Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

WORKSHOP VISUM ET REPERTUM PADA


KASUS KEJAHATAN SEKSUAL
RUMAH SAKIT UMUM DADI KELUARGA

RUMAH SAKIT UMUM DADI KELUARGA


JL. SULTAN AGUNG NO. 8 A TELUK
PURWOKERTO SELATAN
BANYUMAS

2020
BAB I
PENDAHULUAN

Selama ini, penanganan korban kekerasan yang ditangani di Rumah


Sakit maupun di Layanan Primer pada umumnya masih menitikberatkan
penanganan secara medis saja. Penanganan secara klinis dalam pencatatan dan
interpretasi luka seakan-akan terlupakan,dimana dalam pembuatan Visum et
Repertum hidup dilakukan oleh tenaga non medis ( staf Tata Usaha )
berdasarkan data yang diambil dari rekam medis. Data dalam rekam
medis memiliki kekuatan hukum karena dibuat berdasarkan sumpah dan
keahlian sebaik-baiknya,namun kadang-kadang data dalam Rekam Medis tidak
lengkap atau tidak dapat mencerminkan interpretasi dan kualifikasi luka secara
yuridis. Visum et Repertum korban hidup yang selama ini dibuat masih perlu
disempurnakan baik materi dan formatnya agar dapat dipakai sebagai alat bukti
yang sah.
Melihat realitas di atas, maka kami memandang perlu untuk diadakannya
peningkatan pemahaman dokter di Rumah sakit maupun dokter di layanan
primer tentang penanganan kasus kejahatan seksual. RSU Dadi Keluarga sebagai
RS rujukan sekunder di Kabupaten Banyumas mempunyai tanggungjawab untuk
ikut serta mendukung peningkatan pemahaman dan ketrampilan dokter di
wilayah kabupaten Banyumas dalam penanganan korban kasus kejahatan
seksual. Oleh karena itu, RSU Dadi Keluarga bekerjasama dengan IDI Cabang
Banyumas menyelenggarakan workshop penanganan kejahatan seksual secara
komprehensif. Adapun workshop akan dibagi menjadi beberapa seri, dan seri
pertama difokuskan pada peningkatan ketrampilan dokter dalam membuat visum
et repertum kasus kejahatan seksual.

BAB II
LATAR BELAKANG

Kejahatan sejak dahulu hingga sekarang selalu mendapatkan sorotan,


baik itu dari kalangan pemerintah maupun dari masyarakat. Kejahatan bukanlah
persoalan yang sederhana terutama dalam masyarakat yang sedang mengalami
perkembangan. Dengan adanya perkembangan itu dapat dipastikan terjadi
perubahan tata nilai, di mana perubahan tata nilai yang bersifat positif berakibat
pada kehidupan masyarakat yang harmonis dan sejahtera, sedang perubahan tata
nilai bersifat negatif menjurus ke arah runtuhnya nilai-nilai budaya. Kejahatan
adalah suatu tindakan anti sosial yang merugikan, tidak pantas, tidak dapat
dibiarkan yang dapat menimbulkan kegoncangan dalam masyarakat. Di era
modern seperti saat ini banyak sekali terjadi kejahatan terutama yang
berhubungan dengan seksualitas terutama yang dilakukan kepada seorang wanita
hingga hampir disetiap kasus pelecehan seksual wanitalah yang kebanyakan
menjadi korbannya, dengan berkembangnya tehnologi juga banyak pengaruhnya
terhadap perilaku pelecehan seksual, dan bahkan teknologi yang seharusnya
sangat berguna bagi pendidikan bisa menjadi media utama pelecehan seksual,
seperti halnya media internet.
Korban tindak kejahatan seksual yang datang ke rumah sakit,memiliki
dua dimensi yaitu sebagai pasien dan juga sebagai korban. Dalam kapasitasnya
sebagai pasien, memerlukan penanganan klinis untuk mengurangi rasa
sakit,merawat luka atau mengobati penyakitnya. Sedangkan sebagai korban
memerlukan penanganan dari aspek hukum dan psikososial.
Dari aspek hukum , untuk mencatat segala sesuatu yang berkaitan
dengan tindak pidananya sebagai barang bukti dan menginterpretasikannya,
serta untuk memersiapkan . Korban tidak sepenuhnya (end block) sebagai
barang bukti tetapi hanya luka-luka yang dideritanya dapat dijadikan bukti
tindak pidana. Pencatatan luka dalam Rekam Medis oleh dokter yang merawat
dan pembuatan Visum et Repertum perlukaan oleh dokter Forensik Klinik akan
dapat menjaga admisibilitas barang bukti sehingga tetap sah di mata hukum
dengan tidak mengurangi nilai ilmiahnya.

BAB III
TUJUAN
a. Meningkatkan dan memperbarui ilmu pengetahuan kedokteran, khususnya tentang
pengenalan dan penanganan dari segi medik kasus kejahatan seksual.
b. Lebih mendekatkan Rumah Sakit Umum Dadi Keluarga ke masyarakat, utamanya
masyarakan kesehatan

BAB IV
RINCIAN KEGIATAN

Tahapan pelaksanaan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:


1. Persiapan
Tahap persiapan meliputi kegiatan-kegiatan berikut :
- Penyusunan konsep kegiatan
- Pembentukan kepanitian
- Koordinasi dengan pihak ketiga (narasumber, IDI dan sponsor)
- Publikasi berupa pembuatan dan pengiriman undangan dan leaflet
- Pendaftaran melalui email, fax atau secara langsung
2. Pelaksanaan
3. Evaluasi
Evaluasi Evaluasi dilakukan setelah berakhirnya acara workshop untuk memberi
umpan balik terhadap program kerja serupa yang diadakan RSU Dadi Keluarga.

Susunan Acara

Waktu Kegiatan Narasumber


07.30 – 08.00 Registrasi Panitia
08.00 – 08.15 Sekilas RSU Dadi Keluarga Panitia
Purwokerto
08.15 – 08.30 Sambutan Direktur RSU Dadi dr. Listya Tanjung
Keluarga
08.30 – 08.45 Pre Test Panitia
08.45 – 09.45 Visum Et Repertum dan dr. Zaenuri Syamsu H,
permasalahannya Sp. FM, MSi.Med
09.45 – 10.00 Diskusi dr. Zaenuri Syamsu H,
Sp. FM, MSi.Med
10.00 – 10.15 Coffe Break Panitia
10.15 – 11.15 Tugas dokter pada kasus kejahatan dr. Zaenuri Syamsu H,
seksual Sp. FM, MSi.Med
11.15 – 11.45 Praktek membuat visum kasus dr. Zaenuri Syamsu H,
kejahatan seksual Sp. FM, MSi.Med
11.45 – 12.00 Post Test Panitia
12.00 – 12.15 Penutup Panitia
12.15 – 13.00 ISHOMA Panitia

BAB V
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Kegiatan Workshop et Repertum pada kasus kejahatan seksual :
Diselenggarakan oleh : Diklat
Diselenggarakan di : Ruang Pertemuan Rumah Sakit Umum Dadi Keluarga
Narasumber : dr. Zaenuri Syamsu H, Sp. FM, MSi.Med
Peserta Pelatihan :
No Instansi Jumlah Peserta
1 Puskesmas Jatilawang 1 Orang
2 Puskesmas Lumbir 1 Orang
3 Puskesmas Kebasen 1 Orang
4 Puskesmas Kemranjen I 1 Orang
5 Puskesmas Kemranjen II 1 Orang
6 Puskesmas Baturaden I 1 Orang
7 Puskesmas Baturaden II 1 Orang
8 Puskesmas Kedungbanteng 1 Orang
9 Puskesmas Wangon I 1 Orang
10 Puskesmas Wangon II 1 Orang
11 Puskesmas Banyumas 1 Orang
12 Puskesmas Patikraja 1 Orang
13 Puskesmas Rawalo 1 Orang
14 Puskesmas Sumpiuh I 1 Orang
15 Puskesmas Sumpiuh II 1 Orang
16 Puskesmas Tambak I 1 Orang
17 Puskesmas Tambak II 1 Orang
18 Puskesmas Pekuncen 1 Orang
19 Puskesmas Cilongok I 1 Orang
20 Puskesmas Cilongok II 1 Orang
21 Puskesmas Somagede 1 Orang
22 Puskesmas Kalibagor 1 Orang
23 Puskesmas Purwojati 1 Orang
24 Puskesmas Ajibarang I 1 Orang
25 Puskesmas Ajibarang II 1 Orang
26 Puskesmas Gumelar 1 Orang
27 Puskesmas Karanglewas 1 Orang
28 Puskesmas Purwokerto Barat 1 Orang
29 Puskesmas Purwokerto Utara I 1 Orang
30 Puskesmas Purwokerto Utara II 1 Orang
31 Puskesmas Purwokerto Selatan 1 Orang
32 Puskesmas Sokaraja I 1 Orang
33 Puskesmas Sokaraja II 1 Orang
34 Puskesmas Purwokerto Timur I 1 Orang
35 Puskesmas Purwokerto Timur II 1 Orang
36 Puskesmas Kembaran I 1 Orang
37 Puskesmas Kembaran II 1 Orang
38 Puskesmas Sumbang I 1 Orang
39 Puskesmas Sumbang II 1 Orang
40 Panitia 8 Orang

Rincian Biaya
No Keterangan Biaya
1 SKP IDI Rp 1.000.000
2 Fee Narasumber Rp 250.000
3 Snack @50 orang x Rp 7.500 Rp 375.000
4 Makan Siang @50 orang x Rp 20.000 Rp 1.000.000
Total Rp 2.625.000

BAB VI
SASARAN

Mempersiapkan petugas pelayanan kesehatan terutama dokter layanan primer yang


terampil dalam prosedur standar pelayanan kesehatan di tingkat pelayanan kesehatan.

BAB VII
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Hari : Rabu
Tanggal : 4 Maret 2020
Tempat : Ruang Pertemuan RSU Dadi Keluarga Purwokerto

BAB VIII
PENUTUP

Demikian proposal ini kami buat, semoga berjalan dengan lancar dan bermanfaat bagi
masyarakat Banyumas umumnya dan bagi dokter layanan primer pada khususnya. Atas
perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Purwokerto, 17 Februari 2020


Mengetahui,
Manajer Umum Penanggung Jawab Diklat

Putri S. Tisna Brata, SE Laily Saufa, S.M

Menyetujui,
Direktur RSU Dadi Keluarga
dr. Listya Tanjung

Anda mungkin juga menyukai