Anda di halaman 1dari 3

1.

Materi umum pengembangan peserta didik tk dan paud dan kemampuan keterkaitan
pengembangan peserta didik dari beberapa aspek fisik, emosional :

Pengembangan Peserta Didik Pada Anak Usia Dini (TK)

Anak adalah seorang individu yang unik dengan segenap potensi yang dimiliki. Anak dilahirkan
belum bersifat sosial. Dalam arti, dia belum memiliki kemampuan untuk bergaul dengan orang lain.
Untuk mencapai kematangan sosial, anak harus belajar cara menyesuaikan diri dengan orang lain.
Kemampuan ini diperoleh anak melalui berbagai kesempatan atau pengalaman bergaul dengan
orang-orang di lingkungannya, baik orang tua, saudara, teman sebaya atau orang dewasa lainnya.
Pendidikan anak usia dini berfungsi untuk membantu tumbuh kembang anak, jasmani rohani agar
berkembang sesuai potensinya.

Mengingat pada masa ini adalah masa keemasan bagi anak yang akan mempengaruhi periode
berikutnya. Pendidikan anak usia dini sebagaimana dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003
didefinisikan sebagai upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia
enam tahun yang dilakukan dengan memberi rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut. Early childhood education yang dikenal di Indonesia dengan istilah
pendidikan anak usia dini adalah pendidikan yang ditujukan bagi anak-anak usia prasekolah dengan
tujuan agar anak dapat mengembangkan potensi-Potensinya sejak dini sehingga mereka dapat
berkembang secara wajar sebagai anak. PAUD menjadi spesifik karena pada tahap ini diyakini bahwa
anak sedang mengalami tahap perkembangan fisik dan mental Pendidikan karakter memang sangat
perlu dimulai sejak usia dini untuk membentengi para generasi penerus bangsa dari pengaruh-
pengaruh negatif yang bertentangan dengan moral dan nilai-nilai keagamaan. Bangsa Indonesia
harus memiliki karakter mulia sesuai norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat
istiadat.

Pembelajaran sosial emosional bagi anak usia dini sangat penting dalam menanamkan karakter
mulia, karena masa usia dini adalah masa keemasan atau golden age. Selama masa keemasan anak
cepat dan mudah menerima stimulus-stimulus dari alam sekitarnya dan melakukan berbagai
kegiatan dalam rangka memahami dan menyikapi lingkungannya.

Perkembangan berkenaan dengan keseluruhan kepribadian individu anak, karena kepribadian


individu membentuk satu kesatuan yang terintegrasi. Secara umum dapat dibedakan beberapa
aspek utama kepribadian individu anak, yaitu aspek kognitif, fisik-motorik, sosio-emosional, bahasa,
moral dan keagamaan. Perkembangan dari tiap aspek kepribadian tidak selalu bersama-sama atau
sejajar, perkembangan sesuatu aspek mungkin mendahului atau mungkin juga mengikuti aspek
lainnya. Pada awal kehidupan anak, yaitu pada saat dalam kandungan dan tahun-tahun pertama,
perkembangan aspek fisik dan motorik sangat menonjol. Selama sembilan bulan dalam kandungan,
ukuran fisik bayi berkembang dari seperduaratus milimeter menjadi 50 sentimeter panjangnya.
Selama dua tahun pertama, bayi yang tidak berdaya pada awal kelahirannya, telah menjadi anak
kecil yang dapat duduk, merangkak, berdiri, bahkan pandai berjalan dan berlari, bisa memegang dan
mempermainkan berbagai benda atau alat. Dalam kandungan, ukuran fisik bayi berkembang dari
seperduaratus milimeter menjadi 50 sentimeter panjangnya. Selama dua tahun pertama, bayi yang
tidak berdaya pada awal kelahirannya, telah menjadi anak kecil yang dapat duduk, merangkak,
berdiri, bahkan pandai berjalan dan berlari, bisa memegang dan mempermainkan berbagai benda
atau alat.

Kemampuan keterkaitan pengembangan peserta didik dari berbagai aspek, diantaranya :

1. Perkembangan fisik

Secara umum, fisik berarti bentuk (postur) atau perawakan. Jadi Pertumbuhan fisik adalah
pertumbuhan struktur tubuh manusia yang terjadi sejak dalam kandungan hingga ia dewasa atau
mencapai tingkat kematangan pertumbuhannya. Proses perubahannnya adalah menjadi panjang
(pertumbuhan vertikal) dan menjadi tebal/lebar (pertumbuhan horizontal) dalam suatu proporsi
bentuk tubuh. Pertumbuhan sebelum lahir dimulai sejak terjadinya pembuahan (fertilisasi) antara sel
telur dengan sel sperma yang kemudian berkembang menjadi embrio. Pertumbuhan fisik sebelum
lahir akan dilanjutkan dengan pertumbuhan fisik setelah kelahiran yang akan menyempurnakan
struktur dan fungsi dari dimensi fisik peserta didik.

Ada dua hukum pertumbuhan fisik yang berlaku umum dan menyeluruh (Satoto,1993), yaitu
hukum chepalocaudal dan hukum proksimodistal. Menurut hukum chepalocaudal maka
pertumbuhan dimulai dari arah kepala menuju ke kaki. Bagian kepala tumbuh lebih dahulu daripada
daerah-daerah lain. Kematangan pertumbuhan juga berlangsung lebih dahulu dibagian kepala,
kemudian melanjutkan ke bagian-bagian lain dari tubuh. Bayi baru lahir sudah dapat menggerakkan
mata atau bibir, kemudian pada masa berikutnya mampu menggerakkan lengan dan tangan dan
kemudian disusul dengan kemampuan meenggerakkan tungkai dan kaki. Sebagai akibatnya bayi
yang baru lahir memiliki kepala yang secara proporsi lebih besar dari bagian lain dalam masa-masa
pertumbuhan berikutnya kepala secara proporsional menjadi lebih kecil. Menurut hukum
proximodistal maka pertumbuhan berpusat dari daerah sumbu (proximo) kearah tepi (distal). Alat-
alat yang berada didaerah sumbu misalnya jantung, alat-alat nafas dan pencernaan tumbuh lebih
dahulu dan lebih pesat dibandingkan didaerah tepi, misalnya anggota gerak badan.

2. Perkembangan emosional

Emosi merupakan suatu keadaan atau perasaan yang bergejolak pada diri individu yang disadari dan
diungkapkan melalui wajah atau tindakan, yang berfungsi sebagai inner adjustment (penyesuaian
dari dalam) terhadap lingkungan untuk mencapai kesejahteraan dan keselamatan individu.
Kemampuan untuk bereaksi secara emosional sudah ada sejak bayi dilahirkan. Gejala pertama
perilaku emosional dapat dilihat dari keterangsangan umum terhadap

Suatu stimulasi yang kuat. Keterangsangan yang berlebih-lebihan dapat tercermin dalam aktivitas
yang banyak yang ditunjukkan oleh bayi. Keterangsangan umum pada bayi yang baru lahir dapat
dibedakan menjadi reaksi yang sederhana yang mengesankan tentang kesenangan dan
ketidaksenangan. Pada umumnya anak kecil lebih emosional daripada orang dewasa karena pada
usia ini anak masih relatif muda dan belum dapat mengendalikan emosinya. Pada usia 2-4 tahun,
karakteristik emosi anak muncul pada ledakan marahnya atau temper Tantrums (Elizatbeth. B.
Hurlock, 1978). Untuk menampilkan rasa tidak senangnya, anak melakukan tindakan yang
berlebihan, misalnya menangis, menjerit-jerit, melemparkan benda, berguling-guling, memukul
ibunya atau aktivitas besar lainnya. Pada usia ini anak tidak memperdulikan akibat dari
perbuatannya, apakah merugikan orang lain atau tidak, selain dari itu, pada usia ini anak lebih
bersifat egosentris.
Pada usia 5-6 tahun, emosi anak mulai matang. Pada usia ini anak mulai menyadari akibat-akibat dari
tampilan emosinya. Anak mulai memahami perasaan orang lain, misalnya bagaimana perasaan
orang lain bila disakiti, maka anak belajar mengendalikan emosinya. Ekspresi emosi pada anak
mudah berubah dengan cepat dari satu bentuk ekspresi ke bentuk ekspresi emosi yang lain. Anak
dalam keadaan gembira secara tiba-tiba dapat langsung berubah menjadi marah karena ada sesuatu
yang dirasakan tidak menyenangkan, sebaliknya apabila anak dalam keadaan marah, melalui
bujukan dengan sesuatu yang menyenangkan bisa berubah menjadi riang.

Anda mungkin juga menyukai