Kunjungi: https://warungbidan.blogspot.com/2020/11/hubungan-pengetahuan-ibu-hamil.html
BAB I
PENDAHULUAN
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. (Kemenkes RI, 2015)
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka
kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH).
Angka ini sedikit menurun dibandingkan dengan SDKI tahun 1991, yaitu sebesar 390 per
100.000 KH. Target global SDGs (Suitainable Development Goals) adalah menurunkan
Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000 KH. Mengacu dari kondisi saat ini,
potensi untuk mencapai target SDGs untuk menurunkan AKI adalah off track, artinya
diperlukan kerja keras dan sungguh- sungguh untuk mencapainya. (Pusat Data dan
negara Asia Tenggara lain, yaitu diperkirakan sebesar 359 kematian maternal per
1
2
100.000 KH untuk periode 2008-2012 (BPS, 2013). Data dari The World Bank (2015),
menunjukan AKI pada tahun 2012 sebesar 148/100.000 kelahiran hidup, ditahun 2013
menjadi 140/100.000 KH, kemudian tahun 2014 menurun menjadi 133/100.000 KH,
tahun 2015 menurun menjadi 126/100.000 KH. Hal ini masih tergolong tinggi apabila
dibandingkan dengan Negara Asia Tenggara lainnya (The World Bank, 2015).
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat
kesehatan suatu negara. Jumlah kematian ibu di negara berkembang dan tertinggal
tergolong tinggi seperti yang terjadi di Afrika Sub Sahara dan Asia Selatan (WHO,
2013). Penyebab utama kematian dari ibu ini adalah adanya perdarahan, hipertensi,
infeksi, partus lama serta penyebab tidak langsung lainnya, seperti aborsi yang tidak
aman, dan kondisi penyakit yang diderita ibu dan masalah tersebut cenderung terjadi di
Angka Kematian Ibu di Jawa Barat tahun 2017 menunjukkan bahwa AKI berjumlah
Dinas Kesehatan Kabupaten XXX mencatat, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) sepanjang 2018 relatif masih tinggi. Sampai akhir tahun terdapat
44 kasus, meliputi ibu hamil 11, bersalin 8, nifas 25. Penyebabnya yaitu perdarahan 14,
Hipertensi dalam Kehamilan 17, lain-lain 13. (Laporan Tahunan Dinas Kabupaten XXX,
2018).
Pelayanan kesehatan ibu selama kehamilan merupakan hal penting bagi ibu hamil
maupun bayi yang dikandungnya. Upaya pelayanan tersebut merupakan salah satu upaya
pencegahan terhadap kondisi buruk yang dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Berbagai
kondisi dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Adapun kondisi paling buruk yang dapat
terjadi pada seorang ibu hamil adalah kematian. Jika standar pelayanan dilaksanakan
3
sudah sesuai dengan prosedur diharapkan dapat mendeteksi risiko tinggi pada ibu hamil
transisi lain dalam fase kehidupan, perstiwa itu dapat pula menimbulkan stres (Reeder et
al., 2011).
dilanjutkan dengan terjadinya nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari fase fertilisasi
hingga lahirnya bayi maka kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu
atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terdiri dari tiga trimester yakni
Indonesia dalam meminimalisir penurunan tingkat AKI dan AKB telah dilaksanakan,
permasalahan yang muncul diantaranya adalah pelayanan ANC yang belum optimal
yang sesuai kompetensi, dan perlu pengoptimalan pada program kontrasepsi jangka
Kabupaten XXX pada tahun 2018 tidak terdapat kematian ibu dan jumlah kematian bayi
11. Pada bulan Januari – Maret 2019 terdapat 648 ibu hamil (XXX 180, langensari 187,
Pemeriksaan kehamilan merupakan asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sampai
bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal dan mendeteksi ibu hamil yang
tidak normal sehingga komplikasi obstetri yang mungkin terjadi selama kehamilan
Standar pelayanan antenatal care dibuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat karena
ANC yang berawal dari 7T (timbang berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur
tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT (Tetanus Toxoid) lengkap, pemberian tablet
Fe (zat besi) minimal 90 tablet selama kehamilan, tes terhadap penyakit menular seksual,
temu wicara dalam rangka persiapan rujukan). Standar ANC 7T kemudian berkembang
lagi menjadi 10T dengan penambahan item standar meliputi 3 menilai status gizi (ukur
lingkar lengan atas), menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), dan
test laboratorium (rutin dan khusus). Sekarang pemerintah menambahkan item standar
pelayanan antenatal care dari 10T menjadi 14T dengan penambahan item standar
hamil, pemberian obat malaria, dan pemberian kapsul minyak yodium. Penambahan
standar pelayanan antenatal care tersebut diharapkan menjadi acuan bagi tenaga
kesehatan terutama bidan dalam memberikan pelayanan antenatal yang berkualitas untuk
meningkatkan status kesehatan ibu yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi
komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada trimester
pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada trimester kedua (usia
kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada trimester ketiga (28-36 minggu dan
setelah 36 minggu usia kehamilan) termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami
5
atau anggota keluarga. Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan
8-12 minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun 2015,
kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah melakukan pemeriksaan kehamilan
lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI,
2016).
Hasil pencatatan dan pelaporan Puskesmas XXX Kabupaten XXX periode Januari-
Maret 2019 jumlah seluruh ibu hamil ANC adalah 648 orang, ibu hamil trimester 1
berjumlah 150 orang, trimester 2 berjumlah 386 orang, trimester 3 berjumlah 112 orang.
Sedangkan ibu hamil primigravida berjumlah 41 orang yang datang ke Puskesmas XXX
Kabupaten XXX.
Berdasarkan hasil pengambilan data dan studi pendahuluan yang penulis lakukan
pada bulan April 2019 di Puskesmas XXX dari 10 ibu hamil primigravida terdapat 90%
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah
2019.
2019
Ruang lingkup penelitian ini adalah tentang Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil
Primigravida tentang ANC Terhadap Kepatuhan ANC di Wilayah kerja Puskesmas XXX
Kabupaten XXX periode Januari-Maret Tahun 2019. Penelitian ini dilakukan untuk
Kepatuhan ANC di wilayah kerja Puskesmas XXX Kabupaten XXX tahun 2019. Adapun
populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil primigravida pada periode Januari-Maret
2019 yakni sebanyak 41 orang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan cara
1. Bagi institusi
7
2. Bagi Peneliti
ke puskesmas.
3. Bagi Profesi
yang ada.
8
BAB I
PENDAHULUAN
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. (Kemenkes RI, 2015)
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka
kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH).
Angka ini sedikit menurun dibandingkan dengan SDKI tahun 1991, yaitu sebesar 390 per
100.000 KH. Target global SDGs (Suitainable Development Goals) adalah menurunkan
Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000 KH. Mengacu dari kondisi saat ini,
potensi untuk mencapai target SDGs untuk menurunkan AKI adalah off track, artinya
diperlukan kerja keras dan sungguh- sungguh untuk mencapainya. (Pusat Data dan
negara Asia Tenggara lain, yaitu diperkirakan sebesar 359 kematian maternal per
100.000 KH untuk periode 2008-2012 (BPS, 2013). Data dari The World Bank (2015),
menunjukan AKI pada tahun 2012 sebesar 148/100.000 kelahiran hidup, ditahun 2013
menjadi 140/100.000 KH, kemudian tahun 2014 menurun menjadi 133/100.000 KH,
tahun 2015 menurun menjadi 126/100.000 KH. Hal ini masih tergolong tinggi apabila
dibandingkan dengan Negara Asia Tenggara lainnya (The World Bank, 2015).
9
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat
kesehatan suatu negara. Jumlah kematian ibu di negara berkembang dan tertinggal
tergolong tinggi seperti yang terjadi di Afrika Sub Sahara dan Asia Selatan (WHO,
2013). Penyebab utama kematian dari ibu ini adalah adanya perdarahan, hipertensi,
infeksi, partus lama serta penyebab tidak langsung lainnya, seperti aborsi yang tidak
aman, dan kondisi penyakit yang diderita ibu dan masalah tersebut cenderung terjadi di
Angka Kematian Ibu di Jawa Barat tahun 2017 menunjukkan bahwa AKI berjumlah
Dinas Kesehatan Kabupaten XXX mencatat, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) sepanjang 2018 relatif masih tinggi. Sampai akhir tahun terdapat
44 kasus, meliputi ibu hamil 11, bersalin 8, nifas 25. Penyebabnya yaitu perdarahan 14,
Hipertensi dalam Kehamilan 17, lain-lain 13. (Laporan Tahunan Dinas Kabupaten XXX,
2018).
Pelayanan kesehatan ibu selama kehamilan merupakan hal penting bagi ibu hamil
maupun bayi yang dikandungnya. Upaya pelayanan tersebut merupakan salah satu upaya
pencegahan terhadap kondisi buruk yang dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Berbagai
kondisi dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Adapun kondisi paling buruk yang dapat
terjadi pada seorang ibu hamil adalah kematian. Jika standar pelayanan dilaksanakan
sudah sesuai dengan prosedur diharapkan dapat mendeteksi risiko tinggi pada ibu hamil
transisi lain dalam fase kehidupan, perstiwa itu dapat pula menimbulkan stres (Reeder et
al., 2011).
10
dilanjutkan dengan terjadinya nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari fase fertilisasi
hingga lahirnya bayi maka kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu
atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terdiri dari tiga trimester yakni
Indonesia dalam meminimalisir penurunan tingkat AKI dan AKB telah dilaksanakan,
permasalahan yang muncul diantaranya adalah pelayanan ANC yang belum optimal
yang sesuai kompetensi, dan perlu pengoptimalan pada program kontrasepsi jangka
Kabupaten XXX pada tahun 2018 tidak terdapat kematian ibu dan jumlah kematian bayi
11. Pada bulan Januari – Maret 2019 terdapat 648 ibu hamil (XXX 180, langensari 187,
Pemeriksaan kehamilan merupakan asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sampai
bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal dan mendeteksi ibu hamil yang
tidak normal sehingga komplikasi obstetri yang mungkin terjadi selama kehamilan
Standar pelayanan antenatal care dibuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat karena
ANC yang berawal dari 7T (timbang berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur
11
tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT (Tetanus Toxoid) lengkap, pemberian tablet
Fe (zat besi) minimal 90 tablet selama kehamilan, tes terhadap penyakit menular seksual,
temu wicara dalam rangka persiapan rujukan). Standar ANC 7T kemudian berkembang
lagi menjadi 10T dengan penambahan item standar meliputi 3 menilai status gizi (ukur
lingkar lengan atas), menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), dan
test laboratorium (rutin dan khusus). Sekarang pemerintah menambahkan item standar
pelayanan antenatal care dari 10T menjadi 14T dengan penambahan item standar
hamil, pemberian obat malaria, dan pemberian kapsul minyak yodium. Penambahan
standar pelayanan antenatal care tersebut diharapkan menjadi acuan bagi tenaga
kesehatan terutama bidan dalam memberikan pelayanan antenatal yang berkualitas untuk
meningkatkan status kesehatan ibu yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi
komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada trimester
pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada trimester kedua (usia
kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada trimester ketiga (28-36 minggu dan
setelah 36 minggu usia kehamilan) termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami
atau anggota keluarga. Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan
8-12 minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun 2015,
kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah melakukan pemeriksaan kehamilan
lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI,
2016).
12
Hasil pencatatan dan pelaporan Puskesmas XXX Kabupaten XXX periode Januari-
Maret 2019 jumlah seluruh ibu hamil ANC adalah 648 orang, ibu hamil trimester 1
berjumlah 150 orang, trimester 2 berjumlah 386 orang, trimester 3 berjumlah 112 orang.
Sedangkan ibu hamil primigravida berjumlah 41 orang yang datang ke Puskesmas XXX
Kabupaten XXX.
Berdasarkan hasil pengambilan data dan studi pendahuluan yang penulis lakukan
pada bulan April 2019 di Puskesmas XXX dari 10 ibu hamil primigravida terdapat 90%
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah
2019.
2019
Ruang lingkup penelitian ini adalah tentang Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil
Primigravida tentang ANC Terhadap Kepatuhan ANC di Wilayah kerja Puskesmas XXX
Kabupaten XXX periode Januari-Maret Tahun 2019. Penelitian ini dilakukan untuk
Kepatuhan ANC di wilayah kerja Puskesmas XXX Kabupaten XXX tahun 2019. Adapun
populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil primigravida pada periode Januari-Maret
2019 yakni sebanyak 41 orang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan cara
1.10Kegunaan Penelitian
3. Bagi institusi
4. Bagi Peneliti
ke puskesmas.
6. Bagi Profesi
yang ada.
15
BAB I
PENDAHULUAN
1.11Latar Belakang
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. (Kemenkes RI, 2015)
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka
kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH).
Angka ini sedikit menurun dibandingkan dengan SDKI tahun 1991, yaitu sebesar 390 per
100.000 KH. Target global SDGs (Suitainable Development Goals) adalah menurunkan
Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000 KH. Mengacu dari kondisi saat ini,
potensi untuk mencapai target SDGs untuk menurunkan AKI adalah off track, artinya
diperlukan kerja keras dan sungguh- sungguh untuk mencapainya. (Pusat Data dan
negara Asia Tenggara lain, yaitu diperkirakan sebesar 359 kematian maternal per
100.000 KH untuk periode 2008-2012 (BPS, 2013). Data dari The World Bank (2015),
menunjukan AKI pada tahun 2012 sebesar 148/100.000 kelahiran hidup, ditahun 2013
menjadi 140/100.000 KH, kemudian tahun 2014 menurun menjadi 133/100.000 KH,
tahun 2015 menurun menjadi 126/100.000 KH. Hal ini masih tergolong tinggi apabila
dibandingkan dengan Negara Asia Tenggara lainnya (The World Bank, 2015).
16
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat
kesehatan suatu negara. Jumlah kematian ibu di negara berkembang dan tertinggal
tergolong tinggi seperti yang terjadi di Afrika Sub Sahara dan Asia Selatan (WHO,
2013). Penyebab utama kematian dari ibu ini adalah adanya perdarahan, hipertensi,
infeksi, partus lama serta penyebab tidak langsung lainnya, seperti aborsi yang tidak
aman, dan kondisi penyakit yang diderita ibu dan masalah tersebut cenderung terjadi di
Angka Kematian Ibu di Jawa Barat tahun 2017 menunjukkan bahwa AKI berjumlah
Dinas Kesehatan Kabupaten XXX mencatat, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) sepanjang 2018 relatif masih tinggi. Sampai akhir tahun terdapat
44 kasus, meliputi ibu hamil 11, bersalin 8, nifas 25. Penyebabnya yaitu perdarahan 14,
Hipertensi dalam Kehamilan 17, lain-lain 13. (Laporan Tahunan Dinas Kabupaten XXX,
2018).
Pelayanan kesehatan ibu selama kehamilan merupakan hal penting bagi ibu hamil
maupun bayi yang dikandungnya. Upaya pelayanan tersebut merupakan salah satu upaya
pencegahan terhadap kondisi buruk yang dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Berbagai
kondisi dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Adapun kondisi paling buruk yang dapat
terjadi pada seorang ibu hamil adalah kematian. Jika standar pelayanan dilaksanakan
sudah sesuai dengan prosedur diharapkan dapat mendeteksi risiko tinggi pada ibu hamil
transisi lain dalam fase kehidupan, perstiwa itu dapat pula menimbulkan stres (Reeder et
al., 2011).
17
dilanjutkan dengan terjadinya nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari fase fertilisasi
hingga lahirnya bayi maka kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu
atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terdiri dari tiga trimester yakni
Indonesia dalam meminimalisir penurunan tingkat AKI dan AKB telah dilaksanakan,
permasalahan yang muncul diantaranya adalah pelayanan ANC yang belum optimal
yang sesuai kompetensi, dan perlu pengoptimalan pada program kontrasepsi jangka
Kabupaten XXX pada tahun 2018 tidak terdapat kematian ibu dan jumlah kematian bayi
11. Pada bulan Januari – Maret 2019 terdapat 648 ibu hamil (XXX 180, langensari 187,
Pemeriksaan kehamilan merupakan asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sampai
bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal dan mendeteksi ibu hamil yang
tidak normal sehingga komplikasi obstetri yang mungkin terjadi selama kehamilan
Standar pelayanan antenatal care dibuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat karena
ANC yang berawal dari 7T (timbang berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur
18
tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT (Tetanus Toxoid) lengkap, pemberian tablet
Fe (zat besi) minimal 90 tablet selama kehamilan, tes terhadap penyakit menular seksual,
temu wicara dalam rangka persiapan rujukan). Standar ANC 7T kemudian berkembang
lagi menjadi 10T dengan penambahan item standar meliputi 3 menilai status gizi (ukur
lingkar lengan atas), menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), dan
test laboratorium (rutin dan khusus). Sekarang pemerintah menambahkan item standar
pelayanan antenatal care dari 10T menjadi 14T dengan penambahan item standar
hamil, pemberian obat malaria, dan pemberian kapsul minyak yodium. Penambahan
standar pelayanan antenatal care tersebut diharapkan menjadi acuan bagi tenaga
kesehatan terutama bidan dalam memberikan pelayanan antenatal yang berkualitas untuk
meningkatkan status kesehatan ibu yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi
komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada trimester
pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada trimester kedua (usia
kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada trimester ketiga (28-36 minggu dan
setelah 36 minggu usia kehamilan) termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami
atau anggota keluarga. Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan
8-12 minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun 2015,
kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah melakukan pemeriksaan kehamilan
lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI,
2016).
19
Hasil pencatatan dan pelaporan Puskesmas XXX Kabupaten XXX periode Januari-
Maret 2019 jumlah seluruh ibu hamil ANC adalah 648 orang, ibu hamil trimester 1
berjumlah 150 orang, trimester 2 berjumlah 386 orang, trimester 3 berjumlah 112 orang.
Sedangkan ibu hamil primigravida berjumlah 41 orang yang datang ke Puskesmas XXX
Kabupaten XXX.
Berdasarkan hasil pengambilan data dan studi pendahuluan yang penulis lakukan
pada bulan April 2019 di Puskesmas XXX dari 10 ibu hamil primigravida terdapat 90%
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
1.12Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah
1.13Tujuan Penelitian
2019.
2019
Ruang lingkup penelitian ini adalah tentang Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil
Primigravida tentang ANC Terhadap Kepatuhan ANC di Wilayah kerja Puskesmas XXX
Kabupaten XXX periode Januari-Maret Tahun 2019. Penelitian ini dilakukan untuk
Kepatuhan ANC di wilayah kerja Puskesmas XXX Kabupaten XXX tahun 2019. Adapun
populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil primigravida pada periode Januari-Maret
2019 yakni sebanyak 41 orang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan cara
1.15Kegunaan Penelitian
5. Bagi institusi
6. Bagi Peneliti
ke puskesmas.
9. Bagi Profesi
yang ada.
22
BAB I
PENDAHULUAN
1.16Latar Belakang
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. (Kemenkes RI, 2015)
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka
kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH).
Angka ini sedikit menurun dibandingkan dengan SDKI tahun 1991, yaitu sebesar 390 per
100.000 KH. Target global SDGs (Suitainable Development Goals) adalah menurunkan
Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000 KH. Mengacu dari kondisi saat ini,
potensi untuk mencapai target SDGs untuk menurunkan AKI adalah off track, artinya
diperlukan kerja keras dan sungguh- sungguh untuk mencapainya. (Pusat Data dan
negara Asia Tenggara lain, yaitu diperkirakan sebesar 359 kematian maternal per
100.000 KH untuk periode 2008-2012 (BPS, 2013). Data dari The World Bank (2015),
menunjukan AKI pada tahun 2012 sebesar 148/100.000 kelahiran hidup, ditahun 2013
menjadi 140/100.000 KH, kemudian tahun 2014 menurun menjadi 133/100.000 KH,
tahun 2015 menurun menjadi 126/100.000 KH. Hal ini masih tergolong tinggi apabila
dibandingkan dengan Negara Asia Tenggara lainnya (The World Bank, 2015).
23
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat
kesehatan suatu negara. Jumlah kematian ibu di negara berkembang dan tertinggal
tergolong tinggi seperti yang terjadi di Afrika Sub Sahara dan Asia Selatan (WHO,
2013). Penyebab utama kematian dari ibu ini adalah adanya perdarahan, hipertensi,
infeksi, partus lama serta penyebab tidak langsung lainnya, seperti aborsi yang tidak
aman, dan kondisi penyakit yang diderita ibu dan masalah tersebut cenderung terjadi di
Angka Kematian Ibu di Jawa Barat tahun 2017 menunjukkan bahwa AKI berjumlah
Dinas Kesehatan Kabupaten XXX mencatat, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) sepanjang 2018 relatif masih tinggi. Sampai akhir tahun terdapat
44 kasus, meliputi ibu hamil 11, bersalin 8, nifas 25. Penyebabnya yaitu perdarahan 14,
Hipertensi dalam Kehamilan 17, lain-lain 13. (Laporan Tahunan Dinas Kabupaten XXX,
2018).
Pelayanan kesehatan ibu selama kehamilan merupakan hal penting bagi ibu hamil
maupun bayi yang dikandungnya. Upaya pelayanan tersebut merupakan salah satu upaya
pencegahan terhadap kondisi buruk yang dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Berbagai
kondisi dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Adapun kondisi paling buruk yang dapat
terjadi pada seorang ibu hamil adalah kematian. Jika standar pelayanan dilaksanakan
sudah sesuai dengan prosedur diharapkan dapat mendeteksi risiko tinggi pada ibu hamil
transisi lain dalam fase kehidupan, perstiwa itu dapat pula menimbulkan stres (Reeder et
al., 2011).
24
dilanjutkan dengan terjadinya nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari fase fertilisasi
hingga lahirnya bayi maka kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu
atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terdiri dari tiga trimester yakni
Indonesia dalam meminimalisir penurunan tingkat AKI dan AKB telah dilaksanakan,
permasalahan yang muncul diantaranya adalah pelayanan ANC yang belum optimal
yang sesuai kompetensi, dan perlu pengoptimalan pada program kontrasepsi jangka
Kabupaten XXX pada tahun 2018 tidak terdapat kematian ibu dan jumlah kematian bayi
11. Pada bulan Januari – Maret 2019 terdapat 648 ibu hamil (XXX 180, langensari 187,
Pemeriksaan kehamilan merupakan asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sampai
bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal dan mendeteksi ibu hamil yang
tidak normal sehingga komplikasi obstetri yang mungkin terjadi selama kehamilan
Standar pelayanan antenatal care dibuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat karena
ANC yang berawal dari 7T (timbang berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur
25
tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT (Tetanus Toxoid) lengkap, pemberian tablet
Fe (zat besi) minimal 90 tablet selama kehamilan, tes terhadap penyakit menular seksual,
temu wicara dalam rangka persiapan rujukan). Standar ANC 7T kemudian berkembang
lagi menjadi 10T dengan penambahan item standar meliputi 3 menilai status gizi (ukur
lingkar lengan atas), menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), dan
test laboratorium (rutin dan khusus). Sekarang pemerintah menambahkan item standar
pelayanan antenatal care dari 10T menjadi 14T dengan penambahan item standar
hamil, pemberian obat malaria, dan pemberian kapsul minyak yodium. Penambahan
standar pelayanan antenatal care tersebut diharapkan menjadi acuan bagi tenaga
kesehatan terutama bidan dalam memberikan pelayanan antenatal yang berkualitas untuk
meningkatkan status kesehatan ibu yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi
komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada trimester
pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada trimester kedua (usia
kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada trimester ketiga (28-36 minggu dan
setelah 36 minggu usia kehamilan) termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami
atau anggota keluarga. Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan
8-12 minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun 2015,
kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah melakukan pemeriksaan kehamilan
lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI,
2016).
26
Hasil pencatatan dan pelaporan Puskesmas XXX Kabupaten XXX periode Januari-
Maret 2019 jumlah seluruh ibu hamil ANC adalah 648 orang, ibu hamil trimester 1
berjumlah 150 orang, trimester 2 berjumlah 386 orang, trimester 3 berjumlah 112 orang.
Sedangkan ibu hamil primigravida berjumlah 41 orang yang datang ke Puskesmas XXX
Kabupaten XXX.
Berdasarkan hasil pengambilan data dan studi pendahuluan yang penulis lakukan
pada bulan April 2019 di Puskesmas XXX dari 10 ibu hamil primigravida terdapat 90%
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
1.17Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah
1.18Tujuan Penelitian
2019.
2019
Ruang lingkup penelitian ini adalah tentang Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil
Primigravida tentang ANC Terhadap Kepatuhan ANC di Wilayah kerja Puskesmas XXX
Kabupaten XXX periode Januari-Maret Tahun 2019. Penelitian ini dilakukan untuk
Kepatuhan ANC di wilayah kerja Puskesmas XXX Kabupaten XXX tahun 2019. Adapun
populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil primigravida pada periode Januari-Maret
2019 yakni sebanyak 41 orang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan cara
1.20Kegunaan Penelitian
7. Bagi institusi
8. Bagi Peneliti
ke puskesmas.
yang ada.
29
BAB I
PENDAHULUAN
1.21Latar Belakang
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. (Kemenkes RI, 2015)
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka
kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH).
Angka ini sedikit menurun dibandingkan dengan SDKI tahun 1991, yaitu sebesar 390 per
100.000 KH. Target global SDGs (Suitainable Development Goals) adalah menurunkan
Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000 KH. Mengacu dari kondisi saat ini,
potensi untuk mencapai target SDGs untuk menurunkan AKI adalah off track, artinya
diperlukan kerja keras dan sungguh- sungguh untuk mencapainya. (Pusat Data dan
negara Asia Tenggara lain, yaitu diperkirakan sebesar 359 kematian maternal per
100.000 KH untuk periode 2008-2012 (BPS, 2013). Data dari The World Bank (2015),
menunjukan AKI pada tahun 2012 sebesar 148/100.000 kelahiran hidup, ditahun 2013
menjadi 140/100.000 KH, kemudian tahun 2014 menurun menjadi 133/100.000 KH,
tahun 2015 menurun menjadi 126/100.000 KH. Hal ini masih tergolong tinggi apabila
dibandingkan dengan Negara Asia Tenggara lainnya (The World Bank, 2015).
30
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat
kesehatan suatu negara. Jumlah kematian ibu di negara berkembang dan tertinggal
tergolong tinggi seperti yang terjadi di Afrika Sub Sahara dan Asia Selatan (WHO,
2013). Penyebab utama kematian dari ibu ini adalah adanya perdarahan, hipertensi,
infeksi, partus lama serta penyebab tidak langsung lainnya, seperti aborsi yang tidak
aman, dan kondisi penyakit yang diderita ibu dan masalah tersebut cenderung terjadi di
Angka Kematian Ibu di Jawa Barat tahun 2017 menunjukkan bahwa AKI berjumlah
Dinas Kesehatan Kabupaten XXX mencatat, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) sepanjang 2018 relatif masih tinggi. Sampai akhir tahun terdapat
44 kasus, meliputi ibu hamil 11, bersalin 8, nifas 25. Penyebabnya yaitu perdarahan 14,
Hipertensi dalam Kehamilan 17, lain-lain 13. (Laporan Tahunan Dinas Kabupaten XXX,
2018).
Pelayanan kesehatan ibu selama kehamilan merupakan hal penting bagi ibu hamil
maupun bayi yang dikandungnya. Upaya pelayanan tersebut merupakan salah satu upaya
pencegahan terhadap kondisi buruk yang dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Berbagai
kondisi dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Adapun kondisi paling buruk yang dapat
terjadi pada seorang ibu hamil adalah kematian. Jika standar pelayanan dilaksanakan
sudah sesuai dengan prosedur diharapkan dapat mendeteksi risiko tinggi pada ibu hamil
transisi lain dalam fase kehidupan, perstiwa itu dapat pula menimbulkan stres (Reeder et
al., 2011).
31
dilanjutkan dengan terjadinya nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari fase fertilisasi
hingga lahirnya bayi maka kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu
atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terdiri dari tiga trimester yakni
Indonesia dalam meminimalisir penurunan tingkat AKI dan AKB telah dilaksanakan,
permasalahan yang muncul diantaranya adalah pelayanan ANC yang belum optimal
yang sesuai kompetensi, dan perlu pengoptimalan pada program kontrasepsi jangka
Kabupaten XXX pada tahun 2018 tidak terdapat kematian ibu dan jumlah kematian bayi
11. Pada bulan Januari – Maret 2019 terdapat 648 ibu hamil (XXX 180, langensari 187,
Pemeriksaan kehamilan merupakan asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sampai
bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal dan mendeteksi ibu hamil yang
tidak normal sehingga komplikasi obstetri yang mungkin terjadi selama kehamilan
Standar pelayanan antenatal care dibuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat karena
ANC yang berawal dari 7T (timbang berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur
32
tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT (Tetanus Toxoid) lengkap, pemberian tablet
Fe (zat besi) minimal 90 tablet selama kehamilan, tes terhadap penyakit menular seksual,
temu wicara dalam rangka persiapan rujukan). Standar ANC 7T kemudian berkembang
lagi menjadi 10T dengan penambahan item standar meliputi 3 menilai status gizi (ukur
lingkar lengan atas), menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), dan
test laboratorium (rutin dan khusus). Sekarang pemerintah menambahkan item standar
pelayanan antenatal care dari 10T menjadi 14T dengan penambahan item standar
hamil, pemberian obat malaria, dan pemberian kapsul minyak yodium. Penambahan
standar pelayanan antenatal care tersebut diharapkan menjadi acuan bagi tenaga
kesehatan terutama bidan dalam memberikan pelayanan antenatal yang berkualitas untuk
meningkatkan status kesehatan ibu yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi
komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada trimester
pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada trimester kedua (usia
kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada trimester ketiga (28-36 minggu dan
setelah 36 minggu usia kehamilan) termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami
atau anggota keluarga. Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan
8-12 minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun 2015,
kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah melakukan pemeriksaan kehamilan
lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI,
2016).
33
Hasil pencatatan dan pelaporan Puskesmas XXX Kabupaten XXX periode Januari-
Maret 2019 jumlah seluruh ibu hamil ANC adalah 648 orang, ibu hamil trimester 1
berjumlah 150 orang, trimester 2 berjumlah 386 orang, trimester 3 berjumlah 112 orang.
Sedangkan ibu hamil primigravida berjumlah 41 orang yang datang ke Puskesmas XXX
Kabupaten XXX.
Berdasarkan hasil pengambilan data dan studi pendahuluan yang penulis lakukan
pada bulan April 2019 di Puskesmas XXX dari 10 ibu hamil primigravida terdapat 90%
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
1.22Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah
1.23Tujuan Penelitian
2019.
2019
Ruang lingkup penelitian ini adalah tentang Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil
Primigravida tentang ANC Terhadap Kepatuhan ANC di Wilayah kerja Puskesmas XXX
Kabupaten XXX periode Januari-Maret Tahun 2019. Penelitian ini dilakukan untuk
Kepatuhan ANC di wilayah kerja Puskesmas XXX Kabupaten XXX tahun 2019. Adapun
populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil primigravida pada periode Januari-Maret
2019 yakni sebanyak 41 orang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan cara
1.25Kegunaan Penelitian
9. Bagi institusi
ke puskesmas.
yang ada.
36
BAB I
PENDAHULUAN
1.26Latar Belakang
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. (Kemenkes RI, 2015)
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka
kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH).
Angka ini sedikit menurun dibandingkan dengan SDKI tahun 1991, yaitu sebesar 390 per
100.000 KH. Target global SDGs (Suitainable Development Goals) adalah menurunkan
Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000 KH. Mengacu dari kondisi saat ini,
potensi untuk mencapai target SDGs untuk menurunkan AKI adalah off track, artinya
diperlukan kerja keras dan sungguh- sungguh untuk mencapainya. (Pusat Data dan
negara Asia Tenggara lain, yaitu diperkirakan sebesar 359 kematian maternal per
100.000 KH untuk periode 2008-2012 (BPS, 2013). Data dari The World Bank (2015),
menunjukan AKI pada tahun 2012 sebesar 148/100.000 kelahiran hidup, ditahun 2013
menjadi 140/100.000 KH, kemudian tahun 2014 menurun menjadi 133/100.000 KH,
tahun 2015 menurun menjadi 126/100.000 KH. Hal ini masih tergolong tinggi apabila
dibandingkan dengan Negara Asia Tenggara lainnya (The World Bank, 2015).
37
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat
kesehatan suatu negara. Jumlah kematian ibu di negara berkembang dan tertinggal
tergolong tinggi seperti yang terjadi di Afrika Sub Sahara dan Asia Selatan (WHO,
2013). Penyebab utama kematian dari ibu ini adalah adanya perdarahan, hipertensi,
infeksi, partus lama serta penyebab tidak langsung lainnya, seperti aborsi yang tidak
aman, dan kondisi penyakit yang diderita ibu dan masalah tersebut cenderung terjadi di
Angka Kematian Ibu di Jawa Barat tahun 2017 menunjukkan bahwa AKI berjumlah
Dinas Kesehatan Kabupaten XXX mencatat, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) sepanjang 2018 relatif masih tinggi. Sampai akhir tahun terdapat
44 kasus, meliputi ibu hamil 11, bersalin 8, nifas 25. Penyebabnya yaitu perdarahan 14,
Hipertensi dalam Kehamilan 17, lain-lain 13. (Laporan Tahunan Dinas Kabupaten XXX,
2018).
Pelayanan kesehatan ibu selama kehamilan merupakan hal penting bagi ibu hamil
maupun bayi yang dikandungnya. Upaya pelayanan tersebut merupakan salah satu upaya
pencegahan terhadap kondisi buruk yang dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Berbagai
kondisi dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Adapun kondisi paling buruk yang dapat
terjadi pada seorang ibu hamil adalah kematian. Jika standar pelayanan dilaksanakan
sudah sesuai dengan prosedur diharapkan dapat mendeteksi risiko tinggi pada ibu hamil
transisi lain dalam fase kehidupan, perstiwa itu dapat pula menimbulkan stres (Reeder et
al., 2011).
38
dilanjutkan dengan terjadinya nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari fase fertilisasi
hingga lahirnya bayi maka kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu
atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terdiri dari tiga trimester yakni
Indonesia dalam meminimalisir penurunan tingkat AKI dan AKB telah dilaksanakan,
permasalahan yang muncul diantaranya adalah pelayanan ANC yang belum optimal
yang sesuai kompetensi, dan perlu pengoptimalan pada program kontrasepsi jangka
Kabupaten XXX pada tahun 2018 tidak terdapat kematian ibu dan jumlah kematian bayi
11. Pada bulan Januari – Maret 2019 terdapat 648 ibu hamil (XXX 180, langensari 187,
Pemeriksaan kehamilan merupakan asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sampai
bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal dan mendeteksi ibu hamil yang
tidak normal sehingga komplikasi obstetri yang mungkin terjadi selama kehamilan
Standar pelayanan antenatal care dibuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat karena
ANC yang berawal dari 7T (timbang berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur
39
tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT (Tetanus Toxoid) lengkap, pemberian tablet
Fe (zat besi) minimal 90 tablet selama kehamilan, tes terhadap penyakit menular seksual,
temu wicara dalam rangka persiapan rujukan). Standar ANC 7T kemudian berkembang
lagi menjadi 10T dengan penambahan item standar meliputi 3 menilai status gizi (ukur
lingkar lengan atas), menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), dan
test laboratorium (rutin dan khusus). Sekarang pemerintah menambahkan item standar
pelayanan antenatal care dari 10T menjadi 14T dengan penambahan item standar
hamil, pemberian obat malaria, dan pemberian kapsul minyak yodium. Penambahan
standar pelayanan antenatal care tersebut diharapkan menjadi acuan bagi tenaga
kesehatan terutama bidan dalam memberikan pelayanan antenatal yang berkualitas untuk
meningkatkan status kesehatan ibu yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi
komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada trimester
pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada trimester kedua (usia
kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada trimester ketiga (28-36 minggu dan
setelah 36 minggu usia kehamilan) termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami
atau anggota keluarga. Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan
8-12 minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun 2015,
kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah melakukan pemeriksaan kehamilan
lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI,
2016).
40
Hasil pencatatan dan pelaporan Puskesmas XXX Kabupaten XXX periode Januari-
Maret 2019 jumlah seluruh ibu hamil ANC adalah 648 orang, ibu hamil trimester 1
berjumlah 150 orang, trimester 2 berjumlah 386 orang, trimester 3 berjumlah 112 orang.
Sedangkan ibu hamil primigravida berjumlah 41 orang yang datang ke Puskesmas XXX
Kabupaten XXX.
Berdasarkan hasil pengambilan data dan studi pendahuluan yang penulis lakukan
pada bulan April 2019 di Puskesmas XXX dari 10 ibu hamil primigravida terdapat 90%
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
1.27Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah
1.28Tujuan Penelitian
2019.
2019
Ruang lingkup penelitian ini adalah tentang Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil
Primigravida tentang ANC Terhadap Kepatuhan ANC di Wilayah kerja Puskesmas XXX
Kabupaten XXX periode Januari-Maret Tahun 2019. Penelitian ini dilakukan untuk
Kepatuhan ANC di wilayah kerja Puskesmas XXX Kabupaten XXX tahun 2019. Adapun
populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil primigravida pada periode Januari-Maret
2019 yakni sebanyak 41 orang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan cara
1.30Kegunaan Penelitian
ke puskesmas.
yang ada.
43
BAB I
PENDAHULUAN
1.31Latar Belakang
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. (Kemenkes RI, 2015)
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka
kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH).
Angka ini sedikit menurun dibandingkan dengan SDKI tahun 1991, yaitu sebesar 390 per
100.000 KH. Target global SDGs (Suitainable Development Goals) adalah menurunkan
Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000 KH. Mengacu dari kondisi saat ini,
potensi untuk mencapai target SDGs untuk menurunkan AKI adalah off track, artinya
diperlukan kerja keras dan sungguh- sungguh untuk mencapainya. (Pusat Data dan
negara Asia Tenggara lain, yaitu diperkirakan sebesar 359 kematian maternal per
100.000 KH untuk periode 2008-2012 (BPS, 2013). Data dari The World Bank (2015),
menunjukan AKI pada tahun 2012 sebesar 148/100.000 kelahiran hidup, ditahun 2013
menjadi 140/100.000 KH, kemudian tahun 2014 menurun menjadi 133/100.000 KH,
tahun 2015 menurun menjadi 126/100.000 KH. Hal ini masih tergolong tinggi apabila
dibandingkan dengan Negara Asia Tenggara lainnya (The World Bank, 2015).
44
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat
kesehatan suatu negara. Jumlah kematian ibu di negara berkembang dan tertinggal
tergolong tinggi seperti yang terjadi di Afrika Sub Sahara dan Asia Selatan (WHO,
2013). Penyebab utama kematian dari ibu ini adalah adanya perdarahan, hipertensi,
infeksi, partus lama serta penyebab tidak langsung lainnya, seperti aborsi yang tidak
aman, dan kondisi penyakit yang diderita ibu dan masalah tersebut cenderung terjadi di
Angka Kematian Ibu di Jawa Barat tahun 2017 menunjukkan bahwa AKI berjumlah
Dinas Kesehatan Kabupaten XXX mencatat, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) sepanjang 2018 relatif masih tinggi. Sampai akhir tahun terdapat
44 kasus, meliputi ibu hamil 11, bersalin 8, nifas 25. Penyebabnya yaitu perdarahan 14,
Hipertensi dalam Kehamilan 17, lain-lain 13. (Laporan Tahunan Dinas Kabupaten XXX,
2018).
Pelayanan kesehatan ibu selama kehamilan merupakan hal penting bagi ibu hamil
maupun bayi yang dikandungnya. Upaya pelayanan tersebut merupakan salah satu upaya
pencegahan terhadap kondisi buruk yang dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Berbagai
kondisi dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Adapun kondisi paling buruk yang dapat
terjadi pada seorang ibu hamil adalah kematian. Jika standar pelayanan dilaksanakan
sudah sesuai dengan prosedur diharapkan dapat mendeteksi risiko tinggi pada ibu hamil
transisi lain dalam fase kehidupan, perstiwa itu dapat pula menimbulkan stres (Reeder et
al., 2011).
45
dilanjutkan dengan terjadinya nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari fase fertilisasi
hingga lahirnya bayi maka kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu
atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terdiri dari tiga trimester yakni
Indonesia dalam meminimalisir penurunan tingkat AKI dan AKB telah dilaksanakan,
permasalahan yang muncul diantaranya adalah pelayanan ANC yang belum optimal
yang sesuai kompetensi, dan perlu pengoptimalan pada program kontrasepsi jangka
Kabupaten XXX pada tahun 2018 tidak terdapat kematian ibu dan jumlah kematian bayi
11. Pada bulan Januari – Maret 2019 terdapat 648 ibu hamil (XXX 180, langensari 187,
Pemeriksaan kehamilan merupakan asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sampai
bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal dan mendeteksi ibu hamil yang
tidak normal sehingga komplikasi obstetri yang mungkin terjadi selama kehamilan
Standar pelayanan antenatal care dibuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat karena
ANC yang berawal dari 7T (timbang berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur
46
tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT (Tetanus Toxoid) lengkap, pemberian tablet
Fe (zat besi) minimal 90 tablet selama kehamilan, tes terhadap penyakit menular seksual,
temu wicara dalam rangka persiapan rujukan). Standar ANC 7T kemudian berkembang
lagi menjadi 10T dengan penambahan item standar meliputi 3 menilai status gizi (ukur
lingkar lengan atas), menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), dan
test laboratorium (rutin dan khusus). Sekarang pemerintah menambahkan item standar
pelayanan antenatal care dari 10T menjadi 14T dengan penambahan item standar
hamil, pemberian obat malaria, dan pemberian kapsul minyak yodium. Penambahan
standar pelayanan antenatal care tersebut diharapkan menjadi acuan bagi tenaga
kesehatan terutama bidan dalam memberikan pelayanan antenatal yang berkualitas untuk
meningkatkan status kesehatan ibu yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi
komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada trimester
pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada trimester kedua (usia
kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada trimester ketiga (28-36 minggu dan
setelah 36 minggu usia kehamilan) termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami
atau anggota keluarga. Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan
8-12 minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun 2015,
kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah melakukan pemeriksaan kehamilan
lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI,
2016).
47
Hasil pencatatan dan pelaporan Puskesmas XXX Kabupaten XXX periode Januari-
Maret 2019 jumlah seluruh ibu hamil ANC adalah 648 orang, ibu hamil trimester 1
berjumlah 150 orang, trimester 2 berjumlah 386 orang, trimester 3 berjumlah 112 orang.
Sedangkan ibu hamil primigravida berjumlah 41 orang yang datang ke Puskesmas XXX
Kabupaten XXX.
Berdasarkan hasil pengambilan data dan studi pendahuluan yang penulis lakukan
pada bulan April 2019 di Puskesmas XXX dari 10 ibu hamil primigravida terdapat 90%
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
1.32Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah
1.33Tujuan Penelitian
2019.
2019
Ruang lingkup penelitian ini adalah tentang Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil
Primigravida tentang ANC Terhadap Kepatuhan ANC di Wilayah kerja Puskesmas XXX
Kabupaten XXX periode Januari-Maret Tahun 2019. Penelitian ini dilakukan untuk
Kepatuhan ANC di wilayah kerja Puskesmas XXX Kabupaten XXX tahun 2019. Adapun
populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil primigravida pada periode Januari-Maret
2019 yakni sebanyak 41 orang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan cara
1.35Kegunaan Penelitian
ke puskesmas.
yang ada.
50
BAB I
PENDAHULUAN
1.36Latar Belakang
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. (Kemenkes RI, 2015)
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka
kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH).
Angka ini sedikit menurun dibandingkan dengan SDKI tahun 1991, yaitu sebesar 390 per
100.000 KH. Target global SDGs (Suitainable Development Goals) adalah menurunkan
Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000 KH. Mengacu dari kondisi saat ini,
potensi untuk mencapai target SDGs untuk menurunkan AKI adalah off track, artinya
diperlukan kerja keras dan sungguh- sungguh untuk mencapainya. (Pusat Data dan
negara Asia Tenggara lain, yaitu diperkirakan sebesar 359 kematian maternal per
100.000 KH untuk periode 2008-2012 (BPS, 2013). Data dari The World Bank (2015),
menunjukan AKI pada tahun 2012 sebesar 148/100.000 kelahiran hidup, ditahun 2013
menjadi 140/100.000 KH, kemudian tahun 2014 menurun menjadi 133/100.000 KH,
tahun 2015 menurun menjadi 126/100.000 KH. Hal ini masih tergolong tinggi apabila
dibandingkan dengan Negara Asia Tenggara lainnya (The World Bank, 2015).
51
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat
kesehatan suatu negara. Jumlah kematian ibu di negara berkembang dan tertinggal
tergolong tinggi seperti yang terjadi di Afrika Sub Sahara dan Asia Selatan (WHO,
2013). Penyebab utama kematian dari ibu ini adalah adanya perdarahan, hipertensi,
infeksi, partus lama serta penyebab tidak langsung lainnya, seperti aborsi yang tidak
aman, dan kondisi penyakit yang diderita ibu dan masalah tersebut cenderung terjadi di
Angka Kematian Ibu di Jawa Barat tahun 2017 menunjukkan bahwa AKI berjumlah
Dinas Kesehatan Kabupaten XXX mencatat, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) sepanjang 2018 relatif masih tinggi. Sampai akhir tahun terdapat
44 kasus, meliputi ibu hamil 11, bersalin 8, nifas 25. Penyebabnya yaitu perdarahan 14,
Hipertensi dalam Kehamilan 17, lain-lain 13. (Laporan Tahunan Dinas Kabupaten XXX,
2018).
Pelayanan kesehatan ibu selama kehamilan merupakan hal penting bagi ibu hamil
maupun bayi yang dikandungnya. Upaya pelayanan tersebut merupakan salah satu upaya
pencegahan terhadap kondisi buruk yang dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Berbagai
kondisi dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Adapun kondisi paling buruk yang dapat
terjadi pada seorang ibu hamil adalah kematian. Jika standar pelayanan dilaksanakan
sudah sesuai dengan prosedur diharapkan dapat mendeteksi risiko tinggi pada ibu hamil
transisi lain dalam fase kehidupan, perstiwa itu dapat pula menimbulkan stres (Reeder et
al., 2011).
52
dilanjutkan dengan terjadinya nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari fase fertilisasi
hingga lahirnya bayi maka kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu
atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terdiri dari tiga trimester yakni
Indonesia dalam meminimalisir penurunan tingkat AKI dan AKB telah dilaksanakan,
permasalahan yang muncul diantaranya adalah pelayanan ANC yang belum optimal
yang sesuai kompetensi, dan perlu pengoptimalan pada program kontrasepsi jangka
Kabupaten XXX pada tahun 2018 tidak terdapat kematian ibu dan jumlah kematian bayi
11. Pada bulan Januari – Maret 2019 terdapat 648 ibu hamil (XXX 180, langensari 187,
Pemeriksaan kehamilan merupakan asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sampai
bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal dan mendeteksi ibu hamil yang
tidak normal sehingga komplikasi obstetri yang mungkin terjadi selama kehamilan
Standar pelayanan antenatal care dibuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat karena
ANC yang berawal dari 7T (timbang berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur
53
tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT (Tetanus Toxoid) lengkap, pemberian tablet
Fe (zat besi) minimal 90 tablet selama kehamilan, tes terhadap penyakit menular seksual,
temu wicara dalam rangka persiapan rujukan). Standar ANC 7T kemudian berkembang
lagi menjadi 10T dengan penambahan item standar meliputi 3 menilai status gizi (ukur
lingkar lengan atas), menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), dan
test laboratorium (rutin dan khusus). Sekarang pemerintah menambahkan item standar
pelayanan antenatal care dari 10T menjadi 14T dengan penambahan item standar
hamil, pemberian obat malaria, dan pemberian kapsul minyak yodium. Penambahan
standar pelayanan antenatal care tersebut diharapkan menjadi acuan bagi tenaga
kesehatan terutama bidan dalam memberikan pelayanan antenatal yang berkualitas untuk
meningkatkan status kesehatan ibu yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi
komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada trimester
pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada trimester kedua (usia
kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada trimester ketiga (28-36 minggu dan
setelah 36 minggu usia kehamilan) termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami
atau anggota keluarga. Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan
8-12 minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun 2015,
kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah melakukan pemeriksaan kehamilan
lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI,
2016).
54
Hasil pencatatan dan pelaporan Puskesmas XXX Kabupaten XXX periode Januari-
Maret 2019 jumlah seluruh ibu hamil ANC adalah 648 orang, ibu hamil trimester 1
berjumlah 150 orang, trimester 2 berjumlah 386 orang, trimester 3 berjumlah 112 orang.
Sedangkan ibu hamil primigravida berjumlah 41 orang yang datang ke Puskesmas XXX
Kabupaten XXX.
Berdasarkan hasil pengambilan data dan studi pendahuluan yang penulis lakukan
pada bulan April 2019 di Puskesmas XXX dari 10 ibu hamil primigravida terdapat 90%
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
1.37Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah
1.38Tujuan Penelitian
2019.
2019
Ruang lingkup penelitian ini adalah tentang Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil
Primigravida tentang ANC Terhadap Kepatuhan ANC di Wilayah kerja Puskesmas XXX
Kabupaten XXX periode Januari-Maret Tahun 2019. Penelitian ini dilakukan untuk
Kepatuhan ANC di wilayah kerja Puskesmas XXX Kabupaten XXX tahun 2019. Adapun
populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil primigravida pada periode Januari-Maret
2019 yakni sebanyak 41 orang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan cara
1.40Kegunaan Penelitian
ke puskesmas.
yang ada.
57
BAB I
PENDAHULUAN
1.41Latar Belakang
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. (Kemenkes RI, 2015)
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka
kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH).
Angka ini sedikit menurun dibandingkan dengan SDKI tahun 1991, yaitu sebesar 390 per
100.000 KH. Target global SDGs (Suitainable Development Goals) adalah menurunkan
Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000 KH. Mengacu dari kondisi saat ini,
potensi untuk mencapai target SDGs untuk menurunkan AKI adalah off track, artinya
diperlukan kerja keras dan sungguh- sungguh untuk mencapainya. (Pusat Data dan
negara Asia Tenggara lain, yaitu diperkirakan sebesar 359 kematian maternal per
100.000 KH untuk periode 2008-2012 (BPS, 2013). Data dari The World Bank (2015),
menunjukan AKI pada tahun 2012 sebesar 148/100.000 kelahiran hidup, ditahun 2013
menjadi 140/100.000 KH, kemudian tahun 2014 menurun menjadi 133/100.000 KH,
tahun 2015 menurun menjadi 126/100.000 KH. Hal ini masih tergolong tinggi apabila
dibandingkan dengan Negara Asia Tenggara lainnya (The World Bank, 2015).
58
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat
kesehatan suatu negara. Jumlah kematian ibu di negara berkembang dan tertinggal
tergolong tinggi seperti yang terjadi di Afrika Sub Sahara dan Asia Selatan (WHO,
2013). Penyebab utama kematian dari ibu ini adalah adanya perdarahan, hipertensi,
infeksi, partus lama serta penyebab tidak langsung lainnya, seperti aborsi yang tidak
aman, dan kondisi penyakit yang diderita ibu dan masalah tersebut cenderung terjadi di
Angka Kematian Ibu di Jawa Barat tahun 2017 menunjukkan bahwa AKI berjumlah
Dinas Kesehatan Kabupaten XXX mencatat, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) sepanjang 2018 relatif masih tinggi. Sampai akhir tahun terdapat
44 kasus, meliputi ibu hamil 11, bersalin 8, nifas 25. Penyebabnya yaitu perdarahan 14,
Hipertensi dalam Kehamilan 17, lain-lain 13. (Laporan Tahunan Dinas Kabupaten XXX,
2018).
Pelayanan kesehatan ibu selama kehamilan merupakan hal penting bagi ibu hamil
maupun bayi yang dikandungnya. Upaya pelayanan tersebut merupakan salah satu upaya
pencegahan terhadap kondisi buruk yang dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Berbagai
kondisi dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Adapun kondisi paling buruk yang dapat
terjadi pada seorang ibu hamil adalah kematian. Jika standar pelayanan dilaksanakan
sudah sesuai dengan prosedur diharapkan dapat mendeteksi risiko tinggi pada ibu hamil
transisi lain dalam fase kehidupan, perstiwa itu dapat pula menimbulkan stres (Reeder et
al., 2011).
59
dilanjutkan dengan terjadinya nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari fase fertilisasi
hingga lahirnya bayi maka kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu
atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terdiri dari tiga trimester yakni
Indonesia dalam meminimalisir penurunan tingkat AKI dan AKB telah dilaksanakan,
permasalahan yang muncul diantaranya adalah pelayanan ANC yang belum optimal
yang sesuai kompetensi, dan perlu pengoptimalan pada program kontrasepsi jangka
Kabupaten XXX pada tahun 2018 tidak terdapat kematian ibu dan jumlah kematian bayi
11. Pada bulan Januari – Maret 2019 terdapat 648 ibu hamil (XXX 180, langensari 187,
Pemeriksaan kehamilan merupakan asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sampai
bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal dan mendeteksi ibu hamil yang
tidak normal sehingga komplikasi obstetri yang mungkin terjadi selama kehamilan
Standar pelayanan antenatal care dibuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat karena
ANC yang berawal dari 7T (timbang berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur
60
tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT (Tetanus Toxoid) lengkap, pemberian tablet
Fe (zat besi) minimal 90 tablet selama kehamilan, tes terhadap penyakit menular seksual,
temu wicara dalam rangka persiapan rujukan). Standar ANC 7T kemudian berkembang
lagi menjadi 10T dengan penambahan item standar meliputi 3 menilai status gizi (ukur
lingkar lengan atas), menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), dan
test laboratorium (rutin dan khusus). Sekarang pemerintah menambahkan item standar
pelayanan antenatal care dari 10T menjadi 14T dengan penambahan item standar
hamil, pemberian obat malaria, dan pemberian kapsul minyak yodium. Penambahan
standar pelayanan antenatal care tersebut diharapkan menjadi acuan bagi tenaga
kesehatan terutama bidan dalam memberikan pelayanan antenatal yang berkualitas untuk
meningkatkan status kesehatan ibu yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi
komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada trimester
pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada trimester kedua (usia
kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada trimester ketiga (28-36 minggu dan
setelah 36 minggu usia kehamilan) termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami
atau anggota keluarga. Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan
8-12 minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun 2015,
kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah melakukan pemeriksaan kehamilan
lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI,
2016).
61
Hasil pencatatan dan pelaporan Puskesmas XXX Kabupaten XXX periode Januari-
Maret 2019 jumlah seluruh ibu hamil ANC adalah 648 orang, ibu hamil trimester 1
berjumlah 150 orang, trimester 2 berjumlah 386 orang, trimester 3 berjumlah 112 orang.
Sedangkan ibu hamil primigravida berjumlah 41 orang yang datang ke Puskesmas XXX
Kabupaten XXX.
Berdasarkan hasil pengambilan data dan studi pendahuluan yang penulis lakukan
pada bulan April 2019 di Puskesmas XXX dari 10 ibu hamil primigravida terdapat 90%
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
1.42Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah
1.43Tujuan Penelitian
2019.
2019
Ruang lingkup penelitian ini adalah tentang Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil
Primigravida tentang ANC Terhadap Kepatuhan ANC di Wilayah kerja Puskesmas XXX
Kabupaten XXX periode Januari-Maret Tahun 2019. Penelitian ini dilakukan untuk
Kepatuhan ANC di wilayah kerja Puskesmas XXX Kabupaten XXX tahun 2019. Adapun
populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil primigravida pada periode Januari-Maret
2019 yakni sebanyak 41 orang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan cara
1.45Kegunaan Penelitian
ke puskesmas.
yang ada.
64
BAB I
PENDAHULUAN
1.46Latar Belakang
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. (Kemenkes RI, 2015)
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka
kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH).
Angka ini sedikit menurun dibandingkan dengan SDKI tahun 1991, yaitu sebesar 390 per
100.000 KH. Target global SDGs (Suitainable Development Goals) adalah menurunkan
Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000 KH. Mengacu dari kondisi saat ini,
potensi untuk mencapai target SDGs untuk menurunkan AKI adalah off track, artinya
diperlukan kerja keras dan sungguh- sungguh untuk mencapainya. (Pusat Data dan
negara Asia Tenggara lain, yaitu diperkirakan sebesar 359 kematian maternal per
100.000 KH untuk periode 2008-2012 (BPS, 2013). Data dari The World Bank (2015),
menunjukan AKI pada tahun 2012 sebesar 148/100.000 kelahiran hidup, ditahun 2013
menjadi 140/100.000 KH, kemudian tahun 2014 menurun menjadi 133/100.000 KH,
tahun 2015 menurun menjadi 126/100.000 KH. Hal ini masih tergolong tinggi apabila
dibandingkan dengan Negara Asia Tenggara lainnya (The World Bank, 2015).
65
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat
kesehatan suatu negara. Jumlah kematian ibu di negara berkembang dan tertinggal
tergolong tinggi seperti yang terjadi di Afrika Sub Sahara dan Asia Selatan (WHO,
2013). Penyebab utama kematian dari ibu ini adalah adanya perdarahan, hipertensi,
infeksi, partus lama serta penyebab tidak langsung lainnya, seperti aborsi yang tidak
aman, dan kondisi penyakit yang diderita ibu dan masalah tersebut cenderung terjadi di
Angka Kematian Ibu di Jawa Barat tahun 2017 menunjukkan bahwa AKI berjumlah
Dinas Kesehatan Kabupaten XXX mencatat, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) sepanjang 2018 relatif masih tinggi. Sampai akhir tahun terdapat
44 kasus, meliputi ibu hamil 11, bersalin 8, nifas 25. Penyebabnya yaitu perdarahan 14,
Hipertensi dalam Kehamilan 17, lain-lain 13. (Laporan Tahunan Dinas Kabupaten XXX,
2018).
Pelayanan kesehatan ibu selama kehamilan merupakan hal penting bagi ibu hamil
maupun bayi yang dikandungnya. Upaya pelayanan tersebut merupakan salah satu upaya
pencegahan terhadap kondisi buruk yang dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Berbagai
kondisi dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Adapun kondisi paling buruk yang dapat
terjadi pada seorang ibu hamil adalah kematian. Jika standar pelayanan dilaksanakan
sudah sesuai dengan prosedur diharapkan dapat mendeteksi risiko tinggi pada ibu hamil
transisi lain dalam fase kehidupan, perstiwa itu dapat pula menimbulkan stres (Reeder et
al., 2011).
66
dilanjutkan dengan terjadinya nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari fase fertilisasi
hingga lahirnya bayi maka kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu
atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terdiri dari tiga trimester yakni
Indonesia dalam meminimalisir penurunan tingkat AKI dan AKB telah dilaksanakan,
permasalahan yang muncul diantaranya adalah pelayanan ANC yang belum optimal
yang sesuai kompetensi, dan perlu pengoptimalan pada program kontrasepsi jangka
Kabupaten XXX pada tahun 2018 tidak terdapat kematian ibu dan jumlah kematian bayi
11. Pada bulan Januari – Maret 2019 terdapat 648 ibu hamil (XXX 180, langensari 187,
Pemeriksaan kehamilan merupakan asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sampai
bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal dan mendeteksi ibu hamil yang
tidak normal sehingga komplikasi obstetri yang mungkin terjadi selama kehamilan
Standar pelayanan antenatal care dibuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat karena
ANC yang berawal dari 7T (timbang berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur
67
tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT (Tetanus Toxoid) lengkap, pemberian tablet
Fe (zat besi) minimal 90 tablet selama kehamilan, tes terhadap penyakit menular seksual,
temu wicara dalam rangka persiapan rujukan). Standar ANC 7T kemudian berkembang
lagi menjadi 10T dengan penambahan item standar meliputi 3 menilai status gizi (ukur
lingkar lengan atas), menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), dan
test laboratorium (rutin dan khusus). Sekarang pemerintah menambahkan item standar
pelayanan antenatal care dari 10T menjadi 14T dengan penambahan item standar
hamil, pemberian obat malaria, dan pemberian kapsul minyak yodium. Penambahan
standar pelayanan antenatal care tersebut diharapkan menjadi acuan bagi tenaga
kesehatan terutama bidan dalam memberikan pelayanan antenatal yang berkualitas untuk
meningkatkan status kesehatan ibu yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi
komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada trimester
pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada trimester kedua (usia
kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada trimester ketiga (28-36 minggu dan
setelah 36 minggu usia kehamilan) termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami
atau anggota keluarga. Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan
8-12 minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun 2015,
kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah melakukan pemeriksaan kehamilan
lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI,
2016).
68
Hasil pencatatan dan pelaporan Puskesmas XXX Kabupaten XXX periode Januari-
Maret 2019 jumlah seluruh ibu hamil ANC adalah 648 orang, ibu hamil trimester 1
berjumlah 150 orang, trimester 2 berjumlah 386 orang, trimester 3 berjumlah 112 orang.
Sedangkan ibu hamil primigravida berjumlah 41 orang yang datang ke Puskesmas XXX
Kabupaten XXX.
Berdasarkan hasil pengambilan data dan studi pendahuluan yang penulis lakukan
pada bulan April 2019 di Puskesmas XXX dari 10 ibu hamil primigravida terdapat 90%
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
1.47Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah
1.48Tujuan Penelitian
2019.
2019
Ruang lingkup penelitian ini adalah tentang Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil
Primigravida tentang ANC Terhadap Kepatuhan ANC di Wilayah kerja Puskesmas XXX
Kabupaten XXX periode Januari-Maret Tahun 2019. Penelitian ini dilakukan untuk
Kepatuhan ANC di wilayah kerja Puskesmas XXX Kabupaten XXX tahun 2019. Adapun
populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil primigravida pada periode Januari-Maret
2019 yakni sebanyak 41 orang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan cara
1.50Kegunaan Penelitian
ke puskesmas.
yang ada.
71
BAB I
PENDAHULUAN
1.51Latar Belakang
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. (Kemenkes RI, 2015)
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka
kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH).
Angka ini sedikit menurun dibandingkan dengan SDKI tahun 1991, yaitu sebesar 390 per
100.000 KH. Target global SDGs (Suitainable Development Goals) adalah menurunkan
Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000 KH. Mengacu dari kondisi saat ini,
potensi untuk mencapai target SDGs untuk menurunkan AKI adalah off track, artinya
diperlukan kerja keras dan sungguh- sungguh untuk mencapainya. (Pusat Data dan
negara Asia Tenggara lain, yaitu diperkirakan sebesar 359 kematian maternal per
100.000 KH untuk periode 2008-2012 (BPS, 2013). Data dari The World Bank (2015),
menunjukan AKI pada tahun 2012 sebesar 148/100.000 kelahiran hidup, ditahun 2013
menjadi 140/100.000 KH, kemudian tahun 2014 menurun menjadi 133/100.000 KH,
tahun 2015 menurun menjadi 126/100.000 KH. Hal ini masih tergolong tinggi apabila
dibandingkan dengan Negara Asia Tenggara lainnya (The World Bank, 2015).
72
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat
kesehatan suatu negara. Jumlah kematian ibu di negara berkembang dan tertinggal
tergolong tinggi seperti yang terjadi di Afrika Sub Sahara dan Asia Selatan (WHO,
2013). Penyebab utama kematian dari ibu ini adalah adanya perdarahan, hipertensi,
infeksi, partus lama serta penyebab tidak langsung lainnya, seperti aborsi yang tidak
aman, dan kondisi penyakit yang diderita ibu dan masalah tersebut cenderung terjadi di
Angka Kematian Ibu di Jawa Barat tahun 2017 menunjukkan bahwa AKI berjumlah
Dinas Kesehatan Kabupaten XXX mencatat, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) sepanjang 2018 relatif masih tinggi. Sampai akhir tahun terdapat
44 kasus, meliputi ibu hamil 11, bersalin 8, nifas 25. Penyebabnya yaitu perdarahan 14,
Hipertensi dalam Kehamilan 17, lain-lain 13. (Laporan Tahunan Dinas Kabupaten XXX,
2018).
Pelayanan kesehatan ibu selama kehamilan merupakan hal penting bagi ibu hamil
maupun bayi yang dikandungnya. Upaya pelayanan tersebut merupakan salah satu upaya
pencegahan terhadap kondisi buruk yang dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Berbagai
kondisi dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Adapun kondisi paling buruk yang dapat
terjadi pada seorang ibu hamil adalah kematian. Jika standar pelayanan dilaksanakan
sudah sesuai dengan prosedur diharapkan dapat mendeteksi risiko tinggi pada ibu hamil
transisi lain dalam fase kehidupan, perstiwa itu dapat pula menimbulkan stres (Reeder et
al., 2011).
73
dilanjutkan dengan terjadinya nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari fase fertilisasi
hingga lahirnya bayi maka kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu
atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terdiri dari tiga trimester yakni
Indonesia dalam meminimalisir penurunan tingkat AKI dan AKB telah dilaksanakan,
permasalahan yang muncul diantaranya adalah pelayanan ANC yang belum optimal
yang sesuai kompetensi, dan perlu pengoptimalan pada program kontrasepsi jangka
Kabupaten XXX pada tahun 2018 tidak terdapat kematian ibu dan jumlah kematian bayi
11. Pada bulan Januari – Maret 2019 terdapat 648 ibu hamil (XXX 180, langensari 187,
Pemeriksaan kehamilan merupakan asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sampai
bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal dan mendeteksi ibu hamil yang
tidak normal sehingga komplikasi obstetri yang mungkin terjadi selama kehamilan
Standar pelayanan antenatal care dibuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat karena
ANC yang berawal dari 7T (timbang berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur
74
tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT (Tetanus Toxoid) lengkap, pemberian tablet
Fe (zat besi) minimal 90 tablet selama kehamilan, tes terhadap penyakit menular seksual,
temu wicara dalam rangka persiapan rujukan). Standar ANC 7T kemudian berkembang
lagi menjadi 10T dengan penambahan item standar meliputi 3 menilai status gizi (ukur
lingkar lengan atas), menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), dan
test laboratorium (rutin dan khusus). Sekarang pemerintah menambahkan item standar
pelayanan antenatal care dari 10T menjadi 14T dengan penambahan item standar
hamil, pemberian obat malaria, dan pemberian kapsul minyak yodium. Penambahan
standar pelayanan antenatal care tersebut diharapkan menjadi acuan bagi tenaga
kesehatan terutama bidan dalam memberikan pelayanan antenatal yang berkualitas untuk
meningkatkan status kesehatan ibu yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi
komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada trimester
pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada trimester kedua (usia
kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada trimester ketiga (28-36 minggu dan
setelah 36 minggu usia kehamilan) termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami
atau anggota keluarga. Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan
8-12 minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun 2015,
kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah melakukan pemeriksaan kehamilan
lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI,
2016).
75
Hasil pencatatan dan pelaporan Puskesmas XXX Kabupaten XXX periode Januari-
Maret 2019 jumlah seluruh ibu hamil ANC adalah 648 orang, ibu hamil trimester 1
berjumlah 150 orang, trimester 2 berjumlah 386 orang, trimester 3 berjumlah 112 orang.
Sedangkan ibu hamil primigravida berjumlah 41 orang yang datang ke Puskesmas XXX
Kabupaten XXX.
Berdasarkan hasil pengambilan data dan studi pendahuluan yang penulis lakukan
pada bulan April 2019 di Puskesmas XXX dari 10 ibu hamil primigravida terdapat 90%
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
1.52Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah
1.53Tujuan Penelitian
2019.
2019
Ruang lingkup penelitian ini adalah tentang Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil
Primigravida tentang ANC Terhadap Kepatuhan ANC di Wilayah kerja Puskesmas XXX
Kabupaten XXX periode Januari-Maret Tahun 2019. Penelitian ini dilakukan untuk
Kepatuhan ANC di wilayah kerja Puskesmas XXX Kabupaten XXX tahun 2019. Adapun
populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil primigravida pada periode Januari-Maret
2019 yakni sebanyak 41 orang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan cara
1.55Kegunaan Penelitian
ke puskesmas.
yang ada.
78
BAB I
PENDAHULUAN
1.56Latar Belakang
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. (Kemenkes RI, 2015)
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka
kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH).
Angka ini sedikit menurun dibandingkan dengan SDKI tahun 1991, yaitu sebesar 390 per
100.000 KH. Target global SDGs (Suitainable Development Goals) adalah menurunkan
Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000 KH. Mengacu dari kondisi saat ini,
potensi untuk mencapai target SDGs untuk menurunkan AKI adalah off track, artinya
diperlukan kerja keras dan sungguh- sungguh untuk mencapainya. (Pusat Data dan
negara Asia Tenggara lain, yaitu diperkirakan sebesar 359 kematian maternal per
100.000 KH untuk periode 2008-2012 (BPS, 2013). Data dari The World Bank (2015),
menunjukan AKI pada tahun 2012 sebesar 148/100.000 kelahiran hidup, ditahun 2013
menjadi 140/100.000 KH, kemudian tahun 2014 menurun menjadi 133/100.000 KH,
tahun 2015 menurun menjadi 126/100.000 KH. Hal ini masih tergolong tinggi apabila
dibandingkan dengan Negara Asia Tenggara lainnya (The World Bank, 2015).
79
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat
kesehatan suatu negara. Jumlah kematian ibu di negara berkembang dan tertinggal
tergolong tinggi seperti yang terjadi di Afrika Sub Sahara dan Asia Selatan (WHO,
2013). Penyebab utama kematian dari ibu ini adalah adanya perdarahan, hipertensi,
infeksi, partus lama serta penyebab tidak langsung lainnya, seperti aborsi yang tidak
aman, dan kondisi penyakit yang diderita ibu dan masalah tersebut cenderung terjadi di
Angka Kematian Ibu di Jawa Barat tahun 2017 menunjukkan bahwa AKI berjumlah
Dinas Kesehatan Kabupaten XXX mencatat, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) sepanjang 2018 relatif masih tinggi. Sampai akhir tahun terdapat
44 kasus, meliputi ibu hamil 11, bersalin 8, nifas 25. Penyebabnya yaitu perdarahan 14,
Hipertensi dalam Kehamilan 17, lain-lain 13. (Laporan Tahunan Dinas Kabupaten XXX,
2018).
Pelayanan kesehatan ibu selama kehamilan merupakan hal penting bagi ibu hamil
maupun bayi yang dikandungnya. Upaya pelayanan tersebut merupakan salah satu upaya
pencegahan terhadap kondisi buruk yang dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Berbagai
kondisi dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Adapun kondisi paling buruk yang dapat
terjadi pada seorang ibu hamil adalah kematian. Jika standar pelayanan dilaksanakan
sudah sesuai dengan prosedur diharapkan dapat mendeteksi risiko tinggi pada ibu hamil
transisi lain dalam fase kehidupan, perstiwa itu dapat pula menimbulkan stres (Reeder et
al., 2011).
80
dilanjutkan dengan terjadinya nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari fase fertilisasi
hingga lahirnya bayi maka kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu
atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terdiri dari tiga trimester yakni
Indonesia dalam meminimalisir penurunan tingkat AKI dan AKB telah dilaksanakan,
permasalahan yang muncul diantaranya adalah pelayanan ANC yang belum optimal
yang sesuai kompetensi, dan perlu pengoptimalan pada program kontrasepsi jangka
Kabupaten XXX pada tahun 2018 tidak terdapat kematian ibu dan jumlah kematian bayi
11. Pada bulan Januari – Maret 2019 terdapat 648 ibu hamil (XXX 180, langensari 187,
Pemeriksaan kehamilan merupakan asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sampai
bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal dan mendeteksi ibu hamil yang
tidak normal sehingga komplikasi obstetri yang mungkin terjadi selama kehamilan
Standar pelayanan antenatal care dibuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat karena
ANC yang berawal dari 7T (timbang berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur
81
tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT (Tetanus Toxoid) lengkap, pemberian tablet
Fe (zat besi) minimal 90 tablet selama kehamilan, tes terhadap penyakit menular seksual,
temu wicara dalam rangka persiapan rujukan). Standar ANC 7T kemudian berkembang
lagi menjadi 10T dengan penambahan item standar meliputi 3 menilai status gizi (ukur
lingkar lengan atas), menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), dan
test laboratorium (rutin dan khusus). Sekarang pemerintah menambahkan item standar
pelayanan antenatal care dari 10T menjadi 14T dengan penambahan item standar
hamil, pemberian obat malaria, dan pemberian kapsul minyak yodium. Penambahan
standar pelayanan antenatal care tersebut diharapkan menjadi acuan bagi tenaga
kesehatan terutama bidan dalam memberikan pelayanan antenatal yang berkualitas untuk
meningkatkan status kesehatan ibu yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi
komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada trimester
pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada trimester kedua (usia
kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada trimester ketiga (28-36 minggu dan
setelah 36 minggu usia kehamilan) termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami
atau anggota keluarga. Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan
8-12 minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun 2015,
kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah melakukan pemeriksaan kehamilan
lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI,
2016).
82
Hasil pencatatan dan pelaporan Puskesmas XXX Kabupaten XXX periode Januari-
Maret 2019 jumlah seluruh ibu hamil ANC adalah 648 orang, ibu hamil trimester 1
berjumlah 150 orang, trimester 2 berjumlah 386 orang, trimester 3 berjumlah 112 orang.
Sedangkan ibu hamil primigravida berjumlah 41 orang yang datang ke Puskesmas XXX
Kabupaten XXX.
Berdasarkan hasil pengambilan data dan studi pendahuluan yang penulis lakukan
pada bulan April 2019 di Puskesmas XXX dari 10 ibu hamil primigravida terdapat 90%
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
1.57Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah
1.58Tujuan Penelitian
2019.
2019
Ruang lingkup penelitian ini adalah tentang Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil
Primigravida tentang ANC Terhadap Kepatuhan ANC di Wilayah kerja Puskesmas XXX
Kabupaten XXX periode Januari-Maret Tahun 2019. Penelitian ini dilakukan untuk
Kepatuhan ANC di wilayah kerja Puskesmas XXX Kabupaten XXX tahun 2019. Adapun
populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil primigravida pada periode Januari-Maret
2019 yakni sebanyak 41 orang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan cara
1.60Kegunaan Penelitian
ke puskesmas.
yang ada.
85
BAB I
PENDAHULUAN
1.61Latar Belakang
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. (Kemenkes RI, 2015)
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka
kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH).
Angka ini sedikit menurun dibandingkan dengan SDKI tahun 1991, yaitu sebesar 390 per
100.000 KH. Target global SDGs (Suitainable Development Goals) adalah menurunkan
Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000 KH. Mengacu dari kondisi saat ini,
potensi untuk mencapai target SDGs untuk menurunkan AKI adalah off track, artinya
diperlukan kerja keras dan sungguh- sungguh untuk mencapainya. (Pusat Data dan
negara Asia Tenggara lain, yaitu diperkirakan sebesar 359 kematian maternal per
100.000 KH untuk periode 2008-2012 (BPS, 2013). Data dari The World Bank (2015),
menunjukan AKI pada tahun 2012 sebesar 148/100.000 kelahiran hidup, ditahun 2013
menjadi 140/100.000 KH, kemudian tahun 2014 menurun menjadi 133/100.000 KH,
tahun 2015 menurun menjadi 126/100.000 KH. Hal ini masih tergolong tinggi apabila
dibandingkan dengan Negara Asia Tenggara lainnya (The World Bank, 2015).
86
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat
kesehatan suatu negara. Jumlah kematian ibu di negara berkembang dan tertinggal
tergolong tinggi seperti yang terjadi di Afrika Sub Sahara dan Asia Selatan (WHO,
2013). Penyebab utama kematian dari ibu ini adalah adanya perdarahan, hipertensi,
infeksi, partus lama serta penyebab tidak langsung lainnya, seperti aborsi yang tidak
aman, dan kondisi penyakit yang diderita ibu dan masalah tersebut cenderung terjadi di
Angka Kematian Ibu di Jawa Barat tahun 2017 menunjukkan bahwa AKI berjumlah
Dinas Kesehatan Kabupaten XXX mencatat, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) sepanjang 2018 relatif masih tinggi. Sampai akhir tahun terdapat
44 kasus, meliputi ibu hamil 11, bersalin 8, nifas 25. Penyebabnya yaitu perdarahan 14,
Hipertensi dalam Kehamilan 17, lain-lain 13. (Laporan Tahunan Dinas Kabupaten XXX,
2018).
Pelayanan kesehatan ibu selama kehamilan merupakan hal penting bagi ibu hamil
maupun bayi yang dikandungnya. Upaya pelayanan tersebut merupakan salah satu upaya
pencegahan terhadap kondisi buruk yang dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Berbagai
kondisi dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Adapun kondisi paling buruk yang dapat
terjadi pada seorang ibu hamil adalah kematian. Jika standar pelayanan dilaksanakan
sudah sesuai dengan prosedur diharapkan dapat mendeteksi risiko tinggi pada ibu hamil
transisi lain dalam fase kehidupan, perstiwa itu dapat pula menimbulkan stres (Reeder et
al., 2011).
87
dilanjutkan dengan terjadinya nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari fase fertilisasi
hingga lahirnya bayi maka kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu
atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terdiri dari tiga trimester yakni
Indonesia dalam meminimalisir penurunan tingkat AKI dan AKB telah dilaksanakan,
permasalahan yang muncul diantaranya adalah pelayanan ANC yang belum optimal
yang sesuai kompetensi, dan perlu pengoptimalan pada program kontrasepsi jangka
Kabupaten XXX pada tahun 2018 tidak terdapat kematian ibu dan jumlah kematian bayi
11. Pada bulan Januari – Maret 2019 terdapat 648 ibu hamil (XXX 180, langensari 187,
Pemeriksaan kehamilan merupakan asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sampai
bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal dan mendeteksi ibu hamil yang
tidak normal sehingga komplikasi obstetri yang mungkin terjadi selama kehamilan
Standar pelayanan antenatal care dibuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat karena
ANC yang berawal dari 7T (timbang berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur
88
tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT (Tetanus Toxoid) lengkap, pemberian tablet
Fe (zat besi) minimal 90 tablet selama kehamilan, tes terhadap penyakit menular seksual,
temu wicara dalam rangka persiapan rujukan). Standar ANC 7T kemudian berkembang
lagi menjadi 10T dengan penambahan item standar meliputi 3 menilai status gizi (ukur
lingkar lengan atas), menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), dan
test laboratorium (rutin dan khusus). Sekarang pemerintah menambahkan item standar
pelayanan antenatal care dari 10T menjadi 14T dengan penambahan item standar
hamil, pemberian obat malaria, dan pemberian kapsul minyak yodium. Penambahan
standar pelayanan antenatal care tersebut diharapkan menjadi acuan bagi tenaga
kesehatan terutama bidan dalam memberikan pelayanan antenatal yang berkualitas untuk
meningkatkan status kesehatan ibu yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi
komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada trimester
pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada trimester kedua (usia
kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada trimester ketiga (28-36 minggu dan
setelah 36 minggu usia kehamilan) termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami
atau anggota keluarga. Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan
8-12 minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun 2015,
kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah melakukan pemeriksaan kehamilan
lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI,
2016).
89
Hasil pencatatan dan pelaporan Puskesmas XXX Kabupaten XXX periode Januari-
Maret 2019 jumlah seluruh ibu hamil ANC adalah 648 orang, ibu hamil trimester 1
berjumlah 150 orang, trimester 2 berjumlah 386 orang, trimester 3 berjumlah 112 orang.
Sedangkan ibu hamil primigravida berjumlah 41 orang yang datang ke Puskesmas XXX
Kabupaten XXX.
Berdasarkan hasil pengambilan data dan studi pendahuluan yang penulis lakukan
pada bulan April 2019 di Puskesmas XXX dari 10 ibu hamil primigravida terdapat 90%
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
1.62Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah
1.63Tujuan Penelitian
2019.
2019
Ruang lingkup penelitian ini adalah tentang Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil
Primigravida tentang ANC Terhadap Kepatuhan ANC di Wilayah kerja Puskesmas XXX
Kabupaten XXX periode Januari-Maret Tahun 2019. Penelitian ini dilakukan untuk
Kepatuhan ANC di wilayah kerja Puskesmas XXX Kabupaten XXX tahun 2019. Adapun
populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil primigravida pada periode Januari-Maret
2019 yakni sebanyak 41 orang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan cara
1.65Kegunaan Penelitian
ke puskesmas.
yang ada.
92
BAB I
PENDAHULUAN
1.66Latar Belakang
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. (Kemenkes RI, 2015)
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka
kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH).
Angka ini sedikit menurun dibandingkan dengan SDKI tahun 1991, yaitu sebesar 390 per
100.000 KH. Target global SDGs (Suitainable Development Goals) adalah menurunkan
Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000 KH. Mengacu dari kondisi saat ini,
potensi untuk mencapai target SDGs untuk menurunkan AKI adalah off track, artinya
diperlukan kerja keras dan sungguh- sungguh untuk mencapainya. (Pusat Data dan
negara Asia Tenggara lain, yaitu diperkirakan sebesar 359 kematian maternal per
100.000 KH untuk periode 2008-2012 (BPS, 2013). Data dari The World Bank (2015),
menunjukan AKI pada tahun 2012 sebesar 148/100.000 kelahiran hidup, ditahun 2013
menjadi 140/100.000 KH, kemudian tahun 2014 menurun menjadi 133/100.000 KH,
tahun 2015 menurun menjadi 126/100.000 KH. Hal ini masih tergolong tinggi apabila
dibandingkan dengan Negara Asia Tenggara lainnya (The World Bank, 2015).
93
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat
kesehatan suatu negara. Jumlah kematian ibu di negara berkembang dan tertinggal
tergolong tinggi seperti yang terjadi di Afrika Sub Sahara dan Asia Selatan (WHO,
2013). Penyebab utama kematian dari ibu ini adalah adanya perdarahan, hipertensi,
infeksi, partus lama serta penyebab tidak langsung lainnya, seperti aborsi yang tidak
aman, dan kondisi penyakit yang diderita ibu dan masalah tersebut cenderung terjadi di
Angka Kematian Ibu di Jawa Barat tahun 2017 menunjukkan bahwa AKI berjumlah
Dinas Kesehatan Kabupaten XXX mencatat, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) sepanjang 2018 relatif masih tinggi. Sampai akhir tahun terdapat
44 kasus, meliputi ibu hamil 11, bersalin 8, nifas 25. Penyebabnya yaitu perdarahan 14,
Hipertensi dalam Kehamilan 17, lain-lain 13. (Laporan Tahunan Dinas Kabupaten XXX,
2018).
Pelayanan kesehatan ibu selama kehamilan merupakan hal penting bagi ibu hamil
maupun bayi yang dikandungnya. Upaya pelayanan tersebut merupakan salah satu upaya
pencegahan terhadap kondisi buruk yang dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Berbagai
kondisi dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Adapun kondisi paling buruk yang dapat
terjadi pada seorang ibu hamil adalah kematian. Jika standar pelayanan dilaksanakan
sudah sesuai dengan prosedur diharapkan dapat mendeteksi risiko tinggi pada ibu hamil
transisi lain dalam fase kehidupan, perstiwa itu dapat pula menimbulkan stres (Reeder et
al., 2011).
94
dilanjutkan dengan terjadinya nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari fase fertilisasi
hingga lahirnya bayi maka kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu
atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terdiri dari tiga trimester yakni
Indonesia dalam meminimalisir penurunan tingkat AKI dan AKB telah dilaksanakan,
permasalahan yang muncul diantaranya adalah pelayanan ANC yang belum optimal
yang sesuai kompetensi, dan perlu pengoptimalan pada program kontrasepsi jangka
Kabupaten XXX pada tahun 2018 tidak terdapat kematian ibu dan jumlah kematian bayi
11. Pada bulan Januari – Maret 2019 terdapat 648 ibu hamil (XXX 180, langensari 187,
Pemeriksaan kehamilan merupakan asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sampai
bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal dan mendeteksi ibu hamil yang
tidak normal sehingga komplikasi obstetri yang mungkin terjadi selama kehamilan
Standar pelayanan antenatal care dibuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat karena
ANC yang berawal dari 7T (timbang berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur
95
tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT (Tetanus Toxoid) lengkap, pemberian tablet
Fe (zat besi) minimal 90 tablet selama kehamilan, tes terhadap penyakit menular seksual,
temu wicara dalam rangka persiapan rujukan). Standar ANC 7T kemudian berkembang
lagi menjadi 10T dengan penambahan item standar meliputi 3 menilai status gizi (ukur
lingkar lengan atas), menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), dan
test laboratorium (rutin dan khusus). Sekarang pemerintah menambahkan item standar
pelayanan antenatal care dari 10T menjadi 14T dengan penambahan item standar
hamil, pemberian obat malaria, dan pemberian kapsul minyak yodium. Penambahan
standar pelayanan antenatal care tersebut diharapkan menjadi acuan bagi tenaga
kesehatan terutama bidan dalam memberikan pelayanan antenatal yang berkualitas untuk
meningkatkan status kesehatan ibu yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi
komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada trimester
pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada trimester kedua (usia
kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada trimester ketiga (28-36 minggu dan
setelah 36 minggu usia kehamilan) termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami
atau anggota keluarga. Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan
8-12 minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun 2015,
kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah melakukan pemeriksaan kehamilan
lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI,
2016).
96
Hasil pencatatan dan pelaporan Puskesmas XXX Kabupaten XXX periode Januari-
Maret 2019 jumlah seluruh ibu hamil ANC adalah 648 orang, ibu hamil trimester 1
berjumlah 150 orang, trimester 2 berjumlah 386 orang, trimester 3 berjumlah 112 orang.
Sedangkan ibu hamil primigravida berjumlah 41 orang yang datang ke Puskesmas XXX
Kabupaten XXX.
Berdasarkan hasil pengambilan data dan studi pendahuluan yang penulis lakukan
pada bulan April 2019 di Puskesmas XXX dari 10 ibu hamil primigravida terdapat 90%
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
1.67Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah
1.68Tujuan Penelitian
2019.
2019
Ruang lingkup penelitian ini adalah tentang Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil
Primigravida tentang ANC Terhadap Kepatuhan ANC di Wilayah kerja Puskesmas XXX
Kabupaten XXX periode Januari-Maret Tahun 2019. Penelitian ini dilakukan untuk
Kepatuhan ANC di wilayah kerja Puskesmas XXX Kabupaten XXX tahun 2019. Adapun
populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil primigravida pada periode Januari-Maret
2019 yakni sebanyak 41 orang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan cara
1.70Kegunaan Penelitian
ke puskesmas.
yang ada.
99
BAB I
PENDAHULUAN
1.71Latar Belakang
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. (Kemenkes RI, 2015)
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka
kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH).
Angka ini sedikit menurun dibandingkan dengan SDKI tahun 1991, yaitu sebesar 390 per
100.000 KH. Target global SDGs (Suitainable Development Goals) adalah menurunkan
Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000 KH. Mengacu dari kondisi saat ini,
potensi untuk mencapai target SDGs untuk menurunkan AKI adalah off track, artinya
diperlukan kerja keras dan sungguh- sungguh untuk mencapainya. (Pusat Data dan
negara Asia Tenggara lain, yaitu diperkirakan sebesar 359 kematian maternal per
100.000 KH untuk periode 2008-2012 (BPS, 2013). Data dari The World Bank (2015),
menunjukan AKI pada tahun 2012 sebesar 148/100.000 kelahiran hidup, ditahun 2013
menjadi 140/100.000 KH, kemudian tahun 2014 menurun menjadi 133/100.000 KH,
tahun 2015 menurun menjadi 126/100.000 KH. Hal ini masih tergolong tinggi apabila
dibandingkan dengan Negara Asia Tenggara lainnya (The World Bank, 2015).
100
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat
kesehatan suatu negara. Jumlah kematian ibu di negara berkembang dan tertinggal
tergolong tinggi seperti yang terjadi di Afrika Sub Sahara dan Asia Selatan (WHO,
2013). Penyebab utama kematian dari ibu ini adalah adanya perdarahan, hipertensi,
infeksi, partus lama serta penyebab tidak langsung lainnya, seperti aborsi yang tidak
aman, dan kondisi penyakit yang diderita ibu dan masalah tersebut cenderung terjadi di
Angka Kematian Ibu di Jawa Barat tahun 2017 menunjukkan bahwa AKI berjumlah
Dinas Kesehatan Kabupaten XXX mencatat, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) sepanjang 2018 relatif masih tinggi. Sampai akhir tahun terdapat
44 kasus, meliputi ibu hamil 11, bersalin 8, nifas 25. Penyebabnya yaitu perdarahan 14,
Hipertensi dalam Kehamilan 17, lain-lain 13. (Laporan Tahunan Dinas Kabupaten XXX,
2018).
Pelayanan kesehatan ibu selama kehamilan merupakan hal penting bagi ibu hamil
maupun bayi yang dikandungnya. Upaya pelayanan tersebut merupakan salah satu upaya
pencegahan terhadap kondisi buruk yang dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Berbagai
kondisi dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Adapun kondisi paling buruk yang dapat
terjadi pada seorang ibu hamil adalah kematian. Jika standar pelayanan dilaksanakan
sudah sesuai dengan prosedur diharapkan dapat mendeteksi risiko tinggi pada ibu hamil
transisi lain dalam fase kehidupan, perstiwa itu dapat pula menimbulkan stres (Reeder et
al., 2011).
101
dilanjutkan dengan terjadinya nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari fase fertilisasi
hingga lahirnya bayi maka kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu
atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terdiri dari tiga trimester yakni
Indonesia dalam meminimalisir penurunan tingkat AKI dan AKB telah dilaksanakan,
permasalahan yang muncul diantaranya adalah pelayanan ANC yang belum optimal
yang sesuai kompetensi, dan perlu pengoptimalan pada program kontrasepsi jangka
Kabupaten XXX pada tahun 2018 tidak terdapat kematian ibu dan jumlah kematian bayi
11. Pada bulan Januari – Maret 2019 terdapat 648 ibu hamil (XXX 180, langensari 187,
Pemeriksaan kehamilan merupakan asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sampai
bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal dan mendeteksi ibu hamil yang
tidak normal sehingga komplikasi obstetri yang mungkin terjadi selama kehamilan
Standar pelayanan antenatal care dibuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat karena
ANC yang berawal dari 7T (timbang berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur
102
tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT (Tetanus Toxoid) lengkap, pemberian tablet
Fe (zat besi) minimal 90 tablet selama kehamilan, tes terhadap penyakit menular seksual,
temu wicara dalam rangka persiapan rujukan). Standar ANC 7T kemudian berkembang
lagi menjadi 10T dengan penambahan item standar meliputi 3 menilai status gizi (ukur
lingkar lengan atas), menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), dan
test laboratorium (rutin dan khusus). Sekarang pemerintah menambahkan item standar
pelayanan antenatal care dari 10T menjadi 14T dengan penambahan item standar
hamil, pemberian obat malaria, dan pemberian kapsul minyak yodium. Penambahan
standar pelayanan antenatal care tersebut diharapkan menjadi acuan bagi tenaga
kesehatan terutama bidan dalam memberikan pelayanan antenatal yang berkualitas untuk
meningkatkan status kesehatan ibu yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi
komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada trimester
pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada trimester kedua (usia
kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada trimester ketiga (28-36 minggu dan
setelah 36 minggu usia kehamilan) termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami
atau anggota keluarga. Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan
8-12 minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun 2015,
kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah melakukan pemeriksaan kehamilan
lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI,
2016).
103
Hasil pencatatan dan pelaporan Puskesmas XXX Kabupaten XXX periode Januari-
Maret 2019 jumlah seluruh ibu hamil ANC adalah 648 orang, ibu hamil trimester 1
berjumlah 150 orang, trimester 2 berjumlah 386 orang, trimester 3 berjumlah 112 orang.
Sedangkan ibu hamil primigravida berjumlah 41 orang yang datang ke Puskesmas XXX
Kabupaten XXX.
Berdasarkan hasil pengambilan data dan studi pendahuluan yang penulis lakukan
pada bulan April 2019 di Puskesmas XXX dari 10 ibu hamil primigravida terdapat 90%
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
1.72Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah
1.73Tujuan Penelitian
2019.
2019
Ruang lingkup penelitian ini adalah tentang Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil
Primigravida tentang ANC Terhadap Kepatuhan ANC di Wilayah kerja Puskesmas XXX
Kabupaten XXX periode Januari-Maret Tahun 2019. Penelitian ini dilakukan untuk
Kepatuhan ANC di wilayah kerja Puskesmas XXX Kabupaten XXX tahun 2019. Adapun
populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil primigravida pada periode Januari-Maret
2019 yakni sebanyak 41 orang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan cara
1.75Kegunaan Penelitian
ke puskesmas.
yang ada.
106