JUDUL PROGRAM
BIDANG KEGIATAN :
PKM Gagasan Tertulis
Diusulkan oleh :
Alivia Zahra (06211740000048) Angkatan 2017
Brian Sotya Danendro (06211740000048) Angkatan 2017
Maulidah Haniati (06211740000048) Angkatan 2017
M. Laksamana Alam (06211740000048) Angkatan 2017
Eka Nabila Permatasari (06211740000048) Angkatan 2017
i
ABSTRAK
Sampah merupakan persoalan nasional yang harus diselesaikan secara
universal. Tidak terkecuali di Surabaya. Seiring dengan peningkatan jumlah
penduduk yang mempengaruhi peningkatan kegiatan jasa, industri, bisnis, maupun
kegiatan lain yang berdampak pada peningkatan produksi limbah buangan atau
sampah. Secara faktual, peningkatan jumlah sampah di Kota Surabaya mengalami
kenaikan yang cukup signifikan, dimana pada tahun 2003 dengan jumlah sampah
sebesar 1,229 ton dan pada tahun 2009 meningkat menjadi 1,241 ton. Sementara
sistem pengelolaan sampah di Surabaya sendiri masih tergolong tradisional yang
menganut konsep kumpul, angkut, dan buang. Hal ini dikarenakan masyarakat belum
mengetahui betul cara pengelolaan sampah yang baik. Selain itu, lahan yang
diperlukan untuk menampung sampah juga makin luas, sehingga pemanfaatan lahan
untuk bangunan lain juga terbatas. Sehingga penulis terinspirasi untuk membuat
suatu system pengelolaan sampah yang prosesnya dilakukan dibawah tanah.
Sehingga masalah yang ditimbulkan sebelumnya, seperti bau sampah dan lahan juga
dapat teratasi.Teknis pelaksanaannya yakni dengan pemisahan sampah menurut
jenisnya, selanjutnya sampah-sampah tersebut diolah secara otomatis disetiap
kotaknya sehingga menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Sampah plastik dapat
menjadi bahan bakar minyak, sampah organik menjadi gas metana yang dapat
menghasilkan energi , dan sampah dedaunan dapat menjadi pupuk kompos. Dengan
begitu, sistem ini sangat menguntungkan karena memanfaatkan kembali sampah
yang tidak digunakan dan mendukung salah satu program waste to energy
(pemanfaatan sampah menjadi energi)
Kata Kunci : Instalasi, Pengolahan, Sampah, Bawah Tanah
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
.........................................................................................................................................
i
ABSTRAK
.........................................................................................................................................
ii
DAFTAR ISI
.........................................................................................................................................
iii
DAFTAR TABEL
.........................................................................................................................................
iv
DAFTAR GAMBAR
.........................................................................................................................................
iv
BAB 1. PENDAHULUAN
.........................................................................................................................................
1
BAB 2.GAGASAN
.........................................................................................................................................
3
iii
2.3 Gagasan Baru yang Ditawarkan
5
2.4 Pihak-Pihak yang Dapat Mengimplementasikan Gagasan
5
2.5 Langkah-Langkah Strategis Implementasikan Gagasan
6
BAB 3. KESIMPULAN
.........................................................................................................................................
8
DAFTAR PUSTAKA
.........................................................................................................................................
9
LAMPIRAN
.........................................................................................................................................
10
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Identifikasi pelaksana, sumber dana program dengan
elemen terkait pengembangan Pengolahan limbah
bawah anah Di
Surabaya….............................................................................6
DAFTAR GAMBAR
iv
Gambar 1 Kondisi TPA
Benowo...................................................................................3
Gambar 2 Desain gedung pengelolaan
sampah.............................................................4
v
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan berkelanjutan merupakan pembangunan yang bertujuan
meningkatkan kualitas hidup orang diseluruh dunia, baik dari generasi sekarang
maupun yang akan datang, tanpa mengeksploitasi penggunaan sumber daya alam
yang melebihi kapasitas dan daya dukung bumi. Dimana salah satu aspek dalam
pembangunan ini merupakan aspek lingkungan yang berhubungan dengan
pemanasan global.
Kota Surabaya merupakan salah satu kota di Jawa Timur yang cukup
berkembang. Laju perkembangan kawasan perkotaan Surabaya telah melampaui
batas administrasi Kota Surabaya. Terlihat dari peningkatan jumlah penduduk
Kota Surabaya yang bermukim tiap tahunnya yaitu pada tahun 2000 berjumlah 2,6
juta jiwa dan meningkat pada tahun 2013 menjadi 2,8 juta jiwa. Peningkatan
jumlah penduduk akan memicu meningkatknya kegiatan jasa, industri, bisnis dan
sebagainya di wilayah Surabaya sehingga akan memicu meningkatnya produksi
limbah buangan atau sampah.
Sampah merupakan suatu masalah yang sangat mendasar dalam kota besar
khususnya di Kota Surabaya. Secara faktual, peningkatan jumlah sampah di Kota
Surabaya mengalami kenaikan yang cukup signifikan, dimana pada tahun 2003
dengan jumlah sampah sebesar 1,229 ton dan pada tahun 2009 meningkat menjadi
1,241 ton. Penjelasan tentang teori kependudukan menyatakan bahwa populasi
seharusnya dalam titik keseimbangan dimana lingkungan dapat mendukung dan
batas diantara titik keseimbangan tersebut merupakan daya dukung dari
lingkungan (Kormondy, EJ., 1969). Oleh karena itu perkembangan dan
pertumbuhan kota yang baik merupakan kota yang dapat menyeimbangkan antara
kondisi lingkungan dengan kepadatan penduduk yang akan ditampung dalam kota
tersebut.
Sistem pengelolaan sampah di Kota Surabaya dapat dikatakan masih tergolong
menggunakan konsep tradisional yang menganut konsep kumpul, angkut dan
buang. Sistem ini masih terus digunakan karena masyarakat belum mengetahui
cara pengelolaan sampah dengan baik. Dimulai dari cara mengurangi timbunan
sampah domestik (reduce), menggunakan kembali sampah domestik yang masih
layak digunakan (reuse) dan mendaur ulang sampah domestik (recycle) sehingga
sampah tersebut dapat bernilai ekonomi. Akibatnya, jalanan yang menjadi rute
truk-truk pengangkut sampah terkena imbas kotoran yang jatuh serta bau yang
menyengat sehingga jalanan tersebut menjadi mati karena kondisi yang tidak
memungkinkan untuk membuka kios ataupun melakukan kegiatan sehari-hari.
Masyarakat Kota Surabaya juga belum sadar akan pentingnya mendaur ulang
sampah. Selain itu, lahan yang diperlukan untuk menampung seluruh sampah pun
semakin luas, sehingga pemanfaatan lahan untuk bangunan lain pun terbatas.
Dari hal tersebut, penulis terinspirasi untuk membuat suatu sistem baru untuk
pembuangan, serta pengolahan sampah yang seluruhnya dilakukan di bawah
1
tanah. Dengan sistem tersebut, masalah-masalah yang timbul dari sampah seperti
bau, kekurangan lahan, dan lain-lain akan teratasi dan tidak lagi mengganggu
aktivitas warga Kota Surabaya.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana menerapkan sistem pembuangan sampah yang terhubung dengan
penampungan bawah tanah?
2. Bagaimana cara kerja instalasi pengolahan sampah bawah tanah?
3. Bagaimana merubah pola pikir masyarakat dari membuang sampah menjadi
mengelola sampah.?
4. Bagaimana memaksimalkan hasil daur ulang sampah?
1.3 Tujuan
Karya tulis ini bertujuan untuk:
1. Menerapkan sistem pembuangan sampah yang terhubung dengan
penampungan bawah tanah
2. Mengetahui cara kerja pengolahan sampah bawah tanah
3. Merubah pola pikir masyarakat dari membuang sampah menjadi mengelola
sampah.
4. Memaksimalkan hasil daur ulang sampah
1.3 Manfaat
Manfaat karya tulis ini adalah sebagai berikut:
1. Terwujudnya Kota Surabaya bebas sampah
2. Menghidupkan kembali area sekitar TPA untuk lahan aktivitas warga
3. Terciptanya peluang kerja kepada masyarakat dalam proses pengelolaan dan
pengolahan sampah.
4. Terciptanya suatu kerjasama antara pemerintah, masyarakat dan industri daur
ulang sampah dalam mengelola sampah.
2
BAB 2. GAGASAN
3
dan dimasukkan ke truk sesuai dengan jenisnya. Desain truk pada inovasi ini sebagai
berikut:
Desain truk baja yang tertutup dan ramah lingkungan. Truk terbuat dari baja, terbagi
menjadi dua bagian (sampah organik dan anorganik) dan tertutup rapat. Setelah tiba di
gedung pengolahan, sampah dimasukan ke dalam dengan alur sebagai berikut:
Keterangan :
A : Gedung Organik
B : Gedung Anorganik
C : Tangki tempat
penampungan dan pengilingan
sampah organik
D : Tangki tempat pengendapan
untuk menjadi kompos
E : Tangki tempat
penampungan sampah
anorganik
F : Tempat pengolahan kompos
G : Tempat pengemasan
H : Kantor sekretariat organik
I : Kantor sekretariat anorganik
J : Tempat pengilingan sampah
plastic
K : Tempat penampungan biji
plastic
4
kompos. Pengolahan kompos dilakukan di Gedung F dan pengemasan dilakukan
di Gedung G. Kompos tersebut dijual ke para petani dengan harga yang murah
dan sebagian dari kompos tersebut dapat dikelola oleh warga untuk pertanian dan
perkebunan sekitar tempat pengolahan sampah tersebut. Panas dan gas yang
dihasilkan dari endapan tersebut dimanfaatkan untuk sumber daya energi listrik
dan gas yang kemudian disalurkan kepada warga sekitar.
2.3 Gagasan Baru yang Ditawarkan
Untuk mengatasi pengangkutan sampah yang kurang efisien dan mengurangi
jumlah sampah yang ada sehingga dapat dimanfaatkan kembali oleh warga secara
langsung bisa dilakukan dengan membuat tempat sampah yang dapat langsung
mengolah dan mendaur ulang sampah-sampah tersebut.
Cara kerja dari instalasi pengolahan limbah bawah tanah yaitu:
1. Terdapat beberapa tempat sampah yang sudah dibedakan menurut jenisnya
yaitu plastik, kertas, dedaunan, sisa makanan dan lainnya.
2. Selanjutnya, sampah sampah tersebut diolah dalam setiap kotaknya. Setiap
sampah tersebut akan diolah agar menjadi sesuatu yang bermanfaat.
3. Seperti misalnya plastik, Merubah sampah plastik menjadi bahan bakar
minyak dapat dilakukan dengan proses cracking (perekahan). Cracking adalah
proses memecah rantai polimer menjadi senyawa dengan berat molekul yang
lebih rendah. Hasil dari proses cracking plastik ini dapat diguna sebagai
bahan kimia atau bahan bakar. Ada tiga macam proses cracking yaitu hidro
cracking, thermal cracking dan catalytic cracking
4. Untuk sampah organik, sampah tersebut mengalami proses
penguraian/pembusukan secara anaerob dan akan menghasilkan gas yang
disebut dengan metana (CH4). Produksi Gas Metana (CH4) ini merupakan
salah satu program waste to energy (pemanfaatan sampah menjadi energi)
5. Sampah dedaunan juga dapat diproses dan dimanfatkan menjadi kompos.
Effective Microorganisms (EM4) dapat digunakan untuk pengomposan,
karena mampu mempercepat proses dekomposisi sampah organik.
6. Tempat sampah tersebut telah dimodifikasi sehingga tersambung langsung ke
kotak penampungan sampah yang lebih besar yang terletak di bagian bawah
tanahnya. Lalu kotak-kotak besar tersebut akan dikirimkan ke instalasi
pengolahan sampah. bawah tanah. Selanjutnya, hasil olahan sampah dari
instalasi, akan didistribusikan ke pihak-pihak yang membutuhkan.
5
Tabel 2.1 Identifikasi Pelaksana dan Sumber Dana Program
Program yang
Pelaksana Sumber Dana
Diterapkan
Instalasi pengolahan
Mahasiswa ITS Mandiri
sampah bawah tanah
Mahasiswa ITS dan Pembuatan instalasi
Pemerintah Kota
Badan Lingkungan pengolahan sampah
Surabaya
Hidup Kota Surabaya bawah tanah
Pembuatan tempat
Mahasiswa ITS dan sampah terhubung
Pemerintah Kota
Perusahaan Pembuat dengan penampungan
Surabaya
Tempat Sampah bawah tanah
Pembuatan Undang-
Pemerintah Kota Pemerintah Kota Undang Pengelolaan
Surabaya Surabaya Sampah
6
3. Mensosialisasikan kepada setiap masyarakat Surabaya terkait pengelolaan
sampah tumah tangga serta mewajibkan mengurangi dan menangani sampah
dengan cara memilah sampah berdasarkan jenisnya. Selanjutnya ketentuan
mengenai tata cara pelaksanaan kewajiban pengelolaan sampah rumah
tangga akan diatur dalam peraturan daerah.
4. Menyiapkan dan mendistribusikan bak-bak sampah yang terpilah, dengan
instalasi di bagian bawah tanahnya. Jika fasilitas ini sudah siap, maka perlu
dibuat langkah-langkah teknis yang akan mengatur system pembuangan
sampah secara teratur. Misalnya, melaksanakan penjadwalan pembuangan
sampah berdasarkan jenis sampah perharinya.
5. Langkah selanjutnya untuk memaksimalkan hasil daur ulang sampah maka
dibentuk suatu asosiasi pengelola sampah dengan melakukan kerja sama
dari beberapa pihak yang terkait. Pihak-pihak tersebut adalah pemerintah,
masyarakat umum, industry pengolah sampah, universitas, dan LSM
lingkungan. Universitas nantinya akan memberikan kontribusi dibidang riset
dan ikut serta dalam upaya sosialisasi pengelolaan dan pengolahan sampah.
LSM lingkungan berperan sebagai pengontrol kegiatan pengelolaan dan
pengolahan sampah, dan ikut serta dalam mengkampanyekan konsep
pengelolaan sampah,, dan juga sebagai jembatan komunikasi antara
masyarakat dengan pemerintah sesuai pasal 36 dan pasal 37 UU No. 18
tahun 2008. Industri pengolah sampah berperan sebagai pendaurulang
sampah yang akan mengurangi timbunan sampah anorganik di Kota
Surabaya.
7
BAB 3. KESIMPULAN
8
DAFTAR PUSTAKA
9
Lampiran .
Desain Tempat Sampah dengan Gorong-Gorong dan Tanpa Gorong-Gorong
10