Anda di halaman 1dari 15

KEDUDUKAN DAN PERAN PEMERINTAH PUSAT

KELAS : XI MULTIMEDIA 1

GURU PEMBIMBING : HAYATUL NUFUS, S.Pd

OLEH :

1. LILI WULANDARI
2. NAJWA RAHMA SURI
3. RABIATUL ARDANIA
4. OVELIA ZADDA
5. FAREL ALFAYET HASIBUAN
6. RIFIN FERDON ALVINDA PUTRA
7. RARA AWINDA

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

SMK N 1 PANGKALAN KEC. PANGKALAN KOTO BARU

KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

TP.2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Kedudukan dan Peran Pemerintah Pusat” ini
dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas kelompok mata pelajaran PKn. Kami ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Dan
kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah
membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan
serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-
baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini sehingga
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan
makalah ini.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti
milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Pangkalan, Januari 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kewenangan Pemerintah Pusat........................................................................... 2
1. Mengatur Jalannya Proses Politik Luar Negeri.............................................. 2
2. Mengatur Bidang Pertahanan Nasional.......................................................... 2
3. Mengatur Bidang Keamanan Nasional........................................................... 3
4. Mengatur Jalannya Proses yang Berkaitan dengan Kehakiman..................... 4
5. Mengatur Kebijakan Moneter dan Fiskal Nasional........................................ 4
6. Mengatur Kebijakan yang Berkaitan dengan Agama..................................... 5
B. Fungsi Pemerintah Pusat dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah......................... 6
1. Fungsi Layanan (Servicing Function)........................................................... 6
2. Fungsi Pengaturan (Regulating Function).................................................... 7
a. Menyediakan Infrastruktur Ekonomi........................................................ 7
b. Menyediakan Barang dan Jasa Kolektif................................................... 7
c. Menjembatani Konflik dalam Masyarakat................................................ 7
d. Menjaga Kompetisi................................................................................... 8
e. Menjamin Akses Minimal Setiap Individu Kepada Barang dan Jasa....... 8
f. Menjaga Stabilitas Ekonomi...................................................................... 8
3. Fungsi Pemberdayaan................................................................................... 8
a. Pemerintah sebagai Regulator................................................................... 9
b. Pemerintah sebagai Dinamisator............................................................... 9
c. Pemerintah sebagai Fasilitator.................................................................. 9
C. Pembagian Urusan Pemerintahan Pusat.............................................................. 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................................... 11
B. Saran................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan sebuah negara demokrasi yang berupa kepulauan yang bersatu dalam
nusantara. Berdasarkan hal tersebut UUD 1945 Pasal 1 Ayat (1) menyebutkan bahwa negara
Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Sebagai negara kesatuan, negara
kita terdiri atas daerah-daerah yang lebih kecil. Sehingga dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan, pemerintah pusat membagi kekuasaan kepada pemerintah daerah untuk
melaksanakan pembagian urusan pemerintah daerah.

Indonesia adalah negara yang menganut sistem pemerintahan presidensial dan parlementer
yang ditunjukkan dengan adanya pemerintahan yang menjunjung tinggi demokrasi dalam
melaksanakan sistem pemerintahannya. Sebagai negara yang mengalami perubahan sistem
pemerintahan dari sistem pemerintahan orde lama, pemerintahan orde baru, dan orde
reformasi. Pemerintah negara Indonesia telah menentukan berbagi macam kebijakan yang
bertujuan untuk membangun Indonesia sebagai bangsa yang memiliki stabilitas nasional yang
mantap berdasarkan Pancasila.

Oleh karena itu, dalam menjalankan fungsinya, sistem pemerintahan di Indonesia tidak
dilakukan secara terpusat melainkan dilakukan melalui adanya otonomi daerah di mana
pemerintah pusat dan pemerintah daerah membagi peran untuk menetapkan dan menjalankan
suatu kebijakan sesuai dengan wewenangnya masing-masing.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa saja kewenangan pemerintah pusat?


2. Apa saja fungsi pemerintah pusat?
3. Bagaimana pembagian urusan pemerintahan pusat?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kewenangan Pemerintah Pusat

Wewenang yang dimiliki oleh pemerintah pusat berkaitan dengan kebijakan-kebijakan dalam
skala nasional yang mengatur harkat dan kepentingan warga negara Indonesia. Wewenang
yang dimiliki oleh pemerintah pusat sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 di
antaranya:

1. Mengatur Jalannya Proses Politik Luar Negeri

Indonesia adalah negara yang turut serta dalam membangun hubungan internasional dengan
negara-negara luar negeri. Hubungan yang terjalin tidak hanya pada aspek ekonomi maupun
keamanan, tetapi juga dalam aspek politik. Indonesia menganut sistem politik luar negeri
Indonesia bebas aktif di mana Indonesia turut serta dalam menjaga perdamaian dunia namun
tidak mencampuri urusan negara lain, sebagai berikut:

 Melalui sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, pelaksanaan politik luar negeri
dilakukan oleh pemerintah pusat. Segala kebijakan mengenai proses politik luar
negeri diatur oleh pemerintah pusat.
 Jika pemerintah daerah menginginkan suatu hubungan politik dengan negara lain,
maka pemerintah daerah tidak dapat memutuskan proses hubungan politik dengan
sendirinya, namun melalui perantara pemerintah pusat.

Hal ini diperlukan agar wewenang pemerintah daerah dan pemerintah pusat tidak tumpang
tindih dalam hal politik luar negeri. Walaupun politik luar negeri itu berkaitan dengan
pemerintah daerah, hanya pemerintah pusatlah yang berhak menentukan proses terjadinya
hubungan politik ini.

2. Mengatur Bidang Pertahanan Nasional

Segala sesuatu yang berkaitan dengan pertahanan nasional adalah wewenang pemerintah
pusat. Pertahanan dengan skala nasional berkaitan dengan kedaulatan negara Indonesia itu
sendiri. Upaya pemerintah pusat untuk mengatur bidang pertahanan nasional merupakan
salah satu upaya menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2
Pemerintah pusat bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mewujudkan pertahanan
nasional yang stabil dan mantap. Namun, pemerintah daerah tidak memiliki hak untuk
mengatur kebijakan berkaitan dengan pertahanan nasional. Pemerintah daerah hanya
mempunyai peran sebagai pelaksana di lapangan karena hanya pemerintah daerah yang
mengerti bagaimana menjaga pertahanan daerahnya melalui keberadaan masyarakat yang
tinggal di daerah tersebut, sebagai berikut:

 Dalam pengusulan kebijakan pertahanan nasional, pemerintah daerah berhak


mengajukan usulan terkait dengan usaha daerah untuk mewujudkan pertahanan
nasional.
 Usulan yang diajukan oleh pemerintah daerah selanjutnya ditindak lanjuti oleh
pemerintah pusat untuk ditentukan bagaimana proses selanjutnya.

Namun, dalam mengatur kebijakan yang berkaitan dengan pertahanan nasional, pemerintah
pusat tidak dapat menerapkan kebijakan semena-mena tanpa mempertimbangkan apa yang
menjadi kebutuhan daerah.

3. Mengatur Bidang Keamanan Nasional

Keamanan negara merupakan sesuatu yang harus dijaga dan diatur oleh pemerintah, baik itu
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Dalam hal ini, pemerintah pusat lebih mengatur
keamanan yang berskala nasional yang meliputi keamanan nasional di area darat, laut,
maupun udara. Kebijakan pemerintah pusat yang berkaitan dengan keamanan nasional
diperlukan untuk menjaga keamanan nasional dari gangguan pihak dalam dan luar yang dapat
menyebabkan suatu konflik seperti konflik sosial dalam masyarakat, sebagai berikut:

 Dalam menerapkan kebijakannya, pemerintah pusat menggandeng pemerintah daerah


agar pelaksanaan kebijakan yang berkaitan dengan keamanan nasional dapat berjalan
dengan baik.
 Pemerintah pusat tetap harus menggandeng pemerintah daerah karena keamanan
daerah merupakan cikal bakal terwujudnya keamanan nasional.

Kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah daerah yang berkaitan dengan bidang
keamanan diawasi oleh pemerintah pusat agar pelaksanaan kebijakan tersebut tidak
melenceng dari kebijakan keamanan yang dibuat oleh pemerintah pusat.

3
4. Mengatur Jalannya Proses yang Berkaitan dengan Kehakiman

Indonesia adalah negara yang berlandaskan pada hukum dan mempunyai sistem peradilan di
Indonesia. Jalannya proses hukum yang berkaitan dengan kehakiman, diatur oleh pemerintah
pusat. Pengaturan yang dilakukan oleh pemerintah pusat adalah mengatur sistem hukum baik
itu lembaga penegak hukum maupun menentukan siapa yang duduk di lembaga hukum
tersebut. Dalam pelaksanaan pengaturan proses hukum, pemerintah pusat melibatkan
pemerintah daerah, sebagai berikut:

 Pemerintah daerah digunakan oleh pemerintah pusat sebagai tempat di mana proses
kehakiman dan hukum berlangsung.
 Pemerintah pusat menunjuk lembaga peradilan di setiap daerah untuk mewakili
pemerintah pusat dalam menjalankan wewenangnya untuk mengatur proses
kehakiman.
 Peranan lembaga peradilan yang berada di daerah-daerah menunjukkan bahwa
pemerintah pusat benar-benar melibatkan pemerintah daerah dalam menjalankan
proses hukum.

Ada kalanya proses hukum dapat diselesaikan melalui lembaga peradilan yang berada di
pemerintahan daerah dan tidak perlu sampai ke pemerintah pusat. Walaupun hal ini dapat
terjadi, pemerintah daerah tidak berhak untuk melakukan pengaturan apapun terhadap proses
hukum yang berkaitan dengan kehakiman.

5. Mengatur Kebijakan Moneter dan Fiskal Nasional

Kebijakan moneter dan kebijakan fiskal adalah dua hal yang berbeda. Kebijakan moneter
merupakan suatu proses pengaturan terhadap persediaan uang yang dimiliki oleh negara
dalam rangka untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh negara tersebut. Kebijakan ini
pada dasarnya merupakan kebijakan yang mempunyai tujuan untuk menjaga keseimbangan
internal seperti pertumbuhan ekonomi yang mencakup stabilitas harga pasar dan
keseimbangan eksternal yang mempunyai tujuan untuk mencapai keseimbangan dalam
neraca pembayaran.

Sedangkan kebijakan fiskal sendiri merupakan suatu kebijakan yang dibuat oleh pemerintah
pusat untuk mengarahkan kondisi ekonomi negara melalui proses pengeluaran dan

4
pendapatan khususnya pajak. Kebijakan fiskal mempunyai tujuan yang berbeda dengan
kebijakan fiskal. Kebijakan fiskal lebih bertujuan untuk menstabilkan perekonomian di suatu
negara melalui pajak dan tingkat suku bunga, sebagai berikut:

 Kedua kebijakan tersebut merupakan wewenang yang hanya berhak dilakukan oleh
pemerintah pusat.
 Kebijakan moneter dan kebijakan fiskal yang ditetapkan oleh pemerintah pusat
diperlukan guna mengantisipasi dampak globalisasi khususnya di bidang ekonomi.
 Dalam melaksanakan kedua kebijakan tersebut, pemerintah pusat menggandeng
pemerintah daerah sebagai bentuk kerja sama.

Pemerintah daerah berperan sebagai pelaksana dari kebijakan moneter dan kebijakan fiskal
yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat. Jika pada pelaksanaan kebijakan di tingkat
daerah menemui kendala, pemerintah daerah hanya dapat mengusulkan cara penyelesaian
masalah yang ditemui kepada pemerintah pusat, bukan menentukan cara penyelesaiannya
sendiri.

6. Mengatur Kebijakan yang Berkaitan dengan Agama

Segala sesuatu yang berkaitan dengan agama di atur oleh pemerintah pusat dan dilindungi
oleh undang-undang. Agama yang diakui oleh pemerintah Indonesia ada enam yaitu Islam,
Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Kong Hu Cu. Semua warga negara Indonesia
mempunyai hak untuk memeluk agamanya sesuai dengan keyakinannya masing-masing,
sebagai berikut:

 Masing-masing pemeluk agama berhak untuk menjalankan ibadah sesuai dengan


agama dan keyakinan yang dianutnya.
 Pemerintah pusat sebagai pengatur kebijakan yang berkaitan dengan agama tentunya
mempunyai strategi yang diterapkan sebagai cara merawat kemajemukan bangsa
Indonesia.

Peran pemerintah daerah dalam kebijakan yang berkaitan dengan agama berkaitan dengan
hal-hal teknis seperti perizinan untuk mendirikan rumah ibadah. Selebihnya, hanya
pemerintah pusatlah yang mempunyai wewenang untuk mengatur.

5
B. Fungsi Pemerintah Pusat dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah

Pemerintah pusat dalam pelaksanaan otonomi daerah, memiliki 3 (tiga) fungsi.

1. Fungsi Layanan (Servicing Function)

Fungsi pelayanan dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dengan cara
tidak diskriminatif dan tidak memberatkan serta dengan kualitas yang sama. Dalam
pelaksanaan fungsi ini pemerintah tidak pilih kasih, melainkan semua orang memiliki hak
sama, yaitu hak untuk dilayani, dihormati, diakui, diberi kesempatan (kepercayaan), dan
sebagainya. Pelayanan pemerintah tidak boleh diberikan secara diskriminatif. pelayanan
diberikan tanpa memandang status, pangkat, golongan dari masyarakat dan semua warga
masyarakat mempunyai hak yang sama atas pelayanan-pelayanan tersebut sesuai dengan
peraturan yang berlaku.

Pemberian pelayanan publik oleh pemerintah pusat kepada masyarakat sebenarnya


merupakan implikasi dari fungsi aparat negara sebagai pelayan masyarakat. karena itu,
kedudukan aparatur pemerintah dalam pelayanan umum (public services) sangat strategis
karena akan sangat menentukan sejauh mana pemerintah pusat mampu memberikan
pelayanan yang sebaik-baiknya bagi masyarakat, yang dengan demikian akan menentukan
sejauh mana negara telah menjalankan perannya dengan baik sesuai dengan tujuan
pendiriannya.

Dipandang dari sudut ekonomi, pelayanan merupakan salah satu alat pemuas kebutuhan
manusia sebagaimana halnya dengan barang. Namun pelayanan memiliki karakteristik
tersendiri yang berbeda dari barang. Karakteristik pelayanan secara jelas membedakan
pelayanan dengan barang, meskipun sebenarnya keduanya merupakan alat pemuas
kebutuhan. Sebagai suatu produk yang intangible, pelayanan memiliki dimensi yang berbeda
dengan barang yang bersifat tangible. Produk akhir pelayanan tidak memiliki karakteristik
fisik sebagaimana yang dimiliki oleh barang. Produk akhir pelayanan sangat tergantung dari
proses interaksi yang terjadi antara layanan dengan konsumen.

Dalam konteks pelayanan publik, dikemukakan bahwa pelayanan umum adalah


mendahulukan kepentingan umum, mempermudah urusan publik, mempersingkat waktu
pelaksanaan urusan publik, dan memberikan kepuasan kepada publik. Pelayanan publik

6
adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan
faktor material melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam usaha memenuhi
kepentingan orang lain sesuai dengan haknya. Pelayanan publik pada umumnya adalah
bagaimana mempersiapkan pelayanan publik tersebut yang dikehendaki atau dibutuhkan oleh
publik, dan bagaimana menyatakan dengan tepat kepada publik mengenai pilihannya dan cara
mengaksesnya yang direncanakan dan disediakan oleh pemerintah.

2. Fungsi Pengaturan (Regulating Function)

Pemerintah memiliki fungsi pengaturan (regulating) untuk mengatur seluruh sektor dengan
kebijakan-kebijakan dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah, dan peraturan
lainnya. Maksud dari fungsi ini adalah agar stabilitas negara terjaga, dan pertumbuhan negara
sesuai yang diinginkan.

Fungsi ini memberikan penekanan bahwa pengaturan tidak hanya kepada rakyat tetapi
kepada pemerintah sendiri. Artinya, dalam membuat kebijakan lebih dinamis yang mengatur
kehidupan masyarakat dan sekaligus meminimalkan intervensi negara dalam kehidupan
masyarakat. Jadi, fungsi pemerintah adalah mengatur dan memberikan perlindungan kepada
masyarakat dalam menjalankan hidupnya sebagai warga negara. Sementara itu ada enam
fungsi pengaturan yang dimiliki pemerintah.

a. Menyediakan Infrastruktur Ekonomi

Pemerintah menyediakan institusi dasar dan peraturan-peraturan yang diperlukan bagi


berlangsungnya sistem ekonomi modern, seperti perlindungan terhadap hak milik, hak cipta,
hak paten, dan sebagainya.

b. Menyediakan Barang dan Jasa Kolektif

Fungsi ini dijalankan pemerintah karena masih terdapat beberapa public goods yang tersedia
bagi umum, ternyata masih sulit dijangkau oleh beberapa individu untuk memperolehnya.

c. Menjembatani Konflik dalam Masyarakat

Fungsi ini dijalankan untuk meminimalkan konflik sehingga menjamin ketertiban dan
stabilitas di masyarakat.

7
d. Menjaga Kompetisi

Peran pemerintah diperlukan untuk menjamin agar kegiatan ekonomi dapat berlangsung
dengan kompetisi yang sehat. Tanpa pengawasan pemerintah akan berakibat kompetisi dalam
perdagangan tidak terkontrol dan dapat merusak kompetisi tersebut.

e. Menjamin Akses Minimal Setiap Individu Kepada Barang dan Jasa

Kehadiran pemerintah diharapkan dapat memberikan bantuan kepada masyarakat miskin


melalui program-program khusus.

f. Menjaga Stabilitas Ekonomi

Melalui fungsi ini pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal
apabila terjadi sesuatu yang mengganggu stabilitas ekonomi.

3. Fungsi Pemberdayaan

Pemberdayaan masyarakat sebenarnya merupakan bagian dari empat fungsi pemerintahan.


Proses pemberdayaan masyarakat pada umumnya membentuk dan membangun kesejahteraan
dan kemandirian masyarakat untuk melawan arus-arus globalisasi yang cepat. Peningkatan
kreativitas masyarakat miskin dalam melihat prospek ekonomi didasari atas bagaimana
pemerintah secara serius ingin membangun sumber daya manusia yang kuat. Maka,
peningkatan kualitas masyarakat melalui program-program pemberdayaan sangat dibutuhkan.
Pemerintah memiliki dua fungsi dasar, yaitu fungsi primer atau pelayanan, dan fungsi
sekunder atau pemberdayaan.

Fungsi primer secara terus menerus berjalan dan berhubungan positif dengan keberdayaan
yang diperintah. Artinya semakin berdaya masyarakat, maka semakin meningkat pula fungsi
primer pemerintah. Sebaliknya fungsi sekunder berhubungan negatif dengan tingkat
keberdayaan yang diperintah. Artinya semakin berdaya masyarakat, maka semakin berkurang
fungsi sekunder pemerintah dari rowing (pengaturan) ke steering (pengendalian).

Fungsi sekunder atau pemberdayaan secara perlahan dapat diserahkan kepada masyarakat
untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Pemerintah berkewajiban untuk secara terus-menerus
berupaya memberdayakan masyarakat agar meningkatkan keberdayaannya sehingga pada

8
gilirannya mereka memiliki kemampuan untuk hidup secara mandiri dan terlepas dari campur
tangan pemerintah. Oleh sebab itu, pemberdayaan mampu mendorong kemandirian
masyarakat dan pembangunan akan menciptakan kemakmuran dalam masyarakat. Seiring
dengan itu, hasil pembangunan dan pemberdayaan yang dilaksanakan pemerintah, serta
dengan keterbatasan yang dimilikinya, maka secara perlahan masyarakat mampu untuk hidup
mandiri mencukupi kebutuhannya.

Fungsi pemerintah dalam kaitannya dengan pemberdayaan yaitu mengarahkan masyarakat


kemandirian dan pembangunan demi terciptanya kemakmuran, tidak serta merta dibebankan
oleh masyarakat. Perlu adanya peran pemerintah yang secara optimal dan mendalam untuk
membangun masyarakat, maka peran pemerintah yang dimaksud antara lain:

a. Pemerintah sebagai Regulator

Peran pemerintah sebagai regulator adalah menyiapkan arah untuk menyeimbangkan


penyelenggaraan pembangunan melalui penerbitan peraturan-peraturan. Sebagai regulator,
pemerintah memberikan acuan dasar kepada masyarakat sebagai instrumen untuk mengatur
segala kegiatan pelaksanaan pemberdayaan.

b. Pemerintah sebagai Dinamisator

Peran pemerintah sebagai dinamisator adalah menggerakkan partisipasi masyarakat jika


terjadi kendala-kendala dalam proses pembangunan untuk mendorong dan memelihara
dinamika pembangunan daerah. Pemerintah berperan melalui pemberian bimbingan dan
pengarahan secara intensif dan efektif kepada masyarakat. Biasanya pemberian bimbingan
diwujudkan melalui tim penyuluh maupun badan tertentu untuk memberikan pelatihan.

c. Pemerintah sebagai Fasilitator

Peran pemerintah sebagai fasilitator adalah menciptakan kondisi yang kondusif bagi
pelaksanaan pembangunan untuk menjembatani berbagai kepentingan masyarakat dalam
mengoptimalkan pembangunan daerah. Sebagai fasilitator, pemerintah bergerak di bidang
pendampingan melalui pelatihan, pendidikan, dan peningkatan keterampilan, serta di bidang
pendanaan atau permodalan melalui pemberian bantuan modal kepada masyarakat yang
diberdayakan.

9
C. Pembagian Urusan Pemerintahan Pusat

Urusan pemerintahan yang dimiliki pemerintah pusat terdiri atas urusan pemerintahan
absolut, urusan pemerintahan konkuren, dan urusan pemerintahan umum. Pemerintahan
absolut adalah urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan pemerintah pusat,
sedangkan urusan pemerintahan konkuren merupakan urusan pemerintahan yang dibagi
antara pemerintah pusat dan daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota. Dan urusan
pemerintahan umum adalah urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan presiden sebagai
kepala pemerintahan seperti pembinaan wawasan kebangsaan, pembinaan persatuan dan
kesatuan bangsa, serta penanganan konflik.

Untuk kedua urusan pemerintahan terakhir, yakni urusan pemerintah konkuren dan urusan
pemerintah umum dilaksanakan oleh pemerintah daerah atau diberikan kewenangan oleh
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Dan untuk urusan pemerintahan absolut
dijalankan oleh pemerintah pusat namun dalam penyelenggaraan urusan tersebut pemerintah
pusat dapat melaksanakan sendiri atau pun melimpahkan wewenang kepada instansi vertikal
yang ada di daerah atau gubernur sebagai wakil pemerintah pusat berdasarkan asas
dekonsentrasi.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dibentuknya pemerintah pada awalnya adalah untuk melindungi sistem ketertiban di


masyarakat sehingga seluruh masyarakat dapat menjalankan aktivitas kehidupan dengan
tenang dan lancar. Dinamika di masyarakat memperluas fungsi dan peran pemerintahan tidak
hanya sebatas pelindung melainkan pelayan masyarakat. Rakyat tidak lagi harus melayani
pemerintah seperti zaman kerajaan ataupun penjajahan namun justru pemerintah yang
seharusnya melayani, mengayomi, dan mengembangkan serta meningkatkan taraf hidup
masyarakatnya sesuai tujuan negaranya.

Fungsi utama pemerintah adalah memberikan pelayanan terbaik untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat di semua sektor. Masyarakat tak akan dapat berdiri sendiri memenuhi kebutuhan
tanpa adanya pemerintah yang memberikan pelayanan. Ini merupakan fungsi yang bersifat
umum dan dilakukan oleh seluruh negara di dunia.

Pemerintah memiliki fungsi pengaturan (regulating) untuk mengatur seluruh sektor dengan
kebijakan-kebijakan dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah, dan peraturan
lainnya. Maksud dari fungsi ini adalah agar stabilitas negara terjaga, dan pertumbuhan negara
sesuai yang diinginkan

B. Saran

Penyelenggaraan pemerintahan pusat, tidak akan efektif apabila tidak didukung oleh seluruh
rakyat Indonesia. Kita sebagai rakyat Indonesia juga mempunyai kewajiban mendukung
setiap penyelenggaraan pemerintahan di negara kita, salah satunya adalah dengan mengetahui
dan memahami tugas dan kewenangan pemerintah pusat.

11
DAFTAR PUSTAKA

Gadjong, Agussalim Andi. 2007. Pemerintahan Daerah; Kajian Politik dan Hukum. Bogor:
Ghalia Indonesia.

Jimnung, Martin. 2005. Politik Lokal dan Pemerintah Daerah dalam Perspektif Otonomi
Daerah. Yogyakarta: Pustaka Nusatama.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Nuryadi, Heri M.S. Faridy. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan: Wawasan Kebangsaan.


Jakarta: BSNP-BSE.

Pasha, Musthafa Kamal. (2002). Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education).


Yogyakarta: Citra Karsa mandiri.

Rahardiansyah, Trubus. 2012. Sistem Pemerintahan Indonesia. Jakarta: Universitas Trisakti.

Rasyid, Ryaas. 2002. Otonomi Daerah dalam Negara Kesatuan. Yogyakarta: BPFE.

Riyanto, Astim. 2006. Negara Kesatuan; Konsep, Asas, dan Aplikasinya. Bandung:
Yapemdo.

Wuryan, Sri dan Syaifullah. 2006. Ilmu Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium


Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia.

Tolib. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA/MA/SMK. Jakarta: Studia Press.

https://doc.lalacomputer.com/makalah-kedudukan-dan-peran-pemerintah-pusat/

12

Anda mungkin juga menyukai