Menurut penuturan dari suami korban, Juju Junaedi (46) kejadian berawal ketika
istrinya mengalami kontraksi saat masih berada di rumah. Namun kondisinya terus-
menerus mengalami penurunan, sehingga pihak keluarga pun membawa korban ke
Puskesmas Tanjungsiang untuk penanganan awal.
• "Sudah drop waktu masih di rumah tuh, saya bawa langsung ke puskesmas,
terus sama masih gitu, tidak ada perubahan, terus akhirnya dibawa langsung
ke RSUD Subang," ujar Juju kepada wartawan, Senin (6/3/2023).
"Tidak ada tindakan sama sekali dari RSUD Cierengnya langsung ada saya
bawa ke Bandung sama ibu bidan puskesmas pakai ambulans di Puskesmas
Tanjungsiang. Istri saya sudah tidak kuat dan meninggal duluan waktu mau ke
rumah Sakit di Bandung," ungkapnya.
Mengetahui akan adanya kejadian seperti itu di RSUD Ciereng Subang, Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten Subang dr. Maxi buka suara. Maxi menuturkan
pihaknya sudah meminta klarifikasi langsung dari pihak RSUD Subang terkait
dengan kasus meninggalnya ibu yang hendak melahirkan di RSUD Ciereng.
• Maxi pun menyesalkan atas kasus penolakan RSUD Subang yang menyebabkan hingga korban
meninggal dunia.
"Terkait kematian ibu dan bayinya di Tanjungsiang, saya secara pribadi mau pun atas nama Dinas
Kesehatan menyampaikan rasa berbela sungkawa dan keprihatinan yang dalam. Kami juga memohon
maaf atas pelayanan kepada masyarakat yang belum optimal dan sesuai dengan ekspektasi
masyarakat," ungkapnya.
Maxi juga menjelaskan, saat kejadian kapasitas dari ICU tidak memungkinkan untuk menerima
pasien baru. Maka dari itu, pihak RSUD Subang menyarankan pasien agar dibawa ke rumah sakit lain.
Meski demikian, Dinkes Subang menyesalkan tindakan dari RSUD Ciereng. Dinkes Subang juga
meminta agar RSUD Subang untuk memperbaiki layanan agar kejadian serupa tak kembali terjadi.
"Tidak ada niat mencelakakan atau menolak pasien, karena saat itu memang kondisi ICU penuh.
Kami menyesali karena situasi seperti ini membuat akibat yang sangat fatal dan memilukan bagi
almarhumah dan keluarga. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran penting dan berharga untuk
mawas diri bagi seluruh pelayanan kesehatan," katanya.
Ps 1: Implementasi Kode Etik Rumah Sakit
Ps 2 : Pelayanan Kesehatan Perorangan
Ps 3 : Pelayanan Gawat Darurat
Ps 4 : Standar Pelayanan Rumah Sakit
Ps 17 : Hak Pasien ③ Ps 5 : Persetujuan Umum Rumah Sakit (General Consent)
Ps 18 : Keselamatan Pasien Ps 6: Perkembangan Perumahsakitan
Ps 19 : Informasi Terintegrasi Ps 7 : Tanggung Jawab ①
Kondisi Pasien Ps 8 : Tata Kelola Rumah Sakit
Ps 20 : Persetujuan Tindakan Ps 9 : Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
Medik Ps 10 : Promosi Pelayanan
Ps 21 : Pelayanan Berpusat Pasien
dan Keluarga Ps 11 : Fungsi Sosial
Ps 22 : Keputusan Tidak Memulai, Ps 12 : Sikap dan Perilaku
Tidak Melanjutkan, dan Ps 13 : Kebijakan Rumah Sakit
Menghentikan Tindakan Medik Ps 14 : Informasi ②
Ps 23 : Pelayanan Rujukan Ps 15 : Penanganan Keluhan
Ps 24 : Rahasia Kedokteran dan Ps 16 : Peduli Lingkungan
Rekam Medis
Ps 25 : Kebutuhan Khusus
Ps 26 : Kelompok Rentan Ps 28 : Jaminan Sosial
Ps 27 : Pasien Bermasalah Ps 29 : Syarat Pendidikan
Ps 30 : Pendidikan Berkelanjutan
Ps 31 : Kolaborasi di dalam RS
Ps 32 : Pemutakhiran Standar RS
Ps 34 : Hubungan Antar RS Ps 33 : Kesejahteraan
Ps 35 : Hubungan dg Lembaga Lain
Ps 36 : Pengembangan Iptek
Ps 37 : Tata Cara Penegakan Etika
Praktik Kedokteran Indonesia mengacu pada
4 kaidah dasar moral
1. Menghormati martabat manusia (respect for
person), mengutamakan otonomi pasien
2. Berbuat baik (beneficence), ramah, menolong,
lebih dari sekedar memenuhi kewajiban, prinsip
Good Samaritan law
3. Tidak berbuat yang merugikan (non maleficence),
prinsip Primum non nocere – do no harm/
sumpah Hippocrates
4. Keadilan (justice),
• KKI, 2006
MEDICAL PATIENT
INDICATIONS PREFERENCES
Albert R. Jonsen
CLINICAL
ETHICS
Mark Siegler
QUALITY OF CONTEXTUAL
LIFE FEATURES
William J. Winslade
• Pada Rumah Sakit, Corporate Social Responsibility merupakan
etika kewajiban yang mengharuskan rumah sakit dan
organisasi lainnya untuk melakukan sesuatu yang bemanfaat
dalam hal ini memberikan pelayanan kesehatan yang
berkualitas untuk pasien dan masyarakat
Diduga Tolak Pasien, RSUD Wonosari Jadi Sasaran Keluhan
Sabtu, 05 Maret 2022
• Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL–Pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD
Wonosari menjadi sasaran keluhan masyarakat setelah muncul dugaan penolakan pelayanan
kepada salah satu calon pasien asal Kalurahan Kepek, Wonosari.
• Keluhan ini disuarakan oleh Lurah Kepek, Bambang Setiawan BS. Pada Kamis (3/3/2022)
malam, ia berencana memeriksakan anaknya ke layanan IGD RSUD Wonosari. Meski
demikian, tidak jadi dan terpaksa pindah ke rumah sakit lain di Kota Wonosari.
• “Anaknya mengalami sesak napas karena memiliki riwayat asma, tapi saat datang ke IGD
malah diminta ke rumah sakit lain. Yang lebih mengherankan lagi, ada perawat yang sudah
mengambil kursi roda, tetapi dokter jaga malah berkata seperti itu [meminta periksa ke
rumah sakit lain],” kata Bambang, Jumat (4/3/2022).
• Menurut dia, tidak ada alasan yang jelas berkaitan dengan penolakan ini. Bambang pun tidak
mau berdebat sehingga memilih memeriksakan ke rumah sakit lain.
• “Ini untuk keselamatan nyawa jadi saya pergi untuk berobat ke yang lain. Saya bersyukur,
kondisi anak saya juga sudah membaik,” katanya.
Klarifikasi RSUD
• Direktur RSUD Wonosari Heru Sulistyowati mengatakan sudah mendengar tentang keluhan
yang disuarakan oleh Lurah Kepek tentang layanan di IGD. Ia, mengaku sudah melakukan
klarifikasi berkaitan dengan masalah ini.
• “Tadi pagi [kemarin] langsung kami kumpulkan seluruh petugas dan dokter jaga yang bertugas
semalam,” katanya.
• Menurut dia, permasalahan muncul karena komunikasi yang kurang baik sehingga terjadi hal
tersebut. “Sebenarnya bukan ditolak, tapi berhubung di masa pandemi, maka calon pasien
harus menjalani tes antigen terlebih dahulu,” katanya.
• Meski demikian, Heru juga tidak menampik ada seorang dokter magang yang menyarankan
untuk pindah ke klinik atau rumah sakit lain apabila ingin mendapatkan perawatan yang lebih
cepat.
• “Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan pelayanan ini. Kami juga sudah memberikan
pembinaan berkaitan dengan pola komunikasi sehingga tidak terjadi kesalahan dalam
penyampaian,” katanya.
"Diduga Tolak Pasien, RSUD Wangaya dan RS Manuaba
Denpasar Dipolisikan"
Denpasar - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wangaya Denpasar dan RS
Manuaba Denpasar dipolisikan. Laporan tersebut dilayangkan ke Polda Bali
oleh seorang warga bernama Kadek Suastama, Selasa (4/10/2022).
Namun, Sariani tidak mendapat penanganan dari pihak rumah sakit dengan alasan kapasitas
ruang IGD penuh. Dari sana, pasien diarahkan agar dibawa ke RS Manuaba.
Saat itu, anak Sariani disebut sempat meminta agar dipinjamkan mobil ambulans. Hanya saja,
pihak rumah sakit disebut tidak memfasilitasi hal tersebut. Itu sebabnya, Sariani yang dalam
kondisi lemas kembali dibonceng menggunakan sepeda motor oleh anaknya menuju RS
Manuaba.
Tiba di RS Manuaba, kondisi denyut nadi Sariani dinyatakan lemas dan pihak dokter
menyarankan untuk dibawa ke RSUP Prof Ngoerah (Sanglah) Denpasar. Lagi-lagi, permintaan
anak Sariani untuk diantar mobil ambulans ditolak.
Sariani pun kembali diantar anaknya ke RSUP Sanglah Denpasar. Nahas, Sariani dinyatakan
sudah tidak bernyawa saat tiba di UGD Sanglah.
"Suara RSUD Ciereng Subang Usai Diduga Tolak Pasien Ibu Hamil"
• Subang - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciereng, Subang, akhirnya buka suara
terkait kasus seorang ibu hamil yang ditolak penanganan medisnya dari RSUD hingga
menyebabkan meninggal dunia. RSUD pun membantah menolak menangani pasien.
Diketahui, ibu hamil bernama Kurnaesih (39) asal Kampung Citombe, Desa Buniara,
Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subang, dikabarkan meninggal akibat tak
tertangani medis oleh pihak RSUD. Peristiwa tersebut terjadi pada Kamis (16/2/2023)
malam.
Menurut Direktur Utama RSUD Ciereng Subang dr Ahmad Nasuhi, pasien atas nama
Kurnaesih tersebut datang saat kondisi ruang ICU RSUD Subang penuh dan tidak ada
tempat untuk menerima pasien dengan kategori darurat.
"Kami tidak pernah menolak, cuma kondisinya memang sudah penuh saja ruangan
ICU-nya," ujar Ahmad kepada wartawan, Selasa (7/3/2023)
• Setelah itu, Ahmad mengatakan, pasien dibawa ke ruang pelayanan obstetri neonatal
emergency komprehensif (PONEK). Namun bidan di ruang PONEK kaget karena pasien
tersebut sudah diberi tahu untuk dibawa ke rumah sakit lain karena ruang ICU penuh.
"Akhirnya dibawa ke PONEK. Di PONEK kaget ini pasien yang mana, kan tadi dikasih tahu
bahwa ICU penuh. Jadi, dalam kondisi seperti ini, bukan kita menolak karena, kalau
dioperasi, mau ditaruh di mana," katanya.
Ahmad juga menjelaskan kronologi awal masuknya pasien korban ke IGD RSUD Subang.
Sebelumnya, saat memberikan konfirmasi permintaan rujukan puskesmas, pihak RSUD
telah menyebut ruang ICU penuh dan disarankan mencari rumah sakit lainnya karena
melihat kondisi pasien membutuhkan ICU.
"Hari Kamis (16/2/2023) masuk ke RSUD Subang, tapi sebelumnya pasien ini sudah
diinformasikan lewat bidan yang membawa pasiennya bahwa kondisi ICU penuh.
Ternyata pasien ini posisinya sudah dekat RSUD waktu dikabari kalau ICU penuh,"
jelasnya.