Indonesia telah mengalami perubahan serta pembaharuan sistem pendidikan seiring
dengan perkembangan zaman, hal ini berlangsung sejak sebelum dan sesudah kemerdekaan Indonesia hingga saat ini yaitu kurikulum merdeka belajar. Indonesia terus menyesuaikan pendidikan sesuai gagasan Ki Hajar Dewatara terkait pendidikan abad 21 dan perkembangan ilmu teknologi menjadi faktor pendukung perubahan. Namun Indonesia tetap berpedoman pada Pancasila sebagai landasan serta tetap memperhatikan entitas dan identitas manusia dalam pendidikan. Pancasila sebagai entitas dan identitas nasional merupakan ciri khas yang dimiliki bangsa Indonesia yang membedakan dengan bangsa lain dan menjadi dasar masyarakat Indonesia dalam menjalankan hidup yang bersumber pada nilai-nilai Pancasila. Sehingga dengan adanya pancasila dapat dijadikan pandangan hidup bangsa Indonesia dan menghadapi tantangan abad 21. Oleh karena itu pendidikan memiliki peran mengatasi tantangan tersebut dengan cara menjadikan nilai-nilai Pancasila menjadi pedoman mempertahankan identitas bangsa Indonesia dalam abad 21. Pendidikan menurut KHD harus disesuaikan dengan kodrat alam dan kodrat zamannya, sehingga pelaksanaan proses pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan belajar peserta didik dan perkembangan zaman yang dialaminya, sehingga untuk mewujudkan hal tersebut dengan menerapkan profil pelajar pancasila yang memuat nilai-nilai luhur pancasila. Melihat hal tersebut sebagai guru harus mengubah mindsetnya, terbuka dengan pembaharuan, dan adabtif terhadap tuntutan peradaban yaitu dalam membuat kelas menjadi interaktif, memberikan perhatian yang sama ke semua peserta didik, memahami karakteristik dan kebutuhan peserta didik, dan memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran untuk menciptakan suasana belajar yang sesuai dengan abad 21. Sehingga, pendidikan di Indonesia saat ini dalam kurikulumnya memuat profil pelajar pancasila guna dapat mewujudkan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi abad 21 yang berperilaku sesuai dengan nilai-nilai pancasila dengan enam dimensi antara lain: beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, kebrkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, kreatif, dan bernalar kritis. Penerapan sistem among yang sesuai dasar pikiran KHD dalam usaha mewujudkan Profil Pelajar Pancasila di pembelajaran abad 21 yang berpusat pada peserta didik, tentunya sangat diperlukan pendidik untuk menuntun anak serta menumbuhkan Profil Pelajar Pancasila ini dengan memberikan keteladanan dalam menjalankannya sehingga nantinya akan dilihat dan kemudian dipelajari oleh para peserta didik. Kemudian sebagai guru membantu siswa untuk menemukan, mengembangkan, mencoba mempraktikkan kemampuan- kemampuan yang mereka miliki dan membiarkan siswa belajar dari pengalamannya sendiri. Perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan budi pekerti perpaduan antara Cipta, Karsa sehingga menciptakan Karya, mengacu pada konsep pendidikan menurut KHD, yaitu menjadi tauladan (ing ngarsa sung tulada), membimbing dengan baik sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa (ing madya mangun karsa) mendorong peserta didik dalam menginplementasikan apa yang dipelajari (tut wuri handayani). Pelajar yang memiliki Profil Pelajar Pancasila adalah pelajar yang terbangun utuh keenam dimensi pembentuknya. Dimensi ini antara lain : 1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia, 2) Mandiri, 3) Bergotong-royong, 4) Berkebinekaan global, 5) Bernalar kritis, 6) Kreatif. Pembiasaan penguatan profil pelajar pancasila pada proses pembelajaran menjadi sebuah solusi dalam menghadapi tantangan pendidikan abad 21, serta dengan mengimplementasikan nilai-nilai pancasila untuk melestarikan nilai keberagaman yang ada di Indonesia. Melalui pendidikan yang berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila diharapkan peserta didik mampu mengembangkan life skill untuk kemajuan bangsa yang memiliki rasa tanggung jawab, pemecahan masalah, bekerjasama, dapat menganalisis terhadap masalah-masalah sehingga dapat membentuk identitas karakter dan keterampilan peserta didik yang unggul sebagai manusia Indonesia.