Anda di halaman 1dari 44

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN CERITA RAKYAT

UNTUK MENINGKATKAN NILAI KARAKTER SISWA KELAS IV DI


SEKOLAH DASAR NEGERI PEPEKAT

Proposal Penelitian

Diajukan Oleh
QURRATUL AINI
NIM. 1802060018

Proposal ini ditulis untuk memenuhi sebagai persaratan


Dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR


FAKULTAS PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA NUSA TENGGARA BARAT
MATARAM
2022
PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : QURRATUL AINI

NIM : 1802060018

Judul : Pengembangan Media Pembelajaran Cerita Rakyat Untuk

Menaingkatkan Nilai Karakter Siswa Kelas IV di Sekolah Dasar

Negeri Pepekat

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulis Ttugas Akhir (Tugas Akhir/KTI)

ini berdasarkan hasil penelitian, pemikiran dan pemaparan asli dari karya sendiri,

baik untuk naskah laporan maupun data kegiatan tercantum sebagai bagian dari

Tugas Akhir (Tugas Akhir/KTI) ini. Jika terdapat karya orang yang lain, saya

akan mencantukan karya yang jelas. Demikian pernyataan ini saya buat dengan

sesungguhnya dan apabila kemudian hari terdapat penyimpangan dan

ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi

akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karna karya tulis ini dan

sanksi lain sesuai dengan peraturan yang berlaku di Universitas Nahdlatul Ulama

Nusa Tenggara Barat. Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar

dan tanpa paksaan dari pihak manapun.

Mataram, 5 Maret 2022


Yang Membuat Pernyataan,

QURRATUL AINI
NIM. 1802060018

i
LEMBARAN PERSETUJUAN

PROPOSAL/SKRIPSI/KTI

“PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN CERITA RAKYAT


UNTUK MENINGKATKAN NILAI KARAKTER SISWA KELAS IV SD
NEGERI PEPEKAT”

Qurratul Aini
NIM. 1802060018

Telah Disetujui Oleh:

Pembimbing I Tanggal ……………………….

Azmussya’ni, S.Pd, M.Pd


NIDN 0811018702

Pembimbing II Tanggal……………………….

Lalu abdul Aziz, M.Pd


NIDN 8010107903

ii
Halaman Motto

Akan selalu ada jalan menuju sebuah kesuksesan bagi siapapun, selama orang

tersebut ingin berusaha dan bekerja untuk memaksimalkan kemampuan yang ia

miliki.

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karna atas rahmat dan
hidayatnya dan berkat karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal yang berjudul, “Pengembangan Media Pembelajaran Cerita Rakyat
Untuk Meningkatkan Nilai Karakter Siswa Kelas IV di Sekolah Dasar Negeri
Pepekat.” Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan
baginda Nabi besar Muammad SAW. Sebagai figur sentral segala tindakan
manusia di muka bumi ini, yang telah membawa misi Ilahi keseluruhan jagat raya
dengan meletakan prinsip-prinsip Islam dalam segala segi kehidupan termasuk
dalam membimbing dan mengajar.
Selanjutnya dalam usaha penyusunan karya ilmiah berupa proposal skripsi
ini sudah tentu tidak bisa terlepas dari bantuan, bimbingan, didikan, dan dorongan
do’a orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung, pada kaitan itu
secara khusus penulis mengaturkan ucapan terima kasih setinggi-tingginya
kepada: Dr. Baiq Mulianah, M,Pd. Selaku Rektor Universitas Nahdlatul Ulama
NTB. Azmussay’ni S.Pd.,M.Pd Selaku Dosen pembimbing I (satu). Lalu Abdul
aziz, M,Pd. Selaku dosen pembimbing lapangan (DPL). Kedua orang Tua dan
kelurga besar saya yang selalu memberikan dukungan baik secara moral maupun
matreial.
Dalam penyususnan proposal ini, penulis menyadarai masih banyak
kekurangan baik dari segi susunan serta cara penulisan proposal, untuk itu saran
dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan proposal ini sangat
kami harapkan.
Mataram, 5 Maret 2022
Yang Menyatakan,

QURRATUL AINI
NIM. 1802060018

iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................
PERNYATAAN KEASLIAN.............................................................................i
LEMBARAN PERSETUJUAN..........................................................................ii
MOTTO................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR.........................................................................................iv
DAFTAR ISI........................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................4
C. Tujuan Penelitian .................................................................................4
D. Manfaat Penelitian................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................6
A. Kajian Teori..........................................................................................6
1. Pengertian Media Pembelajaran.......................................................7
2. Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran ......................................8
3. Cerita Rakyat ...................................................................................8
4. Media pembelajaran papan ceita......................................................11
5. Pendidikan Karakter.........................................................................12
B. Penelitian Relevan ...............................................................................18
C. Kerangka Berfikir ................................................................................21
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................22
A. Jenis dan Rancangan Penelitian............................................................22
B. Prosedur Pengembangan.......................................................................
C. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................29
D. Intrumen Penelitian...............................................................................29
E. Teknik Pengumpulan Data....................................................................34
F. Teknik Analisis Data.............................................................................35
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang

dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran. Pendidikan

Menurut undang-undang tentang sistem pendidikan nasional No 20 tahun 2003

merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

keperibadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

Tujuan pendidikan berdasarkan kurikulum 2013 adalah

mempersiapakan manusia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi

yang baik dan sebagai warga negara yang beriman, produktif, kreatif, dan aktif

serta mampu berkonstribusi dalam kehidupan, berbangsa, bernegara dan

pendidikan yang berkualitas baik yaitu mampu mendidik generasi yang cerdas

dan berkarakter yang baik.

Karakter merupakan nilai-nilai universal manusia yang meliputi

seluruh aktivitas kehidupan, baik yang berhubungan dengan tuhan, diri

sendiri, sesama manusia, maupun dengan lingkungan. Karakter bangsa

merupakan salah satu aspek penting untuk menentukan kemajuan suatu

Negara, pembentukan karakter yang berkualitas dapat di tanamkan melalui

pendidikan. Pendidikan dimaknai sebagai suatu proses perkembangan dan

1
pengembangan manusia yaitu upaya mengembangkan nilai-nilai bagi peserta

didik dalam berlangsungnya proses belajar mengajar yang bertujuan untuk

mengembangakan pengetahuan, ketrampilan dan karakter dari setiap peserta

didik. Namun, pada saat ini pengetahuan tentang kaidah moral yang

didapatkan dalam pendidikan moral atau etika di sekolah saat ini semakin

ditinggalkan.

Menurut Ismail (dalam Ardan dkk, 2017:18) Pendidikan karakter adalah

suatu usaha mengembangkan dalam mendidik dan membimbing karakter

seseorang yaitu kejiwaan, watak, akhlak, tabiat dan budi pekerti sehingga

menjadi lebih baik.

Pembelajaran adalah suatu proses intraksi antara peserta didik dengan

pendidik. Dalam proses pembelajaran dibutuhkan media yang konkret untuk

merangsang pikiran siswa dan memberikan semangat dalam belajara agar

mendapatkan hasil yang maksimal. Penggunaan media pembelajaran

mempunyai peran yang penting dalam pembelajaran di sekoah dasar, karna

dalam penggunaan media proses pembelajaran antara guru dengan siswa

terjalin dengan baik. Salah satu cara untuk menanamkan pendidikan karakter

bagi anak dapat diwujudkan yaitu melalui media pembelajaran dengan

menggunakan papan cerita rakyat agar dapat mengembangkat nilai-nilai

karakter pada siswa.

Rubhan Masykur (dalam Putra dkk, 2018:15) menyatakan bahwa media

pembelajaran digunakan sebagai sarana pembelajaran disekolah yang bertujuan

untuk meningkatkan mutu pendidikan, media adalah sarana yang dapat

2
digunakan oleh pendidik sebagai alat bantu prantara yang sangat berguna untuk

meningkatkan efektifitas dan efesiensi dalam mencapai tujuan berdasarkan

pendapat tersebut, pengguna media dalam pembelajan memberikan keuntungan

bagi guru maupun bagi siswa

Berdasarkan hasil observasi awal pada tanggal 17 februari 2022 di SDN

pepekat peneliti memperoleh informasi terkait dengan kurangnya penggunaan

media dan kurangnya penerapan tentang nilai karakter siswa yang dilihat dari

18 karakter yaitu relegius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif mandiri,

demokratis, rasa ingin tahu, semangat, cinta tanah air, menghargai prestasi,

bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan

tanggung jawab, akan tetapi yang terlihat itu hanya ada 17 karakter dan sisanya

yang belum terlihat pada siswa yaitu, karakter relegius. Dalam kegiatan

pembelajaran guru mempunyai peran yang peting dalam mendidik siswanya,

seorang guru harus mempunyai strategi dan metude untuk tercapainya tujuan

pembelajaran. Pada proses pembelajaran guru juga membutuhkan media

pembelajaran yang nyata seperti media pembelajaran papan cerita rakyat untuk

meningkatkan nilai karakter siswa, guru di sekolah SDN pepekat masih

menggunakan metude ceramah, diskusi, Tanya jawab pada saat proses

pembelajaran berlangsung. Nilai karakter siswa SDN pepekat masih sangat

rendah, oleh karna itu peneliti ingin mengembangkan media pembelajaran

papan cerita rakyat yang dapat meningkatkan nilai karakter siswa pada kelas

IV SDN pepekat.

3
Dan berdasarkan hasi observasi pada jurnal menunjukan bahwa siswa

memiliki kemampuan yang baik dalam memahami cerita anak yang

mengandung karakter pendidikan, dari hasil tes menunjukkan bahwa sebanyak

75 % lebih siswa mencapai nilai KKM. Respon siswa juga sangat baik

terhadap materi cerita anak yang mengandung pendidikan karakter ssebagai

materi ajar dalam pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti ingin melakukan penelitian

lebih mendalam dengan judul “Pengembangan media pembelajaran cerita

rakyat untuk meningkatkan nilai karakter siswa kelas IV sekolah dasar negeri

pepekat” pengembangan cerita rakyat ini di harapkan mampu mengatasi

kecemasan orang tua dan guru mengenai pendidikan karakter anak serta dapat

memberikan sumber bagi orang tau dan guru dalam menanamkan pendidikan

karakter anak.

4
B. RUMUS MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, rumus masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pengembangan media cerita rakyat untuk meningkatkan

nilai karakter siswa pada kelas IV?

2. Bagaimana kualitas produk cerita rakyat yang layak untuk meningkatkan

nilai karakter siswa sekolah dasar kelas IV?

C. TUJUAN PENELITI

Adapun rumusan masalah di atas, peneliti juga mempunyai tujuan

penelitian diantaranya sebagai berikut:

1. Ingin mengetahui proses pengembangan cerita rakyat untuk meningkatkan

nilai karakter siswa pada kelas IV!

2. Ingin mengetahui kualitas produk cerita rakyat yang layak untuk

meningkatkan nilai karakter siswa sekolah dasar kelas IV!

D. MAMFAAT PENELITIAN

Adapun rumusan masalah dan tujuan peneliti, kini peneliti mempunyai

manfaat penelitian. Adapun manfaatnya sebagai berikut:

1. Mamfaat teoritis

Penelitian pengembangan ini di harapkan mampu memberikan

wawasan bagi peneliti untuk meningkatkan nilai karakter siswa kelas IV

SDN Pepekat, dengan adanya penelitian ini diharapkan bisa membantu

siswa dan menambah ilmu khususnya pada cerita rakya untuk membentuk

karakter peserta didik.

5
2. Mamfaat Praktis

Bagi Siswa. Dengan adanya penelitian ini diharapkan siswa dapat

mengenal karakter yang ditanamkan melalui cerita rakyat agar dapat

membentuk pribadi yang baik. Bagi guru. diharapkan bisa mendapatkan

sumber dan cara dalam menanamkan pendidikan karakter pada siswa

melalui cerita rakyat yang menyenangkan serta menarik bagi siswa sebagai

bahan evaluasi demi keberhasilan dalam pembelajaran.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORI

1. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medius yang secara

harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media

adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesen.

Supriyono (2018:9) Media pembelajaran adalah alat bantu guru

dalam mengajar untuk mencapai tujuan pembelajran secara efektif dan

efesien. Dalam proses pembelajran guru harus memahami materi

pembelajaran yang akan diajarkan dan media apa yang cocok digunakan

sebagai alat bantu dalam menyampaikan materi tersebut. Media

pembelajaran adalah suatu alat batu guru yang dijadikan sebagai penyalur

untuk menyampaikan pesan kepada siswa untuk mencapai tujuan proses

mengajar yang maksimal. Dengan adanya media pembelajaran dapat

mempermudah siswa memahami materi maupun cerita yang disampaikan

oleh guru, media pembelajaran merupakan unsur yang penting dalam proses

pembelajaran.

Asrorul Mais (2020:10) Media adalah sesuatu yang dapat digunakan

untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepenerima, sehingga dapat

merangsang pikiran, prasaan, perhatian, minat belajar siswa dan perhatian

siswa sehingga proses belajar mengajar menjadi efektif dan efesien.

7
Rubhan Masykur (dalam Putra dkk, 2018:15) menyatakan bahwa

media pembelajaran digunakan sebagai sarana pembelajaran di sekolah yang

bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan, media adalah sarana yang

dapat digunakan oleh pendidik sebagai alat bantu prantara yang sangat

berguna untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi dalam mencapai

tujuan berdasarkan pendapat tersebut, pengguna media dalam pembelajan

memberikan keuntungan bagi guru maupun bagi siswa.

Sanjaya (dalam Fauzan dkk, 2017:83) menyatakan bahwa media

pembelajaran adalah alat bantu guru, lingkungan, dan segala bentuk

kegiatan yang di kondisikan untuk menambah pengetahuan, mengubah

sikap siswa, dan menanamkan keterampilan pada siswa, sehingga dapat

merangsang pikiran, perasan, perhatian, dan minat belajar siswa dalam

proses pembelajaran sehingga terlaksana dengan baik.

Terdapat beberapa pengertian media yang di kemukakan oleh

beberapa ahli yaitu sebagai berikut (Susilana dan Arsyad, 2010:4). Media

adalah teknologi pembawa pesan yang dapat di mamfaatkan untuk

keperluan pembelajaran (Schramm 1982). Media merupakan alat untuk

memberikan perangsang bagi siswa supaya terjadi proses pembelajaran

(Briggs). Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa

yang dapat merangsang siswa untuk belajar. (Gangene)

Berdasarkan pendapat diatas dapat di simpulkan bahwa media

pembelajaran adalah sebagai alat bantu untuk merangsang peserta didik

dalam proses pembelajaran untuk memudahkan komunikasi antara guru dan

8
peserta didik sehingga proses pembelajaran berlangsung dengan efektif dan

efesien.

2. Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran

Nunung Suryani (dalam Safitri dkk, 2020:12) Tujuan media

pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran guru untuk mempermudah

proses pembelajaran dikelas, meningkatkan keefesiensi proses

pembelajaran, menjaga relevansi antara materi pembelajaran dengan tujuan

belajar dan membantu konsentrasi siswa dalam proses pembelajaran.

Manfaat media pembelajaran baik secara umum maupun khusus

sebagai alat bantu pembelajaran bagi pengajar dan pembelajaran. Manfaat

media pembelajaran menurut (Sanaky, 2005:13) adalah sebagai berikut:

a. Belajar lebih menarik perhatian pembelajaran sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar.

b. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih

dipahami pembelajaran sehingga pembelajaran dapat menguasai tujuan

pembelajaran dengan baik.

c. Metude pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya komunikasi

verbal melalui penurunan kata-kata lisan pengajar, sehingga

pembelajaran tidak membosenkan dan pengajar tidak kehabisan tenaga.

d. Pembelajaran lebih banyak melakukan kegiatan belajar, karna tidak

hanya mendengarkan penjelasan dari guru tetapi aktivitas lain yang

dilakukan seperti, mengamati, melakukan, dan lain-lain.

9
Adapun Manfaat media pembelajaran bagi pengajar ialah memberi

pedoman, arahan untuk mencapai pembelajran, memberikan kerangka

sistematis mengajar secara baik, menggunakan kendali pengajar terhadap

mata pelajaran, membangkitkan rasa percaya diri seorang pengajar,

meningkatkan kualitas pengajaran, memberikan dan meningkatkan variasi

belajar, menyajikan informasi, pokok-pokok secara sistematik sehingga

memudahkan penyampaian dan menciptakan kondisi dan situasi belajar

yang menyenangkan dan tanpa tekanan.

Terdapat juga manfaat media bagi pembelajaran. Diantaranya

Meningkatkan motivasi belajar dalam proses pembelajaran, memberikan

dan meningkatkan variasi belajar bagi pembelajaran memudahkan

pembelajaran untuk belajar, merangsang pembelajaran untuk berpikir dan

beranalisis dan pembelajaran dalam kondisi dan situasi belajar yang baik.

3. Cerita Rakyat

a. Pengertian Cerita Rakyat

Cerita rakyat merupakan genre folkor yang diceritakan secara

turun temurun (Endaswara, S, 2013:47) cerita rakyat berasal dari

masyarakat Indonesia yang telah diwarisi secara lisan maupun tulisan.

Indonesia memiliki berbagai daerah maupun kota yang memiliki masing-

masing cerita rakyat yang unik mengenai kehidupan zaman dahulu,

sehingga dikisahkan kembali sampai ke generasi selanjutnya. Cerita

rakyat merupakan bagian dari karya sastra berbentuk lisan, yang lebih

dikenal dengan prosa. Sukadaryanto (2010:99) menyatakan bahwa, sastra

10
lisan merupakan karya sastra yang dalam penyampaiannya

menggunakan turun temurun atau lisan. Machmuda menjelaskan bahwa,

cerita rakyat adalah bentuk penuturan cerita yang pada dasarnya tersebar

secara lisan dan diwariskan secara turun temurun dari kalangan

masyarakat secara tradisional.

Dapat di simpulkan bahwa cerita rakyat adalah karya sastra yang

berbentuk lisan, yang lahir dari masyarakat dan berkembang oleh

masyarakat itu sendiri. Cerita rakyat merupakan warisan budaya yang

memiliki nilai-nilai luhur sebagai tauladan dalam kehidupan

bermasyarakat, cerita rakyat merupakan warisan budaya yang harus

dipertahankan agar tidak tersisihkan keberadaannya seiring

berkembangnya zaman saat ini.

Cerita rakyat merupakan salah satu cerita yang memberikan

banyak pesan moral kepada anak, namun sangat disayangkan saat ini

anak cendrung kurang tertarik dengan cerita rakyat. Padahal banyak

cerita rakyat yang memiliki nilai moral untuk menanam nilai karakter

anak yang semakin hilang. Siswa cendrung lebih tertarik dengan cerita

yang modern seperti, prozen, Cinderella, hay tayo, putri duyung, dan

masih banyak cerita lainnya yang memiliki sedikit pesan moral hal

tersebut karna sedikitnya cerita rakyat yang dikemas secara menarik

untuk anak yaitu tentang Malin Kundang yang berasal dari Sumatra

Barat. Oleh karna itu peneliti ingin mengembagkan media pembelajran

11
cerita rakyat untuk meningkatkan nilai karakter siswa pada kelas IV SD

Negri pepekat

b. Ciri-ciri cerita rakyat

Machmuda (2013:32) menjelaskan cerita rakyat memiliki ciri

khas pada sifatnya yang tradisional, moral, dan mengalami perubahan

dari masa kemasa. Ciri-ciri umum cerita rakyat dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1) Terciptanya tidak dikenal atau anonim

2) Tidak terikat oleh waktu dan masa

3) Mengandung aspek simbolis

4) Bentuknya sederhana, penyampaiannya jujur dan terbuka

5) Mengandung unsur fantasi.

Jadi berdasarkan ciri-ciri cerita rakyat maka dapat disimpulkan

bahwa ciri-ciri cerita rakyat yaitu cerita yang tumbuh dan berkembang

pada masyarakat tersebut, cerita rakyat disampaikan secara lisan, dari

mulut kemulut dan bersifat tradisional maksudnya dari segi

penyampaiaanya bersifat sederhana dan cerita terjadi pada masa lampau.

4. Cerita rakyat sebagai media pembelajaran

Menurut Danandjaja (1999:2) menyatakan cerita rakyat merupakan

genre foklor sebagai kebudayaan yang disebar dan diwariskan secara turun

temurun dengan cara tradisional dal versi yang berbeda-beda.

12
Machmuda (2013:31) menjelaskan cerita rakyat adalah bentuk

penuturan cerita yang tersebar secara lisan dan di wariskan secara turun-

temurun dari masyarakat secara tradisional.

Cerita rakyat merupakan salah satu cerita yang memberikan banyak

pesan moral kepada peserta didik, namun tidak banyak siswa yang suka

membaca cerita tersebut dikarnakan sedikitnya cerita rakyat yang dikemas

secara menarik untuk anak oleh karna itu peneliti mendesain media

pembelajaran berupa papan cerita untuk membantu proses pembelajaran,

peserta didik akan lebih tertaraik dan focus untuk mengikuti pembelajaran

secara aktif, guru juga akan lebih fokus dalam proses mengajar tentu dengan

cara menggunakan media pembelajaran papan cerita rakyat, yaitu tentang

cerita Malin Kundang yang berasal dari Sumatra barat.

Media papan cerita ini di desain dengan menarik serta alaur cerita

yang mudah dipahami oleh peserta didik sehingga tertarik dan lebih pokus

dalam mendengarkan guru yang bercerita. Penggunaan media lebih efektif

dan memudahkan pendidik untuk menggambarkan, menjabarkan, menyebar

luaskan dan mudah memberikan pembelajaran dibandingkan hanya dengan

menggunakan kata-kata semata. Adegbija & Fakomogbin (dalam Dheasari

dkk, 2020:43)

13
5. Pendidikan Karakter

a. Pengertian pendidikan karakter

Pendidikan merupakan sebuah proses dasar manusia untuk

mendapatkan ilmu pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan untuk

menemukan jati diri seseorang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) pendidikan berasal dari kata dasar didik (mendidik), yaitu

memelihara dan memberi latihan (Ajaran, Pimpinan) mengenai akhlak

dan kecerdasan pikiran. Sedangkan Pendidikan adalah proses

pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau sekelompok orang dalam

usaha mendewasakan manusia memalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Ki Hajar Dewantara (dalam Samani dkk, 2013:33) mengartikan

pendidikan sebagai upaya untuk memajukan pertumbuhan budi pekerti

(kekuatan bantin, karakter) pikiran (intellect), serta jasmani anak, agar

dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan

anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.

Hikmat (2011:16) menjelaskan bahwa pendidikan adalah suatu

aktivitas masyarakat yang berpungsi mentrasformasi keadaan suatu

masyarakat menuju keadaan yang lebih baik atau uasaha yang dilakukan

dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu

serta membimbing seseorang untuk mengembangkan potensi sehingga

mencapai kualitas diri yang lebih baik.

Karakter berasal dari bahasa yunani, charassein yang berarti to

engrave atau mengukir, melukis atau dipahat. Sedangkan secara harfiah

14
berasal dari bahasa latin, “character” merupakan watak, tabiat, sifat-sifat

kejiwaan, budi pekerti, keperibadian atau akhlak. Karakter adalah sifat

kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang atau

sekelompok orang. Jadi karakter adalah suatu ukiran yang melekat kuat

diatas benda yang tidak mudah hilang, menghilangkan ukiran sama

halnya menghilangkan suatu benda yang di ukir. Artinya bahwa

menanamkan karakter pada anak itu merupakan hal yang sangat penting

sehingga siswa tahu bagaimana bersikap, berprilaku yang baik sehingga

dapat bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari baik di dalam

lingkungan sekolah, keluarga maupun lingkungan social. Kevin Rian &

Karen E. Bohlin (dalam Samrin dkk, 2016:122)

Pendidikan karakter merupakan suatu usaha mendidik peserta

didik agar bisa mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkanya

dalam kehidupan sehari-hari dilingkungannya. Menurut Ismail (Ardan,

2017:18) Pendidikan karakter merupakan suatu usaha mengembangkan

dalam mendidik dan membimbing karakter seseorang yaitu kejiwaan,

watak, akhlak, tabiat dan budi pekerti sehingga menjadi lebih baik.

Pendidikan karakter adalah suatu system penanaman nilai-nilai karakte

kepada siswa yang meliputi komponen pengetahuan (cognitive),

kesadaran, kemauan, tindakan (ection) dan perilaku untuk melaksanakan

nilai-nilai tersebut. Pendidikan karakter menurut Ratna Megawangi

(2004:95). Pendidikan Karakter adalah sebuah usaha untuk mendidik

anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan

15
mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat

memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya.

Tomas Lickona (1991) Menyatakan bahawa pendidikan karakter

adalah untuk membentuk keperibadian seseorang melalui pendidikan

budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang yaitu

tingkah laku yang baik, jujur, tanggung jawab, menghormati hak orang

lain dan Pendidikan karakter merupakan proses kegiatan yang dilakukan

dengan segala daya dan upaya secara sadar dan terencana untuk

mengarahkan anak didik pada peningkatan kualitas pendidikan dan

pengembangan budi pekerti yang mengajarkan, membimbing, dan

membina setiap manusia untuk memiliki kompetensi intelektual, karakter

dan keterampilan menarik.

b. Nilai-Nilai Karakter

Jamal Ma’ruf Jasmani (dalam Samrin dkk, 2016:123) menyatakan

bahwa nilai karakter adalah keperibadian yang dapat dilihat atau ditinjau

dari titik tolak etis atau moral. Moral merupakan kondisi pikiran,

perasaan, ucapan, dan perilaku manusia terkait dengan nilai-nilai baik

dan nilai yang buruk yang ada dalam sikap dan perbuatan manusia. Nilai

karakter merupakan sifat-sifat, tabiat, etika seseorang yang dapat dilihat

dengan baik oleh seseorang. Sutarjo Adisusilo (dalam Andini dkk,

2020:36)

16
Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa nilai karakter

merupakan nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Ttuhan

yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan

kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perbuatan, perkataan,

dan perilaku. Nilai karakter adalah wujud dari sifat kejiwaan manusia,

yang dimiliki oleh setiap individu, dalam diri individu terdapat sebuah

tindakan, perbuatan, etika, yang menandakan sebagai pribadi yang baik

maupun yang kurang baik.

c. Karakter yang ditanamkan dalam penelitian ini adalah:

1. Karakter relegius

Menurut hidatullah (2010:13) Karakter Adalah Kualitas, kekuatan

mental, moral atau budi pekerti yang merupakan keperibadian sebagai

pendorong serta pembeda antara individu satu dengan yang lain.

Sedangkan menurut Darmiyati (2011:28) adalah cara berpikir, bersikap,

bertindak yang memiliki ciri khas seseorang dalam kehidupanya

bermasyarakat. Menurut pusat kurikulum kementrian pendidikan nasional

(2010:9) Relegius adalah sikap dan perilakunyang patuhdalam

melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleransi terhadap

pelaksanaan ibadah lain, dan hidup rukun dengan agama lain.

Menurut Muliyasa, 2018:46. Relegius merupakan nilai karakter

dalam hubungan dengan tuhan. Menurut Fathurrahman dkk (2013:142),

Relegius merupakan segala pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang

yang di upayakan berdasarkan nilai-nilai ketuhanan dan ajaran gama.

17
Berdasrkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa relegius

adalah cara berpikir atau sikap seseorang yang memiliki ciri khas

kebiasaan dalam kelurga atau bermasyarakat untuk melaksanakan ajaran

agama yang dianut.

18
B. PENELITAN YANG RELEVAN

1. Sri Rahmawati (2018) Dalam karya tulisnya yang berjudul “Pengembangan

buku cerita bergambar berbasis pendekatan whole language pada materi

cerita rakyat untuk kelas V SD/MI” Persamaan yang ada dalam penelitian

ini yaitu sama-sama menggunakan metude penelitian dan pengembanga atau

R&D. Perbedaan penelitian ini dengan peneliti lakukan yaitu penelitian ini

mengembangkan media pembelajaran berupa buku cerita bergambar

berbasis whole language sedangkan peneliti mengembangkan media

pembelajaran papan cerita rakyat untuk meningkatkan nilai karakter siswa

kelas IV SD Negri

2. Erma Dwi Citawati, Sudian & Sutama (2013) melakukan penelitan yang

berjudul “Pengembangan materi ajar cerita anak yang mengandung

pendidikan karakter pada pembelajaran membaca cerita anak SMP kelas VII

disingaraja” penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan materi ajar

cerita anak yang mengandung pendidikan karakter pada pembelajaran

membaca cerita anak SMP VII di singraja. Metude penelitian yang

digunakan adalah metude penelitian dan pengembangan (Research And

Develoment) dari hasil penelitian ini dalah tersususn materi ajar cerita anak

yang mengandung pendidikan karakter pada pembelajaran membaca cerita

anak SMP kelas VII.

Hasil uji coba produk menunjukkan bahwa siswa memiliki kemampuan

yang baik dalam memahami cerita anak yang mengandung karkter

pendidikan. Hal ini dibuktikan hasil tes yang menunjukkan bahwa sebanyak

19
75% lebih siswa mencapai nilai KKM. Respon siswa juga sangat baik

terhadap materi cerita anak yang mengandung pendidikan karakter sebagai

materi ajar dalam pembelajaran membaca cerita anak untuk SMP kelas VII.

Produk penelitian ini layak atau efektif digunakan sebagai materi ajar.

Kelayakkan dan keefektifan produk penelitian ini di dukung oleh

penggunaan bahasa yang relevan dengan tingkat kemampuan siswa, isi

bahan ajar mengandung pendidikan karakter, sesuai dengan kurikulum, dan

kontekstual sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa. Berdasarkan hasil

uji coba, produk penelitian ini dapat di gunakan sebagai materi ajar dalam

pembelajaran cerita anak untuk siswa SMP kelas VII.

3. Wigianto dalam karya tulis berjudul “ Pengembangan buku cerita

bergambar pendidikan karakter tanggung jawab untuk peserta didik sekolah

dasar” Disimpulkan bahwa buku cerita bergambar pendidikan karakter

tanggung jawab di nilai oleh reviwer layak untuk di gunakan sebagai media

pembelajaran tanpa revisi. Persamaan yang ada dalam penelitian ini yaitu

sama-sama menggunakan metude penelitian dan pengembangan (Research

and Development). penelitian ini mengembangkan buku cerita bergambar

pendidikan karakter tanggung jawab untuk peserta didik sekolah dasar

sedangkan peneliti mengembangkan media pembelajaran papan cerita

rakyat untuk meningkatkan nilai karakter siswa kelas IV SD.

20
C. KERANGKA BERPIKIR

Pendidikan Karakter merupakan sebuah proses panjang yang dilakukan

sejak usia dini, karakter perlu dibentuk dan dibina sedini mungkin agar

menghasilkan kualitas bangsa yang berkarkter dengan menggunakan media

yang tepat dan efektif. Salah satu media yang dapat digunakan untuk

membentuk karakter anak adalah melalui cerita rakyat. Cerita rakyat

merupakan cerita yang mempunyai banyak pesan moral yang bisa ditiru oleh

peserta didik media yang efektif bagi seorang anak untuk belajar membaca,

menulis, mampun menyerap pengetahuan. Melalui cerita anak akan mampu

mengembangkan imajinasinya dan mengambil nilai positif dari sebuah cerita.

Cerita rakyat dapat membantu guru dan orang tua menanamkan nilai-nilai

karakter pada anak, cerita rakyat dapat mengembangkan kemampuan imajinasi,

intelektual, emosional, dan belajar mengidentifikasi diri anak. Cerita rakyat

menggunakan bahasa yang mudah dipahami, yakni bahasa yang sesuai dengan

tingkat perkembangan dan pemahaman anak. Selain itu pesan yang terkandung

didalamnya merupakan nilai-nilai moral dan pendidikan yang sesuai dengan

tingkat perkembangan dan pertumbuhan serta pemahaman peserta didik.

21
BAB III

METUDE PENELITIAN

A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN

Penelitan ini merupakan metode penelitian dan pengembangan atau

dalam bahasa inggris (Research and Development) adalah metude penelitian

yang digunakan untuk menghasilkan produk tersebut, dan menguji keefektifan

produk tersebut, (Sugiyono 2016:122).

Sujadi (2003:164) mengatakan bahwa penelitian dan pengembangan

atau research and development (R&D) adalah suatu proses atau langkah-

langkah untuk mengembangkan suatu produk baru, atau menyempurnakan

produk yang telah ada, yang dapat dipertanggung jawabkan.

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (dalam Hidayat dkk 2016:122)

mendefenisikan penelitian dan pengembangan merupakan pendekatan

penelitian untuk menghasilkan produk baru atau menyempurnakan produk

yang telah ada. Berdasarkan defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa

penelitian dan pengembangan (Research and Development) merupakan

metude penelitian yang menghasilkan sebuah produk tertentu atau

mengembangkan suatu produk dan menguji keefektifannya, dalam

mengembangkan sebuah produk atau menyempurnakan produk yang telah ada.

Dalam penelitian dan pengembangan, peneliti ingin mengembangkan

media pembelajaran papan cerita rakyat sebagai media pembelajaran.

Kemudian media cerita rakyat di ujikan kepada siswa sehingga dapat

menanamkan nilai karakter siswa. Sugiyono (2017:298) mengemukakan

22
bahwa menurut Borg and Gall dalam mengembangkan metode penelitian

Research and development (R&D) ada 10 langkah. Langkah-angkah prosedur

pengembangan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Potensi dan masalah

Penelitian ini bermula dari adanya potensi atau masalah, potensi adalah

segala sesuatu yang digunakan memiliki nilai tambah, namun jika tidak digunakan

dengan baik akan berubah menjadi sebuah masalah, masalah merupakan

penyimpangan antara yang diharapkan dan yang akan terjadi. Data-data mengenai

potensi dan masalah tidak harus dicari sendiri, namun bisa berdasarkan laporan

peneliti orang lain atau dokumentasi laporan kegiatan yang masih berlaku.

2. Pengumpulan data

Setelah memiliki data potensi dan masalah secara aktual, maka selanjutnya

adalah mengumpulkan data dan informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan

untuk perencanaan produk tertentu. Dalam langkah ini, diperlukan metude

tertentu, sesuai dengan permasalahan dan ketelitian tujuan yang ingin dicapai.

3. Desain produk

Langkan yang ketiga adalah mendesain produk yang akan dihasilkan.

Desain produk yang dihasilkan pada tahap ini masih berupa hipotetik. Dikatakan

hipotetik karna keefetifan dari produk tersebut masih belum terbukti. Untuk itu,

sangat diperlukan pengujian produk tersebut.

4. Validasi desain

Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai keefektifan

produk yang dibuat. Validasi desain ini bersifat rasional karna validasi ini masih

23
berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan. Langkah ini dilakukan

untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan desain produk sehingga kelelemahan

dapat diperbaiki.

5. Revisi desain

Revisi desain merupakan langkah memperbaiki kelemahan dari validasi

yang telah dilakukan beberapa ahli untuk memperoleh produk yang lebih baik.

6. Uji coba produk

Uji coba produk dilakukan dengan menguji guna membandingkan

keefektifan dan efesien produk yang dihasilkan. Uji coba ini dilakukan secara

terbatas.

7. Revisi produk

Pada langkah ini akan dilakukan perbaikan produk kedua untuk

memperbaiki kelemahan yang ada setelah dilakukan uji coba. Langkan ini akan

terus dilakukan untuk mendapatkan produk yang efektif dan efesien.

8. Uji coba pemakaian

Setelah melakukan uji coba tahap pertama dan revisi produk tahap kedua,

kegiatan selanjutnya adalah menerapkan produk dalam lingkup yang lebih luas.

Dalam uji ini juga harus dinilai kekurangan serta hambatan yang muncul untuk

memperbaiki lebih lanjut.

9.Rrevisi produk

Pada tahap ini merupakan revisi produk tahap tiga. Langkah ini dilakukan

apabils dalam uji coba tahap kedua masih terdapat kekurangan dan kelemahan

produk yang dibuat.

24
10. Produk masal

Pembuatan produk masal dilakukan jika produk yang dihasilkan sudah

diuji coba dan dinyatakan efektif serta layak diproduksi secara masal.

1. Potensi 4.
2. Pengump 3. Desain
dan Vaidasi
Produk
Masalah ulan Data Desain

7. Revisi 6. Uji Coba 5. Revisi


Produk Produk Desain

8. Uji Coba 9. Revisi 10. Produksi


Pemakaian Produk Masal

Gambar 1.1 Bagian Langkah Peosedur Pengembangan Model Menurut Borg

dan Gall (dalam Sugiyono, 2017:298)

B. Prosedur Pengembangan

Dalam pengembangan media pembelajaran, peneliti menggunakan

prosedur pengmbangan Borg dan Gall (dalam Sugiyono 2017:298

Dari 10 prosedur, peneliti hanya menggunakan 6 Prosedur yaitu,

(1) Potensi dan Masalah, (2) Pengumpulan Data, (3) Desain produk, (4)

Validasi ahli (5) Revisi desain, (6) Uji coba produk. Sampai menghasilkan

desain produk yang siap di gunakan dalam pembelajaran, peneliti

melakukan enam langkah pengembangan karna produk ini memiliki

keterbatasan waktu dan subjek penelitian.

25
Berdasarkan pemaparan (Sugiyono, 2017) penelitian dapat

dinyatakan selesai pada tahap keenam jika telah melakukan pengujian

produk dan produk memperoleh hasil nilai yang baik dan layak untuk

digunakan. Peneliti menggunakan enam langkah karna dalam

pengembangan produk ini hanya dilakukan pada uji terbatas yaitu untuk

kelas IV SDN Pepekat, Keenam langkah yang digunakan oleh peneliti

meliputi:

1. Potensi Dan Masalah

Langkah pengembangan pertama, peneliti mencari potensi dan

masalah mengenai penenaman nilai-nilai karakter pada anak, data tentang

potensi dan masalah diperoleh peneliti melalui wawancara kepada satu

siswa dan satu guru kelas 4 SDN Pepekat. Wawancara pada guru dan

siswa dilakukan untuk menganalisis masalah dan pelaksanaan nilai-nilai

pendidikan karakter .

2. Pengumpulan Data

Langkah kedua, setelah mengetahui potensi dan masalah sesuai

dengan penelitian yang hendak dilakukan, peneliti melakuakan

pengumpulan data melalui wawancara, hasil wawancara tersebut

digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk merencanakan produk yang

berupa media pembelajaran papan cerita rakyat untuk meningkatkan nilai

karakter siswa kelas IV

3. Desai Produk

26
Pada tahap ini peneliti menyampaikan alat dan bahan untuk

membuat produk berupa media pembelajaran papan cerita rakyat. Format

pengembangan produk ini berbentuk benda pada tahap ini produk yang

dihasilkan dalam bentuk media pembelajaran papan cerita rakyat dengan

desain awal berdasarkan peneliti sendiri.

4. Validasi Desain

Pada tahap ini setelah desain produk selesai, produk tersebut

divalidasi oleh beberapa ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai

produk tersebut. Validasi desai dilakukan untuk menilai kelayakan media

yang dikembangkan sebelum uji coba produk dilakukan.

5. Revisi Desain

Hasil validssi yang sudah dilakukan digunakan sebagai bahan

revisi produk yang dihasilkan kemudian diperbaiki berdasarkan kritik dan

saran yang diperoleh para ahli.

6. Uji Coba Produk

Produk yang sudah diperbaiki oleh peneliti kemudian diuji cobakan

untuk mengethui keefektifan dari produk yang dihasilkan. Uji coba

dilakukan pada kelas IV SDN Pepekat.

27
Langkah 1

Potensi masalah Analisis kebutuhan


Wawancara

Langkah 2

Hasil wawancara Perancangan Kajian


Langkah 3
Desain produk

Sumber Belajar

Media Pembelajaran

Ceritaa rakyat

Langkah 4

1. Ahli Media dan Ahli materi Validasi

Langkah 5
Revisi Desain

Langkah 6
Uji Coba

Gambar 1.2 Bagan Langkah Prosedur Pengembangan Modifikasi dari R&D

(Sugiyono 2017:298).

C. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada salah satu sekolah dasar di dusun

pepekat desa Banyu urip yaitu di SDN Pepekat. Saya memilih lokasi penelitian di

28
SD Negeri pepekat Desa Banyu urip karna saya menemukan masalah sesuai

dengan judul yang akan diteliti.

D. Instrumen penelitian

Istrumen adalah alat ukur atau pedoman yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data. Pengempulan data merupakan sebuah sarana yang

dapat digunakan oleh peneliti dalam mengambil data. Instrumen pengumpulan

data dalam penelitian ini bertujuan untuk memenuhi kriteria kevalidan, kelayakan,

dan keefektifan terhadap pengembangan media pembelajaran oleh peneliti.

Instrumen merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan peneliti untuk

mengumpulkan data hasil penelitian (Trianto, 2010) variable digunakan sebagai

objek dalam penelitian ini adalah media pembelajaran papan cerita rakyat.

1. Wawancara

Wawancara di lakukan untuk menganalisis kebutuhan terhadap media

pembelajaran untuk siswa keas IV sekolah dasar. wawancara ini di lakukan untuk

mendapatkan informasi tentang media pembelajran dan pendidikan karakter pada

siswa kelas IV. Wawancara dilakukan secara terstruktur dan tidak terstruktur

(Sugiyono, 2017:136-140) wawancara terstruktur dilakukan apabila peneliti sudah

mengetahui informasi yang diproleh dan dilengkapi dengan pertanyaan tertulis

yang alternatif yang jawabanya sudah dipersiapkan. Sedangkan wawancara tidak

terstruktur merupakan wawancara bebas dimana peneliti tidak menggunakan

pedoman wawancara yang telah disusun secara sistematis.

29
Dalam wawancara ini peneliti menggunakan wawancara terstruktur untuk

mengetahui pendapat siswa mengenai kualitas produk media pembelajaran papan

cerita rakyat.

Tabel 1.2 Panduan Instrumen Wawancara pada guru kelas dan siswa kelas

IV SDN Pepekat

No Daftar Pertanyaan Jawaban

Responden

1 Apakah kamu menyukai buku cerita?

2 Apa saja kendala yang dihadapi saat

menanmkan karakter peserta didik?

3 Apakah setiap kali mengajar bapak/ibu

menggunakan media pembelajaran?

4 Apakah siswa memahami materi lebih

jelas dengan menggunakan media

pembelajaran?

5 Bagaimana kelengkapan media di SDN

Pepekat?

6 kegiatan apa saja yang dilakukan untuk

membangun kesadaran siswa mengenai

pendidikan karakter ?

7 Jenis media apa yang sering di gunakan

pada saat pembelajaran berlangsung?

8 Apakah ibu/bapak pernah menggunakan

30
media pembelajaran papan cerita untuk

menanamkan karakter peserta didik?

9 Apakah kamu menemukan kesulita saat

membaca cerita?

10 Apa nasehat yang kamu dapat setelah

membaca cerita tersebut?

11 Apa yang menjadi kesulitan saat

menerapkan media pembelajaran ?

12 Apa yang menjadi kendala utama saat

menjelaskan materi pembelajaran?

13 Menurut bapak/ibu apakah membutukan

media pembelajran untuk mengajarkan

nilai-nilai karakter pada peserta didik ?

Pada wawancara diatas digunakan sebagai acauan untuk membuat

instrumen pertanyaan dalam melakukan wawancara, pertanyaan peneliti yang

dipaparkan dalam wawancara kepada guru kelas IV SDN pepekat dan siswa kelas

IV.

2. Kuesioner/Angket

Untuk mendapatkan respon siswa terkait kepraktisan penilaian diri

terhadap nilai karakter dengan menggunakan angket dan merupakan suatu teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan suatu pertanyaan secara

31
langsung maupun tertulis kepada responden untuk dijawabnya Sugiyono (dalam

Thomas dkk, 2018:18)

Peneliti membuat kuesioner sebagai acuan pada saat melakukan penilaian karakter

dan memberikan validas. lembar kuesioner akan di berikan kepada dua ahli media

pembelajaran dan guru kelas IV SD. Hasil penilaian dan validasi dari ahli akan di

gunakan peneliti untuk perbaikan produk.

Tabel 1.3 Skala Liker

SEKOR DISKRIPSI

4 Sangat Baik

3 Baik

2 Cukup Baik

1 Kurang Baik

32
Tabel 1. 4 Kisi-Kisi instrumen kepraktisan media untuk siswa

komponen Aspek yang dinilai Nomor

pernyataan

Kelayakan Ukuran media papan cerita rakyat 1

media Desain papan cerita rakyat 2

Kepraktisan media papan cerita 3

Penggunaan bahasa dan cerita 4

Penggunaan warna 5

Tabel 1. 5 Kisi-Kisi Instrumen Angket karakter siswa

Indikator Aspek penilaian Nomor

Karakter item

Relegius Mengucap salam saat masuk 1

kelas

Membaca doa sebelum dan 2

sesudah belajar

Berkata jujur dan selalu 3

mengembalikan barang

temuan

Saling menghargai 4

Tidak menyontek 5

Tidak nakal didalam kelas 6

33
D. Teknik pengumpulan data

Untuk mempermudahkan dalam memperoleh pengumpulan data dalam

penelitian ini, maka npeneliti perlu menggunakan teknik pengumpulan data, karna

pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian.

Adapun metude pengumpulan data yaitu:

a. Observasi

Teknik observasi memusatkan perhatian terhadap suatu obyek dengan

menggunakan seluruh alat indra. Observasi ini di lakukan dalam penelitian ini

bertujuan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan rumus masalah

penelitian. Observasi ini dilakukan dengan cara mengamati kondisi loksai

penelitan dan kegiatan dari subyek penelitian

b. Kuesioner

Teknik pengumpulan data melalui kuesioner dilakukan peneliti untuk

memperoleh data analisis kebutuhan pada awal penelitian. Kuesioner merupakan

alat untuk mengumpulkan dan mencatat data atau informasi, pendapat dan paham

dalam hubungan kasual (Arifin, 2010:166)

c. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengmpulan data apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahulian untuk mengetahui hal-hal dari subjek

penelitian yang lebih mendalam (Sugiyono, 2008:196) wawancara dalam

penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data dan keterangan lebih mendalam

dari subyek dan informasi penelitian untuk memperoleh data agar sesuai dengan

pokok permasalahan yang diajukan.

34
c. Dokumentasi

Menurut Arikunto (2002:236) metude dokumen yaitu cara pengambilan

data menggunakan barang-barang tertulis, buku-buku, majalah, dokumen

peraturan, notulen rapat, catatan harian yang berhubungan dengan penelitain.

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseoang. Dokumen

yang berbentuk tulisan seperti catatan harian, sejarah kehidupan dan dokumen

yang berbentuk gambar seperti poto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.

E. Teknik analisis data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan

data kuantitatif.

a. Analisis data deskriptif kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari data hasil kuesioner analisis karakter yang

perlu di ajarkan oleh guru dan hasil kuesioner informasi dari siswa terkait dengan

media pembelajaran papan cerita rakyat. Yang berupa hasil observasi awal dan

komentar yang dikemukakan oleh para ahli dan guru kelas IV yang melakukan

validasi terhadap produk yang dikembangkan. Komentar tersebut berupa kritikan

dan saran yang dapat digunakan untuk memperbaiki produk yang di kembangkan

sehingga dapat di ketahui kelayakan produk tersebut.

b. Analisis Data deskriptif Kuntitatif

Data kuantitatif berasal dari penilaian dua ahli dan guru kelas IV dalam

proses validasi yang berupa angka. Data kuantitatif merupakan bentuk data yang

dapat di ukur atau ihitung secara langsung dari informasi atau penjelasan yang

35
ditanyakan dengan bilangan atau angka (Sugiyono:2017) data berupa penilaian

oleh para ahli dan guru kelas IV dalam proses validasi yang berupa angka. Dari

penilaian kusesioner tersebut di analisis dan diubah menjadi data interval.

36
DAFTAR PUSTAKA

Ariep S. Sadiman. “Media pendidikan, pengertian pengembangan dan mamfaat”


Jakarta

Anita. 2021 “Pengembangan media big book berbasis cerita rakyat untuk
meningkatkan minat baca siswa kelas 5 madrasah ibtidaiyah
muhajirin kota jambi”

Agus kholidin. 2017 “upaya penerapan karakter di SMP Muhammadiyah 4 metro


utara”

Ayu indah permata sari. 2016 “Pengembangan buku cerita untuk menanamkan
karakter disiplin siswa kelas rendah”

Azhar Arsyad 2013. ” Media pembelajaran” Jakarta: PT. RajaGrafindo

Dharma Kesuma. 2011 “Pendidikan karakter, kajian teori praktik disekolah”


Bandung

Jurnal pendidikan. Vol.1 November 2013

Kurniawat.i 2021 “ pengembangan media big book berbasis cerita rakyat untuk
meningkatkan nilaik karakter siswa tema 1 sebtema 1 pembelajaran 4
kelas IV SDN 38 mataram”

Masyita Christy Pramadani. 2018 “Pengembangan buku ajar cerita rakyat


muatan local berbasis dramatika pada pembelajran menceritakan
kembali untuk siswa SMP kelas VII di kabupaten kudus”

Sugiono. 2017 “Metude penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D”


Bandung:Alpabeta
Pradhita Arnum W. 2015 “Keefektifan teknik papan cerita dalam pembelajaran
memproduksi teks fable pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 patuk”

Abdullah Munir. 2010 “Pendidikan karakter” Yogyakarta

Miftahul Jannah. 2020 Partisipasi orang tua dalam meningkatkan kualitas


pendidikan dasar anak.

Adil Ganda Subrata Jaya Negara. 2016 Penggunaan media papan kata untuk
meningkatkan keterampilan speaking Bahasa Inggris materi
Compersation siswa kelad IV B MI Darussalam Candi Sidoarjo.
Sunan ampel Surabaya.

Abdullah Nata. 2003 “Kapita selekta pendidikan islam” Bandung : Angkasa

Anda mungkin juga menyukai