Disusun Oleh :
Kelas XII IPA 1
Kelompok 5
6. Cindy Nur Awalia
13. Intan Riskia Ramaddani
20. Muhammad Dimas Fadhillah
23. Nabillah Lestari
34. Siti Mauliza Azzahra
35. Soraya Desma Indralika
Guru Pembimbing : Rosanah S.Pd, MM
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami
membahas mengenai Seni Tari, dan juga Tari Kreasi.Makalah ini dibuat dengan
beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan
dan hambatan selama mengerjakannya.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.Kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik
yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan makalah yang belum sempurna ini. Akhir kata
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
2. Wirama (irama)
Unsur utama kedua dari tari adalah wirama yaitu irama. Adanya irama dalam seni tari,
berasal dari musik yang dimainkan oleh para pengiring tari. Seorang penari atau sekelompok
penari harus mampu menyesuaikan gerakan-gerakan tari dengan irama musik pengiring. Tidak
hanya irama musik saja yang harus disatu padukan, tetapi penari juga perlu mengikuti tempo
musik dengan baik. Apabila gerakan tari dan irama berpadu dengan baik, maka pentas tari pun
akan terlihat lebih indah. Selain itu, irama juga melengkapi suasana dan makna yang berusaha
disampaikan oleh koreografi dan penari-penarinya.
3. Wirasa (rasa)
Unsur utama tari yang ketiga adalah wirasa atau rasa. Suatu tari yang hanya dipentaskan
begitu saja, tanpa ada rasa di dalamnya, maka setiap gerakan yang ditarikan oleh penari tidak
akan menyentuh perasaan dari para penonton. Rasa dalam tari ini dapat ditunjukan oleh penari
melalui gerakan tarian ritmis atau menunjukan ekspresi. Dengan begitu, maka suatu tarian
dapat menyentuh perasaan para penonton. Contohnya seperti tari Bali yang mementingkan
ekspresi di dalamnya. Ketika menari, maka para penari tidak hanya melatih gerakan saja, tetapi
juga ekspresi, gerak mata dan lainnya untuk menyampaikan makna dari tarian tersebut.
4. Wirupa (ekspresi)
Unsur utama yang terakhir dari tari adalah wirupa atau ekspresi. Seorang penari harus
mampu berekspresi melalui mimik wajah serta pendalaman karakter dari tokoh yang ia
gambarkan. Wirupa ini sama pentingnya seperti ketiga unsur utama tari yang lain. Seperti yang
dijelaskan sebelumnya, bahwa ekspresi dapat menyampaikan rasa dari para penari ketika
mementaskan suatu tarian. Dengan ekspresi, maka penari dapat mengungkapkan pesan, cerita
dan makna dari suatu tari. Contohnya gerakan tari yang menggambarkan kemarahan. Apabila
penari menunjukkannya dengan tersenyum, maka tentu akan merubah pesan dan makna dari
suatu tarian. Jadi, penari harus tahu bagaimana cara berekspresi untuk menyampaikan rasa
marah.
3. Pola lantai
Tari adalah gerakan ritmis yang perlu pola lantai untuk berpindah dari satu tempat ke
tempat yang lain. Pola lantai sebagai unsur pendamping dari tari akan membuat gerakan tari
terlihat lebih indah dan teratur. Apabila suatu tarian dilakukan dengan cara berkelompok,
maka biasanya pola lainta serta rotasi yang dilakukan akan jauh lebih rumit. Hal ini
bertujuan agar masing-masing dari penari dapat melakukan gerak tari dengan maksimal.
Maka hasilnya, gerakan tari yang sudah desain dan dibuat sedemikian rupa oleh koreografer
akan terlihat lebih indah. Selain itu, pola lantai juga berfungsi agar para penari tidak
bertabrakan ketika akan berpindah posisi.
4. Tata lampu
Unsur keempat dari tari adalah tata lampu. Tata lampu dalam pertunjukan tari dibagi
menjadi dua jenis, yaitu tata lampu untuk pencahayaan serta tata lampu yang digunakan
untuk keperluan artistik pementasan. Tata lampu untuk pencahayaan, pada umumnya
menjadi sumber penerangan utama ketika pementasan seni tari. Sedangkan tata lampu untuk
keperluan artistik, biasanya berfungsi untuk memberi suasana sekaligus mendramatisir
pementasan tari.
5. Tema
Setiap pertunjukan tari, pada umumnya mengangkat sebuah tema atau cerita tertentu.
Jadi, setiap gerakan tari tidak hanya sekadar gerakan saja, namun ada makna di baliknya
atau menjadi simbol atas tema dalam pertunjukan seni tari tersebut. Tema dari pertunjukan
seni tari akan mempengaruhi segala aspek unsur dalam tari, baik unsur utama serta unsur
pendukung. Jadi, meskipun tema adalah unsur pendukung, tetapi memegang peran penting
dalam seni tari. Tema yang berbeda akan memunculkan konsep pertunjukan yang berbeda
pula.
E. Jenis-jenis Tari
a. Berdasarkan Jumlah Penarinya
1. Tari Tunggal atau Solo
Tari tunggal merupakan seni tari yang dilakukan oleh satu penari saja. Pada tarian ini,
semua gerakan atau koreografi dilakukan oleh satu orang saja di atas pertunjukkan.
Contoh tari tunggal atau solo adalah Tari Panji Semirang dari Bali dan Tari Gambir
Anom dari Jawa Tengah.
2. Tari Kelompok
Pengertian tari kelompok adalah tarian yang membentuk kelompok dan biasanya
dilakukan lebih dari tiga orang.
Contoh tari kelompok di Indonesia adalah Tari Piring dari Sumatra Barat dan Tari
Saman dari Aceh.
3. Tari Berpasangan
Jenis tari berpasangan biasanya dilakukan oleh dua orang yaitu laki-laki dan
perempuan. Tema pada jenis tari ini sangat beragam, salah satunya kisah perkelahian.
Contoh jenis tari berpasangan di Indonesia ialah Tari Serampang Dua Belas dari
Sumatra Utara dan Tari Jaipong dari Jawa Barat.
4. Tari Massal
Tari massal merupakan tarian yang dibawakan oleh banyak penari dan enggak ada unsur
saling melengkapi antara penari satu dengan penari lain.
Contoh tari massal di Indonesia adalah Tari Kecak dari Bali, Tari Gambyong dari Jawa
Tengah, dan Tari Datun dari Kalimantan Timur.
b. Berdasarkan Genrenya
1. Tari Tradisional
Tarian ini diwariskan secara turun temurun sejak zaman dahulu yang kemudian
dilestarikan dan menjadi bagian dari kebudayaan daerah. Di dalam tarian ini terdapat nilai,
filosofi, simbol dan unsur religius.
Tari Tradisional biasanya tidak pernah berubah dari masa ke masa, baik dari segi irama
pengiringan, formasi gerakan, kostum maupun riasan yang dipakai. Tari Tradisional ini
dibagi lagi menjadi dua kategori, yaitu tari tradisional klasik dan kerakyatan.
Tari Tradisional klasik adalah tarian tradisional yang dikembangkan oleh kalangan
bangsawan istana atau keraton. Tarian ini tidak bisa diubah atau diganti gerakannya. Ciri-
ciri dari tarian ini adalah berwibawa atau anggun dengan kostum yang mewah. Biasanya
tarian ini digunakan dalam upacara adat atau penyambutan tamu.
Contoh tari ini adalah Tari Sang Hyang dari Bali dan Tari Bedhaya Srimpi dari Jawa
Tengah.
Tari Tradisional Kerakyatan adalah tarian tradisional yang dikembangkan oleh
kalangan rakyat biasa. Gerakan dalam tarian ini tidak terlalu baku atau dapat diubah.
Gerakan dan kostum yang digunakan dalam tarian ini juga tergolong sederhana.
Contoh tari tradisional klasik adalah Tari Lilin dari Sumatera Barat dan Tari Jaipong
dari Jawa Barat.
2. Tari Kreasi Baru
Tari kreasi baru adalah tarian yang dikembangkan oleh seorang penata tari atau
koreografer. Tarian ini bersifat bebas namun gerakan yang ditampilkan tetap indah dan
elastis. Kostum dalam tarian ini sangat beragam karena disesuaikan dengan tema yang akan
dibawakan. Tarian ini dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu tari kreasi baru pola tradisi
dan non tradisi. Tari Kreasi Baru Pola Tradisi. Tarian ini menggunakan unsur tradisional
dalam kreasinya. Baik dari irama/musik, gerakan maupun kostumnya. Tari Kreasi Baru Non
Tradisional adalah tarian yang sama sekali tidak menggunakan unsur tradisional, baik dari
irama, gerakan atau kostumnya. Tarian ini dikenal dengan Tari Modern.
3. Tari Kontemporer
Tari kontemporer adalah tarian yang menggunakan gerakan unik dan simbolik yang
mengandung sebuah pesan didalamnya. Irama yang digunakan dalam tarian ini juga unik,
mulai dari irama sederhana sampai dengan musik flutyloops yang berasal dari teknologi
musik modern.
2. Tari Ya Saman
Tari bujang gadis beladas kerap dipentaskan dalam berbagai hajat seperti, pernikahan,
khitanan, atau dalam berbagai acara formal lainnya. Pesan keceriaan yang disampaikan
dalam tarian ini merepresentasikan muda-mudi Sumatera Selatan, khususnya di
Kabupaten Ogan Kemering Ilir yang selalu energik, ceria, dan bergembira.
4. Tari Erai-erai
Tari Erai-Erai merupakan tarian yang tumbuh dan berkembang ditengah-tengah etnik
Lematang. Daerah sentra atau asal tarian ini adalah ex marga Gumay Lembak, ex marga
Puntang Suka Merapi, ex marga Pasirah IV Manggulyang selanjutnya menyebar ke
beberapa daerah yang ada di wilayah Kabupaten Lahat Tari Erai-Erai merupakan tari yang
mengungkapkan kegembiraan pada saat panen padi. Disebut tari Erai-Erai karena Erai-
Erai artinya serai serumpun yang melambangkan meski bercerai-berai namun tetap satu
ikatan Tari Erai-Erai populer sejak tahun 1950-an ketika beberapa Instrumen musik
akustik seperti biola dn akordion mulai merubah wilayah kabupaten Lahat, sebelumnya
diiringi instrumen musik gambus/perkusi saja. Syair Tari Erai-Erai yaitu Umak ooh Umak
dan Oi Kakang Tulah Busana yang dipakai penari dalam membawakan tari Erai-Erai yaitu
Baju Kurung Panjang, kain tumpal perahu, pending, anting-aning, serta aksesoris
penunjang.
5. Tari Ngantat Dendan
Tari ngantat dendan merupakan tari kreasi yang digarap khusus sebagai tari yang
menggambarkan iring-iringan pengantin pria dalam pernikahan adat Kota
Lubuklinggau,Sumatera Selatan. Ciri utama dari tari ngantat dendan adalah penggunaan
properti berupa jaras, yaitu rantang besar yang diikat menggunakan selendang dan
diletakkan di kepala. Dalam budaya Lubuklinggau, jaras pada pernikahan adat digunakan
sebagai wadah untuk menampung barang-barang yang diminta oleh mempelai
perempuan sebagai mahar pernikahan. Jaras di dalam rombongan mempelai laki-laki
biasanya dibawa oleh kaum hawa, baik ibu-ibu maupun para gadis. Karenanya, ketika
budaya tersebut diimplementasikan ke dalam tari, tari tersebut hanya dipentaskan oleh
kaum hawa.
Secara umum, tari ngantat dendan merupakan tari yang bertumpu pada gerakan
tangan dan pinggul. Dibutuhkan keluwesan dan tenaga yang lebih untuk bisa menari
sambil memainkan jaras. Gerakan menopang jaras di kepala terlihat eksotis dengan
balutan tata rias yang dibuat minimalis, tanpa meninggalkan kesan anggun para penari.
Tari ngantat dendan biasanya diiringi oleh musik batanghari sembilan. Musik tersebut
dihasilkan dari perpaduan beberapa instrumen musik modern dan tradisional, seperti
gitar, keromong dengan 12 kenong, gendang jimbe, biola, tamborin, dan akordian sebagai
melodi. Tak lupa, di sela-sela musik, diselipkan syair-syair pantun yang isinya
menggambarkan kegembiraan hati, seperti kegembiraan mempelai pria yang akan
bertemu pujaan hatinya.
Sendratari Konga Raja Buaye merupakan tarian kreasi yang diangkat dari sebuah
legenda masyarakat di Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan. Legenda tersebut
menceritakan tentang seorang raja bernama buaya yang mengancam keberadaan masyarakat di
sebuah dusun di Kabupaten Musi Rawas. Raja buaya ini merupakan jelmaan dari seorang puteri
yang cantik. Kemudian datanglah seorang pemuda yang memiliki wajah yang begitu tampan.
Tanpa pertumpahan darah, raja buaya mampu ditaklukan oleh sang pemuda tesebut. sampai
akhimya masyarakat terbebas dari ancaman binatang buaya pemangsa
8. Tari Putri Bekhusek
Kata Bukhsek pada tarian ini artinya adalah bermain Sesuai dengan namanya bahwa
tarian in artinya adalah tarian putri yang sedang bermain. Tari Putri Bekhusek merupakan salah
satu tarian yang berasal dari Ogan Komering Ulu (OKU), Provinsi Sumatera Selatan Tarian ini
sekaligus juga melambangkan kemakmuran daerah setempat dan juga Provinsi Sumatera
Selatan pada umumnya.
9. Tari Kipas Serumpun
Tari Kipas Serumpun adalah tari kreasi yang berasal dari Kabupaten Banyuasin,
Provinsi Sumatera Selatan. Tari Kipas Serumpun ini mengandung makna tentang pentingnya
sikap gotong-royong antara sesama manusia. Sikap gotong-royong ini menyatu dalam
kegembiraan yang tergambar didalam sebuah pesta rakyat Tarian ini juga menceritakan tentang
jalinan persahabatan diantara masyarakat. Banyuasin sendini merupakan salah satu kabupaten
dr Provinsi Sumatera Selatan yang dihuni banyak suku dan agama. Tari Kipas Serumpun inilah
yang kemudian diciptakan dan digunakan untuk menyatukan mereka dalam kegembiraan.
Rumusan Masalah
1. Mengetahui sejarah tari bujang gadis Palembang
2. Mengetahui synopsis tari bujang gadis Palembang
3. Mengetahui tata busana, property, music, dan lirik lagu
4. Mengetahui pola lantai dan gerak tari kreasi bujang gadis Palembang
Manfaat/Tujuan Penulisan
1. Mengetahui sejarah tari bujang gadis Palembang
2. Mengetahui synopsis tari bujang gadis Palembang
3. Mengetahui tata busana, property, music, dan lirik lagu
4. Mengetahui pola lantai dan gerak tari kreasi bujang gadis Palembang
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah tari bujang gadis
Tari bujang gadis beladas merupakan tari kreasi yang menggambarkan keceriaan muda-
mudi masyarakat Ogan Kemering Ilir, Palembang, Sumatera Selatan. Keceriaan ini terlihat dari
gerakan tari yang betumpu pada gerakan kaki seperti, melompat, berbaur, dan mengubah
formasi. Meski berbaur, gerakan penari laki-laki akan terus mengikuti kelompoknya, begitupun
sebaliknya bagi penari perempuan.
Dari segi kostum, penari bujang gadis beladas mengenakan pakaian khas Sumatera
Selatan. Penari perempuan mengenakan baju kurung dengan bawahan kain songket Palembang
dengan warna motif emas. Sementara para penari laki-laki mengenakan rompi berwarna cerah
yang bagian bawahnya juga dibalut dengan kain songket.
Di bagian atas, penari perempuan menggunakan penutup kepala sementara penari laki-
laki dibalut dengan ikat kepala yang kedua dihiasi dengan bulu burung cenderawasih sebagai
simbol kecantikan. Sementara, rebana kecil menjadi satu-satunya properti yang digunakan
dalam pementasan tari bujang gadis beladas.
Sama halnya dengan garapan seni kontemporer lainnya, musik yang mengiringi tari
bujang gadis beladas adalah musik yang bersumber dari perpaduan berbagai alat musik, baik
tradisional maupun yang sudah modern. Alat musik tradisional ini antara lain berupa, jimbe,
kendang, dan akordian sebagai ciri khas utama dalam setiap garapan musik Melayu Sumatera.
Tari bujang gadis beladas kerap dipentaskan dalam berbagai hajat seperti, pernikahan,
khitanan, atau dalam berbagai acara formal lainnya. Pesan keceriaan yang disampaikan dalam
tarian ini merepresentasikan muda-mudi Sumatera Selatan, khususnya di Kabupaten Ogan
Kemering Ilir yang selalu energik, ceria, dan bergembira.
Busana yang kami gunakan dalam mementaskan Tari bujang gadis yaitu kostum tari kreasi
modern dengan menggunakan properti.
• Properti
Properti yang kami gunakan dalam mementaskan Tari bujang gadisyaitu menggunakan kipas
dan selendang.
• Musik
Sama halnya dengan garapan seni kontemporer lainnya, musik yang mengiringi tari bujang
gadis adalah musik yang bersumber dari perpaduan berbagai alat musik, baik tradisional
maupun yang sudah modern. Alat musik tradisional ini antara lain berupa, jimbe, kendang, dan
akordian sebagai ciri khas utama dalam setiap garapan musik Melayu Sumatera.
Lebih baik kau mulai dari sekarang Kalu kito pasti biso maju
siapo tau kage kau jadi bangsawan. Asalke bagus buat Palembang
Klu Bunjang gadis Pelembang yakin ke samo diri kito pasti biso maju
2. Pola Kedua
Pada Pola kedua ini duo orang yang berada di tengah tetap pada posisi dan empat orang
wanita yang berada di samping kanan dan kiri saling bertemu untuk melakukan gerakan
memutar seperti gambar di bawah ini.
3. Pola Ketiga
Pada pola ketiga ini pola yang digunakan adalah pola susunan huruf “W” dengan 2
perempuan di bagian depan yang ditandai dengan lingkaran berwarma biru tua dan hujau
tua, dua orang laki laki dan perempuan dibagian tengah yang tandai dengan lingkaran
berwarna merah dan cream, dan juga pada bagian terdapat 2 orang perempuan yang ditandai
dengan lingkaran warna biru muda dan hijau muda.
4. Pola Ke Empat
Pada Pola Keempat ini Pola yang digunakan adalah pola lurus “Horizontal” seperti
gambar dibawah ini.
5. Pola Kelima
Pada pola kelima ini pola yang digunakan adalah pola susunan huruf “W” dengan 2
perempuan di bagian depan yang ditandai dengan lingkaran berwarma biru tua dan hujau
tua, dua orang laki laki dan perempuan dibagian tengah yang tandai dengan lingkaran
berwarna merah dan cream, dan juga pada bagian terdapat 2 orang perempuan yang ditandai
dengan lingkaran warna biru muda dan hijau muda.
6. Pola keenam
Pada pola keenam ini pola yang digunakan adalah pola melingkar atau berputar seperti
gambar dibawah ini.
7. Pola Ketujuh
Pada pola ketiujuh ini pola yang digunakan adalah pola susunan huruf “W” dengan 2
perempuan di bagian depan yang ditandai dengan lingkaran berwarma biru tua dan hujau
tua, dua orang laki laki dan perempuan dibagian tengah yang tandai dengan lingkaran
berwarna merah dan cream, dan juga pada bagian terdapat 2 orang perempuan yang ditandai
dengan lingkaran warna biru muda dan hijau muda.
8. Pola Kedelapan
Pada pola kedelapan ini pola yang digunakan adalah pola susunan huruf “W” sama seperti
yang nomor 7 namun bertukar tempat sesuai gambar dibawah ini.
9. Pola Kesembilan
Pada pola kesembilan ini pola yang digunakan adalah pola susunan huruf “W” dengan 2
perempuan di bagian depan yang ditandai dengan lingkaran berwarma biru tua dan hujau
tua, dua orang laki laki dan perempuan dibagian tengah yang tandai dengan lingkaran
berwarna merah dan cream, dan juga pada bagian terdapat 2 orang perempuan yang
ditandai dengan lingkaran warna biru muda dan hijau muda.
Dalam Tari Kreasi Bujang Gadis Palembang ini terdapat beberapa pola gerak yaitu :
1. Pola Gerak 1
2. Pola Gerak 2
3. Pola Gerak 3
4. Pola Gerak 4
5. Pola Grak 5
6. Pola Gerak 6
7. Pola Gerak 7
8. Pola Gerak 8
9. Pola Gerak 9
3.1 Kesimpulan
Tari bujang gadis beladas merupakan tari kreasi yang menggambarkan keceriaan
muda-mudi masyarakat Ogan Kemering Ilir, Palembang, Sumatera Selatan. Keceriaan ini
terlihat dari gerakan tari yang betumpu pada gerakan kaki seperti, melompat, berbaur, dan
mengubah formasi. Meski berbaur, gerakan penari laki-laki akan terus mengikuti
kelompoknya, begitupun sebaliknya bagi penari perempuan.
DAFTAR PUSTAKA
https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/tari-bujang-gadis-beladas-tari-yang-
menggambarkan-keceriaan-muda-mudi/
https://helloindonesia.id/beladas-bujang-gadis-dance/