Anda di halaman 1dari 23

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM :

Sorting Automatic Trash Elite (SATELITE): Sebagai Solusi Inovatif


Pemilahan Sampah secara Otomatis

BIDANG KEGIATAN:

PKM GAGASAN TERTULIS

Diusulkan Oleh:

Ajiza Maulida 145080500111007 2014


Prive Widya Antika 145080500111005 2014
Syahrul Ramdhani 145080200111002 2014

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

i
ii
C
DAFTAR ISI
A. Halaman Kulit Muka ....................................................................................... i
B. Pengesahan PKM-Gagasan Tertulis ..............................................................ii
C. Daftar Isi .........................................................................................................iii
Daftar Gambar ............................................................................................... iv
Daftar Tabel ..................................................................................................... v
Daftar Lampiran ............................................................................................ vi
D. RINGKASAN ................................................................................................vii
E. 1. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................ 1
1.2 TUJUAN ................................................................................................. 1
1.3 MANFAAT ............................................................................................ 2
2. GAGASAN................................................................................................... 3
2.1 Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan ...................................................... 4
2.2 Solusi yang Pernah Ditawarkan untuk Memperbaiki Keadaan Pencetus
Gagasan ................................................................................................. 5
2.3 Keefektifan Solusi Terhadap Permasalahan Kekinian ........................... 5
2.4 Pihak – Pihak yang Membantu Mengimplementasikan Gagasan........... 7
2.5 Langkah – Langkah untuk Mengimplementasikan Gagasan .................. 8
3. KESIMPULAN ............................................................................................ 9
4. DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 10
5. LAMPIRAN ............................................................................................... 11

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Skema rancangan gagasan .................................................................... 3
Gambar 2. Kondisi Sampah di Indonesia ............................................................... 4
Gambar 3.Solusi Pemerintah Mengenai Pengelolaan Sampah.............................. 5
Gambar 4. Sensor Mikrokontroler AVR ATMega 16............................................6

iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Produksi Sampah Indonesia......................................…………………….4

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.
1.1 Biodata Penulis ..................................................................................... 11
1.2 Biodata Dosen Pendamping................................................................... 14
Lampiran 2.
2.1 Desain Sorting Automatic Trash Elite (SATELIT) tampak samping .... 15
2.2 Desain Sorting Automatic Trash Elite (SATELIT) tampak depan ......15
Lampiran 3. Surat Pernyataan Komitmen .......................................................... 16

vi
D
Sorting Automatic Trash Elite (SATELIT)

Oleh:
A. Maulida, P.W. Antika, S. Ramdhani
Program Studi Budidaya Perairan, Pemanfaatan Sumberdaya Perairan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Universitas Brawijaya (UB)
Malang

RINGKASAN
Sampah ialah sisa hasil dari pada kegiatan manusia baik sisa kegiatan
rumah tangga, industri, perkantoran, peternakan, perikanan, pertanian, atau
perkebunan. Sebagai sisa pembuangan atau limbah, sampah merupakan salah satu
ancaman besar bagi masyarakat dunia. Sampah menghasilkan zat yang berbahaya
di antaranya, CO, SO2, NOX, HC, N2O, HCl, HF, CXHY, CH4, NH3. Dan 70% dari
CO2 menjadi penyebab terjadinya pemanasan global (global warming).
Sensor ATmega 16 ialah sensor yang mampu mengenali benda yang
bersifat anorganik. Sensor ini bekerja secara otomatis memilah sampah pada
rancang bangun tempat sampah pemilah otomatis berdasarkan jenis dan
karakteristiknya. Menurut studi literatur yang kami lakukan sensor mikrokontroler
AVR ATMega 16 ini memiliki tingkat keberhailan rata-rata sistem 94%. Sensor
ini merupakan sensor yang sangat efisien menangani kebiasaan manusia yang
malas membuang sampah sekaligus dengan memilahnya.
Setelah sampah organik terpisah dari sampah-sampah yang lain,
selanjutnya akan ada sensor elektromagnetik sebagai sensor pelengkap. Di mana
sensor elektromagnetik ini nantinya akan memisahkan jenis sampah metal. Dari
sini maka akan didapatkan 3 komponen sampah yang berbeda, yakni sampah
organik, anorganik, dan sampah metal.
Kedua sensor tersebut dapat bekerja dengan adanya energi dari panel
surya, panel surya tersebut mentransfer energi secara langsung dari sinar matahari
yang disimpan dalam sebuah konduktor. Jadi dengan rancang bangun tempat
sampah ini maka pemasalahan sampah bisa teratasi. Selain mampu mengatasi
masalah masyarakat yang malas membuang sampah dengan langsung
memisahkannya, tempat sampah ini mampu menampung sampah itu sekaligus.
Dengan tempat sampah ini akan menambah nilai estetika karena tumpukan
sampah akan berkurang. SATELIT (Sorting Automatic Trash Elite) merupakan
tempat sampah elektrik yang efektif dan efisien untuk diaplikasikan ke kehidupan
sehari-hari.

vii
E.

1. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sampah adalah masalah yang global khususnya di Indonesia. Sampah


menyumbang 70% gas CO2 yang merupakan salah satu penyebab global warming.
Selain itu sampah juga mengandung beberapa zat berbahaya di antaranya, CO,
SO2, NOX, HC, N2O, HCl, HF, CXHY, CH4, NH3.Menurut Tandjung, (1989)
dalam Marleni (2012), sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi yang
dibuang oleh pemiliknya atau pemakainya semula. Sampah dalam ilmu kesehatan
lingkungan merupakan benda atau hal-hal yang tidak berguna, tidak dipakai, tidak
disenangi, sehingga tidak sampai mengganggu kelangsungan hidup. Sampah
merugikan bagi lingkungan karena penyebab lingkungan tidak sehat. Hal ini
terjadi karena pengelolaan yang tidak tepat terhadap sampah. Volume sampah
akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.
Masyarakat sebagai pelaku utama memegang peranan yang penting dalam
proses pengolahan sampah, namun kesadaran masyarakat masih tergolong sangat
kurang. Hal ini dibuktikan masih adanya masyarakat tidak mampu membedakan
antara sampah organic dan non organic. Proses ini yang menyebabkan
tercampurnya sampah di tempat pembuangan akhir. Sampah yang tercampur akan
menyulitkan proses daur ulang.
Berdasarkan pemaparan permasalahan di atas penulis mencetuskan suatu
gagasan untuk memperbaiki kualitas lingkungan dengan menerapkan SATELIT
(Sorting Automatic Trash Elite) yang ramah lingkungan serta efektif melalui
proses pemilahan sampah orgaik dan anorganik secara otomatis dan dilengkapi
penampungan sampah SATELIT (Sorting Automatic Trash Elite) adalah system
pembuangan sampah yang praktis karena memudahkan kehidupan sehari-hari.
Sehingga penerapan ini sangat efektif untuk direalisasikan dalam kehidupan masa
kini.

1.2 TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai melalui usulan gagasan dari PKM-GT dengan
judul diatas adalah:
1. Menemukan gagasan cemerlang untuk mengatasi masalah sampah di
Indonesia.
2. Memberikan pengetahuan tentang penerapan sensor pada pemisah sampah.
3. Melatih diri dalam satu kelompok untuk menemukan gagagsan baru yang
disetujui kelompok.
4. Menambah pengalaman dan pengetahuan dalam ajang kompetisi di tingkat
Universitas Brawijaya.

viii
1.3 MANFAAT
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan gagasan tertulis ini
adalah sebagai berikut:

1. Memberikan nilai estetika yang mampu mengurangi tingkat kepadatan


sampah di lingkungan.
2. Mempermudah pengolahan sampah yang telah dipisahkan berdasar
jenisnya.
3. Gagasan yang dihasilkan dari PKM-GT ini akan menjadi dasar kajian
dalam rencana PKM berikutnya, seperti PKM-T atau PKM-KC.
4. Mengetahui struktur penulisan dan pengkajian sebuah gagasan tentang
inovasi terhadap suatu permasalahan.

ix
2. GAGASAN
Gagasan yang akan kami implementasikan secara keseluruhan dapat
dilihat pada gambar skema perancangan di bawah ini.

Permasalahan Inovation and solution


Sampah Sekarang

Pemisah Sampah sosialisasi


Kurangnya Kesadaran
Otomatis SATELIT
Masyarakat untuk
(Sorting Automatic Rekomendasi
Membuang sampah
TrashElite) pelaksanaan
berdasarkan jenisnya

Pengaplikasian
melalui SATELIT
(Sorting
Benefit Automatic
Trash Elite)

- Mempermudah proses daur ulang


- Membantu memisahkan antara sampah
organik dan anorganik
- Menciptakan lingkungan bersih
- Meningkatkan kesadaran masyarakat akan
pentingnya membuang dan memilah
sampah

Gambar 1. Skema Rancangan Gagasan (Sorting Automatic Trash Elite) SATELIT


(Hasil studi literature dan diskusi kelompok)

x
2.1 Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan

Dari Badan Pusat Statistik tahun 2012 di dapat bahwa setiap tahunnya
produksi sampah semakin meningkat. Hai ini bisa dilihat dari tabel di bawah:

Kota Produksi Sampah Luas


Wilayah KM2
Ton per hari Ton per Ton per
bulan Tahun

Jakarta 8700 26100 3175500 66152

Medan 1500 45000 547500 26510

Palembang 900 27000 328500 52087

Bali 650 19500 237250 5637

Surabaya 400 12000 146000 35822

Bandung 345 10350 125925 16767

Tabel 1. Produksi Sampah Indonesia

Fenomena penumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA)


sampai saat ini masih menjadi masalah yang serius pada hampir semua
pemerintah daerah di Indonesia. Hal ini dapat terjadi karena penanganan sampah
hanya menitikberatkan pada pengangkutan dan pembuangan akhir, sedangkan
produksi sampah terus-menerus mengalami peningkatan tanpa diikuti dengan
pemilahan sampah. Pesatnya pertambahan jumlah penduduk merupakan faktor
utama yang mempengaruhi peningkatan produksi sampah, karena banyaknya
jumlah penduduk maka akan semakin banyak pula sampah yang dihasilkan.

Gambar 2. Kondisi Sampah di Indonesia

Penumpukan sampah yang tidak terkendali akibat pesatnya pertambahan


jumlah penduduk yang tidak disertai dengan perkembangan prasarana untuk
penanganan akan berimbas pada berbagai pencemaran baik air, tanah dan udara.
Sampah yang menumpuk juga menjadi penyebab sumber penyakit karena

xi
menimbulkan bau busuk. Dan mengurangi nilai estetika dan ekonomis, banyak
sampah yang masih bisa di daur ulang lagi, akan tetapi karena tumpukan sampah
tersebut bercampur menjadikan sulitnya proses pemanfaatan ulang.

Masyarakat di kota-kota besar Indonesia mayoritas telah memiliki


pengetahuan yang baik mengenai pemilahan sampah, akan tetapi kemauan dan
tindakan yang rendah. Banyak masyarakat yang berpendidikan tinggi, namun
tidak mengetahui arti penting tentang pengelolan sampah, sehingga masyarakat
yang rendah pendidikannya pun akan semakin memeperburuk kasus mengenai
sampah. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi tidak konsistensi antara pengetahuan,
kemauan dan tindakan.

2.2 Solusi yang Pernah Ditawarkan untuk Memperbaiki Keadaan Pencetus


Gagasan

Pemerintah memiliki kebijakan untuk mengatasi pengelolaan sampah,


salah satu kebijakan tersebut adalah membuang sampah pada tempatnya sekaligus
berdasarkan jenis dan karakteristiknya. Solusi ini sudah berjalan cukup lama, akan
tetapi sampai saat ini tidak mengalami perubahan yang berarti. Dilihat dari
masyarakat yang masih salah dalam menggunakan tempat sampah. Selain itu di
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) masih tetap terlihat sampah menumpuk dan
tercampur antara sampah organik dan anorganik yang tentunya akan menyulitkan
perlakuan daur ulang ataupun untuk pemanfaatan lanjutan.

Gambar 3. Solusi pemerintah mengenai pengelolaan sampah

Solusi lain yang pernah ditawarkan sebelumnya ialah robot pemilah


sampah masih memiliki beberapa kekurangan diantaranya, kurang efektif jika
direalisasikan pada kehidupan sehari-hari karena permasalahan biaya yang mahal,
selain itu robot pemilah sampah hanya mampu memilah sampah saja tidak sampai
pada tahap menampung sampah, serta pengaplikasian robot dalam kehidupan akan
terjadi ketidaksetaraan untuk mencapai tujuan persebaran alat di lingkungan
umum karena sulitnya perawatan robot. Untuk menyempurnakan gagasan yang
pernah ditawarkan sebelumnya menjadi alat pemilah smapah yang lebih sederhana
maka kami mencetuskan SATELIT (Sorting Automatic Trash Elite).

xii
2.3 Keefektifan Solusi terhadap Permasalahan Kekinian
Menurut Suriandi (2009), Sensor mikrokontroler ATMega 16 merupakan
suatu sistem komputer yang seluruh atau sebagian besar elemennya dikemas
dalam satu chip IC. Mikrokontroler ATmega 16 memisahkan 3 jenis sampah
yaitu sampah logam, organik, dan sampah plastik. Pemisahan sampah
berdasarkan sifat kapasitif dan sifat induktif. Spesifikasi alat yang digunakan
untuk memilahkan sampah adalah Infrared dan photodioda untuk mendeteksi
ada atau tidaknya objek sampah, sensor proximity induktif PSN 40-20DN
digunakan untuk mengetahui jenis sampah yang bersifat induktif pada sistem
pemisah sampah, sensor proximity kapasitif CR30-15DN digunakan untuk
mengetahui jenis sampah yang bersifat kapasitif pada sistem pemisah sampah, 3
buah motor servo sebagai penggerak untuk menggolongkan jenis sampah dan
sebagai penggerak sampah, AVR ATmega16 sebagai pengontrol mikro, rangkaian
catu daya sebagai sumber tegangan.

Gambar 4. Sensor mikrokontroler AVR ATMega 16


Pengujian realisasi alat pengelompokan sampah anoganik otomatis
menggunakan pengontrol mikro AVR ATmega16 menunjukkan tingkat
keberhasilan sistem mencapai 96% untuk jenis sampah logam, 92% untuk
jenis sampah kertas, dan 94% untuk jenis sampah plastik. Keberhasilan rata-rata
sistem adalah 94%. Alat ini menggunakan energi dari panel surya sehingga tidak
mengurangi penggunaan listrik negara. Selain itu keefektifan gagasan ini ialah
dilihat dari segi estetikanya, sampah yang menumpuk di TPA tidak lagi tercampur
dan telah disediakan tempat sampah khusus, sehingga keberadaanya tidak akan
mengganggu lingkungan serta menjadikan lingkungan lebih indah dan sehat.
Tempat sampah SATELIT (Sorting Automatic Trash Elite) tetap
menggunakan konsep pembedaan 3 jenis sampah, sehingga di sini tidak
menghapuskan keharusan masyarakat Indonesia untuk memilah sampah. Dan jika
terjadi kesalahan pada saat membuang sampah maka sensor mikrokontroler AVR

xiii
ATMega 16 ini akan menyelesaikannya dengan di bantu oleh motor servo untuk
penggerak sampah agar sampai kepada bak penampungan sampah.
Dari segi output, telah disediakan juga bak penampungan sampah, yakni
bak penampungan sampah organik, anorganik, dan sampah metal. Anggota
masyarakat, khususnya pemulung dibebaskan memasuki kawasan anorganik
sehingga memudahkan pemanfaatan sampah anorganik. Untuk sampah organik
juga telah disediakan komposter disetiap kelurahan, Selain itu sampah metal juga
langsung dapat diserahkan ke pengepul agar masyarakat dapat menikmati
hasilnya. Jika SATELIT (Sorting Automatic Trash Elite) didistribusikan di setiap
kelurahan diseluruh Indonesia maka secara tidak langsung program ini dapat
membantu mengangkat kesejahteraan masyarakat, ekonomi masyarakat akan ikut
terangkat seiring dengan berjalannya program ini, sekaligus menambah nilai
estetika, mengurangi resiko banjir dan global warming.

2.4. Pihak – Pihak yang Membantu Mengimplementasikan Gagasan


Untuk mewujudkan program tersebut sangat diperlukan peran dari
berbagai pihak, diantaranya:
1. Pemerintah dan Lembaga Kepemerintahan
Ide yang tertuang dalam gagasan tertulis ini sangat sejalan dengan peraturan
per-Undang-Undangan, yaitu:
a. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
Pada bab IIIPasal 5 Pemerintah dan pemerintahan daerah bertugas menjamin
terselenggaranya pengelolaan sampah yang baik dan berwawasan lingkungan
sesuai dengan tujuan sebagaimana dimaksud dalam undang-undang.

Pada bab III Pasal 6 Tugas pemerintah dan pemerintah daerah sebagaimana
dimaksud dalam pasal 5 adalah sebagai berikut:

- Menumbuhkembangkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam


pengelolaan sampah.
- Melakukan penelitian, pengembangan teknologi pengurangan, dan penanganan
sampah.
- Memfasilitasi, mengembangkan, dan melaksanakan upaya pengurangan,
penanganan dan pemanfaatan sampah.
- Melaksanakan pengelolaan sampah dan memfasilitasi penyediaan prasarana
dan sarana pengelolaan sampah.
- Mendorong dan memfasilitasi pengembangan manfaat hasil pengelolaan
sampah.
- Memfasilitasi penerapan teknologi spesifik lokal yang berkembang pada
masyarakat setempat untuk mengurangi dan menangani sampah.
- Melakukan koordinasi antarlembaga pemerintah, masyarakat, dan dunia usaah
agar terdapat keterpaduan dalam pengelolaan sampah.
b. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

xiv
Pada Pasal 14 Ayat (1) salah satu urusan wajib yang menjadi
kewenangan pemerintahan daerah untuk kabupaten/kota yang merupakan
urusan yang berskala kabupaten/kota adalah pengendalian lingkungan hidup.
Pengendalian lingkungan hidup ini, diantaranya termasuk pengelolaan sampah,
yang diantaranya meliputi pengumpulan, pengangkutan, penampungan,
pemusnahan/pengolahan, maupun penyediaan tempat pemrosesan akhir
sampah (TPA).
2. Badan Lingkungan Hidup (BLH)
Badan Lingkungan Hidup yang akan merencanakan program tata lingkungan
untuk pendistribusian alat, serta pengawasan lingkungan di sekitarnya.
3. Teknisi
Teknisi tersebut yang akan bertugas memeriksa secara berkala alat tersebut
agar tetep berfungsi sebagaimana mestinya.

2.5 Langkah – Langkah untuk Mengimplementasikan Gagasan


Adapun langkah yang dilakukan untuk mengimplementasikan gagasan ini
adalah:
1. Survei
Merupakan proses pengecekan wilayah di daerah yang banyak terdapat sampah
yang tercampur untuk pengambilan data pendistribusian teknologi tersebut.
2. Sosialisasi
Mengadakan sosialisasi pelaksanaan SATELITE (Sorting Automatic Trash
Elite) kepada khalayak umum agar didapatkan pemerataan pemahaman.
3. Persiapan alat dan bahan
Adapun alat yang digunakan adalah: sensor mikrokonteroler AVR ATMega 16,
sensor elektromagnetik, panel surya, bak penampung sampah. Sedangkan
bahan yang digunakan adalah: sampah, cahaya matahari.
4. Implementasi Gagasan Awal
Alat pemilah pada tempat sampah dilengkapi dengan sensor Atmega 16 yang
otomatis dapat membedakan sampah organik dan anorganik, selain itu juga
dilenagkapi dengan sensor elektromagnetik untuk membedakan jenis dari
sampah metal. Alat ini dijalankan dengan menggunakan panel surya sebagai
penyimpanan energi utama.
5. Implementasi Keberlanjutan
Implementasi gagasan tersebut akan dilaksanakan secara keberlanjutan dan
bertahap. Perlu diketahui, setelah perencanaan harus melalui tahap pengecekan
secara berkala mengenai kondisi alat agar tetap berjalan sesuai prosedur awal.
Tahap perawatan dilakukan selama 6 bulan sekali akan tetapi harus lebih
intensif saat musim penghujan tiba, karena harus mengecek kondisi panel surya

xv
4. KESIMPULAN

Melalui penggunaan SATELIT (Sorting Automatic Trash Elite) dengan sensor


mikrokontroler AVR ATMega 16 yang secara otomatis dapat membedakan antara
sampah organik dan anorganik dengan rata-rata keberhasilan 94%, sensor
elektromagnetik yang dapat membedakan untuk jenis sampah metal, penggunaan
panel surya yang menghemat listrik negara mampu mengatasi permasalahan
kompleks di daerah tumpukan sampah. Keunggulan rancangan ini yaitu: sangat
efektif sebagai pemilah sampah, karena tidak perlu adanya campur tangan
manusia untuk proses pemilahan; mempermudah manusia saat membuang sampah
serta memudahkan proses daur ulang karena sampah sudah dibedakan. Disamping
itu telah tersedianya output yang sangat membantu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sekitar, diantaranya disediakannya komposter untuk kemudian pupuk
komposnya dapat dimanfaatkan dan/atau dapat dijadikan usaha penjualan pupuk
kompos, para pemulung dapat lebih mudahnya mengambil sampah yang masih
dapat dijual, sehingga kesejahteraan pemulung dapat meningkat karena mudahnya
akses mengambil sampah. Jadi penerapan SATELIT (Sorting Automatic Trash
Elite) ini akan sangat membantu mengatasi permasalahan masyarakat yang tidak
paham pentingnya membedakan sampah. Maka pengimplementasian SATELIT
(Sorting Automatic Trash Elite) benar-benar sangat aplikatif dan efektif untuk
direalisasikan.

xvi
5. DAFTAR PUSTAKA

Artiningsih, A. 2008. Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah


Rumah Tangga.Universitas Diponegoro Semarang : Semarang

Damanhuri, E. 2011. Pengelolaan Sampah.. Institut Teknologi Bandung :


Bandung

Haryono, P. 2013. Kesadaran Pemilahan Sampah Rumah Tangga Pada


Masyarakat Kota Semarang dan Yogyakarta. Seri Kajian Ilmiah Vol 15
No (1) hal 21-24

Mawarti,S. 2013. Kajian Tentang Kandungan Logam-Logam Berharga Dalam


Limbah Elektronik(E-Waste) Dan Teknik Recoverynya Malalui Proses
Daur Ulang. Universitas Negeri Yogyakarta : Yogyakarta

Maysha, I. 2013. Pemanfaatan Tenaga Surya Menggunakan Rancangan Panel


Surya Berbasis Transistor 2n3055 Dan Thermoelectric Cooler.Electrans
Vol 12 No (2) hal 89 – 96

Mulyadi. 2010. Perilaku Masyarakat Dan Peranserta Pemerintah Daerah Dalam


Pengelolaan Sampah Di Kota Tembilahan.Jurnal Ilmu Lingkungan
enviromen Science hal 147-162

Restu, F. 2012. Rekayasa Mesin Pemilah Dan Penghancur Sampah Otomatis


Dengan Sistem Kendali Kontrol Sederhana Pada Skala Internal
Politeknik Negeri Batam. Politeknik Negeri Batam : Batam

Sidarto. 2010. Analisis Usaha Proses Pengelolaan Sampah Rumah Tangga


Dengan Pendekatan Cost And Benefit Ratioguna Menunjang Kebersihan
Lingkungan.Jurnal Teknologi Vol 3 No (2) hal 161-168

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengolahan


Sampah
http://www.setneg.go.id/components/com_perundangan/docviewer.php?i
d=1996&filename=UU%2018%20Tahun%202008.pdf. Diakses pada 10
Februari 2015 pukul 14:28 WIB

Widya, N.2010.Pengelolaan Sampah Yang Ramah Lingkungan Di Sekolah.


Universitas Gajah Mada : Yogyakarta

Yeti,M. 2010. Stretegi Pengelolaan Rumah Tangga Di Kelurahan Kota Medan


Kecamatan Kota Manna Kabupaten Bengkulu Selatan. Naturalis-Jurnal
Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan hal 35-40

xvii
xviii
xix
xx
xxi
LAMPIRAN 2

2.1 Desain Sorting Automatic Trash Elite (SATELIT) tampak samping

2.2 Desain Sorting Automatic Trash Elite (SATELIT) tampak depan

xxii
xxiii

Anda mungkin juga menyukai