Anda di halaman 1dari 3

Kasus Malpraktik di Sidoarjo: Polisi Tunggu

Hasil Visum
Kamis, 20 Mei 2010 | 18:50 WIB

TEMPO Interaktif, SIDOARJO - Kepolisian Resor Sidoarjo menunggu hasil visum et repertum untuk
melengkapi pemeriksaan kasus dugaan malpraktik yang menimpa Dava Chyanata Oktavianto, 3 tahun.
Selain itu juga dibutuhkan pemeriksaan laboratorium terhadap cairan empedu, vaeses dan darah
korban.

Sambil menunggu hasil visum dan laboratoriun, kasusnya masih terus kami selidiki, kata Kepala Satuan
Reserse Kriminal Polres Sidoarjo, Ajun Komisaris Polisi Arnesto Saiser, Kamis (20/5).

Dava meninggal dunia di Rumah Sakit Krian Husada, Sidoarjo setelah disuntik cairan Kalium klorida
(KCL). Namun, untuk memastikan penyebab kematian korban, hasil visum dan pemeriksaan
laboratorium akan sangat membantu polisi dalam melakukan penyelidikan.

Selain itu, polisi juga akan meminta keterangan saksi ahli dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Keterangan
ahli diperlukan untuk menentukan pemberian suntikan KCL apakah sesuai atau menyalahi prosedur. Jika
saksi ahli menyatakan menyalahi prosedur, polisi akan meningkatkan perkara menjadi penyidikan.

Polisi telah menyita barang bukti berupa obat-obatan, cairan infus, cairan KCL, serta jarum suntik.
Hingga kini, polisi masih menelusuri siapa yang menginstruksikan perawat menyuntik cairan KCL
tersebut. Polisi juga telah memeriksa tujuh orang saksi. Di antaranya orang tua korban, perawat, dokter,
pimpinan RS Krian Husada, dan Dinas Kesehatan.

Sementara itu, ibu korban, Evayanti Hudono, menuntut agar pelaku dihukum berat serta ijin rumah sakit
dicabut. Tindakan tegas perlu dilakukan agar kejadian serupa tak terulang kembali. Namun, Evayanti
menyerahkan sepenuhnya kepada polisi untuk menangani perkara itu secara transparan. Stop, jangan
sampai terjadi pada orang lain," ucapnya.

Korban Dava penderita diare tewas setelah tiga perawat magang menyuntikkan cairan KCL ke selang
infus. Beberapa detik kemudian, korban kejang-kejang, mukanya membiru hingga menghembuskan
nafas terakhir pada 29 April lalu. EKO WIDIANTO.



Seorang Warga Jombang Tewas Setelah di
Suntik Bidan
Kamis, 08 April 2010 | 09:13 WIB

TEMPO I nteraktif, Jakarta -Zainal Arifin, 38 tahun, warga Dusun Ngampungan, Desa
Ngampungan, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur meninggal dunia usai
meminum obat sakit kepala yang diberikan seorang bidan.

Dia meninggal beberapa menit setelah meminum obat sakit kepala yang diberikan bidan, kata
Sekretaris Desa Ngampungan, Rohmatin Nikmah, Kamis (8/4).

Tetangga korban yang tidak mau disebut namanya menceritakan, kematian Zainul bermula saat
dia mengeluh sakit kepala, Sabtu pekan lalu. Istrinya, Anik Zulaikah kemudian memanggil
seorang bidan bernama Sutami. Setelah disuntik oleh bidan, kondisi lelaki tiga anak ini malah
ngedrop.

Tubuhnya gempalnya menggigil, dan dari mulutnya keluar cairan putih mirip busa. Bahkan, saat
diketahui kondisi Zainal semakin drop, keluarganya melapor ke bidan. Anehnya, bidan malah
menyarankan agar Zainal diberi cairan Alkohol.

Sepuluh menit kemudian, dia diketahui meninggal. Rohmatin Nikmah membenarkan itu. Hingga
berita ini diturunkan belum ada pihak keluarga yang bisa dikonfirmasi.

Kepala Desa setempat, Suherno mengatakan masih menyelesaikan kasus itu secara kekeluargaan.
Bidan dan suaminya juga sudah dipanggil, dan rencananya, Zainul akan diberi santunan uang.
Ini untuk meredam emosi warga, ucapnya.

Sementara itu bidan Sutami ketika dikonfirmasi melalui telepon selulernya tidak bersedia
memberi keterangan. Dia hanya mengaku telah dipanggil Dinas Kesehatan kabupaten itu. Saya
belum bisa komentar, saya sudah menjelaskanya kepada kepala dinas kesehatan, akunya.

Sementra itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Jombang, Heri Wibowo mengatakan, bidan desa itu
telah melakukan tindakan diluar kewenangan. Awalnya dinas mendapat laporan dari masyarakat
tentang dugaan malpraktik yang dilakukan bidan Sutami.

Aduan itu ditindak lanjuti dengan pemanggilan Sutami. Ada tindakan yang tidak boleh
dilakukan bidan tapi dilanggar, terangnya.

MUHAMMAD TAUFIK

Anda mungkin juga menyukai