Anda di halaman 1dari 9

Nama : Ni Wayan Eka Kurniawati

NIM : 201480017

Jurusan : Manajemen

Trisakti School of Management-Bekasi

Asap Pabrik Tripleks Dinilai Ganggu


Aktivitas Warga
Chaeruddin
Senin, 12 Oktober 2015 07:08 WIB

**Asap yang dikeluarkan pabrik tripleks perusahaan PT Panply mulai dikeluhkan


warga karena disebut mengganggu aktivitas mereka. (Chaeruddin/Koran SINDO))

BELOPA - Asap yang dikeluarkan pabrik tripleks milik perusahaan PT Panply


mulai dikeluhkan warga karena disebut mengganggu aktivitas mereka dan
mengancam kesehatan.
Menurut warga sekitar asap ini bersumber dari cerobong yang berada di depan
pabrik

Manager SDM PT Panply, Andi Masa, menjelaskan bahwa tinggi cerobong asap
yang dimaksud sudah sesuai ketentuan pemerintah.
"Setiap tahun pemerintah melalukan uji kelayakan, setiap tahun diperiksa, jadi
segalanya sudah melalui proses dan ketentuan baku," kata dia.
Jadi, ditambahkan Andi Masa dia tidak ingin menyebutkan bahwa cerobong asap
tersebut rendah karena telah melalui pemeriksaan.
Sementara itu anggota DPRD Luwu, Summang, secara terpisah mendesak BLH
Kabupaten Luwu agar segera turun tangan dan menyelidiki kebenarannya.

"Informasinya jika cerobong asap pabrik ini hanya berkisar 10 meter hingga 15
meter, menurut saya itu cukup rendah dan membahayakan kesehatan warga
sekitar," ujar mantan aktifis Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) ini.

Bukan hanya mendesak BLH, Summang juga meminta agar Dinas Kesehatan
Kabupaten Luwu melakukan pemeriksaan kesehatan warga sekitar dan
mengambil laporan atau riwayat peneriksaan kesehatan warga yang tinggal di
wilayah ini baik di Puskesmas terdekat maupun di RSUD terdekat dalam kurun
waktu beberapa bulan atau satu tahun terakhir.

Dari pengamatan di lapangan, tampak cerobong asap dalam lingkungan pabrik


mengeluarkan kepungan asap tebal setinggi 10 meter hingga 15 meter. Posisi
pabrik berada di pinggir pantai dekat pemukiman penduduk tepatnya berada di
timur rumah penduduk.
Jika terjadi angin laut atau angin yang mengarah baik ke utara, selatan terlebih
jika mengarah ke barat maka asap ini tentunya akan mengepung pemukiman
padat penduduk.

KESIMPULAN :

Menurut pendapat saya terkait berita atau kasus Asap Pabrik Triplek PT Panply ,
Pemerintah Provinsi Lawu terkait dengan yang menangani masalah Lingkungan
Hidup di Provinsi Lawu ada baiknya langsung datang ke PT Panply untuk
membuktikan kebenarannya secara langsung tanpa membenarkan dan
mempercayai Argumen pihak tertentu.

Karena apabila pihak yang bersangkutan terbukti memberikan pembelaan serta


informasi tidak benar yang bersifat bohong tentang tinggi cerobong asap pabrik
PT Panply, Pemerintah terkait kementerian lingkungan hidup dapat membawa
masalah tersebut ke pengadilan atas pelanggaran HAM terkait Pabrik tersebut
sudah mencemari udara disekitar permukiman penduduk.

Masyarakat di sekitar daerah Lawu juga memiliki hak untuk memberi respon
penolakkan apabila kehidupannya terganggu dengan dibangun nya cerobong
asap yang tinggi nya sangat rendah yang menyebabkan asap tersebut
menyelimuti permukiman padat penduduk.

Hal tersebut sesuai dengan peraturan UU No.23 Tahun 1997 tentang pengelolaan
Lingkungan Hidup dengan UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, secara filosofi nya Undang-Undang ini
menganggap serta memandang bahwa kita perlu menghargai arti penting akan
hak-hak asasi berupa hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat untuk
kehidupan seluruh warga Negara Indonesia.

Di Indonesia , Pertama kali hak atas lingkungan yang sehat dan baik dan baik di
akui dalam sebuah UU No 4 Tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan pokok
yang sekarang diganti dengan UU No 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan
lingkungan hidup. Kemudian hal tersebut terdapat juga di dalam Hak atas
lingkungan hidup yang sehat dan baik di akui sebagai HAM melalui ketetapan
MPR RI Nomor XVII/MPR/1998 Tentang HAM.

Krisis Air dan Limbah Ancam Kota


Cirebon
Erika Lia
Kamis, 15 Oktober 2015 01:07 WIB
K
risis air bersih. (Dok/Sindo)
CIREBON - Menipisnya ketersediaan air hingga penambahan volume
sampah maupun limbah mengancam Kota Cirebon, Jawa Barat. Maraknya
pembangunan kini belum didukung daya lingkungan yang memadai.

Setidaknya, sejak 2012 hingga saat ini, Pemerintah Kota Cirebon telah
mengeluarkan 110 perizinan hotel maupun perumahan. Dampak lain dari
itu, Kota Cirebon menghadapi ancaman kemerosotan daya dukung
lingkungan, seperti krisis air hingga bertambahnya volume limbah.
Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kota Cirebon Agung Sedijono
menyatakan, maraknya pembangunan memungkinkan air tanah tergerus
hingga berdampak pada krisis air. Dia memastikan, debit air dapat
berkurang secara signifikan jika pembangunan tak disertai daya dukung
terhadap lingkungan.

"Bayangkan berapa jumlah kamar di setiap hotel yang airnya harus selalu
mengucur. Dampaknya kan sudah terasa sekarang, di beberapa wilayah di
Kota Cirebon debit air sudah mulai menyusut," paparnya, Rabu
(14/10/2015).

Bukan hanya debit air, volume limbah yang akan keluar dari kawasan
hotel maupun perumahan pun dipastikan bakal bertambah. Limbah
dengan bermacam kandungan, menurutnya, harus diawasi ketat.

Dia menyebutkan, pengawasan di antaranya berlaku untuk mengetahui


ketaatan setiap hotel serta pengelola perumahan terhadap ketentuan
yang mengharuskan mereka memiliki kolam Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) sesuai standar baku lingkungan.

Kolam IPAL bahkan harus dimiliki semua perusahaan yang bergerak di


bidang lain. "Kalau limbah berupa sampah pastinya akan menumpuk di
TPA. Tapi, kalau limbah cairan tak bisa sembarangan dibuang begitu saja
ke saluran pembuangan," tambahnya.

Dia mengatakan, limbah yang dibuang ke saluran pembuangan harus


memiliki izin wali kota. Untuk meminta izin ini, perusahaan pendiri hotel
maupun perumahan dimaksud, harus memenuhi persyaratan dokumen
lengkap mengingat untuk membuang ke saluran umum harus sesuai
dengan baku lingkungan yang telah ditetapkan.

Terpisah, Kepala Bidang Fisik dan Lingkungan Badan Perencanaan


Pembangunan Daerah Arief Kurniawan menyebutkan, sejak 2012 hingga
kini telah dikeluarkan 110 izin pembangunan. Pembangunan yang
diizinkan memiliki maksimal luas enam hektare.

"Kalau satu perusahaan saja memakan luas satu hektare, maka sudah ada
beberapa luas lahan yang kini berpindah tangan dan sebagiannya sudah
dibangun," ungkapnya.

Meski begitu, Bappeda tak bisa menghalangi ketika perusahaan yang


mengajukannya telah mengantongi perizinan lengkap. Apalagi, selama hal
tersebut diatur dalam Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang.

KESIMPULAN :

Menurut Pendapat saya tentang Krisis Air yang terjadi di Kota Cirebon,
Pemerintah Provinsi Jawa Barat harusnya menindak tegas setiap pembangunan
yang akan dibangun di wilayahnya. Tidak sembarangan memberi izin untuk
mendirikan suatu bangunan seperti Hotel, Pabrik, dll yang malah nantinya akan
menjadi penyebab terjadinya Krisis Air dan Pencemaran limbah terhadap sumber
air yang merupakan kebutuhan masyarakat secara luas dan penting bagi
kehidupan.
Sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah No 82 tahun 2001
tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air menyatakan
bahwa, pencemaran air adalah : masuknya atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat, energi dan komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia
sehingga kualitas air turun sampai pada ke titik tertentu yang menyebabkan air
tersebut tidak berfungsi baik untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari

Kebijakkan Pemerintah terkait sumber daya air merupakan kebutuhan mutlak


setiap Individu yang harus dipenuhi untuk kelangsungan hidupnya. Apabila
terjadi pengurangan kuantitas maupun kualitas sumber daya air maka akan
mempengaruhi kehidupan manusia secara bermakna. UU Nomor 7 Tahun 2004
merupakan salah satu yang dibuat untuk mengatur masalah tersebut. Dimana
secara umum UU tersebut terdiri dari 18 BAB yang sebagian besar membahas
tentang ketentuan umum, wewenang dan Tanggung jawab, Konservasi Sumber
Daya Air , Pendayagunaan Sumber Daya Air dan Pengendalian Daya Rusak Air.

Tambahan bahwa sejalan dengan UUD 1945 Pasal 33, UU ini menyatakan sumber
daya air dimana menyangkut hajat hidup orang banyak , dikuasai oleh Negara
dan dipergunakan sebanyak-banyak nya demi kemakmuran rakyat secara adil,
bukan dirasakan oleh sebagian pihak saja yang pada umumnya ingin
mendapatkan keuntungan pribadi. Jika terjadi demikian masalah ini harus
ditindak lanjuti sampai ke pengadilan dan Pemilik Hotel, Pabrik yang
bersangkutan harus mendapatkan sanksi yang sesuai atas perbuatannya karena
mencemari air dan menyebabkan krisis air di wilayah Cirebon.

Pemerintah Federal akan Bantu Atasi


Masalah Air Beracun di Flint
Pemerintahan Obama telah menunjuk seorang pejabat senior untuk
membantu mengatasi krisis air tercemar yang melanda kota Flint di negara
bagian Michigan.
**Warga melakukan unjuk rasa di gedung Capitol di Lansing, Michigan atas kasus air beracun di kota Flint, Selasa (19/1).

Presiden AS Barack Obama bertemu dengan Walikota Flint, Karen Weaver hari
Selasa (19/1) untuk mendengar langsung mengenai bagaimana penduduk kota
Flint di negara bagian Michigan menghadapi krisis kesehatan masyarakat yang
terjadi.

Presiden Obama mengatakan Wakil Menteri Departemen Kesehatan dan Layanan


Masyarakat Dr. Nicole Lurie adalah pejabat pemerintah federal yang bertugas
mengkoordinasi bantuan ke kota itu dari pemerintah federal.

Walikota Weaver juga bertemu dengan penasihat senior Presiden Obama dan
Direktur urusan antar pemerintah, hari Selasa.

Gedung Putih mengatakan para pejabat meyakinkan Weaver bahwa pemerintah


federal akan menjadi "mitra konstruktif '' dalam tangggapan dan kepulihan kota.

Kota Flint yang mengalami masalah keuangan berada di bawah kendali seorang
manajer darurat yang ditunjuk negara bagian ketika beralih dari sumber air
minum Detroit ke air dari Sungai Flint pada bulan April 2014 untuk menghemat
uang.

Air sungai Flint mengandung timbal dalam kadar lebih tinggi daripada air dari
kota Detroit, membuat kadar timbal naik dalam air minum dan dalam darah
sebagian anak-anak. Kota Flint kembali menggunakan air dari kota Detroit, yang
bersumber dari Danau Huron, pada bulan Oktober, tetapi banyak warga yang
mengandalkan air botolan.

Pada hari Sabtu, Presiden Obama menyatakan keadaan darurat federal di Flint,
memungkinkan pengucuran bantuan federal sampai 5 juta dolar untuk
membantu mengatasi krisis kesehatan masyarakat itu, tetapi ia menolak
permintaan gubernur untuk menyatakan keadaan bencana di Flint. [sp/ds]
KESIMPULAN :

Menurut Pendapat saya mengenai kasus Masalah Air beracun disungai Flint ,
bahwa Pemerintah AS cukup sigap menanggapi masalah tersebut bahkan
Pemerintah AS akan memberikan pengucuran dana bantuan federal sampai 5
juta dolar untuk kasus ini. Karena setelah di teliti lebih jauh banyak anak-anak
disana yang didalam darahnya terkandung timbal yang cukup tinggi dan sangat
membahayakan kesehatan anak-anak.

Terkait hal tersebut UNICEF (United Nations Childrens Fund) dan WHO(World
Health Organizations) kali ini harus ikut turun tanggan dalam arti membantu
terkait masalah kesehatan anak-anak di Flint yang terancam akibat
mengkonsumsi atau menggunakan air yang beracun timbal tersebut.

Kesadaran manusia akan masalah lingkungan hidup secara global semakin


meluas yaitu dengan diadakannya Konferensi PBB tentang Lingkungan Hidup
manusia di Stockholm-Swedia tanggal 5-16 Juni 1972. Konferensi ini merupakan
perwujudan kepedulian bangsa-bangsa di dunia tentang masalah lingkungan
hidup dan merupakan komitmen utama bagi tanggung jawab seluruh warga di
dunia.

Kebijaksanaan pengelolaan Lingkungan Hidup . Hasil dari Konferensi ini adalah :

(1) Deklarasi tentang Lingkungan Hidup Manusia, terdiri atas


mukadimah(Preamble) dan 26 Prinsip dalam Stockholm Declaration.
(2) Rencana Aksi Lingkungan Hidup Manusia (Action Plan) yang terdiri dari
109 rekomendasi.

Deklarasi ini di rekomendasikan dan dikelompokkan jadi lima bidang utama yaitu
: Permukiman, Pengelolaan Sumber Daya Alam, Pencemaran, Pendidikan dan
Pembangunan. Deklarasi Stockholm juga menyerukan agar bangsa-bangsa di
dunia mempunyai kesepakatan untuk melindungi kelestarian dan meningkatkan
kualitas lingkungan hidup bagi kesehatan manusia.

Setelah dikeluarkannya dekelarasi tersebut banyak pihak yang menyadari


bahwa aspek kelestarian lingkungan hidup untuk kesinambungan kehidupan
antar generasi menjadi komitmen mutlak yang mendasari setiap kebijakkan
pengelolaan lingkungan hidup setiap Negara saat ini ataupun masa yang akan
datang.

Anda mungkin juga menyukai