Anda di halaman 1dari 106

KESULITAN DOWNLOAD ??

Kunjungi: https://warungbidan.blogspot.com/2020/11/hubungan-pengetahuan-ibu-hamil.html

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida tentang ANC terhadap kepatuhan

ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2019

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh

semua komponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. (Kemenkes RI, 2015)

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka

kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH).

Angka ini sedikit menurun dibandingkan dengan SDKI tahun 1991, yaitu sebesar 390 per

100.000 KH. Target global SDGs (Suitainable Development Goals) adalah menurunkan

Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000 KH. Mengacu dari kondisi saat ini,

potensi untuk mencapai target SDGs untuk menurunkan AKI adalah off track, artinya

diperlukan kerja keras dan sungguh- sungguh untuk mencapainya. (Pusat Data dan

Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2014).

Di Indonesia AKI masih terbilang tinggi apabila dibandingkan dengan negara-

negara Asia Tenggara lain, yaitu diperkirakan sebesar 359 kematian maternal per

1
2

100.000 KH untuk periode 2008-2012 (BPS, 2013). Data dari The World Bank (2015),

menunjukan AKI pada tahun 2012 sebesar 148/100.000 kelahiran hidup, ditahun 2013

menjadi 140/100.000 KH, kemudian tahun 2014 menurun menjadi 133/100.000 KH,

tahun 2015 menurun menjadi 126/100.000 KH. Hal ini masih tergolong tinggi apabila

dibandingkan dengan Negara Asia Tenggara lainnya (The World Bank, 2015).

Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat

kesehatan suatu negara. Jumlah kematian ibu di negara berkembang dan tertinggal

tergolong tinggi seperti yang terjadi di Afrika Sub Sahara dan Asia Selatan (WHO,

2013). Penyebab utama kematian dari ibu ini adalah adanya perdarahan, hipertensi,

infeksi, partus lama serta penyebab tidak langsung lainnya, seperti aborsi yang tidak

aman, dan kondisi penyakit yang diderita ibu dan masalah tersebut cenderung terjadi di

negara berkembang termasuk Indonesia (WHO, 2013 & BPS 2013).

Angka Kematian Ibu di Jawa Barat tahun 2017 menunjukkan bahwa AKI berjumlah

748/100.000 kelahiran hidup. (Dinas Kesahatan Jawa Barat, 2017)

Dinas Kesehatan Kabupaten XXX mencatat, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

Kematian Bayi (AKB) sepanjang 2018 relatif masih tinggi. Sampai akhir tahun terdapat

44 kasus, meliputi ibu hamil 11, bersalin 8, nifas 25. Penyebabnya yaitu perdarahan 14,

Hipertensi dalam Kehamilan 17, lain-lain 13. (Laporan Tahunan Dinas Kabupaten XXX,

2018).

Pelayanan kesehatan ibu selama kehamilan merupakan hal penting bagi ibu hamil

maupun bayi yang dikandungnya. Upaya pelayanan tersebut merupakan salah satu upaya

pencegahan terhadap kondisi buruk yang dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Berbagai

kondisi dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Adapun kondisi paling buruk yang dapat

terjadi pada seorang ibu hamil adalah kematian. Jika standar pelayanan dilaksanakan
3

sudah sesuai dengan prosedur diharapkan dapat mendeteksi risiko tinggi pada ibu hamil

lebih awal dan dapat dilakukan rujukan sesegera mungkin.

Kehamilan, persalinan, dan menjadi seorang ibu merupakan peristiwa dan

pengalaman penting dalam kehidupan seorang wanita. Namun, sebagaimana tahap

transisi lain dalam fase kehidupan, perstiwa itu dapat pula menimbulkan stres (Reeder et

al., 2011).

Kehamilan merupakan penyatuan antara spermatozoa dan juga ovum kemudian

dilanjutkan dengan terjadinya nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari fase fertilisasi

hingga lahirnya bayi maka kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu

atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terdiri dari tiga trimester yakni

trimester I berlangsung selama 13 minggu, trimester II 14 – 27 minggu dan trimester III

dari 28 hingga ke 40 minggu (Manuaba, 2013).

Upaya kesehatan yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia dalam meminimalisir penurunan tingkat AKI dan AKB telah dilaksanakan,

diantaranya pengoptimalan ANC (Depkes, 2012). Tetapi terdapat permasalahan

permasalahan yang muncul diantaranya adalah pelayanan ANC yang belum optimal

dalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah ketersediaan tenaga kesehatan

yang sesuai kompetensi, dan perlu pengoptimalan pada program kontrasepsi jangka

panjang (Kemenkes RI, 2015).

Jumlah Kematian Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas XXX Kecamatan Sukaraja

Kabupaten XXX pada tahun 2018 tidak terdapat kematian ibu dan jumlah kematian bayi

11. Pada bulan Januari – Maret 2019 terdapat 648 ibu hamil (XXX 180, langensari 187,

Cisarua 149, Sukamekar 132).

Pemeriksaan kehamilan merupakan asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sampai

saat sebelum melahirkan. Asuhan pemeriksaan kehamilan penting untuk menjamin


4

bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal dan mendeteksi ibu hamil yang

tidak normal sehingga komplikasi obstetri yang mungkin terjadi selama kehamilan

dideteksi secara dini serta dapat di tangani secara cepat.

Standar pelayanan antenatal care dibuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat karena

tuntutan akan peningkatan kualitas pelayanan semakin meningkat. Standar pelayanan

ANC yang berawal dari 7T (timbang berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur

tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT (Tetanus Toxoid) lengkap, pemberian tablet

Fe (zat besi) minimal 90 tablet selama kehamilan, tes terhadap penyakit menular seksual,

temu wicara dalam rangka persiapan rujukan). Standar ANC 7T kemudian berkembang

lagi menjadi 10T dengan penambahan item standar meliputi 3 menilai status gizi (ukur

lingkar lengan atas), menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), dan

test laboratorium (rutin dan khusus). Sekarang pemerintah menambahkan item standar

pelayanan antenatal care dari 10T menjadi 14T dengan penambahan item standar

meliputi pemeriksaan Hb, pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research Lab),

pemeriksaan protein urine, pemeriksaan urine reduksi, perawatan payudara, senam

hamil, pemberian obat malaria, dan pemberian kapsul minyak yodium. Penambahan

standar pelayanan antenatal care tersebut diharapkan menjadi acuan bagi tenaga

kesehatan terutama bidan dalam memberikan pelayanan antenatal yang berkualitas untuk

meningkatkan status kesehatan ibu yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi

terhadap penurunan AKI (Kemenkes, 2010).

Setiap ibu hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ANC

komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada trimester

pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada trimester kedua (usia

kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada trimester ketiga (28-36 minggu dan

setelah 36 minggu usia kehamilan) termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami
5

atau anggota keluarga. Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan

8-12 minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun 2015,

hampir seluruh ibu hamil (95,75%) di Indonesia sudah melakukan pemeriksaan

kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah melakukan pemeriksaan kehamilan

lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI,

2016).

Hasil pencatatan dan pelaporan Puskesmas XXX Kabupaten XXX periode Januari-

Maret 2019 jumlah seluruh ibu hamil ANC adalah 648 orang, ibu hamil trimester 1

berjumlah 150 orang, trimester 2 berjumlah 386 orang, trimester 3 berjumlah 112 orang.

Sedangkan ibu hamil primigravida berjumlah 41 orang yang datang ke Puskesmas XXX

Kabupaten XXX.

Berdasarkan hasil pengambilan data dan studi pendahuluan yang penulis lakukan

pada bulan April 2019 di Puskesmas XXX dari 10 ibu hamil primigravida terdapat 90%

yang pengetahuannya baik tentang ANC dan kepatuhan ANC.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang

“Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida tentang ANC terhadap

kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2019”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil

Primigravida Dengan Kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Tahun 2019?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum


6

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil primigravida tentang

ANC terhadap kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun

2019.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan ibu hamil primigravida

tentang kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2019.

2. Untuk mengetahui distribusi terhadap kepatuhan ANC di Puskesmas XXX

Kabupaten XXX Tahun 2019.

3. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil primigravida tentang

ANC dengan kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun

2019

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah tentang Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil

Primigravida tentang ANC Terhadap Kepatuhan ANC di Wilayah kerja Puskesmas XXX

Kabupaten XXX periode Januari-Maret Tahun 2019. Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida tentang ANC dengan

Kepatuhan ANC di wilayah kerja Puskesmas XXX Kabupaten XXX tahun 2019. Adapun

populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil primigravida pada periode Januari-Maret

2019 yakni sebanyak 41 orang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan cara

pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dengan mengambil 41 orang

ibu hamil primigravida sebagai responden dalam penelitian ini.

1.5 Kegunaan Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

1. Bagi institusi
7

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan bacaan

atau referensi bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian selanjutnya.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini digunakan sebagai media pembelajaran untuk

mengaplikasikan ilmu pengetahuan tentang kebidanan yang di dapat di

perkuliahan, yang diharapkan mampu menjadi pelaksana, pendidik,

pengelola, peneliti dan akan melakukan penelitian tentang Hubungan

Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida tentang ANC Terhadap Kepatuhan

ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2019.

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Ibu hamil primigravida

Dengan adanya penelitian ini diharapkan ibu hamil primigravida dapat

meningkatkan pengetahuannya dan mau untuk memeriksakan kehamilannya

ke puskesmas.

2. Bagi Puskesmas XXX

Berdasarkan hasil penelitian diharapkan akan memberi manfaat sebagai

bahan masukan atau tambahan dalam melaksanakan pelayanan terhadap

masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan untuk

meningkatnya minat kunjungan pasien ke Puskesmas XXX

3. Bagi Profesi

Diharapkan akan memberi manfaat sebagai bahan masukan atau

tambahan terhadap pelayanan yang optimal sesuai dengan kondisi lapangan

yang ada.
8

BAB I

PENDAHULUAN

1.6 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh

semua komponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. (Kemenkes RI, 2015)

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka

kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH).

Angka ini sedikit menurun dibandingkan dengan SDKI tahun 1991, yaitu sebesar 390 per

100.000 KH. Target global SDGs (Suitainable Development Goals) adalah menurunkan

Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000 KH. Mengacu dari kondisi saat ini,

potensi untuk mencapai target SDGs untuk menurunkan AKI adalah off track, artinya

diperlukan kerja keras dan sungguh- sungguh untuk mencapainya. (Pusat Data dan

Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2014).

Di Indonesia AKI masih terbilang tinggi apabila dibandingkan dengan negara-

negara Asia Tenggara lain, yaitu diperkirakan sebesar 359 kematian maternal per

100.000 KH untuk periode 2008-2012 (BPS, 2013). Data dari The World Bank (2015),

menunjukan AKI pada tahun 2012 sebesar 148/100.000 kelahiran hidup, ditahun 2013

menjadi 140/100.000 KH, kemudian tahun 2014 menurun menjadi 133/100.000 KH,

tahun 2015 menurun menjadi 126/100.000 KH. Hal ini masih tergolong tinggi apabila

dibandingkan dengan Negara Asia Tenggara lainnya (The World Bank, 2015).
9

Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat

kesehatan suatu negara. Jumlah kematian ibu di negara berkembang dan tertinggal

tergolong tinggi seperti yang terjadi di Afrika Sub Sahara dan Asia Selatan (WHO,

2013). Penyebab utama kematian dari ibu ini adalah adanya perdarahan, hipertensi,

infeksi, partus lama serta penyebab tidak langsung lainnya, seperti aborsi yang tidak

aman, dan kondisi penyakit yang diderita ibu dan masalah tersebut cenderung terjadi di

negara berkembang termasuk Indonesia (WHO, 2013 & BPS 2013).

Angka Kematian Ibu di Jawa Barat tahun 2017 menunjukkan bahwa AKI berjumlah

748/100.000 kelahiran hidup. (Dinas Kesahatan Jawa Barat, 2017)

Dinas Kesehatan Kabupaten XXX mencatat, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

Kematian Bayi (AKB) sepanjang 2018 relatif masih tinggi. Sampai akhir tahun terdapat

44 kasus, meliputi ibu hamil 11, bersalin 8, nifas 25. Penyebabnya yaitu perdarahan 14,

Hipertensi dalam Kehamilan 17, lain-lain 13. (Laporan Tahunan Dinas Kabupaten XXX,

2018).

Pelayanan kesehatan ibu selama kehamilan merupakan hal penting bagi ibu hamil

maupun bayi yang dikandungnya. Upaya pelayanan tersebut merupakan salah satu upaya

pencegahan terhadap kondisi buruk yang dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Berbagai

kondisi dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Adapun kondisi paling buruk yang dapat

terjadi pada seorang ibu hamil adalah kematian. Jika standar pelayanan dilaksanakan

sudah sesuai dengan prosedur diharapkan dapat mendeteksi risiko tinggi pada ibu hamil

lebih awal dan dapat dilakukan rujukan sesegera mungkin.

Kehamilan, persalinan, dan menjadi seorang ibu merupakan peristiwa dan

pengalaman penting dalam kehidupan seorang wanita. Namun, sebagaimana tahap

transisi lain dalam fase kehidupan, perstiwa itu dapat pula menimbulkan stres (Reeder et

al., 2011).
10

Kehamilan merupakan penyatuan antara spermatozoa dan juga ovum kemudian

dilanjutkan dengan terjadinya nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari fase fertilisasi

hingga lahirnya bayi maka kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu

atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terdiri dari tiga trimester yakni

trimester I berlangsung selama 13 minggu, trimester II 14 – 27 minggu dan trimester III

dari 28 hingga ke 40 minggu (Manuaba, 2013).

Upaya kesehatan yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia dalam meminimalisir penurunan tingkat AKI dan AKB telah dilaksanakan,

diantaranya pengoptimalan ANC (Depkes, 2012). Tetapi terdapat permasalahan

permasalahan yang muncul diantaranya adalah pelayanan ANC yang belum optimal

dalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah ketersediaan tenaga kesehatan

yang sesuai kompetensi, dan perlu pengoptimalan pada program kontrasepsi jangka

panjang (Kemenkes RI, 2015).

Jumlah Kematian Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas XXX Kecamatan Sukaraja

Kabupaten XXX pada tahun 2018 tidak terdapat kematian ibu dan jumlah kematian bayi

11. Pada bulan Januari – Maret 2019 terdapat 648 ibu hamil (XXX 180, langensari 187,

Cisarua 149, Sukamekar 132).

Pemeriksaan kehamilan merupakan asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sampai

saat sebelum melahirkan. Asuhan pemeriksaan kehamilan penting untuk menjamin

bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal dan mendeteksi ibu hamil yang

tidak normal sehingga komplikasi obstetri yang mungkin terjadi selama kehamilan

dideteksi secara dini serta dapat di tangani secara cepat.

Standar pelayanan antenatal care dibuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat karena

tuntutan akan peningkatan kualitas pelayanan semakin meningkat. Standar pelayanan

ANC yang berawal dari 7T (timbang berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur
11

tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT (Tetanus Toxoid) lengkap, pemberian tablet

Fe (zat besi) minimal 90 tablet selama kehamilan, tes terhadap penyakit menular seksual,

temu wicara dalam rangka persiapan rujukan). Standar ANC 7T kemudian berkembang

lagi menjadi 10T dengan penambahan item standar meliputi 3 menilai status gizi (ukur

lingkar lengan atas), menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), dan

test laboratorium (rutin dan khusus). Sekarang pemerintah menambahkan item standar

pelayanan antenatal care dari 10T menjadi 14T dengan penambahan item standar

meliputi pemeriksaan Hb, pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research Lab),

pemeriksaan protein urine, pemeriksaan urine reduksi, perawatan payudara, senam

hamil, pemberian obat malaria, dan pemberian kapsul minyak yodium. Penambahan

standar pelayanan antenatal care tersebut diharapkan menjadi acuan bagi tenaga

kesehatan terutama bidan dalam memberikan pelayanan antenatal yang berkualitas untuk

meningkatkan status kesehatan ibu yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi

terhadap penurunan AKI (Kemenkes, 2010).

Setiap ibu hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ANC

komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada trimester

pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada trimester kedua (usia

kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada trimester ketiga (28-36 minggu dan

setelah 36 minggu usia kehamilan) termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami

atau anggota keluarga. Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan

8-12 minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun 2015,

hampir seluruh ibu hamil (95,75%) di Indonesia sudah melakukan pemeriksaan

kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah melakukan pemeriksaan kehamilan

lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI,

2016).
12

Hasil pencatatan dan pelaporan Puskesmas XXX Kabupaten XXX periode Januari-

Maret 2019 jumlah seluruh ibu hamil ANC adalah 648 orang, ibu hamil trimester 1

berjumlah 150 orang, trimester 2 berjumlah 386 orang, trimester 3 berjumlah 112 orang.

Sedangkan ibu hamil primigravida berjumlah 41 orang yang datang ke Puskesmas XXX

Kabupaten XXX.

Berdasarkan hasil pengambilan data dan studi pendahuluan yang penulis lakukan

pada bulan April 2019 di Puskesmas XXX dari 10 ibu hamil primigravida terdapat 90%

yang pengetahuannya baik tentang ANC dan kepatuhan ANC.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang

“Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida tentang ANC terhadap

kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2019”.

1.7 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil

Primigravida Dengan Kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Tahun 2019?”

1.8 Tujuan Penelitian

1.3.3 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil primigravida tentang

ANC terhadap kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun

2019.

1.3.4 Tujuan Khusus

4. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan ibu hamil primigravida

tentang kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2019.


13

5. Untuk mengetahui distribusi terhadap kepatuhan ANC di Puskesmas XXX

Kabupaten XXX Tahun 2019.

6. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil primigravida tentang

ANC dengan kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun

2019

1.9 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah tentang Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil

Primigravida tentang ANC Terhadap Kepatuhan ANC di Wilayah kerja Puskesmas XXX

Kabupaten XXX periode Januari-Maret Tahun 2019. Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida tentang ANC dengan

Kepatuhan ANC di wilayah kerja Puskesmas XXX Kabupaten XXX tahun 2019. Adapun

populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil primigravida pada periode Januari-Maret

2019 yakni sebanyak 41 orang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan cara

pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dengan mengambil 41 orang

ibu hamil primigravida sebagai responden dalam penelitian ini.

1.10Kegunaan Penelitian

1.10.1 Manfaat Teoritis

3. Bagi institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan bacaan

atau referensi bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian selanjutnya.

4. Bagi Peneliti

Penelitian ini digunakan sebagai media pembelajaran untuk

mengaplikasikan ilmu pengetahuan tentang kebidanan yang di dapat di

perkuliahan, yang diharapkan mampu menjadi pelaksana, pendidik,


14

pengelola, peneliti dan akan melakukan penelitian tentang Hubungan

Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida tentang ANC Terhadap Kepatuhan

ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2019.

1.10.2 Manfaat Praktis

4. Ibu hamil primigravida

Dengan adanya penelitian ini diharapkan ibu hamil primigravida dapat

meningkatkan pengetahuannya dan mau untuk memeriksakan kehamilannya

ke puskesmas.

5. Bagi Puskesmas XXX

Berdasarkan hasil penelitian diharapkan akan memberi manfaat sebagai

bahan masukan atau tambahan dalam melaksanakan pelayanan terhadap

masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan untuk

meningkatnya minat kunjungan pasien ke Puskesmas XXX

6. Bagi Profesi

Diharapkan akan memberi manfaat sebagai bahan masukan atau

tambahan terhadap pelayanan yang optimal sesuai dengan kondisi lapangan

yang ada.
15

BAB I

PENDAHULUAN

1.11Latar Belakang

Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh

semua komponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. (Kemenkes RI, 2015)

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka

kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH).

Angka ini sedikit menurun dibandingkan dengan SDKI tahun 1991, yaitu sebesar 390 per

100.000 KH. Target global SDGs (Suitainable Development Goals) adalah menurunkan

Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000 KH. Mengacu dari kondisi saat ini,

potensi untuk mencapai target SDGs untuk menurunkan AKI adalah off track, artinya

diperlukan kerja keras dan sungguh- sungguh untuk mencapainya. (Pusat Data dan

Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2014).

Di Indonesia AKI masih terbilang tinggi apabila dibandingkan dengan negara-

negara Asia Tenggara lain, yaitu diperkirakan sebesar 359 kematian maternal per

100.000 KH untuk periode 2008-2012 (BPS, 2013). Data dari The World Bank (2015),

menunjukan AKI pada tahun 2012 sebesar 148/100.000 kelahiran hidup, ditahun 2013

menjadi 140/100.000 KH, kemudian tahun 2014 menurun menjadi 133/100.000 KH,

tahun 2015 menurun menjadi 126/100.000 KH. Hal ini masih tergolong tinggi apabila

dibandingkan dengan Negara Asia Tenggara lainnya (The World Bank, 2015).
16

Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat

kesehatan suatu negara. Jumlah kematian ibu di negara berkembang dan tertinggal

tergolong tinggi seperti yang terjadi di Afrika Sub Sahara dan Asia Selatan (WHO,

2013). Penyebab utama kematian dari ibu ini adalah adanya perdarahan, hipertensi,

infeksi, partus lama serta penyebab tidak langsung lainnya, seperti aborsi yang tidak

aman, dan kondisi penyakit yang diderita ibu dan masalah tersebut cenderung terjadi di

negara berkembang termasuk Indonesia (WHO, 2013 & BPS 2013).

Angka Kematian Ibu di Jawa Barat tahun 2017 menunjukkan bahwa AKI berjumlah

748/100.000 kelahiran hidup. (Dinas Kesahatan Jawa Barat, 2017)

Dinas Kesehatan Kabupaten XXX mencatat, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

Kematian Bayi (AKB) sepanjang 2018 relatif masih tinggi. Sampai akhir tahun terdapat

44 kasus, meliputi ibu hamil 11, bersalin 8, nifas 25. Penyebabnya yaitu perdarahan 14,

Hipertensi dalam Kehamilan 17, lain-lain 13. (Laporan Tahunan Dinas Kabupaten XXX,

2018).

Pelayanan kesehatan ibu selama kehamilan merupakan hal penting bagi ibu hamil

maupun bayi yang dikandungnya. Upaya pelayanan tersebut merupakan salah satu upaya

pencegahan terhadap kondisi buruk yang dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Berbagai

kondisi dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Adapun kondisi paling buruk yang dapat

terjadi pada seorang ibu hamil adalah kematian. Jika standar pelayanan dilaksanakan

sudah sesuai dengan prosedur diharapkan dapat mendeteksi risiko tinggi pada ibu hamil

lebih awal dan dapat dilakukan rujukan sesegera mungkin.

Kehamilan, persalinan, dan menjadi seorang ibu merupakan peristiwa dan

pengalaman penting dalam kehidupan seorang wanita. Namun, sebagaimana tahap

transisi lain dalam fase kehidupan, perstiwa itu dapat pula menimbulkan stres (Reeder et

al., 2011).
17

Kehamilan merupakan penyatuan antara spermatozoa dan juga ovum kemudian

dilanjutkan dengan terjadinya nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari fase fertilisasi

hingga lahirnya bayi maka kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu

atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terdiri dari tiga trimester yakni

trimester I berlangsung selama 13 minggu, trimester II 14 – 27 minggu dan trimester III

dari 28 hingga ke 40 minggu (Manuaba, 2013).

Upaya kesehatan yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia dalam meminimalisir penurunan tingkat AKI dan AKB telah dilaksanakan,

diantaranya pengoptimalan ANC (Depkes, 2012). Tetapi terdapat permasalahan

permasalahan yang muncul diantaranya adalah pelayanan ANC yang belum optimal

dalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah ketersediaan tenaga kesehatan

yang sesuai kompetensi, dan perlu pengoptimalan pada program kontrasepsi jangka

panjang (Kemenkes RI, 2015).

Jumlah Kematian Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas XXX Kecamatan Sukaraja

Kabupaten XXX pada tahun 2018 tidak terdapat kematian ibu dan jumlah kematian bayi

11. Pada bulan Januari – Maret 2019 terdapat 648 ibu hamil (XXX 180, langensari 187,

Cisarua 149, Sukamekar 132).

Pemeriksaan kehamilan merupakan asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sampai

saat sebelum melahirkan. Asuhan pemeriksaan kehamilan penting untuk menjamin

bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal dan mendeteksi ibu hamil yang

tidak normal sehingga komplikasi obstetri yang mungkin terjadi selama kehamilan

dideteksi secara dini serta dapat di tangani secara cepat.

Standar pelayanan antenatal care dibuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat karena

tuntutan akan peningkatan kualitas pelayanan semakin meningkat. Standar pelayanan

ANC yang berawal dari 7T (timbang berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur
18

tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT (Tetanus Toxoid) lengkap, pemberian tablet

Fe (zat besi) minimal 90 tablet selama kehamilan, tes terhadap penyakit menular seksual,

temu wicara dalam rangka persiapan rujukan). Standar ANC 7T kemudian berkembang

lagi menjadi 10T dengan penambahan item standar meliputi 3 menilai status gizi (ukur

lingkar lengan atas), menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), dan

test laboratorium (rutin dan khusus). Sekarang pemerintah menambahkan item standar

pelayanan antenatal care dari 10T menjadi 14T dengan penambahan item standar

meliputi pemeriksaan Hb, pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research Lab),

pemeriksaan protein urine, pemeriksaan urine reduksi, perawatan payudara, senam

hamil, pemberian obat malaria, dan pemberian kapsul minyak yodium. Penambahan

standar pelayanan antenatal care tersebut diharapkan menjadi acuan bagi tenaga

kesehatan terutama bidan dalam memberikan pelayanan antenatal yang berkualitas untuk

meningkatkan status kesehatan ibu yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi

terhadap penurunan AKI (Kemenkes, 2010).

Setiap ibu hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ANC

komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada trimester

pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada trimester kedua (usia

kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada trimester ketiga (28-36 minggu dan

setelah 36 minggu usia kehamilan) termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami

atau anggota keluarga. Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan

8-12 minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun 2015,

hampir seluruh ibu hamil (95,75%) di Indonesia sudah melakukan pemeriksaan

kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah melakukan pemeriksaan kehamilan

lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI,

2016).
19

Hasil pencatatan dan pelaporan Puskesmas XXX Kabupaten XXX periode Januari-

Maret 2019 jumlah seluruh ibu hamil ANC adalah 648 orang, ibu hamil trimester 1

berjumlah 150 orang, trimester 2 berjumlah 386 orang, trimester 3 berjumlah 112 orang.

Sedangkan ibu hamil primigravida berjumlah 41 orang yang datang ke Puskesmas XXX

Kabupaten XXX.

Berdasarkan hasil pengambilan data dan studi pendahuluan yang penulis lakukan

pada bulan April 2019 di Puskesmas XXX dari 10 ibu hamil primigravida terdapat 90%

yang pengetahuannya baik tentang ANC dan kepatuhan ANC.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang

“Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida tentang ANC terhadap

kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2019”.

1.12Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil

Primigravida Dengan Kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Tahun 2019?”

1.13Tujuan Penelitian

1.3.5 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil primigravida tentang

ANC terhadap kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun

2019.

1.3.6 Tujuan Khusus

7. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan ibu hamil primigravida

tentang kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2019.


20

8. Untuk mengetahui distribusi terhadap kepatuhan ANC di Puskesmas XXX

Kabupaten XXX Tahun 2019.

9. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil primigravida tentang

ANC dengan kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun

2019

1.14Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah tentang Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil

Primigravida tentang ANC Terhadap Kepatuhan ANC di Wilayah kerja Puskesmas XXX

Kabupaten XXX periode Januari-Maret Tahun 2019. Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida tentang ANC dengan

Kepatuhan ANC di wilayah kerja Puskesmas XXX Kabupaten XXX tahun 2019. Adapun

populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil primigravida pada periode Januari-Maret

2019 yakni sebanyak 41 orang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan cara

pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dengan mengambil 41 orang

ibu hamil primigravida sebagai responden dalam penelitian ini.

1.15Kegunaan Penelitian

1.15.1 Manfaat Teoritis

5. Bagi institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan bacaan

atau referensi bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian selanjutnya.

6. Bagi Peneliti

Penelitian ini digunakan sebagai media pembelajaran untuk

mengaplikasikan ilmu pengetahuan tentang kebidanan yang di dapat di

perkuliahan, yang diharapkan mampu menjadi pelaksana, pendidik,


21

pengelola, peneliti dan akan melakukan penelitian tentang Hubungan

Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida tentang ANC Terhadap Kepatuhan

ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2019.

1.15.2 Manfaat Praktis

7. Ibu hamil primigravida

Dengan adanya penelitian ini diharapkan ibu hamil primigravida dapat

meningkatkan pengetahuannya dan mau untuk memeriksakan kehamilannya

ke puskesmas.

8. Bagi Puskesmas XXX

Berdasarkan hasil penelitian diharapkan akan memberi manfaat sebagai

bahan masukan atau tambahan dalam melaksanakan pelayanan terhadap

masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan untuk

meningkatnya minat kunjungan pasien ke Puskesmas XXX

9. Bagi Profesi

Diharapkan akan memberi manfaat sebagai bahan masukan atau

tambahan terhadap pelayanan yang optimal sesuai dengan kondisi lapangan

yang ada.
22

BAB I

PENDAHULUAN

1.16Latar Belakang

Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh

semua komponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. (Kemenkes RI, 2015)

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka

kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH).

Angka ini sedikit menurun dibandingkan dengan SDKI tahun 1991, yaitu sebesar 390 per

100.000 KH. Target global SDGs (Suitainable Development Goals) adalah menurunkan

Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000 KH. Mengacu dari kondisi saat ini,

potensi untuk mencapai target SDGs untuk menurunkan AKI adalah off track, artinya

diperlukan kerja keras dan sungguh- sungguh untuk mencapainya. (Pusat Data dan

Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2014).

Di Indonesia AKI masih terbilang tinggi apabila dibandingkan dengan negara-

negara Asia Tenggara lain, yaitu diperkirakan sebesar 359 kematian maternal per

100.000 KH untuk periode 2008-2012 (BPS, 2013). Data dari The World Bank (2015),

menunjukan AKI pada tahun 2012 sebesar 148/100.000 kelahiran hidup, ditahun 2013

menjadi 140/100.000 KH, kemudian tahun 2014 menurun menjadi 133/100.000 KH,

tahun 2015 menurun menjadi 126/100.000 KH. Hal ini masih tergolong tinggi apabila

dibandingkan dengan Negara Asia Tenggara lainnya (The World Bank, 2015).
23

Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat

kesehatan suatu negara. Jumlah kematian ibu di negara berkembang dan tertinggal

tergolong tinggi seperti yang terjadi di Afrika Sub Sahara dan Asia Selatan (WHO,

2013). Penyebab utama kematian dari ibu ini adalah adanya perdarahan, hipertensi,

infeksi, partus lama serta penyebab tidak langsung lainnya, seperti aborsi yang tidak

aman, dan kondisi penyakit yang diderita ibu dan masalah tersebut cenderung terjadi di

negara berkembang termasuk Indonesia (WHO, 2013 & BPS 2013).

Angka Kematian Ibu di Jawa Barat tahun 2017 menunjukkan bahwa AKI berjumlah

748/100.000 kelahiran hidup. (Dinas Kesahatan Jawa Barat, 2017)

Dinas Kesehatan Kabupaten XXX mencatat, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

Kematian Bayi (AKB) sepanjang 2018 relatif masih tinggi. Sampai akhir tahun terdapat

44 kasus, meliputi ibu hamil 11, bersalin 8, nifas 25. Penyebabnya yaitu perdarahan 14,

Hipertensi dalam Kehamilan 17, lain-lain 13. (Laporan Tahunan Dinas Kabupaten XXX,

2018).

Pelayanan kesehatan ibu selama kehamilan merupakan hal penting bagi ibu hamil

maupun bayi yang dikandungnya. Upaya pelayanan tersebut merupakan salah satu upaya

pencegahan terhadap kondisi buruk yang dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Berbagai

kondisi dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Adapun kondisi paling buruk yang dapat

terjadi pada seorang ibu hamil adalah kematian. Jika standar pelayanan dilaksanakan

sudah sesuai dengan prosedur diharapkan dapat mendeteksi risiko tinggi pada ibu hamil

lebih awal dan dapat dilakukan rujukan sesegera mungkin.

Kehamilan, persalinan, dan menjadi seorang ibu merupakan peristiwa dan

pengalaman penting dalam kehidupan seorang wanita. Namun, sebagaimana tahap

transisi lain dalam fase kehidupan, perstiwa itu dapat pula menimbulkan stres (Reeder et

al., 2011).
24

Kehamilan merupakan penyatuan antara spermatozoa dan juga ovum kemudian

dilanjutkan dengan terjadinya nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari fase fertilisasi

hingga lahirnya bayi maka kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu

atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terdiri dari tiga trimester yakni

trimester I berlangsung selama 13 minggu, trimester II 14 – 27 minggu dan trimester III

dari 28 hingga ke 40 minggu (Manuaba, 2013).

Upaya kesehatan yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia dalam meminimalisir penurunan tingkat AKI dan AKB telah dilaksanakan,

diantaranya pengoptimalan ANC (Depkes, 2012). Tetapi terdapat permasalahan

permasalahan yang muncul diantaranya adalah pelayanan ANC yang belum optimal

dalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah ketersediaan tenaga kesehatan

yang sesuai kompetensi, dan perlu pengoptimalan pada program kontrasepsi jangka

panjang (Kemenkes RI, 2015).

Jumlah Kematian Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas XXX Kecamatan Sukaraja

Kabupaten XXX pada tahun 2018 tidak terdapat kematian ibu dan jumlah kematian bayi

11. Pada bulan Januari – Maret 2019 terdapat 648 ibu hamil (XXX 180, langensari 187,

Cisarua 149, Sukamekar 132).

Pemeriksaan kehamilan merupakan asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sampai

saat sebelum melahirkan. Asuhan pemeriksaan kehamilan penting untuk menjamin

bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal dan mendeteksi ibu hamil yang

tidak normal sehingga komplikasi obstetri yang mungkin terjadi selama kehamilan

dideteksi secara dini serta dapat di tangani secara cepat.

Standar pelayanan antenatal care dibuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat karena

tuntutan akan peningkatan kualitas pelayanan semakin meningkat. Standar pelayanan

ANC yang berawal dari 7T (timbang berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur
25

tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT (Tetanus Toxoid) lengkap, pemberian tablet

Fe (zat besi) minimal 90 tablet selama kehamilan, tes terhadap penyakit menular seksual,

temu wicara dalam rangka persiapan rujukan). Standar ANC 7T kemudian berkembang

lagi menjadi 10T dengan penambahan item standar meliputi 3 menilai status gizi (ukur

lingkar lengan atas), menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), dan

test laboratorium (rutin dan khusus). Sekarang pemerintah menambahkan item standar

pelayanan antenatal care dari 10T menjadi 14T dengan penambahan item standar

meliputi pemeriksaan Hb, pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research Lab),

pemeriksaan protein urine, pemeriksaan urine reduksi, perawatan payudara, senam

hamil, pemberian obat malaria, dan pemberian kapsul minyak yodium. Penambahan

standar pelayanan antenatal care tersebut diharapkan menjadi acuan bagi tenaga

kesehatan terutama bidan dalam memberikan pelayanan antenatal yang berkualitas untuk

meningkatkan status kesehatan ibu yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi

terhadap penurunan AKI (Kemenkes, 2010).

Setiap ibu hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ANC

komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada trimester

pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada trimester kedua (usia

kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada trimester ketiga (28-36 minggu dan

setelah 36 minggu usia kehamilan) termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami

atau anggota keluarga. Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan

8-12 minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun 2015,

hampir seluruh ibu hamil (95,75%) di Indonesia sudah melakukan pemeriksaan

kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah melakukan pemeriksaan kehamilan

lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI,

2016).
26

Hasil pencatatan dan pelaporan Puskesmas XXX Kabupaten XXX periode Januari-

Maret 2019 jumlah seluruh ibu hamil ANC adalah 648 orang, ibu hamil trimester 1

berjumlah 150 orang, trimester 2 berjumlah 386 orang, trimester 3 berjumlah 112 orang.

Sedangkan ibu hamil primigravida berjumlah 41 orang yang datang ke Puskesmas XXX

Kabupaten XXX.

Berdasarkan hasil pengambilan data dan studi pendahuluan yang penulis lakukan

pada bulan April 2019 di Puskesmas XXX dari 10 ibu hamil primigravida terdapat 90%

yang pengetahuannya baik tentang ANC dan kepatuhan ANC.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang

“Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida tentang ANC terhadap

kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2019”.

1.17Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil

Primigravida Dengan Kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Tahun 2019?”

1.18Tujuan Penelitian

1.3.7 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil primigravida tentang

ANC terhadap kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun

2019.

1.3.8 Tujuan Khusus

10. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan ibu hamil primigravida

tentang kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2019.


27

11. Untuk mengetahui distribusi terhadap kepatuhan ANC di Puskesmas XXX

Kabupaten XXX Tahun 2019.

12. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil primigravida tentang

ANC dengan kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun

2019

1.19Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah tentang Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil

Primigravida tentang ANC Terhadap Kepatuhan ANC di Wilayah kerja Puskesmas XXX

Kabupaten XXX periode Januari-Maret Tahun 2019. Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida tentang ANC dengan

Kepatuhan ANC di wilayah kerja Puskesmas XXX Kabupaten XXX tahun 2019. Adapun

populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil primigravida pada periode Januari-Maret

2019 yakni sebanyak 41 orang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan cara

pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dengan mengambil 41 orang

ibu hamil primigravida sebagai responden dalam penelitian ini.

1.20Kegunaan Penelitian

1.20.1 Manfaat Teoritis

7. Bagi institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan bacaan

atau referensi bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian selanjutnya.

8. Bagi Peneliti

Penelitian ini digunakan sebagai media pembelajaran untuk

mengaplikasikan ilmu pengetahuan tentang kebidanan yang di dapat di

perkuliahan, yang diharapkan mampu menjadi pelaksana, pendidik,


28

pengelola, peneliti dan akan melakukan penelitian tentang Hubungan

Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida tentang ANC Terhadap Kepatuhan

ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2019.

1.20.2 Manfaat Praktis

10. Ibu hamil primigravida

Dengan adanya penelitian ini diharapkan ibu hamil primigravida dapat

meningkatkan pengetahuannya dan mau untuk memeriksakan kehamilannya

ke puskesmas.

11. Bagi Puskesmas XXX

Berdasarkan hasil penelitian diharapkan akan memberi manfaat sebagai

bahan masukan atau tambahan dalam melaksanakan pelayanan terhadap

masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan untuk

meningkatnya minat kunjungan pasien ke Puskesmas XXX

12. Bagi Profesi

Diharapkan akan memberi manfaat sebagai bahan masukan atau

tambahan terhadap pelayanan yang optimal sesuai dengan kondisi lapangan

yang ada.
29

BAB I

PENDAHULUAN

1.21Latar Belakang

Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh

semua komponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. (Kemenkes RI, 2015)

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka

kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH).

Angka ini sedikit menurun dibandingkan dengan SDKI tahun 1991, yaitu sebesar 390 per

100.000 KH. Target global SDGs (Suitainable Development Goals) adalah menurunkan

Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000 KH. Mengacu dari kondisi saat ini,

potensi untuk mencapai target SDGs untuk menurunkan AKI adalah off track, artinya

diperlukan kerja keras dan sungguh- sungguh untuk mencapainya. (Pusat Data dan

Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2014).

Di Indonesia AKI masih terbilang tinggi apabila dibandingkan dengan negara-

negara Asia Tenggara lain, yaitu diperkirakan sebesar 359 kematian maternal per

100.000 KH untuk periode 2008-2012 (BPS, 2013). Data dari The World Bank (2015),

menunjukan AKI pada tahun 2012 sebesar 148/100.000 kelahiran hidup, ditahun 2013

menjadi 140/100.000 KH, kemudian tahun 2014 menurun menjadi 133/100.000 KH,

tahun 2015 menurun menjadi 126/100.000 KH. Hal ini masih tergolong tinggi apabila

dibandingkan dengan Negara Asia Tenggara lainnya (The World Bank, 2015).
30

Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat

kesehatan suatu negara. Jumlah kematian ibu di negara berkembang dan tertinggal

tergolong tinggi seperti yang terjadi di Afrika Sub Sahara dan Asia Selatan (WHO,

2013). Penyebab utama kematian dari ibu ini adalah adanya perdarahan, hipertensi,

infeksi, partus lama serta penyebab tidak langsung lainnya, seperti aborsi yang tidak

aman, dan kondisi penyakit yang diderita ibu dan masalah tersebut cenderung terjadi di

negara berkembang termasuk Indonesia (WHO, 2013 & BPS 2013).

Angka Kematian Ibu di Jawa Barat tahun 2017 menunjukkan bahwa AKI berjumlah

748/100.000 kelahiran hidup. (Dinas Kesahatan Jawa Barat, 2017)

Dinas Kesehatan Kabupaten XXX mencatat, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

Kematian Bayi (AKB) sepanjang 2018 relatif masih tinggi. Sampai akhir tahun terdapat

44 kasus, meliputi ibu hamil 11, bersalin 8, nifas 25. Penyebabnya yaitu perdarahan 14,

Hipertensi dalam Kehamilan 17, lain-lain 13. (Laporan Tahunan Dinas Kabupaten XXX,

2018).

Pelayanan kesehatan ibu selama kehamilan merupakan hal penting bagi ibu hamil

maupun bayi yang dikandungnya. Upaya pelayanan tersebut merupakan salah satu upaya

pencegahan terhadap kondisi buruk yang dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Berbagai

kondisi dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Adapun kondisi paling buruk yang dapat

terjadi pada seorang ibu hamil adalah kematian. Jika standar pelayanan dilaksanakan

sudah sesuai dengan prosedur diharapkan dapat mendeteksi risiko tinggi pada ibu hamil

lebih awal dan dapat dilakukan rujukan sesegera mungkin.

Kehamilan, persalinan, dan menjadi seorang ibu merupakan peristiwa dan

pengalaman penting dalam kehidupan seorang wanita. Namun, sebagaimana tahap

transisi lain dalam fase kehidupan, perstiwa itu dapat pula menimbulkan stres (Reeder et

al., 2011).
31

Kehamilan merupakan penyatuan antara spermatozoa dan juga ovum kemudian

dilanjutkan dengan terjadinya nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari fase fertilisasi

hingga lahirnya bayi maka kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu

atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terdiri dari tiga trimester yakni

trimester I berlangsung selama 13 minggu, trimester II 14 – 27 minggu dan trimester III

dari 28 hingga ke 40 minggu (Manuaba, 2013).

Upaya kesehatan yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia dalam meminimalisir penurunan tingkat AKI dan AKB telah dilaksanakan,

diantaranya pengoptimalan ANC (Depkes, 2012). Tetapi terdapat permasalahan

permasalahan yang muncul diantaranya adalah pelayanan ANC yang belum optimal

dalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah ketersediaan tenaga kesehatan

yang sesuai kompetensi, dan perlu pengoptimalan pada program kontrasepsi jangka

panjang (Kemenkes RI, 2015).

Jumlah Kematian Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas XXX Kecamatan Sukaraja

Kabupaten XXX pada tahun 2018 tidak terdapat kematian ibu dan jumlah kematian bayi

11. Pada bulan Januari – Maret 2019 terdapat 648 ibu hamil (XXX 180, langensari 187,

Cisarua 149, Sukamekar 132).

Pemeriksaan kehamilan merupakan asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sampai

saat sebelum melahirkan. Asuhan pemeriksaan kehamilan penting untuk menjamin

bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal dan mendeteksi ibu hamil yang

tidak normal sehingga komplikasi obstetri yang mungkin terjadi selama kehamilan

dideteksi secara dini serta dapat di tangani secara cepat.

Standar pelayanan antenatal care dibuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat karena

tuntutan akan peningkatan kualitas pelayanan semakin meningkat. Standar pelayanan

ANC yang berawal dari 7T (timbang berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur
32

tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT (Tetanus Toxoid) lengkap, pemberian tablet

Fe (zat besi) minimal 90 tablet selama kehamilan, tes terhadap penyakit menular seksual,

temu wicara dalam rangka persiapan rujukan). Standar ANC 7T kemudian berkembang

lagi menjadi 10T dengan penambahan item standar meliputi 3 menilai status gizi (ukur

lingkar lengan atas), menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), dan

test laboratorium (rutin dan khusus). Sekarang pemerintah menambahkan item standar

pelayanan antenatal care dari 10T menjadi 14T dengan penambahan item standar

meliputi pemeriksaan Hb, pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research Lab),

pemeriksaan protein urine, pemeriksaan urine reduksi, perawatan payudara, senam

hamil, pemberian obat malaria, dan pemberian kapsul minyak yodium. Penambahan

standar pelayanan antenatal care tersebut diharapkan menjadi acuan bagi tenaga

kesehatan terutama bidan dalam memberikan pelayanan antenatal yang berkualitas untuk

meningkatkan status kesehatan ibu yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi

terhadap penurunan AKI (Kemenkes, 2010).

Setiap ibu hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ANC

komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada trimester

pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada trimester kedua (usia

kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada trimester ketiga (28-36 minggu dan

setelah 36 minggu usia kehamilan) termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami

atau anggota keluarga. Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan

8-12 minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun 2015,

hampir seluruh ibu hamil (95,75%) di Indonesia sudah melakukan pemeriksaan

kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah melakukan pemeriksaan kehamilan

lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI,

2016).
33

Hasil pencatatan dan pelaporan Puskesmas XXX Kabupaten XXX periode Januari-

Maret 2019 jumlah seluruh ibu hamil ANC adalah 648 orang, ibu hamil trimester 1

berjumlah 150 orang, trimester 2 berjumlah 386 orang, trimester 3 berjumlah 112 orang.

Sedangkan ibu hamil primigravida berjumlah 41 orang yang datang ke Puskesmas XXX

Kabupaten XXX.

Berdasarkan hasil pengambilan data dan studi pendahuluan yang penulis lakukan

pada bulan April 2019 di Puskesmas XXX dari 10 ibu hamil primigravida terdapat 90%

yang pengetahuannya baik tentang ANC dan kepatuhan ANC.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang

“Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida tentang ANC terhadap

kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2019”.

1.22Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil

Primigravida Dengan Kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Tahun 2019?”

1.23Tujuan Penelitian

1.3.9 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil primigravida tentang

ANC terhadap kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun

2019.

1.3.10 Tujuan Khusus

13. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan ibu hamil primigravida

tentang kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2019.


34

14. Untuk mengetahui distribusi terhadap kepatuhan ANC di Puskesmas XXX

Kabupaten XXX Tahun 2019.

15. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil primigravida tentang

ANC dengan kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun

2019

1.24Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah tentang Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil

Primigravida tentang ANC Terhadap Kepatuhan ANC di Wilayah kerja Puskesmas XXX

Kabupaten XXX periode Januari-Maret Tahun 2019. Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida tentang ANC dengan

Kepatuhan ANC di wilayah kerja Puskesmas XXX Kabupaten XXX tahun 2019. Adapun

populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil primigravida pada periode Januari-Maret

2019 yakni sebanyak 41 orang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan cara

pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dengan mengambil 41 orang

ibu hamil primigravida sebagai responden dalam penelitian ini.

1.25Kegunaan Penelitian

1.25.1 Manfaat Teoritis

9. Bagi institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan bacaan

atau referensi bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian selanjutnya.

10. Bagi Peneliti

Penelitian ini digunakan sebagai media pembelajaran untuk

mengaplikasikan ilmu pengetahuan tentang kebidanan yang di dapat di

perkuliahan, yang diharapkan mampu menjadi pelaksana, pendidik,


35

pengelola, peneliti dan akan melakukan penelitian tentang Hubungan

Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida tentang ANC Terhadap Kepatuhan

ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2019.

1.25.2 Manfaat Praktis

13. Ibu hamil primigravida

Dengan adanya penelitian ini diharapkan ibu hamil primigravida dapat

meningkatkan pengetahuannya dan mau untuk memeriksakan kehamilannya

ke puskesmas.

14. Bagi Puskesmas XXX

Berdasarkan hasil penelitian diharapkan akan memberi manfaat sebagai

bahan masukan atau tambahan dalam melaksanakan pelayanan terhadap

masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan untuk

meningkatnya minat kunjungan pasien ke Puskesmas XXX

15. Bagi Profesi

Diharapkan akan memberi manfaat sebagai bahan masukan atau

tambahan terhadap pelayanan yang optimal sesuai dengan kondisi lapangan

yang ada.
36

BAB I

PENDAHULUAN

1.26Latar Belakang

Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh

semua komponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. (Kemenkes RI, 2015)

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka

kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH).

Angka ini sedikit menurun dibandingkan dengan SDKI tahun 1991, yaitu sebesar 390 per

100.000 KH. Target global SDGs (Suitainable Development Goals) adalah menurunkan

Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000 KH. Mengacu dari kondisi saat ini,

potensi untuk mencapai target SDGs untuk menurunkan AKI adalah off track, artinya

diperlukan kerja keras dan sungguh- sungguh untuk mencapainya. (Pusat Data dan

Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2014).

Di Indonesia AKI masih terbilang tinggi apabila dibandingkan dengan negara-

negara Asia Tenggara lain, yaitu diperkirakan sebesar 359 kematian maternal per

100.000 KH untuk periode 2008-2012 (BPS, 2013). Data dari The World Bank (2015),

menunjukan AKI pada tahun 2012 sebesar 148/100.000 kelahiran hidup, ditahun 2013

menjadi 140/100.000 KH, kemudian tahun 2014 menurun menjadi 133/100.000 KH,

tahun 2015 menurun menjadi 126/100.000 KH. Hal ini masih tergolong tinggi apabila

dibandingkan dengan Negara Asia Tenggara lainnya (The World Bank, 2015).
37

Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat

kesehatan suatu negara. Jumlah kematian ibu di negara berkembang dan tertinggal

tergolong tinggi seperti yang terjadi di Afrika Sub Sahara dan Asia Selatan (WHO,

2013). Penyebab utama kematian dari ibu ini adalah adanya perdarahan, hipertensi,

infeksi, partus lama serta penyebab tidak langsung lainnya, seperti aborsi yang tidak

aman, dan kondisi penyakit yang diderita ibu dan masalah tersebut cenderung terjadi di

negara berkembang termasuk Indonesia (WHO, 2013 & BPS 2013).

Angka Kematian Ibu di Jawa Barat tahun 2017 menunjukkan bahwa AKI berjumlah

748/100.000 kelahiran hidup. (Dinas Kesahatan Jawa Barat, 2017)

Dinas Kesehatan Kabupaten XXX mencatat, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

Kematian Bayi (AKB) sepanjang 2018 relatif masih tinggi. Sampai akhir tahun terdapat

44 kasus, meliputi ibu hamil 11, bersalin 8, nifas 25. Penyebabnya yaitu perdarahan 14,

Hipertensi dalam Kehamilan 17, lain-lain 13. (Laporan Tahunan Dinas Kabupaten XXX,

2018).

Pelayanan kesehatan ibu selama kehamilan merupakan hal penting bagi ibu hamil

maupun bayi yang dikandungnya. Upaya pelayanan tersebut merupakan salah satu upaya

pencegahan terhadap kondisi buruk yang dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Berbagai

kondisi dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Adapun kondisi paling buruk yang dapat

terjadi pada seorang ibu hamil adalah kematian. Jika standar pelayanan dilaksanakan

sudah sesuai dengan prosedur diharapkan dapat mendeteksi risiko tinggi pada ibu hamil

lebih awal dan dapat dilakukan rujukan sesegera mungkin.

Kehamilan, persalinan, dan menjadi seorang ibu merupakan peristiwa dan

pengalaman penting dalam kehidupan seorang wanita. Namun, sebagaimana tahap

transisi lain dalam fase kehidupan, perstiwa itu dapat pula menimbulkan stres (Reeder et

al., 2011).
38

Kehamilan merupakan penyatuan antara spermatozoa dan juga ovum kemudian

dilanjutkan dengan terjadinya nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari fase fertilisasi

hingga lahirnya bayi maka kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu

atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terdiri dari tiga trimester yakni

trimester I berlangsung selama 13 minggu, trimester II 14 – 27 minggu dan trimester III

dari 28 hingga ke 40 minggu (Manuaba, 2013).

Upaya kesehatan yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia dalam meminimalisir penurunan tingkat AKI dan AKB telah dilaksanakan,

diantaranya pengoptimalan ANC (Depkes, 2012). Tetapi terdapat permasalahan

permasalahan yang muncul diantaranya adalah pelayanan ANC yang belum optimal

dalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah ketersediaan tenaga kesehatan

yang sesuai kompetensi, dan perlu pengoptimalan pada program kontrasepsi jangka

panjang (Kemenkes RI, 2015).

Jumlah Kematian Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas XXX Kecamatan Sukaraja

Kabupaten XXX pada tahun 2018 tidak terdapat kematian ibu dan jumlah kematian bayi

11. Pada bulan Januari – Maret 2019 terdapat 648 ibu hamil (XXX 180, langensari 187,

Cisarua 149, Sukamekar 132).

Pemeriksaan kehamilan merupakan asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sampai

saat sebelum melahirkan. Asuhan pemeriksaan kehamilan penting untuk menjamin

bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal dan mendeteksi ibu hamil yang

tidak normal sehingga komplikasi obstetri yang mungkin terjadi selama kehamilan

dideteksi secara dini serta dapat di tangani secara cepat.

Standar pelayanan antenatal care dibuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat karena

tuntutan akan peningkatan kualitas pelayanan semakin meningkat. Standar pelayanan

ANC yang berawal dari 7T (timbang berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur
39

tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT (Tetanus Toxoid) lengkap, pemberian tablet

Fe (zat besi) minimal 90 tablet selama kehamilan, tes terhadap penyakit menular seksual,

temu wicara dalam rangka persiapan rujukan). Standar ANC 7T kemudian berkembang

lagi menjadi 10T dengan penambahan item standar meliputi 3 menilai status gizi (ukur

lingkar lengan atas), menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), dan

test laboratorium (rutin dan khusus). Sekarang pemerintah menambahkan item standar

pelayanan antenatal care dari 10T menjadi 14T dengan penambahan item standar

meliputi pemeriksaan Hb, pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research Lab),

pemeriksaan protein urine, pemeriksaan urine reduksi, perawatan payudara, senam

hamil, pemberian obat malaria, dan pemberian kapsul minyak yodium. Penambahan

standar pelayanan antenatal care tersebut diharapkan menjadi acuan bagi tenaga

kesehatan terutama bidan dalam memberikan pelayanan antenatal yang berkualitas untuk

meningkatkan status kesehatan ibu yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi

terhadap penurunan AKI (Kemenkes, 2010).

Setiap ibu hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ANC

komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada trimester

pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada trimester kedua (usia

kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada trimester ketiga (28-36 minggu dan

setelah 36 minggu usia kehamilan) termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami

atau anggota keluarga. Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan

8-12 minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun 2015,

hampir seluruh ibu hamil (95,75%) di Indonesia sudah melakukan pemeriksaan

kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah melakukan pemeriksaan kehamilan

lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI,

2016).
40

Hasil pencatatan dan pelaporan Puskesmas XXX Kabupaten XXX periode Januari-

Maret 2019 jumlah seluruh ibu hamil ANC adalah 648 orang, ibu hamil trimester 1

berjumlah 150 orang, trimester 2 berjumlah 386 orang, trimester 3 berjumlah 112 orang.

Sedangkan ibu hamil primigravida berjumlah 41 orang yang datang ke Puskesmas XXX

Kabupaten XXX.

Berdasarkan hasil pengambilan data dan studi pendahuluan yang penulis lakukan

pada bulan April 2019 di Puskesmas XXX dari 10 ibu hamil primigravida terdapat 90%

yang pengetahuannya baik tentang ANC dan kepatuhan ANC.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang

“Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida tentang ANC terhadap

kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2019”.

1.27Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil

Primigravida Dengan Kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Tahun 2019?”

1.28Tujuan Penelitian

1.3.11 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil primigravida tentang

ANC terhadap kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun

2019.

1.3.12 Tujuan Khusus

16. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan ibu hamil primigravida

tentang kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2019.


41

17. Untuk mengetahui distribusi terhadap kepatuhan ANC di Puskesmas XXX

Kabupaten XXX Tahun 2019.

18. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil primigravida tentang

ANC dengan kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun

2019

1.29Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah tentang Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil

Primigravida tentang ANC Terhadap Kepatuhan ANC di Wilayah kerja Puskesmas XXX

Kabupaten XXX periode Januari-Maret Tahun 2019. Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida tentang ANC dengan

Kepatuhan ANC di wilayah kerja Puskesmas XXX Kabupaten XXX tahun 2019. Adapun

populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil primigravida pada periode Januari-Maret

2019 yakni sebanyak 41 orang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan cara

pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dengan mengambil 41 orang

ibu hamil primigravida sebagai responden dalam penelitian ini.

1.30Kegunaan Penelitian

1.30.1 Manfaat Teoritis

11. Bagi institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan bacaan

atau referensi bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian selanjutnya.

12. Bagi Peneliti

Penelitian ini digunakan sebagai media pembelajaran untuk

mengaplikasikan ilmu pengetahuan tentang kebidanan yang di dapat di

perkuliahan, yang diharapkan mampu menjadi pelaksana, pendidik,


42

pengelola, peneliti dan akan melakukan penelitian tentang Hubungan

Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida tentang ANC Terhadap Kepatuhan

ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2019.

1.30.2 Manfaat Praktis

16. Ibu hamil primigravida

Dengan adanya penelitian ini diharapkan ibu hamil primigravida dapat

meningkatkan pengetahuannya dan mau untuk memeriksakan kehamilannya

ke puskesmas.

17. Bagi Puskesmas XXX

Berdasarkan hasil penelitian diharapkan akan memberi manfaat sebagai

bahan masukan atau tambahan dalam melaksanakan pelayanan terhadap

masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan untuk

meningkatnya minat kunjungan pasien ke Puskesmas XXX

18. Bagi Profesi

Diharapkan akan memberi manfaat sebagai bahan masukan atau

tambahan terhadap pelayanan yang optimal sesuai dengan kondisi lapangan

yang ada.
43

BAB I

PENDAHULUAN

1.31Latar Belakang

Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh

semua komponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. (Kemenkes RI, 2015)

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka

kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH).

Angka ini sedikit menurun dibandingkan dengan SDKI tahun 1991, yaitu sebesar 390 per

100.000 KH. Target global SDGs (Suitainable Development Goals) adalah menurunkan

Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000 KH. Mengacu dari kondisi saat ini,

potensi untuk mencapai target SDGs untuk menurunkan AKI adalah off track, artinya

diperlukan kerja keras dan sungguh- sungguh untuk mencapainya. (Pusat Data dan

Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2014).

Di Indonesia AKI masih terbilang tinggi apabila dibandingkan dengan negara-

negara Asia Tenggara lain, yaitu diperkirakan sebesar 359 kematian maternal per

100.000 KH untuk periode 2008-2012 (BPS, 2013). Data dari The World Bank (2015),

menunjukan AKI pada tahun 2012 sebesar 148/100.000 kelahiran hidup, ditahun 2013

menjadi 140/100.000 KH, kemudian tahun 2014 menurun menjadi 133/100.000 KH,

tahun 2015 menurun menjadi 126/100.000 KH. Hal ini masih tergolong tinggi apabila

dibandingkan dengan Negara Asia Tenggara lainnya (The World Bank, 2015).
44

Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat

kesehatan suatu negara. Jumlah kematian ibu di negara berkembang dan tertinggal

tergolong tinggi seperti yang terjadi di Afrika Sub Sahara dan Asia Selatan (WHO,

2013). Penyebab utama kematian dari ibu ini adalah adanya perdarahan, hipertensi,

infeksi, partus lama serta penyebab tidak langsung lainnya, seperti aborsi yang tidak

aman, dan kondisi penyakit yang diderita ibu dan masalah tersebut cenderung terjadi di

negara berkembang termasuk Indonesia (WHO, 2013 & BPS 2013).

Angka Kematian Ibu di Jawa Barat tahun 2017 menunjukkan bahwa AKI berjumlah

748/100.000 kelahiran hidup. (Dinas Kesahatan Jawa Barat, 2017)

Dinas Kesehatan Kabupaten XXX mencatat, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

Kematian Bayi (AKB) sepanjang 2018 relatif masih tinggi. Sampai akhir tahun terdapat

44 kasus, meliputi ibu hamil 11, bersalin 8, nifas 25. Penyebabnya yaitu perdarahan 14,

Hipertensi dalam Kehamilan 17, lain-lain 13. (Laporan Tahunan Dinas Kabupaten XXX,

2018).

Pelayanan kesehatan ibu selama kehamilan merupakan hal penting bagi ibu hamil

maupun bayi yang dikandungnya. Upaya pelayanan tersebut merupakan salah satu upaya

pencegahan terhadap kondisi buruk yang dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Berbagai

kondisi dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Adapun kondisi paling buruk yang dapat

terjadi pada seorang ibu hamil adalah kematian. Jika standar pelayanan dilaksanakan

sudah sesuai dengan prosedur diharapkan dapat mendeteksi risiko tinggi pada ibu hamil

lebih awal dan dapat dilakukan rujukan sesegera mungkin.

Kehamilan, persalinan, dan menjadi seorang ibu merupakan peristiwa dan

pengalaman penting dalam kehidupan seorang wanita. Namun, sebagaimana tahap

transisi lain dalam fase kehidupan, perstiwa itu dapat pula menimbulkan stres (Reeder et

al., 2011).
45

Kehamilan merupakan penyatuan antara spermatozoa dan juga ovum kemudian

dilanjutkan dengan terjadinya nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari fase fertilisasi

hingga lahirnya bayi maka kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu

atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terdiri dari tiga trimester yakni

trimester I berlangsung selama 13 minggu, trimester II 14 – 27 minggu dan trimester III

dari 28 hingga ke 40 minggu (Manuaba, 2013).

Upaya kesehatan yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia dalam meminimalisir penurunan tingkat AKI dan AKB telah dilaksanakan,

diantaranya pengoptimalan ANC (Depkes, 2012). Tetapi terdapat permasalahan

permasalahan yang muncul diantaranya adalah pelayanan ANC yang belum optimal

dalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah ketersediaan tenaga kesehatan

yang sesuai kompetensi, dan perlu pengoptimalan pada program kontrasepsi jangka

panjang (Kemenkes RI, 2015).

Jumlah Kematian Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas XXX Kecamatan Sukaraja

Kabupaten XXX pada tahun 2018 tidak terdapat kematian ibu dan jumlah kematian bayi

11. Pada bulan Januari – Maret 2019 terdapat 648 ibu hamil (XXX 180, langensari 187,

Cisarua 149, Sukamekar 132).

Pemeriksaan kehamilan merupakan asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sampai

saat sebelum melahirkan. Asuhan pemeriksaan kehamilan penting untuk menjamin

bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal dan mendeteksi ibu hamil yang

tidak normal sehingga komplikasi obstetri yang mungkin terjadi selama kehamilan

dideteksi secara dini serta dapat di tangani secara cepat.

Standar pelayanan antenatal care dibuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat karena

tuntutan akan peningkatan kualitas pelayanan semakin meningkat. Standar pelayanan

ANC yang berawal dari 7T (timbang berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur
46

tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT (Tetanus Toxoid) lengkap, pemberian tablet

Fe (zat besi) minimal 90 tablet selama kehamilan, tes terhadap penyakit menular seksual,

temu wicara dalam rangka persiapan rujukan). Standar ANC 7T kemudian berkembang

lagi menjadi 10T dengan penambahan item standar meliputi 3 menilai status gizi (ukur

lingkar lengan atas), menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), dan

test laboratorium (rutin dan khusus). Sekarang pemerintah menambahkan item standar

pelayanan antenatal care dari 10T menjadi 14T dengan penambahan item standar

meliputi pemeriksaan Hb, pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research Lab),

pemeriksaan protein urine, pemeriksaan urine reduksi, perawatan payudara, senam

hamil, pemberian obat malaria, dan pemberian kapsul minyak yodium. Penambahan

standar pelayanan antenatal care tersebut diharapkan menjadi acuan bagi tenaga

kesehatan terutama bidan dalam memberikan pelayanan antenatal yang berkualitas untuk

meningkatkan status kesehatan ibu yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi

terhadap penurunan AKI (Kemenkes, 2010).

Setiap ibu hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ANC

komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada trimester

pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada trimester kedua (usia

kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada trimester ketiga (28-36 minggu dan

setelah 36 minggu usia kehamilan) termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami

atau anggota keluarga. Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan

8-12 minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun 2015,

hampir seluruh ibu hamil (95,75%) di Indonesia sudah melakukan pemeriksaan

kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah melakukan pemeriksaan kehamilan

lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI,

2016).
47

Hasil pencatatan dan pelaporan Puskesmas XXX Kabupaten XXX periode Januari-

Maret 2019 jumlah seluruh ibu hamil ANC adalah 648 orang, ibu hamil trimester 1

berjumlah 150 orang, trimester 2 berjumlah 386 orang, trimester 3 berjumlah 112 orang.

Sedangkan ibu hamil primigravida berjumlah 41 orang yang datang ke Puskesmas XXX

Kabupaten XXX.

Berdasarkan hasil pengambilan data dan studi pendahuluan yang penulis lakukan

pada bulan April 2019 di Puskesmas XXX dari 10 ibu hamil primigravida terdapat 90%

yang pengetahuannya baik tentang ANC dan kepatuhan ANC.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang

“Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida tentang ANC terhadap

kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2019”.

1.32Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil

Primigravida Dengan Kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Tahun 2019?”

1.33Tujuan Penelitian

1.3.13 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil primigravida tentang

ANC terhadap kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun

2019.

1.3.14 Tujuan Khusus

19. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan ibu hamil primigravida

tentang kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2019.


48

20. Untuk mengetahui distribusi terhadap kepatuhan ANC di Puskesmas XXX

Kabupaten XXX Tahun 2019.

21. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil primigravida tentang

ANC dengan kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun

2019

1.34Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah tentang Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil

Primigravida tentang ANC Terhadap Kepatuhan ANC di Wilayah kerja Puskesmas XXX

Kabupaten XXX periode Januari-Maret Tahun 2019. Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida tentang ANC dengan

Kepatuhan ANC di wilayah kerja Puskesmas XXX Kabupaten XXX tahun 2019. Adapun

populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil primigravida pada periode Januari-Maret

2019 yakni sebanyak 41 orang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan cara

pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dengan mengambil 41 orang

ibu hamil primigravida sebagai responden dalam penelitian ini.

1.35Kegunaan Penelitian

1.35.1 Manfaat Teoritis

13. Bagi institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan bacaan

atau referensi bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian selanjutnya.

14. Bagi Peneliti

Penelitian ini digunakan sebagai media pembelajaran untuk

mengaplikasikan ilmu pengetahuan tentang kebidanan yang di dapat di

perkuliahan, yang diharapkan mampu menjadi pelaksana, pendidik,


49

pengelola, peneliti dan akan melakukan penelitian tentang Hubungan

Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida tentang ANC Terhadap Kepatuhan

ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2019.

1.35.2 Manfaat Praktis

19. Ibu hamil primigravida

Dengan adanya penelitian ini diharapkan ibu hamil primigravida dapat

meningkatkan pengetahuannya dan mau untuk memeriksakan kehamilannya

ke puskesmas.

20. Bagi Puskesmas XXX

Berdasarkan hasil penelitian diharapkan akan memberi manfaat sebagai

bahan masukan atau tambahan dalam melaksanakan pelayanan terhadap

masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan untuk

meningkatnya minat kunjungan pasien ke Puskesmas XXX

21. Bagi Profesi

Diharapkan akan memberi manfaat sebagai bahan masukan atau

tambahan terhadap pelayanan yang optimal sesuai dengan kondisi lapangan

yang ada.
50

BAB I

PENDAHULUAN

1.36Latar Belakang

Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh

semua komponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. (Kemenkes RI, 2015)

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka

kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH).

Angka ini sedikit menurun dibandingkan dengan SDKI tahun 1991, yaitu sebesar 390 per

100.000 KH. Target global SDGs (Suitainable Development Goals) adalah menurunkan

Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000 KH. Mengacu dari kondisi saat ini,

potensi untuk mencapai target SDGs untuk menurunkan AKI adalah off track, artinya

diperlukan kerja keras dan sungguh- sungguh untuk mencapainya. (Pusat Data dan

Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2014).

Di Indonesia AKI masih terbilang tinggi apabila dibandingkan dengan negara-

negara Asia Tenggara lain, yaitu diperkirakan sebesar 359 kematian maternal per

100.000 KH untuk periode 2008-2012 (BPS, 2013). Data dari The World Bank (2015),

menunjukan AKI pada tahun 2012 sebesar 148/100.000 kelahiran hidup, ditahun 2013

menjadi 140/100.000 KH, kemudian tahun 2014 menurun menjadi 133/100.000 KH,

tahun 2015 menurun menjadi 126/100.000 KH. Hal ini masih tergolong tinggi apabila

dibandingkan dengan Negara Asia Tenggara lainnya (The World Bank, 2015).
51

Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat

kesehatan suatu negara. Jumlah kematian ibu di negara berkembang dan tertinggal

tergolong tinggi seperti yang terjadi di Afrika Sub Sahara dan Asia Selatan (WHO,

2013). Penyebab utama kematian dari ibu ini adalah adanya perdarahan, hipertensi,

infeksi, partus lama serta penyebab tidak langsung lainnya, seperti aborsi yang tidak

aman, dan kondisi penyakit yang diderita ibu dan masalah tersebut cenderung terjadi di

negara berkembang termasuk Indonesia (WHO, 2013 & BPS 2013).

Angka Kematian Ibu di Jawa Barat tahun 2017 menunjukkan bahwa AKI berjumlah

748/100.000 kelahiran hidup. (Dinas Kesahatan Jawa Barat, 2017)

Dinas Kesehatan Kabupaten XXX mencatat, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

Kematian Bayi (AKB) sepanjang 2018 relatif masih tinggi. Sampai akhir tahun terdapat

44 kasus, meliputi ibu hamil 11, bersalin 8, nifas 25. Penyebabnya yaitu perdarahan 14,

Hipertensi dalam Kehamilan 17, lain-lain 13. (Laporan Tahunan Dinas Kabupaten XXX,

2018).

Pelayanan kesehatan ibu selama kehamilan merupakan hal penting bagi ibu hamil

maupun bayi yang dikandungnya. Upaya pelayanan tersebut merupakan salah satu upaya

pencegahan terhadap kondisi buruk yang dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Berbagai

kondisi dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Adapun kondisi paling buruk yang dapat

terjadi pada seorang ibu hamil adalah kematian. Jika standar pelayanan dilaksanakan

sudah sesuai dengan prosedur diharapkan dapat mendeteksi risiko tinggi pada ibu hamil

lebih awal dan dapat dilakukan rujukan sesegera mungkin.

Kehamilan, persalinan, dan menjadi seorang ibu merupakan peristiwa dan

pengalaman penting dalam kehidupan seorang wanita. Namun, sebagaimana tahap

transisi lain dalam fase kehidupan, perstiwa itu dapat pula menimbulkan stres (Reeder et

al., 2011).
52

Kehamilan merupakan penyatuan antara spermatozoa dan juga ovum kemudian

dilanjutkan dengan terjadinya nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari fase fertilisasi

hingga lahirnya bayi maka kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu

atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terdiri dari tiga trimester yakni

trimester I berlangsung selama 13 minggu, trimester II 14 – 27 minggu dan trimester III

dari 28 hingga ke 40 minggu (Manuaba, 2013).

Upaya kesehatan yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia dalam meminimalisir penurunan tingkat AKI dan AKB telah dilaksanakan,

diantaranya pengoptimalan ANC (Depkes, 2012). Tetapi terdapat permasalahan

permasalahan yang muncul diantaranya adalah pelayanan ANC yang belum optimal

dalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah ketersediaan tenaga kesehatan

yang sesuai kompetensi, dan perlu pengoptimalan pada program kontrasepsi jangka

panjang (Kemenkes RI, 2015).

Jumlah Kematian Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas XXX Kecamatan Sukaraja

Kabupaten XXX pada tahun 2018 tidak terdapat kematian ibu dan jumlah kematian bayi

11. Pada bulan Januari – Maret 2019 terdapat 648 ibu hamil (XXX 180, langensari 187,

Cisarua 149, Sukamekar 132).

Pemeriksaan kehamilan merupakan asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sampai

saat sebelum melahirkan. Asuhan pemeriksaan kehamilan penting untuk menjamin

bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal dan mendeteksi ibu hamil yang

tidak normal sehingga komplikasi obstetri yang mungkin terjadi selama kehamilan

dideteksi secara dini serta dapat di tangani secara cepat.

Standar pelayanan antenatal care dibuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat karena

tuntutan akan peningkatan kualitas pelayanan semakin meningkat. Standar pelayanan

ANC yang berawal dari 7T (timbang berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur
53

tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT (Tetanus Toxoid) lengkap, pemberian tablet

Fe (zat besi) minimal 90 tablet selama kehamilan, tes terhadap penyakit menular seksual,

temu wicara dalam rangka persiapan rujukan). Standar ANC 7T kemudian berkembang

lagi menjadi 10T dengan penambahan item standar meliputi 3 menilai status gizi (ukur

lingkar lengan atas), menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), dan

test laboratorium (rutin dan khusus). Sekarang pemerintah menambahkan item standar

pelayanan antenatal care dari 10T menjadi 14T dengan penambahan item standar

meliputi pemeriksaan Hb, pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research Lab),

pemeriksaan protein urine, pemeriksaan urine reduksi, perawatan payudara, senam

hamil, pemberian obat malaria, dan pemberian kapsul minyak yodium. Penambahan

standar pelayanan antenatal care tersebut diharapkan menjadi acuan bagi tenaga

kesehatan terutama bidan dalam memberikan pelayanan antenatal yang berkualitas untuk

meningkatkan status kesehatan ibu yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi

terhadap penurunan AKI (Kemenkes, 2010).

Setiap ibu hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ANC

komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada trimester

pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada trimester kedua (usia

kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada trimester ketiga (28-36 minggu dan

setelah 36 minggu usia kehamilan) termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami

atau anggota keluarga. Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan

8-12 minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun 2015,

hampir seluruh ibu hamil (95,75%) di Indonesia sudah melakukan pemeriksaan

kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah melakukan pemeriksaan kehamilan

lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI,

2016).
54

Hasil pencatatan dan pelaporan Puskesmas XXX Kabupaten XXX periode Januari-

Maret 2019 jumlah seluruh ibu hamil ANC adalah 648 orang, ibu hamil trimester 1

berjumlah 150 orang, trimester 2 berjumlah 386 orang, trimester 3 berjumlah 112 orang.

Sedangkan ibu hamil primigravida berjumlah 41 orang yang datang ke Puskesmas XXX

Kabupaten XXX.

Berdasarkan hasil pengambilan data dan studi pendahuluan yang penulis lakukan

pada bulan April 2019 di Puskesmas XXX dari 10 ibu hamil primigravida terdapat 90%

yang pengetahuannya baik tentang ANC dan kepatuhan ANC.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang

“Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida tentang ANC terhadap

kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2019”.

1.37Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil

Primigravida Dengan Kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Tahun 2019?”

1.38Tujuan Penelitian

1.3.15 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil primigravida tentang

ANC terhadap kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun

2019.

1.3.16 Tujuan Khusus

22. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan ibu hamil primigravida

tentang kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2019.


55

23. Untuk mengetahui distribusi terhadap kepatuhan ANC di Puskesmas XXX

Kabupaten XXX Tahun 2019.

24. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil primigravida tentang

ANC dengan kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun

2019

1.39Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah tentang Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil

Primigravida tentang ANC Terhadap Kepatuhan ANC di Wilayah kerja Puskesmas XXX

Kabupaten XXX periode Januari-Maret Tahun 2019. Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida tentang ANC dengan

Kepatuhan ANC di wilayah kerja Puskesmas XXX Kabupaten XXX tahun 2019. Adapun

populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil primigravida pada periode Januari-Maret

2019 yakni sebanyak 41 orang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan cara

pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dengan mengambil 41 orang

ibu hamil primigravida sebagai responden dalam penelitian ini.

1.40Kegunaan Penelitian

1.40.1 Manfaat Teoritis

15. Bagi institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan bacaan

atau referensi bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian selanjutnya.

16. Bagi Peneliti

Penelitian ini digunakan sebagai media pembelajaran untuk

mengaplikasikan ilmu pengetahuan tentang kebidanan yang di dapat di

perkuliahan, yang diharapkan mampu menjadi pelaksana, pendidik,


56

pengelola, peneliti dan akan melakukan penelitian tentang Hubungan

Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida tentang ANC Terhadap Kepatuhan

ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2019.

1.40.2 Manfaat Praktis

22. Ibu hamil primigravida

Dengan adanya penelitian ini diharapkan ibu hamil primigravida dapat

meningkatkan pengetahuannya dan mau untuk memeriksakan kehamilannya

ke puskesmas.

23. Bagi Puskesmas XXX

Berdasarkan hasil penelitian diharapkan akan memberi manfaat sebagai

bahan masukan atau tambahan dalam melaksanakan pelayanan terhadap

masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan untuk

meningkatnya minat kunjungan pasien ke Puskesmas XXX

24. Bagi Profesi

Diharapkan akan memberi manfaat sebagai bahan masukan atau

tambahan terhadap pelayanan yang optimal sesuai dengan kondisi lapangan

yang ada.
57

BAB I

PENDAHULUAN

1.41Latar Belakang

Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh

semua komponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. (Kemenkes RI, 2015)

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka

kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH).

Angka ini sedikit menurun dibandingkan dengan SDKI tahun 1991, yaitu sebesar 390 per

100.000 KH. Target global SDGs (Suitainable Development Goals) adalah menurunkan

Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000 KH. Mengacu dari kondisi saat ini,

potensi untuk mencapai target SDGs untuk menurunkan AKI adalah off track, artinya

diperlukan kerja keras dan sungguh- sungguh untuk mencapainya. (Pusat Data dan

Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2014).

Di Indonesia AKI masih terbilang tinggi apabila dibandingkan dengan negara-

negara Asia Tenggara lain, yaitu diperkirakan sebesar 359 kematian maternal per

100.000 KH untuk periode 2008-2012 (BPS, 2013). Data dari The World Bank (2015),

menunjukan AKI pada tahun 2012 sebesar 148/100.000 kelahiran hidup, ditahun 2013

menjadi 140/100.000 KH, kemudian tahun 2014 menurun menjadi 133/100.000 KH,

tahun 2015 menurun menjadi 126/100.000 KH. Hal ini masih tergolong tinggi apabila

dibandingkan dengan Negara Asia Tenggara lainnya (The World Bank, 2015).
58

Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat

kesehatan suatu negara. Jumlah kematian ibu di negara berkembang dan tertinggal

tergolong tinggi seperti yang terjadi di Afrika Sub Sahara dan Asia Selatan (WHO,

2013). Penyebab utama kematian dari ibu ini adalah adanya perdarahan, hipertensi,

infeksi, partus lama serta penyebab tidak langsung lainnya, seperti aborsi yang tidak

aman, dan kondisi penyakit yang diderita ibu dan masalah tersebut cenderung terjadi di

negara berkembang termasuk Indonesia (WHO, 2013 & BPS 2013).

Angka Kematian Ibu di Jawa Barat tahun 2017 menunjukkan bahwa AKI berjumlah

748/100.000 kelahiran hidup. (Dinas Kesahatan Jawa Barat, 2017)

Dinas Kesehatan Kabupaten XXX mencatat, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

Kematian Bayi (AKB) sepanjang 2018 relatif masih tinggi. Sampai akhir tahun terdapat

44 kasus, meliputi ibu hamil 11, bersalin 8, nifas 25. Penyebabnya yaitu perdarahan 14,

Hipertensi dalam Kehamilan 17, lain-lain 13. (Laporan Tahunan Dinas Kabupaten XXX,

2018).

Pelayanan kesehatan ibu selama kehamilan merupakan hal penting bagi ibu hamil

maupun bayi yang dikandungnya. Upaya pelayanan tersebut merupakan salah satu upaya

pencegahan terhadap kondisi buruk yang dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Berbagai

kondisi dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Adapun kondisi paling buruk yang dapat

terjadi pada seorang ibu hamil adalah kematian. Jika standar pelayanan dilaksanakan

sudah sesuai dengan prosedur diharapkan dapat mendeteksi risiko tinggi pada ibu hamil

lebih awal dan dapat dilakukan rujukan sesegera mungkin.

Kehamilan, persalinan, dan menjadi seorang ibu merupakan peristiwa dan

pengalaman penting dalam kehidupan seorang wanita. Namun, sebagaimana tahap

transisi lain dalam fase kehidupan, perstiwa itu dapat pula menimbulkan stres (Reeder et

al., 2011).
59

Kehamilan merupakan penyatuan antara spermatozoa dan juga ovum kemudian

dilanjutkan dengan terjadinya nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari fase fertilisasi

hingga lahirnya bayi maka kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu

atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terdiri dari tiga trimester yakni

trimester I berlangsung selama 13 minggu, trimester II 14 – 27 minggu dan trimester III

dari 28 hingga ke 40 minggu (Manuaba, 2013).

Upaya kesehatan yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia dalam meminimalisir penurunan tingkat AKI dan AKB telah dilaksanakan,

diantaranya pengoptimalan ANC (Depkes, 2012). Tetapi terdapat permasalahan

permasalahan yang muncul diantaranya adalah pelayanan ANC yang belum optimal

dalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah ketersediaan tenaga kesehatan

yang sesuai kompetensi, dan perlu pengoptimalan pada program kontrasepsi jangka

panjang (Kemenkes RI, 2015).

Jumlah Kematian Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas XXX Kecamatan Sukaraja

Kabupaten XXX pada tahun 2018 tidak terdapat kematian ibu dan jumlah kematian bayi

11. Pada bulan Januari – Maret 2019 terdapat 648 ibu hamil (XXX 180, langensari 187,

Cisarua 149, Sukamekar 132).

Pemeriksaan kehamilan merupakan asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sampai

saat sebelum melahirkan. Asuhan pemeriksaan kehamilan penting untuk menjamin

bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal dan mendeteksi ibu hamil yang

tidak normal sehingga komplikasi obstetri yang mungkin terjadi selama kehamilan

dideteksi secara dini serta dapat di tangani secara cepat.

Standar pelayanan antenatal care dibuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat karena

tuntutan akan peningkatan kualitas pelayanan semakin meningkat. Standar pelayanan

ANC yang berawal dari 7T (timbang berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur
60

tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT (Tetanus Toxoid) lengkap, pemberian tablet

Fe (zat besi) minimal 90 tablet selama kehamilan, tes terhadap penyakit menular seksual,

temu wicara dalam rangka persiapan rujukan). Standar ANC 7T kemudian berkembang

lagi menjadi 10T dengan penambahan item standar meliputi 3 menilai status gizi (ukur

lingkar lengan atas), menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), dan

test laboratorium (rutin dan khusus). Sekarang pemerintah menambahkan item standar

pelayanan antenatal care dari 10T menjadi 14T dengan penambahan item standar

meliputi pemeriksaan Hb, pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research Lab),

pemeriksaan protein urine, pemeriksaan urine reduksi, perawatan payudara, senam

hamil, pemberian obat malaria, dan pemberian kapsul minyak yodium. Penambahan

standar pelayanan antenatal care tersebut diharapkan menjadi acuan bagi tenaga

kesehatan terutama bidan dalam memberikan pelayanan antenatal yang berkualitas untuk

meningkatkan status kesehatan ibu yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi

terhadap penurunan AKI (Kemenkes, 2010).

Setiap ibu hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ANC

komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada trimester

pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada trimester kedua (usia

kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada trimester ketiga (28-36 minggu dan

setelah 36 minggu usia kehamilan) termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami

atau anggota keluarga. Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan

8-12 minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun 2015,

hampir seluruh ibu hamil (95,75%) di Indonesia sudah melakukan pemeriksaan

kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah melakukan pemeriksaan kehamilan

lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI,

2016).
61

Hasil pencatatan dan pelaporan Puskesmas XXX Kabupaten XXX periode Januari-

Maret 2019 jumlah seluruh ibu hamil ANC adalah 648 orang, ibu hamil trimester 1

berjumlah 150 orang, trimester 2 berjumlah 386 orang, trimester 3 berjumlah 112 orang.

Sedangkan ibu hamil primigravida berjumlah 41 orang yang datang ke Puskesmas XXX

Kabupaten XXX.

Berdasarkan hasil pengambilan data dan studi pendahuluan yang penulis lakukan

pada bulan April 2019 di Puskesmas XXX dari 10 ibu hamil primigravida terdapat 90%

yang pengetahuannya baik tentang ANC dan kepatuhan ANC.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang

“Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida tentang ANC terhadap

kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2019”.

1.42Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil

Primigravida Dengan Kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Tahun 2019?”

1.43Tujuan Penelitian

1.3.17 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil primigravida tentang

ANC terhadap kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun

2019.

1.3.18 Tujuan Khusus

25. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan ibu hamil primigravida

tentang kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2019.


62

26. Untuk mengetahui distribusi terhadap kepatuhan ANC di Puskesmas XXX

Kabupaten XXX Tahun 2019.

27. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil primigravida tentang

ANC dengan kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun

2019

1.44Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah tentang Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil

Primigravida tentang ANC Terhadap Kepatuhan ANC di Wilayah kerja Puskesmas XXX

Kabupaten XXX periode Januari-Maret Tahun 2019. Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida tentang ANC dengan

Kepatuhan ANC di wilayah kerja Puskesmas XXX Kabupaten XXX tahun 2019. Adapun

populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil primigravida pada periode Januari-Maret

2019 yakni sebanyak 41 orang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan cara

pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dengan mengambil 41 orang

ibu hamil primigravida sebagai responden dalam penelitian ini.

1.45Kegunaan Penelitian

1.45.1 Manfaat Teoritis

17. Bagi institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan bacaan

atau referensi bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian selanjutnya.

18. Bagi Peneliti

Penelitian ini digunakan sebagai media pembelajaran untuk

mengaplikasikan ilmu pengetahuan tentang kebidanan yang di dapat di

perkuliahan, yang diharapkan mampu menjadi pelaksana, pendidik,


63

pengelola, peneliti dan akan melakukan penelitian tentang Hubungan

Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida tentang ANC Terhadap Kepatuhan

ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2019.

1.45.2 Manfaat Praktis

25. Ibu hamil primigravida

Dengan adanya penelitian ini diharapkan ibu hamil primigravida dapat

meningkatkan pengetahuannya dan mau untuk memeriksakan kehamilannya

ke puskesmas.

26. Bagi Puskesmas XXX

Berdasarkan hasil penelitian diharapkan akan memberi manfaat sebagai

bahan masukan atau tambahan dalam melaksanakan pelayanan terhadap

masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan untuk

meningkatnya minat kunjungan pasien ke Puskesmas XXX

27. Bagi Profesi

Diharapkan akan memberi manfaat sebagai bahan masukan atau

tambahan terhadap pelayanan yang optimal sesuai dengan kondisi lapangan

yang ada.
64

BAB I

PENDAHULUAN

1.46Latar Belakang

Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh

semua komponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. (Kemenkes RI, 2015)

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka

kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH).

Angka ini sedikit menurun dibandingkan dengan SDKI tahun 1991, yaitu sebesar 390 per

100.000 KH. Target global SDGs (Suitainable Development Goals) adalah menurunkan

Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000 KH. Mengacu dari kondisi saat ini,

potensi untuk mencapai target SDGs untuk menurunkan AKI adalah off track, artinya

diperlukan kerja keras dan sungguh- sungguh untuk mencapainya. (Pusat Data dan

Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2014).

Di Indonesia AKI masih terbilang tinggi apabila dibandingkan dengan negara-

negara Asia Tenggara lain, yaitu diperkirakan sebesar 359 kematian maternal per

100.000 KH untuk periode 2008-2012 (BPS, 2013). Data dari The World Bank (2015),

menunjukan AKI pada tahun 2012 sebesar 148/100.000 kelahiran hidup, ditahun 2013

menjadi 140/100.000 KH, kemudian tahun 2014 menurun menjadi 133/100.000 KH,

tahun 2015 menurun menjadi 126/100.000 KH. Hal ini masih tergolong tinggi apabila

dibandingkan dengan Negara Asia Tenggara lainnya (The World Bank, 2015).
65

Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat

kesehatan suatu negara. Jumlah kematian ibu di negara berkembang dan tertinggal

tergolong tinggi seperti yang terjadi di Afrika Sub Sahara dan Asia Selatan (WHO,

2013). Penyebab utama kematian dari ibu ini adalah adanya perdarahan, hipertensi,

infeksi, partus lama serta penyebab tidak langsung lainnya, seperti aborsi yang tidak

aman, dan kondisi penyakit yang diderita ibu dan masalah tersebut cenderung terjadi di

negara berkembang termasuk Indonesia (WHO, 2013 & BPS 2013).

Angka Kematian Ibu di Jawa Barat tahun 2017 menunjukkan bahwa AKI berjumlah

748/100.000 kelahiran hidup. (Dinas Kesahatan Jawa Barat, 2017)

Dinas Kesehatan Kabupaten XXX mencatat, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

Kematian Bayi (AKB) sepanjang 2018 relatif masih tinggi. Sampai akhir tahun terdapat

44 kasus, meliputi ibu hamil 11, bersalin 8, nifas 25. Penyebabnya yaitu perdarahan 14,

Hipertensi dalam Kehamilan 17, lain-lain 13. (Laporan Tahunan Dinas Kabupaten XXX,

2018).

Pelayanan kesehatan ibu selama kehamilan merupakan hal penting bagi ibu hamil

maupun bayi yang dikandungnya. Upaya pelayanan tersebut merupakan salah satu upaya

pencegahan terhadap kondisi buruk yang dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Berbagai

kondisi dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Adapun kondisi paling buruk yang dapat

terjadi pada seorang ibu hamil adalah kematian. Jika standar pelayanan dilaksanakan

sudah sesuai dengan prosedur diharapkan dapat mendeteksi risiko tinggi pada ibu hamil

lebih awal dan dapat dilakukan rujukan sesegera mungkin.

Kehamilan, persalinan, dan menjadi seorang ibu merupakan peristiwa dan

pengalaman penting dalam kehidupan seorang wanita. Namun, sebagaimana tahap

transisi lain dalam fase kehidupan, perstiwa itu dapat pula menimbulkan stres (Reeder et

al., 2011).
66

Kehamilan merupakan penyatuan antara spermatozoa dan juga ovum kemudian

dilanjutkan dengan terjadinya nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari fase fertilisasi

hingga lahirnya bayi maka kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu

atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terdiri dari tiga trimester yakni

trimester I berlangsung selama 13 minggu, trimester II 14 – 27 minggu dan trimester III

dari 28 hingga ke 40 minggu (Manuaba, 2013).

Upaya kesehatan yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia dalam meminimalisir penurunan tingkat AKI dan AKB telah dilaksanakan,

diantaranya pengoptimalan ANC (Depkes, 2012). Tetapi terdapat permasalahan

permasalahan yang muncul diantaranya adalah pelayanan ANC yang belum optimal

dalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah ketersediaan tenaga kesehatan

yang sesuai kompetensi, dan perlu pengoptimalan pada program kontrasepsi jangka

panjang (Kemenkes RI, 2015).

Jumlah Kematian Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas XXX Kecamatan Sukaraja

Kabupaten XXX pada tahun 2018 tidak terdapat kematian ibu dan jumlah kematian bayi

11. Pada bulan Januari – Maret 2019 terdapat 648 ibu hamil (XXX 180, langensari 187,

Cisarua 149, Sukamekar 132).

Pemeriksaan kehamilan merupakan asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sampai

saat sebelum melahirkan. Asuhan pemeriksaan kehamilan penting untuk menjamin

bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal dan mendeteksi ibu hamil yang

tidak normal sehingga komplikasi obstetri yang mungkin terjadi selama kehamilan

dideteksi secara dini serta dapat di tangani secara cepat.

Standar pelayanan antenatal care dibuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat karena

tuntutan akan peningkatan kualitas pelayanan semakin meningkat. Standar pelayanan

ANC yang berawal dari 7T (timbang berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur
67

tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT (Tetanus Toxoid) lengkap, pemberian tablet

Fe (zat besi) minimal 90 tablet selama kehamilan, tes terhadap penyakit menular seksual,

temu wicara dalam rangka persiapan rujukan). Standar ANC 7T kemudian berkembang

lagi menjadi 10T dengan penambahan item standar meliputi 3 menilai status gizi (ukur

lingkar lengan atas), menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), dan

test laboratorium (rutin dan khusus). Sekarang pemerintah menambahkan item standar

pelayanan antenatal care dari 10T menjadi 14T dengan penambahan item standar

meliputi pemeriksaan Hb, pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research Lab),

pemeriksaan protein urine, pemeriksaan urine reduksi, perawatan payudara, senam

hamil, pemberian obat malaria, dan pemberian kapsul minyak yodium. Penambahan

standar pelayanan antenatal care tersebut diharapkan menjadi acuan bagi tenaga

kesehatan terutama bidan dalam memberikan pelayanan antenatal yang berkualitas untuk

meningkatkan status kesehatan ibu yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi

terhadap penurunan AKI (Kemenkes, 2010).

Setiap ibu hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ANC

komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada trimester

pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada trimester kedua (usia

kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada trimester ketiga (28-36 minggu dan

setelah 36 minggu usia kehamilan) termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami

atau anggota keluarga. Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan

8-12 minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun 2015,

hampir seluruh ibu hamil (95,75%) di Indonesia sudah melakukan pemeriksaan

kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah melakukan pemeriksaan kehamilan

lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI,

2016).
68

Hasil pencatatan dan pelaporan Puskesmas XXX Kabupaten XXX periode Januari-

Maret 2019 jumlah seluruh ibu hamil ANC adalah 648 orang, ibu hamil trimester 1

berjumlah 150 orang, trimester 2 berjumlah 386 orang, trimester 3 berjumlah 112 orang.

Sedangkan ibu hamil primigravida berjumlah 41 orang yang datang ke Puskesmas XXX

Kabupaten XXX.

Berdasarkan hasil pengambilan data dan studi pendahuluan yang penulis lakukan

pada bulan April 2019 di Puskesmas XXX dari 10 ibu hamil primigravida terdapat 90%

yang pengetahuannya baik tentang ANC dan kepatuhan ANC.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang

“Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida tentang ANC terhadap

kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2019”.

1.47Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil

Primigravida Dengan Kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Tahun 2019?”

1.48Tujuan Penelitian

1.3.19 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil primigravida tentang

ANC terhadap kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun

2019.

1.3.20 Tujuan Khusus

28. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan ibu hamil primigravida

tentang kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2019.


69

29. Untuk mengetahui distribusi terhadap kepatuhan ANC di Puskesmas XXX

Kabupaten XXX Tahun 2019.

30. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil primigravida tentang

ANC dengan kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun

2019

1.49Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah tentang Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil

Primigravida tentang ANC Terhadap Kepatuhan ANC di Wilayah kerja Puskesmas XXX

Kabupaten XXX periode Januari-Maret Tahun 2019. Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida tentang ANC dengan

Kepatuhan ANC di wilayah kerja Puskesmas XXX Kabupaten XXX tahun 2019. Adapun

populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil primigravida pada periode Januari-Maret

2019 yakni sebanyak 41 orang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan cara

pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dengan mengambil 41 orang

ibu hamil primigravida sebagai responden dalam penelitian ini.

1.50Kegunaan Penelitian

1.50.1 Manfaat Teoritis

19. Bagi institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan bacaan

atau referensi bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian selanjutnya.

20. Bagi Peneliti

Penelitian ini digunakan sebagai media pembelajaran untuk

mengaplikasikan ilmu pengetahuan tentang kebidanan yang di dapat di

perkuliahan, yang diharapkan mampu menjadi pelaksana, pendidik,


70

pengelola, peneliti dan akan melakukan penelitian tentang Hubungan

Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida tentang ANC Terhadap Kepatuhan

ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2019.

1.50.2 Manfaat Praktis

28. Ibu hamil primigravida

Dengan adanya penelitian ini diharapkan ibu hamil primigravida dapat

meningkatkan pengetahuannya dan mau untuk memeriksakan kehamilannya

ke puskesmas.

29. Bagi Puskesmas XXX

Berdasarkan hasil penelitian diharapkan akan memberi manfaat sebagai

bahan masukan atau tambahan dalam melaksanakan pelayanan terhadap

masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan untuk

meningkatnya minat kunjungan pasien ke Puskesmas XXX

30. Bagi Profesi

Diharapkan akan memberi manfaat sebagai bahan masukan atau

tambahan terhadap pelayanan yang optimal sesuai dengan kondisi lapangan

yang ada.
71

BAB I

PENDAHULUAN

1.51Latar Belakang

Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh

semua komponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. (Kemenkes RI, 2015)

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka

kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH).

Angka ini sedikit menurun dibandingkan dengan SDKI tahun 1991, yaitu sebesar 390 per

100.000 KH. Target global SDGs (Suitainable Development Goals) adalah menurunkan

Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000 KH. Mengacu dari kondisi saat ini,

potensi untuk mencapai target SDGs untuk menurunkan AKI adalah off track, artinya

diperlukan kerja keras dan sungguh- sungguh untuk mencapainya. (Pusat Data dan

Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2014).

Di Indonesia AKI masih terbilang tinggi apabila dibandingkan dengan negara-

negara Asia Tenggara lain, yaitu diperkirakan sebesar 359 kematian maternal per

100.000 KH untuk periode 2008-2012 (BPS, 2013). Data dari The World Bank (2015),

menunjukan AKI pada tahun 2012 sebesar 148/100.000 kelahiran hidup, ditahun 2013

menjadi 140/100.000 KH, kemudian tahun 2014 menurun menjadi 133/100.000 KH,

tahun 2015 menurun menjadi 126/100.000 KH. Hal ini masih tergolong tinggi apabila

dibandingkan dengan Negara Asia Tenggara lainnya (The World Bank, 2015).
72

Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat

kesehatan suatu negara. Jumlah kematian ibu di negara berkembang dan tertinggal

tergolong tinggi seperti yang terjadi di Afrika Sub Sahara dan Asia Selatan (WHO,

2013). Penyebab utama kematian dari ibu ini adalah adanya perdarahan, hipertensi,

infeksi, partus lama serta penyebab tidak langsung lainnya, seperti aborsi yang tidak

aman, dan kondisi penyakit yang diderita ibu dan masalah tersebut cenderung terjadi di

negara berkembang termasuk Indonesia (WHO, 2013 & BPS 2013).

Angka Kematian Ibu di Jawa Barat tahun 2017 menunjukkan bahwa AKI berjumlah

748/100.000 kelahiran hidup. (Dinas Kesahatan Jawa Barat, 2017)

Dinas Kesehatan Kabupaten XXX mencatat, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

Kematian Bayi (AKB) sepanjang 2018 relatif masih tinggi. Sampai akhir tahun terdapat

44 kasus, meliputi ibu hamil 11, bersalin 8, nifas 25. Penyebabnya yaitu perdarahan 14,

Hipertensi dalam Kehamilan 17, lain-lain 13. (Laporan Tahunan Dinas Kabupaten XXX,

2018).

Pelayanan kesehatan ibu selama kehamilan merupakan hal penting bagi ibu hamil

maupun bayi yang dikandungnya. Upaya pelayanan tersebut merupakan salah satu upaya

pencegahan terhadap kondisi buruk yang dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Berbagai

kondisi dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Adapun kondisi paling buruk yang dapat

terjadi pada seorang ibu hamil adalah kematian. Jika standar pelayanan dilaksanakan

sudah sesuai dengan prosedur diharapkan dapat mendeteksi risiko tinggi pada ibu hamil

lebih awal dan dapat dilakukan rujukan sesegera mungkin.

Kehamilan, persalinan, dan menjadi seorang ibu merupakan peristiwa dan

pengalaman penting dalam kehidupan seorang wanita. Namun, sebagaimana tahap

transisi lain dalam fase kehidupan, perstiwa itu dapat pula menimbulkan stres (Reeder et

al., 2011).
73

Kehamilan merupakan penyatuan antara spermatozoa dan juga ovum kemudian

dilanjutkan dengan terjadinya nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari fase fertilisasi

hingga lahirnya bayi maka kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu

atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terdiri dari tiga trimester yakni

trimester I berlangsung selama 13 minggu, trimester II 14 – 27 minggu dan trimester III

dari 28 hingga ke 40 minggu (Manuaba, 2013).

Upaya kesehatan yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia dalam meminimalisir penurunan tingkat AKI dan AKB telah dilaksanakan,

diantaranya pengoptimalan ANC (Depkes, 2012). Tetapi terdapat permasalahan

permasalahan yang muncul diantaranya adalah pelayanan ANC yang belum optimal

dalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah ketersediaan tenaga kesehatan

yang sesuai kompetensi, dan perlu pengoptimalan pada program kontrasepsi jangka

panjang (Kemenkes RI, 2015).

Jumlah Kematian Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas XXX Kecamatan Sukaraja

Kabupaten XXX pada tahun 2018 tidak terdapat kematian ibu dan jumlah kematian bayi

11. Pada bulan Januari – Maret 2019 terdapat 648 ibu hamil (XXX 180, langensari 187,

Cisarua 149, Sukamekar 132).

Pemeriksaan kehamilan merupakan asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sampai

saat sebelum melahirkan. Asuhan pemeriksaan kehamilan penting untuk menjamin

bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal dan mendeteksi ibu hamil yang

tidak normal sehingga komplikasi obstetri yang mungkin terjadi selama kehamilan

dideteksi secara dini serta dapat di tangani secara cepat.

Standar pelayanan antenatal care dibuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat karena

tuntutan akan peningkatan kualitas pelayanan semakin meningkat. Standar pelayanan

ANC yang berawal dari 7T (timbang berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur
74

tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT (Tetanus Toxoid) lengkap, pemberian tablet

Fe (zat besi) minimal 90 tablet selama kehamilan, tes terhadap penyakit menular seksual,

temu wicara dalam rangka persiapan rujukan). Standar ANC 7T kemudian berkembang

lagi menjadi 10T dengan penambahan item standar meliputi 3 menilai status gizi (ukur

lingkar lengan atas), menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), dan

test laboratorium (rutin dan khusus). Sekarang pemerintah menambahkan item standar

pelayanan antenatal care dari 10T menjadi 14T dengan penambahan item standar

meliputi pemeriksaan Hb, pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research Lab),

pemeriksaan protein urine, pemeriksaan urine reduksi, perawatan payudara, senam

hamil, pemberian obat malaria, dan pemberian kapsul minyak yodium. Penambahan

standar pelayanan antenatal care tersebut diharapkan menjadi acuan bagi tenaga

kesehatan terutama bidan dalam memberikan pelayanan antenatal yang berkualitas untuk

meningkatkan status kesehatan ibu yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi

terhadap penurunan AKI (Kemenkes, 2010).

Setiap ibu hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ANC

komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada trimester

pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada trimester kedua (usia

kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada trimester ketiga (28-36 minggu dan

setelah 36 minggu usia kehamilan) termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami

atau anggota keluarga. Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan

8-12 minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun 2015,

hampir seluruh ibu hamil (95,75%) di Indonesia sudah melakukan pemeriksaan

kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah melakukan pemeriksaan kehamilan

lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI,

2016).
75

Hasil pencatatan dan pelaporan Puskesmas XXX Kabupaten XXX periode Januari-

Maret 2019 jumlah seluruh ibu hamil ANC adalah 648 orang, ibu hamil trimester 1

berjumlah 150 orang, trimester 2 berjumlah 386 orang, trimester 3 berjumlah 112 orang.

Sedangkan ibu hamil primigravida berjumlah 41 orang yang datang ke Puskesmas XXX

Kabupaten XXX.

Berdasarkan hasil pengambilan data dan studi pendahuluan yang penulis lakukan

pada bulan April 2019 di Puskesmas XXX dari 10 ibu hamil primigravida terdapat 90%

yang pengetahuannya baik tentang ANC dan kepatuhan ANC.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang

“Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida tentang ANC terhadap

kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2019”.

1.52Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil

Primigravida Dengan Kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Tahun 2019?”

1.53Tujuan Penelitian

1.3.21 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil primigravida tentang

ANC terhadap kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun

2019.

1.3.22 Tujuan Khusus

31. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan ibu hamil primigravida

tentang kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2019.


76

32. Untuk mengetahui distribusi terhadap kepatuhan ANC di Puskesmas XXX

Kabupaten XXX Tahun 2019.

33. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil primigravida tentang

ANC dengan kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun

2019

1.54Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah tentang Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil

Primigravida tentang ANC Terhadap Kepatuhan ANC di Wilayah kerja Puskesmas XXX

Kabupaten XXX periode Januari-Maret Tahun 2019. Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida tentang ANC dengan

Kepatuhan ANC di wilayah kerja Puskesmas XXX Kabupaten XXX tahun 2019. Adapun

populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil primigravida pada periode Januari-Maret

2019 yakni sebanyak 41 orang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan cara

pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dengan mengambil 41 orang

ibu hamil primigravida sebagai responden dalam penelitian ini.

1.55Kegunaan Penelitian

1.55.1 Manfaat Teoritis

21. Bagi institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan bacaan

atau referensi bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian selanjutnya.

22. Bagi Peneliti

Penelitian ini digunakan sebagai media pembelajaran untuk

mengaplikasikan ilmu pengetahuan tentang kebidanan yang di dapat di

perkuliahan, yang diharapkan mampu menjadi pelaksana, pendidik,


77

pengelola, peneliti dan akan melakukan penelitian tentang Hubungan

Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida tentang ANC Terhadap Kepatuhan

ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2019.

1.55.2 Manfaat Praktis

31. Ibu hamil primigravida

Dengan adanya penelitian ini diharapkan ibu hamil primigravida dapat

meningkatkan pengetahuannya dan mau untuk memeriksakan kehamilannya

ke puskesmas.

32. Bagi Puskesmas XXX

Berdasarkan hasil penelitian diharapkan akan memberi manfaat sebagai

bahan masukan atau tambahan dalam melaksanakan pelayanan terhadap

masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan untuk

meningkatnya minat kunjungan pasien ke Puskesmas XXX

33. Bagi Profesi

Diharapkan akan memberi manfaat sebagai bahan masukan atau

tambahan terhadap pelayanan yang optimal sesuai dengan kondisi lapangan

yang ada.
78

BAB I

PENDAHULUAN

1.56Latar Belakang

Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh

semua komponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. (Kemenkes RI, 2015)

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka

kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH).

Angka ini sedikit menurun dibandingkan dengan SDKI tahun 1991, yaitu sebesar 390 per

100.000 KH. Target global SDGs (Suitainable Development Goals) adalah menurunkan

Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000 KH. Mengacu dari kondisi saat ini,

potensi untuk mencapai target SDGs untuk menurunkan AKI adalah off track, artinya

diperlukan kerja keras dan sungguh- sungguh untuk mencapainya. (Pusat Data dan

Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2014).

Di Indonesia AKI masih terbilang tinggi apabila dibandingkan dengan negara-

negara Asia Tenggara lain, yaitu diperkirakan sebesar 359 kematian maternal per

100.000 KH untuk periode 2008-2012 (BPS, 2013). Data dari The World Bank (2015),

menunjukan AKI pada tahun 2012 sebesar 148/100.000 kelahiran hidup, ditahun 2013

menjadi 140/100.000 KH, kemudian tahun 2014 menurun menjadi 133/100.000 KH,

tahun 2015 menurun menjadi 126/100.000 KH. Hal ini masih tergolong tinggi apabila

dibandingkan dengan Negara Asia Tenggara lainnya (The World Bank, 2015).
79

Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat

kesehatan suatu negara. Jumlah kematian ibu di negara berkembang dan tertinggal

tergolong tinggi seperti yang terjadi di Afrika Sub Sahara dan Asia Selatan (WHO,

2013). Penyebab utama kematian dari ibu ini adalah adanya perdarahan, hipertensi,

infeksi, partus lama serta penyebab tidak langsung lainnya, seperti aborsi yang tidak

aman, dan kondisi penyakit yang diderita ibu dan masalah tersebut cenderung terjadi di

negara berkembang termasuk Indonesia (WHO, 2013 & BPS 2013).

Angka Kematian Ibu di Jawa Barat tahun 2017 menunjukkan bahwa AKI berjumlah

748/100.000 kelahiran hidup. (Dinas Kesahatan Jawa Barat, 2017)

Dinas Kesehatan Kabupaten XXX mencatat, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

Kematian Bayi (AKB) sepanjang 2018 relatif masih tinggi. Sampai akhir tahun terdapat

44 kasus, meliputi ibu hamil 11, bersalin 8, nifas 25. Penyebabnya yaitu perdarahan 14,

Hipertensi dalam Kehamilan 17, lain-lain 13. (Laporan Tahunan Dinas Kabupaten XXX,

2018).

Pelayanan kesehatan ibu selama kehamilan merupakan hal penting bagi ibu hamil

maupun bayi yang dikandungnya. Upaya pelayanan tersebut merupakan salah satu upaya

pencegahan terhadap kondisi buruk yang dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Berbagai

kondisi dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Adapun kondisi paling buruk yang dapat

terjadi pada seorang ibu hamil adalah kematian. Jika standar pelayanan dilaksanakan

sudah sesuai dengan prosedur diharapkan dapat mendeteksi risiko tinggi pada ibu hamil

lebih awal dan dapat dilakukan rujukan sesegera mungkin.

Kehamilan, persalinan, dan menjadi seorang ibu merupakan peristiwa dan

pengalaman penting dalam kehidupan seorang wanita. Namun, sebagaimana tahap

transisi lain dalam fase kehidupan, perstiwa itu dapat pula menimbulkan stres (Reeder et

al., 2011).
80

Kehamilan merupakan penyatuan antara spermatozoa dan juga ovum kemudian

dilanjutkan dengan terjadinya nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari fase fertilisasi

hingga lahirnya bayi maka kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu

atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terdiri dari tiga trimester yakni

trimester I berlangsung selama 13 minggu, trimester II 14 – 27 minggu dan trimester III

dari 28 hingga ke 40 minggu (Manuaba, 2013).

Upaya kesehatan yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia dalam meminimalisir penurunan tingkat AKI dan AKB telah dilaksanakan,

diantaranya pengoptimalan ANC (Depkes, 2012). Tetapi terdapat permasalahan

permasalahan yang muncul diantaranya adalah pelayanan ANC yang belum optimal

dalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah ketersediaan tenaga kesehatan

yang sesuai kompetensi, dan perlu pengoptimalan pada program kontrasepsi jangka

panjang (Kemenkes RI, 2015).

Jumlah Kematian Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas XXX Kecamatan Sukaraja

Kabupaten XXX pada tahun 2018 tidak terdapat kematian ibu dan jumlah kematian bayi

11. Pada bulan Januari – Maret 2019 terdapat 648 ibu hamil (XXX 180, langensari 187,

Cisarua 149, Sukamekar 132).

Pemeriksaan kehamilan merupakan asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sampai

saat sebelum melahirkan. Asuhan pemeriksaan kehamilan penting untuk menjamin

bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal dan mendeteksi ibu hamil yang

tidak normal sehingga komplikasi obstetri yang mungkin terjadi selama kehamilan

dideteksi secara dini serta dapat di tangani secara cepat.

Standar pelayanan antenatal care dibuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat karena

tuntutan akan peningkatan kualitas pelayanan semakin meningkat. Standar pelayanan

ANC yang berawal dari 7T (timbang berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur
81

tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT (Tetanus Toxoid) lengkap, pemberian tablet

Fe (zat besi) minimal 90 tablet selama kehamilan, tes terhadap penyakit menular seksual,

temu wicara dalam rangka persiapan rujukan). Standar ANC 7T kemudian berkembang

lagi menjadi 10T dengan penambahan item standar meliputi 3 menilai status gizi (ukur

lingkar lengan atas), menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), dan

test laboratorium (rutin dan khusus). Sekarang pemerintah menambahkan item standar

pelayanan antenatal care dari 10T menjadi 14T dengan penambahan item standar

meliputi pemeriksaan Hb, pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research Lab),

pemeriksaan protein urine, pemeriksaan urine reduksi, perawatan payudara, senam

hamil, pemberian obat malaria, dan pemberian kapsul minyak yodium. Penambahan

standar pelayanan antenatal care tersebut diharapkan menjadi acuan bagi tenaga

kesehatan terutama bidan dalam memberikan pelayanan antenatal yang berkualitas untuk

meningkatkan status kesehatan ibu yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi

terhadap penurunan AKI (Kemenkes, 2010).

Setiap ibu hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ANC

komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada trimester

pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada trimester kedua (usia

kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada trimester ketiga (28-36 minggu dan

setelah 36 minggu usia kehamilan) termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami

atau anggota keluarga. Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan

8-12 minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun 2015,

hampir seluruh ibu hamil (95,75%) di Indonesia sudah melakukan pemeriksaan

kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah melakukan pemeriksaan kehamilan

lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI,

2016).
82

Hasil pencatatan dan pelaporan Puskesmas XXX Kabupaten XXX periode Januari-

Maret 2019 jumlah seluruh ibu hamil ANC adalah 648 orang, ibu hamil trimester 1

berjumlah 150 orang, trimester 2 berjumlah 386 orang, trimester 3 berjumlah 112 orang.

Sedangkan ibu hamil primigravida berjumlah 41 orang yang datang ke Puskesmas XXX

Kabupaten XXX.

Berdasarkan hasil pengambilan data dan studi pendahuluan yang penulis lakukan

pada bulan April 2019 di Puskesmas XXX dari 10 ibu hamil primigravida terdapat 90%

yang pengetahuannya baik tentang ANC dan kepatuhan ANC.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang

“Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida tentang ANC terhadap

kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2019”.

1.57Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil

Primigravida Dengan Kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Tahun 2019?”

1.58Tujuan Penelitian

1.3.23 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil primigravida tentang

ANC terhadap kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun

2019.

1.3.24 Tujuan Khusus

34. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan ibu hamil primigravida

tentang kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2019.


83

35. Untuk mengetahui distribusi terhadap kepatuhan ANC di Puskesmas XXX

Kabupaten XXX Tahun 2019.

36. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil primigravida tentang

ANC dengan kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun

2019

1.59Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah tentang Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil

Primigravida tentang ANC Terhadap Kepatuhan ANC di Wilayah kerja Puskesmas XXX

Kabupaten XXX periode Januari-Maret Tahun 2019. Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida tentang ANC dengan

Kepatuhan ANC di wilayah kerja Puskesmas XXX Kabupaten XXX tahun 2019. Adapun

populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil primigravida pada periode Januari-Maret

2019 yakni sebanyak 41 orang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan cara

pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dengan mengambil 41 orang

ibu hamil primigravida sebagai responden dalam penelitian ini.

1.60Kegunaan Penelitian

1.60.1 Manfaat Teoritis

23. Bagi institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan bacaan

atau referensi bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian selanjutnya.

24. Bagi Peneliti

Penelitian ini digunakan sebagai media pembelajaran untuk

mengaplikasikan ilmu pengetahuan tentang kebidanan yang di dapat di

perkuliahan, yang diharapkan mampu menjadi pelaksana, pendidik,


84

pengelola, peneliti dan akan melakukan penelitian tentang Hubungan

Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida tentang ANC Terhadap Kepatuhan

ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2019.

1.60.2 Manfaat Praktis

34. Ibu hamil primigravida

Dengan adanya penelitian ini diharapkan ibu hamil primigravida dapat

meningkatkan pengetahuannya dan mau untuk memeriksakan kehamilannya

ke puskesmas.

35. Bagi Puskesmas XXX

Berdasarkan hasil penelitian diharapkan akan memberi manfaat sebagai

bahan masukan atau tambahan dalam melaksanakan pelayanan terhadap

masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan untuk

meningkatnya minat kunjungan pasien ke Puskesmas XXX

36. Bagi Profesi

Diharapkan akan memberi manfaat sebagai bahan masukan atau

tambahan terhadap pelayanan yang optimal sesuai dengan kondisi lapangan

yang ada.
85

BAB I

PENDAHULUAN

1.61Latar Belakang

Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh

semua komponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. (Kemenkes RI, 2015)

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka

kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH).

Angka ini sedikit menurun dibandingkan dengan SDKI tahun 1991, yaitu sebesar 390 per

100.000 KH. Target global SDGs (Suitainable Development Goals) adalah menurunkan

Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000 KH. Mengacu dari kondisi saat ini,

potensi untuk mencapai target SDGs untuk menurunkan AKI adalah off track, artinya

diperlukan kerja keras dan sungguh- sungguh untuk mencapainya. (Pusat Data dan

Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2014).

Di Indonesia AKI masih terbilang tinggi apabila dibandingkan dengan negara-

negara Asia Tenggara lain, yaitu diperkirakan sebesar 359 kematian maternal per

100.000 KH untuk periode 2008-2012 (BPS, 2013). Data dari The World Bank (2015),

menunjukan AKI pada tahun 2012 sebesar 148/100.000 kelahiran hidup, ditahun 2013

menjadi 140/100.000 KH, kemudian tahun 2014 menurun menjadi 133/100.000 KH,

tahun 2015 menurun menjadi 126/100.000 KH. Hal ini masih tergolong tinggi apabila

dibandingkan dengan Negara Asia Tenggara lainnya (The World Bank, 2015).
86

Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat

kesehatan suatu negara. Jumlah kematian ibu di negara berkembang dan tertinggal

tergolong tinggi seperti yang terjadi di Afrika Sub Sahara dan Asia Selatan (WHO,

2013). Penyebab utama kematian dari ibu ini adalah adanya perdarahan, hipertensi,

infeksi, partus lama serta penyebab tidak langsung lainnya, seperti aborsi yang tidak

aman, dan kondisi penyakit yang diderita ibu dan masalah tersebut cenderung terjadi di

negara berkembang termasuk Indonesia (WHO, 2013 & BPS 2013).

Angka Kematian Ibu di Jawa Barat tahun 2017 menunjukkan bahwa AKI berjumlah

748/100.000 kelahiran hidup. (Dinas Kesahatan Jawa Barat, 2017)

Dinas Kesehatan Kabupaten XXX mencatat, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

Kematian Bayi (AKB) sepanjang 2018 relatif masih tinggi. Sampai akhir tahun terdapat

44 kasus, meliputi ibu hamil 11, bersalin 8, nifas 25. Penyebabnya yaitu perdarahan 14,

Hipertensi dalam Kehamilan 17, lain-lain 13. (Laporan Tahunan Dinas Kabupaten XXX,

2018).

Pelayanan kesehatan ibu selama kehamilan merupakan hal penting bagi ibu hamil

maupun bayi yang dikandungnya. Upaya pelayanan tersebut merupakan salah satu upaya

pencegahan terhadap kondisi buruk yang dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Berbagai

kondisi dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Adapun kondisi paling buruk yang dapat

terjadi pada seorang ibu hamil adalah kematian. Jika standar pelayanan dilaksanakan

sudah sesuai dengan prosedur diharapkan dapat mendeteksi risiko tinggi pada ibu hamil

lebih awal dan dapat dilakukan rujukan sesegera mungkin.

Kehamilan, persalinan, dan menjadi seorang ibu merupakan peristiwa dan

pengalaman penting dalam kehidupan seorang wanita. Namun, sebagaimana tahap

transisi lain dalam fase kehidupan, perstiwa itu dapat pula menimbulkan stres (Reeder et

al., 2011).
87

Kehamilan merupakan penyatuan antara spermatozoa dan juga ovum kemudian

dilanjutkan dengan terjadinya nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari fase fertilisasi

hingga lahirnya bayi maka kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu

atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terdiri dari tiga trimester yakni

trimester I berlangsung selama 13 minggu, trimester II 14 – 27 minggu dan trimester III

dari 28 hingga ke 40 minggu (Manuaba, 2013).

Upaya kesehatan yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia dalam meminimalisir penurunan tingkat AKI dan AKB telah dilaksanakan,

diantaranya pengoptimalan ANC (Depkes, 2012). Tetapi terdapat permasalahan

permasalahan yang muncul diantaranya adalah pelayanan ANC yang belum optimal

dalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah ketersediaan tenaga kesehatan

yang sesuai kompetensi, dan perlu pengoptimalan pada program kontrasepsi jangka

panjang (Kemenkes RI, 2015).

Jumlah Kematian Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas XXX Kecamatan Sukaraja

Kabupaten XXX pada tahun 2018 tidak terdapat kematian ibu dan jumlah kematian bayi

11. Pada bulan Januari – Maret 2019 terdapat 648 ibu hamil (XXX 180, langensari 187,

Cisarua 149, Sukamekar 132).

Pemeriksaan kehamilan merupakan asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sampai

saat sebelum melahirkan. Asuhan pemeriksaan kehamilan penting untuk menjamin

bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal dan mendeteksi ibu hamil yang

tidak normal sehingga komplikasi obstetri yang mungkin terjadi selama kehamilan

dideteksi secara dini serta dapat di tangani secara cepat.

Standar pelayanan antenatal care dibuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat karena

tuntutan akan peningkatan kualitas pelayanan semakin meningkat. Standar pelayanan

ANC yang berawal dari 7T (timbang berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur
88

tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT (Tetanus Toxoid) lengkap, pemberian tablet

Fe (zat besi) minimal 90 tablet selama kehamilan, tes terhadap penyakit menular seksual,

temu wicara dalam rangka persiapan rujukan). Standar ANC 7T kemudian berkembang

lagi menjadi 10T dengan penambahan item standar meliputi 3 menilai status gizi (ukur

lingkar lengan atas), menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), dan

test laboratorium (rutin dan khusus). Sekarang pemerintah menambahkan item standar

pelayanan antenatal care dari 10T menjadi 14T dengan penambahan item standar

meliputi pemeriksaan Hb, pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research Lab),

pemeriksaan protein urine, pemeriksaan urine reduksi, perawatan payudara, senam

hamil, pemberian obat malaria, dan pemberian kapsul minyak yodium. Penambahan

standar pelayanan antenatal care tersebut diharapkan menjadi acuan bagi tenaga

kesehatan terutama bidan dalam memberikan pelayanan antenatal yang berkualitas untuk

meningkatkan status kesehatan ibu yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi

terhadap penurunan AKI (Kemenkes, 2010).

Setiap ibu hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ANC

komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada trimester

pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada trimester kedua (usia

kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada trimester ketiga (28-36 minggu dan

setelah 36 minggu usia kehamilan) termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami

atau anggota keluarga. Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan

8-12 minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun 2015,

hampir seluruh ibu hamil (95,75%) di Indonesia sudah melakukan pemeriksaan

kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah melakukan pemeriksaan kehamilan

lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI,

2016).
89

Hasil pencatatan dan pelaporan Puskesmas XXX Kabupaten XXX periode Januari-

Maret 2019 jumlah seluruh ibu hamil ANC adalah 648 orang, ibu hamil trimester 1

berjumlah 150 orang, trimester 2 berjumlah 386 orang, trimester 3 berjumlah 112 orang.

Sedangkan ibu hamil primigravida berjumlah 41 orang yang datang ke Puskesmas XXX

Kabupaten XXX.

Berdasarkan hasil pengambilan data dan studi pendahuluan yang penulis lakukan

pada bulan April 2019 di Puskesmas XXX dari 10 ibu hamil primigravida terdapat 90%

yang pengetahuannya baik tentang ANC dan kepatuhan ANC.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang

“Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida tentang ANC terhadap

kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2019”.

1.62Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil

Primigravida Dengan Kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Tahun 2019?”

1.63Tujuan Penelitian

1.3.25 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil primigravida tentang

ANC terhadap kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun

2019.

1.3.26 Tujuan Khusus

37. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan ibu hamil primigravida

tentang kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2019.


90

38. Untuk mengetahui distribusi terhadap kepatuhan ANC di Puskesmas XXX

Kabupaten XXX Tahun 2019.

39. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil primigravida tentang

ANC dengan kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun

2019

1.64Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah tentang Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil

Primigravida tentang ANC Terhadap Kepatuhan ANC di Wilayah kerja Puskesmas XXX

Kabupaten XXX periode Januari-Maret Tahun 2019. Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida tentang ANC dengan

Kepatuhan ANC di wilayah kerja Puskesmas XXX Kabupaten XXX tahun 2019. Adapun

populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil primigravida pada periode Januari-Maret

2019 yakni sebanyak 41 orang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan cara

pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dengan mengambil 41 orang

ibu hamil primigravida sebagai responden dalam penelitian ini.

1.65Kegunaan Penelitian

1.65.1 Manfaat Teoritis

25. Bagi institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan bacaan

atau referensi bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian selanjutnya.

26. Bagi Peneliti

Penelitian ini digunakan sebagai media pembelajaran untuk

mengaplikasikan ilmu pengetahuan tentang kebidanan yang di dapat di

perkuliahan, yang diharapkan mampu menjadi pelaksana, pendidik,


91

pengelola, peneliti dan akan melakukan penelitian tentang Hubungan

Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida tentang ANC Terhadap Kepatuhan

ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2019.

1.65.2 Manfaat Praktis

37. Ibu hamil primigravida

Dengan adanya penelitian ini diharapkan ibu hamil primigravida dapat

meningkatkan pengetahuannya dan mau untuk memeriksakan kehamilannya

ke puskesmas.

38. Bagi Puskesmas XXX

Berdasarkan hasil penelitian diharapkan akan memberi manfaat sebagai

bahan masukan atau tambahan dalam melaksanakan pelayanan terhadap

masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan untuk

meningkatnya minat kunjungan pasien ke Puskesmas XXX

39. Bagi Profesi

Diharapkan akan memberi manfaat sebagai bahan masukan atau

tambahan terhadap pelayanan yang optimal sesuai dengan kondisi lapangan

yang ada.
92

BAB I

PENDAHULUAN

1.66Latar Belakang

Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh

semua komponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. (Kemenkes RI, 2015)

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka

kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH).

Angka ini sedikit menurun dibandingkan dengan SDKI tahun 1991, yaitu sebesar 390 per

100.000 KH. Target global SDGs (Suitainable Development Goals) adalah menurunkan

Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000 KH. Mengacu dari kondisi saat ini,

potensi untuk mencapai target SDGs untuk menurunkan AKI adalah off track, artinya

diperlukan kerja keras dan sungguh- sungguh untuk mencapainya. (Pusat Data dan

Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2014).

Di Indonesia AKI masih terbilang tinggi apabila dibandingkan dengan negara-

negara Asia Tenggara lain, yaitu diperkirakan sebesar 359 kematian maternal per

100.000 KH untuk periode 2008-2012 (BPS, 2013). Data dari The World Bank (2015),

menunjukan AKI pada tahun 2012 sebesar 148/100.000 kelahiran hidup, ditahun 2013

menjadi 140/100.000 KH, kemudian tahun 2014 menurun menjadi 133/100.000 KH,

tahun 2015 menurun menjadi 126/100.000 KH. Hal ini masih tergolong tinggi apabila

dibandingkan dengan Negara Asia Tenggara lainnya (The World Bank, 2015).
93

Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat

kesehatan suatu negara. Jumlah kematian ibu di negara berkembang dan tertinggal

tergolong tinggi seperti yang terjadi di Afrika Sub Sahara dan Asia Selatan (WHO,

2013). Penyebab utama kematian dari ibu ini adalah adanya perdarahan, hipertensi,

infeksi, partus lama serta penyebab tidak langsung lainnya, seperti aborsi yang tidak

aman, dan kondisi penyakit yang diderita ibu dan masalah tersebut cenderung terjadi di

negara berkembang termasuk Indonesia (WHO, 2013 & BPS 2013).

Angka Kematian Ibu di Jawa Barat tahun 2017 menunjukkan bahwa AKI berjumlah

748/100.000 kelahiran hidup. (Dinas Kesahatan Jawa Barat, 2017)

Dinas Kesehatan Kabupaten XXX mencatat, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

Kematian Bayi (AKB) sepanjang 2018 relatif masih tinggi. Sampai akhir tahun terdapat

44 kasus, meliputi ibu hamil 11, bersalin 8, nifas 25. Penyebabnya yaitu perdarahan 14,

Hipertensi dalam Kehamilan 17, lain-lain 13. (Laporan Tahunan Dinas Kabupaten XXX,

2018).

Pelayanan kesehatan ibu selama kehamilan merupakan hal penting bagi ibu hamil

maupun bayi yang dikandungnya. Upaya pelayanan tersebut merupakan salah satu upaya

pencegahan terhadap kondisi buruk yang dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Berbagai

kondisi dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Adapun kondisi paling buruk yang dapat

terjadi pada seorang ibu hamil adalah kematian. Jika standar pelayanan dilaksanakan

sudah sesuai dengan prosedur diharapkan dapat mendeteksi risiko tinggi pada ibu hamil

lebih awal dan dapat dilakukan rujukan sesegera mungkin.

Kehamilan, persalinan, dan menjadi seorang ibu merupakan peristiwa dan

pengalaman penting dalam kehidupan seorang wanita. Namun, sebagaimana tahap

transisi lain dalam fase kehidupan, perstiwa itu dapat pula menimbulkan stres (Reeder et

al., 2011).
94

Kehamilan merupakan penyatuan antara spermatozoa dan juga ovum kemudian

dilanjutkan dengan terjadinya nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari fase fertilisasi

hingga lahirnya bayi maka kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu

atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terdiri dari tiga trimester yakni

trimester I berlangsung selama 13 minggu, trimester II 14 – 27 minggu dan trimester III

dari 28 hingga ke 40 minggu (Manuaba, 2013).

Upaya kesehatan yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia dalam meminimalisir penurunan tingkat AKI dan AKB telah dilaksanakan,

diantaranya pengoptimalan ANC (Depkes, 2012). Tetapi terdapat permasalahan

permasalahan yang muncul diantaranya adalah pelayanan ANC yang belum optimal

dalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah ketersediaan tenaga kesehatan

yang sesuai kompetensi, dan perlu pengoptimalan pada program kontrasepsi jangka

panjang (Kemenkes RI, 2015).

Jumlah Kematian Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas XXX Kecamatan Sukaraja

Kabupaten XXX pada tahun 2018 tidak terdapat kematian ibu dan jumlah kematian bayi

11. Pada bulan Januari – Maret 2019 terdapat 648 ibu hamil (XXX 180, langensari 187,

Cisarua 149, Sukamekar 132).

Pemeriksaan kehamilan merupakan asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sampai

saat sebelum melahirkan. Asuhan pemeriksaan kehamilan penting untuk menjamin

bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal dan mendeteksi ibu hamil yang

tidak normal sehingga komplikasi obstetri yang mungkin terjadi selama kehamilan

dideteksi secara dini serta dapat di tangani secara cepat.

Standar pelayanan antenatal care dibuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat karena

tuntutan akan peningkatan kualitas pelayanan semakin meningkat. Standar pelayanan

ANC yang berawal dari 7T (timbang berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur
95

tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT (Tetanus Toxoid) lengkap, pemberian tablet

Fe (zat besi) minimal 90 tablet selama kehamilan, tes terhadap penyakit menular seksual,

temu wicara dalam rangka persiapan rujukan). Standar ANC 7T kemudian berkembang

lagi menjadi 10T dengan penambahan item standar meliputi 3 menilai status gizi (ukur

lingkar lengan atas), menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), dan

test laboratorium (rutin dan khusus). Sekarang pemerintah menambahkan item standar

pelayanan antenatal care dari 10T menjadi 14T dengan penambahan item standar

meliputi pemeriksaan Hb, pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research Lab),

pemeriksaan protein urine, pemeriksaan urine reduksi, perawatan payudara, senam

hamil, pemberian obat malaria, dan pemberian kapsul minyak yodium. Penambahan

standar pelayanan antenatal care tersebut diharapkan menjadi acuan bagi tenaga

kesehatan terutama bidan dalam memberikan pelayanan antenatal yang berkualitas untuk

meningkatkan status kesehatan ibu yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi

terhadap penurunan AKI (Kemenkes, 2010).

Setiap ibu hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ANC

komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada trimester

pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada trimester kedua (usia

kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada trimester ketiga (28-36 minggu dan

setelah 36 minggu usia kehamilan) termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami

atau anggota keluarga. Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan

8-12 minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun 2015,

hampir seluruh ibu hamil (95,75%) di Indonesia sudah melakukan pemeriksaan

kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah melakukan pemeriksaan kehamilan

lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI,

2016).
96

Hasil pencatatan dan pelaporan Puskesmas XXX Kabupaten XXX periode Januari-

Maret 2019 jumlah seluruh ibu hamil ANC adalah 648 orang, ibu hamil trimester 1

berjumlah 150 orang, trimester 2 berjumlah 386 orang, trimester 3 berjumlah 112 orang.

Sedangkan ibu hamil primigravida berjumlah 41 orang yang datang ke Puskesmas XXX

Kabupaten XXX.

Berdasarkan hasil pengambilan data dan studi pendahuluan yang penulis lakukan

pada bulan April 2019 di Puskesmas XXX dari 10 ibu hamil primigravida terdapat 90%

yang pengetahuannya baik tentang ANC dan kepatuhan ANC.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang

“Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida tentang ANC terhadap

kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2019”.

1.67Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil

Primigravida Dengan Kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Tahun 2019?”

1.68Tujuan Penelitian

1.3.27 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil primigravida tentang

ANC terhadap kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun

2019.

1.3.28 Tujuan Khusus

40. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan ibu hamil primigravida

tentang kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2019.


97

41. Untuk mengetahui distribusi terhadap kepatuhan ANC di Puskesmas XXX

Kabupaten XXX Tahun 2019.

42. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil primigravida tentang

ANC dengan kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun

2019

1.69Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah tentang Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil

Primigravida tentang ANC Terhadap Kepatuhan ANC di Wilayah kerja Puskesmas XXX

Kabupaten XXX periode Januari-Maret Tahun 2019. Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida tentang ANC dengan

Kepatuhan ANC di wilayah kerja Puskesmas XXX Kabupaten XXX tahun 2019. Adapun

populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil primigravida pada periode Januari-Maret

2019 yakni sebanyak 41 orang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan cara

pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dengan mengambil 41 orang

ibu hamil primigravida sebagai responden dalam penelitian ini.

1.70Kegunaan Penelitian

1.70.1 Manfaat Teoritis

27. Bagi institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan bacaan

atau referensi bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian selanjutnya.

28. Bagi Peneliti

Penelitian ini digunakan sebagai media pembelajaran untuk

mengaplikasikan ilmu pengetahuan tentang kebidanan yang di dapat di

perkuliahan, yang diharapkan mampu menjadi pelaksana, pendidik,


98

pengelola, peneliti dan akan melakukan penelitian tentang Hubungan

Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida tentang ANC Terhadap Kepatuhan

ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2019.

1.70.2 Manfaat Praktis

40. Ibu hamil primigravida

Dengan adanya penelitian ini diharapkan ibu hamil primigravida dapat

meningkatkan pengetahuannya dan mau untuk memeriksakan kehamilannya

ke puskesmas.

41. Bagi Puskesmas XXX

Berdasarkan hasil penelitian diharapkan akan memberi manfaat sebagai

bahan masukan atau tambahan dalam melaksanakan pelayanan terhadap

masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan untuk

meningkatnya minat kunjungan pasien ke Puskesmas XXX

42. Bagi Profesi

Diharapkan akan memberi manfaat sebagai bahan masukan atau

tambahan terhadap pelayanan yang optimal sesuai dengan kondisi lapangan

yang ada.
99

BAB I

PENDAHULUAN

1.71Latar Belakang

Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh

semua komponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. (Kemenkes RI, 2015)

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka

kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH).

Angka ini sedikit menurun dibandingkan dengan SDKI tahun 1991, yaitu sebesar 390 per

100.000 KH. Target global SDGs (Suitainable Development Goals) adalah menurunkan

Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000 KH. Mengacu dari kondisi saat ini,

potensi untuk mencapai target SDGs untuk menurunkan AKI adalah off track, artinya

diperlukan kerja keras dan sungguh- sungguh untuk mencapainya. (Pusat Data dan

Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2014).

Di Indonesia AKI masih terbilang tinggi apabila dibandingkan dengan negara-

negara Asia Tenggara lain, yaitu diperkirakan sebesar 359 kematian maternal per

100.000 KH untuk periode 2008-2012 (BPS, 2013). Data dari The World Bank (2015),

menunjukan AKI pada tahun 2012 sebesar 148/100.000 kelahiran hidup, ditahun 2013

menjadi 140/100.000 KH, kemudian tahun 2014 menurun menjadi 133/100.000 KH,

tahun 2015 menurun menjadi 126/100.000 KH. Hal ini masih tergolong tinggi apabila

dibandingkan dengan Negara Asia Tenggara lainnya (The World Bank, 2015).
100

Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat

kesehatan suatu negara. Jumlah kematian ibu di negara berkembang dan tertinggal

tergolong tinggi seperti yang terjadi di Afrika Sub Sahara dan Asia Selatan (WHO,

2013). Penyebab utama kematian dari ibu ini adalah adanya perdarahan, hipertensi,

infeksi, partus lama serta penyebab tidak langsung lainnya, seperti aborsi yang tidak

aman, dan kondisi penyakit yang diderita ibu dan masalah tersebut cenderung terjadi di

negara berkembang termasuk Indonesia (WHO, 2013 & BPS 2013).

Angka Kematian Ibu di Jawa Barat tahun 2017 menunjukkan bahwa AKI berjumlah

748/100.000 kelahiran hidup. (Dinas Kesahatan Jawa Barat, 2017)

Dinas Kesehatan Kabupaten XXX mencatat, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

Kematian Bayi (AKB) sepanjang 2018 relatif masih tinggi. Sampai akhir tahun terdapat

44 kasus, meliputi ibu hamil 11, bersalin 8, nifas 25. Penyebabnya yaitu perdarahan 14,

Hipertensi dalam Kehamilan 17, lain-lain 13. (Laporan Tahunan Dinas Kabupaten XXX,

2018).

Pelayanan kesehatan ibu selama kehamilan merupakan hal penting bagi ibu hamil

maupun bayi yang dikandungnya. Upaya pelayanan tersebut merupakan salah satu upaya

pencegahan terhadap kondisi buruk yang dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Berbagai

kondisi dapat terjadi pada seorang ibu hamil. Adapun kondisi paling buruk yang dapat

terjadi pada seorang ibu hamil adalah kematian. Jika standar pelayanan dilaksanakan

sudah sesuai dengan prosedur diharapkan dapat mendeteksi risiko tinggi pada ibu hamil

lebih awal dan dapat dilakukan rujukan sesegera mungkin.

Kehamilan, persalinan, dan menjadi seorang ibu merupakan peristiwa dan

pengalaman penting dalam kehidupan seorang wanita. Namun, sebagaimana tahap

transisi lain dalam fase kehidupan, perstiwa itu dapat pula menimbulkan stres (Reeder et

al., 2011).
101

Kehamilan merupakan penyatuan antara spermatozoa dan juga ovum kemudian

dilanjutkan dengan terjadinya nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari fase fertilisasi

hingga lahirnya bayi maka kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu

atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terdiri dari tiga trimester yakni

trimester I berlangsung selama 13 minggu, trimester II 14 – 27 minggu dan trimester III

dari 28 hingga ke 40 minggu (Manuaba, 2013).

Upaya kesehatan yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia dalam meminimalisir penurunan tingkat AKI dan AKB telah dilaksanakan,

diantaranya pengoptimalan ANC (Depkes, 2012). Tetapi terdapat permasalahan

permasalahan yang muncul diantaranya adalah pelayanan ANC yang belum optimal

dalam pelaksanaannya, belum memadainya jumlah ketersediaan tenaga kesehatan

yang sesuai kompetensi, dan perlu pengoptimalan pada program kontrasepsi jangka

panjang (Kemenkes RI, 2015).

Jumlah Kematian Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas XXX Kecamatan Sukaraja

Kabupaten XXX pada tahun 2018 tidak terdapat kematian ibu dan jumlah kematian bayi

11. Pada bulan Januari – Maret 2019 terdapat 648 ibu hamil (XXX 180, langensari 187,

Cisarua 149, Sukamekar 132).

Pemeriksaan kehamilan merupakan asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sampai

saat sebelum melahirkan. Asuhan pemeriksaan kehamilan penting untuk menjamin

bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal dan mendeteksi ibu hamil yang

tidak normal sehingga komplikasi obstetri yang mungkin terjadi selama kehamilan

dideteksi secara dini serta dapat di tangani secara cepat.

Standar pelayanan antenatal care dibuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat karena

tuntutan akan peningkatan kualitas pelayanan semakin meningkat. Standar pelayanan

ANC yang berawal dari 7T (timbang berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur
102

tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT (Tetanus Toxoid) lengkap, pemberian tablet

Fe (zat besi) minimal 90 tablet selama kehamilan, tes terhadap penyakit menular seksual,

temu wicara dalam rangka persiapan rujukan). Standar ANC 7T kemudian berkembang

lagi menjadi 10T dengan penambahan item standar meliputi 3 menilai status gizi (ukur

lingkar lengan atas), menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), dan

test laboratorium (rutin dan khusus). Sekarang pemerintah menambahkan item standar

pelayanan antenatal care dari 10T menjadi 14T dengan penambahan item standar

meliputi pemeriksaan Hb, pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research Lab),

pemeriksaan protein urine, pemeriksaan urine reduksi, perawatan payudara, senam

hamil, pemberian obat malaria, dan pemberian kapsul minyak yodium. Penambahan

standar pelayanan antenatal care tersebut diharapkan menjadi acuan bagi tenaga

kesehatan terutama bidan dalam memberikan pelayanan antenatal yang berkualitas untuk

meningkatkan status kesehatan ibu yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi

terhadap penurunan AKI (Kemenkes, 2010).

Setiap ibu hamil sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ANC

komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali yaitu minimal 1 kali pada trimester

pertama (sebelum usia kehamilan 14 minggu), minimal 1 kali pada trimester kedua (usia

kehamilan 14-28 minggu) dan minimal 2 kali pada trimester ketiga (28-36 minggu dan

setelah 36 minggu usia kehamilan) termasuk minimal 1 kali kunjungan diantar suami

atau anggota keluarga. Kunjungan pertama ANC sangat dianjurkan pada usia kehamilan

8-12 minggu (Backe et al, 2015; Kemenkes RI, 2015; PMK 97, 2014). Pada tahun 2015,

hampir seluruh ibu hamil (95,75%) di Indonesia sudah melakukan pemeriksaan

kehamilan pertama (K1) dan 87,48% ibu hamil sudah melakukan pemeriksaan kehamilan

lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali sesuai ketentuan tersebut (K4) (Kemenkes RI,

2016).
103

Hasil pencatatan dan pelaporan Puskesmas XXX Kabupaten XXX periode Januari-

Maret 2019 jumlah seluruh ibu hamil ANC adalah 648 orang, ibu hamil trimester 1

berjumlah 150 orang, trimester 2 berjumlah 386 orang, trimester 3 berjumlah 112 orang.

Sedangkan ibu hamil primigravida berjumlah 41 orang yang datang ke Puskesmas XXX

Kabupaten XXX.

Berdasarkan hasil pengambilan data dan studi pendahuluan yang penulis lakukan

pada bulan April 2019 di Puskesmas XXX dari 10 ibu hamil primigravida terdapat 90%

yang pengetahuannya baik tentang ANC dan kepatuhan ANC.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang

“Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida tentang ANC terhadap

kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2019”.

1.72Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil

Primigravida Dengan Kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Tahun 2019?”

1.73Tujuan Penelitian

1.3.29 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil primigravida tentang

ANC terhadap kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun

2019.

1.3.30 Tujuan Khusus

43. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan ibu hamil primigravida

tentang kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2019.


104

44. Untuk mengetahui distribusi terhadap kepatuhan ANC di Puskesmas XXX

Kabupaten XXX Tahun 2019.

45. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil primigravida tentang

ANC dengan kepatuhan ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun

2019

1.74Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah tentang Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil

Primigravida tentang ANC Terhadap Kepatuhan ANC di Wilayah kerja Puskesmas XXX

Kabupaten XXX periode Januari-Maret Tahun 2019. Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida tentang ANC dengan

Kepatuhan ANC di wilayah kerja Puskesmas XXX Kabupaten XXX tahun 2019. Adapun

populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil primigravida pada periode Januari-Maret

2019 yakni sebanyak 41 orang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan cara

pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dengan mengambil 41 orang

ibu hamil primigravida sebagai responden dalam penelitian ini.

1.75Kegunaan Penelitian

1.75.1 Manfaat Teoritis

29. Bagi institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan bacaan

atau referensi bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian selanjutnya.

30. Bagi Peneliti

Penelitian ini digunakan sebagai media pembelajaran untuk

mengaplikasikan ilmu pengetahuan tentang kebidanan yang di dapat di

perkuliahan, yang diharapkan mampu menjadi pelaksana, pendidik,


105

pengelola, peneliti dan akan melakukan penelitian tentang Hubungan

Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida tentang ANC Terhadap Kepatuhan

ANC di Puskesmas XXX Kabupaten XXX Tahun 2019.

1.75.2 Manfaat Praktis

43. Ibu hamil primigravida

Dengan adanya penelitian ini diharapkan ibu hamil primigravida dapat

meningkatkan pengetahuannya dan mau untuk memeriksakan kehamilannya

ke puskesmas.

44. Bagi Puskesmas XXX

Berdasarkan hasil penelitian diharapkan akan memberi manfaat sebagai

bahan masukan atau tambahan dalam melaksanakan pelayanan terhadap

masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan untuk

meningkatnya minat kunjungan pasien ke Puskesmas XXX

45. Bagi Profesi

Diharapkan akan memberi manfaat sebagai bahan masukan atau

tambahan terhadap pelayanan yang optimal sesuai dengan kondisi lapangan

yang ada.
106

Anda mungkin juga menyukai