dan faktor
pasar. Faktor teknis yang berpengaruh adalah kapasitas produksi, jumlah
bahan baku yang digunakan dan tenaga kerja. Sedang faktor pasar yang
berpengaruh adalah harga output, upah tenaga kerja, harga bahan baku
dan nilai input lain, selain bahan bakar dan tenaga kerja.
Dari proses pengolahan komoditas pertanian akan diperoleh nilai
tambah. Pengertian nilai tambah (value added) adalah pertambahan nilai
suatu produk atau komoditas karena mengalami proses pengolahan,
pengangkutan, ataupun penyimpanan dalam suatu produksi. Dalam
proses pengolahan nilai tambah dapat didefenisikan sebagai selisih antara
nilai produk denga nilai bahan baku dan input lainnya, tidak termasuk
tenaga kerja (Nur 2013).
Industri pengolahan hasil pertanian dapat menciptakan nilai tambah.
Jadi konsep nilai tambah adalah suatu pengembangan nilai yang terjadi
karena adanya input fungsional seperti perlakuan dan jasa yang
menyebabkan bertambahnya kegunaan dan nilai komoditas selama
mengikuti arus komoditas pertanian (Nur, 2013).

I. Pemasaran
Menurut Yuwono, dkk (2011) pemasaran adalah segala usaha bisnis
sehingga dapat memenuhi kebutuhan barang dan jasa yang diinginkan
semua konsumen. Pemasaran merupakan ilmu yang menelaah terhadap
aliran barang secara fisik dan ekonomis dari produksi melalui lembaga
pemasaran kepada konsumen. Pemasaran berperan untuk membantu
menjembatani kesenjangan antara kebutuhan produsen dan konsumen.
Untuk membantu pengertian produsen yang lebih baik terhadap
kebutuhan konsumen sehingga produsen dapat melakukan pekerjaan
yang lebih baik untuk memenuhinya.
Menurut Rosita (2008) Konsep pemasaran muncul pada
pertengahan tahun 1950-an. Pemasaran adalah kegiatan untuk
menyampaikan barang dan jasa mulai dari titik produksi ke titik konsumsi.

27
Secara umum, pemasaran merupakan kegiatan sebelum berproduksi
artinya sudah direncanakan sebelumnya. Pemasaran adalah suatu
kegiatan ekonomi dalam melakukan koordinasi dari produksi sampai
konsumsi.

J. Kondisi Umum Lingkungan (Makassar)


Walaupun okra sudah ditanam di beberapa tempat di Indonesia
terutama di Sulawesi selatan dan buahnya dapat dijumpai di swalayan
besar, namun tanaman ini masih belum dikenal baik di Indonesia. Belum
banyak informasi mengenai kultivar yang berpotensi hasil tinggi dan
adaptif di Indonesia. Di daerah Makassar itu sendiri okra yang
dibudidayakan di lorong-lorong kota Makassar ini telah menembus pasar
retail modern seperti Glael yang beralamat di Jalan Sultan Hasanuddin
Makassar. Tanaman ini belum begitu dikenal oleh masyarakat kota
Makassar dan masih sedikit masyarakat yang mengkomsumsi buah okra
dan hanya terbatas untuk sayuran saja. Maka dari itu untuk dikenal lebih
jauh terhadapa tanaman okra di kalangan masyarakat serta meningkatkan
nilai tambah yaitu okra diolah menjadi brownies, dimana brownies pada
umumnya telah dikenal lebih jauh dikalangan masyarakat.

K. Penelitian Terdahulu
Menurut Patel dkk, 2013 bahwa hasil rata-rata per hektar okra
diperkirakan 143,90 kwintal. Produksi tertinggi ditemukan pada April
(20,78%) dan terendah pada bulan Desember (0,65%). Tertinggi harga
pada bulan Desember (Rs. 3200/ q) atau sekitar Rp.677.382,92 dan
terendah pada bulan Oktober (Rs 1073/ q) atau sekitar Rp.227,134,96.
Keseluruhan biaya per kwintal pemasaran okra diperkirakan (Rs. 271.50)
atau sekitar Rp.574,717,1. Di samping berbagai komponen biaya, biaya
komisi pun 36,83 persen, grading dan biaya pengepakan adalah 16,57
persen, bongkar muat, dan biaya penimbangannya adalah 18,41 persen
diikuti oleh biaya transportasi 13,61 persen dari total biaya pemasaran.

27
Penyebaran harga total diamati 39 persen dari harga konsumen saat
produksinya dijual melalui pedagang grosir dan pengecer.
Menurut Kelechi dkk., 2013 terdapat delapan (8) saluran pemasaran
yang diidentifikasi. Dari model koefisien ini, yang ditentukan tingkat
konsentrasi dalam kaitannya dengan struktur pasar-pasar grosir dan
eceran, tidak ada hambatan untuk masuk dan keluar dari pasar selama
periode musim kemarau. Adapun persentase yang tertinggi (93%) pada
margin pemasaran pemasar. Peran pemerintah sangat diperlukan dalam
membangun dan memperbaiki usang jalan, serta membangun yang baru,
yang pada gilirannya akan membawa pengurangan biaya transportasi dan
minimisasi kerugian sayuran dalam proses pemasaran harus didorong.
Menurut Ngebede dkk., 2014 bahwa sebagian besar responden
berada di dalam usia produktif aktif mereka, dengan usia rata-rata 30,5
tahun, jenis kelamin laki-laki mendominasi proses produksi sementara
76,7% menikah memperoleh setidaknya pendidikan menengah 41,7%
yang dibantu kemampuan mereka untuk memahami dan mengadopsi
inovasi baru dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas. Produksi
skala kecil dilakukan dengan ukuran lahan sebesar 0,5 ha menunjukkan
tingkat produksi yang subsistem. Pengolahan dilakukan dengan teknik
tradisional. Pemasaran hasil produksi dilakukan di Sektor pertanian dan
pasar lokal, Pemanfaatan okra segar dan kering sebagian besar yaitu
untuk membuat sup. Kendala utama yang dihadapi petani di daerah
tersebut adalahfluktuasi harga dan jalan yang buruk. Jika kendala ini
ditangani dengan baik dapat meningkatkan produktivitas yang tinggi.

27
L. Kerangka Pikir

Tanaman Okra
(Abelmschus Esculentus L.)

Peningkatan Nilai Tambah

Brownies

Promosi

Tingkat Keuntungan

Gambar 2. Skema Kerangka Pikir

27
III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu


Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Kota Makassar. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan
Agustus 2022.

B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah studi kasus dengan melihat satu Instansi di
Kota Makassar.

C. Prosedur Pembuatan
1. Alat:
 Oven
 Loyang
 Baskom
 Mixer
 Spatula
 Blender
 Timbangan
 Gelas Ukur
 Kuas
 Sendok
 Pisau
 Plastik Mika
2. Bahan:

Okra 60 gr
Terigu Kompas 550 gr
Mentega 400 gr
Vanili 2 gr

19
SP 20 gr

Susu + Air 100 ml


Gula Pasir 130 gr
Telur 6 Butir
Soda Kue 1 gr
Pasta Panda 1 ml

Cara Pembuatan:

1. Siapkan alat dan bahan


2. Siapkan Loyang olesi dengan mentega, lalu sisihkan
3. Cuci bersih okra kemudian potong-potong dan campurkan
dengan susu yang sudah di larutkan dengan air kemudian
blender hingga halus.
4. Dalam wadah lain Mixer telur,gula.vanili,mentega,sp dan soda
kue hingga mengembang.
5. Campurkan adonan yang sudah di mixer dengan okra dan
campurkan terigu serta pasta pandan, aduk hingga rata.
6. Tuangkan adonan ke dalam Loyang yang sudah di olesi
dengan mentega
7. Panaskan Oven Dengan Suhu 150 derajat celcius
8. Kemudian Panggang selama 45 menit
9. Ketika brownies sudah matang olesi permukaan brownies
dengan sedikit mentega
10. Beri topping sesuai selera
11. Brownies siap di sajikan

27
D. Analisis Data
Studi kasus usaha brownies okra yang di lakukan oleh peneliti
sendiri (experiental farm) dengan demikian penelitian ini betul betul
dialami sendiri oleh peneliti yang akan memberikan pengalaman dalam
pembuatan usaha brownies okra.
Jenis data yang dibutuhkan untuk mendukung penelitian ini adalah
data kuantitatif dan data kualitatif.Data kuantitatif adalah data yang
diukur dengan suatu alat ukur tertentu,yang diperlukan untuk
keperluan analisis secara kuantitatif yang berbentuk angka angka
seperti biaya modal usaha dan pendapatan atau
keuntungan.Sedangkan data kualitatif adalah jenis data yang tidak
berbentuk angka angka(data yang berbentuk kata,kalimat dan
gambar).

27
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Institusi Mitra


a) Visi dan Misi

Visi BPTP Sulawesi Selatan adalah menjadi institusi penghasil


inovasi teknologi pertanian spesifik lokasi yang handal sesuai
dengan kebutuhan dan dinamika pembangunan pertanian di
Sulawesi Selatan.

b) Misi BPTP Sulawesi Selatan


 Menghasilkan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi
untuk mendukung pembangunan pertanian wilayah Sulawesi
Selatan.
 Menyiapkan /mendiseminasikan teknologi tepat guna untuk
meningkatkan produktifitas dan daya saing hasil-hasil pertanian
yang berwawasan agribisnis.
 Menjalin kerja sama yang lebih luas dengan Lembaga
penelitian/pengkajian nasional, internasional pemerintah daerah
dan swasta.
 Berupaya meningkatkan pendapatan petani untuk mencapai
kesejahteraan.
 Memberikan masukan untuk penyusunan kebijakan
pembangunan pertanian di daerah Sulawesi Selatan.

B. Stuktur Organisasi
Struktur organisasi BPTP Sulawesi Selatan saat ini
berdasarkan peraturan Menteri pertanian terdiri dari kepala, sub
bagaian tata usaha dan seksi Kerjasama dan pelayanan pengkajian
serta kelompok jabatan fungsional.

27
STRUKTUR ORGANISASI
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI SELATAN
TAHUN 2022

KEPALA BALAI

Dr. Ir. Syamsuddin, M.


Se

Kepala Seksi Kerjasama Kepala Sub Bagian Tata


Dan Pelayanan Usaha

Suryanti Ali S.Hut,M.Si Andi Wahyudi, S.Kom

PENGKAJIAN Kelompok Jabatan


Fungsional
Suryanti ali S.Hut, M.Si
C. Hasil
P
No Nama Barang Satuan Harga(Rp) Jumlah
1 Okra 60 gr 7000 7000
2 Terigu Kompas 550 gr 6000 6000
3 Mentega 400 gr 15000 15000
4 Vanili 2 gr 1000 2000
5 Sp 20 gr 1000 2000
6 Susu 100 ml 5000 5000
7 Gula Pasir 130 gr 7000 7000
8 Telur 6 butir 10000 10000
9 Soda Kue 1 gr 1500 1500
10 Pasta Pandan 1 ml 1500 1500
Total 57000

27
Dalam pembuatan brownies okra ini dari pengeluaran untuk membuat
produk dengan seharga Rp 57.000 dan menghasilkan brownies sebanyak
3 loyang dan dalam 1 loyang menghasilkan 12 potong.Jadi total dari 3
loyang itu sebanyak 36 potong.Dari pembuatan brownies ini ingin
memperoleh keuntungan sekitar 50% yang di pasarkan dengan seharga
Rp 3000/potong dan meraut untung sebanyak Rp 108.000.

Jika usaha brownies okra ingin mengevaluasi keuntungan atau hendak


memutuskan untuk melanjutkan usaha ini maka perhitungan B/c Ratio
adalah:

108.000
B/C Ratio= =1,89
57.000

Jika B/C Ratio lebih dari 1, maka keuntungan dari proyek tersebut lebih
besar daripada pengeluaran sehingga proyek tersebut layak.Dengan
demikian usaha brownies layak untuk di kembangkan.

27
V. KESIMPULAN
Dalam pembuatan brownies okra untuk menentukan layaknya usaha
ini untuk dikembangkan maka menggunakan benefit cost ratio,data yang
diperlukan ialah total biaya yang di keluarkan dan penghasilan yang
didapatkan.

Jika B/C Ratio lebih dari 1, maka keuntungan dari proyek tersebut lebih
besar daripada pengeluaran sehingga proyek tersebut layak. Dengan
demikian usaha brownies layak untuk di kembangkan.

27
DAFTAR PUSTAKA
Amjad, M., M. Sultan, M.A. Anjum, and C.M. Ayyub. 2002. Response of
okra (Abelmoschus esculentur L. Moench) to various doses of N &
P and different plant spacings. Journal of Research (Science),
Bahauddin Zakarita University, Multan, Pakistan

ALIM, Nurmaranti, et al. Pengelolaan Lahan Kering. Yayasan Kita


Menulis, 2022.

Baladina, Nur, et al. "Identifikasi Potensi Komoditi Pertanian Unggulan


Dalam Penerapan Konsep Agropolitan Di Kecamatan
Poncokusumo, Kabupaten Malang." Agricultural Socio-Economics
Journal 13.1 (2016): 30.

Fajrin, Maulidya. Pengaruh media tanam dan pengaplikasian PGPR (plant


growth promoting rhizobacteria) terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman okra (Abelmoschus esculentus L.). Diss. Universitas
Brawijaya, 2018.

Halim, F., Kurniullah, A. Z., Butarbutar, M., Efendi, E., Sudarso, A., Purba,
B., ... & Novela, V. (2021). Manajemen Pemasaran Jasa. Yayasan
Kita

Nadira, S., B. Hatidjah dan Nuraeni. 2009. Pertumbuhan dan Hasil


Tanaman Okra (Abelmoschus esculentus) pada Pelakuan Pupuk
Dekaform dan Defoliasi. J.Agrisains 10 (1) : 10-15.Menulis.

Nadira, 2017. Pengaruh Pemberian Ekstrak Buah Okra (Abelmoschus


Esculentus) Terhadap Gangguan Metabolik Dangangguan
Gambaran Struktur Mikroskopik Jantung Pada Tikus Jantan
Dengan Diabets MellitusAkut

27
Normansyah, Dodi, Siti Rochaeni, and Armaeni Dwi Humaerah. "Analisis
pendapatan usahatani sayuran di kelompok tani jaya, desa
Ciaruteun Ilir, kecamatan Cibungbulang, kabupaten
Bogor." Agribusiness Journal 8.1 (2014): 29-44.

Pranata, I., 2017. Pertumbuhan dan Produksi Okra (Abelmoschus


esculentus) dengan Berbagai Pemupukan Organik Diperkaya
Batuan Fosfat. Fakultas Hewan dan Pertanian, Universitas
Diponeogo. Semarang.

Putri, Erryka Aprilia, Anik Suwandari, and Julian Adam Ridjal. "Analisis
pendapatan dan efisiensi biaya usahatani tembakau maesan 2 di
Kabupaten Bondowoso." Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian (J-
SEP) 8.1 (2015): 64-69.

Rahmadillah, Ismail (2018) Pengaruh Ekstrak Buah Okra (Abelmoschus


esculentus) Pada Mencit Putih Jantan Penderita Diabetes Melitus
Setelah Diinduksi Aloksan Dan Uji Histopatologi

Rizky, A. (2018). Analisis Usahatani Okra (Abelmochus Esculentus L


Moench) (Doctoral dissertation).

Sayuti, M. "Analisis Kelayakan Bisnis." (2007)..

Suaduon, J., Afkari, S. G., Subekti, I., Parida, P., Aziwantoro, J.,
Hasibuan, L., & Anwar, K. (2022). Analisis Nilai Tambah Pendidikan
dalam Dimensi Mikro dan Makro Lembaga Pendidikan,
Perorangan, dan Analisis Nilai Tambah bagi Masyarakat. JIIP-
Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 5(6), 1972-1979.

Tjiptono, F. (2019). Strategi pemasaran.

Yuliartini, M. S., Sudewa, K. A., Kartini, L., & Praing, E. R. (2018).


Peningkatan Hasil Tanaman Okra Dengan Pemberian Pupuk
Kompos dan NPK.

27
27
27

Anda mungkin juga menyukai