“Resume Presentasi Kelompok 1 Sitohistoteknologi I (P)”
Dosen Pengampu:
Ahmad fahrurrozi, M.Sc.
Purwanto, S.Si. Burhannudin, M.Sc.
Disusun oleh :
Mita Puspita Sari P3.73.34.2.18.020
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS SEMESTER VI
TAHUN AJARAN 2021
Pengambilan dan Penanganan Sampel Sitologi Sitologi merupakan salah satu bidang yang berkaitan dengan ilmu yang mempelajari tentang morfologi sel-sel secara individual atau sel yang berasal dari fragmen jaringan yang diamati secara mikroskopis. Sitopatologi merupakan cabang sitologi yang khusus mempelajari tentang kelainan morfologi akibat jejas atau faktor lainnya (mikroorganisma atau kanker). Diagnostik atau sitologi klinis adalah studi tentang penilain normal dan kelainan pada sel yang diperoleh dari berbagai situs tubuh (deteksi karakteristik morfologi abnormal yang dipisahkan dari tubuh manusia). Sediaan sitologik dapat dibuat dari berbagai sumber dalam tubuh (urin, puting, dahak, vagina, sinus, dll), kerokan diperoleh (mukosa bukal, lambung, saluran pernapasan), dan dari cairan yang terkumpul di dalam tubuh (pleura, peritoneal, perikardial) bahkan dari aspirasi benjolan tubuh yang terlihat atau teraba. Keuntungan dari sitologi diagnostik adalah sifatnya yang non-invasif, prosedurnya sederhana, membantu dalam pelaporan yang cepat, relatif murah, diterima oleh masyarakat dan memfasilitasi skrining penyakit tertentu di lapangan seperti kanker servik. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk keberhasilan pemeriksaan sitologi : 1. Ketepatan pengambilan 2. Metode fiksasi yang benar 3. Cara pengepakan dan pengiriman sampel 4. Prosesing sitologi terutama pewarnaan sel. No. 1. dilaksanakan oleh dokter. No. 2-4 dilaksanakan oleh teknisi laboratorium. Teknik sampling Sitologi 1. Scraping a. Lakukan pada permukaan sayatan baru b. Scrap menggunakan pisau bedah steril c. Letakkan sampel diatas slide dan sebarkan d. Kelebihan adalah dapat mengumpulkan banyak sel, kekurangan adalah hanya dapat dilakukan pada sampel permukaan 2. Imprints Merupakan suatu metode menempelkan objek glass ke daerah patologis. Biasa dilakukan pada lesi luar, contohnya pada luka. Bisa juga dibuat dari sayatan jaringan selama proses operasi. Kelebihan Mudah didapat, relatif sederhana, akurat, cepat, dan murah. Imprint dapat memberikan detail morfologi yang saling melengkapi dengan potong beku Kekurangan Hanya terdapat beberapa sel dan kemungkinan dapat terjadi kontaminasi 3. Fine Needle Aspiration Metode terbaik untuk mendapatkan sampel dengan resiko yang kecil (Komplikasi minimal terhadap organ dalam dibandingkan teknik biopsi) pada pasien dan terhindar dari kontaminasi. Kekurangannya adalah mungkin tidak mendapatkan sampel bagus karena menggunakan jarum yang kecil Pembuatan apusan dari Aspirasi 1. Metode Squash (tekan) Hampir sama dengan metode oles, namun pada teknik ini terdapat perlakuan menekan pada spesimen Penekanan dilakukan dengan lembut agar tidak terjadi kerusakan pada komponen sel. Teknik ini dilakukan untuk spesimen yang memiliki viskositas tinggi seperti sputum. Kadang kala disebut dengan teknik “Pick and Smear” 2. Teknik apusan Darah Metode ini untuk sampel yang tebal atau cairan Letakkan sampel di atas kaca dan buat hapusan dengan slide lain pada sudut 30-40˚ Slide kedua tempelkan pada sampel, lalu dengan cepat di dorong agar terbentuk hapusan