Disusun Oleh:
KATA PENGANTAR
ii
Assalammu'alaikum Warrahmatullahi Wabarokatuh
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas
karunia-Nya kami bisa menyusun sebuah laporan yang berjudul “Laporan
Pengolahan Sampah I Timbulan dan Komposisi sampah perumahan dan non
perumahan di Kota Mataram Kelurahan Tanjung Karang Kecamatan Sekarbela”.
Tujuan di buatnya laporan ini adalah untuk melengkapi tugas mata kuliah
Pengelolaan Sampah 1.
Kami menyadari bahwa laporan ini tidak lepas dari banyak
kekurangan.Oleh karena itu, kami berharap pembaca dapat memberikan kritik
maupun saran. Kritik dan saran tersebut akan menjadi bahan evaluasi penulis
kedepannya.
Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Penulis
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Permasalahan sampah di provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB )merupakan
masalah yang belum terselesaikan hingga saat ini, sementara itu dengan
bertambahnya jumlah penduduk maka akan mengikuti pula bertambahnya
volume timbulan sampah yang dihasilkan dari aktivitas manusia.
Komposisi sampah yang dihasilkan dari aktivitas manusia adalah sampah
organik 60-70% dan sisanya adalah dampah anorganik 30-40%, sementara itu
dari sampah anorganik tersebut komposisi sampah terbanyak kedua yaitu
sebesar 14% adalah sampah plastik.
Seiring dengan meningkatnya aktivitas manusia dan jumlah populasi di
Kelurahan Tanjung Karang dapat mengakibatkan meningkatnya timbulan
sampah domestik rumah tangga.Sebagian besar masyarakat masih
menganggap bahwa sampah domestik rumah tangga adalah barang yang
sudah tidak bernilai lagi atau sudah tidak berguna lagi.Padahal jelas dalam
UUD tahun 2008 yang mengatur tentang pengelolaan sampah.Bahwa sampah
mampu mempunyai nilai ekonomi dan sampah dapat dimanfaatkan sebagai
bahanbaku industri, energi, kompos dan lain-lain. Apabila sampah dikelola
dengan baik, permasalahan masalah sampah di Nusa Tenggara Barat(NTB)
tidak akan ada.
Bila dilihat dari sistem pengelolaan persampahan yang diterapkan, pada
umumnyaberbagai kota di Indonesia masih menggunakan paradigma lama
kumpul-angkutbuang. Pada kenyataannya, penerapakan paradigma lama ini
memberikan dampak negatif karena sampah tidak dikelola dan tidak ada
upaya pengurangan timbulan sampah.Akibatnya, tempat pembuangan akhir
(landfill) menjadi cepat penuh.Padahal kondisi saat ini, mencari lokasi baru
untuk landfill sangat sulit & umumnya selalu ditolak oleh
masyarakat.Permasalahan lainnya yang muncul adalah terkait dengan
pencemaran air leachate dan potensi timbulan gas di landfill yang terus
1
mengalami peningkatan karena jumlah sampah juga terus mengalami
peningkatan.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian di atas timbul permasalahan yang menarik untuk diteliti:
1. Bagaimana besaran timbulan dan komposisi sampah perumahan dan
non perumahan di Wilayah Kelurahan Tanjung Karang?
2. Bagaimana sebaran potensi sampah perumahan dan non perumahan di
Wilayah Kelurahan Tanjung Karang?
3. Bagaimana fasilitas-fasilitas pengelolaan sampah yang ada di
Kelurahan Tanjung Karang?
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sampah
Sampah adalah kegiatan sehari-hari manusia dan alam yang berbentuk
padat. Sampah spesifik adalah sampah yang mempunyai karakteristik sifat,
konsenterasi dan volumenya memerlukan pengolahan lebih lanjut (Undang-
Undang No 18 Tahun 2008 Tentang Pengolahn Sampah).
Pengolahan dan perencanaan limbah padat diperlukan untuk beberapakota
sebagai bagian dari mereka infrastruktur. Manajemen ini memerlukan
perancangan keuangan, operasi dan pemeliharaan. Limbah padat sudah ada
didefinisikan sebagai bahan padat dengan nilaiekonomi negatif. Hal ini
membuat pembuangan lebih murah dari pada penggunaannya. Jadi, itu bisa
dimengerti bahwa limbah memiliki nilai positif. Hal ini menjadi penting
untuk semua industri masyarakat, pemerintah, dan semua pemangku
kepentingan (Rafael Mattos, 2016).
Sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari bahan organik dan
anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak
membahayakan lingkungan dan investasi pembangunan (SNI 19-2454-2002
Tentang Tata Cara Teknik Oprasional Pengolahan Sampah).
3
menjadi dasar dari perencanaan, perancangan, dan pengkajian sistem
pengelolaan persampahan.
Menurut Damanhuri (2010) menyatakan bahwa “sampah dapat
dikelompokan berdasakan komposisinya, misalnya dinyatakan sebagai
%berat (berat basah) atau % volume (basah) dari kertas, kulit, karet, plastik,
logam, kaca, kain, makanan, dan lain-lain. Komposisi sampah digolongkan
oleh Tchobanoglous et. Al (1993) sehingga masuk kedalam dua komponen
utama sampah terdiri dari sampah organik dan sampah anorganik.
4
Skema Teknis Operasional Pengelolaan Persampahan Sumber: SNI 19-2454-2002
5
dan lain-lain jenis wadah sampah disesuaikan dengan jenis sampah.
c. PengumpulanSampah
Pengumpulan sampah adalah kegiatan pengumpulan sampah kota pada
sumber sampah, dan membawa sampah ke TPS yang telah disediakan.
Umumnya alat angkut yang digunakan dalam dalam pengumpulan
sampah yang selama ini dilaksanakan adalah gerobaksampah
d. ProsesPemindahan
Sistem pemindahan yang digunakan adalah transfer depo dan kontainer
fasilitas ini terdapat di daerah pemukiman, pasar, perkantoran dan
daerah transfer depo dan kontainer ini sebagai tempat pengumpulan
sampah yang diangkut dari pemukiman ataupun dari pasar.
e. ProsesPengangkutan
Sampah yang berada di TPS diangkut dengan menggunakan dua cara
yaitu: Pertama, TPS yang menggunakan kontainer diangkut dengan cara
mengangkut kontainer. Kontainer isi diangkut secara hidrotif
(mekanik), selanjutnya kendaraan menurut TPA.Kedua, sampah di TPS
yang berupa depo diangkut dengan menggunakan dump truck.Pemuatan
sampah dari depo ke truk dilakukan secara manual (tenaga manusia)
selanjutnya kendaran menuju TPA.
a. TPA (Tempat PemrosesanAkhir)
Sampah setelah proses pewadahan dan pengumpulan perlu diangkat ke
tempat pengelolahan/langsung dibuang ke tempat pembuangan ahir.
6
BAB 3
GAMBARAN UMUM LOKASI
3.1 Gambaran Umum Lakasi
Kelurahan Tanjung Karang adalah kelurahan yang terletak di bagian barat
dari Kota Mataram. Kelurahan Tanjung Karang memiliki luas 2,57 km 2,
banyak population 9567 jiwadengan tingkat kepadatan jiwa 3.723
jiwa/km2dan terdiri atas 6 kepala lingkungan dan 36 RT. Terletak pada
kordinat S 8o36’38.4012” E 116o4’43.3272”
7
satu hari di sumber sampah perumahan dan non perumahan di wilayah
Kelurahan Tanjung Karang, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram. Sampling
dilaksanakan selama 8 hari berturut-turut di seluruh wilayah yang sudah di
tentukan.Tata cara pengukuran mengacu pada SNI 19-3964-1994 tentang
metode pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah
perkotaan. Data yang diperoleh kemudian dihitung dan dianalisis berdasarkan
jumlah penduduk pada masing-masing wilayah Kelurahan Tanjung Karang.
8
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Waktu dan Tempat
a. Waktu praktikum
Kamis, 31 Oktober 2019
b. Tempat praktikum
Kelurahan Tanjung Karang, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram.
9
4.4 Hasil Praktikum
Hasil Perhitungan Sampah perumahan
Tabel 1. Berat Komposisi sampah perumhan
Berat komposisi
No
Jenis Sampah Berat %
1 Organik 6,7 55%
2 Anoganik
Plastik 2,78 23%
Kertas 2,22 18%
Logam 0,1 1%
Kain 0,13 1%
Kaca 0,09 1%
Sterofom 0,08 1%
Kayu 0,04 0%
Karet 0,05 0%
Jumlah 12,19 100%
10
Hasil Perhitungan non Perumahan
Tabel 5. Volume Timbulan Sampah non Perumahan
Volume Timbulan
Rata-
Hari %
Sekolah Ruko Kelurahan rata
11
Har Berat Komposisi Rata-
Jenis %
i Sekolah Ruko Kelurahan rata
10933,3
Organik 24000 4000 4800 3 28
Anorgani
k
1 14266,6
plastik 30000 8000 4800 7 36
13333,3
kertas 32000 1600 6400 3 34
kain 800 800,00 2
39333,3
Jumlah 3 100
4.5 Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian ini hanya difokuskan pada timbulan sampah
dan komposisi sampah yang dihasilkan selama8 (delapan) hari pengambilan
sampling dan komposisi sampah.
1. Timbulan sampah
Timbulan sampah perumahan di dapatkan dari jumblah sampah perhari
yang diukur dan di hitung beratnya. Angka laju timbulan sampah dibedakan
menjadi dua, yaitu laju timbulan sampah perumahan dan non perumahan. Dalam
menentukan besarnya timbulan sampah yang dihasilkan per orang per hari data
jumblah penduduk di peroleh dari data BPS Kota Mataram Kelurahan Tanjung
Karang Kecamatan Sekarbela yaitu 9567 jiwa. Dari tabel 3 terlihat bahwa
timbulan sampah perumahan rerata harian adalah 73902 kg/hari atau sekitar
100%. Sedangkan pada tabel 5 volume timbulan sampah non perumahan rerata
harian adalah 3406915 kg/hari atau sekitar 100%. Untuk perbandingan umum
pada timbulan zsampah perumahan dengan timbulan sampah non perumah hasil
sampling yang paling banyak pada sampling timbulan sampah non perumahan,
yaitu 3406915 karena terdapat dari ruko, sekolahan dan kantor kelurahan.
Sedangakan pada timbulan sampah yang perumahan terdapat dari perumahan
permanen,semi permanen,dan sederhana. Sampel di ambil selama 8 (delapan) hari
berturut-turut dari sampel perumahan sampai non perumahan agar terdapat
hasilyang akurat. Performa timbulan sampah yang dihasilkan dari sumber yang
12
berbeda menujukan jumblah yang berbeda pula hal ini disebabkan jenis dan
aktifitas yang dilakukan dimasing-masing sumber sampah juga berbeda. Non
perumahan merupakan penghasilan sampah terbesar yaitu 3406915 dan sumber
timbulan sampah terkecil adalah perumahan sebesar 73902.
Data timbulan sampah perumahan dan timbulan sampah non perumahan di
atas merupakan data dari Kelurahan Tanjung Karang Kecamtan sekarbela.
Kelurahan Tanjung Karang memiliki 6 kepala lingkungan,yaitu Lingkungan
Bangsal, Lingkungan Bendega, Lingkungan Sembalun, Lingkungan Batu Ringgit
Selatan, Lingkungan Batu Ringgit Utara, Lingkungan Batu Dawa, tetapi disini
digunakan untuk mengambil sampel yaitu teknik random. Sehingga yang terpilih
hanya 4 Kepala Lingkungan adalahLingkungan Bangsal, Lingkungan Sembalun,
Lingkungan Batu ringgit Selatan dan Lingkungan Batu Ringgit Utara. Masing-
masing lingkungan sudah di bagi beberapa jumlah S1,S2 dan S3 yaitu,perumahan
Permanen, Semi permanen dan sederhana.
2. Komposisi Sampah
Komposisi rumah tanggadidapatkan dari memilih dan menimbang hasil
pilahan sesuai dengan jenisnya kemudian dinyatakan dalam persentase (%).
Komposisi sampah akan mempengaruhi potensi reduksi sampah perumahan dan
sampah non perumahan Kelurahan Tanjung Karang, Kecamatan Sekarbela.
Seperti halnya timbulan sampah, komposisi sampah disetiap sumber juga akan
berbeda. Masing-masing berbeda akan dipisahkan secara umum menjadi 3, yaitu
berat komposisi sampah perumhan, komposisis sampah perumahan dan berat
sampah komposisi non perumahan. Pada tabel 1 Berat Komposisi sampah
perumhan memiliki berat rata-rata yaitu 12,19 ons sudah mencangkup sampah
organik dan anorganik. Sedangkan pada tabel 2 Volume Komposisi Sampah
perumahan memiliki hasil nilai rata-rata sebesar 8487,69,serta sudah mencangkup
sampah organik dan sampah anorganik. Dan untuk tabel 6 Berat Komposisi
Sampah non Perumahan terdapat hasil rata-rata yaitu 39333,33. Dari data di atas
dapat disimpulkan bahwa komposisi dan jumlah sampah yang dihasilkan
tergantung dari sumber sampah tersebut sebagai halnya pada sampah non
perumahan yang paling tinggi.
13
14
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil laporan di atas dapat di simpulkan sebagi beriut :
1. Besaran timbulan sampah perumahan di wilayah Kelurahan Tanjung
Karang yaitu sebesar 73902, sedangkan pada komposisi sampah domestik
adalah 12,19 dan memiliki volume sebesar 8487,69.
2. potensi sampah pada perumahan berat komposisi yang di hasilkan sebesar
12,19, sedangkan pada volume komposisinya terdapat senilai 848,76 dan
timbulan sampah yang dihasilkan sebesar 73902. Potensi pada sampah non
perumahan memiliki nilai volume sebesar 3406915, dan berat komposisi
sampahnya sebesar 39333,33.
5.2 Saran
1. Berdasarkan hasil laporan dan kesimpulan yang telah diuraikan di atas,
dapat diberikan saran sebagai berikut: sebaiknya partisipasi masyarakat di
Kelurahan Tanjung Karang menyadari dan aktif dalam melakukan
pengelolaan sampah agar bisa mempertahankan semangat, motivasi dan
kesadaran keikutannya dalam pengelolaan sampah.
2. Pemerintah harus melengkapi fasilitas-fasilitas yang memadai dan sesuai
SNI 19-2454-2002.
15
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2002. Tata Cara Teknik Oprasional Pengolahan Sampah. SNI 19-2454-
2002. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.
Anonim. 2008. Undang- Undang Republik Indonesia Nomer 18 Tahun 2008
Tentang Pengelolaan sampah. Republik Indonesia. Jakarta.
Damanhuri, Enri.,danPadmi, Tri. 2010. Pengolahan sampah.Diktat Kuliah TL-
3104 Program Studi Teknik Lingkungan.Institut Teknologi Bandung.
Bandung.
Damanhuri dan padmi.2004. Pengolahan Sampah.Diktat Kuliah Program Studi
Teknik Lingkungan.Institut Teknologi Bandung. Bandung.
Rafael Mattos Deus, RosaneApareicida Gomes Battistelle, Gustavo Henrique
Ribeiro Silva. (2016). Cuurrent and Environmental Impact Of Household
Solid WasteManagement Scenarios For A Region Of Brazil: Carbon
Dioxide and energy analysis, Department of Civil and Environmental
Enginneering, Faculty of Engineering of Bauru, S~ao Paulo State
University- FEB/UNEsP, Av. Eng. LuizEdmundoCarrijoCoube, 14-01, CEP
17033 – 360 Baura, Sp, Brajil.
Tchobonoglous., 1993. Integrated Solid Waste Management Engineering
Principles and ManagenentIssues.NewYourk : McGraw Hill Inc.
16
LAMPIRAN 1
1. Proses Pemilahan pada sampah perumahan
17
LAMPIRAN 2
2. Proses pemilahan sampah non perumahan
18