0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
10 tayangan14 halaman
Charles Edward Spearman adalah seorang psikolog Inggris yang dikenal dengan teori dua faktor tentang struktur inteligensi. Ia mengembangkan konsep kecerdasan umum atau faktor 'g' yang mendasari berbagai kemampuan kognitif serta faktor 's' yang bersifat spesifik. Teori Spearman ini memiliki pengaruh besar dalam pengukuran dan penelitian inteligensi.
Charles Edward Spearman adalah seorang psikolog Inggris yang dikenal dengan teori dua faktor tentang struktur inteligensi. Ia mengembangkan konsep kecerdasan umum atau faktor 'g' yang mendasari berbagai kemampuan kognitif serta faktor 's' yang bersifat spesifik. Teori Spearman ini memiliki pengaruh besar dalam pengukuran dan penelitian inteligensi.
Charles Edward Spearman adalah seorang psikolog Inggris yang dikenal dengan teori dua faktor tentang struktur inteligensi. Ia mengembangkan konsep kecerdasan umum atau faktor 'g' yang mendasari berbagai kemampuan kognitif serta faktor 's' yang bersifat spesifik. Teori Spearman ini memiliki pengaruh besar dalam pengukuran dan penelitian inteligensi.
perwira di Angkatan Darat Inggris 15 thn dan undur
diri
belajar dan mengambil gelar PhD dalam psikologi
eksperimental. di Leipzig jerman di bawah bimbingan Wilhelm Wundt.
1897 balik AD perang afrika selatan
Mari perang kualiah, gelar sarjana pada tahun 1906.
Salah satu tokoh yang dianut William McDougall
Kemudian hari spearman diminta gantikan wil MCD
di univ collage lndon
1911 ia mendapatkan promosi jabatan sebagai Guru
Grote dari Filsafat Pikiran dan Logika. 1928, ketika terjadi pemisahan Departemen Psikologi, Spearman diubah gelarnya menjadi Profesor Psikologi.
Pemikiran Spearman sangat dipengaruhi oleh karya
Francis Galton,
julukan “the father of factor analysis”.
Teori intelegensi Spearman merupakan teori faktor
yang muncul dalam upayanya untuk mendeskripsikan struktur intelegensi ke dalam satu atau lebih kemampuan yang berdiri sendiri melalui analisis faktor yang membangun konstruk kemampuan. Pandangan Spearman mengenai inteligensi ini ditunjukkan dalam teorinya mengenai kemampuan mental yang populer dengan nama teori dua faktor (two factor theory). Karya-karya dan pemikiran Spearman mempengaruhi pemikiran beberapa tokoh seperti Hans Eysenck, Philip E. Vernon, Cyril Burt, dan Arthur Jensen. Charles Spearman meninggal di London pada usianya yang ke-82 tepatnya pada tanggal 17 September 1945.
Teori Spearman ini berawal dari penelitian yang
dilakukannya tentang analisis korelasional terhadap skor seperangkat tes yang mempunyai tujuan dan fungsi ukur yang berlainan. Penelitian awalnya ini diperoleh dari tes-tes terhadap 36 siswa pada beberapa subyek akademik (mata pelajaran) seperti pelajaran Latin, Bahasa Inggris dan Matematika. Dari penelitiannya tersebut, Spearman menemukan adanya interkorelasi positif diantara berbagai tes tersebut. Interkorelasi positif ini terjadi karena masing-masing tes tersebut mengukur suatu faktor umum yang sama, faktor umum ini disebut sebagai faktor ‘g’ atau general factor. Tetapi korelasi-korelasi yang terjadi antara berbagai tes tersebut tidaklah sempurna. Korelasi-korelasi tidak sempurna ini dikarenakan masing-masing tes tersebut selain mengukur faktor umum yang sama, masing-masing tes tersebut juga mengukur komponen tertentu yang bersifat spesifik bagi masing-masing tes. Faktor yang bersifat spesifik yang hanya diungkap oleh tes tertentu saja ini disebut sebagai faktor ‘s’.
Spearman dalam teori dua faktornya ini
menerangkan bahwa dua tes akan berkorelasi tinggi satu sama lain hanya jika masing-masing mengandung faktor ‘g’ dalam proporsi besar. Hal ini dapat diartikan semakin besar korelasi suatu tes dengan ‘g’, maka akan semakin besar pulalah korelasinya dengan tes lain yang juga mengandung ‘g’. Namun demikian, beberapa tes tersebut dapat berkorelasi melebihi korelasi masing-masing dengan ‘g’. Hal ini dapat terjadi jika terdapat suatu kemampuan khusus yang sama-sama diukur oleh tes-tes tersebut atau adanya kemiripan pada item dalam tes-tes tersebut. Menurut Spearman, interkorelasi yang melebihi korelasi tes dengan ‘g’ ini dikatakan sebagai faktor kelompok (group factor).
Charles Spearman menggambarkan sebuah konsep
yang disebut sebagai kecerdasan umum yang disebut sebagai faktor ‘g’. Menurutnya, faktor ini terdapat pada semua individu, tetapi berbeda satu dengan yang lainnya, jadi faktor ‘g’ ini mendasari semua perilaku/performance orang. Faktor ini umumnya berhubungan dengan kemampuan menyelesaikan masalah atau tugas-tugas secara umum.
Sedangkan faktor ‘s’ atau special factor, merupakan
faktor yang khusus mengenai bidang tertentu atau berfungsi pada perilaku-perilaku khusus saja. Jadi, jumlah faktor ‘s’ ini bisa saja banyak, misalnya faktor s1, s2, s3 dan sebagainya. Sehingga seseorang akan menonjol dalam bidang tertentu jika seseorang tersebut memiliki faktor ‘s’ pada bidang tertentu. Biasanya contoh dari faktor ‘s’ ini dapat kita lihat dari kemampuannya menyelesaikan masalah atau tugas yang sifatnya spesifik atau khusus.
Setiap performance seseorang merupakan gabungan
antara adanya faktor ‘g’ dan faktor ‘s’. Menurutnya, faktor ‘g’ ini tergantung pada dasarnya, sedangkan faktor ‘s’ dipengaruhi oleh pengalaman. Kedua faktor ini bekerja bersama-sama sebagai suatu kesatuan. Semua faktor yang spesifik akan bersama- sama membentuk single common factor yaitu faktor ‘g’. Kemampuan seseorang bertindak dalam setiap situasi sangat bergantung pada kemampuan umum maupun kemampuan khusus. Jadi keduanya memberikan sumbangan pada setiap perilaku yang intelegen.
Menurut Spearman, definisi inteligensi mengandung
dua komponen kualitatif yang penting. Dua komponen tersebut dijelaskan sebagai berikut :
Edukasi relasi adalah kemampuan untuk
menemukan suatu hubungan dasar yang berlaku atau terjadi di antara dua hal yang dipaparkan. Eduksi relasi ini contohnya seperti dalam menemukan hubungan yang terdapat di antara dua kata ‘pandai-pintar’. Hubungan relasi antara dua kata ‘pandai-pintar’ ini adalah hubungan padanan kata atau sinonim.
Edukasi korelasi adalah kemampuan untuk
menerapkan hubungan dasar yang telah ditemukan dalam proses eduksi relasi sebelumnya ke dalam situasi baru. Eduksi korelasi ini contohnya jika telah diketahui bahwa hubungan antara kata ‘pandai’ dan ‘pintar merupakan hubungan padanan kata atau sinonim, maka hubungan ini dapat diterapkan dalam pertanyaan ‘gembira-...’.
Saat ini, konsep Spearman ini disebut sebagi proses
enkoding (encoding), proses penyimpulan (inference) dan aplikasi (application). Menurut Spearman, inilah proses penalaran dengan menggunakan analogi yang merupakan salah satu indikator faktor ‘g’ yang terbaik.
Dalam teorinya tersebut,
Lima prinsip kuatitatif tersebut adalah sebagai
berikut:
Energi mental, bahwa setiap fikiran cenderung untuk
menjaga total output kognitif simultannya dalam kuantitas yang tetap meski bagaimanapun variasi kualitatifnya.
Kekuatan menyimpan (retentivity), bahwa terjadinya
peristiwa kognitif dapat menimbulkan kecenderungan untuk terulang lagi.
Kelelahan, bahwa terjadinya peristiwa kognitif dapat
menimbulkan kecenderungan untuk melawan terulangnya peristiwa atau kejadian tersebut. Kontrol konatif, bahwa intensitas kognisi dapat dikendalikan oleh konasi (motivasi).
Potensi primordial, bahwa setiap manifestasi
keempat prinsip kuantitatif terdahulu akan ditimbun di atas potensi awal individu yang bervariasi.
C. Kelebihan dan Kelemahan Teori Inteligensi
Spearman
Teori inteligensi Spearman ini memiliki peranan
penting bagi perkembangan dan penelitian pada bidang inteligensi. Tidak hanya mendatangkan pujian dan sambutan hangat dari beberapa kalangan atas kelebihan-kelebihannya, akan tetapi teori inteligensi Spearman dengan faktor 'g' nya ini juga tidak luput menuai kritikan demi kritikan. Dalam perkembangannya selama beberapa puluh tahun bahkan sampai sekarang ini, konsep faktor ‘g’ yang dikemukakan oleh Spearman ini dijadikan dasar empiris teori-teori inteligensi. Teori Spearman ini dijadikan rujukan penting dalam kebanyakan penelitian-penelitian selama lebih dari sembilan puluh tahunan. Jika kita perhatikan, teori yang dikemukakan oleh Charles Edward Spearman ini memiliki beberapa kelebihan-kelebihan. Beberapa kelebihan-kelebihan two-factors theory yang dikemukakan adalah sebagai berikut:
Two-factors theory ini memiliki basis riset atau
penelitian yang mendukung.
Inteligensi atau kecerdasan umum menurut
Spearman ini dapat terukur dalam tes inteligensi.
Teori ini menekankan pentingnya faktor ‘g’ yang
mampu mewakili semua tes yang memiliki kesamaan. Hal inipun memberikan implikasi pada efisiensi pengukuran.
Beberapa ahli menyatakan bahwa inteligensi atau
kecerdasan umum ini dimiliki oleh setiap individu dan dapat diaplikasikan untuk memprediksi kesuksesan atau prestasi yang bersifat akademis dan pekerjaan.
Dalam bidang pendidikan, pengukuran yang valid
terhadap faktor ‘g’ dapat dipergunakan sebagai dasar perencanaan, pengaturan, dan perlakuan pendidikan yang tepat bagi peserta didik agar peserta didik dapat berhasil dalam bidang akademik secara optimal.
Dalam kehidupan sosial, pengukuran yang valid
terhadap faktor ‘g’ pada individu-individu ini dapat dijadikan dasar berinteraksi dengan lingkungan sosial dengan tujuan agar individu-individu tersebut dapat mendapatkan kenyamanan sosial dalam menjalankan kehidupannya.
Namun demikian, teori dua faktor yang dikemukakan
oleh Spearman ini juga tidak luput dari kritikan- kritikan. kelemahan-kelemahan two-factors theory yang dikemukakan adalah sebagai berikut:
Teori ini dipandang terlalu sempit dalam memaknai
inteligensi karena lebih menekankan pada faktor ‘g’ yang mencakup kemampuan berbahasa, logika dan matematis. Padahal inteligensi mencakup konsep yang lebih kompleks dan luas
Kurangnya perhatian pada faktor ‘s’ atau inteligensi
yang bersifat spesifik pada masing-masing individu.
Beberapa ahli, seperti Sternberg, menyatakan bahwa
inteligensi yang terukur ini hanyalah satu bagian dari inteligensi yang sesungguhnya dan bagian ini hanya terlihat pada mereka yang memiliki kecerdasan akademik. Padahal masih banyak bagian-bagian inteligensi yang lainnya yang tidak kalah penting perannya.