Mohamad Surya (2004) mengungkapkan bahwa pembelajaran
merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan perilaku sebagai hasil interaksi antara dirinya dan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Secara lengkap, pengertian pembelajaran dapat dirumuskan sebgai berikut: “pembelajaran ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya“ Hakikat Matematika
Matematika adalah „alat ‟ bagi para pembuat peta,
arsitek, navigator angkasa luar, pembuat mesin, akuntan, dan lain-lain. Memang betul bahwa akuntan yang bekerja dengan masalah keuangan, astronom yang mengukur jarak Bumi ke Mars, insinyur yang merancang jembatan, fisikawan yang membuat plastic baru, biasanya bukanlah matematikawan secara langsung. Mereka ini menggunakan ide-ide matematis yang telah ditemukan oleh matematikawan Tujuan Pembelajaran Matematika
Menurut Permendikbud nomor 22 tahun 2016, setiap pendidik pada
satuan pendidikan berwajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Objek Pembelajaran Matematika Kajian Objek Pembelajaran Matematika Sekolah meliputi empat cakupan sebagai berikut. 1. Fakta 2. Konsep 3. Prinsip 4. Keterampilan Model-model Pembelajaran matematika
Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan suatu kerangka konseptual yang melukiskan prosedur secara sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedomanbagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Tujuan pengembangan model pembelajaran Tujuan pengembangan model pembelajaran diantaranya adalah: 1. Mengembangkan kemampuan instruksional yang fleksibel dan lebih bervariasi. 2. Memungkinkan dihasilkannya dampak pembelajaran yang lebih besar, dan belajar siswa yang lebih efektif. 3. Terlaksananya kegiatan instruksional yang dapat diduplikasi, efektif, ada buku panduan untuk subyek, konten, atau proses yang ditargetkan. 4. Memahami pembelajaran yang lebih baik, karena suatu model diadopsi telah disesuaikan dengan hasil belajar yang ditargetkan, dan populasi pembelajaran yang ditarg etkan Mendapatkan wawasan bahwa suatu betode belajaran akan bekerja sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik atau lingkungan peserta didik. Macam-macam Model Pembelajaran Matematika
Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif bisa diartikan sebagai sistem kerja
kelompok yang terstruktur. Yang termasuk didalam struktur ini adalah lima unsur pokok, yaitu ketergantungan positif, tanggung jawab, individual. Interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok. Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang dirancang
untuk membelajarkan kecakapan aakademik, sekaligus keterampilan sosial termasuk interpersonal skill. Dalam sistem belajar yang kooperatif, siswa belajar bekerja sama dengan anggota lainnya.
Tujuan Pembelajaran kooperatif
Ide utama dari pembelajaran kooperatif adalah siswa bekerrja sama
untuk belajar danbertanggung jawab pada kemajuan belajar temannya. Sebagai tambahan, belajar kooperatif menekankan pada tujuan dan kesuksesan kelompok, yang hanya dapat dicapai jika semua anggota kelompok mencapai tujuan atau penguasaan materi. SBL Situation-Based Learning
Situation-Based Learning merupakan pendekatan baru yang
kuat dan fleksibel dalam membangun paradigma pembelajaran yang konstruktivitik. Hal ini karena ada banyak hal yang dapat siswa pelajari sebuah situasi, tempat dimana ia belajar. Tujuan dari SBL adalah untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam problem, problem understanding, dan problem solving dari sudut pandang matematika. Keunggulan Pembelajaran SBL
1. Dapat meningkatkan kesadaran siswa akan adanya masalah
matematis. 2. Siswa akan lebih aktif mengikuti setiap kegiatan dalam pembelajaran. 3. Dari situasi yang disajikan, siswa dilatih untuk lebih peka dan menyadari permasalahan yang ada di lingkungannya. 4. Sebelum merumuskan masalah, siswa harus mengumpulkan informasi-informasi dari suatu situasi. 5. Dapat melatih kemampuan problem posing siswa. PBL Problem Based Learning
Pengertian Problem Based Learning
Model Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah adalah metode mengajar dengan fokus pemecahan masalah yang nyata, proses dimana peserta didik melaksanakan kerja kelompok, umpan balik, diskusi, yang dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi dan penyelidikan dan laporan akhir. Melalui rancangan Problem Based Learning diharapkan dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan menyelesaikan masalah dalam situasi riil atau situasi yang disimulasikan sehingga keterampilan intelektualnya berkembang situasi dengan karakteristik diri siswa. Model Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual)
SAVI memiliki beberapa makna yang terdiri
dari alat gerak (somatic), mulut dan telinga (auditory), proses mengamati (visual), memecahkan masalah (intelektual), (Pratiwi& Pujiastuti, 2014). Jadi model SAVI adalah proses belajar ayang mana pembelajaran ini dilakukan dengan cara menggunakan atau mengandalkan semua panca indra yang ada didalam tubuh seseorang seperti (mata, telinga, mulut, kaki, tangan dan pemikiran). Model Pembelajaran Problem Posing Problem posing berasal dari bahasa inggris yaitu “problem” yang artinya masalah dan “posing” yang artinya menciptakan/mengajukan. Menurut pendapat dari Stoyanova dan Ellerton menyatakan bahwa model pembelajaran problem posing merupakan proses untuk membentuk permasalahan atau menciptakan maslaah dalam konteks pembelajaran matematika di sekolah dengan menggunakan kejadian nyata atau pengalaman nyata dan hal tersebut berkaitan dengan pengalaman seseorag dalam ruang lingkup matematika, Model Realistic Based Learning
Menurut Lestari (2015:40), model realistic mathematic
education adalah matematika sekolah yang dilaksanakan dengan menempatkan realitas dan pengalaman siswa sebagai titik awal pembelajaran. Masalahmasalah realistik digunakan sebagai sumber munculnya konsep-konsep matematika atau pengetahuan matematika atau pengetahuan matematika formal yang dapat mendorong aktivitas penyelesaian masalah, mencari masalah, dan mengorganisasi pokok persoalan. Cara ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa mengenai matematika menjadi lebih baik dari sebelumnya. Model Pembelajaran Open Ended
Menurut Shimada (Arsad HS, Dwi NS, Winanda Marito,
2013: 1) model Open Ended adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dimulai dari mengenal atau menghadapkan siswa pada masalah terbuka. Pembelajaran dilanjutkan dengan menggunakan banyak jawaban yang benar dari masalah yang diberikan untuk memberikan pengalaman kepada siswa dalam menemukan sesuatu yang baru di dalam proses pembelajaran. Model Open Ended adalah pembelajaran yang menyajikan suatu permasalahan yang memiliki metode atau penyelesaian yang benar lebih dari satu. TERIMA KASIH WASSALAMUALAIKUM WR WB