CHILD NEGLECT
NAMA KELOMPOK:
1. Ega Galuh Sindu Pratiwi (201804010)
2. Khafifah Salsabila (201804011)
3. Aisyah Dwi Ayu Wulandari (201804012)
4. Nafi’atul Chusnah (201804013)
Puji syukur penulis ucapkan kepada allah SWT karena atas rahmatnya dan
hidayahnya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Anak
dengan Kasus Cild Neglect” dengan sebaik-baiknya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah mengalami berbagai hal baik suka
maupun duka. Penulis menyadari bahwa penyusun makalah ini tidak akan selesai dengan
lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan, serta bimbingan dari bebagai pihak.
Sebagai rasa syukur atas terslesainya makalah ini, maka dengan tulus penulis sampaikan
terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
dapat diterapkan dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang berhubungan sengan judul
makalah ini.
Penyusun
2|Page
DAFTAR ISI
Cover…………………………………………………………………………….…………….i
Kata Pengantar……………………………………………………………………….………ii
Daftar Isi……………………………………………………………………………..………iii
BAB I Pendahuluan
Latar Belakang…………………………………………………..…………………………1
Rumusan Masalah………………………………………………………………………….2
Tujuan………………………………………………………………………..….…………2
BAB II Pembahasan
Definisi…………………………………………………………………………………….3
Etiologi…………………………………………………………………………………….3
Manifestasi Klinis…………………………………………………………………………4
Penatalaksanaan…………………………………………………………………………...5
Konsep Asuhan Keperawatan………………………………………………………….….5
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………12
3|Page
BAB I
PENDAHULUAN
4|Page
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Cild Neglect?
2. Bagaimana etiologi dari Cild Neglect?
3. Bagaimana manifestasi klinis dari Cild Neglect?
4. Bagaimana penatalaksanaan dari Cild Neglect?
5. Bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan dari Cild Neglect?
1.3 Tujuan
1. Memahami pengertian dari Cild Neglect
2. Memahami etiologi dari Cild Neglect
3. Memahami manifestasi klinis dari Cild Neglect
4. Memahami penatalaksanaan dari Cild Neglect
5. Memahami konsep asuhan keperawatan dari Cild Neglect
5|Page
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Penelantaran anak adalah sikap dan perilaku orang tua yang tidak memberikan
perhatian yang layak terhadap proses tumbuh kembang anak. Penelantaraan anak dapat
berupa penelantaraan fisik, penelantaraan emosional, penelantaraan perawatan medik.
Penelantaraan anak termasuk penyiksaan secara pasif yaitu segala keadaan perhatian yang
tidak memadai baik fisik, emosi, maupun sosial. Anak dikatakan terlantar ketika orang tua
yang bertanggung jawab gagal untuk menyediakan kebetuhan memadai untuk berbagai
keperluan, termasuk fisik (kegagalan untuk menyiadakan makanan yang cukup, pakaian
atau kebersihan), emosiaonal (kegagalan untuk memberikan pengasuhan atau kasih
sayang), pendidikan (kegagalan untuk mendaftarkan anak disekolah), atau medis
(kegagalan untuk mengobati anak atau mebawa anak ke dokter).
2.2 Etiologi
1. Trauma masa lalu pada orang tua
Perlakuan dimasa lalu yang dialami biasanya akan membekas dalam benak
seseorang dan akan melakuakn seperti hal yang sama dimasa dewasanya dan ia akan
mengadopsi perilaku yang sesuai dengan nilai orang tua nya.
2. Masalah ekonomi
Masalah ekonomi juga menjadi penyebab orang tua bersifat demikian kepada anak
nya. Ketidakberuntungan yang dialami oleh anak bukan lah disebabkan hanya karena
berasal dari keluarga orang tuan tunggal, tetapi juga disebabkan oleh kemiskinan.
3. Jumlah anak dalam keluarga
Keluarga dengan anggota keluarga lebih dari 4 anak biasanya cenderung untuk tak
terlalu memperhatikan perkembangan dari setiap anak-anak nya. Terdapat
kecenderungan bagi anak 1 dan anak bungsu untuk mengalami perlakuan yang buruk
yakni pada saat belum mampu untuk berkomunikasi dan bergerak.
4. Anak yang tidak diharapkan
Orang tua memiliki potensi untuk melukai anak-anak. Ada beberapa pandangan
orang tua yang melihat anak mereka berbeda dari anak lain. Hal ini dapat terjadi pada
anak yang tidak direncanakan, anak yang cacat, hiperaktif, cengeng, anak dari orang
6|Page
lain yang tidak disukai, misalnya anak mantan suami/istri, anak tiri, serta anak dengan
berat lahir rendah.
Terdapat juga kemungkinan penyakit organik yang terkait dengan anak atau
kepribadian dan perilaku anak yang mengakibatkan orang tua tidak menginginkan
anak tersebut.
5. Kelainan mental orang tua
Mental orang tua ikut mempengaruhi terjadinya penelantaraan pada anak. Orang
tua yang mengkonsumsi alkohol, pengguna obat, biasanya akan mengalami gangguan
proses berpikir dan cenderung depresi dan tidak peduli lagi dengan lingkungan
sekitarnya.
7|Page
2.4 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan psikologis
Mengurangi respon stress antara lain :
a. Olahraga
b. Humor
c. Istirahat
d. Nutrisi
e. Teknik relaksasi
2. Penatalaksanaan fisiologis
3. Program pemberdayaan anak terlantar
8|Page
4. Defisit perawatan diri b.d: penurunan atau kurangnya motivasi, hambatan
lingkungan, kerusakan persepsi/kognitif, kecemasan, kelemaham dan kelelahan.
C. Intervensi
9|Page
1. Menyingkirkan tanda sentuhan,verbalissi
kecemasan. untuk meyakinkan
2. Menurunkan stimulasi pasien tidak sendiri
lingkungan ketika cemas. dan mengajukan
3. Merencanakan dan pertanyaan.
menggunakan strategi koping. 4. Temani pasien untuk
4. Menggunakan teknik relaksasi mendukung
untuk menurunkan kecemasan. keamanan dan
5. Melaporkan penurunan durasi menurunkan rasa
dari episode cemas. takut.
6. Melaporkan tidak adanya 5. Sediakan aktivitas
gangguan persepsi sensori. untuk menurunkan
7. Tidak ada manifestasi klinik ketengangan.
perilaku kecemasan. 6. Bantu pasien untuk
mengidentifikasi
situasi yang
menciptakan cemas.
7. Instruksikan klien
untuk menggunakan
teknik relaksasi.
8. Tentukan
kemampuan klien
mengambil
keputusan.
Harga Diri Setelah dilakukan tindakan 1. Anjurkan kontak
Rendah keperawatan diharapkan harga diri mata dalam
Situasional b.d pasien meningkat dengan kriteria hasil: komunikasi dengan
Kurang 1. Verbalisasi penerimaan diri. yang lainnya.
pengakuan dan 2. Penerimaan keterbatasan diri. 2. Eksplorasi
penghargaan 3. Mempertahankan kontak mata kesuksesan terakhir
mata dan posisi tegak. yang diterima.
4. Menggambarkan diri.
5. Komunikasi terbuka.
10 | P a g e
6. Tingkat percaya diri. 3. Anjurkan pasien
7. Keseimbangan dalam untuk mengevaluasi
berpartisipasi dan kebiasaannya.
mendengarkan dalam kelompok 4. Berikan penghargaan
atas peningkatan
keadaan pasien
Defisit prawatan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Monitor kemampuan
diri b.d : selama …. Defisit perawatan diri teratas klien untuk
penurunan atau dengan kriteria hasil: perawatan diri yang
kurang nya 1. Klien terbebas fari bau badan. mandiri
motivasi, 2. Menyatakan keamanan terhadap 2. Monitor kebutuhan
hambatan kemampuan untuk melakukan klien untuk alat-alat
lingkungan, ADLs bantu untuk
keruskan kebersihan diri,
persepsi/kognitif, berpakaian, berhias,
kecemasan, toilering dan makan.
kelemahan dan 3. Sediakan bantuan
kelelahan sampai klien mampu
secara utuh untuk
melakukan selfcare
4. Dorong klien untuk
melakukan aktivitas
sehari-hari yang
normal sesuai
kemampuan yang
dimiliki.
5. Dorong untuk
melakukan secara
mandiri, tapi beri
bantuan ketika klien
tidak mampu
melakukannya.
11 | P a g e
6. Ajarkan klien
keluarga untuk
mendorong
kemandirian, untik
memberikan bantuan
hanya jika pasien
tidak mamou untuk
melakukannya.
7. Berikan aktivitas
rutin sehari-hari
sesuai kemampuan.
8. Pertimbangkan usia
klien jika mendorong
pelaksanaan aktivitas
sehari-hari.
D. Evaluasi
1. Diagnosa : Resiko trauma b.d kegiatan lingkungan rumah dank lien mudah
tersinggung
a. Menggunakan strategi control resiko bila diperlukan
b. Mengetahui faktor resiko
c. Menunjukkan perubahan status kesehatan
2. Diagnosa : Cemas b.d substans abuse
a. Menyingkirkan tanda kecemasan
b. Menurunkan stimulasi lingkungan ketika cemsas.
c. Merencanakan dan menggunakan strategi koping.
d. Menggunakan teknik relaksasi untuk menurunkan kecemasan.
e. Melaporkan penuruan durasi dari episode cemas.
f. Melaporkan tidak adanya gangguan persepsi sensori.
g. Tidak ada manifestasi klinik perilaku kecemasan
3. Diagnosa: Harga diri rendah situsional b.d kurang pengakuan dan penghargaan
a. Verbalisasi penerimaan diri.
b. Penerimaan keterbatasan diri.
12 | P a g e
c. Mempertahankan kontak mata dan posisi tegak.
d. Menggambarkan diri
e. Komunikasi terbuka
f. Tingkat percaya diri
g. Keseimbangan dalam berpartisipasi dan mendengarkan dalam kelompok
4. Diagnosa : Defisit perawatan diri b.d: penurunan atau kurangnya motivasi,
hambatan lingkungan, kerusakan persepsi/kognitif, kecemasan dan kelelahan
a. Klien terbebas dari bau badan’
b. Menyatakan kenyamanan terhadap kemampuan untuk melakukan ADLs
13 | P a g e
BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
Neglect child merupakan penolakan/pengabaian/penelantaraan untuk memenuhi
kewajiban memberikan kehidupan, perawatan atau pemeliharaan bagi anak sesuai hokum
yang berlaku atau persetujuan. Neglect child bisa secara fisikial, edukasi, maupun
emosional. Secara fisikial ialah berupa gaga; menyediakan makanan dan pakaian secara
layak, kesehatan yang tidak dijaga, pengawasan baik dalam cuaca dan lingkungan.
Ditinggal/diterlantarkan juga termasuk didalam nya.sedang secara edukasi bisa berupa
gagalmenyediakan atau memberikan pendidikan secara layak, baik sekolah normal
ataupun sekolah kebutuhan khusus. Secara emosional/psikis, bisa berupa kurangnya
dukungan secara emosional dan kasih sayang, tidak pernah mengunjungi kegiatan
anaknya,ataupun karena adanya tindak kekerasan/pelecehan dengan obat-obatan sehingga
anak menjadi ikut serta dalam mengkonsumsi alcohol dan obat terlarang. Anak akan
merasa diabaikan, disia-sia kan dan tidak diinginkan dengan cara tidak mempedulikan dan
menhyediakan keperluan dasar anak.
3. 2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya mahasiswa keperawatan
dapat memperoleh ilmu yang lebih tentang Cild Neglect. Semoga makalah ini dapat
dijadikan sumber literature yang banyak digunakan untuk mahasiswa.
14 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Wignjosoebroto, 2014, Pola Asuh Anak dalam Keluarga, Jakarta: Penerbit Elsam dan Huma.
15 | P a g e
16 | P a g e