Anda di halaman 1dari 2

PERAN PARA TOKOH SEKITAR PROKLAMASI

Nama : I Gusti Agung Ngurah Andromeda Laksana


No. Absen : 18
Kelas : XI MIA 1

Sayuti Melik

Biografi:
Mohamad Ibnu Sayuti atau yang lebih dikenal
sebagai Sayuti Melik , dicatat dalam sejarah Indonesia
sebagai pengetik naskah proklamasi kemerdekaan
Republik Indonesia. Dia adalah suami dari Soerastri
Karma Trimurti, seorang wartawati dan aktivis
perempuan di zaman pergerakan dan zaman setelah
kemerdekaan.
Beliau dilahirkan di Sleman 22 November
1908. Orang tuanya bernama Abdul Mu'in alias
Partoprawito dan Sumilah. Istri beliau bernama
Soerastri Karma. Istri Sayuti Melik merupakan
seorang aktivis perempuan sekaligus wartawan.
Sayuti Melik disebutkan pendidikan beliau di mulai dari Sekolah Ongko Loro (SD) di
Srowolan Solo hanya sampai kelas 4 dan kemudian dilanjutkan di Yogyakarta.
Sejak masih muda beliau merupakan penulis yang mampu membuat belanda
merasa terganggu, kisah hidup Sayuti melik juga diwarnai dengan penahanan berkali-
kali oleh Belanda. Beliau juga pernah di buang di Boven Digul (1927-1933) karena
dianggap terlibat dengan PKI oleh Belanda. Selama satu tahun beliau juga pernah
ditawan dan dipenjara di Singapore, pada tahun 1937 beliau pulang ke Jakarta namun
dimasukkan ke sel di Gang tengah hingga 1938.
Beliau juga mendirikan koran Pesat di semarang yang segala bagian redaksi
hingga percetakan dan penjualan beliau kerjakan sendiri bersama istrinya. Namun
mereka tetap tidak terlepas dari pengasingan. Selama menerbitkan koran tersebut,
Sayuti Melik atau istrinya bergantian keluar masuk penjara dan pengasingan. Hal itu
dikarenakan tulisan mereka yang tajam dan kritis. Pada kependudukan Jepang
tepatnya Putera didirikan, atas bantuan Bung Karno Sayuti Melik dan istrinya dapat
bersatu kembali. Selain aktif dalam dunia jurnalis, Sayuti melik juga menyebutkan
bahwa dirinya juga menjadi anggota PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia)
Sayuti melik merupakan pemuda ataupun golongan muda yang sangat
mendukung segera diproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 16 Agustus
1945, Seokarno dan Hatta di culik dan dibawa ke Rengasdengklok. Penculikan
tersebut bertujuan untuk menyakinkan Bung Karno dan Bung Hatta segera
menyatakan kemerdekaan Indonesia, ketika Jepang sedang kalah dari sekutu.
Setelah terjadi kesepakatan akhirnya naskah proklamasi dirumuskan oleh
Bung Karno dan Bung Hatta di rumah Laksmana Muda Maeda. Sayuti melik
menyatakan bahwa dirinya dan sukarni menjadi saksi dan membantu mereka dalam
merumuskan proklamasi. Atas usul Sayuti melik juga proklamasi ditanda tangani oleh
Bung Karno dan Bung Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Karier politik Sayuti Melik semakin berkembang. Beliau pernah menjabat
sebagai anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Sedangkan pada masa
orde baru karier politik Sayuti Melik berkembang menjadi DPR pada tahun 1971
hingga 1977. Beliau meninggal pada 27 Februari 1989. Penghargaan yang beliau
dapat adalah Bintang Mahaputra (1961) dan Bintang Mahaputra Adiprana pada tahun
1973. 

Peranan dalam Proklamasi:


Sebelum menjadi juru ketik proklamasi, Sayuti Melik telah terlibat dalam
proses penyusunannya sejak awal Ia diketahui menjadi saksi penyusunan teks
proklamasi kemerdekaan di ruang makan rumah Laksamana Maeda. Sayuti Melik
mewakili golongan muda untuk membantu Soekarno menyusun naskah proklamasi.
Sedangkan Moh Hatta dibantu oleh Sukarni. Setelah selesai dibuat, Sayuti Melik
mengusulkan agar naskah proklamasi ditandatangani oleh Soekarno dan Mohammad
Hatta. Pada awalnya, sempat terjadi perdebatan mengenai siapa yang akan
mendantangani naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Soekarno mulanya
mengusulkan agar naskah proklamasi ditandatangani oleh semua peserta yang datang,
seperti deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat.
Akan tetapi, usulan tersebut ditolak oleh golongan muda yang menginginkan
bebas dari pengaruh Jepang. Sayuti Melik pun akhirnya mengusulkan agar Soekarno
dan Hatta saja yang menandatangani naskah proklamasi. Alasan pemilihan Soekarno
dan Hatta adalah karena kedua tokoh ini telah diakui sebagai pemimpin rakyat
Indonesia. Usulan Sayuti Melik pun disetujui oleh para peserta yang datang, sehingga
Soekarno dan Hatta yang menandatangani teks proklamasi atas nama rakyat
Indonesia.
Soekarno meminta Sayuti Melik untuk mengetik teks proklamasi yang sudah
disusun bersama. Naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia dari Soekarno diketik
oleh Sayuti Melik dengan alasan agar tidak menimbulkan persepsi yang salah tentang
proklamasi. Ditemani BM Diah, Sayuti Melik mengetik naskah proklamasi di ruang
bawah dekat dapur rumah Laksamana Maeda. Dalam proses pengetikan, Sayuti Melik
mengubah tiga kata di dalamnya teks proklamasi yang telah disusun sebelumnya.
Kata tersebut adalah kata 'tempoh' diganti menjadi 'tempo, 'wakil-wakil bangsa
Indonesia' diubah menjadi 'atas nama bangsa Indonesia', dan pengubahan tulisan
bulan dan hari.
Selain itu Sayuti Melik termasuk dalam kelompok Menteng 31, yang berperan
dalam penculikan Sukarno dan Hatta pada 16 Agustus 1945. Para pemuda pejuang,
termasuk Chaerul Saleh, Sukarni, dan Wikana, bersama Shodanco Singgih, salah
seorang anggota PETA, dan pemuda lain, membawa Sukarno dan Hatta,
ke Rengasdengklok. Tujuannya adalah agar Ir. Sukarno dan Moh Hatta tidak
terpengaruh oleh Jepang.

Anda mungkin juga menyukai