PROPOSAL TESIS
Oleh :
Pipin R. Hasan
Nim: 191011008
PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
IAIN SULTAN AMAI GORONTALO
TAHUN 2020
i
KATA PENGANTAR
Pertama-tama, puji syukur kepada Allah SWT karena dengan izin-Nyalah, peneliti
"dalam waktu yang telah ditentukan. Semoga shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada nabi kita, Muhammad Shalallahu ‘alaihiwasallam, yang telah membimbing kita
tantangan dan rintangan namun dengan bantuan banyak orang, rintangan itu bisa berlalu.
Oleh Karena itu, peneliti mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses penyusunan proposal penelitian ini. Akan tetapi, Peneliti
menyadari bahwa penyusunan proposal penelitian ini masih belum sempurna dalam
pengaturan dan kontennya. Maka penulis berharap kritik dari semua pihak guna
dengan berakhir. Semoga penelitian ini dapat membantu para pembaca untuk
Pipin R. Hasan
ii
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL TESIS
Saudari Pipin R. Hasan, Nim 191011008, telah diujiankan dalam seminar proposal tesis
yang diselenggarakan pada hari kamis 7 mei 2020 M, bertepatan dengan 13 Ramadhan
1441 H, dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk menempuh
PENGUJI I
PENGUJI II
Diketahui Oleh:
Ketua Program Studi Direktur Pasca Sarjana
Pendidikan Agama Islam IAIN Sultan Amai Gorontalo
iii
DAFTAR ISI
SAMPUL..........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................................iii
DAFTAR ISI…...............................................................................................................iv
BAB I : PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................5
C. Tujuan Penelitian.............................................................................................5
D. Kegunaan Penelitian………………………………………………………....6
iv
4. Penerapan Game Kepramukaan.....................................................................30
C. Kerangka Pikir.....................................................................................................32
B. Kehadiran Peneliti...............................................................................................35
C. Lokasi Penelitian.................................................................................................36
D. Sumber Data.......................................................................................................36
F. Analisis Data.......................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................41
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
derasnya arus informasi baik melalui media elektronik maupun media cetak. Dalam
kondisi yang seperti itu masyarakat Indonesia selalu berubah, baik yang berada
diperkotaan maupun dipedesaan. Melihat kondisi seperti itu, idealnya pendidikan tidak
hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini saja, tetapi sudah seharusnya bisa
mengantisipasi dan membahas masa depan. Pendidikan hendaknya dapat melihat jauh ke
depan, memikirkan tantangan apa yang kira-kira akan dihadapi peserta didik dan
Pendidikan pada umumnya dan pendidikan agama Islam khususnya saat ini
bukan lagi sekedar memberantas buta huruf akan tetapi lebih mengembangkan potensi
yang dimiliki peserta didik. Sebab dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang makin maju dewasa ini menuntut bagamana peserta didik mampu dan
memiliki pengetahuan yang luas serta memiliki keahlian agar mampu beradaptasi dan
mengimbangi perkembangan yang terjadi. Salah satu cita-cita nasional bangsa Indonesia
jiwanya (akal, rasa dan kehendak), sosial dan moralitasnya. Pendidikan adalah
sebuah kekuatan dinamis yang dapat mempengaruhi kemampuan, kepribadian
setiap manusia dalam hubungannya dengan sesama, lingkungan, serta dengan
Tuhan.2
Oleh karena itu pendidikan sangat penting dilakukan setiap saat baik itu di rumah,
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sikdiknas menemukan sumber nilai yang dapat
dijadikan ukuran bermutu atau tidaknya program pendidikan. Pasal 1 ayat (1) secara
jelas menggariskan proses pendidikan yang bermutu dengan rumusan sebagai
berikut. “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sprirual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara”.
Dari rumusan itu jelaslah bahwa hanya proses pendidikan yang demikian tidak
mungkin dapat mendukung fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang digariskan dalam
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yan demokratis sedia
bertanggung jawab”.3 Pendidkan juga merupakan salah satu hak dasar manusia sebagai
insan yang dikaruniai akal pikiran, manusia membutuhkan pendidikan dalam proses
hidupnya.
Keadaan tersebut mendorong lembaga pendidikan dalam hal ini madrasah memiliki
baik melalui pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Salah satu pendidikan
non formal tersebut adalah melalui pendidikan kepramukaan. Gerakan pramuka sebagai
2
Dwi Siswoyo, dkk, Ilmu Pendidikan (Bandung: 2008), h 17
3
Ida Fiteriani, Analisis Model Integrasi Ilmu dan Agama dalam Pelaksanaan Pendidikan di
Sekolah Dasar Islam Bandar Lampung. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar, Vol. 2, h 160
2
3
pendidikan yang bersifat non formal berusaha membantu pemerintah dan masyarakat
dalam membangun masyarakat dan bangsa. Hal tersebut dilihat dari prinsip-prinsip dasar
Isi dari dasadarma tersebut selaras dengan nilai-nilai ajaran agama islam. Seperti
taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa selaras dengan ajaran agama Islam untuk selalu
beriman dan bertaqwa serta orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah Swt
adalah orang yang paling bertaqwa serta di dalamnya mengandung banyak nilai
nasional yang penting, dan merupakan bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
keadaan dan kebutuhan lingkungan. Selain itu kegiatan pramuka banyak menanamkan
nilai- nilai karakter terutama karakter kepedulian sosial dan kemandirian. Kepramaukaan
menggunakan metode outdoor studi anggota diajarkan untuk dekat dengan lingkungan
dan peduli kepada orang lain sebagaimana catatan pendiri pramuka, Baden Powel, bahwa
4
Agus Widodo HS, Ramuan Lengkap Bagi Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak, dan
Pembina Pramuka, Yokyakarta: Kwartir Daerah XII DIY, 2003, h 73
3
4
menjadi orang baik tidak hanya selalu berdoa tapi bagamana berusaha keras untuk
Di zaman seperti ini tingkat kepedulian sosial terlihat memprihatinkan. Di satu sisi
berorientasi akademik (aspek kognitif). Anak diikutkan dalam berbagai macam les
ataupun bimbingan belajar sekolah khawatir anak-anak tidak dapat mengejar persaingan
akademis. Padahal belum tentu upaya itu sesuai dengan kapasitas anak dan juga minat
anak sehingga kita melupakan aspek lain yang takkalah pentingnya yaitu aspek kepekaan
sosial terabaikan. Anak tidak sempat mengecap kehidupan sosial yang dapat mengasah
empati atau kepekan sosial dan cenderung memenuhi dan mengutamakan kepentingan
diri sendiri. Sebagai dampaknya anak dapat mengalami kesulitan bergaul dengan
sekolah sudah tidak meniadakannya dan sebagian pengajar ada yang menganggap
kegiatan pramuka adalah kegiatan yang monoton dan masih menggunakan alat-alat
justru sangat bermanfaat dan sangat membantu dalam membentuk kepribadian peserta
Dalam hal ini banyak peserta didik yang menganggap kegiatan pramuka hanyalah
kegiatan tambahan yang kurang penting. Ini disebabkan karena peserta didik belum
mengantarkan peserta didik pada pengembangan potensi (life skill) yang dimiliki siswa
5
Boden Powel, Sejarah Kepramukaan, (Banjarmasin : 2001), h 17
6
Ferni, Pendidikan Karakter, (Yokyakarta : 2010), hal 103
4
5
berkaitan dengan nilai-nilai agama Islam, nilai sosial dan nilai peduli terhadap sesama
maka peneliti merasa tertarik untuk menjadikan hal tersebut sebaga tema penelitian.
Adapun judul penelitian ini adalah Pengembangan Nilai Kepedulian Sosial melalui Game
B. Rumusan Masalah
2. Apa saja Kendala dan Solusi Pengembangan Nilai Kepedulian Sosial dalam
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
a. Secara teoritis kegunaan hasil penelitian ini adalah untuk menambah dan
mengembangkan nilai kepedulian sehingga dari kelebihan yang ada dapat diambil
manfaat.
5
6
b. Secara praktis hasil penelitian ini menambah pengetahuan dan wawasan bagi
game kepramukaan yang menjadi salah satu wahana untuk menanamkan nilai-
Agar tidak terjadi kesalahan dalam mengartikan istilah yang digunakan dalam
penelitian ini, peneliti akan menjelaskan pengertian atau definisi opersional yaitu :
memenuhi kebutuhannya.7
manusia.
3. Game adalah sesuatu yang dapat dimainkan dengan aturan tertentu sehingga
atau gerakan kepanduan. Pramuka adalah sebuah organisasi yang merupakan wadah
Kajian penelitian yang relevan dimaksudkan sebagai kajian awal dalam proses
pembahasan tesis ini, dan untuk menunjukan bahwa penelitian yang sedang dilakukan
oleh penulis dalam karya tesis ini belum pernah di teliti dalam konteks yang sama
sekaligus memberikan penjelasan di mana posisi penelitian yang sedang di lakukan oleh
peneliti saat ini. Adapun penelitian-penelitian terdahulu dengan topik relevan tentang
Sosial pada Siswa Kelas Tinggi di Sekolah Dasar Negeri Muarareja 2 Kota Tegal
deskriptif, hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa guru sudah menanamkan
meliputi: cara verbal melalui motivasi, nasihat, cerita, teguran, hukuman, pujian,
dan cara non verbal melalui pembiasaan perilaku , teladan, strategi keteladanan,
dilaksanakan dengan baik dan maksimal. Dan guru menggunakan model gabungan
Sosial dan Kemandirian”, (Studi Kasus di SDIT Al-Ukhwa dan MIS An-Nuriyyah
deskriptif. Hasil dalam penelitian ini menunjukan upaya pembentukan karakter pada
BEM FKIP UMS Tahun 2016/2017”, penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif
kegiatan kepedulian sosial seperti penanaman bibit, nobar, pembagian sembako, dan
kerja bakti bertujuan untuk pencapaian karakter bertindak santun, mau terlibat
dalam kegiayatan masyarakat, mampu bekerja sama, dan peduli kepada orang lain.
7
8
akan sulit untuk mencapai karakter peduli sosial. Dan solusi untuk mengatasi
pengabdian masyarakat di BEM FKIP UMS adalah perlu adanya bimbingan dan
deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini dapat di simpulkan bahwa penanaman nilai-
nilai pendidikan karakter melalui kegiatan Kepramukaan Kelas VIII di SMP Al-
Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017, dilaksanakan secara rutin setiap hari
pada 5 metode yaitu: (1) metode keteladanan dilihat dari menjelaskn sandi, tali-
temali, mendirikan tenda, dan mengajarkan materi kegiatan dengan tenang dan
sabar. (2) metode ketedeladanan kedisiplinan pada saat PBB. (3) metode
di mulai. (4) metode dalam mnciptakan suasan kondusif terlihat pada kegiatan
permainan wide game. (5) metode integritas dan penugasan kelompok regu selama
5. Tesis Cahyo Waskito Adi, Judul Tesis “ Penanaman Nilai Kepedulian Sosial
dengan tujuan menggambarkan suatu proses yang terjadi dilapangan. Adapu hasil
8
9
dalam penelitian ini menunjukan bahwa penanaman kepedulian sosial di MTs Satu
Atap Hidayatul Mubtadi’in Kalitapen ini terdapat beberapa tahapan sebagai berikut:
lingkungan.
menanamkan karakter nilai kepedulian sosial. Dan sejauh pengmatan dan pengetahuan
peneliti belum ada penelitian yang membahas tentang masalah yang diangkat pada topik
tesis ini. Untuk menghindari adanya plagiat maka berikut peneliti sertakan perbedaan
penelitian yang ada relevansinya terhadap tesis yang akan diteliti sebagai bahan
Disini letak perbedaan penelitian yang membedakan dari peneliti lainnya adalah
pengembangan nilai kepedulian sosial melalui game kepramukaan itu tidak terjadi begitu
saja namun terjadi karena adanya bimbingan dari guru-guru Pembina. Hal ini sangat
berpengaruh dalam menumbuhkan dan meningkatkan nilai kepedulian yang tinggi pada
9
BAB II
KAJIAN TEORI
dihadapi orang lain di mana seseorang terdorong untuk melakukan suatu kebaikan dalam
diartikan sebagai perilaku baik seseorang terhadap orang lain di sekitarnya. Kepedulian
sosial dimulai dari kemauan seseorag memberi, sebagaimana ajaran nabi Muhammad
untuk mengasihi yang kecil dan menghormati yang besar. Orang-orang kalangan atas
kalangan bawah agar mampu memposisikan diri, menghormati, dan memberikan hak
kalangan atas.
Kepedulian sosial adalah sebuah minat atau suatu rasa ketertarikan dimana kita
ingin bisa membantu dan menolong orang lain. Di samping itu kepedulian sosial dapat
pula dikatakan sebagai sikap memperhatikan kondisi orang lain. Kepedulian sosial
merupakan suatu nilai penting yang harus dimiliki seseorang karena kepedulian itu
sendiri berkaitan erat dengan nilai kejujuran, kasih sayang, kerendahan hati, keramahan
serta kebaikan dimana beberapa hal tersebut sangatlah dibutuhkan dalam kehidupan
sehari-hari. Memiliki sikap peduli sosial memang sulit dan dibutuhkan usaha tertentu
untuk benar-benar bisa memilikinya yakni suatu tingkat dimana seseorang itu dapat
10
Jurnal Dimas, Etika dan Kepedulian Sosial dalam http:// dimas-p-a-fib11.web.unair.
ac.id/artikel_detail-104726-Etika%20dan%Kepribadian-Kepedulian%20Sosial.html. diakses tanggal 8 Mei
2020
10
11
lain.
Rasa peduli dan sikap kepedulian seseorang dapat dipengaruhi oleh factor
lingkungan yang ada di sekelilingnya, dan kondisi lingkungan terdekatlah yang sangat
adalah keluarga, teman-teman, dan lingkungan tempat seseorang hidup dan tumbuh
besar. Karena orang-orang demikianlah seseorang dapat belajar banyak hal dan mendapat
nilai-nilai tentang kepedulian sosial yang harus ada dalam dirinya. Nilai-nilai yang
tertanam dari apa yang didapatkan itulah yang nantinya akan menjadi suara hati dan
Kepedulian seseorang yang dimaksud bukanlah mencampuri urusan orang lain, tetapi
lebih pada membantu menyelesaikan permasalahan yang di hadapi orang lain dengan
tujuan kebaikan dan perdamaian. Nilai-nilai yang tertanam itulah yang nanti akan
menjadi suara hati kita untuk selalu membantu dan menjaga sesama.12
Dalam Islam dikenal istilah Fadhāil al-A’māl yang berarti amalan yang dianjurkan
oleh Allah dan Rasul-Nya dalam rangka mendekatkan diri kepada-Nya. Fadhāil al-A’māl
terbagi kedalam dua bentuk yakni Fadhāil al-A’māl dalam bidang ibadah dan Fadhāil al-
seperti shalat dan puasa sunah. Fadhāil al-A’māl dalam bidang mu’amalah memiliki
cakupan yang sangat luas yaitu meliputi segala perbuatan baik antarsesama manusia.
Prinsip yang digunakan adalah “segala perbuatan baik dianjurkan dan segala perbuatan
jahat dicegah”. Perbuatan baik atau Fadhāil al-A’māl dalam mu’amalah tidak terbatas
11
Laura Ayudina, Kepedulian Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h. 7
12
Melvin, Kepedulian Sosial dalam http://www.academia.edu/8683733/Kepudilian_Sosial diakses
tanggal 8 Mei 2020
12
pada hubungan pribadi dan masyarakat saja, tetapi juga dalam hubungan dengan negara.
Contoh Fadhāil al-A’māl dalam hubungan pribadi dan masyarakat adalah saling
membantu dalam kesulitan (misalnya: yang kaya membantu yang miskin, yang berilmu
membantu yang tidak berilmu). Adapun contoh Fadhāil al-A’māl dalam hubungan
dengan negara misalnya tidak merusak fasilitas umum yang disedikan negara. Fadhāil al-
A’māl juga terdapat dalam bidang akhlak yang meliputi husnuzhan antarsesama,
berkata jujur, tidak sombong, saling memberi salam, saling mendoakan dan saling
memaafkan.13
dalam Islam dikenal dengan istilah Fadhāil al-A’māl bidang mu’amalah. Fadhāil al-
A’māl akan memiliki nilai ibadah jika dilakukan dengan niat yang ikhlas untuk
mendapatkan ridha Allah dan mengikuti sunah Rasulullah. Namun jika Fadhāil al-A’māl
dilakukan karena ria maka Fadhāil al-A’māl tersebut tidak memiliki nilai.
menggunakan istilah ,ّ ر البdan اإلحسانdalam menyebutkan perilaku yang harus dilakukan
a. Kata (al-Birr) برW الdiartikan sebagai kebajikan atau kebajikan yang luas.
Menurut Thahir Ibn Asyur kata tersebut mencakup kebajikan dalam beribadah kepada
Allah, kebajikan dalam melayani keluarga, dan kebajikan dalam melakukan interaksi
dengan orang lain.5 Kata al-Birr juga ada kaitannya dengan infak, kerjasama, dan
Taqwa. Hal inilah mengapa al-Birr akan menjadi sia-sia jika tidak dibarengi dengan tiga
dua pengertian. Pertama, adalah memberikan kenikmatan terhadap orang lain. Kedua,
semua sikap dan perbuatan baik yang bermanfaat bagi orang lain. Jadi bisa disimpulkan
bahwa Ihsan adalah melakukan suatu perbuatan sebaik mungkin dan dipersembahkan
bagi kepentingan dan kebaikan orang lain. Sebagai contoh adalah sikap bijaksana, suka
menolong, menghargai orang lain, berkorban demi kepentingan umum dan lain
sebagainya.
Rasulullah pernah ditanya tentang pengertian al- Ihsan, beliau lantas menjawab “Engkau
beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat- Nya meskipun engkau memang
Dalam sabda Rasulullah bisa di ambil penjelasan bahwa ada keimanan yang
tertanam kokoh pada kalbu hingga seseorang itu merasakan akan hadirnya Allah dan
kepada al- Ihsan. Pada waktu yang sama pula akan muncul motivasi untuk berbagi dan
peduli terhadap sesama manusia yakni dengan memberikan kenikmatan terhadap pihak
alquran mengajarkan hal-hal berikut: tidak mencemooh orang lain; tidak mencela orang
lain; tidak berburuk sangka; dan tidak mencari- cari kesalahan orang lain. Termasuk
rahmat Allah menjadikan seluruh hambanya yang mukmin bersaudara dan saling
mencintai, bersatu dan bekerjasama, saling menolong, saling berhubungan dan saling
14
Ibid, hal 136
15
Harun Nasution, Islam Rasional Gagasan dan Pemikiran (Bandung: Mizan, 1996), h. 216
14
َ ٓا ٍء عW ِّمن نِّ َسٞٓاءWخَي ٗرا ِّم ۡنهُمۡ َواَل نِ َس
ٰ ٓى َأنW َس ۡ وا ْ ُٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمن
Wْ ُم ِّمن قَ ۡو ٍم َع َس ٰ ٓى َأن يَ ُكونٞ وا اَل يَ ۡسخ َۡر قَ ۡو
Wُ ٱٱِلس ُم ۡٱلفُسُو
ق بَ ۡع َد ٱِإۡل ي ٰ َم ۚ ِن َو َمن لَّمۡ يَتُ ۡب ۡ س َ ب بِ ۡئ ْ يَ ُك َّن خ َۡي ٗرا ِّم ۡنه ۖ َُّن َواَل ت َۡل ِم ُز ٓو ْا َأنفُ َس ُكمۡ َواَل تَنَابَ ُز
ِ ۖ َوا بِٱَأۡل ۡل ٰق
ٰ ٓ
َ فَُأوْ ٰلَِئ
١١ َك هُ ُم ٱلظَّلِ ُمون
Terjemahan:
oeh kebersamaan, dibangun oleh saling tolong menolong dalam kebaikan dan takwa dan
saling mencegah dari dosa dan permusushan. Aturan itu juga didasarkan pada kesadaran
dengan sesamanya.16
Islam mengajak seluruh manusia untuk bersikap baik bagi kepentingan masyarakat,
bertetangga, dan bahkan bernegara. Tidak dibenarkan saling melukai hati, saling berbuat
ucapan dan perbuatan, menjaga pergaulan, melawat yang mati sampai dikuburkan, dan
dimohonkan ampunan kepada Allah. Lebih lanjut lagi Islam mengajarkan kita supaya
memperhatikan nasib si fakir, melindungi dan memelihara anak yatim, tidak boros
16
Abdul Aziz Al-Fauzan, FIKIH SOSIAL Tuntunan dan Etika Hidup Bermasyarakat (Jakarta
Timur: Qisthi Press, 2007) judul asli Fiqh At-Ta’amul Ma’a an-Nas, h. 300
15
membelanjakan harta dan lain sebagainnya. Ha-hal diatas pada intinya meminta supaya
ajarannya bahwa manusia adalah zoon politicon artinya bahwa manusia itu sebagai
makhluk, pada dasarnya selalu ingin bergaul dengan masyarakat. Karena sifatnya yang
ingin bergaul satu sama lain, maka manusia disebut makhluk sosial. Manusia sebagai
makhluk sosial tidak dapat dipisahkan dari masyarakat. Manusia lahir, hidup
berkembang, dan meninggal dunia terjadi dalam masyarakat. 18 Manusia adalah makhluk
sosial, menyukai kebersamaan dan persaudaraan, senang berkumpul dan bergaul dengan
sesamanya, suka ditemani dan merasa tenang jika didekati. Manusia juga takut
menyendiri dan kesendirian, benci perpisahan dan keterasingan, merasa bahagia jika
disenangi, senang jika diterima, gembira bila dihormati dan diberi haknya.19
Manusia sebagai makhluk sosial adalah manusia yang senantiasa hidup dengan
manusia lain (masyarakat). Ia tidak dapat merealisasikan potensi hanya dengan dirinya
sendiri. Manusia akan membutuhkan manusia lain untuk hal tersebut termasuk dalam hal
mencukupi kebutuhannya. Dalam hal ini manusia akan dihadapkan dengan kelompok
kerja, dan masyarakat luas. Seterusnya sampai kapanpun manusia akan selalu hidup
17
Thoyib IM dan Sugiyanto, Islam dan Pranata Sosial (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002),
h. 148
18
Herimanto dan Winarno, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (Jakarta Timur: PT Bumi Aksara,
2015), h. 44
19
Abdul Aziz Al-Fauzan Op cit, h. 322
16
dalam lingkungan sosial dan kelompok sosial karena manusia tidak akan bertahan hidup
tanpa ada hubungan sosial dengan manusia lainnya. 20 Selanjutnya manusia akan
Fitrah manusia untuk melakukan interaksi sosial dipicu oleh dorongan- dorongan
kepentingan dan kebutuhan manusia terhadap satu sama lainnya. Seorang manusia tidak
bisa hidup layak hanya bermodalkan dirinya sendiri atau bermodalkan kerjasama sebatas
keluarga kecilnya. Kebutuhan terhadap berbagai macam benda dan berbagai macam
bantuan memerlukan adanya kerjasama yang lebih luas antara satu individu dengan
individu yang lainnya. Kebutuhan terhadap kerjasama sosial itu mengharuskan terjadinya
Dari pembahasan diatas, dapat diketahui bahwa kehidupan sosial bagi manusia
mempunyai pengaruh yang besar bagi keberlanjutan hidupnya. Maka dalam upaya
lainnya. Adakalanya ketika seseorang membutuhkan bantuan orang lainnya, maka orang
Banyak manfaat yang bisa dirasakan sebagai dampak dari kepedulian sosial.
20
Herimanto dan Winarno Op cit, h. 47
21
Rusmin Tumanggor dkk, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, (Jakarta : Kencana Prenada Media
Group, 2012), h 55
22
Said Agil Husin al Munawar, Fikih Hubungan Antar Agama, (Jakarta: Ciputat Press, 2003) h.
88
17
Dalam Islam, ajaran-ajaran nabi Muhammad banyak mempunyai arti penting dalam
pergaulan umat manusia. Semua hal yang diajarkan nabi Muhammad adalah hal-hal yang
paling penting dan memiliki pengaruh dalam proses penyatuan hati dan penguatan tali
persaudaraan. Disini tergambar betapa pentingnya akhlak al- karimah dalam kehidupan
bermasyarakat, menunaikan hak setiap muslim juga termasuk kewajiban yang paling
utama dan faktor terciptanya solidaritas dan kerjasama dalam kehidupan. Kerjasama itu
besarnya pengaruh yang akan timbul dalam tubuh masyarakat tersebut. Setiap orang akan
merasa dirinya dihargai dan diperhatikan oleh orang lainnya, inilah sebenarnya tujuan
yang hendak dicapai oleh syari’at Islam melalui ajarannya mengenai hablun min an-
18
naas.23
1. Menunjukan kebaikan
3. Menghormati yang lebih tua dan sayang kepada yang lebih muda
Lebih dari itu seseorang harus menghargai batas hak orang lain, seperti haknya
sendiri. Otaknya harus dipenuhi dengan pikiran-pikiran konstruktif dan tuntutan yang
serius. Hatinya harus dipenuhi dengan rasa kasih sayang dan kehendak baik. Jiwanya
harus disirami dengan kedamaian dan ketenangan (budi bahasanya dan nasihatnya harus
pembelajaran yang dapat menciptakan lingkungan belajar yang efektif sehingga hasil
belajar siswa berada pada tingkat yang optimal. Dalam pembinaan karakter peduli
pembelajaran. Dengan demikian proses pembinaan tolenransi dan peduli sosial dapat
Berkaitan dengan proses pembinaan peduli sosial siswa, pada prinsipnya guru
maupun pembina selalu berusaha untuk mendekatkan materi yang di pelajari dengan
23
Said Agil Husin al Munawar, Fikih Hubungan Antar Agama, (Jakarta: Ciputat Press, 2003) h.
103
24
Thoyib IM dan Sugiyanto Op cit, h. 58
19
berbagai realitas atau keadaan nyata yang sementara terjadi dalam kehidupan
masyarakat khususnya yang dimiliki oleh siswa. Sehubungan dengan hal tersebut, maka
Proses pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi anatar peserta didik
dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik,
maka dapat dikatakan bahwa sikap merupakan suatu kecenderungan yang bersifat
negatif maupun positif seseorang untuk bertindak terhadap suatu objek yang
dipengaruhi oleh faktor kognisi dan afektif individu terhadap objek tersebut.25
yaitu melalui diskusi siswa mengasah diri untuk bagaimana cara bertoleransi,
berpendapat, dan menerima pendapat orang lain, serta memiliki rasa kepedulian terhdap
sesama. Jadi ketika ada dalam masyarakat siswa bisa menjadi warganegara yang baik
diri melalui kegiatan ekstrakurikuler. Dalam pembinaan peduli sosial pada diri siswa
toleransi dan peduli sosial ke dalam berbagai kegiatan diluar kelas. Berkaitan dengan
Sikap kepedulian tidak selalu berjalan dengan baik karena sikap itu selalu berubah
sesuai dengan watak dari masing-masing pribadi dari masyarakat. Yang dapat
1. Egoisme masyarakat
Salah satu faktor yang menjadi hambatan yang dapat mengurangi kepedulian
2. Matrelialistis masyarakat
karena mereka kebih mementingkan untuk memperoleh materi dari pada harus
a. Internet
Dunia maya yang sangat transparan dalam mencari suatu informasi malah
menjadi lupa waktu karena terlalu asyik menjelajah dunia maya. Tanpa
21
sekitar, sehingga rasa peduli terhadap lingkungan sekitar kalah oleh sikap
b. Sarana Hiburan
terhadap anak-anaknya.
c. Tayangan TV
memfitnah orang lain, menghardik orang tua, dan tayangannya jauh dari
seorang anak dan memiliki tangung jawab yang utama untuk mendidik
anak tersebut. Anak-anak biasanya akan meniru setiap tingkah laku orang
Mulyani Sumantri & Syaodih, anak semenjak usia balita suka meniru apa
saja yang dia lihat, dari tindak tanduk orang tua, cara bergaul orang tua,
cara berbicara atau berinteraksi di lingkungan sekitar, cara orang tua
menghadapi teman, tamu dan sebagainya. Oleh karena itu, orang tua harus
menjadi contoh tauladan bagi anak-anaknya.27
b) Pembelajaran di lingkungan
c. Pembelajaran di sekolah
27
Mulya ni Sumantri & Syaodih, Bentuk Kepedulian Sosial , (Jakarta: 2008: cet 2) h 39
23
sekolah.
sosial, misalnya kegiatan pesantren kilat, infak, kerja bakti dengan warga
sekitar sekolah dan lain-lain yang merupakan wadah bagi siswa ntuk
masyarakat luas. Kegiatan dengan melibatkan pihak luar sekolah ini sesuai
lingkungannya, yaitu :
a. Lingkungan keluarga
Misalnya perasaan simpati anak kepada orang dewasa (orang tua) akan
muncul ketika anak merasakan simpati karena telah di urus dan dirawat
sebaik-baiknya. Dari perasaan simpati itu, timbulah rasa cinta dan kasih
sayang anak kepada orang tua dan anggota keluarga lain, sehingga akan
28
Elly M. Setiadi, dkk, Kepedulian Sosial, (Bandung: 2012). h 66
25
b. Lingkungan Masyarakat
masih tertanam sikap kepedulian sosial yang sangat erat. Ketika ada suatu
kegiatan yang dilakukan oleh satu keluarga, maka keluarga lain dengan tanpa
imbalan akan segera membantu dengan berbagai cara. Misalnya saat mau
Menurut Abu Ahmadi & Nur Uhbiyati (2007: 186), kelompok sosial
merupakan unsur-unsur pelaku atau pelaksana asas pendidikan yang secara
sengaja dan sadar membawa masyarakat kepada kedewasaan, baik secara
jasmani maupun rohani yang tercermin pada perbuatan dan sikap kepribadian
warga masyarakat. Contoh kelompok sosial itu adalah karang taruna, remaja
masjid, PKK dan sebagainya.29
c. Lingkungan Sekolah
kemampuan fisiknya.30
Menurut Young Pai dalam Arif Rohman berpendapat bahwa sekolah memiliki
dua fungsi utama yaitu, sebagai instrumen untuk mentramsmisikan nilai-nilai
sosial masyarakat (to transmit sociental values) dan sebagai agen untuk
transformasi sosial(to be the agent of social transform). 31
29
Abu Ahmadi & Nur Uhbiyati, Kelompok Sosial, 2007, h 186
30
Tim Dosen Jurusan Filasafat dan Sosiologi Pendidikan, Kepedulian Sosial (2000: cet IV) h 9
31
Young Pai dalam Arif Rohman, Nilai-Nilai Kepedulian Sosial, 2009, h 201
26
orang lain dapat ditunjukkan dengan berbagai cara, salah satunya adalah
melalui peduli terhadap siswa lain, guru, dan lingkungan yang berada di
antar warga sekolah. Perilaku ini tidak sebatas pada siswa dengan siswa, atau
guru dengan guru, melainkan harus ditunjukkan oleh semua warga sekolah
berikut:
32
Aslachah Mauidhotul Faiz, Nilai Moral dalam Kegiatan Ekstrakurukuler Pramuka di SD N
Kalasan Baru Yokyakarta, Skripsi, h 32
27
1) Permainan Kecil
Yaitu suatu bentuk permainan yang tidak mempunyai peraturan tertentu, baik
pelaksanaannya.
a. Permainan kecil tanpa alat (lari bolak- balik, menjala ikan, kucing dan tikus,
dan lain-lain).
2) Permainan Besar
Yaitu macam-macam permainan yang sudah yang sudah mempunyai wadah atau
33
Andang Ismail, Education Games, h 16
34
Drijakara, Permainan dan Metodik II, (Online), (http// Staff.uny.ac.id/Permainan, diakses 17
Juni 2020)
28
Namu dalam game kepramukaan, ada salah satu game yang sering di mainkan
dalam kegiatan kepramukaan yaitu game bola sumpit. Game bola sumpit merupakan
yang bisa diartikan siswa harus berfikir dulu sebelum bertindak sesuatu tindakannya baik
atau buruk untuk dilakukan permainan bola sumpit ini dilakukan di luar ruangan.
2) 11 pasang sumpit
3) 22 mangkok plastik
b. Petunjuk Permainan
pimpong.
dalam kurun waktu 3 menit dengan secepat mungkin dan segera lari ke
garis finish.
6) Dari enam siswa yang menang itu di adu kembali dan akan di ambil 3
35
Drijakara, Permainan dan Metodik II, (Online), (http// Staff.uny.ac.id/Permainan, diakses 17
Juni 2020)
29
1) Untuk dapat mengembangkan aspek fisik ialah melihat otot tubuh, agar
2) Untuk perkembangan aspek motorik kasar dan halus ialah agar segala
psikoterapi.36
36
Drijakara, Permainan dan Metodik II, (Online), (http// Staff.uny.ac.id/Permainan, diakses 17
Juni 2020)
30
bahasa.
4) Rasa seni dan keindahan, untuk seni gerak, penguasaan irama, seni suara
lain.
Untuk membantuk anak menghadapi tantangan dan tekanan etika yang akan terus
berkembang seiring dengan perkembangan zaman yang begitu pesat, anak harus dibekali
dengan nilai-nilai yang dapat melindungi dirinya agar tetap berada di jalan yang benar
dan membantunya agar selalu bermoral dalam bertindak. Berikut adalah tujuh kebaikan
atau nilai-nilai menurut Michele Borba yang menurutnya akan menjaga sikap baik
orang lain. Sikap ini membuatnya peka terhadap kebutuhan dan perasaan
b. Hati nurani, suara hati yang membantu anak memilih jalan yang benar dari
pada jalan yang salah serta tetap di jalur yang bermoral, mebuat dirinya
merasa bersalah ketika menyimpang dari jalan yang semestinya. Hal ini
c. Control diri, membantu anak menahan dorongan dari dalam dirinya dan selalu
berfikir sebelum bertindak, sehingga dia tahu mana yang benar dan kecil
Sikap ini membantu anak untuk mandiri dan bersikap murah hati.
dan perasaan orang lain, anak akan memiliki rasa belas kasih yang tinggi,
tidak memikirkan dirinya sendiri, serta menyadari perbuatan yang baik dan
benar.
g. Keadilan, menuntun anak untuk berperilaku adil dan tidak memihak, sehingga
secara terbuka.38
C. Kerangka Pikir
peran dan tanggung jawab untuk menghasilkan lulusan yang berguna bagi kehidupan
bermasyarakat, bangsa dan negara. Salah satu yang dibutuhkan Indonesia sekarang ini
adalah lahirnya generasi-generasi muda yang memiliki karakter kepedulian sosial yang
38
Aslachah Mauidhotul Faiz, Nilai Moral dalam Kegiatan Ekstrakurukuler Pramuka di SD N
Kalasan Baru Yokyakarta, Skripsi, h 21
32
tinggi. Generasi yang memiliki karakter mulia ini tidak hanya di peroleh pada pendidikan
fomal saja melainkan pada pendidikan non formal, inilah yang nantinya diharapkan dapat
memperbaiki kondisi bangsa saat ini. Salah satu solusi untuk melahirkan generasi yang
Nilai kepedulian sosial ini seharusnya menjadi tanggung jawab bersama antara
orang tua dan sekolah. Apabila peran orang tua sebagai pendidk utama karakter siswa
tidak dapat berfungsi dengan baik, maka tugas dan beban sekolah dalam memberikan
berat. Apalagi melihat kondisi di lapangan saat ini menunjukan nilai kepedulian sosial
yang mulai menghilang, misalnya perkelahiyan antar siswa, kurangnya kepedulian untuk
membantu sesame teman, kurangnya interaksi, dan saling menyapa sesame teman
maupun guru, dan lain sebagainya menggambarkan nilai kepedulian sosial merupakan
salah satu tugas berat yang harus segera di laksanakan oleh Mts Negeri 03 Kabupaten
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah penelitian deskriptif/non
adalah penelitian yang terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah dan keadaan
data.39
obyek tertntu scara jelas dan sistematis, juga melakukan eksplorasi, mengambarkan,
dengan tujuan untuk dapat menerangkan dan memprediksi terhadap suatu gejalah yang
keadaan yang ada dengan variable yang menjadi indikasi dalam penelitian ini.
untuk mengambarkan lebih jelas tentang pengembangan kepedulian sosial melalui game
2. Pendekatan
39
Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktis (Jakarta: Rineka
Cipta, 1991), h 11
40
Sukardi, Metodologi Penelitian, (Jakarta:PT.Bumi Aksara,2005, Cet.III), h 14.
34
Kab. Gorontalo
B. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian ini peneliti bertindak pengumpul data dan pengamat partisipan.
sedianya dapat memberikan informasi yang penulis butuhkan. Dengan demikian berarti
Adapun peneliti sebagai pegamat partisipan yaitu penulis bertindak hanya sebagai
karena itu dalam mengamati objek peneliti dibantu oleh instrument-instrumen penelitian
dibutuhkan.
35
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Kecamatan Telaga Biru Kab. Gorontalo. Lokasi ini
peneliti pilih sebagai obyek penelitian, dalam hal ini peneliti melihat bahwa di lokasi
D. Sumber Data
Yang dimaksudkan dengan sumber data dalam hal ini adalah, “sumber dari mana
data dapat diperoleh”.41 Sumber data dalam penelitian ini meliputi data primer dan
sekunder. Sumber data primer merupakan sumber yang langsung memberikan data
kepada peneliti contohnya; masyarakat setempat, orangtua dari santri , serta santri itu
sendiri dan pengasuh pondok pesantren. Data primer ditentukan secara purposive
memberikan data, dalam hal ini melalui dokumen atau data yang berhubungan dngan
Untuk memperoleh data yang sesuai dengan permasalahan penelitian, maka teknik
(1) observasi,
(2) wawancara,
(3) dokumentasi.
1. Observasi
Observasi yang dilakukan pada awal penelitian ini yaitu pengumpulan data dengan
melakukan pengamatan langsung terhadap fenomena yang akan diteliti terutama yang
41
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktis (Jakarta: Rineka Cipta,
1991), h 102
36
2. Wawancara
yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu. Wawancara secara garis besar dibagi menjadi
dua yaitu: wawancara tak berstruktur dan wawancara berstruktur. Wawancara tak
terstruktur serig juga disebut wawancara baku (standardize interview), yang susunan
disediakan.42
peneliti dalam wawancara ini yakin akan sesuai dengan data yang secara obyektif di
lapangan.
3. Dokumentasi
non insani (bukan manusia). Dalam hal ini dokumen digunakan sebagai sumber data
pondok, seperti sejarah pondok, keadaan para santri, sarana pendidikan dan
sebahgainya. Dokumentasi pendukung lainya adalah berupa foto, audio dan lain-lain
42
Mulyana, Metodologi Peneitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi Dan Ilmu
Sosial Lainnya, (Bandung: Generasi Muda Rosdakarya, 2002), h 180
37
F. Analisis Data
Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model interktif
yang dikembangkan oleh Miles dan Hurberman yang dimulai dngan pengumpulan data,
Proses analisis data dilakukan secara terus menerus didalam proses pengumpulan data
1. Pengumpulan data
Dalam tahap ini peneliti melakukan studi awal melalui dokumentasi dan observasi.
2. Reduksi data
Dalam tahap ini penulis memilah dan memilih data mana yang dianggap relevan
dan penting yang berkaitan dengan masalah pengembangan nilai kepedulian sosial
melalui game kepramukaan di Mts N 03 Kab. Gorontalo. Sedangkan data yang tidak
berkaitan dengan permasalahn penelitian dibuang. Data yang belum direduksi berupa
yang berikan oleh respond/informan yang tidak berhubungan dengan masalah yang
mengedepankan data-data yang tidak penting dan tidak bermakna. Data yang telah
direduksi kemudian disajikan dalam bentuk laporan penelitian. Dengan demikian maka
3. Penyajian data
Dalam penyajian data ini peneliti menyajikan hasil penelitian, bagaimana temu-
tmuan baru itu dihubungkan dengan penelitian terdahulu. Penyajian data dalam
penelitian ini bertujuan untuk mengkomunikasikan hal-hal yang menarik dari masalah
yang diteliti, metode yang digunakan , penemukan yang diperoleh, penafsiran hasil dan
43
Miles Dan Huberman, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Tarsito, 1996), h 61
38
4. Penarikan kesimpulan
Pada tahapan ini peneliti membuat kesimpulan apa yang ditarik dan saran sebagai
yang penulis temukan di lapangan. Cara yang penulis lakukan dalam proses ini adalah
dengan triangulasi. Cara ini merupakan pengecekan keabsahan data data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data. Mengenai triangulasi data dalam penelitian ini ada dua hal
yang digunakan, yaitu triangulasi dngan sumber dan triangulasi dngan metode.44
Triangulasi dngan sumber data dilakukan dngan cara pengecekan data (cek, cek
ulang, cek silang) mengecek adalah melakukan wawancara kepada dua atau lebih
sumber infrman dengan pertanyaan yng sama. Cek ulang berarti melakukan proses
wawancara secara berulang dengan mengajukan pertanyaan mengenai hal yang sama
dalam waktu yang berlainan. Cek silang berarti menggali kterangan tentang keadaan,
44
Ibid, h . 163
39
H. Tahapan-tahapan Penelitian
1. Persiapan
Dalam tahap ini peneliti melakukan studi awal untuk mengecek layak tidaknya
2. Pelaksanaan
DAFTAR PUSTAKA
Andri Bob Sunardi, BOYMAN Ragam Latih Pramuka, (Bandung: Nuansa Muda), 2013
Agus Widodo HS, Ramuan Lengkap Bagi Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak, dan
Indra Djati Sidi, Menuju Masyarakat Belajar, Menggagas Paradigma Baru Pendidikan,
Ida Fiteriani, Analisis Model Integrasi Ilmu dan Agama dalam Pelaksanaan Pendidikan di
Dasar, Vol. 2
Karakter
Suryo Suboto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta), 1997
Siswa Untuk Menjadi Warga Negara Yang Baik di SMA Korpri Banjarmasin Universita
Jaenudin Yusup, Siti Sadia Julaeha, Tini Rustini, Panduan Wajib Pramuka Super
Pusat Pendidikan Gerakan Pramuka Tingkat Daerah Lampung Pusdiklatda Intan Pura,
Jaenudin Yusup, Siti Sadiah Julaiha, Tini Rustini, Panduan ajib Pramuka, 2009
ac.id/artikel_detail-104726-Etika%20dan%Kepribadian-Kepedulian
2014)