Anda di halaman 1dari 25

TARI KREASI SUMATERA SELATAN

TARI BUJANG GADIS PALEMBANG

Disusun Oleh :
Kelas XII IPA 1
Kelompok 5
6. Cindy Nur Awalia
13. Intan Riskia Ramaddani
20. Muhammad Dimas Fadhillah
23. Nabillah Lestari
34. Siti Mauliza Azzahra
35. Soraya Desma Indralika
Guru Pembimbing : Rosanah S.Pd, MM

SMA NEGERI 11 PALEMBANG


TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami
membahas mengenai Seni Tari, dan juga Tari Kreasi.Makalah ini dibuat dengan
beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan
dan hambatan selama mengerjakannya.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.Kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik
yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan makalah yang belum sempurna ini. Akhir kata
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Palembang, 20 Maret 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2


BAB I ......................................................................................................................................... 4
Pendahuluan ............................................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 4
A. Pengertian Tari Secara Umum ..................................................................................... 4
B. Pengertian Tari Menurut Para Ahli .............................................................................. 4
C. Unsur Utama Dalam Tari ............................................................................................ 5
D. Unsur Pendukung Tari ................................................................................................. 6
E. Jenis-jenis Tari ............................................................................................................. 7
F. Macam-macam Tari Sumatera Selatan ........................................................................ 8
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 13
1.3 Manfaat/Tujuan Penulisan ............................................................................................. 13
BAB II ..................................................................................................................................... 14
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 14
2.1 Sejarah tari bujang gadis ........................................................................................... 14
2.2 Sinopsis Tari Bujang Gadis ....................................................................................... 14
2.3 Unsur Pendukung Tari Bujang Gadis............................................................................. 14
2.4 Pola dan Ragam Gerak Tari Kreasi Bujang Gadis ........................................................ 16
BAB III.................................................................................................................................... 24
PENUTUP............................................................................................................................... 24
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 25
BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang
A. Pengertian Tari Secara Umum
Pengertian tari adalah gerak tubuh yang ritmis sebagai ungkapan ekspresi jiwa pencipta
gerak sehingga menghasilkan unsur keindahan dan makna yang mendalam. Pengertian seni tari
yaitu gerak badan secara berirama yang dilakukan ditempat serta waktu tertentu untuk
keperluan pergaulan, mengungkap perasaan, maksud, serta pikiran. Bunyi-bunyian yang
dimaksud musik pengiring tari mengatur gerakan penari serta menguatkan maksud yang mau
di sampaikan.

B. Pengertian Tari Menurut Para Ahli


1. Aristoteles
Tari adalah sebuah gerakan ritmis yang mempunyai tujuan untuk menghadirkan
sebuah karakter manusia, yang sebagaimana mereka bertindak dan menderita.
2. Susan K. Lenger
Tari adalah suatu gerak-gerak tubuh yang dibentuk secara ekpresif yang diciptakan
manusia untuk bisa dinikmati.
3. Walter Sarrel
Tari adalah suatu gerakan bada yang seimbang menurut irama tertentu dan dalam
suatu tempat tertentu.
4. Kealiinomohoku
Tari adalah seni sesaat dari sebuah ekspresi yang dipertunjukkan dengan sebuah
bentuk serta gagasan tertentu lewat suatu tubuh manusia yang bergerak di dalam ruang.
5. Waterman
Tari terdiri dari sebuah gerak-gerak tubuh yang secara artistik yang secara kultural
dipola serta distilasi.
6. H’Doubler
Tari adalah suatu ekspresi gerak ritmis dari suatu keadaan-keadaan perasaan yang
secara estetis dinilai, yang lambang-lambang geraknya dengan sadar dirancang untuk
kenikmatan serta pada kepuasa dari pengalaman-pengalaman ulang, ungkapan,
berkomunikasi, melaksanakan, serta dari suatu penciptaan bentuk-bentuk.
7. Andre Levinson
Tari adalah suatu gerak tubuh yang berkesinambungan yang melewati ruang yang
telah ditentukan yang sesuai dengan ritme tertentu serta mekanisme, yang radar.
8. Franz Boas
Tari adalah suatu gerak-gerak ritmis setiap bagian tubuh, lambaian lengan, gerak dari
torso atau kepala, atau pada gerak-gerak dari tungkai serta kaki.
9. John Martin
Tari adalah suatu gerak yang sebagai pengalaman yang paling awal pada kehidupan
manusia.
10. La Mery
Tari adalah suatu ekspresi yang berbentuk sebuah simbolis dalam wujud yang lebih
tinggi yang harus diinternalisasikan untuk menjadi suatu bentuk yang nyata.
11. Dr. J Verkuyl
Tari adalah suatu gerak-gerak tubuh dan anggotanya yang disusun sedemikian ruap,
yang sehingga berirama.
12. C. Sachs
Tari adalah suatu pengucapan jiwa manusia yang melalui gerak-gerik berirama yang
indah. Dalam kebudayaan melayu terdapat jenis tarian, dan ada tarian asli maupun tarian
yang sudah dipengaruhi oleh unsur-unsur modern.
13. Irmgrad Bartenieff & Forrestine Paulay
Tari adalah suatu bentuk seni yang eskpressionostis yang menjembatani sebuah reaksi
jiwa seseorang denga sebuah konflik dan problem dunia modern.
14. Drs. I Gede Ardika
Tari adalah sesuatu yang bisa disatukan ke dalam berbagai hal sehingga semua orang
bisa menyesuaikan diri atau menyelaraskannya menurut cara pandang nya masing-masing.
15. K M A Theodora Retno Maruh
Tari adalah suatu kesenian yang tidak akan pernah mempunyai sifat kontemporer, baik
yang pernah terlupakan sekalipun.

C. Unsur Utama Dalam Tari


1. Wiraga (raga)
Unsur utama dalam tari adalah wiraga atau rasa. Wiraga merupakan unsur tari yang
memperlihatkan berbagai macam gerakan seperti berdiri, duduk, meloncat dan lainnya. Unsur
dari wiraga ini menjadi unsur utama dalam tari, sebab tarian pasti memiliki gerakan di
dalamnya yang penuh dengan makna. Setiap gerakan tarian selalu diciptakan oleh manusia
yang biasa dikenal dengan koreografer. Dengan hadirnya peran koreografer ini, maka tarian
yang sebenarnya sudah inga, maka akan semakin terlihat indah untuk disaksikan.

2. Wirama (irama)
Unsur utama kedua dari tari adalah wirama yaitu irama. Adanya irama dalam seni tari,
berasal dari musik yang dimainkan oleh para pengiring tari. Seorang penari atau sekelompok
penari harus mampu menyesuaikan gerakan-gerakan tari dengan irama musik pengiring. Tidak
hanya irama musik saja yang harus disatu padukan, tetapi penari juga perlu mengikuti tempo
musik dengan baik. Apabila gerakan tari dan irama berpadu dengan baik, maka pentas tari pun
akan terlihat lebih indah. Selain itu, irama juga melengkapi suasana dan makna yang berusaha
disampaikan oleh koreografi dan penari-penarinya.

3. Wirasa (rasa)
Unsur utama tari yang ketiga adalah wirasa atau rasa. Suatu tari yang hanya dipentaskan
begitu saja, tanpa ada rasa di dalamnya, maka setiap gerakan yang ditarikan oleh penari tidak
akan menyentuh perasaan dari para penonton. Rasa dalam tari ini dapat ditunjukan oleh penari
melalui gerakan tarian ritmis atau menunjukan ekspresi. Dengan begitu, maka suatu tarian
dapat menyentuh perasaan para penonton. Contohnya seperti tari Bali yang mementingkan
ekspresi di dalamnya. Ketika menari, maka para penari tidak hanya melatih gerakan saja, tetapi
juga ekspresi, gerak mata dan lainnya untuk menyampaikan makna dari tarian tersebut.

4. Wirupa (ekspresi)
Unsur utama yang terakhir dari tari adalah wirupa atau ekspresi. Seorang penari harus
mampu berekspresi melalui mimik wajah serta pendalaman karakter dari tokoh yang ia
gambarkan. Wirupa ini sama pentingnya seperti ketiga unsur utama tari yang lain. Seperti yang
dijelaskan sebelumnya, bahwa ekspresi dapat menyampaikan rasa dari para penari ketika
mementaskan suatu tarian. Dengan ekspresi, maka penari dapat mengungkapkan pesan, cerita
dan makna dari suatu tari. Contohnya gerakan tari yang menggambarkan kemarahan. Apabila
penari menunjukkannya dengan tersenyum, maka tentu akan merubah pesan dan makna dari
suatu tarian. Jadi, penari harus tahu bagaimana cara berekspresi untuk menyampaikan rasa
marah.

D. Unsur Pendukung Tari


1. Kostum
Kostum merupakan unsur pendukung dalam tari. Meskipun kostum adalah unsur
pendukung, tetapi keberadaan dari kostum dinilai sangat penting. Adanya kostum ini dapat
memberi warna tersendiri dalam suatu pertunjukan tari. Selain itu, kostum dalam
pertunjukan tari juga memiliki fungsi untuk menyampaikan pesan serta suasana dari
pementasan dengan baik pada penonton.
2. Tata rias
Selain kostum, unsur pendukung dari seni tari adalah tata rias yang memiliki nilai
penting pula dalam pertunjukan tari. Tata rias tidak hanya berfungsi untuk membuat
tampilan para penari terlihat lebih menarik dan rupawan saja, tetapi juga berfungsi untuk
menyampaikan ketegasan dalam ekspresi para penari. Jadi, apabila dalam suatu pertunjukan
tari tata rias kurang baik atau tidak sesuai dengan cerita dan tema tari, maka dikhawatirkan
bahwa pesan maupun suasana tari tidak dapat tersampaikan dengan baik pada para
penonton.

3. Pola lantai
Tari adalah gerakan ritmis yang perlu pola lantai untuk berpindah dari satu tempat ke
tempat yang lain. Pola lantai sebagai unsur pendamping dari tari akan membuat gerakan tari
terlihat lebih indah dan teratur. Apabila suatu tarian dilakukan dengan cara berkelompok,
maka biasanya pola lainta serta rotasi yang dilakukan akan jauh lebih rumit. Hal ini
bertujuan agar masing-masing dari penari dapat melakukan gerak tari dengan maksimal.
Maka hasilnya, gerakan tari yang sudah desain dan dibuat sedemikian rupa oleh koreografer
akan terlihat lebih indah. Selain itu, pola lantai juga berfungsi agar para penari tidak
bertabrakan ketika akan berpindah posisi.

4. Tata lampu
Unsur keempat dari tari adalah tata lampu. Tata lampu dalam pertunjukan tari dibagi
menjadi dua jenis, yaitu tata lampu untuk pencahayaan serta tata lampu yang digunakan
untuk keperluan artistik pementasan. Tata lampu untuk pencahayaan, pada umumnya
menjadi sumber penerangan utama ketika pementasan seni tari. Sedangkan tata lampu untuk
keperluan artistik, biasanya berfungsi untuk memberi suasana sekaligus mendramatisir
pementasan tari.

5. Tema
Setiap pertunjukan tari, pada umumnya mengangkat sebuah tema atau cerita tertentu.
Jadi, setiap gerakan tari tidak hanya sekadar gerakan saja, namun ada makna di baliknya
atau menjadi simbol atas tema dalam pertunjukan seni tari tersebut. Tema dari pertunjukan
seni tari akan mempengaruhi segala aspek unsur dalam tari, baik unsur utama serta unsur
pendukung. Jadi, meskipun tema adalah unsur pendukung, tetapi memegang peran penting
dalam seni tari. Tema yang berbeda akan memunculkan konsep pertunjukan yang berbeda
pula.

E. Jenis-jenis Tari
a. Berdasarkan Jumlah Penarinya
1. Tari Tunggal atau Solo
Tari tunggal merupakan seni tari yang dilakukan oleh satu penari saja. Pada tarian ini,
semua gerakan atau koreografi dilakukan oleh satu orang saja di atas pertunjukkan.
Contoh tari tunggal atau solo adalah Tari Panji Semirang dari Bali dan Tari Gambir
Anom dari Jawa Tengah.

2. Tari Kelompok
Pengertian tari kelompok adalah tarian yang membentuk kelompok dan biasanya
dilakukan lebih dari tiga orang.
Contoh tari kelompok di Indonesia adalah Tari Piring dari Sumatra Barat dan Tari
Saman dari Aceh.

3. Tari Berpasangan
Jenis tari berpasangan biasanya dilakukan oleh dua orang yaitu laki-laki dan
perempuan. Tema pada jenis tari ini sangat beragam, salah satunya kisah perkelahian.
Contoh jenis tari berpasangan di Indonesia ialah Tari Serampang Dua Belas dari
Sumatra Utara dan Tari Jaipong dari Jawa Barat.

4. Tari Massal
Tari massal merupakan tarian yang dibawakan oleh banyak penari dan enggak ada unsur
saling melengkapi antara penari satu dengan penari lain.
Contoh tari massal di Indonesia adalah Tari Kecak dari Bali, Tari Gambyong dari Jawa
Tengah, dan Tari Datun dari Kalimantan Timur.
b. Berdasarkan Genrenya
1. Tari Tradisional
Tarian ini diwariskan secara turun temurun sejak zaman dahulu yang kemudian
dilestarikan dan menjadi bagian dari kebudayaan daerah. Di dalam tarian ini terdapat nilai,
filosofi, simbol dan unsur religius.
Tari Tradisional biasanya tidak pernah berubah dari masa ke masa, baik dari segi irama
pengiringan, formasi gerakan, kostum maupun riasan yang dipakai. Tari Tradisional ini
dibagi lagi menjadi dua kategori, yaitu tari tradisional klasik dan kerakyatan.
Tari Tradisional klasik adalah tarian tradisional yang dikembangkan oleh kalangan
bangsawan istana atau keraton. Tarian ini tidak bisa diubah atau diganti gerakannya. Ciri-
ciri dari tarian ini adalah berwibawa atau anggun dengan kostum yang mewah. Biasanya
tarian ini digunakan dalam upacara adat atau penyambutan tamu.
Contoh tari ini adalah Tari Sang Hyang dari Bali dan Tari Bedhaya Srimpi dari Jawa
Tengah.
Tari Tradisional Kerakyatan adalah tarian tradisional yang dikembangkan oleh
kalangan rakyat biasa. Gerakan dalam tarian ini tidak terlalu baku atau dapat diubah.
Gerakan dan kostum yang digunakan dalam tarian ini juga tergolong sederhana.
Contoh tari tradisional klasik adalah Tari Lilin dari Sumatera Barat dan Tari Jaipong
dari Jawa Barat.
2. Tari Kreasi Baru
Tari kreasi baru adalah tarian yang dikembangkan oleh seorang penata tari atau
koreografer. Tarian ini bersifat bebas namun gerakan yang ditampilkan tetap indah dan
elastis. Kostum dalam tarian ini sangat beragam karena disesuaikan dengan tema yang akan
dibawakan. Tarian ini dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu tari kreasi baru pola tradisi
dan non tradisi. Tari Kreasi Baru Pola Tradisi. Tarian ini menggunakan unsur tradisional
dalam kreasinya. Baik dari irama/musik, gerakan maupun kostumnya. Tari Kreasi Baru Non
Tradisional adalah tarian yang sama sekali tidak menggunakan unsur tradisional, baik dari
irama, gerakan atau kostumnya. Tarian ini dikenal dengan Tari Modern.
3. Tari Kontemporer
Tari kontemporer adalah tarian yang menggunakan gerakan unik dan simbolik yang
mengandung sebuah pesan didalamnya. Irama yang digunakan dalam tarian ini juga unik,
mulai dari irama sederhana sampai dengan musik flutyloops yang berasal dari teknologi
musik modern.

F. Macam-macam Tari Sumatera Selatan


1. Tari Gending Sriwijaya
Tari Gending Sriwijaya adalh tarian tradisional dari Palembang, Sumatera Selatan yang
digunakan untuk menyambut tamu penting. Tarian ini berkembang dari budaya
penyambutan tamu raja yang telah dilakukan sejak zama dahulu. Tari Gending Sriwijaya
pertama kali dipertunjukkan pada 2 Agustus 1945 oleh Bangsawan Bintang Berlian di
depan Masjid Agung Palembang untuk menyambut kedatangan pejabat Jepang. Jumlah
penari Gending Sriwijaya ada 9 orang yang diiringi dengan dua pengiring yang membawa
payung dan tombak. Properti yang dibawa penari Gending Sriwijaya adalah busana adat
aesan gede, selendang mantri, paksangkong, dodot dan tanggai. Adapun tepak yang berisi
kapur, sirih, pinang dan ramuan lainnya nantinya akan dipersembahkan kepada tamu
sebagai ungkapan rasa bahagia.

2. Tari Ya Saman

Kamsul A Harla merupakan seniman asal Palembang yang menciptakan lagu Ya


Saman. Beliau berkesempatan menyutradarai sebuah seni pertunjukan teater musik di
Palembang. Di sanalah lagu Ya Saman tercipta, alasannya karena sudah jarang sekali
terdengar anak muda Palembang mengucapkan kata Ya Saman Akhirnya lagu ini
dimasukkan dalam pergelan tersebut, yang ditampilkan dalam acara Festival Sriwijaya
Lagu Ya Saman memiliki ciri khas lirik menggunakan bahasa Palembang kental dan
lantunan musik melayu.

3. Tari Bujang Gadis Beladas


Tari bujang gadis beladas merupakan tari kreasi yang menggambarkan keceriaan muda-
mudi masyarakat Ogan Kemering Ilir, Palembang, Sumatera Selatan Keceriaan ini terlihat
dari gerakan tari yang betumpu pada gerakan kaki seperti, melompat, berbaur, dan
mengubah formasi Meski berbaur, gerakan penari laki-laki akan terus mengikuti
kelompoknya begitupun sebaliknya bagi penari perempuan. Dari segi kostum, penari
bujang gadis beladas mengenakan pakaian khas Sumatera Selatan Penari perempuan
mengenakan baju kurung dengan bawahan kain songket Palembang dengan warna motif
emas. Sementara para penari laki-laki mengenakan rompi berwarna cerah yang bagian
bawahnya juga dibalut dengan kain songket. Di bagian atas, penari perempuan
menggunakan penutup kepala sementara penan laki-laki dibalut dengan ikat kepala yang
kedua dihiasi dengan bulu burung cenderawasih sebagai simbol kecantikan Sementara,
rebana kecil menjadi satu-satunya properti yang digunakan dalam pementasan tan bujang
gadis beladas Sama halnya dengan garapan seni kontemporer lainnya, musik yang
mengiringi tari bujang gadis beladas adalah musik yang bersumber dari perpaduan
berbagai alat musik, baik tradisional maupun yang sudah modern. Alat musik tradisional
ini antara lain berupa, jimbe, kendang, dan akordian sebagai ciri khas utama dalam setiap
garapan musik Melayu Sumatera

Tari bujang gadis beladas kerap dipentaskan dalam berbagai hajat seperti, pernikahan,
khitanan, atau dalam berbagai acara formal lainnya. Pesan keceriaan yang disampaikan
dalam tarian ini merepresentasikan muda-mudi Sumatera Selatan, khususnya di
Kabupaten Ogan Kemering Ilir yang selalu energik, ceria, dan bergembira.

4. Tari Erai-erai

Tari Erai-Erai merupakan tarian yang tumbuh dan berkembang ditengah-tengah etnik
Lematang. Daerah sentra atau asal tarian ini adalah ex marga Gumay Lembak, ex marga
Puntang Suka Merapi, ex marga Pasirah IV Manggulyang selanjutnya menyebar ke
beberapa daerah yang ada di wilayah Kabupaten Lahat Tari Erai-Erai merupakan tari yang
mengungkapkan kegembiraan pada saat panen padi. Disebut tari Erai-Erai karena Erai-
Erai artinya serai serumpun yang melambangkan meski bercerai-berai namun tetap satu
ikatan Tari Erai-Erai populer sejak tahun 1950-an ketika beberapa Instrumen musik
akustik seperti biola dn akordion mulai merubah wilayah kabupaten Lahat, sebelumnya
diiringi instrumen musik gambus/perkusi saja. Syair Tari Erai-Erai yaitu Umak ooh Umak
dan Oi Kakang Tulah Busana yang dipakai penari dalam membawakan tari Erai-Erai yaitu
Baju Kurung Panjang, kain tumpal perahu, pending, anting-aning, serta aksesoris
penunjang.
5. Tari Ngantat Dendan

Tari ngantat dendan merupakan tari kreasi yang digarap khusus sebagai tari yang
menggambarkan iring-iringan pengantin pria dalam pernikahan adat Kota
Lubuklinggau,Sumatera Selatan. Ciri utama dari tari ngantat dendan adalah penggunaan
properti berupa jaras, yaitu rantang besar yang diikat menggunakan selendang dan
diletakkan di kepala. Dalam budaya Lubuklinggau, jaras pada pernikahan adat digunakan
sebagai wadah untuk menampung barang-barang yang diminta oleh mempelai
perempuan sebagai mahar pernikahan. Jaras di dalam rombongan mempelai laki-laki
biasanya dibawa oleh kaum hawa, baik ibu-ibu maupun para gadis. Karenanya, ketika
budaya tersebut diimplementasikan ke dalam tari, tari tersebut hanya dipentaskan oleh
kaum hawa.
Secara umum, tari ngantat dendan merupakan tari yang bertumpu pada gerakan
tangan dan pinggul. Dibutuhkan keluwesan dan tenaga yang lebih untuk bisa menari
sambil memainkan jaras. Gerakan menopang jaras di kepala terlihat eksotis dengan
balutan tata rias yang dibuat minimalis, tanpa meninggalkan kesan anggun para penari.
Tari ngantat dendan biasanya diiringi oleh musik batanghari sembilan. Musik tersebut
dihasilkan dari perpaduan beberapa instrumen musik modern dan tradisional, seperti
gitar, keromong dengan 12 kenong, gendang jimbe, biola, tamborin, dan akordian sebagai
melodi. Tak lupa, di sela-sela musik, diselipkan syair-syair pantun yang isinya
menggambarkan kegembiraan hati, seperti kegembiraan mempelai pria yang akan
bertemu pujaan hatinya.

6. Tari Petake Gerinjing


Tarian ini merupakan tari kreasi yang menceritakan tentang masyarakat yang tinggal di
daerah Pagar alam, provinsi Sumatera Selatan. Dalam tarian ini digambarkan kondisi
masyarakat yang mendapat azab dikarenakan tidak mematuhi norma-norrna dan adat-istiadat
yang ada Azab tersebut digambarkan dengan datangnya bencana banjir bandang yang menyapu
peradaban. Garapan gerak tarian ini memadukan antara tradisional dan kontemporer Datangnya
bencana banjir bandang sebagai azab. Kemudian disimbolkan dengan bentangan dari kain yang
terus digoyang-goyang seperli menyerupai gelombang air. Masyarakat didalamnya panik dan
berusaha melankan diri.
7. Tari Sendratari Kongo Raja Buaye

Sendratari Konga Raja Buaye merupakan tarian kreasi yang diangkat dari sebuah
legenda masyarakat di Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan. Legenda tersebut
menceritakan tentang seorang raja bernama buaya yang mengancam keberadaan masyarakat di
sebuah dusun di Kabupaten Musi Rawas. Raja buaya ini merupakan jelmaan dari seorang puteri
yang cantik. Kemudian datanglah seorang pemuda yang memiliki wajah yang begitu tampan.
Tanpa pertumpahan darah, raja buaya mampu ditaklukan oleh sang pemuda tesebut. sampai
akhimya masyarakat terbebas dari ancaman binatang buaya pemangsa
8. Tari Putri Bekhusek

Kata Bukhsek pada tarian ini artinya adalah bermain Sesuai dengan namanya bahwa
tarian in artinya adalah tarian putri yang sedang bermain. Tari Putri Bekhusek merupakan salah
satu tarian yang berasal dari Ogan Komering Ulu (OKU), Provinsi Sumatera Selatan Tarian ini
sekaligus juga melambangkan kemakmuran daerah setempat dan juga Provinsi Sumatera
Selatan pada umumnya.
9. Tari Kipas Serumpun

Tari Kipas Serumpun adalah tari kreasi yang berasal dari Kabupaten Banyuasin,
Provinsi Sumatera Selatan. Tari Kipas Serumpun ini mengandung makna tentang pentingnya
sikap gotong-royong antara sesama manusia. Sikap gotong-royong ini menyatu dalam
kegembiraan yang tergambar didalam sebuah pesta rakyat Tarian ini juga menceritakan tentang
jalinan persahabatan diantara masyarakat. Banyuasin sendini merupakan salah satu kabupaten
dr Provinsi Sumatera Selatan yang dihuni banyak suku dan agama. Tari Kipas Serumpun inilah
yang kemudian diciptakan dan digunakan untuk menyatukan mereka dalam kegembiraan.

Rumusan Masalah
1. Mengetahui sejarah tari bujang gadis Palembang
2. Mengetahui synopsis tari bujang gadis Palembang
3. Mengetahui tata busana, property, music, dan lirik lagu
4. Mengetahui pola lantai dan gerak tari kreasi bujang gadis Palembang
Manfaat/Tujuan Penulisan
1. Mengetahui sejarah tari bujang gadis Palembang
2. Mengetahui synopsis tari bujang gadis Palembang
3. Mengetahui tata busana, property, music, dan lirik lagu
4. Mengetahui pola lantai dan gerak tari kreasi bujang gadis Palembang
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah tari bujang gadis
Tari bujang gadis beladas merupakan tari kreasi yang menggambarkan keceriaan muda-
mudi masyarakat Ogan Kemering Ilir, Palembang, Sumatera Selatan. Keceriaan ini terlihat dari
gerakan tari yang betumpu pada gerakan kaki seperti, melompat, berbaur, dan mengubah
formasi. Meski berbaur, gerakan penari laki-laki akan terus mengikuti kelompoknya, begitupun
sebaliknya bagi penari perempuan.

Dari segi kostum, penari bujang gadis beladas mengenakan pakaian khas Sumatera
Selatan. Penari perempuan mengenakan baju kurung dengan bawahan kain songket Palembang
dengan warna motif emas. Sementara para penari laki-laki mengenakan rompi berwarna cerah
yang bagian bawahnya juga dibalut dengan kain songket.
Di bagian atas, penari perempuan menggunakan penutup kepala sementara penari laki-
laki dibalut dengan ikat kepala yang kedua dihiasi dengan bulu burung cenderawasih sebagai
simbol kecantikan. Sementara, rebana kecil menjadi satu-satunya properti yang digunakan
dalam pementasan tari bujang gadis beladas.

Sama halnya dengan garapan seni kontemporer lainnya, musik yang mengiringi tari
bujang gadis beladas adalah musik yang bersumber dari perpaduan berbagai alat musik, baik
tradisional maupun yang sudah modern. Alat musik tradisional ini antara lain berupa, jimbe,
kendang, dan akordian sebagai ciri khas utama dalam setiap garapan musik Melayu Sumatera.

2.2 Sinopsis Tari Bujang Gadis

Tari bujang gadis beladas kerap dipentaskan dalam berbagai hajat seperti, pernikahan,
khitanan, atau dalam berbagai acara formal lainnya. Pesan keceriaan yang disampaikan dalam
tarian ini merepresentasikan muda-mudi Sumatera Selatan, khususnya di Kabupaten Ogan
Kemering Ilir yang selalu energik, ceria, dan bergembira.

2.3 Unsur Pendukung Tari Bujang Gadis

• Tata Busana tari bujang gadis

Busana yang kami gunakan dalam mementaskan Tari bujang gadis yaitu kostum tari kreasi
modern dengan menggunakan properti.

• Properti

Properti yang kami gunakan dalam mementaskan Tari bujang gadisyaitu menggunakan kipas
dan selendang.

• Musik

Sama halnya dengan garapan seni kontemporer lainnya, musik yang mengiringi tari bujang
gadis adalah musik yang bersumber dari perpaduan berbagai alat musik, baik tradisional
maupun yang sudah modern. Alat musik tradisional ini antara lain berupa, jimbe, kendang, dan
akordian sebagai ciri khas utama dalam setiap garapan musik Melayu Sumatera.

• lirik lagu bujang gadis palembang

Duhai bujang gadis Pelembang.. Pasti biso lebih jauh

Jangan diem berpangku tangan Jangan takut dengan kegagalan

Waktu kan terus berjalan kegagalan itu pelajaran

jangan sampe ketinggalan. Yakinke samo diri kito

Lebih baik kau mulai dari sekarang Kalu kito pasti biso maju

Jangan ragu dan bimbang.. Duhai bujang gadis Pelembang

Kerjo keras jangan pantang karya mu kan selalu di kenang

siapo tau kage kau jadi bangsawan. Asalke bagus buat Palembang

Duhai bujang gadis Pelembang untuk kemajuan kota kito

karya mu kan selalu di kenang Asalke bagus untuk di contoh

Asalke bagus buat Palembang untuk kemakmuran kota kito

untuk kemajuan kota kito Memulailag dari sekarang

Asalke bagus buat di contoh membangun negeri kito kawan

untuk kemakmuran kota kito Karno maso yang akan datang

Asalke bagus buat di contoh Pasti lebih banyak tantangan

untuk kemakmuran kota kito Dari itu payo berjola

Mulailah dari sekarang tunjuke sama wonk tua kito

membangun negeri kito kawan Kalo bunjang gadis Pelembang

Karno maso yang akan datang pasti biso lebih jauh

pasti lebih banyak tantangan... Jangan takut dengan kegagalan

Dari itu payo berijolah kegagalan itu pelajaran

tunjuken samo wonk tua kito yakin ke sama diri kito

Kalau bujang gadis Palembang klu pasti biso maju


Dari itu payo berijola Jangan takut dengan kegagalan

tunjuke sama wonk tua kito kegagalan itu pelajaran

Klu Bunjang gadis Pelembang yakin ke samo diri kito pasti biso maju

pasti biso lebih jauh

2.4 Pola dan Ragam Gerak Tari Kreasi Bujang Gadis


Dalam tarian ini terdapat beberapa pola lantai yaitu :
1. Pola Pertama
Gerakan Pertama Diawali dengan pola susunan huruf “W” dengan 2 perempuan di bagian
depan yang ditandai dengan lingkaran berwarma biru tua dan hujau tua, dua orang laki laki
dan perempuan dibagian tengah yang tandai dengan lingkaran berwarna merah dan cream,
dan juga pada bagian terdapat 2 orang perempuan yang ditandai dengan lingkaran warna
biru muda dan hijau muda.

2. Pola Kedua
Pada Pola kedua ini duo orang yang berada di tengah tetap pada posisi dan empat orang
wanita yang berada di samping kanan dan kiri saling bertemu untuk melakukan gerakan
memutar seperti gambar di bawah ini.

3. Pola Ketiga
Pada pola ketiga ini pola yang digunakan adalah pola susunan huruf “W” dengan 2
perempuan di bagian depan yang ditandai dengan lingkaran berwarma biru tua dan hujau
tua, dua orang laki laki dan perempuan dibagian tengah yang tandai dengan lingkaran
berwarna merah dan cream, dan juga pada bagian terdapat 2 orang perempuan yang ditandai
dengan lingkaran warna biru muda dan hijau muda.
4. Pola Ke Empat
Pada Pola Keempat ini Pola yang digunakan adalah pola lurus “Horizontal” seperti
gambar dibawah ini.

5. Pola Kelima
Pada pola kelima ini pola yang digunakan adalah pola susunan huruf “W” dengan 2
perempuan di bagian depan yang ditandai dengan lingkaran berwarma biru tua dan hujau
tua, dua orang laki laki dan perempuan dibagian tengah yang tandai dengan lingkaran
berwarna merah dan cream, dan juga pada bagian terdapat 2 orang perempuan yang ditandai
dengan lingkaran warna biru muda dan hijau muda.

6. Pola keenam
Pada pola keenam ini pola yang digunakan adalah pola melingkar atau berputar seperti
gambar dibawah ini.
7. Pola Ketujuh
Pada pola ketiujuh ini pola yang digunakan adalah pola susunan huruf “W” dengan 2
perempuan di bagian depan yang ditandai dengan lingkaran berwarma biru tua dan hujau
tua, dua orang laki laki dan perempuan dibagian tengah yang tandai dengan lingkaran
berwarna merah dan cream, dan juga pada bagian terdapat 2 orang perempuan yang ditandai
dengan lingkaran warna biru muda dan hijau muda.

8. Pola Kedelapan
Pada pola kedelapan ini pola yang digunakan adalah pola susunan huruf “W” sama seperti
yang nomor 7 namun bertukar tempat sesuai gambar dibawah ini.

9. Pola Kesembilan
Pada pola kesembilan ini pola yang digunakan adalah pola susunan huruf “W” dengan 2
perempuan di bagian depan yang ditandai dengan lingkaran berwarma biru tua dan hujau
tua, dua orang laki laki dan perempuan dibagian tengah yang tandai dengan lingkaran
berwarna merah dan cream, dan juga pada bagian terdapat 2 orang perempuan yang
ditandai dengan lingkaran warna biru muda dan hijau muda.
Dalam Tari Kreasi Bujang Gadis Palembang ini terdapat beberapa pola gerak yaitu :
1. Pola Gerak 1

2. Pola Gerak 2

3. Pola Gerak 3

4. Pola Gerak 4
5. Pola Grak 5

6. Pola Gerak 6

7. Pola Gerak 7

8. Pola Gerak 8
9. Pola Gerak 9

10. Pola Gerak 10

11. Pola Gerak 11

12. Pola gerak 12


13. Pola gerak 14

14. Pola gerak 15

15. Pola gerak 16

16. Pola gerak 17


17. Pola gerak 18

18. Pola gerak 19

19. Pola gerak 20

20. Pola gerak 21


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tari bujang gadis beladas merupakan tari kreasi yang menggambarkan keceriaan
muda-mudi masyarakat Ogan Kemering Ilir, Palembang, Sumatera Selatan. Keceriaan ini
terlihat dari gerakan tari yang betumpu pada gerakan kaki seperti, melompat, berbaur, dan
mengubah formasi. Meski berbaur, gerakan penari laki-laki akan terus mengikuti
kelompoknya, begitupun sebaliknya bagi penari perempuan.
DAFTAR PUSTAKA
https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/tari-bujang-gadis-beladas-tari-yang-
menggambarkan-keceriaan-muda-mudi/
https://helloindonesia.id/beladas-bujang-gadis-dance/

Anda mungkin juga menyukai