ASUHAN KEPERAWATAN
LABIOPALATHOCHISIS
DISUSUN OLEH :
NITA RIZKI ANGGANI 201804030
KHOFIFAH INDAH PARAMITA 201804032
Pengertian labiopalatochisis Bibir sumbing (SB) adalah malformasi yang disebabkan
oleh gagalnya prosesus nasal dan maksilaris untuk menyatu selama perkembangan
labiopalatochisis dapat bervariasi dari lubang yang kecil hingga celah lengkap
pada bibir atas yang membentang kedalam dasar hidung . Celah tersebut bisa
unilateral atau bilateral. Deformitas struktur dental menyertai labiopalatochisis,
labiopalatochisis saja terjadi pada garis tengah dan dapat mengenai palatum
mole maupun durum (langit-langit lunak maupun keras). Bila disertai dengan
labiopalathochisis, cacat ini dapat mengenai garis tengah dan meluas hingga
palatum mole pada salah satu atau kedua sisinya.
Celah bibir dapat terjadi dalam berbagi variasi, mulai dari takik kecil pada batas
yang merah terang sampai celah sempurna yang meluas ke dasar hidung. Cela ini
mungkin unilateral ( lebih sering pada sisi kiri) atau bilateral pada sisi kanan, dan
biasanya melibatkan rigi-rigi alveolus. Biasanya disertai dengan gigi yang cacat
dan salah bentuk, gigi tambahan, atau bahkan tidak tumbuh gigi. Cela kartilag,
cuping hidung, dan bibir sering kali disertai dengan defisiensi sekat hidung
menghasilkan tonjolan keluar bagian anterior celah prosesus maksilaris.
Cara memberi makanan pada anak labiopalatochisis
Mengangkat atau meninggikan kepala bayi saat memberi minum
Bayi dapat menghisap dot dengan baik asal dotnya diletakkan di bagian bibir yang tidak
sumbing
Bayi cukup di beri minum dengan bantuan sendok secara perlahan dalam posisi setengah
duduk atau tegak
Gunakan dot yang lebih panjang
Gunakan dot yang lubangnya dipinggir dan pada saat bayi minum, lubang dot tersebut
diletakkan diatas lidah
Dot harus sering dikeluarkan untuk memberi kesempatan pada bayi untuk beristirahat
Ibu harus dilatih untuk memberikan ASI
Cobalah untuk menyusui bayi dengan puting susu ibu, untuk memenuhi kebutuhan bayi
dengan puting susu ibu untuk menghisap dan meningkatkan perkembangan otot bicara
Sendawakan dengan sering, karena bayi cenderung untuk menelan banyak udara
Komplikasi labiopalatochisis Otitis media berulang dan ketulian sering terjadi.
Jarang dijumpai kasus karies gigi yang berlebihan,. Koreksi ortodontik dibutuhkan
apabila terdapat kesalahan dalam penempatan arkus maksilaris dan letak gigi-
geligi. Cacat bicara bisa ada atau menetap meskipun penutupan palatum
secara anatomic telah dilakukan dengan baik. Cacat wicara yang demikian
ditandai dengan, orang itu sukar untuk menciptakan tekanan yang cukup
dalam mulutnya untuk membuat suara-suara ledakan seperti p,b,d,t,h,y atau
untuk bunyi berdesis s, sh, dan ch ; sehingga kata-kata sperti “cats”, “boats”,
dan “sisters” menjadi tidak jelas. Kemungkinan, terapi wicara diperlukan setelah
suatu operasi atau pemasukan alat bantu wicara(Behrman, 2002)
PATHWAY LABIOPALATOCHISIS
Etiologi labiopalatochisis
Mayoritas kasus tampaknya konsisten dengan konsep pewarisan multifaktor
sebagimana terbukti melalui peningkatan insiden Banyak sindrom yang dikenal
meliputi defek ini sebagai gambaran klinis dan merupakan akibat dari
abnormalitas kromosom serta faktor lingkungan atas terjadinya skizis (sumbing)
pada suatu titik menentukan dalam perkembangan embrio. Perlu dicacat
bahwa perbuatan merokok yang dilakukan ibu hamil dalam trisemester pertama
diyakini merupakaan penyebab 11 % hingga 12 % dari semua kasus labioskizis
dan/atau palatoslizis (Wong , Wilson, Winkelstein, Eaton, & Schwartz, 2008)
Patofisiologi labiopalatochisis
Labiopalatochisis terjadi karena kegagalan penyatuan prosesus maksilaris dan
premaksilaris selama awal usia embrio, labiopalatochisis merupakan malformasi
yang berbeda dan terjadi pada waktu yang berbeda selama proses
perkembangan embrio. Penyatuan bibir atas pada garis tengah selesai dilakukan
pada kehamilan antara minggu ketujuh dan kedelapan. Fusi palatum sekunder
(palatum durum dan mole) terjadi kemudian dalam proses perkembangan, yaitu
pada kehamilan antara minggu ketujuh dan kedua belas. Dalam proses migrasi ke
posisi horizontal, palatumm tersebut dipisahkan oleh lidah dalam waktu yanag
singkat. Jika terjadi kelambatan dalam porses migrasi atau pemindahan ini, atau
bila lidah tidak berhasil turun dalam waktu yang cukup singkat, bagian lain proses
perkembangan tersebut akan terus berlanjut namun palatum tidak bisa menyatu,
(Wong , Wilson, Winkelstein, Eaton, & Schwartz, 2008)
Penatalaksanaan Terapeutik labiopalatochisis
Penanganan anak yang menderita palatochisisis berupa pembedahan dan
biasanya tindakan ini meliputi intervensi jangka panjang kecuali mungkin oprasi
perbaikan jaringan perutnya. Walaupun demikian, penatalaksanaan palatochisis
meliputi upaya –upaya prabedah dari tim pelayanan kesehatan multidisiplin,
termasuk dokter spesialis anak, bedah plastik, ortodontik, THT (otorinolaringologi),
patologi bicara/bahasa, audiologi, keperawatan, dan pekerjaan sosial untuk
memberikan hasil yang optimal. Penatalaksanaan medis ditunjukan kepada
penutupan celah, pencegahan komplikasi dan percepatan tumbuh-kembang
anak yang normal.
Perawatan Prabedah :
Mengamati dan mewawancarai anggota keluarga mengenai pemahaman,
perasaan serta kekawatiran mereka
Mengamati bayi selama pemberian susunya
Menyelesaiakan pembuatan daftar isian prabedah
Perawatan pascabedah :
Melakukan inspeksi luka operasi, termasuk alat pelindungnya.
Mengamati indikator perilaku dan fisiologik rasa nyeri serta responnya terhadap
terapi analgesia
Mengamati bayi selama pemberian susunya, mengukur asupan serta haluan cairan
dan menimbang berat badan setiap hari
Mengamati luka operasi untuk menemukan bukti adanya infeksi, perdarahan,
pengelupasan jaringan atau iritasi
Mengamati dan mewawancarai keluarga mengenai pemahaman dan
kekhawatiran mereka terhadap bayinya termasuk kebutuhannya untuk jangka
waktu yang lama
Asuhan Keperawatan pada anak labiopalatochisis
1)Pengkajian
Biodata pasien dan biodata penanggung jawab
Pasien menderita insufisiensi zat untuk tumbuh kembang organ selama masa embrional.
Riwayat kesehatan sekarang
Pengaruh obat tetatologik termasuk jamu dan kontrasepsi hormonal,kecanduan alkohol.
Riwayat keluarga
Anggota keluarga ada yang bibir sumbing.
Pemeriksaan Fisik
Mata
Keadaan konjungtiva
Keadaan sclera dan keadaan lensa mata
2 Hidung
Kemampuan penglihatan kepekaan penciuman
Adanya polip/hambatan lain pada hidung, adanya pilek.
3 Mulut dan Bibir
Warna bibir
Apakah ada luka
Apakah ada kelainan
4 Leher
Keadaan vena jugularis
Apakah ada pembesaran kelenjar.
5. Telinga
Bentuk telinga
Kepekaan pendengaran
Kebersihan telinga
6. Dada
Bentuk dan irama napas
Keadaan jantung dan paru-paru
7. Abdomen
Ada kelainan atau tidak
Bentuknya supel atau tidak
8. Genitalia
Kebersihan daerah genetalia
Ada edema atau tidak
Keadaan alat genetalia
9. Ekstermitas atas dan bawah
Bentuknya normal atau tidak
Tonus otot kuat atau lemah
10 Kulit
Warna kulit
Turgor kulit
Pengkajian Perpola
Aktivitas / istirahat
Sulit mengisap Asi
Sulit menelan Asi
Bayi rewel,menangis
Tidak dapat beristirahat dengan tenang dan nyaman