Anda di halaman 1dari 8

Khutbah I tercatat sekitar 4 juta lebih penduduk

dunia yang positif terdampak covid 19 dan


Mengawali hari yang suci ini, mari kita ribu di antaranya warga Indonesia.
umgkapkan rasa syukur dan terimakasih
kita ke hadirat Allah Swt, atas fasilitas Hadirin yang disayangi Allah Swt!
nikmat yang dianugerahkan oleh-Nya, kita
mampu menyonsgong hari raya idul fitri ini Segala yang terjadi di dunia ini tentu tidak
dalam keadaan sehat wal afiat serta dalam lepas dari skenario Allah Swt. Allah Swt,
naungan iman dan ihsan. Shalawat dan melalui kebijakan dan wewenang-Nya,
salam tak lupa kita tujukan kepada baginda telah mengatur semua yang sedang dan
Nabi Besar Muhammad Saw, sosok akan terjadi di alam semesta ini. Hal ini
tauladan kita yang senantiasa kita nantikan sebagaimana ditegaskan dalam firman-
syafaat beliau pada hari kiamat kelak. Nya:

ُ‫إِنَّا ُك َّل َش ْي ٍء َخلَ ْقنَاه‬


Allahumma Shalli Ala Sayyidina Muhammad
Wa Ala ‘Ali Sayyidina Muhammad

Melalui mimbar ini khatib mengajak agar ‫بِقَ َد ٍر‬


kita semua senantiasa meningkatkan iman
dan takwa yang ada dalam hati kita. Takwa “Sesungguhnya segala sesuatu (di semesta
dalam artian patuh kepada perintah Allah ini) telah kami ciptakan dengan
Swt serta berupaya menjauhkan segala pertimbangan” (QS. Al-Qomar : 49)
yang dilarang oleh Allah Swt

Satu hal yang perlu digarisbawahi adalah


Hadirin yang dirahmati Allah Swt! bahwa tidaklah Allah menginginkan
keburukan terjadi kepada kita semua,
Seluruh umat manusia tengah berduka kendati di mata kita mungkin hal tersebut
akibat wabah Covid-19 atau Corona Virus terkesan negatif.
Disease 2019 yang tengah melanda. Sejak
awal Apri 2020 pemerintah telah Selalu ada hikmah yang bisa kita petik dari
menetapkan fenomena ini sebagai apa yang menjadi bagian dari kehendak
bencana nasional yang perlu kita waspadai
bersama. Hingga saat ini,, setidaknya
Allah Swt ini. Tinggal kita saja yang harus Hadirin sidang shalat Iedul Fitri yang
berupaya mencari hikmah tersebut. dirahmati Allah Swt

Allahu Akbar 3X Walillahil hamdu Ramadahan kali ini kita rasakan sangat
berbeda dengan Ramadhan tahun-tahun
Hadirin yang dimuliakan Allah Swt. sebelumnya. Jika pada Ramadhan tahun
Fenomena ini mengubah banyak hal di sebelumnya kita bisa melakukan ibadah-
dunia yang kita diami. Semenjak wabah ibadah yang dilkakukan secara berjamaah,
covid-19 ini ditetapkan sebagai pandemi, untuk tahun ini kita tidak bisa
jenis penyakit ini memakan korban yang melaksanakannya.
cukup banyak dalam waktu singkat.
Sejumlah Kebijakan-kebijakan baru diambil Biasanya kita menyemarakkan malam
oleh pemerintah demi memutus rantai Ramadhan dengan melaksanakan shalat
penyebaran wabah ini. Salah satunya tarawih secara berjamaah, tadarus al-
adalah dengan melarang adanya Qur’an berjamaah, menyelenggarakan
kerumunan di tengah-tengah masyarakat. peringatan Nuzulul Qur’an secara
Berkerumun menjadi hal potensial dalam berjamaah, dan kegiatan-kegiatan
penyebaran pandemi yang mematikan ini. ramadhan lain yang mendasarkan acaranya
pada perkumpulan besar. Namun untuk
Hal ini tentu berimplikasi besar juga tahun ini itu semua kita tidak lakukan dulu
terhadap ritual keagamaan di kota Padang, akibat merebaknya wabah covid-19
khususnya agama Islam. Sebagai agama sehingga kita diharuskan
yang memiliki banyak ritual yang menyelenggarakan ibadah-ibadah
mendasarkan keutaman sebagian ritualnya ramadhaniah tersebut dirumah saja. Hal ini
pada kegiatan basis perkumpulan seperti tak lain sebagai upaya kita bersama
shalat jamaah di masjid, pergelaran kajian memutus rantai penyebaran wabah
di majelis taklim, jika ramadhan ada covid19.
shlawat tarawih berjamaah, maka hal ini
mengubah mainstream kita dalam Allahu Akbar3x Allahu Akbar Walillahilhamd
memahami praktik beragama, sekaligus
menyadari subtansi beragama. Hadirin yang tengah berbahagia
menyambut hari kemenangan!
Berangkat dari instruksi pemerintah kota Dalam himbauannya bahwa ibadah tarawih
itu sunnah, sedang menjaga keselamatan
Padang terkait penerapan Pembatasan diri dan keluarga adalah wajib. Beragama
Sosial Berskala Besar atau PSBB yang yang benar itu mendahulukan yang wajib
atas yang sunnah. Insyallah pahala masih
berimplikasi pada aktivitas bekerja dan tetap mengalir jika kita beribadah
ibadah di rumah saja, umat Islam #dirumahsaja, justeru Allah menyimpan
hikmah untuk fenomena ini agar kita lebih
mengkhususkan diri melakukan aktivitas
dekat dengan keluarga, shalat, tadarus dan
kegiatan Ramadhan di rumah. Hal ini tak buka bersama di rumah.”
lain sebagai ekspresi keislaman yang bijak
Hadirin yang dirahmati Allah Swt
dan penuh pertimbangan, melakukan
ibadah adalah sunnah sedangkan menjaga
Banyak yang bisa kita pelajari dari
diri agar tetap sehat dan terbebas dari
fenomena ini.
paparan virus adalah kewajiban, menjaga
keselamatan jiwa merupakan salah satu
Pertama, fenomena Ramadhan di tengah
baqian dari maqosid Syariah yang perlu
pandemi ini mengajarkan kepada kita
dipahami setiap muslim.
bahwa kita sebagai hamba Allah perlu
lebih meningkatkan kepasrahan dan
Menegaskan kebijakan ini, kaidah fiqih
ketergantungan kita kepada Allah Swt. Di
mengatakan bahwa:
masa pandemi ini kita disadarkan betapa
lemahnya manusia, segala apa yang kita
“Dar’ul Mafasid Muqaddamun
andalkan berupa kecanggihan sistem dan
ala Jalbil Masolih”
teknologi tak berdaya di hadapan pandemi
covid19 yang melanda. Yang tersisa
Menolak kemudaratan lebih diutamakan
hanyalah doa dan harapan kita kepada
ketimbang mendatangkan kebaikan
Allah Swt, agar semua ini segera tuntas.
Tentunya juga upaya yang dibarengin dan
Hadirin yang dirahmati Allah Swt!
tawakkal kepada Allah Swt.

Hal senada juga pernah disampaikan


oleh MUI Kota Padang dalam sebuah Mengenai hal ini Allah Swt berfirman,
siaran televisi lokal bahwa, “Umat Islam
tidak perlu berkecil hati karena tidak bisa
melakukan ritual berjamaah
ramadhan ini. Percayalah semua ini ada
pada ‫يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَ ْنتُ ُم ْالفُقَ َر‬
hikmahnya, dan ini juga merupakan
ketentuan Allah Swt.
ُ ‫ا ُء إِلَى هَّللا ِ ۖ َوهَّللا‬ shalat tarawih, tadarus al-Qur’an, serta
pengajian di rumah di masa pandemi ini
memiliki pahala sepadan jika dilakukan di
‫هُ َو ْال َغنِ ُّي ْال َح ِمي ُد‬ masjid jika dalam kondisi normal.

“Wahai manusia sesungguhnya kalian Hadirin yang dirahmati Allah Swt


butuh kepada Allah Swt. Sesungguhnya
Allah Mahakaya dan Maha Terpuji” (QS. Di hari yang fitri ini mari kita mentadabburi
Fathir : 15) siklus kehidupan kita-kita masing. Mari kita
merefleksikan amal ibadah kita masing-
Mufassir Ibnu Katsir saat mengurai ayat ini masing. Dengan segala dinamika
menjelaskan bahwa manusia kehidupan yang diskenariokan oleh Allah
membutuhkan Allah Swt dalam segala Swt, kita wajib bersyukur dan
situasi dan kondisi. Semua tidak lepas dari berterimakasih kepada Allah Swt atas
kebergantungan kita kepada Allah Swt. segala nikmat yang dianugerahkannya
kepada kita semua.
Kedua, pandemi ini menyadarkan kita akan
subtansi ibadah. Bahwa ibadah tidak selalu Pada idul fitri kali ini kita sedang diuji oleh
mesti dilakukan dengan berjemaah dan Allah Swt dengan adanya fenomena
ramai-ramai, terkadang ibadah mesti pandemi yang melanda umat manusia.
dilakukan dengan menekur diri dalam Saatnya kita berpasrah diri kepada Allah
kesendirian. Subtansi ibadah adalah Swt, memohon agar dituntaskan pandemic
tafakkur atas zat Allah Swt, ia bisa yang tengah melanda umat manusia ini.
dilakukan dengan beramai-ramai atau
sendiri-sendiri. Tafakkur ada dalam hati. Tetap di rumah saja dan mari kita galakkan
ibadah kita bersama. Bersama kita sucikan
Ketiga, pembatasan sosial efek pandemi ini hati kita untuk meraih ridho Allah Swt.
mengajarkan kepada kita pentingnya Bersama kita sucikan hati kita agar
memupuk kedekatan kita kepada keluarga. disingkapkan kepada kita kebaikan-
Kebijakan agar beribadah dan beraktivitas kebaikan dan hikmah yang Allah titipkan
#dirumahaja mendorong kita agar dari dinamika kehidupan yang kita jalani
meningkatkan intensitas interaski kita saat ini. Bersama kita sucikan hati di hari
terhadap keluarga tercinta. Melakukan
berjemaah di yakini menjadi energy positif
yang fitri ini agar senantiasa kita menjadi
memperkuat daya tahan umat.
hamba Allah yang menang,
Memberikan energy positif melalui pelindung

‫قَ ْد أَ ْفلَ َح َم ْن َز َّكاهَا‬


diri ruhani dengan Qunut Nazilah , Doa , Dzikir,
Sadaqah , Amar ma’ruf nahi munkar,
meluruskan paham taqdir dan meneguhkan
sikap iman adalah sikap nyata dari Alat
Pelindung Diri yang selalu dipakai setiap saat
“Maka sungguh telah menang siapa yang
dan dijadikan benteng jiwa dalam mengahadapi
mensucikan jiwanya” (QS. As-Syams : 9) situasi ini.

MUI Kota Padang mengajak umat untuk


Ketika tenaga kesehatan yg sedang bertugas
menggunakan APR menjadi pedoman jiwa dan
mengobati pasien corona wajib menggunakan
bimbingan kerohanian dalam ancaman covid 19
APD , maka itu maknanya bahwa APD itu
dan semoga umat dapat menghadapi dan
pemakaiannya sangat di perlukan untuk
terhindar dari bahaya Kejadian Luar Biasa
melindungi tenaga medis dari penularan virus
( KLB ) pandemic covid 19 ini.
corona yang begitu mudah menularnya.
Semoga Allah menerima puasa kita ,
Membaca postingan di Medsos dan percakapan
menjadikan kita kembali dalam keadaan suci
informal betapa dahsyatnya efek dari covid 19
dan termasuk orang orang yg mendapatkan
ini yang mana berupa kecemasan , keresahan ,
kemenangan …… Selamat Hari Raya Idul Fitri
panik hal ini tentunya dapat menurunkan
1441 H , Mohon Maaf Lahir dan batin.
imun / daya tahan tubuh seseorang , maka
memantapkan pemakaian Alat Pelindung
Demikian yang bisa saya sampaikan,
Ruhani adalah cara terbaik untuk mencegah
rasa cemas yang sudah mengarah pada gejala semoga bisa menjadi ilmu dan nasehat
penyakit ruhani . oleh karena itu yang harus yang bermanfaat untuk kita semua.
segera di dibuatkan secara massif , adalah Alat

‫أَقُ ْو ُل قَ ْولِي هَ َذا َوا ْستَ ْغفِ ُر‬


Pelindung Ruhani ( APR ) , Di medis ada APD dan
untuk menyelamatkan umat ada APR.

‫هللاَ لِي َولَ ُك ْم‬


Kepentingan APR juga ada hubungannya
dengan ditetapkan penggantian shalat jumat
dengan shalat zuhur , Tanggal 27 Maret 2020
dan himbauan tidak melakukan shalat
berjemaah ke masjid & mushalla
,dihentikannya pengajian , wirid ceramah dan ‫َولِ َسائِ ِر ال ُم ْسلِ ِمي َْن‬
tabligh akbar telah terjadi kevakuman

‫إِنَّهُ هُ َو ال َس ِم ْي ُع ال َعلِ ْي ُم‬


religiusitas dalam masyarakat.

Realitas ini telah menjadi perdebatan , keluhan


dan kecemasan yg konsekwensinya dapat
menimbulkan penurunan daya tahan ( Imun )
tubuh umat. Keteguhan iman dan ketaatan Khutbah II
dalam ibadah seperti shalat jumat dan shalat

Anda mungkin juga menyukai