“Resume Presentasi Kelompok 5 Sitohistoteknologi I (P)”
Dosen Pengampu:
Purwanto, S.Si. Ahmad fahrurrozi, M.Sc. Burhannudin, M.Sc.
Disusun oleh :
Mita Puspita Sari P3.73.34.2.18.020
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS SEMESTER VI
TAHUN AJARAN 2021
Proses Pematangan Jaringan Tujuan : Memasukkan media padat (paraffin) ke dalam jaringan agar dapat dipotong Tipis (mikrometer) tanpa harus merusak pisau atau jaringan itu sendiri. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Tingkat Pematangan Jaringan : Agitasi : Dengan adanya agitasi ini, maka akan terjadi peningkatan aliran larutan di sekitar jaringan. Suhu : Suhu berpengaruh di dalam pelebaran celah membran sel yang berdampak terhadap meningkatnya laju penetrasi dan pertukaran cairan. Viskositas : Parafin memiliki viskositas lebih rendah dalam keadaan cair (meleleh), hal ini dapat meningkatkan kecepatan masuknya Paraffin tersebut ke dalam sel. Vakum : Adalah kondisi di mana tekanan di dalam suatu alat pematangan jaringan dibuat dengan kondisi yang tinggi, sehingga dapat mengurangi waktu yang diperlukan untuk pematangan spesimen jaringan. Jenis Jaringan : Di mana jenis jaringan ditentukan juga oleh jenis sel yang menyusunnya. Ukuran Jaringan : Ukuran, kerapatan, dan ketebalan jaringan menentukan kecepatan penetrasi larutan pada proses pematangan jaringan. Tahap-Tahap Pematangan Jaringan : DEHIDRASI Dehidrasi adalah proses menghilangkan air dan zat fiksatif dari komponen jaringan. Sebelum dilakukan proses dehidrasi, jaringan harus dipastikan sudah difiksasi dengan baik sehingga tidak terjadi artifak oleh karena terjadi fiksasi alkohol. Reagen dehidrasi bersifat hidrofilik (suka air), memiliki kutub yang kuat berinteraksi dengan molekul air dengan cara mengikat hydrogen, seperti etanol, aseton, metanol, isopropil alkohol, dan butanol. Tanda bahwa dehidrasi telah berhasil dilakukan, antara lain : Tidak terlihatnya lagi aliran perpindahan larutan ketika dimasukkan ke dalam larutan dehidrasi terakhir Warna yang dihasilkan dari jaringan tersebut terlihat berwarna abu- abu atau pucat Tekstur lunak dan rapuh. PEMBENINGAN/CLEARING Clearing yang sempurna ditandai dengan permukaan jaringan yang licin, namun jika clearing dilakukan secara berlebihan akan membuat jaringan menjadi keras dan rapuh Oleh karena itu, harus dilakukan pemantauan terhadap waktu saat berlangsungnya proses pembeningan. Macam-macam pembeningan/ cleaning yang digunakan : Xilol Toluen Kloroform Citrus Fruit Oil (Reagen Limonene) IMPREGNASI / INFILTRASI Infiltrasi merupakan suatu proses menghilangkan cairan clearing serta memasukkan materi/filtrat ke dalam jaringan sehingga jaringan tersebut dapat mengeras akibat filtrat tersebut di suhu ruang. Parafin adalah filtrat yang paling banyak digunakan untuk Infiltrasi dan Embedding karena mempunyai titik leleh yang rendah dalam mempercepat proses Infiltrasi. Reagen Infiltrasi mempertahankan fungsi dari sel dan komponen ultrastruktural selama proses pemotongan. Ideal impregnating medium : Larut dalam larutan clearing Cair dalam suhu tinggi (30–60 °C) Padat pada suhu ruang Homogen dan stabil Tidak toksik dan murah Transparan Sesuai untuk pemotongan blok jaringan EMBEDDING Penanaman (Embedding) merupakan proses pencetakan jaringan. Jaringan ini harus terbebas dari cairan pembening karena nantinya akan mengkristal dan sewaktu dipotong jaringan akan mudah robek Fungsi Media Penyematan : Untuk memberi dukungan pada jaringan Untuk mencegah distorsi jaringan selama pemotongan Untuk mempertahankan jaringan untuk disimpan. Jenis Cetakan Digunakan untuk Blok : Leuckhard Embedding Moulds Stainless Steel Mould Plastic Mould Pilihan media penyematan tergantung pada faktor-faktor berikut Jenis jaringan: Kepadatan jaringan dan media sematan harus ditutup, jika tidak jaringan tidak dapat dibelah dengan benar, dan jaringan akan berubah bentuk Block holdernya karena block holder dapat menentukan kita dapat menggunakan moulding atau cetakan Tahapan Penanaman Jaringan : 1. Tuangkan parafin cair secukupnya ke dalam basemold 2. Posisikan jarigan sesuai dengan yang diharapkan 3. Dinginkan dengan kondisi alas basemold 4. Tutup dengan kaset jaringan 5. Tuangkan parafin cair kembali hingga batas maksimal 6. Dinginkan dengan kondisi alas basemold dingin