Kunjungi: https://warungbidan.blogspot.com/2020/11/faktor-faktor-yang-mempengaruhi_4.html
Pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 Bulan di BPS XXX Tahun 2019
BAB I
PENDAHULUAN
memberikan hanya ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi
sejak lahir sampai berumur 6 bulan, kecuali obat dan vitamin. Namun bukan berarti
setelah pemberian ASI eksklusif pemberian ASI eksklusif pemberian ASI dihentikan,
akan tetapi tetap diberikan kepada bayi sampai bayi berusia 2 tahun. ASI merupakan
makanan pertama, utama, dan terbaik bagi bayi, bersifat ilmiah. ASI eksklusif adalah
bayi hanya diberi ASI selama 6 bulan tanpa tambahan makanan cairan lain, seperti susu
formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat , seperti
pisang, bubur susu, biscuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin, mineral, dan obat
(Prasetyono, 2009).
Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang terbaik bagi bayi karena mengandung
semua zat gizi dalam jumlah dan komposisi yang ideal yang dibutuhkan oleh bayi untuk
tumbuh dan berkembang secara optimal, terutama pada umur 0 sampai 6 bulan.
Pemberian ASI eksklusif kepada bayi umur 0 – 6 bulan sangat dianjurkan dan
1
2
memberikan makanan pendamping ASI secara benar setelah itu sampai bayi/anak
berumur 2 tahun (Rinaningsih, 2007, Tedjasaputra, 2010, Fewtrell et al, 2007). Bayi
yang mendapatkan ASI eksklusif merupakan bayi yang hanya menerima ASI saja
sehingga tidak ada cairan atau padatan lainnya diberikan, bahkan air dengan
pengecualian rehidrasi oral, atau tetes/sirup vitamin, mineralyang diberi ASI memiliki
risiko lebih rendah terkena penyakit degeneratif seperti penyakit darah tinggi, diabetes
tipe 2, dan obesitas pada saat dewasa (WHO dan Unicef, 2003)
penyakit (baik anak maupun ibu) Menyusui diyakini dapat mencegah 1/3 kejadian
infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), kejadian diare dapat turun 50%, dan penyakit
usus parah pada bayi prematur dapat berkurang kejadiannya sebanyak 58%. Pada ibu,
Berdasarkan data WHO (2015) cakupan ASI eksklusif pada usia 0-6 bulan sebesar
43%. Hal ini sama dengan data yang diperoleh United Nations International Children’s
Emergency Fund (UNICEF) menunjukkan bahwa cakupan ASI eksklusif dunia sebesar
43%. Hasil tersebut masih di bawah target global menurut World Health Assembly
Menurut Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007
menyebutkan ada sepertiga (32%) bayi berumur di bawah enam bulan yang mendapatkan
ASI eksklusif. Empat dari sepuluh bayi yang berumur di bawah empat bulan (41%) dan
48% bayi umur kurang dari dua bulan mendapatkan ASI eksklusif.
Pemberian ASI eksklusif di Jawa Barat pada tahun 2016 sebesar 46,4%, masih
dibawah cakupan nasional 52,3% terlebih target nasional sebesar 80%.Data yang
Dari hasil pengambilan Data yang di lakukan di BPS XXX pada tahun 2019 bulan
Januari - Maret terdapat 102 ibu nifas, yang memberikan ASI Eksklusif sebanyak 87 ibu
(85,29 % ).
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kematian balita adalah
dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) segera setelah lahir atau biasa disebut
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) serta pemberian ASI eksklusif. Hal ini didukung oleh
kematian bayi di Indonesia dan 10 juta kematian anak balita di dunia pada tiap
tahunnya bisa dicegah melalui pemberian ASI secara eksklusif selama enam bulan
pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pada ibu di Indonesia, namun menurut Survei
Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2013 menunjukkan bahwa baru 38% bayi mendapat
dipengaruhi oleh adanya kepedulian dan dukungan dari suami. Seorang suami dapat
memberikan dukungan kepada istrinya dalam pemberian ASI Eksklusif dengan bentuk
dukungan yang berbeda”, menurut Friedman dukungan dibedakan menjadi empat yaitu :
instrumental.
Banyaknya bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif disebabkan oleh bebagai
faktor,diantaranya dukungan dari berbagai pihak yang masih kurang, salah satunya
Dukungan suami. Keberhasilan ASI eksklusifakan lebih mudah bila dukungan dari suami
4
turut berperan. Menyusui memerlukan kondisi emosional yang stabil, mengingat faktor
psikologis ibu sangat mempengaruhi produksi ASI,suami dan istri harus saling
(Tasya,2012).
Lubuk Kilangan Kota Padang Tahun 2011. Hasil penelitian diperoleh bahwa dukungan
pemberian ASI eksklusif. Dukungan penilaian merupakan variabel yang paling tinggi
berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif yang melibatkan suami sebagai sasaran.
Suami Dengan Pemberian Asi Eksklusif Diwilayah Kerja Puskesmas Perumnas Kota
yang menjadi obyek penelitian sebanyak 24orang (53,3%) suami mau memberikan
dukungan dalam pemberian ASI eksklusif dan hasil uji chi squareyaitu nilaiX2hitung
(8,013) ≥ X2tabel (3,841), hal ini berarti bahwa nilai X2hitung lebih besar dibandingkan
Penelitian Indriyani Bakri (2018). Hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa ibu
yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 65,1% serta ibu yang mendapat dukungan
suami yang baik sebanyak 59%. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan antara dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif dengan p value
5
sebesar 0,220 dan Odd Ratio sebesar 1,97. Diharapkan suami dapat mendampingi ibu
dalam kegiatan posyandu atau pemeriksaan kesehatan ibu dan anak sehingga dapat
menambah informasi terutama untuk suami dalam mendukung istrinya memberikan ASI
Berdasarkan studi pendahuluan dari 10 ibu nifas mengatakan bahwa 80% suami
lebih mendukung jika bayi diberikan ASI eksklusif. Maka dari itu, peneliti merasa
Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi 0-6 Bulan Di BPS XXX Tahun 2019”.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan pada tahun 2018 terdapat 6090 ibu nifas
ibu dan 6077 (99,79%) ibu yang memberikan ASI Eksklusif. Berdasarkan dari laporan
jumlah ibu nifas yang menyusui pada tahun 2018 sebanyak 73.
Berdasarkan dari data tersebut diketahui bahwa masih cukup tinggi ibu yang tida
memberikan ASI secata Eksklusif sehingga perlu di lakukan penelitian untuk mengetahui
faktot-faktor apa saja yang mempengaruhi dukungan suami terhadap pemberian ASI
1.3 Tujuan
terhadap pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 Bulan di BPS XXX Tahun
2019.
terhadap pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 Bulan di BPS XXX Tahun
2019.
pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 Bulan di BPS XXX Tahun 2019.
terhadap pemberian asi Eksklusif pada bayi 0-6 Bulan di BPS XXX Tahun
2019.
terhadap pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 Bulan di BPS XXX Tahun
2019.
pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan di BPS XXX Tahun 2019.
pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan di BPS XXX Tahun 2019.
pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan di BPS XXX Tahun 2019.
pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan di BPS XXX Tahun 2019.
Dukungan Suami terhadap Pemberian Asi Ekslusif Pada Bayi 0-6 Bulan Di BPS XXX
Emosinal, Dukungan Instrumental. Penelitian ini dilakukan karena masih terdapat ibu
yang tidak memberikan ASI Ekslisif pada bayi 0-6 bulan, disebabkan karena kurangnya
dukungan suami pada ibu menyusui. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah ibu
menyusui pada periode Januari-Maret 2019. Yakni sebanyak 102 orang. fenelitian ini
menggunakan metode survey analitik yaitu bagaimana dan mengapa fenomena itu terjadi
kemudian melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena baik antara faktor resiko
dengan factor efek. Dengan dengan pendekaran cross sectional, dan cara pengambilan
sampel menggunakan teknik randem sampling dengan mengambil 20 orang ibu menyusui
pihak meliputi:
tentang dukungan suami dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6
Bulan
2. Bagi Peneliti
selanjutnya
1. Bagi BPS
2. Bagi Responden
mengenai pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 Bulan, serta menambah
PENDAHULUAN
memberikan hanya ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain
kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan, kecuali obat dan vitamin.
eksklusif pemberian ASI dihentikan, akan tetapi tetap diberikan kepada bayi
sampai bayi berusia 2 tahun. ASI merupakan makanan pertama, utama, dan
terbaik bagi bayi, bersifat ilmiah. ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI
selama 6 bulan tanpa tambahan makanan cairan lain, seperti susu formula,
jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat ,
seperti pisang, bubur susu, biscuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin,
Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang terbaik bagi bayi karena
mengandung semua zat gizi dalam jumlah dan komposisi yang ideal yang
dibutuhkan oleh bayi untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, terutama
pada umur 0 sampai 6 bulan. Pemberian ASI eksklusif kepada bayi umur 0 –
eksklusif merupakan bayi yang hanya menerima ASI saja sehingga tidak ada
1
2
risiko lebih rendah terkena penyakit degeneratif seperti penyakit darah tinggi,
diabetes tipe 2, dan obesitas pada saat dewasa (WHO dan Unicef, 2003)
mencegah 1/3 kejadian infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), kejadian diare
dapat turun 50%, dan penyakit usus parah pada bayi prematur dapat
berkurang kejadiannya sebanyak 58%. Pada ibu, risiko kanker payudara juga
Berdasarkan data WHO (2015) cakupan ASI eksklusif pada usia 0-6
bulan sebesar 43%. Hal ini sama dengan data yang diperoleh United Nations
cakupan ASI eksklusif dunia sebesar 43%. Hasil tersebut masih di bawah
2007 menyebutkan ada sepertiga (32%) bayi berumur di bawah enam bulan
yang mendapatkan ASI eksklusif. Empat dari sepuluh bayi yang berumur di
bawah empat bulan (41%) dan 48% bayi umur kurang dari dua bulan
Pemberian ASI eksklusif di Jawa Barat pada tahun 2016 sebesar 46,4%,
Dari hasil pengambilan Data yang di lakukan di BPS XXX pada tahun
2019 bulan Januari - Maret terdapat 102 ibu nifas, yang memberikan ASI
balita adalah dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) segera setelah lahir
atau biasa disebut Inisiasi Menyusu Dini (IMD) serta pemberian ASI
eksklusif. Hal ini didukung oleh pernyataan United Nations Childrens Fund
kematian anak balita di dunia pada tiap tahunnya bisa dicegah melalui
kepada bayi
2013).
Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan Kota Padang Tahun 2011. Hasil penelitian
sebagai sasaran.
pemberian ASI eksklusif dan hasil uji chi squareyaitu nilaiX2hitung (8,013) ≥
X2tabel (3,841), hal ini berarti bahwa nilai X2hitung lebih besar
signifikan α = 0,05.
bahwa ibu yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 65,1% serta ibu yang
mendapat dukungan suami yang baik sebanyak 59%. Hasil uji statistik
pemberian ASI eksklusif dengan p value sebesar 0,220 dan Odd Ratio sebesar
suami lebih mendukung jika bayi diberikan ASI eksklusif. Maka dari itu,
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan pada tahun 2018 terdapat 6090
ibu nifas ibu dan 6077 (99,79%) ibu yang memberikan ASI Eksklusif.
Berdasarkan dari laporan jumlah ibu nifas yang menyusui pada tahun 2018
sebanyak 73.
Berdasarkan dari data tersebut diketahui bahwa masih cukup tinggi ibu
dukungan suami terhadap pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 Bulan di
1.8 Tujuan
Suami terhadap pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 Bulan di BPS
Penelitian ini dilakukan karena masih terdapat ibu yang tidak memberikan
ASI Ekslisif pada bayi 0-6 bulan, disebabkan karena kurangnya dukungan
suami pada ibu menyusui. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah ibu
antara fenomena baik antara faktor resiko dengan factor efek. Dengan dengan
1.10Manfaat Penelitian
5. Bagi Peneliti
penelitian selanjutnya
3. Bagi BPS
4. Bagi Responden
BAB I
PENDAHULUAN
1.11Latar Belakang
memberikan hanya ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain
kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan, kecuali obat dan vitamin.
eksklusif pemberian ASI dihentikan, akan tetapi tetap diberikan kepada bayi
sampai bayi berusia 2 tahun. ASI merupakan makanan pertama, utama, dan
terbaik bagi bayi, bersifat ilmiah. ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI
selama 6 bulan tanpa tambahan makanan cairan lain, seperti susu formula,
jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat ,
seperti pisang, bubur susu, biscuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin,
Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang terbaik bagi bayi karena
mengandung semua zat gizi dalam jumlah dan komposisi yang ideal yang
dibutuhkan oleh bayi untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, terutama
pada umur 0 sampai 6 bulan. Pemberian ASI eksklusif kepada bayi umur 0 –
eksklusif merupakan bayi yang hanya menerima ASI saja sehingga tidak ada
11
risiko lebih rendah terkena penyakit degeneratif seperti penyakit darah tinggi,
diabetes tipe 2, dan obesitas pada saat dewasa (WHO dan Unicef, 2003)
mencegah 1/3 kejadian infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), kejadian diare
dapat turun 50%, dan penyakit usus parah pada bayi prematur dapat
berkurang kejadiannya sebanyak 58%. Pada ibu, risiko kanker payudara juga
Berdasarkan data WHO (2015) cakupan ASI eksklusif pada usia 0-6
bulan sebesar 43%. Hal ini sama dengan data yang diperoleh United Nations
cakupan ASI eksklusif dunia sebesar 43%. Hasil tersebut masih di bawah
2007 menyebutkan ada sepertiga (32%) bayi berumur di bawah enam bulan
yang mendapatkan ASI eksklusif. Empat dari sepuluh bayi yang berumur di
bawah empat bulan (41%) dan 48% bayi umur kurang dari dua bulan
Pemberian ASI eksklusif di Jawa Barat pada tahun 2016 sebesar 46,4%,
Dari hasil pengambilan Data yang di lakukan di BPS XXX pada tahun
2019 bulan Januari - Maret terdapat 102 ibu nifas, yang memberikan ASI
balita adalah dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) segera setelah lahir
atau biasa disebut Inisiasi Menyusu Dini (IMD) serta pemberian ASI
eksklusif. Hal ini didukung oleh pernyataan United Nations Childrens Fund
kematian anak balita di dunia pada tiap tahunnya bisa dicegah melalui
kepada bayi
2013).
Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan Kota Padang Tahun 2011. Hasil penelitian
sebagai sasaran.
pemberian ASI eksklusif dan hasil uji chi squareyaitu nilaiX2hitung (8,013) ≥
X2tabel (3,841), hal ini berarti bahwa nilai X2hitung lebih besar
signifikan α = 0,05.
bahwa ibu yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 65,1% serta ibu yang
mendapat dukungan suami yang baik sebanyak 59%. Hasil uji statistik
pemberian ASI eksklusif dengan p value sebesar 0,220 dan Odd Ratio sebesar
suami lebih mendukung jika bayi diberikan ASI eksklusif. Maka dari itu,
1.12Rumusan Masalah
15
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan pada tahun 2018 terdapat 6090
ibu nifas ibu dan 6077 (99,79%) ibu yang memberikan ASI Eksklusif.
Berdasarkan dari laporan jumlah ibu nifas yang menyusui pada tahun 2018
sebanyak 73.
Berdasarkan dari data tersebut diketahui bahwa masih cukup tinggi ibu
dukungan suami terhadap pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 Bulan di
1.13Tujuan
Suami terhadap pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 Bulan di BPS
1.14Ruang Lingkup
Penelitian ini dilakukan karena masih terdapat ibu yang tidak memberikan
ASI Ekslisif pada bayi 0-6 bulan, disebabkan karena kurangnya dukungan
suami pada ibu menyusui. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah ibu
antara fenomena baik antara faktor resiko dengan factor efek. Dengan dengan
1.15Manfaat Penelitian
8. Bagi Peneliti
penelitian selanjutnya
5. Bagi BPS
6. Bagi Responden
BAB I
PENDAHULUAN
1.16Latar Belakang
memberikan hanya ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain
kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan, kecuali obat dan vitamin.
eksklusif pemberian ASI dihentikan, akan tetapi tetap diberikan kepada bayi
sampai bayi berusia 2 tahun. ASI merupakan makanan pertama, utama, dan
terbaik bagi bayi, bersifat ilmiah. ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI
selama 6 bulan tanpa tambahan makanan cairan lain, seperti susu formula,
jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat ,
seperti pisang, bubur susu, biscuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin,
Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang terbaik bagi bayi karena
mengandung semua zat gizi dalam jumlah dan komposisi yang ideal yang
dibutuhkan oleh bayi untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, terutama
pada umur 0 sampai 6 bulan. Pemberian ASI eksklusif kepada bayi umur 0 –
eksklusif merupakan bayi yang hanya menerima ASI saja sehingga tidak ada
20
risiko lebih rendah terkena penyakit degeneratif seperti penyakit darah tinggi,
diabetes tipe 2, dan obesitas pada saat dewasa (WHO dan Unicef, 2003)
mencegah 1/3 kejadian infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), kejadian diare
dapat turun 50%, dan penyakit usus parah pada bayi prematur dapat
berkurang kejadiannya sebanyak 58%. Pada ibu, risiko kanker payudara juga
Berdasarkan data WHO (2015) cakupan ASI eksklusif pada usia 0-6
bulan sebesar 43%. Hal ini sama dengan data yang diperoleh United Nations
cakupan ASI eksklusif dunia sebesar 43%. Hasil tersebut masih di bawah
2007 menyebutkan ada sepertiga (32%) bayi berumur di bawah enam bulan
yang mendapatkan ASI eksklusif. Empat dari sepuluh bayi yang berumur di
bawah empat bulan (41%) dan 48% bayi umur kurang dari dua bulan
Pemberian ASI eksklusif di Jawa Barat pada tahun 2016 sebesar 46,4%,
Dari hasil pengambilan Data yang di lakukan di BPS XXX pada tahun
2019 bulan Januari - Maret terdapat 102 ibu nifas, yang memberikan ASI
balita adalah dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) segera setelah lahir
atau biasa disebut Inisiasi Menyusu Dini (IMD) serta pemberian ASI
eksklusif. Hal ini didukung oleh pernyataan United Nations Childrens Fund
kematian anak balita di dunia pada tiap tahunnya bisa dicegah melalui
kepada bayi
2013).
Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan Kota Padang Tahun 2011. Hasil penelitian
sebagai sasaran.
pemberian ASI eksklusif dan hasil uji chi squareyaitu nilaiX2hitung (8,013) ≥
X2tabel (3,841), hal ini berarti bahwa nilai X2hitung lebih besar
signifikan α = 0,05.
bahwa ibu yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 65,1% serta ibu yang
mendapat dukungan suami yang baik sebanyak 59%. Hasil uji statistik
pemberian ASI eksklusif dengan p value sebesar 0,220 dan Odd Ratio sebesar
suami lebih mendukung jika bayi diberikan ASI eksklusif. Maka dari itu,
1.17Rumusan Masalah
24
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan pada tahun 2018 terdapat 6090
ibu nifas ibu dan 6077 (99,79%) ibu yang memberikan ASI Eksklusif.
Berdasarkan dari laporan jumlah ibu nifas yang menyusui pada tahun 2018
sebanyak 73.
Berdasarkan dari data tersebut diketahui bahwa masih cukup tinggi ibu
dukungan suami terhadap pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 Bulan di
1.18Tujuan
Suami terhadap pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 Bulan di BPS
1.19Ruang Lingkup
Penelitian ini dilakukan karena masih terdapat ibu yang tidak memberikan
ASI Ekslisif pada bayi 0-6 bulan, disebabkan karena kurangnya dukungan
suami pada ibu menyusui. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah ibu
antara fenomena baik antara faktor resiko dengan factor efek. Dengan dengan
1.20Manfaat Penelitian
penelitian selanjutnya
7. Bagi BPS
8. Bagi Responden
BAB I
PENDAHULUAN
1.21Latar Belakang
memberikan hanya ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain
kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan, kecuali obat dan vitamin.
eksklusif pemberian ASI dihentikan, akan tetapi tetap diberikan kepada bayi
sampai bayi berusia 2 tahun. ASI merupakan makanan pertama, utama, dan
terbaik bagi bayi, bersifat ilmiah. ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI
selama 6 bulan tanpa tambahan makanan cairan lain, seperti susu formula,
jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat ,
seperti pisang, bubur susu, biscuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin,
Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang terbaik bagi bayi karena
mengandung semua zat gizi dalam jumlah dan komposisi yang ideal yang
dibutuhkan oleh bayi untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, terutama
pada umur 0 sampai 6 bulan. Pemberian ASI eksklusif kepada bayi umur 0 –
eksklusif merupakan bayi yang hanya menerima ASI saja sehingga tidak ada
29
risiko lebih rendah terkena penyakit degeneratif seperti penyakit darah tinggi,
diabetes tipe 2, dan obesitas pada saat dewasa (WHO dan Unicef, 2003)
mencegah 1/3 kejadian infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), kejadian diare
dapat turun 50%, dan penyakit usus parah pada bayi prematur dapat
berkurang kejadiannya sebanyak 58%. Pada ibu, risiko kanker payudara juga
Berdasarkan data WHO (2015) cakupan ASI eksklusif pada usia 0-6
bulan sebesar 43%. Hal ini sama dengan data yang diperoleh United Nations
cakupan ASI eksklusif dunia sebesar 43%. Hasil tersebut masih di bawah
2007 menyebutkan ada sepertiga (32%) bayi berumur di bawah enam bulan
yang mendapatkan ASI eksklusif. Empat dari sepuluh bayi yang berumur di
bawah empat bulan (41%) dan 48% bayi umur kurang dari dua bulan
Pemberian ASI eksklusif di Jawa Barat pada tahun 2016 sebesar 46,4%,
Dari hasil pengambilan Data yang di lakukan di BPS XXX pada tahun
2019 bulan Januari - Maret terdapat 102 ibu nifas, yang memberikan ASI
balita adalah dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) segera setelah lahir
atau biasa disebut Inisiasi Menyusu Dini (IMD) serta pemberian ASI
eksklusif. Hal ini didukung oleh pernyataan United Nations Childrens Fund
kematian anak balita di dunia pada tiap tahunnya bisa dicegah melalui
kepada bayi
2013).
Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan Kota Padang Tahun 2011. Hasil penelitian
sebagai sasaran.
pemberian ASI eksklusif dan hasil uji chi squareyaitu nilaiX2hitung (8,013) ≥
X2tabel (3,841), hal ini berarti bahwa nilai X2hitung lebih besar
signifikan α = 0,05.
bahwa ibu yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 65,1% serta ibu yang
mendapat dukungan suami yang baik sebanyak 59%. Hasil uji statistik
pemberian ASI eksklusif dengan p value sebesar 0,220 dan Odd Ratio sebesar
suami lebih mendukung jika bayi diberikan ASI eksklusif. Maka dari itu,
1.22Rumusan Masalah
33
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan pada tahun 2018 terdapat 6090
ibu nifas ibu dan 6077 (99,79%) ibu yang memberikan ASI Eksklusif.
Berdasarkan dari laporan jumlah ibu nifas yang menyusui pada tahun 2018
sebanyak 73.
Berdasarkan dari data tersebut diketahui bahwa masih cukup tinggi ibu
dukungan suami terhadap pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 Bulan di
1.23Tujuan
Suami terhadap pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 Bulan di BPS
1.24Ruang Lingkup
Penelitian ini dilakukan karena masih terdapat ibu yang tidak memberikan
ASI Ekslisif pada bayi 0-6 bulan, disebabkan karena kurangnya dukungan
suami pada ibu menyusui. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah ibu
antara fenomena baik antara faktor resiko dengan factor efek. Dengan dengan
1.25Manfaat Penelitian
penelitian selanjutnya
9. Bagi BPS
BAB I
PENDAHULUAN
1.26Latar Belakang
memberikan hanya ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain
kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan, kecuali obat dan vitamin.
eksklusif pemberian ASI dihentikan, akan tetapi tetap diberikan kepada bayi
sampai bayi berusia 2 tahun. ASI merupakan makanan pertama, utama, dan
terbaik bagi bayi, bersifat ilmiah. ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI
selama 6 bulan tanpa tambahan makanan cairan lain, seperti susu formula,
jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat ,
seperti pisang, bubur susu, biscuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin,
Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang terbaik bagi bayi karena
mengandung semua zat gizi dalam jumlah dan komposisi yang ideal yang
dibutuhkan oleh bayi untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, terutama
pada umur 0 sampai 6 bulan. Pemberian ASI eksklusif kepada bayi umur 0 –
eksklusif merupakan bayi yang hanya menerima ASI saja sehingga tidak ada
38
risiko lebih rendah terkena penyakit degeneratif seperti penyakit darah tinggi,
diabetes tipe 2, dan obesitas pada saat dewasa (WHO dan Unicef, 2003)
mencegah 1/3 kejadian infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), kejadian diare
dapat turun 50%, dan penyakit usus parah pada bayi prematur dapat
berkurang kejadiannya sebanyak 58%. Pada ibu, risiko kanker payudara juga
Berdasarkan data WHO (2015) cakupan ASI eksklusif pada usia 0-6
bulan sebesar 43%. Hal ini sama dengan data yang diperoleh United Nations
cakupan ASI eksklusif dunia sebesar 43%. Hasil tersebut masih di bawah
2007 menyebutkan ada sepertiga (32%) bayi berumur di bawah enam bulan
yang mendapatkan ASI eksklusif. Empat dari sepuluh bayi yang berumur di
bawah empat bulan (41%) dan 48% bayi umur kurang dari dua bulan
Pemberian ASI eksklusif di Jawa Barat pada tahun 2016 sebesar 46,4%,
Dari hasil pengambilan Data yang di lakukan di BPS XXX pada tahun
2019 bulan Januari - Maret terdapat 102 ibu nifas, yang memberikan ASI
balita adalah dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) segera setelah lahir
atau biasa disebut Inisiasi Menyusu Dini (IMD) serta pemberian ASI
eksklusif. Hal ini didukung oleh pernyataan United Nations Childrens Fund
kematian anak balita di dunia pada tiap tahunnya bisa dicegah melalui
kepada bayi
2013).
Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan Kota Padang Tahun 2011. Hasil penelitian
sebagai sasaran.
pemberian ASI eksklusif dan hasil uji chi squareyaitu nilaiX2hitung (8,013) ≥
X2tabel (3,841), hal ini berarti bahwa nilai X2hitung lebih besar
signifikan α = 0,05.
bahwa ibu yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 65,1% serta ibu yang
mendapat dukungan suami yang baik sebanyak 59%. Hasil uji statistik
pemberian ASI eksklusif dengan p value sebesar 0,220 dan Odd Ratio sebesar
suami lebih mendukung jika bayi diberikan ASI eksklusif. Maka dari itu,
1.27Rumusan Masalah
42
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan pada tahun 2018 terdapat 6090
ibu nifas ibu dan 6077 (99,79%) ibu yang memberikan ASI Eksklusif.
Berdasarkan dari laporan jumlah ibu nifas yang menyusui pada tahun 2018
sebanyak 73.
Berdasarkan dari data tersebut diketahui bahwa masih cukup tinggi ibu
dukungan suami terhadap pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 Bulan di
1.28Tujuan
Suami terhadap pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 Bulan di BPS
1.29Ruang Lingkup
Penelitian ini dilakukan karena masih terdapat ibu yang tidak memberikan
ASI Ekslisif pada bayi 0-6 bulan, disebabkan karena kurangnya dukungan
suami pada ibu menyusui. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah ibu
antara fenomena baik antara faktor resiko dengan factor efek. Dengan dengan
1.30Manfaat Penelitian
penelitian selanjutnya
BAB I
PENDAHULUAN
1.31Latar Belakang
memberikan hanya ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain
kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan, kecuali obat dan vitamin.
eksklusif pemberian ASI dihentikan, akan tetapi tetap diberikan kepada bayi
sampai bayi berusia 2 tahun. ASI merupakan makanan pertama, utama, dan
terbaik bagi bayi, bersifat ilmiah. ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI
selama 6 bulan tanpa tambahan makanan cairan lain, seperti susu formula,
jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat ,
seperti pisang, bubur susu, biscuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin,
Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang terbaik bagi bayi karena
mengandung semua zat gizi dalam jumlah dan komposisi yang ideal yang
dibutuhkan oleh bayi untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, terutama
pada umur 0 sampai 6 bulan. Pemberian ASI eksklusif kepada bayi umur 0 –
eksklusif merupakan bayi yang hanya menerima ASI saja sehingga tidak ada
47
risiko lebih rendah terkena penyakit degeneratif seperti penyakit darah tinggi,
diabetes tipe 2, dan obesitas pada saat dewasa (WHO dan Unicef, 2003)
mencegah 1/3 kejadian infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), kejadian diare
dapat turun 50%, dan penyakit usus parah pada bayi prematur dapat
berkurang kejadiannya sebanyak 58%. Pada ibu, risiko kanker payudara juga
Berdasarkan data WHO (2015) cakupan ASI eksklusif pada usia 0-6
bulan sebesar 43%. Hal ini sama dengan data yang diperoleh United Nations
cakupan ASI eksklusif dunia sebesar 43%. Hasil tersebut masih di bawah
2007 menyebutkan ada sepertiga (32%) bayi berumur di bawah enam bulan
yang mendapatkan ASI eksklusif. Empat dari sepuluh bayi yang berumur di
bawah empat bulan (41%) dan 48% bayi umur kurang dari dua bulan
Pemberian ASI eksklusif di Jawa Barat pada tahun 2016 sebesar 46,4%,
Dari hasil pengambilan Data yang di lakukan di BPS XXX pada tahun
2019 bulan Januari - Maret terdapat 102 ibu nifas, yang memberikan ASI
balita adalah dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) segera setelah lahir
atau biasa disebut Inisiasi Menyusu Dini (IMD) serta pemberian ASI
eksklusif. Hal ini didukung oleh pernyataan United Nations Childrens Fund
kematian anak balita di dunia pada tiap tahunnya bisa dicegah melalui
kepada bayi
2013).
Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan Kota Padang Tahun 2011. Hasil penelitian
sebagai sasaran.
pemberian ASI eksklusif dan hasil uji chi squareyaitu nilaiX2hitung (8,013) ≥
X2tabel (3,841), hal ini berarti bahwa nilai X2hitung lebih besar
signifikan α = 0,05.
bahwa ibu yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 65,1% serta ibu yang
mendapat dukungan suami yang baik sebanyak 59%. Hasil uji statistik
pemberian ASI eksklusif dengan p value sebesar 0,220 dan Odd Ratio sebesar
suami lebih mendukung jika bayi diberikan ASI eksklusif. Maka dari itu,
1.32Rumusan Masalah
51
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan pada tahun 2018 terdapat 6090
ibu nifas ibu dan 6077 (99,79%) ibu yang memberikan ASI Eksklusif.
Berdasarkan dari laporan jumlah ibu nifas yang menyusui pada tahun 2018
sebanyak 73.
Berdasarkan dari data tersebut diketahui bahwa masih cukup tinggi ibu
dukungan suami terhadap pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 Bulan di
1.33Tujuan
Suami terhadap pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 Bulan di BPS
1.34Ruang Lingkup
Penelitian ini dilakukan karena masih terdapat ibu yang tidak memberikan
ASI Ekslisif pada bayi 0-6 bulan, disebabkan karena kurangnya dukungan
suami pada ibu menyusui. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah ibu
antara fenomena baik antara faktor resiko dengan factor efek. Dengan dengan
1.35Manfaat Penelitian
penelitian selanjutnya
BAB I
PENDAHULUAN
1.36Latar Belakang
memberikan hanya ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain
kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan, kecuali obat dan vitamin.
eksklusif pemberian ASI dihentikan, akan tetapi tetap diberikan kepada bayi
sampai bayi berusia 2 tahun. ASI merupakan makanan pertama, utama, dan
terbaik bagi bayi, bersifat ilmiah. ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI
selama 6 bulan tanpa tambahan makanan cairan lain, seperti susu formula,
jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat ,
seperti pisang, bubur susu, biscuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin,
Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang terbaik bagi bayi karena
mengandung semua zat gizi dalam jumlah dan komposisi yang ideal yang
dibutuhkan oleh bayi untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, terutama
pada umur 0 sampai 6 bulan. Pemberian ASI eksklusif kepada bayi umur 0 –
eksklusif merupakan bayi yang hanya menerima ASI saja sehingga tidak ada
56
risiko lebih rendah terkena penyakit degeneratif seperti penyakit darah tinggi,
diabetes tipe 2, dan obesitas pada saat dewasa (WHO dan Unicef, 2003)
mencegah 1/3 kejadian infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), kejadian diare
dapat turun 50%, dan penyakit usus parah pada bayi prematur dapat
berkurang kejadiannya sebanyak 58%. Pada ibu, risiko kanker payudara juga
Berdasarkan data WHO (2015) cakupan ASI eksklusif pada usia 0-6
bulan sebesar 43%. Hal ini sama dengan data yang diperoleh United Nations
cakupan ASI eksklusif dunia sebesar 43%. Hasil tersebut masih di bawah
2007 menyebutkan ada sepertiga (32%) bayi berumur di bawah enam bulan
yang mendapatkan ASI eksklusif. Empat dari sepuluh bayi yang berumur di
bawah empat bulan (41%) dan 48% bayi umur kurang dari dua bulan
Pemberian ASI eksklusif di Jawa Barat pada tahun 2016 sebesar 46,4%,
Dari hasil pengambilan Data yang di lakukan di BPS XXX pada tahun
2019 bulan Januari - Maret terdapat 102 ibu nifas, yang memberikan ASI
balita adalah dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) segera setelah lahir
atau biasa disebut Inisiasi Menyusu Dini (IMD) serta pemberian ASI
eksklusif. Hal ini didukung oleh pernyataan United Nations Childrens Fund
kematian anak balita di dunia pada tiap tahunnya bisa dicegah melalui
kepada bayi
2013).
Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan Kota Padang Tahun 2011. Hasil penelitian
sebagai sasaran.
pemberian ASI eksklusif dan hasil uji chi squareyaitu nilaiX2hitung (8,013) ≥
X2tabel (3,841), hal ini berarti bahwa nilai X2hitung lebih besar
signifikan α = 0,05.
bahwa ibu yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 65,1% serta ibu yang
mendapat dukungan suami yang baik sebanyak 59%. Hasil uji statistik
pemberian ASI eksklusif dengan p value sebesar 0,220 dan Odd Ratio sebesar
suami lebih mendukung jika bayi diberikan ASI eksklusif. Maka dari itu,
1.37Rumusan Masalah
60
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan pada tahun 2018 terdapat 6090
ibu nifas ibu dan 6077 (99,79%) ibu yang memberikan ASI Eksklusif.
Berdasarkan dari laporan jumlah ibu nifas yang menyusui pada tahun 2018
sebanyak 73.
Berdasarkan dari data tersebut diketahui bahwa masih cukup tinggi ibu
dukungan suami terhadap pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 Bulan di
1.38Tujuan
Suami terhadap pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 Bulan di BPS
1.39Ruang Lingkup
Penelitian ini dilakukan karena masih terdapat ibu yang tidak memberikan
ASI Ekslisif pada bayi 0-6 bulan, disebabkan karena kurangnya dukungan
suami pada ibu menyusui. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah ibu
antara fenomena baik antara faktor resiko dengan factor efek. Dengan dengan
1.40Manfaat Penelitian
penelitian selanjutnya
BAB I
PENDAHULUAN
1.41Latar Belakang
memberikan hanya ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain
kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan, kecuali obat dan vitamin.
eksklusif pemberian ASI dihentikan, akan tetapi tetap diberikan kepada bayi
sampai bayi berusia 2 tahun. ASI merupakan makanan pertama, utama, dan
terbaik bagi bayi, bersifat ilmiah. ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI
selama 6 bulan tanpa tambahan makanan cairan lain, seperti susu formula,
jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat ,
seperti pisang, bubur susu, biscuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin,
Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang terbaik bagi bayi karena
mengandung semua zat gizi dalam jumlah dan komposisi yang ideal yang
dibutuhkan oleh bayi untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, terutama
pada umur 0 sampai 6 bulan. Pemberian ASI eksklusif kepada bayi umur 0 –
eksklusif merupakan bayi yang hanya menerima ASI saja sehingga tidak ada
65
risiko lebih rendah terkena penyakit degeneratif seperti penyakit darah tinggi,
diabetes tipe 2, dan obesitas pada saat dewasa (WHO dan Unicef, 2003)
mencegah 1/3 kejadian infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), kejadian diare
dapat turun 50%, dan penyakit usus parah pada bayi prematur dapat
berkurang kejadiannya sebanyak 58%. Pada ibu, risiko kanker payudara juga
Berdasarkan data WHO (2015) cakupan ASI eksklusif pada usia 0-6
bulan sebesar 43%. Hal ini sama dengan data yang diperoleh United Nations
cakupan ASI eksklusif dunia sebesar 43%. Hasil tersebut masih di bawah
2007 menyebutkan ada sepertiga (32%) bayi berumur di bawah enam bulan
yang mendapatkan ASI eksklusif. Empat dari sepuluh bayi yang berumur di
bawah empat bulan (41%) dan 48% bayi umur kurang dari dua bulan
Pemberian ASI eksklusif di Jawa Barat pada tahun 2016 sebesar 46,4%,
Dari hasil pengambilan Data yang di lakukan di BPS XXX pada tahun
2019 bulan Januari - Maret terdapat 102 ibu nifas, yang memberikan ASI
balita adalah dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) segera setelah lahir
atau biasa disebut Inisiasi Menyusu Dini (IMD) serta pemberian ASI
eksklusif. Hal ini didukung oleh pernyataan United Nations Childrens Fund
kematian anak balita di dunia pada tiap tahunnya bisa dicegah melalui
kepada bayi
2013).
Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan Kota Padang Tahun 2011. Hasil penelitian
sebagai sasaran.
pemberian ASI eksklusif dan hasil uji chi squareyaitu nilaiX2hitung (8,013) ≥
X2tabel (3,841), hal ini berarti bahwa nilai X2hitung lebih besar
signifikan α = 0,05.
bahwa ibu yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 65,1% serta ibu yang
mendapat dukungan suami yang baik sebanyak 59%. Hasil uji statistik
pemberian ASI eksklusif dengan p value sebesar 0,220 dan Odd Ratio sebesar
suami lebih mendukung jika bayi diberikan ASI eksklusif. Maka dari itu,
1.42Rumusan Masalah
69
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan pada tahun 2018 terdapat 6090
ibu nifas ibu dan 6077 (99,79%) ibu yang memberikan ASI Eksklusif.
Berdasarkan dari laporan jumlah ibu nifas yang menyusui pada tahun 2018
sebanyak 73.
Berdasarkan dari data tersebut diketahui bahwa masih cukup tinggi ibu
dukungan suami terhadap pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 Bulan di
1.43Tujuan
Suami terhadap pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 Bulan di BPS
1.44Ruang Lingkup
Penelitian ini dilakukan karena masih terdapat ibu yang tidak memberikan
ASI Ekslisif pada bayi 0-6 bulan, disebabkan karena kurangnya dukungan
suami pada ibu menyusui. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah ibu
antara fenomena baik antara faktor resiko dengan factor efek. Dengan dengan
1.45Manfaat Penelitian
penelitian selanjutnya
BAB I
PENDAHULUAN
1.46Latar Belakang
memberikan hanya ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain
kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan, kecuali obat dan vitamin.
eksklusif pemberian ASI dihentikan, akan tetapi tetap diberikan kepada bayi
sampai bayi berusia 2 tahun. ASI merupakan makanan pertama, utama, dan
terbaik bagi bayi, bersifat ilmiah. ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI
selama 6 bulan tanpa tambahan makanan cairan lain, seperti susu formula,
jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat ,
seperti pisang, bubur susu, biscuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin,
Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang terbaik bagi bayi karena
mengandung semua zat gizi dalam jumlah dan komposisi yang ideal yang
dibutuhkan oleh bayi untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, terutama
pada umur 0 sampai 6 bulan. Pemberian ASI eksklusif kepada bayi umur 0 –
eksklusif merupakan bayi yang hanya menerima ASI saja sehingga tidak ada
74
risiko lebih rendah terkena penyakit degeneratif seperti penyakit darah tinggi,
diabetes tipe 2, dan obesitas pada saat dewasa (WHO dan Unicef, 2003)
mencegah 1/3 kejadian infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), kejadian diare
dapat turun 50%, dan penyakit usus parah pada bayi prematur dapat
berkurang kejadiannya sebanyak 58%. Pada ibu, risiko kanker payudara juga
Berdasarkan data WHO (2015) cakupan ASI eksklusif pada usia 0-6
bulan sebesar 43%. Hal ini sama dengan data yang diperoleh United Nations
cakupan ASI eksklusif dunia sebesar 43%. Hasil tersebut masih di bawah
2007 menyebutkan ada sepertiga (32%) bayi berumur di bawah enam bulan
yang mendapatkan ASI eksklusif. Empat dari sepuluh bayi yang berumur di
bawah empat bulan (41%) dan 48% bayi umur kurang dari dua bulan
Pemberian ASI eksklusif di Jawa Barat pada tahun 2016 sebesar 46,4%,
Dari hasil pengambilan Data yang di lakukan di BPS XXX pada tahun
2019 bulan Januari - Maret terdapat 102 ibu nifas, yang memberikan ASI
balita adalah dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) segera setelah lahir
atau biasa disebut Inisiasi Menyusu Dini (IMD) serta pemberian ASI
eksklusif. Hal ini didukung oleh pernyataan United Nations Childrens Fund
kematian anak balita di dunia pada tiap tahunnya bisa dicegah melalui
kepada bayi
2013).
Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan Kota Padang Tahun 2011. Hasil penelitian
sebagai sasaran.
pemberian ASI eksklusif dan hasil uji chi squareyaitu nilaiX2hitung (8,013) ≥
X2tabel (3,841), hal ini berarti bahwa nilai X2hitung lebih besar
signifikan α = 0,05.
bahwa ibu yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 65,1% serta ibu yang
mendapat dukungan suami yang baik sebanyak 59%. Hasil uji statistik
pemberian ASI eksklusif dengan p value sebesar 0,220 dan Odd Ratio sebesar
suami lebih mendukung jika bayi diberikan ASI eksklusif. Maka dari itu,
1.47Rumusan Masalah
78
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan pada tahun 2018 terdapat 6090
ibu nifas ibu dan 6077 (99,79%) ibu yang memberikan ASI Eksklusif.
Berdasarkan dari laporan jumlah ibu nifas yang menyusui pada tahun 2018
sebanyak 73.
Berdasarkan dari data tersebut diketahui bahwa masih cukup tinggi ibu
dukungan suami terhadap pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 Bulan di
1.48Tujuan
Suami terhadap pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 Bulan di BPS
1.49Ruang Lingkup
Penelitian ini dilakukan karena masih terdapat ibu yang tidak memberikan
ASI Ekslisif pada bayi 0-6 bulan, disebabkan karena kurangnya dukungan
suami pada ibu menyusui. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah ibu
antara fenomena baik antara faktor resiko dengan factor efek. Dengan dengan
1.50Manfaat Penelitian
penelitian selanjutnya
BAB I
PENDAHULUAN
1.51Latar Belakang
memberikan hanya ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain
kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan, kecuali obat dan vitamin.
eksklusif pemberian ASI dihentikan, akan tetapi tetap diberikan kepada bayi
sampai bayi berusia 2 tahun. ASI merupakan makanan pertama, utama, dan
terbaik bagi bayi, bersifat ilmiah. ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI
selama 6 bulan tanpa tambahan makanan cairan lain, seperti susu formula,
jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat ,
seperti pisang, bubur susu, biscuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin,
Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang terbaik bagi bayi karena
mengandung semua zat gizi dalam jumlah dan komposisi yang ideal yang
dibutuhkan oleh bayi untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, terutama
pada umur 0 sampai 6 bulan. Pemberian ASI eksklusif kepada bayi umur 0 –
eksklusif merupakan bayi yang hanya menerima ASI saja sehingga tidak ada
83
risiko lebih rendah terkena penyakit degeneratif seperti penyakit darah tinggi,
diabetes tipe 2, dan obesitas pada saat dewasa (WHO dan Unicef, 2003)
mencegah 1/3 kejadian infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), kejadian diare
dapat turun 50%, dan penyakit usus parah pada bayi prematur dapat
berkurang kejadiannya sebanyak 58%. Pada ibu, risiko kanker payudara juga
Berdasarkan data WHO (2015) cakupan ASI eksklusif pada usia 0-6
bulan sebesar 43%. Hal ini sama dengan data yang diperoleh United Nations
cakupan ASI eksklusif dunia sebesar 43%. Hasil tersebut masih di bawah
2007 menyebutkan ada sepertiga (32%) bayi berumur di bawah enam bulan
yang mendapatkan ASI eksklusif. Empat dari sepuluh bayi yang berumur di
bawah empat bulan (41%) dan 48% bayi umur kurang dari dua bulan
Pemberian ASI eksklusif di Jawa Barat pada tahun 2016 sebesar 46,4%,
Dari hasil pengambilan Data yang di lakukan di BPS XXX pada tahun
2019 bulan Januari - Maret terdapat 102 ibu nifas, yang memberikan ASI
balita adalah dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) segera setelah lahir
atau biasa disebut Inisiasi Menyusu Dini (IMD) serta pemberian ASI
eksklusif. Hal ini didukung oleh pernyataan United Nations Childrens Fund
kematian anak balita di dunia pada tiap tahunnya bisa dicegah melalui
kepada bayi
2013).
Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan Kota Padang Tahun 2011. Hasil penelitian
sebagai sasaran.
pemberian ASI eksklusif dan hasil uji chi squareyaitu nilaiX2hitung (8,013) ≥
X2tabel (3,841), hal ini berarti bahwa nilai X2hitung lebih besar
signifikan α = 0,05.
bahwa ibu yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 65,1% serta ibu yang
mendapat dukungan suami yang baik sebanyak 59%. Hasil uji statistik
pemberian ASI eksklusif dengan p value sebesar 0,220 dan Odd Ratio sebesar
suami lebih mendukung jika bayi diberikan ASI eksklusif. Maka dari itu,
1.52Rumusan Masalah
87
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan pada tahun 2018 terdapat 6090
ibu nifas ibu dan 6077 (99,79%) ibu yang memberikan ASI Eksklusif.
Berdasarkan dari laporan jumlah ibu nifas yang menyusui pada tahun 2018
sebanyak 73.
Berdasarkan dari data tersebut diketahui bahwa masih cukup tinggi ibu
dukungan suami terhadap pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 Bulan di
1.53Tujuan
Suami terhadap pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 Bulan di BPS
1.54Ruang Lingkup
Penelitian ini dilakukan karena masih terdapat ibu yang tidak memberikan
ASI Ekslisif pada bayi 0-6 bulan, disebabkan karena kurangnya dukungan
suami pada ibu menyusui. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah ibu
antara fenomena baik antara faktor resiko dengan factor efek. Dengan dengan
1.55Manfaat Penelitian
penelitian selanjutnya
BAB I
PENDAHULUAN
1.56Latar Belakang
memberikan hanya ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain
kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan, kecuali obat dan vitamin.
eksklusif pemberian ASI dihentikan, akan tetapi tetap diberikan kepada bayi
sampai bayi berusia 2 tahun. ASI merupakan makanan pertama, utama, dan
terbaik bagi bayi, bersifat ilmiah. ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI
selama 6 bulan tanpa tambahan makanan cairan lain, seperti susu formula,
jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat ,
seperti pisang, bubur susu, biscuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin,
Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang terbaik bagi bayi karena
mengandung semua zat gizi dalam jumlah dan komposisi yang ideal yang
dibutuhkan oleh bayi untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, terutama
pada umur 0 sampai 6 bulan. Pemberian ASI eksklusif kepada bayi umur 0 –
eksklusif merupakan bayi yang hanya menerima ASI saja sehingga tidak ada
92
risiko lebih rendah terkena penyakit degeneratif seperti penyakit darah tinggi,
diabetes tipe 2, dan obesitas pada saat dewasa (WHO dan Unicef, 2003)
mencegah 1/3 kejadian infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), kejadian diare
dapat turun 50%, dan penyakit usus parah pada bayi prematur dapat
berkurang kejadiannya sebanyak 58%. Pada ibu, risiko kanker payudara juga
Berdasarkan data WHO (2015) cakupan ASI eksklusif pada usia 0-6
bulan sebesar 43%. Hal ini sama dengan data yang diperoleh United Nations
cakupan ASI eksklusif dunia sebesar 43%. Hasil tersebut masih di bawah
2007 menyebutkan ada sepertiga (32%) bayi berumur di bawah enam bulan
yang mendapatkan ASI eksklusif. Empat dari sepuluh bayi yang berumur di
bawah empat bulan (41%) dan 48% bayi umur kurang dari dua bulan
Pemberian ASI eksklusif di Jawa Barat pada tahun 2016 sebesar 46,4%,
Dari hasil pengambilan Data yang di lakukan di BPS XXX pada tahun
2019 bulan Januari - Maret terdapat 102 ibu nifas, yang memberikan ASI
balita adalah dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) segera setelah lahir
atau biasa disebut Inisiasi Menyusu Dini (IMD) serta pemberian ASI
eksklusif. Hal ini didukung oleh pernyataan United Nations Childrens Fund
kematian anak balita di dunia pada tiap tahunnya bisa dicegah melalui
kepada bayi
2013).
Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan Kota Padang Tahun 2011. Hasil penelitian
sebagai sasaran.
pemberian ASI eksklusif dan hasil uji chi squareyaitu nilaiX2hitung (8,013) ≥
X2tabel (3,841), hal ini berarti bahwa nilai X2hitung lebih besar
signifikan α = 0,05.
bahwa ibu yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 65,1% serta ibu yang
mendapat dukungan suami yang baik sebanyak 59%. Hasil uji statistik
pemberian ASI eksklusif dengan p value sebesar 0,220 dan Odd Ratio sebesar
suami lebih mendukung jika bayi diberikan ASI eksklusif. Maka dari itu,
1.57Rumusan Masalah
96
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan pada tahun 2018 terdapat 6090
ibu nifas ibu dan 6077 (99,79%) ibu yang memberikan ASI Eksklusif.
Berdasarkan dari laporan jumlah ibu nifas yang menyusui pada tahun 2018
sebanyak 73.
Berdasarkan dari data tersebut diketahui bahwa masih cukup tinggi ibu
dukungan suami terhadap pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 Bulan di
1.58Tujuan
Suami terhadap pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 Bulan di BPS
1.59Ruang Lingkup
Penelitian ini dilakukan karena masih terdapat ibu yang tidak memberikan
ASI Ekslisif pada bayi 0-6 bulan, disebabkan karena kurangnya dukungan
suami pada ibu menyusui. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah ibu
antara fenomena baik antara faktor resiko dengan factor efek. Dengan dengan
1.60Manfaat Penelitian
penelitian selanjutnya
BAB I
PENDAHULUAN
1.61Latar Belakang
memberikan hanya ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain
kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan, kecuali obat dan vitamin.
eksklusif pemberian ASI dihentikan, akan tetapi tetap diberikan kepada bayi
sampai bayi berusia 2 tahun. ASI merupakan makanan pertama, utama, dan
terbaik bagi bayi, bersifat ilmiah. ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI
selama 6 bulan tanpa tambahan makanan cairan lain, seperti susu formula,
jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat ,
seperti pisang, bubur susu, biscuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin,
Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang terbaik bagi bayi karena
mengandung semua zat gizi dalam jumlah dan komposisi yang ideal yang
dibutuhkan oleh bayi untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, terutama
pada umur 0 sampai 6 bulan. Pemberian ASI eksklusif kepada bayi umur 0 –
eksklusif merupakan bayi yang hanya menerima ASI saja sehingga tidak ada
101
risiko lebih rendah terkena penyakit degeneratif seperti penyakit darah tinggi,
diabetes tipe 2, dan obesitas pada saat dewasa (WHO dan Unicef, 2003)
mencegah 1/3 kejadian infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), kejadian diare
dapat turun 50%, dan penyakit usus parah pada bayi prematur dapat
berkurang kejadiannya sebanyak 58%. Pada ibu, risiko kanker payudara juga
Berdasarkan data WHO (2015) cakupan ASI eksklusif pada usia 0-6
bulan sebesar 43%. Hal ini sama dengan data yang diperoleh United Nations
cakupan ASI eksklusif dunia sebesar 43%. Hasil tersebut masih di bawah
2007 menyebutkan ada sepertiga (32%) bayi berumur di bawah enam bulan
yang mendapatkan ASI eksklusif. Empat dari sepuluh bayi yang berumur di
bawah empat bulan (41%) dan 48% bayi umur kurang dari dua bulan
Pemberian ASI eksklusif di Jawa Barat pada tahun 2016 sebesar 46,4%,
Dari hasil pengambilan Data yang di lakukan di BPS XXX pada tahun
2019 bulan Januari - Maret terdapat 102 ibu nifas, yang memberikan ASI
balita adalah dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) segera setelah lahir
atau biasa disebut Inisiasi Menyusu Dini (IMD) serta pemberian ASI
eksklusif. Hal ini didukung oleh pernyataan United Nations Childrens Fund
kematian anak balita di dunia pada tiap tahunnya bisa dicegah melalui
kepada bayi
2013).
Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan Kota Padang Tahun 2011. Hasil penelitian
sebagai sasaran.
pemberian ASI eksklusif dan hasil uji chi squareyaitu nilaiX2hitung (8,013) ≥
X2tabel (3,841), hal ini berarti bahwa nilai X2hitung lebih besar
signifikan α = 0,05.
bahwa ibu yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 65,1% serta ibu yang
mendapat dukungan suami yang baik sebanyak 59%. Hasil uji statistik
pemberian ASI eksklusif dengan p value sebesar 0,220 dan Odd Ratio sebesar
suami lebih mendukung jika bayi diberikan ASI eksklusif. Maka dari itu,
1.62Rumusan Masalah
105
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan pada tahun 2018 terdapat 6090
ibu nifas ibu dan 6077 (99,79%) ibu yang memberikan ASI Eksklusif.
Berdasarkan dari laporan jumlah ibu nifas yang menyusui pada tahun 2018
sebanyak 73.
Berdasarkan dari data tersebut diketahui bahwa masih cukup tinggi ibu
dukungan suami terhadap pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 Bulan di
1.63Tujuan
Suami terhadap pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 Bulan di BPS
1.64Ruang Lingkup
Penelitian ini dilakukan karena masih terdapat ibu yang tidak memberikan
ASI Ekslisif pada bayi 0-6 bulan, disebabkan karena kurangnya dukungan
suami pada ibu menyusui. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah ibu
antara fenomena baik antara faktor resiko dengan factor efek. Dengan dengan
1.65Manfaat Penelitian
penelitian selanjutnya
BAB I
PENDAHULUAN
1.66Latar Belakang
memberikan hanya ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain
kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan, kecuali obat dan vitamin.
eksklusif pemberian ASI dihentikan, akan tetapi tetap diberikan kepada bayi
sampai bayi berusia 2 tahun. ASI merupakan makanan pertama, utama, dan
terbaik bagi bayi, bersifat ilmiah. ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI
selama 6 bulan tanpa tambahan makanan cairan lain, seperti susu formula,
jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat ,
seperti pisang, bubur susu, biscuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin,
Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang terbaik bagi bayi karena
mengandung semua zat gizi dalam jumlah dan komposisi yang ideal yang
dibutuhkan oleh bayi untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, terutama
pada umur 0 sampai 6 bulan. Pemberian ASI eksklusif kepada bayi umur 0 –
eksklusif merupakan bayi yang hanya menerima ASI saja sehingga tidak ada
110
risiko lebih rendah terkena penyakit degeneratif seperti penyakit darah tinggi,
diabetes tipe 2, dan obesitas pada saat dewasa (WHO dan Unicef, 2003)
mencegah 1/3 kejadian infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), kejadian diare
dapat turun 50%, dan penyakit usus parah pada bayi prematur dapat
berkurang kejadiannya sebanyak 58%. Pada ibu, risiko kanker payudara juga
Berdasarkan data WHO (2015) cakupan ASI eksklusif pada usia 0-6
bulan sebesar 43%. Hal ini sama dengan data yang diperoleh United Nations
cakupan ASI eksklusif dunia sebesar 43%. Hasil tersebut masih di bawah
2007 menyebutkan ada sepertiga (32%) bayi berumur di bawah enam bulan
yang mendapatkan ASI eksklusif. Empat dari sepuluh bayi yang berumur di
bawah empat bulan (41%) dan 48% bayi umur kurang dari dua bulan
Pemberian ASI eksklusif di Jawa Barat pada tahun 2016 sebesar 46,4%,
Dari hasil pengambilan Data yang di lakukan di BPS XXX pada tahun
2019 bulan Januari - Maret terdapat 102 ibu nifas, yang memberikan ASI
balita adalah dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) segera setelah lahir
atau biasa disebut Inisiasi Menyusu Dini (IMD) serta pemberian ASI
eksklusif. Hal ini didukung oleh pernyataan United Nations Childrens Fund
kematian anak balita di dunia pada tiap tahunnya bisa dicegah melalui
kepada bayi
2013).
Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan Kota Padang Tahun 2011. Hasil penelitian
sebagai sasaran.
pemberian ASI eksklusif dan hasil uji chi squareyaitu nilaiX2hitung (8,013) ≥
X2tabel (3,841), hal ini berarti bahwa nilai X2hitung lebih besar
signifikan α = 0,05.
bahwa ibu yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 65,1% serta ibu yang
mendapat dukungan suami yang baik sebanyak 59%. Hasil uji statistik
pemberian ASI eksklusif dengan p value sebesar 0,220 dan Odd Ratio sebesar
suami lebih mendukung jika bayi diberikan ASI eksklusif. Maka dari itu,
1.67Rumusan Masalah
114
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan pada tahun 2018 terdapat 6090
ibu nifas ibu dan 6077 (99,79%) ibu yang memberikan ASI Eksklusif.
Berdasarkan dari laporan jumlah ibu nifas yang menyusui pada tahun 2018
sebanyak 73.
Berdasarkan dari data tersebut diketahui bahwa masih cukup tinggi ibu
dukungan suami terhadap pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 Bulan di
1.68Tujuan
Suami terhadap pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 Bulan di BPS
1.69Ruang Lingkup
Penelitian ini dilakukan karena masih terdapat ibu yang tidak memberikan
ASI Ekslisif pada bayi 0-6 bulan, disebabkan karena kurangnya dukungan
suami pada ibu menyusui. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah ibu
antara fenomena baik antara faktor resiko dengan factor efek. Dengan dengan
1.70Manfaat Penelitian
penelitian selanjutnya