Anda di halaman 1dari 2

Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta

Pondok pesantren Muhammadiyah Boarding School atau yang lebih dikenal


dengan MBS untuk pertama kali berdiri di pinggiran timur Kabupaten di Desa
Bokoharjo Kecamatan Prambanan. Sejarah awal pendirian MBS tidak terlepas dari
adanya keprihatinan para kader muda Muhammadiyah yang merasakan betapa
minimnya generasi kader persyarikatan diwilayah Prambanan dan sekitarnya.
Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta yang berdiri pada ahad tangal 20
januari 2008 diresmikan Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School
(MBS) Yogyakarta yang peletakan batu pertama di lahan milik Sultan, dilakukan
oleh Prof. Dr. Amien Rais, M.A. Bersamaan itu diadakan penggalangan dana dari
seluruh jamaah yang hadir, Alhamdulillah antusias jamaah dalam rangka turut
membatu terbelinya sebidang tanah untuk pembangunan gedung MBS yang
terdapat dari ruang SD, SMP, SMA beserta perpustakaan dan laboraturium. Hal ini
juga ditunjukkan dengan adanya lembaga pendidikan Muhammadiyah yang
sangat banyak, mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai dengan tingkat
Universitas.

Dan dalam memajukan Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta selama ini


tidak pernah berhenti dalam membangun meski dalam kondisi covid (lock down)
harus tetap melakukan pembangunan meski perlahan dan setidaknya walaupun
bukan bangunan fisik maka bangunlah mental anak-anak dalam belajar atau
systemnya ataupun SDM karyawannya hingga sekarang.

Muhammadiyah Boarding School dibentuk sebagai usaha untuk meningkatkan


kuantitas dan kualitas kader Muhammadiyah. Jika kader Muhammadiyah semakin
meningkat kualitas dan kuantitasnya, maka Muhammadiyah akan mampu
memberikan peran yang sangat tinggi dalam dunia pendidikan di Indonesia. Tidak
hanya terbatas pada dunia pendidikan, kader Muhammadiyah juga akan mampu
memberikan peran penting dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Sistem pendidikan merupayakan pelayanan pendidikan dan bimbingan selama 24


jam yang menggabungkan kurikulum pendidikan akademis sekolah dengan
kurikulum pondok pesantren menjadikan Muhammadiyah Boarding School
sebagai pondok pesantren modern, dengan penjadwalan pembelajaran yang lebih
leluasa dan menyeluruh. Siswa dididik dan dilatih menjadi manusia yang memiliki
kontribusi besar bagi kemanusiaan. Mereka dididik agar hidup tidak hanya untuk
dirinya dan keluarganya, tetapi juga harus mampu berkontribusi untuk bangsa
dan Negara. Dan selama pendidikan siswa mendapat pendampingan dan
pemantauan 24 jam dari para asatidz.

Adapun system belajar bukan hanya menyampaikan teori dan praktek saja akan
tetapi belajar mengenali karakter individu anak-anak yang belajar sehingga
konsep belajar mampu efektif di transfer juga bias diterima dengan baik oleh
anak-anak yang belajar dan sekarang siswa yang ada di Muhammadiyah Boarding
School Yogyakarta mencapai ± 2.600 siswa.

Anda mungkin juga menyukai