NPM : 20034010031
Kabupaten Sidoarjo dilalui oleh beberapa sungai besar dengan bentuk yang berkelok-
kelok seperti yang dapat dilihat pada Kali Brantas - Kali Surabaya. Salah satu masalah
lingkungan yang banyak terjadi di Sidoarjo, terutama lingkungan tempat saya tinggali adalah
terjadinya pencemaran pada sungai. Dimana sungai seharusnya berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan rumah tangga, sanitasi lingkungan, pertanian, industri, pariwisata, olah raga,
pertahanan, perikanan, pembangkit tenaga listrik, transportasi, dll. Dan tidak hanya sedikit
sungai yang tercemar di daerah sidoarjo.
Sungai tercemar ini banyak terjadi akibat ulah tangan manusia sendiri yang membuang
sampah rumah tangga langsung disana dengan alasan tidak adanya tempat untuk membuang
sampah tersebut dan minimnya TPS maupun TPA. Akibat dari dibuangnya sampah tersebut,
sungai menjadi terisi oleh sampah sehinga aliran tersumbat, terutama saat musim kemarau
seperti ini, debit air sungai mengecil sehingga saya dorong air menjadi berkurang dan sampah
tersangkut. Selain sampah rumah tangga, masih ada juga industry yang membuang limbah
nya langsung ke sungai tanpa dilakukannya pengolahan. Akibatanya, sungai menjadi keruh,
berubah warna dan menimbulkan bau yang tidak sedap.
Industri membuang limbah tanpa pengolahan dahulu ke badan sungai menurut saya
juga merupakan kelalaian pemerintah dalam mengontrol. Selain itu, pastinya juga
dipertanyakan peran industry tersebut dalam hal ini. Sehingga apabila ditarik Kembali,
pemasalahan sungai tercemar ini harus diselesaikan bersama yaitu pemerintah,
perusahaan/industry yang bersangkutan, dan masyarakat sekitar sungai-sungai. Karena setiap
pihak harus memiliki kesadaran akan pentingnya sungai dalam keseharian kita.
Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga
melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan. (Pasal 1 angka 14 UUPPLH).
Penentuan terjadinya pencemaran lingkungan hidup diukur melalui baku mutu lingkungan
hidup. Dan pada dasarnya banyak sungai tersebut yang melalui baku mutu air sungai yang
sudah tertera pada lampiran PP No.22 Tahun 2021 dimana dalam PP tersebut sungai dibagi
menjadi 4 kelas.
A. Mentaati baku mutu udara ambien, baku mutu emisi, dan baku tingkat gangguan yang
ditetapkan untuk usaha dan/atau kegiatan yang dilakukannya;
B. Melakukan pencegahan dan/atau penanggulangan pencemaran udara yang diakibatkan
oleh usaha dan/atau kegiatan yang dilakukannya;
C. Memberikan informasi yang benar dan akurat kepada masyarakat dalam rangka upaya
pengendalian pencemaran udara dalam lingkungan usaha dan/atau kegiataannya.