Anda di halaman 1dari 25

Tugas PPKN

Karya Ilmiah
“Kondisi Persatuan dan Kesatuan di Indonesia”

Disusun oleh :
Milla Octaviana
XII IPA 5

SMA Negeri 3 Bungo


Tahun Ajaran 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik
dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyusun Tugas Tentang Persatuan Dan Kesatuan
Bangsa Indonesia.

Makalah ini saya buat untuk menyelesaikan tugas pelajaran PPKN. Saya ucapkan terima
kasih kepada pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah Persatuan Dan Kesatuan
Bangsa. saya Juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah
membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah ini.

Tugas ini saya buat untuk memberikan penjelasan tentang pentingnya persatuan dan
kesatuan bangsa indonesia. Semoga makalah ini membantu menambah wawasan kita.

Saya mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik yang maha kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti
milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

ii
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................................1

A. Latar Belakang.....................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................................................1
C. Tujuan .................................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................................3

1. Makna Negara Kesatuan......................................................................................................................3


2. Macam – Macam Negara Kesatuan.....................................................................................................3
3. Hakikat Negara Kesatuan Republik Indonesia....................................................................................5
4. Karakteristik Negara Kesatuan Indonesia............................................................................................6
5. Cita – Cita, Tujuan, dan Fungsi Negara Kesatuan Republik Indonesia...............................................7
6. Keunggulan Negara Kesatuan Republik Indonesia.............................................................................9
7. Dinamika Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia Dari Masa Ke Masa......................................10
1) Masa awal kemerdekaan (1945 – 1949)................................................................................10
2) Masa Republik Indonesia Serikat (1949 – 1950)...................................................................13
3) Masa demokrasi liberal ( 1950 – 1959).................................................................................15
4) Masa orde lama (1959 – 1966)..............................................................................................17
5) Masa orde baru (1966 – 1998)...............................................................................................19
6) Masa reformasi (1998 – sekarang).........................................................................................19

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................................21

A. Kesimpulan........................................................................................................................................21
B. Saran..................................................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................................22

iii
BAB I
PENDAHULAN

A. Latar Belakang
Indonesia adalah Negara yang merdeka karena perjuangandari seluruh rakyatnya.
Dalam meraih kemerdekaan memerlukan perjuangan yang sangat luar biasa.
Kemerdekaan yang diperoleh merupakan hasil persatuan dan kesatuan seluruh rakyat
Indonesia. Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan Republik Indonesia
mencapai kemerdekaan sejak tahun 1945 sampai sekarang. Para pendiri Negara
menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan yang diwujudkan dalam kehidupan
bangsa Indonesia.
Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa majemuk, ditandai dengan banyaknya
etnis, suku, agama, budaya, kebiasaan, di dalamnya. Di sisi lain,masyarakat Indonesia
dikenal sebagai masyarakat multikultural, masyarakat yanganggotanya memiliki latar
belakang budaya beragam.Kemajemukan dan multikulturalitas mengisyaratkan adanya
perbedaan.

B. Rumusan Masalah
1) Apa makna Negara kesatuan?
2) Apa saja macam – macam Negara kesatuan?
3) Bagaimana hakikat Negara Kesatuan Republik Indonesia?
4) Bagaimana karakteristik Negara Kesatuan Republik Indonesia?
5) Apa cita – cita, tujuan, dan fungsi Negara Kesatuan Republik Indonesia?
6) Apa keunggulan Negara Kesatuan Republik Indonesia?
7) Bagaimana persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dari masa ke masa?

1
C. Tujuan
1) Mengetahui makna Negara kesatuan
2) Mengetahui macam – macam Negara kesatuan
3) Mengetahui hakikat Negara Kesatuan Republik Indonesia
4) Mengetahui karakteristik Negara Kesatuan Republik Indonesia
5) Mengetahui cita – cita, tujuan, dan fungsi Negara Kesatuan Republik Indonesia
6) Mengetahui keunggulan Negara Kesatuan Republik Indonesia
7) Mengetahui dinamika persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dari masa ke
masa

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Makna Negara Kesatuan

Negara kesatuan adalah Negara bersusun tunggal (unitaris), yakni kekuasaan


untuk mengatur seluruh daerahnya ada di pemerintah pusat. Pemerintah pusat dapat
menyerahkan sebagian kekuasaan kepada daerah berdasarkan hak otonomi, tetapi pada
tahap terakhir kekuasaan tetap berada di tangan pemerintah pusat.

Tidak ada bidang kegiatan pemerintah yang diserahkan konstitusi kepada satuan-
satuan pemerintahan yang lebih kecil (dalam hal ini daerah atau provinsi). Dalam negara
kesatuan pemerintah pusat bisa melimpahkan wewenang kepada kota, kabupaten, atau
satuan-satuan pemerintahan lokal. Namun, pelimpahan wewenang ini hanya diatur oleh
undang-undang yang dibuat parlemen pusat (DPRI RI), bukan diatur di dalam konstitusi
(UUD 1945), di mana pelimpahan wewenang tersebut bisa saja ditarik sewaktu-waktu.

2. Macam – Macam Negara Kesatuan


Negara kesatuan ini dibagi menjadi dua macam. Jenis Negara yang pertama
adalah Negara kesatuan dengan system sentralisasi dan yang kedua adalah Negara
kesatuan dengan system desentralisasi.
a. Negara kesatuan dengan system sentralisasi
Dalam Negara kesatuan bersistem sentralisasi, semua hal diatur dan diurus oleh
pemerintah pusat. Pemerintah pusat sebagai koordinator, sedangkan pemerintah
daerah hanya melaksanakan perintah. Semua hal yang berhubungan dengan politik
dan administrasi ditangani oleh pemerintah pusat. Proses pengambilan keputusan
lebih mudah dan cepat karena ditentukan oleh pusat. Indonesia menganut system
sentraliasi pada masa orde lama dan orde baru.
Adapun kelebihan Negara kesatuan sentralisasi sebagai berikut.
1) Keseragaman peraturan di semua wilayah (uniformitas).
2) Pemerintah pusat secara langsung dapat mengurusi semua urusan sampai ke
daerah.
3
3) Adanya kesederhanaan hukum.
4) Pendapatan dapat dialokasikan ke semua daerah dengan adil dan sesuai
kebutuhan.
Adapun kelemahan system sentralisasi sebagai berikut.
1) Keterbatasan dalam inovasi potensi daerah.
2) Berisiko melahirkan pemerintahan yang ototriter.
3)  Pengambilan keputusan di tingkat daerah akan berlangsung lama karena
dilakukan langsung oleh pemerintah pusat.
4) Peraturan yang dibuat di pusat dan kondisi lapangan tidak sinkron.
5) Pemerintah daerah menjadi kurang inisiatif dan pasif.
6) Peran masyarakat daerah sangan kurang.
b. Negara kesatuan dengan system desentralisasi
Negara kesatuan bersistem desentralisasi adalah negarayang daerahnya diberi
kekuasaan untuk mengatur rumah tangganya sendiri. Pemerintah pusat memberikan
urusan pemerintahan konkruen yaitu urusan yang dibagi antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah. Indonesia menganut system sentralisasi sejak masa reformasi.
Adapun kelebihan Negara kesatuan sentralisasi sebagai berikut.
1) Rakyat dapat ikut berpartisipasi dan tanggung jawab lebih terhadap daerahnya.
2) Sumber daya dan potensi daerah berkembang dengan maksimal.
3) Peraturan-peraturan yang berlaku bisa disesuaikan dengan kearifan lokal dan
karakteristik daerah yang bersangkutan.
4) Tidak bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat sehingga pemerintahan dapat
berjalan dengan lancer
5) Penghematan biaya, karena sebagian ditanggung sendiri oleh daerah.

Adapun kelemahan Negara kesatuan desentralisasi sebagai berikut.

1) Akan berpotensi memunculkan sifat kedaerahan.


2) Tidak meratanya pembangunan daerah. Daerah dengan pendapatan asli daerah
(PAD) tinggi tentu akan lebih cepat dalam pembangunan.
3) Membutuhkan biaya yang besar bagi daerah.

4
3. Hakikat Negara Kesatuan Republik Indonesia
Negara Indonesia adalah Negara yang berbentuk kesatuan, yang berbentuk
pmerintahan republik. Hal tersebut tercantum dalam pasal 1Ayat (1) UUD NRI Tahun
1945.
Hakikat negara Indonesia sebagai negara hukum yang termaktub di dalam Pasal 1
ayat 3 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, telah didasarkan
pada konsep teori Kedaulatan Negara (Soeverignty) yang pada prinsipnya menyatakan
kekuasaan tertinggi di dalam suatu negara adalah hukum. Maka seluruh alat perlengkapan
negara apa pun namanya, termasuk warga negara harus tunduk dan patuh serta
menjunjung tinggi hukum tanpa terkecuali.
Negara Indonesia adalah negara kesatuan dengan menganut asas atau system
desentralisasi. Dalam menyelenggarakan pemerintahan dengan memberikan kesempatan
dan keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah. Dalam Pasal18
UUD NRI Tahun 1945 diatur bahwa, pembagian daerah Indonesia atas daerah besar dan
kecil, dengan susunan pemerintahannya ditetapkan dengan undang-undang,dengan
memandang dan mengingat dasar permusyawaratan dalam sistem pemerintahan negara,
dan hak asal-usul dalam daerah-daerah yang bersifat istimewa. Daerah di Indonesia akan
dibagi menjadi daerah provinsi, kabupaten, kecamatan, dan desa. Dalam konteks
ini,pemerintahan desa adalah merupakan subsistem dari sistem penyelenggaraan
pemerintahan nasional yang langsung berada di bawah pemerintah kabupaten.
Adapun undang-undang tentang pemerintahan daerah yang berlaku saat ini adalah
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa, bentuk Negara Indonesia adalah kesatuan, sedangkan bentuk pemerintahan adalah
republic. Bangsa Indonesia telah bersepakat terhadap pilihan bentuk Negara dan bentuk
pemerintahan tidak ingin mengadakan perubahan terhadapnya. Kesepakatan politik ini
tertuang dalam pasal 37 Ayat (5) UUD NRI Tahun 1945 yang menyatakan “khusus
mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan”.

5
4. Karakteristik Negara Kesatuan Republik Indonesia
Setiap negara kesatuan memiliki karakter yang berbeda-beda. Karakteristik
tersebut disesuaikan dengan keadaan negara masing-masing. Hal tersebut juga berlaku
bagi Negara Indonesia. Ada beberapa ciri khas yang dimiliki Indonesia sebagai negara
kesatuan yang membuatnya berbeda dari negara lainnya. Adapun ciri khas tersebut
sebagai berikut.
a. Indonesia sudah bertekad untuk menjadi negara Kesatuan sejak dimulainya zaman
kemerdekaan, yaitu pada tanggal 17 Agustus 1945.
b. Pembentukan negara kesatuan sesuai dengan tekad yang tertuang pada Alinea
kedua Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, yang berbunyi "dan perjuangan pergerakan
kemerdekaan Indonesia telah sampailah pada saat yang berbahagia dengan selamat
sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara
Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur".
c. Prinsip kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia diperkuat lagi pada Alinea
Keempat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, yaitu "... dalam upaya membentuk
suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia".
d. Pasal 1 Ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 mengandung dasar bahwa "Negara Indonesia
ialah negara kesatuan, yang berbentuk Republik." Hal ini sesuai dengan Sumpah
Pemuda tahun 1928, yaitu satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa.
e. Pada perubahan UUD NRI Tahun 1945, adanya ketetapan dari Majelis
Permusyawaratan Rakyat yang mengatur untuk tidak mengubah apapun dalam
Pembukaan UUD NRI Tahun
1945 dan menetapkan NKRI sebagai bentuk mutlak bagi Indonesia.
f. Dalam segi kewilayahan, karakterisitik Indonesia dapat dilihat pada Pasal 25A UUD
NRI Tahun 1945 yang menyebutkan bahwa "Negara Kesatuan Republik Indonesia
adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-
batas dan hak-haknya ditetapkan oleh undang-undang." Istilah Nusantara digunakan
untuk menunjukkan kesatuan wilayah perairan dan barisan pulau-pulau Indonesia.
Walaupun wilayah Indonesia terdiri atas ribuan pulau, namun semuanya bersatu
dalam satu kesatuan, yaitu Negara kesatuan Republik Indonesia.

6
5. Cita – Cita, Tujuan, dan Fungsi Negara Kesatuan Republik Indonesia
Cita-cita dan tujuan NKRI terdapat dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945
Alinea Keempat. Cita-cita Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah terwujudnya
masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD NRI Tahun R45.
Tujuan Negara Kesatuan Repubik Indonesia ditegaskan dalam UUD NRI Tahun 1945
AlineaKeempat yang isinya sebagai berikut.
a. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.
b. Memajukan kesejahteraan umum
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial.
Untuk mewujudkan tujuan negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia mempunyai
fungsi-fungsi yang dilaksanakan sebagai berikut
a. Fungsi keamanan dan ketertiban, artinya negara menjaga keamanan dan
ketenteraman dalam masyarakat serta mencegah bentrokan di antara kelompok atau
individu. Fungsikeamanan dan ketertiban masyarakat ditugaskan kepada Kepolisian
Negara RepublikIndonesia.
b. Fungsi kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya, artinya negara menciptakan
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat agar tidak muncul gejolak sosial.
c. Fungsi pertahanan, artinya negara berfungsi untuk menjaga kemungkinan serangan
dari luar. Oleh karena itu, negara perlu memiliki alat-alat pertahanan yang kuat dan
canggih. Fungsi pertahanan dilaksanakan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI).
d. Fungsi keadilan, artinya negara memperlakukan setiap orang secara adil sesuai
dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku.

Dari keempat fungsi negara tersebut, fungsi pertahanan, dan fungsi keamanan dan
ketertiban merupakan fungsi negara yang paling vital. Hal ini disebabkan kedua fungsi
tersebut menjadi syarat terlaksananya fungsi-fungsi lainnya. Jika fungsi pertahanan dan
keamanan lemah, negara tidak dapat melaksanakan fungsi yang lain. Pelaksanaan fungsi

7
untuk mewujudkan tujuan negara telah diatur dalam UUD NRI Tahun 1945 sebagai
berikut.
a. Pasal 1 Ayat (2) UUD NRI Tahun 1945, kedaulatan berada di tangan rakyat
dandilaksanakan menurut undang-undang dasar. Berdasarkan ketentuan tersebut,
negaraberfungsi dalam rangka melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darahIndonesia, menghindari terjadinya tindakan mengutamakan
kepentingan-kepentingan individu.
b. Pasal 33 dan 34 UUD NRI Tahun 1945 merupakan ketentuan yang menjadi dasar
pemerintah dalam menjalankan fungsinya untuk memajukan kesejahteraan umum.
Presiden sebagai kepala negara memegang kekuasaan pemerintahan tertinggi menurut
undang-undang dasar. Dalam melaksanakan Seeibannya Presiden dibantu oleh
seorang Wakil Presiden dan menteri-menteri negara. Setiap menteri negara
membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.
c. Dalam bidang pendidikan dan kebudayaan sesuai dengan fungsi Negara dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana disebut dalam Pasal 31 Ayat (2),
pemerintah wajib membiayai pendidikan dasar. Pasal 31 Ayat (3) menegakkan bahwa
pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu system pendidikan nasional,
yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak yang mulia. Sementara itu,
dalam pasal 31 Ayat (4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-
kurangnya 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan APBD.
Pelaksanaan fungsi tersebut merupakan salah satu upaya untuk mencapai tujuan
Negara, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa
d. Dalam bidang pertahanan dan keamanan, negara melaksanakan fungsinya
denganmembuat peraturan perundangan untuk menjamin ketaatan warga negara.
Selain itu, negara juga narus menjalankan fungsinya dengan menyiapkan aparat
penegak hukum seperti polisi, jaksa, pengacara, dan hakim. Pelaksanaan kedua fungsi
tersebut sekaligus merupakan upaya untuk mencapai tujuan negara.

8
6. Keunggulan Negara Kesatuan Republik Indonesia

a. Bidang Ideologi Keunggulan NKRI di bidang ideologi adalah adanya Pancasila yang
menjadi sumber ideologi yang kuat bagi bangsa Indonesia. Pancasila adalah dasar
negara dan pedoman bagi bangsa Indonesia yang harus diterapkan dalam bertingkah
laku, baik berbangsa maupun bernegara. Hal ini telah tertuang dalam lima sila yang
terdapat di dalam Pancasila. Pancasila memiliki kesesuaian gaya hidup yang
ditunjang oleh sejarah dan budaya bangsa, sehingga ideologi Pancasila selaras dengan
konsep NKRI.
b. Bidang Politik Keunggulan NKRI di bidang politik adalah sistem negara kesatuan
yang adil dan merata di semua bagian negara. Keunggulan NKRI adalah menciptakan
hukum dan kebijakan yang bisa ditegakkan lebih adil untuk semua warga negara.
NKRI dapat adalah pengambilkan keputusan hukum yang lebih cepat karena semua
daerah memiliki landasan hukum dan kebijakan yang seragam. Apabila negara berada
dalam kondisi yang darurat, pemerintah pusat memiliki wewenang untuk melakukan
intervensi demi penyelamatan negara. Selain itu, NKRI dapat
melaksanakan pembangunan nasional antar daerah dengan lebih merata.
c. Bidang Ekonomi Keunggulan NKRI di bidang ekonomi adalah pemerintah lebih
mudah mengontrol kebijakan anggaran. Pemerintah pusat dapat menghemat dana
karena masing-masing daerah memiliki APBD. Hal tersebut menjadikan tanggung
jawab pemerintah pusat akan pendanaan lebih ringan. Letak geografis Indonesia yang
strategis juga merupakan suatu potensi kekuatan ekonomi yang besar.
d. Bidang Sosial Budaya Keunggulan NKRI di bidang sosial budaya adalah
lebih mudah mengawasi persatuan dan kesatuan Indonesia Keberagaman negara akan
lebih mudah menyatu dengan bentuk negara kesatuan. NKRI memudahkan persatuan
akan perbedaan suku, ras, agama, dan golongan untuk saling bekerja untuk
memajukan negara tunggal.
e. Bidang Pertahanan dan Keamanan Keunggulan NKRI di bidang pertahanan dan
keamanan adalah pengambilkan keputusan hukum yang lebih cepat karena semua
daerah memiliki landasan hukum dan kebijakan yang seragam. Apabila negara berada
dalam kondisi yang darurat, pemerintah pusat memiliki wewenang untuk melakukan

9
intervensi demi penyelamatan negara. Selain itu, karena berlandaskan satu ideologi,
maka NKRI memiliki dasar dan tujuan keamanan yang seragam. Hal ini dibuktikan
dengan adalah TNI, yang bertugas melindungi dan mempertahankan keamanan
Indonesia dari Sabang sampai Merauke tanpa kecuali.

7. Dinamika Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia Dari Masa Ke Masa

1) Masa awal kemerdekaan (1945 – 1949)

Keadaan Indonesia pada saat itu masih belum stabil karena masih banyak
kekacauan dan insiden yang terjadi. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor berikut.

1. Perubahan dari sistem presidensial ke parlementer. perubahan sistem


pemerintahan dari presidensil menjadi parlementer Pada Masa Awal
Kemerdekaan disebabkan oleh kekhawatiran BP-KNIP atas otoritas mutlak
presiden sebagai pemegang kekuasaan tertinggi. Bertujuan untuk bertujuan
untuk meningkatkan iklim demokrasi, dimana Presiden berkedudukan sebagai
Kepala Negara dan Perdana Menteri berperan sebagai Kepala Pemerintahan.
2. Adanya persaingan antarpartai politik yang berbeda ideologi unuk
menjadi partai yang paling berpengaruh di Indonesia. Maklumat
pemerintah tanggal 3 November 1945, hadir sebagai sebuah peraturan dari
pemerintah Indonesia yang bertujuan mengakomodasi suara rakyat yang
majemu. Akibatnya, munculah partai-partai politik yang mempunyai arah dan
pergerakan yang berbeda-beda. Adapun partai yang dimaksud sebagai berikut.

 Partai politik berhaluan nasionalis: PNI, SRI, dan GRI.


 Partai politik berhaluan agama: Masyumi, NU, Parkindo, dan PKRI.
 Partai politik berhaluan social-komunis: PKI, Permai, PBI, PSI PRS, dan
PRJ.

10
3. Bangsa Indonesia masih mencari system pemerintahan yang cocok
sehingga terjadi perubahan system pemerintahan. UUD NRI 1945
menetapkan sistem pemerintahan presidensial dengan kekuasaanyang besar di
tangan presiden, namun kekuasaan tertinggi berada di tangan MPR,
sebagaisumber kekuasaan negara dan presiden sebagai penyelenggara
kekuasaan pemerintahan yang tertinggi dibawah MPR. Prinsip ini tidak
mengatur pembatasan yang tegas penyelenggaraankekuasaan negara karena
prinsip itu banyak disalahgunakan dan ditafsirkan sesuai kehendak pihak yang
memegang kekuasaan. Sejak terbitnya maklumat pemerintah terjadi
pergantian kabinet.

No Nama Awal masa Akhir Pimpinan Jabatan


kerja masa kabinet
kerja
1. Presidensial 2 14 Soekarno Presiden
September November Hatta
1945 1945
2. Sjahrir I 14 12 maret Sutan Perdana
November 1946 Sjahrir Menteri
1945
3. Sjahrir II 12 Maret  2 Oktober Sutan Perdana
1946 1946 Sjahrir Menteri
4. Sjahrir III 2 Oktober 3 Juli 1947 Sutan Perdana
1946 Sjahrir Menteri
5. Amir Sjarifuddin  3 Juli 1947 11  Amir Perdana
I November Sjarifuddin Menteri
1947
6. Amir Sjarifuddin  11  29 Januari Amir Perdana
II November 1948 Sjarifuddin Menteri
1947
7. Hatta I 29 Januari 4 Agustus Moh. Hatta Perdana
1948 1949 Menteri
8. Hatta II 4 Agustus 20 Desem- Moh. Hatta Perdana
1949 ber 1949 Menteri

4. Jepang masih mempertahankan status quo di wilayah Indonesia sampai


sekutu datang. Jepang diharuskan untuk tetap menjaga kondisi Indonesia
seperti biasanya dan tidak diperbolehkan mengubah kondisi

11
di Indonesia sampai kedatangan kembali Sekutu ke Indonesia dengan tujuan
menjajah kembali Indonesia.
5. Kedatangan sekutu (inggris) diboncengi NICA (belanda) menimbulkan
pertempuran di berbagai daerah. Pada awalnya, kedatangan Sekutu disambut dengan
sikap terbuka oleh rakyat Indonesia. Namun setelah diketahui kedatangan Sekutu
diboncengi oleh NICA, rakyat Indonesia bersikap sebaliknya.
Hal ini terjadi setelah Indonesia mengetahui bahwa tujuan kedatangan NICA adalah
untuk menegakkan kembali kekuasaan kolonial Belanda.
Situasi makin memburuk ketika NICA mempersenjatai bekas tentara KNIL (Koninklijk
Nederlandsch Indische Leger) yang baru dibebaskan dari tahanan Jepang.
Alasan pasukan NICA yang membonceng pasukan Sekutu mempersenjatai para tawanan
perang Jepang adalah untuk menghadapi perlawanan dari Indonesia.
Setelah mempersenjatai tawanan Jepang, NICA dan KNIL yang didukung Inggris
(Sekutu) melancarkan provokasi dan melakukan teror terhadap para pemimpin nasional.
Akibatnya terjadi pertempuran di daerah-daerah, seperti di Surabaya, Sukabumi, Medan,
Ambarawa, Manado, dan Bandung.
6. Adanya gangguan-gangguan keamanan dalam negeri.

 Pemberontakan PKI Madiun 1945 Dipimpin oleh Muso dan Amir Syarifuddin. PKI
melakukan kekerasan fisik terhadap pejabat, tokoh, dan warga anti PKI. Akhirnya
pemberontakan ini dapat ditumpas olehsatuan TNI operasi militer yang dipimpin
oleh Kolonel Gatot Subroto dan KolonelSungkono. Muso dan Amir Syarifuddin
kemudian berhasil ditembak mati.
 Pemberontakan DI/TII Jabar & JatengBerawal dari gagasan Kartosuwiryo untuk
membentuk Negara Islam Indonesia (NII) pada 4 Agustus 1949 di Jabar.
TNI melakukan operasi militer diberbagai daerah yangdinilai menjadi pusat gerakan
ini.Jabar : Operasi Pagar Betis dan Operasi Baratayuda. Berhasil ditumpas
ketikaKartosuwiryo ditangkap tanggal 4 Juni 1962 di Majalaya, Jabar.Jateng : pada
23 Agustus 1962 Amir Fatah memproklamasikan berdirinya gerakanDarul Islam dan
bermaksud mendirikan Negara Islam Indonesia. Gerakan ini berhasildilumpuhkan
pada tahun 1952

12
2) Masa Republik Indonesia Serikat (1949 – 1950)

Sejak 27 Desember 1949, berdasarkan perjanjian Konferensi Meja


Bundar, Negara Kesatuan Republik Indonesia berubah bentuk menjadi negara
serikat (RIS). Penyelenggaraan negara pun didasarkan pada Konstitusi RIS 1949.
Pasal 1 ayat (1) Konstitusi RIS disebutkan bahwa Republik Indonesia yang
serikat, merdeka, dan berdaulat yaitu, negara hokum yang demokrasi dan
berbentuk federal. Presiden adalah kepala negara. Tidak ada wakil presiden.
Presiden berhalangan, perdana mentri yang akan mengambil alih. tanggung jawab
pemerintahan sepenuhnya di perdana mentri dan para mentri kabinet. Saat itu,
Soekarno menjadi presiden RIS, dan Moh. Hatta menjadi perdana mentri RIS.
Sistem yang berlaku yaitu, sistem parlementer. Di sistem ini, kabinet bertanggung
jawab kepada parlemen, apabila pertanggungjawaban tidak diterima parlemen,
kabinet harus mengundurkan diri atau membubarkan diri. Enam lemabaga
Konstitusi RIS:

1. Presiden,
2. Dewan Mentri,
3. Senat,
4. Dewan Perwakilan Rakyat,
5. Mahkamah Agung, dan
6. Dewan Pengawas Keuangan.

Sistem ini tidak dilandasi konsepsi yang kuat dan dilatarbelakangi politik
melemahkan dan memecah belah Indonesia yang telah merdeka pada 17 Agustus
1945. Sistem ini pada masa RIS hanya bertahan selama kurang lebih delapan
bulan. RIS bubar dikarenakan desakan rakyat, pada tanggal 17 Agustus 1950.
Indonesia kembali menjadi negara kesatuan.

Pemberontakan Pada zaman RIS, banyak terjadi pemberontakan yang mengancam


persatuan dan kesatuan bangsa. Antara lain sebagai berikut:

13
1. Pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) APRA dipimpin
oleh Raymond Westerling, seorang bekas tentara het Koninklijke
Nederlands(ch)-Indische Leger (KNIL), yang berarti Tentara Kerajaan Hindia
Belanda. Tujuannya untuk mempertahankan negara-negara federal dan
memintah pemerintah mengakui APRA sebagai tentara pemerintah. Pada
tanggal 23 Januari 1950, Westerling dan sekitar 800 pasukan APRA
menyerang Kota Bandung dan TNI sekitar. Jumlah anggota TNI yang tewas
tercatat 94 orang. Pemberontakan APRA berhasil ditumpahkan TNI.
Westerling pun berhasil kabur ke Singapura.
2. Pemberontakan Andi Aziz Pada 5 April 1950 di Makassar, terjadi
pemberontakan KNIL dibawah pimpinan Kapten Andi Aziz, mantan perwira
tinggi KNIL. Penyebabnya adalah penolakan masuknya pasukan APRIS
(Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat) berasal dari TNI Sulawesi
Selatan. Gerakan ini diawali dengan APRIS/KNIL sering melakukan
provokasi dan konflik dengan pasukan APRIS/TNI. 5 Agustus 1950 terjadi
pertempuran dan APRIS/KNIL berhasil dikalahkan oleh APRIS/TNI.
3. Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) Gerakan ini merupakan
gerakan separatis yang menolak integrase dan ingin membetuk negara yang
lepas dari Negara Indonesia Timur (NIT) dan NKRI. Dipimpin oleh Dr.
Soumokil dan memiliki basis di Ambon. RMS menganggap kemerdekaan
Indonesia adalah hadiah dari Jepang. RMS menolak kedatangan APRIS/TNI
ke wilayah Maluku yang bertujuan melucuti senjata bekas KNIL yang masih
ada di Maluku. Ambon berhasil dikuasai APRIS/TNI karena mereka
langsung melakukan operasi penumpasan. Ambon dikepung dengan bantuan
angkatan udara dan serangan dari laut. APRIS/TNI juga berhasil merebut
Benteng Nieuwe Victoria.

14
3) Masa demokrasi liberal ( 1950 – 1959)
Setelah bubarnya RIS, Indonesia menggunakan UUDS 1950 sebagai
konstitusi.Berdasarkan UUDS 1950, bentuk Negara RI adalah Negara kesatuan.
UUDS menganutsistem pemerintahan parlementer,sama seperti RIS. UUDS 1950
hanya mengenal lima lembaga Negara, yaitu:
1) Presiden,
2) Menteri-menteri,
3) Dewan Perwakilan Rakyat,
4) Mahkamah Agung, dan
5) Dewan Pengawas Keuangan.

Berdasarkan UUDS 1950, presiden berfungsi sebagai kepala negara dan


menjadi bagian dari pemerintahan. Namun, tanggung jawab pemerintahan berada 
di tangan PerdanaMenteri bersama para menterinya. Karena yang dianut adalah
sistem parlementer, Presidendan Wakil Presiden tidak boleh diganggu-gugat.
Penanggung jawab tindakan pemerintahadalah para menteri. Sebagai kepala
negara, tugas Presiden terbatas. 

a) Kabinet pada masa demokrasi liberal


1. Kabinet Natsir (6 September 1950 - 27 April 1951) pimpinan Mohammad
Natsir.
2. Kabinet Sukiman-Suwirjo (27 April 1951- 3 April 1952) pimpinan
Sukiman Wirjosandjojo.
3. Kabinet Wilopo (3 April 1952 - 30 Juli 1953) pimpinan Wilopo.
4. Kabinet Ali Sastromidjojo I (30 Juli 1953 - 12 Agustus 1955) pimpinnan
Ali Sastromidjojo.
5. Kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agustus 1955 - 24 Maret 1956)
pimpinan Burhanuddin Harahap.
6. Kabinet Ali Sastromidjojo II (24 Maret 1956 - 9 April 1957) pimpinan
Ali Sastromidjojo.

15
7. Kabinet Djuanda( 9 April 1957 - 10 Juli 1959) pimpinan Djuanda.
b) Pemberontakan
Pada masa ini, terjadi sejumlah pemberontakan yang mengancam persatuan
dan kesatuan bangsa.
1) Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII)
 DI/TII di Kalimantan Selatan terjadi pada 10 Oktober 1950 dipimpin
Ibnu Hajar. Ibnu Hajar dan pasukannya menyerang pos-pos tentara di
Kalimantan Selatan dan melakukan tindakan-tindakan pengacauan.
TNI melakukan tindakan tegas dengan melancarkan operasi militer.
Gerakan DI/TII di Kalimantan Selatan berhasil dilumpuhkan dan Ibnu
Hajar berhasil ditangkap pada tahun 1959.

 DI/TII di Sulawesi Selatan terjadi pada tahun 1951 dipimpin oleh


Kahar Muzakkar. Penyebab utamanya adalah Kahar Muzakkar sangat
berambisi menjadi salah satu pimpinan APRIS serta tuntutan agar
semua anggota pasukannya diangkat menjadi TNI. Setahun
kemudian, Sulawesi Selatan dinyatakan sebagai bagian dari NII
dibawah komando Kartusuwirjo. Gerakan DI/TII berlangsung di
Sulawesi Selatan ini baru berhasil ditumpas pada 3 Februari 1956
yang ditandai dengan ditembak matinya Kahar Muzakkar.
 Pada 21 September 1953, Daud Beureuh mengeluarkan maklumat
bahwa Aceh merupakan bagian dari NII dibawah Kartosuwirjo. Hal
ini disebabkan antara lain kekecewaan atas penurunan status Aceh
dari daerah istimewa menjadi karesidenan dibawah Sumatera Utara.
Gerakan DI/TII di Aceh akhirnya dapat diselesaikan dan situasi
keamanan di Aceh pulih kembali.

2) Pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia


(PRRI)/Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta)
 Gerakan ini terjadi karena hubungan yang tidak harmonis antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah, terutama Sumatera dan

16
Sulawesi. Kedua wilayah merasa tidak puas dengan otonomi daerah
dan perimbangan keungan antara pusat dan daerah. Ketidakpuasan
tersebut didukung sejumlah perwira militer setempat. Di Sulawesi,
Letnan Kolonel Ventje Sumual memproklamasikan berdirinya
Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta) pada 2 Maret 1957.
 Di Sumatera, diproklamasikan juga Pemerintah Revolusioner
Republik Indonesia (PRRI) oleh Achmad Husain pada 15 Februari
1958. PRRI dan Permesta sempat bergabung, tetapi berpisah kembali.
Pemerintah RI kemudian mengambil tindakan tegas dengan
melakukan operasi militer. PRRI dan Permesta akhirnya berhasil
dilumpuhkan, baik yang berada di wilayah Sumatera maupun
Sulawesi.

4) Masa orde lama (1959 – 1966)


Pemerintah memberlakukan kembali UUD NRI tahun 1945. Hal ini berarti
sejak itu sistem pemerintahan yang dijalankan adalah sistem pemerintahan
presidensial berdasarkan pancasila dan UUD tahun 1945. Presiden menjadi
kepala pemerintah dan penyelenggara Negara. Meski demikian, pada masa
Demokrasi terpimpin, telah terjadi berbagai penyimpangan diantara lain :
1. Menurut UUD NRI Tahun 1945, MPR adalah lembaga yang membawahi dan
berkedudukan lebih tinggi dari Presiden , sedangkan lembaga lain (DPR, MA,
DPA, DAN BPK), sejajar dengan presiden
2. UUD NRI Tahun 1945 menentukan bahwa presiden tidak dapat membubarkan
DPR
3. UUD NRI Tahun 1945 menyatakan bahwa kekuasaan kehakiman adalah
kekuasaan yang merdeka, terlepas dari pengaruh kemerdekaan.

Pada saat masa orde baru terjadi pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI)
untuk kedua kalinya menggantikan ideologi Indonesia dengan ideologi Komunis
melalui Pemberontakan G30S / PKI pada 30 September 1965. G30S/PKI
bertujuan mengambil alih kekuasaan atau kudeta, ingin menghancurkan NKRI

17
dan menjadikannya sebagai negara komunis, menyingkirkan TNI Angkatan Darat
dan ingin merebut kekuasaan pemerintahan, dan mewujudkan cita-cita dari
ideologi komunis yang akan membentuk pemerintah komunis sebagai alat untuk
mewujudkan masyarakat komunis. Pada peristiwa ini, terjadi penculikan dan
pembunuhan sejumlah perwira tinggi AD (Angkatan Darat). Selain itu, sarana
penting komunikasi seperti RRI Pusat dan Gedung Telekomunikasi berhasil
dikuasai. Gerakan ini berhasil diatasi oleh Mayor Jenderal Soeharto yang saat itu
menjabat sebagai Panglima Kostrad. Bersama rakyat dan pasukan tentara yang
setia terhadap NKRI, G30S/PKI pun ditumpas. Operasi penumpasan G30S PKI
dilancarkan mulai tanggal 1 Oktober 1965. Operasi ini dipimpin oleh Soeharto
yang pada waktu itu menjabat sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan
Darat (Pangkostrad). Soeharto mengambil alih Komando Angkatan Darat karena
belum ada kepastian nasib Letjen Ahmad Yani yang pada waktu itu merupakan
Menteri Panglima Angkatan Darat. Di samping itu, Kolonel Sarwo Edhie
Wibowo yang menduduki posisi Komandan Resimen Para Komando Angkatan
Darat (RPKAD) mengumpulkan pasukan lain, termasuk Divisi Siliwangi dan
Kavaleri. untuk mengikis sisa gerakan G30S PKI, dilakukanlah sejumlah operasi
penumpasan, yaitu:

 Operasi Merapi di Jawa Tengah yang dipimpin Kolonel Sarwo Edhie Wibowo
dan dilakukan RPKAD.
 Operasi Trisula di Blitar Selatan, Jawa Timur yang dipimpin Mayjen M. Yasin
dan Kolonel Witarmin dan dilaksanakan Kodam VIII/Brawijaya.
 Operasi Kikis di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur.
penumpasan mulai menunjukkan hasil pada November 1965. DN Aidit
dikabarkan tewas pada 24 November 1965.

18
5) Masa orde baru (1966 – 1998)
Pada Masa Orde Baru, sistem pemerintahan tetap berdasakan UUD NRI
Tahun 1945 yaitu sistem presidensial
 Pembatasan hak-hak politik rakyat. Sejak tahun 1973 jumlah parpol di
Indonesia dibatasi hanya 3 (PPP, Golkar, dan PDI). Persdinyatakan bebas,
tetapi pemerintah dapat memberedel penerbitan pers. Selain itu,
pegawainegeri dan ABRI didorong mendukung partai penguasa, yaitu
Golkar.
 Pemusatan kekuasaan di tangan Presiden. Presiden dianggap dapat
mengendalikan lembaga negara (MPR, DPR, MA, dan lainnya)tersebut.
Presiden adalah Panglima Tertinggi ABRI.
 Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). Kekuasaan yang terpusat dan
nyaris tak terkontrol membuat merebaknya KKN. Keadaan inimembawa
rakyat pada kesengsaraan, terutama yang termasuk ekonomi menengah
kebawah.Kekuasaan Orde Baru berakhir setelah munculnya gerakan
perlawanan rakyat terhadapkekuasaan Soeharto melalui gerakan
reformasi. Akhirnya, Soeharto mundur dari jabatan presiden pada tanggal
21 Mei 1998 dan digantikan wakil presidennya, B. J. Habibie
sebagaiPresiden RI ketiga

6) Masa reformasi (1998 – sekarang)


Era reformasi atau era pasca-Suharto di Indonesia dimulai pada tahun
1998, tepatnya saat Kejatuhan Soeharto Presiden Soeharto mengundurkan diri
pada 21 Mei 1998 dan digantikan oleh wakil presiden saat itu, B.J. Habibie.
Periode ini didirikan oleh lingkungan sosial politik yang lebih terbuka. Isu-isu
selama periode ini di antaranya dorongan untuk menerapkan demokrasi dan
pemerintahan sipil yang lebih kuat, elemen militer yang mencoba untuk
mempertahankan pengaruhnya, Islamisme yang tumbuh dalam politik dan

19
masyarakat umum, serta tuntutan otonomi daerah yang lebih besar. Proses
reformasi menghasilkan tingkat kebebasan berbicara yang lebih tinggi, berbeda
dengan penyensoran yang meluas saat Orde Baru. Akibatnya, debat politik
menjadi lebih terbuka di media massa dan ekspresi seni makin meningkat.
Peristiwa-peristiwa yang telah membentuk Indonesia dalam periode ini di
antaranya serangkaian peristiwa terorisme (termasuk bom Bali 2002) serta gempa
bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004. Maksud dan tujuan diadakannya
reformasi adalah untuk menuntut turunnnya harga-harga kebutuhan pokok yang
melonjak tinggi sejak Juli 1997, menuntut MPR untuk tidak kembali
mencalonkan Soeharto sebagai presiden untuk periode ketujuh, menjelang
lengsernya Soeharto, para pejabat melakukan perjanjian simbolik dan beberapa
langkah kebijakan ekonomi guna untuk mencoba mengatasi keadaan dan
mempertahankan kekuasaan (buying time).
Adanya pembaruan politik pada masa reformasi dapat dilihat dari
kebijakan yang berhubungan dengan kebebasan berpolitik, antara lain sebagai
berikut.
1. Kemerdekaan pers.Sebelumnya penerbitan media massa diwajibkan memiliki
SIUPP (Surat Izin Usaha Penerbitan Pers). Pada masa reformasi, pers
dibebaskan dari SIUPP.
2. Kemerdekaan membentuk partai politik.Sebelumnya, partai politik dibatasi
hanya tiga, tetapi setelah reformasi, pembentukan partai politik dibebaskan.
3. Terselenggaranya pemilu yang demokratisPemilu pertama Indonesia, tahun
1955 dianggap salah satu pemilu paling demokratis.Pada kenyataannya,
hanyalah demokratis semu. Pada tahun 1999 inilah terselenggara pemilu yang
benar demokratis.

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Negara Indonesia adalah negara kesatuan berbentuk republik yang wilayahnya
merupakan kesatuan dari ribuan pulau yang terletak di antara Samudera Pasifik dan
Samudera Hindia serta di antara Benua Asia dan Australia. Ada tiga faktor yang dapat
memperkuat persatuan dan kesatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Yaitu
Sumpah Pemuda, Pancasila, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan salah satu kewajiban
warga Negara Indonesia. Sejak awal kemerdekaan para tokoh bangsa Indonesia telah
membentengi diri dengan merumuskan dasar negara yaitu Pancasila. Dengan mengamalkan
nilai-nilai Pancasila maka bangsa Indonesia akan selalu bersatu padu dan terhindar dari
berbagai pertentangan dan perselisihan.
 persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dari masa ke masa memiliki banyak perbedaan.
Dari kondisi suku, ras, danagama serta masa kepemimpinan memiliki ciri khas tersendiri
yang dapat membentukIndonesia yang satu. Meskipun banyak perbedaan, Indonesia tetap
dapat mempertahankan persatuan dan kesatuannya, dapat memberantas masalah yang
akan mempecahbelahkan persatuan dan kesatuan di Indonesia, sehingga persatuan dan
kesatuan Indonesia masih tetapterjaga hingga saat ini.

B. Saran
banyak pengorbanan yang dilakukan para pahlawan mulai dari pengorbanan waktu,
tenaga, pikiran, harta bahkan nyawa. Hal tersebut dilakukan karena mereka mempunyai
semangat kebangsaan. Semangat itulah yang harus kita jaga dan selalu mewarnai setiap
perilaku kita.

21
DAFTAR PUSTAKA

https://diskominfo.kotawaringinbaratkab.go.id/page/detail/festival-merah-putih-
kobar-wujud-persatuan-dan-kesatuan-dalam-keberagaman

Indahwati, Fatma. 2019. Pendidikan Pancasila dan Kewarnegaraan, Surakarta:


CV Grahadi

https://kumparan.com/berita-terkini/arti-dan-makna-negara-kesatuan-republik-
indonesia-1zkJPToTsbs/full

https://adjar.grid.id/read/543440775/kelebihan-dan-kelemahan-sistem-
desentralisasi-dan-sentralisasi-materi-ppkn-kelas-viii?page=all

http://scholar.unand.ac.id/73524/2/Bab%20I.pdf

https://bobo.grid.id/read/083577323/keunggulan-nkri-di-bidang-ideologi-politik-
ekonomi-sosial-budaya-dan-pertahanan?page=all

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6316863/daftar-operasi-penumpasan-
g30s-pki-dari-jakarta-sampai-jatim

https://id.wikipedia.org/wiki/Reformasi_Indonesia_(1998%E2%80%93sekarang)

https://www.kompas.com/stori/read/2021/04/20/144131779/reformasi-indonesia-
1998-latar-belakang-tujuan-kronologi-dampak?page=all

22

Anda mungkin juga menyukai