Anda di halaman 1dari 9

Menganalisis isi,sistematika dan kebahasaan proposal terdiri

dari :
ISI PROPOSAL
Secara umum isi proposal berupa usulan kegiatan. Adapun isi secara khusus dapat
bermacam-macam bergantung pada jenis kegiatan yang diusulkan. Proposal penelitian
memiliki perbedaan dengan proposal kegiatan seperti kerja bakti atau bakti osial,
perlombaan, dan kegiatan sejenis lainnya.

SISTEMATIKA PENULISAN PROPOSAL


Pada dasarnya, proposal mempunyai jenis yang cukup beragam. Hal tersebut bisa disesuaikan
dengan tujuan dari pembuatannya. Contoh proposal yang cukup sering dibuat adalah proposal
perizinan untuk menyelenggarakan kegiatan penelitian yang ditujukan untuk lembaga yang
mempunyai hubungan. Tak hanya itu saja, ada juga sebuah proposal kegiatan seminar
ataupun konser yang bertujuan untuk mencari sponsor atau dukungan supaya acara tersebut
bisa berjalan dengan meriah.
Sedangkan di dalam proposal penelitian akan ada latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan dari penelitian tersebut, manfaat yang akan diperoleh dari penelitian tersebut,
landasan teori, metode penelitian, dan kerangka penulisan laporan.

KAIDAH KEBAHASAAN PROPOSAL


1.Pernyataan Argumentatif
Di dalam pernyataan argumentatif akan ada penggunaan konjungsi kausalitas, seperti karena,
sebab, oleh karena itu, dan lainnya.
2. Pernyataan Persuasif
Hal tersebut digunakan untuk mengajak penerima usulan agar bersedia untuk menerima
usulan itu. Misalnya saja penggunaan kalimat sebagai berikut:
“Untuk itu, supaya upaya pembekalan terhadap para pengajar mengenai pengembangan
kurikulum dan materi pengajaran membaca serta menulis sangat mendesak untuk dilakukan,
maka….”
3. Kata-Kata Teknis
Penggunaan kata-kata teknis atau yang biasanya disebut dengan istilah ilmiah berkenaan
dengan bidang kegiatan.
4. Kata Kerja Tindakan
Penggunaan kata kerja tindakan biasanya dipakai untuk menyatakan langkah-langkah
kegiatan ataupun metode penelitian. Misalnya saja kata berlatih, mengamati,
mendokumentasikan, dan lain sebagainya.
5. Kata Pendefinisian
Contoh dari kata pendefinisian adalah merupakan, adalah, yaitu, yakni, dan lainny

6. Kata Perincian
Penggunaan kata perincian biasanya berupa pertama, kedua, selain itu, ketiga, dan lain
sebagainya.

7. Kata Keakanan
Penggunaan kata keakanan biasanya yang berkaitan dengan waktu ataupun peristiwa yang
akan datang. Misalnya saja kata, akan direncanakan, diharapkan, dan lain sebagainya. Hal itu
terjadi karena sifat proposal yang menjadi sebuah bentuk rencana, usulan, ataupun rancangan
dari suatu program kegiatan.

8. Kata Denotatif
Penggunaan kata denotatif atau kata-kata bermakna lugas. Hal itu penting untuk menghindari
kesalahpahaman antara pihak pengusul proposal dengan pihak penerima usulan.

RANCANGAN PROPOSAL KARYA ILMIAH TERDIRI


DARI :
PENGUMPULAN DATA PROPOSAL KARYA ILMIAH
Salah satu komponen yang penting dalam penelitian adalah proses peneliti
dalam pengumpulan data. Kesalahan yang dilakukan dalam proses
pengumpulan data akan membuat proses analisis menjadi sulit. Selain itu hasil
dan kesimpulan yang akan didapat pun akan menjadi rancu apabila
pengumpulan data tidak dilakukan dengan benar.

Masing-masing penelitian memiliki proses pengumpulan data yang berbeda,


tergantung dari jenis penelitian yang hendak dibuat oleh peneliti. Pengumpulan
data kualitatif pastinya akan berbeda dengan pengumpulan data kuantitatif.
Pengumpulan data statistik juga tidak bisa disamakan dengan pengumpulan data
analisis.

Pengumpulan data penelitian tidak boleh dilakukan secara sembarangan.


Terdapat langkah pengumpulan data dan teknik pengumpulan data yang harus
diikuti. Tujuan dari langkah pengumpulan data dan teknik pengumpulan data ini
adalah demi mendapatkan data yang valid, sehingga hasil dan kesimpulan
penelitian pun tidak akan diragukan kebenarannya.
DEFINISI PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan
dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Sebelum melakukan penelitian,
seorang peneliti biasanya telah memiliki dugaan berdasarkan teori yang ia
gunakan, dugaan tersebut disebut dengan hipotesis. Untuk membuktikan
hipotesis secara empiris, seorang peneliti membutuhkan pengumpulan data
untuk diteliti secara lebih mendalam.

Proses pengumpulan data ditentukan oleh variabel-variabel yang ada dalam


hipotesis. Pengumpulan data dilakukan terhadap sampel yang telah ditentukan
sebelumnya. Data adalah sesuatu yang belum memiliki arti bagi penerimanya
dan masih membutuhkan adanya suatu pengolahan. Data bisa memiliki berbagai
wujud, mulai dari gambar, suara, huruf, angka, bahasa, simbol, bahkan keadaan.
Semua hal tersebut dapat disebut sebagai data asalkan dapat kita gunakan
sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian, ataupun suatu
konsep.

Data dapat dibedakan dalam beberapa kategori. Jenis-jenis data dapat


dikategorikan sebagai berikut:

A. Menurut cara memperolehnya:


Data primer, yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti
langsung dari subjek atau objek penelitian.
Data sekunder, yaitu data yang didapatkan tidak secara langsung dari objek atau
subjek penelitian.
B. Menurut sumbernya
Data internal, yaitu data yang menggambarkan keadaan atau kegiatan dalam
sebuah organisasi
Data eksternal, yaitu data yang menggambarkan suatu keadaan atau kegiatan di
luar sebuah organisasi
C. Menurut sifatnya
Data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka pasti
Data kualitatif, yaitu data yang bukan berbentuk angka
D. Menurut waktu pengumpulannya
Cross section/insidentil, yaitu data yang dikumpulkan hanya pada suatu waktu
tertentu
Data berkala/time series, yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu
untuk menggambarkan suatu perkembangan atau kecenderungan keadaan/
peristiwa/kegiatan.
METODE PENGUMPULAN DATA
Dalam penelitian, kita seringkali mendengar istilah metode pengumpulan data
dan instrumen pengumpulan data. Meskipun saling berhubungan, namun dua
istilah ini memiliki arti yang berbeda. Metode pengumpulan data adalah teknik
atau cara yang dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan
data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka
mencapai tujuan penelitian. Sementara itu instrumen pengumpulan data
merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Karena berupa alat,
maka instrumen pengumpulan data dapat berupa check list, kuesioner, pedoman
wawancara, hingga kamera untuk foto atau untuk merekam gambar.

Ada berbagai metode pengumpulan data yang dapat dilakukan dalam sebuah
penelitian. Metode pengumpulan data ini dapat digunakan secara sendiri-
sendiri, namun dapat pula digunakan dengan menggabungkan dua metode atau
lebih. Beberapa metode pengumpulan data antara lain:

1. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap
muka dan tanya jawab langsung antara peneliti dan narasumber. Seiring
perkembangan teknologi, metode wawancara dapat pula dilakukan melalui
media-media tertentu, misalnya telepon, email, atau video call melalui Zoom
atau skype. Wawancara terbagi atas dua kategori, yakni wawancara terstruktur
dan tidak terstruktur.

a. Wawancara terstruktur
Dalam wawancara terstruktur, peneliti telah mengetahui dengan pasti informasi
apa yang hendak digali dari narasumber. Pada kondisi ini, peneliti biasanya
sudah membuat daftar pertanyaan secara sistematis. Peneliti juga bisa
menggunakan berbagai instrumen penelitian seperti alat bantu recorder, kamera
untuk foto, serta instrumen-instrumen lain.

b. Wawancara tidak terstruktur


Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas. Peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan spesifik,
namun hanya memuat poin-poin penting dari masalah yang ingin digali dari
responden.

2. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang kompleks karena melibatkan
berbagai faktor dalam pelaksanaannya. Metode pengumpulan data observasi
tidak hanya mengukur sikap dari responden, namun juga dapat digunakan untuk
merekam berbagai fenomena yang terjadi. Teknik pengumpulan data observasi
cocok digunakan untuk penelitian yang bertujuan untuk mempelajari perilaku
manusia, proses kerja, dan gejala-gejala alam. Metode ini juga tepat dilakukan
pada responden yang kuantitasnya tidak terlalu besar. Metode pengumpulan
data observasi terbagi menjadi dua kategori, yakni:

a. Participant observation
Dalam participant observation, peneliti terlibat secara langsung dalam kegiatan
sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data.

b. Non participant observation


Berlawanan dengan participant observation, non-participant observation
merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam
kegiatan atau proses yang sedang diamati.

3. Angket (kuesioner)
Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawab. Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang lebih
efisien bila peneliti telah mengetahui dengan pasti variabel yag akan diukur dan
tahu apa yang diharapkan dari responden. Selain itu kuesioner juga cocok
digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.

Berdasarkan bentuk pertanyaannya, kuesioner dapat dikategorikan dalam dua


jenis, yakni kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup. Kuesioner terbuka adalah
kuesioner yang memberikan kebebasan kepada objek penelitian untuk
menjawab. Sementara itu, kuesioner tertutup adalah kuesioner yang telah
menyediakan pilihan jawaban untuk dipilih oleh objek penelitian. Seiring
dengan perkembangan, beberapa penelitian saat ini juga menerapkan metode
kuesioner yang memiliki bentuk semi terbuka. Dalam bentuk ini, pilihan
jawaban telah diberikan oleh peneliti, namun objek penelitian tetap diberi
kesempatan untuk menjawab sesuai dengan kemauan mereka.

4. Studi Dokumen
Studi dokumen adalah metode pengumpulan data yang tidak ditujukan langsung
kepada subjek penelitian. Studi dokumen adalah jenis pengumpulan data yang
meneliti berbagai macam dokumen yang berguna untuk bahan analisis.
Dokumen yang dapat digunakan dalam pengumpulan data dibedakan menjadi
dua, yakni:

a. Dokumen primer
Dokumen primer adalah dokumen yang ditulis oleh orang yang langsung
mengalami suatu peristiwa, misalnya: autobiografi.

b. Dokumen sekunder
Dokumen sekunder adalah dokumen yang ditulis berdasarkan oleh laporan/
cerita orang lain, misalnya: biografi.

PENYUSUNAN KERANGKA PROPOSAL KARYA ILMIAH


Penyusunan kerangka data

1. Halaman judul
Pada umumnya, struktur maupun urutan kerangka proposal penelitian tidak jauh
berbeda dengan urutan laporan hasil penelitian. Di mana dalam proposal juga
memiliki halaman judul.
Urutan yang pertama dari kerangka proposal ialah halaman judul. Sesuai
dengan namanya, halaman judul menyajikan informasi terkait judul proposal,
penyusunannya dimulai dengan kata proposal, lalu dilanjutkan dengan judul
penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
Pada halaman judul pula, peneliti perlu mencantumkan data diri seperti nama,
NIDK atau NIDN bagi dosen, nama perguruan tinggi tempat peneliti mengajar
atau kuliah, tahun ajaran dan lain sebagainya yang sesuai dengan ketentuan
penyusunan kerangka proposal.

2. Daftar isi

Setelah halaman judul, urutan kedua dalam kerangka proposal adalah daftar isi.
Daftar isi menjelaskan mengenai letak halaman seluruh bab yang ada pada
proposal. Biasanya, daftar isi diletakan di depan proposal sebelum bab
pendahuluan.
Meskipun proposal penelitian biasanya tidak mencapai puluhan lembar, akan
tetapi daftar isi tetap diperlukan dan harus disediakan. Karena daftar isi dapat
membudahkan pembaca maupun penilai proposal untuk mengecek bagian inti
dari proposal.
Contohnya pada bagian RAB atau landasan teori yang menjadi dasar dari
pemilihan topik penelitian. Bagian tersebut biasanya akan langsung menjadi
tujuan bagi penilai atau pembaca. Oleh karena itu, daftar isi membantu pembaca
untuk langsung menuju halaman yang dinilai penting tersebut.

3. Bab I – Pendahuluan

Urutan ketiga dalam kerangka proposal ialah bab I yang berisi pendahuluan
penelitian. Pada bab I ini, ada empat sub bab yaitu latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian serta manfaat penelitian.
Pada bab pertama dari kerangka proposal, biasanya disertakan pula laporan
hasil penelitian. Sehingga peneliti dapat melakukan copy dan paste agar
pengerjaan penelitian menjadi lebih efisien. Kecuali apabila ada perubahan pada
beberapa sub-sub bab yang telah disebutkan.

4. Bab II – Tinjauan Pustaka

Seperti halnya bab I, pada bab II juga berisi beberapa sub bab. Dimulai dari
review literatur atau referensi penelitian, batasan konseptual, hingga kerangka
teori atau kerangka hipotesis penelitian.

Biasanya pada tinjauan pustaka, peneliti akan menyertakan sejumlah kutipan


yang dapat memperkuat pemilihan topik penelitian yang dipilih. Sehingga pada
bagian ini pula, peneliti perlu menjelaskan terkait review literatur serta batasan
konseptual. Sehingga literatur atau referensi penelitian akan tertera jelas dan
pembahasan penelitian pun akan lebih spesifik.

5. Bab III – Metodologi

Bab III pada kerangka proposal berisi tentang metodologi penelitian. Pada bab
ketiga ini, peneliti juga perlu menyertakan beberapa sub bab. Sub bab tersebut
mencakup teknik pengumpulan data, metode penelitian hingga teknik analisis
data. Seluruh sub bab tersebut perlu dijelaskan dalam proposal yang disusun,
tujuannya untuk menginformasikan metode penelitian serta teknik pengumpulan
seperti apa yang digunakan oleh peneliti.
Begitu pula dengan penjelasan terkait teknik yang digunakan untuk
menganalisis data penelitian yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti. Untuk
menjelaskan sub-sub bab pada bab ketiga ini, penulis perlu memaparkannya
dengan singkat dan padat.

6. Daftar pustaka
Daftar pustaka dalam kerangka proposal menjelaskan tentang referensi yang
digunakan oleh peneliti untuk membuat proposal tersebut. Biasanya daftar
pustaka bersumber dari jurnal ilmiah, buku, artikel yang terbit di internet
maupun website dan artikel ilmiah.

7. Lampiran

Terakhir, peneliti perlu melampirkan beberapa dokumen untuk melengkapi


proposal. Biasanya, satu halaman berisi satu dokumen. Contohnya seperti surat
perjanjian dengan mitra penelitian, kartu data dan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai