Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH BAWAH TANAH UNTUK MENGATASI


MASALAH SAMPAH DI KOTA SURABAYA

BIDANG KEGIATAN :
PKM Gagasan Tertulis
Diusulkan oleh :
Alivia Zahra (06211740000048) Angkatan 2017
Brian Sotya Danendro (06211740000048) Angkatan 2017
Maulidah Haniati (06211740000048) Angkatan 2017
M. Laksamana Alam (06211740000048) Angkatan 2017
Eka Nabila Permatasari (06211740000048) Angkatan 2017

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER


SURABAYA
2018

i
ABSTRAK
Sampah merupakan persoalan nasional yang harus diselesaikan secara
universal. Tidak terkecuali di Surabaya. Seiring dengan peningkatan jumlah
penduduk yang mempengaruhi peningkatan kegiatan jasa, industri, bisnis, maupun
kegiatan lain yang berdampak pada peningkatan produksi limbah buangan atau
sampah. Secara faktual, peningkatan jumlah sampah di Kota Surabaya mengalami
kenaikan yang cukup signifikan, dimana pada tahun 2003 dengan jumlah sampah
sebesar 1,229 ton dan pada tahun 2009 meningkat menjadi 1,241 ton. Sementara
sistem pengelolaan sampah di Surabaya sendiri masih tergolong tradisional yang
menganut konsep kumpul, angkut, dan buang. Hal ini dikarenakan masyarakat belum
mengetahui betul cara pengelolaan sampah yang baik. Selain itu, lahan yang
diperlukan untuk menampung sampah juga makin luas, sehingga pemanfaatan lahan
untuk bangunan lain juga terbatas. Sehingga penulis terinspirasi untuk membuat
suatu system pengelolaan sampah yang prosesnya dilakukan dibawah tanah.
Sehingga masalah yang ditimbulkan sebelumnya, seperti bau sampah dan lahan juga
dapat teratasi.Teknis pelaksanaannya yakni dengan pemisahan sampah menurut
jenisnya, selanjutnya sampah-sampah tersebut diolah secara otomatis disetiap
kotaknya sehingga menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Sampah plastik dapat
menjadi bahan bakar minyak, sampah organik menjadi gas metana yang dapat
menghasilkan energi , dan sampah dedaunan dapat menjadi pupuk kompos. Dengan
begitu, sistem ini sangat menguntungkan karena memanfaatkan kembali sampah
yang tidak digunakan dan mendukung salah satu program waste to energy
(pemanfaatan sampah menjadi energi)
Kata Kunci : Instalasi, Pengolahan, Sampah, Bawah Tanah

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
.........................................................................................................................................
i
ABSTRAK
.........................................................................................................................................
ii
DAFTAR ISI
.........................................................................................................................................
iii
DAFTAR TABEL
.........................................................................................................................................
iv
DAFTAR GAMBAR
.........................................................................................................................................
iv

BAB 1. PENDAHULUAN
.........................................................................................................................................
1

1.1 Latar Belakang


1
1.2 Rumusan Masalah
2
1.3 Tujuan
2
1.4 Manfaat
2

BAB 2.GAGASAN
.........................................................................................................................................
3

2.1 Kondisi Kekinian


3
2.2 Solusi yang Pernah Ditawarkan
3

iii
2.3 Gagasan Baru yang Ditawarkan
5
2.4 Pihak-Pihak yang Dapat Mengimplementasikan Gagasan
5
2.5 Langkah-Langkah Strategis Implementasikan Gagasan
6

BAB 3. KESIMPULAN
.........................................................................................................................................
8

3.1 Inti Gagasan


8
3.2 Teknik Implementasi Gagasan
8
3.3 Prediksi Keberhasilan Gagasan
8

DAFTAR PUSTAKA
.........................................................................................................................................
9
LAMPIRAN
.........................................................................................................................................
10

DAFTAR TABEL
Tabel 1 Identifikasi pelaksana, sumber dana program dengan
elemen terkait pengembangan Pengolahan limbah
bawah anah Di
Surabaya….............................................................................6
DAFTAR GAMBAR

iv
Gambar 1 Kondisi TPA
Benowo...................................................................................3
Gambar 2 Desain gedung pengelolaan
sampah.............................................................4

v
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan berkelanjutan merupakan pembangunan yang bertujuan
meningkatkan kualitas hidup orang diseluruh dunia, baik dari generasi sekarang
maupun yang akan datang, tanpa mengeksploitasi penggunaan sumber daya alam
yang melebihi kapasitas dan daya dukung bumi. Dimana salah satu aspek dalam
pembangunan ini merupakan aspek lingkungan yang berhubungan dengan
pemanasan global.
Kota Surabaya merupakan salah satu kota di Jawa Timur yang cukup
berkembang. Laju perkembangan kawasan perkotaan Surabaya telah melampaui
batas administrasi Kota Surabaya. Terlihat dari peningkatan jumlah penduduk
Kota Surabaya yang bermukim tiap tahunnya yaitu pada tahun 2000 berjumlah 2,6
juta jiwa dan meningkat pada tahun 2013 menjadi 2,8 juta jiwa. Peningkatan
jumlah penduduk akan memicu meningkatknya kegiatan jasa, industri, bisnis dan
sebagainya di wilayah Surabaya sehingga akan memicu meningkatnya produksi
limbah buangan atau sampah.
Sampah merupakan suatu masalah yang sangat mendasar dalam kota besar
khususnya di Kota Surabaya. Secara faktual, peningkatan jumlah sampah di Kota
Surabaya mengalami kenaikan yang cukup signifikan, dimana pada tahun 2003
dengan jumlah sampah sebesar 1,229 ton dan pada tahun 2009 meningkat menjadi
1,241 ton. Penjelasan tentang teori kependudukan menyatakan bahwa populasi
seharusnya dalam titik keseimbangan dimana lingkungan dapat mendukung dan
batas diantara titik keseimbangan tersebut merupakan daya dukung dari
lingkungan (Kormondy, EJ., 1969). Oleh karena itu perkembangan dan
pertumbuhan kota yang baik merupakan kota yang dapat menyeimbangkan antara
kondisi lingkungan dengan kepadatan penduduk yang akan ditampung dalam kota
tersebut.
Sistem pengelolaan sampah di Kota Surabaya dapat dikatakan masih tergolong
menggunakan konsep tradisional yang menganut konsep kumpul, angkut dan
buang. Sistem ini masih terus digunakan karena masyarakat belum mengetahui
cara pengelolaan sampah dengan baik. Dimulai dari cara mengurangi timbunan
sampah domestik (reduce), menggunakan kembali sampah domestik yang masih
layak digunakan (reuse) dan mendaur ulang sampah domestik (recycle) sehingga
sampah tersebut dapat bernilai ekonomi. Akibatnya, jalanan yang menjadi rute
truk-truk pengangkut sampah terkena imbas kotoran yang jatuh serta bau yang
menyengat sehingga jalanan tersebut menjadi mati karena kondisi yang tidak
memungkinkan untuk membuka kios ataupun melakukan kegiatan sehari-hari.
Masyarakat Kota Surabaya juga belum sadar akan pentingnya mendaur ulang
sampah. Selain itu, lahan yang diperlukan untuk menampung seluruh sampah pun
semakin luas, sehingga pemanfaatan lahan untuk bangunan lain pun terbatas.
Dari hal tersebut, penulis terinspirasi untuk membuat suatu sistem baru untuk
pembuangan, serta pengolahan sampah yang seluruhnya dilakukan di bawah

1
tanah. Dengan sistem tersebut, masalah-masalah yang timbul dari sampah seperti
bau, kekurangan lahan, dan lain-lain akan teratasi dan tidak lagi mengganggu
aktivitas warga Kota Surabaya.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana menerapkan sistem pembuangan sampah yang terhubung dengan
penampungan bawah tanah?
2. Bagaimana cara kerja instalasi pengolahan sampah bawah tanah?
3. Bagaimana merubah pola pikir masyarakat dari membuang sampah menjadi
mengelola sampah.?
4. Bagaimana memaksimalkan hasil daur ulang sampah?
1.3 Tujuan
Karya tulis ini bertujuan untuk:
1. Menerapkan sistem pembuangan sampah yang terhubung dengan
penampungan bawah tanah
2. Mengetahui cara kerja pengolahan sampah bawah tanah
3. Merubah pola pikir masyarakat dari membuang sampah menjadi mengelola
sampah.
4. Memaksimalkan hasil daur ulang sampah
1.3 Manfaat
Manfaat karya tulis ini adalah sebagai berikut:
1. Terwujudnya Kota Surabaya bebas sampah
2. Menghidupkan kembali area sekitar TPA untuk lahan aktivitas warga
3. Terciptanya peluang kerja kepada masyarakat dalam proses pengelolaan dan
pengolahan sampah.
4. Terciptanya suatu kerjasama antara pemerintah, masyarakat dan industri daur
ulang sampah dalam mengelola sampah.

2
BAB 2. GAGASAN

2.1 Kondisi Kekinian


Jumlah penduduk Kota Surabaya yang banyak dengan pertumbuhan yang
pesat tentunya membuat tingkat konsumsi di Kota Surabaya cukup tinggi namun
tidak diimbangi dengan lahan pembuangan sampah. Dinas Kebersihan dan Ruang
Terbuka Hijau Kota Surabaya mengatakan, dalam sehari sampah yang terkumpul
di seluruh Kota Surabaya sebanyak 2.900 ton yang berasal dari sampah rumah
tangga,pasar, perkantoran, mall, dan masih banyak lagi.Sampah-sampah tersebut
setalah terkumpul di TPS diangkut dan dikumpulkan di tempat pembuangan akhir
atau TPA Benowo.

Gambar 1. Kondisi TPA Benowo


Dengan adanya TPA ada berbagai dampak buruk yang dapat ditimbulkan
yaitu rawan terjadi longsoran sampah,pencemaran lingkungan setempat,
kerusakan akses jalan (akibat sering dilewati kendaraan berat pengangkut
sampah), pencemaran air tanah, serta pelepasan gas metana akibat pembusukan
sampah organik yang berbahaya bagi penduduk sekitar.
2.2 Solusi yang Pernah Ditawarkan
Untuk mengatasi masalah jumlah sampah tersebut, Pemerintah Kota Surabaya
sudah berupaya untuk mengatasinya dengan cara mengolah sampah tersebut untuk
didaur ulang kembali. Namun, dari 2.900 ton sampah hanya 1400 ton yang dapat
diolah kembali. Proses mengangkut sampah juga merupakan masalah yang harus
dihadapi dalam mengolah sampah. Sampah diangkut dari titik-titik 187 Tempat
Pembuangan Sampah (TPS) oleh 300 truk lebih dalam sehari. Proses
pengangkutan ini dinilai kurang efisien dan menghabiskan dana yang banyak.
Selain itu, soalusi yang pernah ditawarkan adalah sebuah sistem pengelolaan
sampah dengan metode inovasi gedung dan truk baja terturup Sistem pengolahan
sampah dengan inovasi gedung dan truk baja yang tertutup dan ramah lingkungan,
pengelolaan sampah yang menhasilkan kompos, biogas, serta bahan daur ulang berupa
biji (serpihan) serta memadukannya dengan usaha komposting warga. Tahap-tahap dalam
sistem pendistribusiannya yaitu sebelum sampah diambil oleh petugas sampah, setiap
rumah tangga harus sudah memisahkan sampah menjadi dua tempat, yaitu sampah
organik dan anorganik (sampah bahan berbahaya jarang dihasilkan oleh rumah tangga).
Selanjutnya, sampah yang terpisah sesuai jenisnya tersebut diangkut oleh petugas sampah

3
dan dimasukkan ke truk sesuai dengan jenisnya. Desain truk pada inovasi ini sebagai
berikut:
Desain truk baja yang tertutup dan ramah lingkungan. Truk terbuat dari baja, terbagi
menjadi dua bagian (sampah organik dan anorganik) dan tertutup rapat. Setelah tiba di
gedung pengolahan, sampah dimasukan ke dalam dengan alur sebagai berikut:

Keterangan :
A : Gedung Organik
B : Gedung Anorganik
C : Tangki tempat
penampungan dan pengilingan
sampah organik
D : Tangki tempat pengendapan
untuk menjadi kompos
E : Tangki tempat
penampungan sampah
anorganik
F : Tempat pengolahan kompos
G : Tempat pengemasan
H : Kantor sekretariat organik
I : Kantor sekretariat anorganik
J : Tempat pengilingan sampah
plastic
K : Tempat penampungan biji
plastic

Gambar 2. Desain gedung pengelolaan sampah.


Pertama-tama truk masuk ke dalam gedung pengolahan sampah yang berisi
beberapa gedung, yang terbuat dari baja dan tertutup rapat agar polusi yang
dihasilkan sampah tidak tecium oleh warga sekitar gedung. Gedung tersebut
diklasifikasikan sesuai dengan jenis sampah. Setelah truk masuk ke gedung
pengolahan sampah, truk langsung memasukan sampah organik ke Gedung A,
selanjutnya memasukkan sampah anorganik ke Gedung B. Kemudian truk masuk
ke Gedung W dan langsung dicuci bersih untuk mengangkut sampah kembali.
Pada Gedung A, sampah langsung digiling oleh mesin pengiling di tangki C yang
didesain ramah lingkungan.
Mengingat sampah organik adalah sampah yang terbanyak dihasilkan
khususnya oleh rumah tangga, hasil gilingan sampah tersebut sebagian
diendapkan di tangki bantuan Effective Microorganism (EM) untuk mempercepat
proses pembusukan. Sebagian lagi diolah oleh warga untuk usaha komposting.
Kemudian endapan sampah dari tangki D tersebut juga dimanfaatkan sebagai

4
kompos. Pengolahan kompos dilakukan di Gedung F dan pengemasan dilakukan
di Gedung G. Kompos tersebut dijual ke para petani dengan harga yang murah
dan sebagian dari kompos tersebut dapat dikelola oleh warga untuk pertanian dan
perkebunan sekitar tempat pengolahan sampah tersebut. Panas dan gas yang
dihasilkan dari endapan tersebut dimanfaatkan untuk sumber daya energi listrik
dan gas yang kemudian disalurkan kepada warga sekitar.
2.3 Gagasan Baru yang Ditawarkan
Untuk mengatasi pengangkutan sampah yang kurang efisien dan mengurangi
jumlah sampah yang ada sehingga dapat dimanfaatkan kembali oleh warga secara
langsung bisa dilakukan dengan membuat tempat sampah yang dapat langsung
mengolah dan mendaur ulang sampah-sampah tersebut.
Cara kerja dari instalasi pengolahan limbah bawah tanah yaitu:
1. Terdapat beberapa tempat sampah yang sudah dibedakan menurut jenisnya
yaitu plastik, kertas, dedaunan, sisa makanan dan lainnya.
2. Selanjutnya, sampah sampah tersebut diolah dalam setiap kotaknya. Setiap
sampah tersebut akan diolah agar menjadi sesuatu yang bermanfaat.
3. Seperti misalnya plastik, Merubah sampah plastik menjadi bahan bakar
minyak dapat dilakukan dengan proses cracking (perekahan). Cracking adalah
proses memecah rantai polimer menjadi senyawa dengan berat molekul yang
lebih rendah. Hasil dari proses cracking plastik ini dapat diguna sebagai
bahan kimia atau bahan bakar. Ada tiga macam proses cracking yaitu hidro
cracking, thermal cracking dan catalytic cracking
4. Untuk sampah organik, sampah tersebut mengalami proses
penguraian/pembusukan secara anaerob dan akan menghasilkan gas yang
disebut dengan metana (CH4). Produksi Gas Metana (CH4) ini merupakan
salah satu program waste to energy (pemanfaatan sampah menjadi energi)
5. Sampah dedaunan juga dapat diproses dan dimanfatkan menjadi kompos.
Effective Microorganisms (EM4) dapat digunakan untuk pengomposan,
karena mampu mempercepat proses dekomposisi sampah organik.
6. Tempat sampah tersebut telah dimodifikasi sehingga tersambung langsung ke
kotak penampungan sampah yang lebih besar yang terletak di bagian bawah
tanahnya. Lalu kotak-kotak besar tersebut akan dikirimkan ke instalasi
pengolahan sampah. bawah tanah. Selanjutnya, hasil olahan sampah dari
instalasi, akan didistribusikan ke pihak-pihak yang membutuhkan.

2.4 Pihak-Pihak yang Dapat Mengimplementasikan Gagasan


Gagasan ini dapat terwujud melalui partisipasi aktif pihak-pihak sebagai
berikut :

5
Tabel 2.1 Identifikasi Pelaksana dan Sumber Dana Program
Program yang
Pelaksana Sumber Dana
Diterapkan
Instalasi pengolahan
Mahasiswa ITS Mandiri
sampah bawah tanah
Mahasiswa ITS dan Pembuatan instalasi
Pemerintah Kota
Badan Lingkungan pengolahan sampah
Surabaya
Hidup Kota Surabaya bawah tanah
Pembuatan tempat
Mahasiswa ITS dan sampah terhubung
Pemerintah Kota
Perusahaan Pembuat dengan penampungan
Surabaya
Tempat Sampah bawah tanah

Pembuatan Undang-
Pemerintah Kota Pemerintah Kota Undang Pengelolaan
Surabaya Surabaya Sampah

2.5 Langkah-langkah Strategis Mengimplementasikan Gagasan


Langkah-langkah strategis diperlukan sebagai kerangka atau acuan
pelaksanaan kegiatan dari sistem pengolahan sampah kota.
1. Dimulai dari kesiapan instansi terkait beserta masyarakat. Kesiapan yang
diperlukan antara lain merancang, memutuskan, dan melaksanakan
peraturan-peraturan terkait pengelolaan sampah. Baik itu peraturan
pemerintah maupun peraturan daerah. Selama ini partisipasi dalam setiap
perumusan kebijakan publik masih menghadapi kendala karena persoalan
kerangka berpikir sebagian penyelenggara negara menganggap urusan
negara sebagai domain pemerintah. (Putra, M.B., 2008).
2. Penerapan UU pengelolaan sampah, menurut Ilyas Asaad (Deputi Menteri
Negara Lingkungan Hidup bidang penaatan lingkungan) UU pengelolaan
sampah dilatar belakangi oleh beberapa pemikiran : pertama,
mengutamakan prinsip-prinsip pembangunan ber-kelanjutan keseluruh
bidang pembangunan; kedua, meningkatkan koordinasi pengelolaan
lingkungan hidup di tingkat nasional dan daerah; ketiga, mening-katkan
upaya harmonisasi pengembangan hokum lingkungan dalam mendukung
prinsip pembangungan berkelanjutan; keempat, meningkatkan upaya
pengen-dalian dampak lingkungan akibat kegiatan pembangunan; kelima,
meningkatkan upaya penataan dan penegakan hokum secara konsisten
kepada pencemar dan perusak lingkungan; keenam, meningkatkan kapasitas
lembaga dan SDM penge-lola lingkungan hidup baik di tingkat nasional
maupun daerah; dan ketujuh, membangun kesadaran masyarakat agar peduli
pada isu lingkungan hidup dan berperan aktif sebaga ikontrol-sosial dalam
memantau kualitas lingkungan hidup (Putra, M.B., 2008).

6
3. Mensosialisasikan kepada setiap masyarakat Surabaya terkait pengelolaan
sampah tumah tangga serta mewajibkan mengurangi dan menangani sampah
dengan cara memilah sampah berdasarkan jenisnya. Selanjutnya ketentuan
mengenai tata cara pelaksanaan kewajiban pengelolaan sampah rumah
tangga akan diatur dalam peraturan daerah.
4. Menyiapkan dan mendistribusikan bak-bak sampah yang terpilah, dengan
instalasi di bagian bawah tanahnya. Jika fasilitas ini sudah siap, maka perlu
dibuat langkah-langkah teknis yang akan mengatur system pembuangan
sampah secara teratur. Misalnya, melaksanakan penjadwalan pembuangan
sampah berdasarkan jenis sampah perharinya.
5. Langkah selanjutnya untuk memaksimalkan hasil daur ulang sampah maka
dibentuk suatu asosiasi pengelola sampah dengan melakukan kerja sama
dari beberapa pihak yang terkait. Pihak-pihak tersebut adalah pemerintah,
masyarakat umum, industry pengolah sampah, universitas, dan LSM
lingkungan. Universitas nantinya akan memberikan kontribusi dibidang riset
dan ikut serta dalam upaya sosialisasi pengelolaan dan pengolahan sampah.
LSM lingkungan berperan sebagai pengontrol kegiatan pengelolaan dan
pengolahan sampah, dan ikut serta dalam mengkampanyekan konsep
pengelolaan sampah,, dan juga sebagai jembatan komunikasi antara
masyarakat dengan pemerintah sesuai pasal 36 dan pasal 37 UU No. 18
tahun 2008. Industri pengolah sampah berperan sebagai pendaurulang
sampah yang akan mengurangi timbunan sampah anorganik di Kota
Surabaya.

7
BAB 3. KESIMPULAN

3.1 Inti Gagasan


Inti dari gagasan ini adalah membuat beberapa tempat sampah yang sudah
dibedakan menurut jenisnya yaitu plastik, kertas, dedaunan, sisa makanan dan
lainnya. Tempat sampah tersebut telah dimodifikasi sehingga tersambung
langsung ke kotak penampungan sampah yang lebih besar yang terletak di bagian
bawah tanahnya. Lalu, sampah yang telah ditampung tersebut diolah menurut
jenisnya. Selanjutnya, hasil olahan sampah dari instalasi, dapat dimanfaatkan oleh
masing-masing rumah tangga di Kota Surabaya.
3.2 Teknik Implementasi Gagasan
Gagasan pembuatan instalasi pengolahan linmbah bawah tanah ini dapat
diimplementasikan dengan baik apabila didukung oleh beberapa hal berikut:
1. Persetujuan dari pemerintah daerah Kota Surabaya dan pemerintah Provinsi
Jawa Timur termasuk pembangunan yang terjadi di dalamnya dengan melihat
kebermanfaatan pembangunan dan proses pengkajian lainnya.
2. Persetujuan dengan pihak perusahaan industri pembuatan tempat sampah
untuk membuat proyek tempat sampah baru untuk seluruh wilayah Kota
Surabaya.
3. Melakukan pembangunan bawah tanah dan instalasi pengolahan sampah
bawah tanah.
4. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang sistem baru pembuangan
sampah.
3.3 Prediksi Keberhasilan Gagasan
Berdasarkan tinjauan dari berbagai aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan,
konsep instalasi pengolahan sampah bawah tanah sudah cocok dilakukan di
Surabaya. Ditambah lagi telah banyak negara lain yang sudah bertahun-tahun
berhasil menerapkannya, sehingga proyek ini akan sangat mungkin terealisasikan.
Hanya saja biaya dan tenaga yang diperlukan untuk mewujudkan proyek ini
tergolong besar.

8
DAFTAR PUSTAKA

Affan, Satrian. (2009).Diambil dari Peran Universitas dalam Pengelolaan


Sampah.http://suarapembaca.detik.com/read/2009/06/04/102154/1142480/471/pe
ran-universitas-dalam-pengelolaan-sampah.html. Diakses pada tanggal 1 Maret
2018 pukul 20.09.
Anonim. (2010). Diambil dari Plastic Companies
List. http://www.plastic.web.id/id/site_user_list? sort=asc&order=Kota.html
Diakses pada tanggal 3 Maret 2018 pukul 21.03
Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya. 2002. Profil
Kota Surabaya. DKP Kota Surabaya. Surabaya.
Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Surabaya. (2006). ciptakarya.pu.go.id.
Diakses pada tanggal 3 Maret 2018 pukul 15.37
Mandasari, Dian, dkk. 2017. Pengelolaan Sampah Organik Menjadi Gas
Metana. Aceh: Universitas Serambi Mekkah
Panda, A.K. 2011. Studies on Process Optimization for Production of
Liquid Fuels from Waste Plastics. Thesis. Roukerla: Chemical Engineering
Department National Institute of Technology Rourkela
Sugihmoro. (1994). Penggunaan Effective Microorganism 4 (EM4) dan
Bahan Organik pada Tanaman Jahe ( Zingiber officinale Rose) Jenis Badak.
Skripsi. Bogor : Institut Pertanian Bogor.
Anwar, nuril. 2016. Pengoptimalan daya guna sampah dan inovasi
gedung serta truk baja tertutup. Bogor:IPB

9
Lampiran .
Desain Tempat Sampah dengan Gorong-Gorong dan Tanpa Gorong-Gorong

10

Anda mungkin juga menyukai