PERSETUJUAN PEMBIMBING
atas nama:
Nama : Annisa Maharani Masrurah
NIM 1844042026
Jurusan/Prodi : Psikologi Pendidikan dan Bimbingan/
Bimbingan & Konseling
Fakultas : Fakultas Ilmu Pendidikan
Pembimbing I Pembimbing II
Disahkan:
Ketua Jurusan
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
KATA PENGANTAR
Negeri 4 Luyo”. Proposal ini juga disusun sebagai bahan kajian untuk
saya susun sebagai mana yang ada pada proposal ini dapat terealisasi sebagai mana
mestinya. saya menyadari bahwasannya dalam penyusunan proposal ini sangat jauh
dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik membangun sangat saya harapkan
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah turut
BAB I
PENDAHULUAN
Menengah Pertama (SMP) yang dikutip dari artikel prestasi global modern
school (2021) yakni keinginan agar lingkungan bisa menerima mereka. Hal ini
terjadi seiring dengan perubahan emosi remaja yang sedang fokus untuk dapat
diterima, untuk itu siswa direntang usia remaja ini cendurung akan
memunculkan perilaku yang mereka anggap dapat membentuk harga diri yang
baik dilingkungan.
Keinginan untuk diterima ini dapat berdampak positif dan negatif bagi diri
siswa. Pada penelitian ini, peneliti berfokus pada salah satu dampak negatif
1
2
tersebut menimbulkan perasaan cemas dan takut pada siswa mengenai hasil
akhir dari usaha yang mereka lakukan. Sehingga, ketakutan-ketakutan ini bisa
membuat siswa lebih memilih untuk tidak melakukan usaha yang maksimal
agar tidak kecewa dengan kegagalan yang akan mereka dapatkan nantinya.
seperti tidak mengerjakan tugas, tidak belajar sebelum ujian, dan terlambat
datang ke sekolah karena takut jika pada hasil akhir yang mereka dapatkan
tidak memuaskan sehingga para siswa tersebut lebih memilih untuk tidak
berusaha lebih keras agar nantinya tidak begitu kecewa dengan hasil dan
yang dimiliki. Hal ini sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh Kayla (2015)
hanya melakukan pembagian skala self handicapping pada siswa kelas VII
terjadi pada siswa kelas VIII. Dari keseluruhan jumlah siswa kelas VIII yaitu
memiliki skor perilaku self- handicapping dengan nilai yang berada pada
rentang 50 hingga 100 (masalah berat – sangat berat). Jabaran skor tersebut
terdiri dari 1 siswa dengan skor 50-75 (masalah berat) dan 11 siswa yang
Selain itu, beberapa siswa yang diwawancarai mengenai hal ini juga
mengatakan bahwa :
faktor self-handicapping, yaitu faktor distal yakni faktor yang berasal dari
situasi masa lalu dan faktor proksimal yakni faktor yang berasal dari situasi
saat ini. Berdasalkan hasil analisis skala self handicapping dan wawancara
lebih cenderung berasal dari faktor proksimal yakni situasi saat ini dimana
4
siswa merasa merasa tidak mampu memenuhi anggapan publik dan begitu
takut akan kegagalan hasil akhir nilai yang akan ia dapatkan dimana semua hal
bagian dari perilaku kecacatan diri (Nar & Erol : 2017). Untuk membantu
yang sangat berpengaruh bagi para self-handicapping. Selain itu, jumlah siswa
juga teknik konseling yang sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan dari
irasional yang diidentifikasi oleh Ellis dalam Dwinda Tiara (2019) adalah lari
itu, teknik ini juga berusaha untuk meniadakan depresi, stres, dan serangan
dan pemahaman yang kurang. Untuk itu, berdasarkan hasil analisis skala self
dari guru BK ini, peneliti berusaha menemukan teknik penanganan tepat yang
Dengan teknik ini para konseli atau siswa akan didorong dan dimodifikasi
aspek kognitifnya agar dapat berpikir dengan cara yang rasional dan logis
sehingga konseli dapat bertindak atau berperilaku sesuai sistem nilai yang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pelaksanaan teknik cognitive disputation melalui konseling
Luyo?
7
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk memahami pelaksanaan teknik cognitive disputation melalui
D. Manfaat Penelitian
1) Manfaat Teoritis
2) Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
self-handicapping siswa.
9
BAB II
A. Kajian Teori
1. Self Handicapping
1985)
obat peningkat kinerja (Actavil; Berglas & Jones, 1978; Jones &
9
10
tertentu.
diri positif mereka dan Pandanggan positif orang lain tentang mereka.
kurangnya usaha terutama terjadi dalam situasi hasil yang tidak pasti
baik rendah
2008).
dapat menjelaskan kinerja rendah pada ujian dan tanpa harga dirinya
terpengaruh dengan cara apapun. Ini seperti orang yang menciptakan atau
koneksi eksternal untuk kegagalan itu dan meninggalkan ruang untuk koneksi
12
internal jika berhasil (Berglas dan Jones,1978). Jika orang tersebut berhasil
mendapatkan nilai tinggi, maka ia menunjukkan dirinya lebih pintar dari yang
yang dipelajari).
1) Konsteks situasional
& Arkin, 1982). Hal ini dapat dijelaskan dengan citra yang
laki-laki.
2) Kualitas Pribadi
2. Cognitive Disputation
irasional yang diidentifikasi oleh Ellis (1979) adalah lari dari kesulitan
yang terkait. Selain itu, teknik ini juga berusaha untuk meniadakan
depresi, stres, dan serangan kepanikan yang ada pada diri konseli.
kognitifnya agar dapat berpikir dengan cara yang rasional dan logis
yang negatif.
merespons isi kognitif dari komunikasi. Isi kognitif itu berupa ide-ide
a) Pertama
b) Kedua
sekitar.
beradaptasi.
18
c) Ketiga
3. Konseling Kelompok
Rusmana : 2019).
bersikap rasional dan jujur, maupun untuk berpikir irasional dan jahat.
Para penganut teori pendekatan ini percaya bahwa tidak ada orang
2019).
dan emosi bukan dua proses yang terpisah. Menurut Ellis, pikiran dan
emosi merupakan dua hal yang saling bertumpah tindih, serta pada
diidentifikasi oleh Ellis (1979) adalah lari dari kesulitan dan tanggung
akan dilaksanakan pada Siswa yakni konseli SMP Negeri 4 Luyo yang
1) Pembukaan
2) Transisi
3) Inti
menentukan hidupnya
disputation
4) Tahap Akhir
berpiki
B. Penelitian Relevan
keyakinan irasional.
melalui contoh baru dari penipuan diri yang disengaja seperti yang
irrasional.
contoh masalah seperti yang dijelaskan oleh Wong, bahwa siswa yang
cemas akan ujian memiliki lebih banyak pemikiran negatif dan irasional.
“overcontrol”
C. Kerangka Konseptual
menjalankannya :
• Pembukaan
Membangun hubungan dengan anggota
• Modifikasi
konseli. Peneliti memperkenalkan diri dan
kognitif
mengenal masing-masing anggota
pemikiran
• Transisi
irasional menjadi
Membangun hubungan dan memastikan rasional
kesiapan siswa
• bertindak atau
• Inti berperilaku
Mengkonfrontasi keyakinan irrasional siswa sesuai sistem
menggunakan tahapan teknik cognitive nilai
disputation yakni philosophical
persuation, didactic presentation,
socratic dialogue dan vicarious
experiences • Memahami potensi diri
• Penutup • Bertanggung jawab
Evaluasi, menguatkan hasil yang dicapai, • optimis
memberikan apresiasi dan menutup
D. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir diatas, maka rumusan hipotesis
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya, tanpa melakukan
untuk membuat pengkriteria tentang suatu keadaan secara objektif dalam suatu
deskriptif.
27
29
dimensi yang dimaksud akan diukur dalam penelitian ini yaitu Evektivitas
1. Waktu Penelitian
data yang meliputi penyajian dalam bentuk skripsi dan proses bimbingan
berlangsung.
2) Pertemuan kedua, yaitu tahap persuasif, latihan relaksasi, dan home work.
3) Pertemuan ketiga terdiri dari 2 langkah yaitu tahap konfrontasi, dan menulis self
talk.
2. Tempat Penelitian
C. Desain Penelitian
Rancangan desain penelitian yang akan digunakan oleh peneliti yakni True
(R) Eksperimental Y1 X Y1
(R) Kontrol Y2 - Y2
Populasi dari penelitian ini yakni siswa kelas VIII di SMP Negeri 4 Luyo
ini yakni 6 Siswa kelas VIII di Sekolah tersebut yang terindikasi mengalami
self-handicapping.
1. Populasi
SMPN 4 Luyo.
dan bersedia mengikuti penelitian ini dengan cara mengisi skala self
handicapping kuesionernya.
1. Self-handicapping
Jones dan Berglas (1978) mendefinisikan self handicapping
33
kesuksesan.
irasional yang diidentifikasi oleh Ellis (1979) adalah lari dari kesulitan
dapat berpikir dengan cara yang rasional dan logis sehingga konseli
3. Konseling Kelompok
Data yang diperoleh dari skala self handicapping adalah skor perilaku
self handicapping.
2. Observasi
3. Dokumenter
G. Instrumen Penelitian
handicapping yang disusun berdasarkan tiga dimensi oleh Urdan dan Migdley
(2001) antara lain: perilaku handicapping; alasan untuk perilaku; dan waktu
36
dari skor 1 (satu) untuk STS (sangat tidak sesuai), hingga skor 5 (lima) untuk
1. Kertas HVS
2. Pulpen
proses randomisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Clarke, I. 2016. Internal and external aspects of self-handicapping reflect the distinction
between motivations and behaviours: Evidence from the Self-handicapping Scale.
Personality and Individual Differences, 100, 6-11.
Dwinda, P.T. 2019. Konseling Kelompok Prespektif Integratif (Teknik Dispute Cognitive
& Teknik Imageri) Untuk Mencegah Upaya Percobaan Bunuh Diri Siswa
Berasrama di Pesantren. Jurnal Selaras Kajian Bimbingan dan Konseling serta
Psikologi Pendidikan, Vol 2 No 2 Halaman 67-76.
Elfira. 2021. Permasalahan Yang Dialami Siswa SMPN Luyo Selama Masa Pandemi
Covid-19. Luyo.
Fahromansyah. 2021. Apa Yang Dimaksud Dengan Self Handicapping. Forum Diskusi
Online Dictio, https://www.dictio.id (Diakses pada 7 Oktober 2021).
Global Prestasi. 2021. Karakteristik Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Modern
Islamic School. https://www.prestasiglobal.id/karakteristik-siswa-sekolah-mene
ngah-pertama/ (diakses pada 31 Mei 2021)
Niami, F. 2021. Terapi Kognitif Dengan Teknik Dispute Untuk Mengurangi Pola Pikir
Negatif Pada Karyawan PHK Dampak Covid-19 Di Desa Waru Sidoarjo.
Skripsi, 1-107.
Pandang, A. & Anas, M. 2019. Penelitian Eksperimen Dalam Bimbingan dan Konseling
(Konsep Dasar & Aplikasinya Tahap Demi Tahap. Makassar: Badan Penerbit
Universitas Negeri Makassar.
Paula, D. 2014. Irrational Beliefs and Behavioral Misregulation in the Role of Alcohol
Abuse Among College Students. Journal of Rational Emotive & Cognitive
Behavior Therapy, 61-74.
LAMPIRAN
A. KISI-KISI INSTRUMEN
1. SKALA SELF HANDICAPPING
2. PEDOMAN OBSERVASI
a. PENDA- HULUAN • Mematuhi a. Menjelaskan alasan dan • LCD dan 50 menit a. Konseli mematuhi
/ PRA- Protokol tujuan Slide protokol kesehatan
KONSELING kesehatan b. Menjelaskan tahapan b. Konseli memahami
• Lembar
• Konseli kegiatan
komitmen
tujuan dan prosedur
memiliki c. Menjelaskan kegiatan
pemahaman ketentuan dan kode • Handsanit
c. Konseli menyatakan
dan kesiapan etik izer dan
komitmen dan
untuk Masker
d. Mendapatkan komitmen kesedian mengikuti
mengikuti layanan
seluruh
rangkaian
layanan
• Disputing awal,
• identifikasi
keadaan diri,
• menghentikan
irrational belief
dan emotional
belief,
• merumuskan
pemikiran dan
8
47
perasaan yang
rasional,
g. Konselor mengarahkan
konseli untuk mengisi
biodata yang tersedia
h. Konselor menjelaskan
asas dalam BK
i. Konselor mengucapkan
terima kasih atas
partisipasi konseli dan
melakukan kontrak
waktu untuk pertemuan
selanjutnya
j. Konselor mengakhiri
pertemuan dengan doa
dan salam
c. Tahap 2 • tahap a. Konselor membuka ATK 50 Menit a. Konseli lebih terbuka
intervensi konfrontasi, dan kegiatan dengan mengungkapkan
• menulis self mengucapkan salam dan masalah yang
(Identifikasi
doa dialaminya
masalah dan talk,
b. Konselor menanyakan b. Konseli memahami
diagnosis) permasalahan yang
kabar konseli
c. Konselor mengucapkan sedang dihadapi
terima kasih kepada c. Konseli dapat
konseli atas kesediannya menetapkan tujuan
mengikuti kegiatan yang diharapkan atas
d. Konselor menanyakan masalah yang
kesiapan konseli sebelum dialaminya
memasuki kegiatan inti
e. Konselor menjelaskan
kembali hasil dari
pertemuan sebelumnya
f. Konselor membantu
49
presentation, socratic
dialogue, vicarious
experiences, dan
sebagai ekspresi verbal
lainnya
i. Konselor mengarahkan
konseli untuk membuat
daftar perilaku spesifik
yang dapat membantu
dalam mencapai tujuan
j. Konselor mengarahkan
konseli untuk
menuliskan
manfaatmanfaat yang
diterima setelah perilaku
diubah
k. Konselor mengajak
konseli membuat
komitmen untuk berubah
dengan menyatakan
langsung didepan
konselor dan teman
terdekatnya
l. Konselor mengarahkan
konseli untuk merancang
cara-cara yang dapat
dilakukan dalam
menghadapi godaan atau
stimulus-stimulus
pikiran irasional yang
52
membuatnya melakukan
self hamdicapping
m. Konselor mengarahkan
konseli untuk mencatat
dan melaporkan secara
teratur tindakan dan hasil
dari pikiran mereka
sehari-hari
n. Konselor merancang
strategi untuk mencegah
kembalinya self
handicapping dengan
mengenali penyebab
yang memungkinkan
o. Konselor memberi
waktu selama satu
minggu untuk para
konseli melatih
pikirannya menjadi lebih
rasional lagi
p. Konselor menyimpulkan
pertemuan
q. Konselor mengucapkan
terima kasih
r. Konselor mengakhiri
pertemuan dengan doa
dan salam
e. TERMINASI • Konseli a. Mendiskusikan Lembar 50 menit • Konseli menunjukkan
mengetahui capaian umum penilaian kepuasan atas layanan
capaian awal dari layanan dan kepuasan
yang telah diberikan
layanan yang
53
HASIL SKALA
SELF
HANDICAPPIN
G