AutoExpose
Daftar isi
Kategori
Tanya
Home // Sistem Pengapian
Cara Kerja Sistem Pengapian Secara Detail + Rangkaian
Amrie Muchta 2/21/2017
Sistem pengapian berfungsi untuk menghasilkan percikan bunga api pada busi untuk proses
pembakaran mesin. Untuk menghasilkan percikan bunga api, sistem pengapian
menggunakan metode induksi elektromagnetik. Salah satu komponen sistem pengapian
adalah ignition coil. Fungsi ignition coil adalah untuk menghasilkan listrik bertegangan tinggi.
Selengkapnya bisa simak prinsip kerja ignition coil.
Listrik bertegangan tinggi tersebut disalurkan ke busi untuk menghasilkan percikan api.
Dilihat dari tipe pengapian, sistem pengapian memiliki 4 jenis yaitu pengapian konvensional,
pengapian transistor, pengapian elektronik, dan pengapian CDI.
Seperti yang di jelaskan diatas, empat jenis tipe sistem pengapian itu memiliki perbedaan
cara kerja. Namun pada prinsipnya sama-sama menggunakan induksi elektromagnetik.
Sistem pengapian konvensional banyak digunakan pada mobil jadul seperti kijang generasi
awal dan colt. Cara kerja sistem pengapian konvensional cukup sederhana.
Saat kunci kontak berada pada posisi ON, maka arus dari baterai mengalir ke Ignition coil
dan keluar menuju platina. Karena mesin belum berputar (belum starting) maka platina akan
menghubungkan arus ke masa. Sehingga timbul kemagnetan pada kumparan primer.
Ketika cam tidak menyentuh kaki paltina, maka platina kembali tersambung sehingga proses
kemagnetan pada kumparan primer kembali terjadi. Proses ini berlangsung secara terus
menerus selama mesin hidup. Untuk lebih detail, bisa baca Modul sistem pengapian
Konvensional.
Sistem pengapian transistor masuk dalam kategori semi elektronik. Sistem ini tidak lagi
menggunakan platina melainkan sebuah transistor. Fungsinya untuk menggantikan peran
platina.
Untuk prinsip kerja sendiri, hampir sama dengan pengapian konvensional. Saat kunci kontak
ON maka arus dari baterai mengalir ke ignition coil dan output coil terhubung ke kaki
transistor.
Transistor merupakan saklar elektronik yang memiliki tiga kaki. Saat kaki basis
mendapatkan arus listrik walau kecil, maka kaki colector dan emitor akan terhubung. Namun
jika kaki basis tidak mendapat suplai listrik, maka colector dan emitor akan terputus.
Saat mesin belum menyala, kaki basis akan mendapatkan suplai arus sehingga emitor dan
colector terhubung. Akibatnya ada kemagnetan di ignition coil.
Advertisement
Saat mesin starting, komponen pulser akan mengirimkan sinyal dengan frekuensi tertentu
yang menandakan timing pengapian. Sinyal ini akan memutuskan dan menyambungkan
arus basis dengan interval tertentu. Saat arus basis terputus, terjadi induksi elektromagnetik
pada coil. Hasilnya tegangan tinggi dari koil sekunder yang disalurkan ke busi.
Ada dua jenis pengapian transistor, yaitu tipe semi transistor dan Fully transistor. Baca
Module sistem pengapian elektronik untuk lebih lengkap.
Sistem DLI juga merupakan tipe pengapian elektronik. Namun berbeda dengan pengapian
transistor, Sistem DLI tidak lagi menggunakan Distributor untuk membagi tegangan.
Untuk cara kerja pengapian DLI sama dengan sistem pengapian transisitor, bedanya arus
dari koil sekunder langsung di teruskan kebusi. Biasanya sistem ini memiliki banyak coil.
Saat mesin mulai berputar, sensor CKP dan CMP akan mengirimkan sinyal ke ECM. Di
dalam ECM sinyal tersebut akan dikombinasikan dengan data dari beberapa sensor lain
untuk menentukan timing pengapian.
Output dari sensor berupa sinyal yang akan memutuskan arus primer coil. Sehingga
terjadilah induksi elektrimagnetik. Model pengapian DLI banyak diaplikasikan pada
kendaraan modern. Selain lebih akurat, sistem ini juga dapat membuat kinerja mesin lebih
efisien.
Rangkaian pengapian DLI terlihat lebih sederhana namun perlu keahlian tertentu untuk
mendeteksi kesalahan pada sistem ini. Selengkapnya, simak Mengupas teknologi DLI
(Distributor less ignition).
Untuk jenis pengapian terakhir, lebih populer digunakan pada sepeda motor. Meski memiliki
prinsip yang sama yaitu induksi elektromagnet, namun ada perbedaan pada cara kerja.
Sesuai namanya, cara kerja pengapian CDI menggunakan metode pengosongan arus
(Discharging) menggunakan komponen capasitor yang fungsinya mirip dengan baterai.
Capasitor adalah komponen elektronika yang mampu menyerap energi listrik dan
menyalurkanya ke rangkaian kelistrikan.
Saat kunci kontak pada posisi ON, arus dari baterai atau spul menuju transformator untuk
diperbesar teganganya, kemudian langsung diserap oleh Capasitor.
Ketika mesin starting, maka pulser akan mengirimkan sinyal ke CDI unit. Sinyal tersebut
akan mengubah arah arus capasitor menuju rangkaian ignition coil. Karena capasitor dalam
keadaan terisi tegangan penuh, maka terjadilah aliran listrik dari capasitor menuju ignition
coil.
Untuk komponen sistem pengapian, secara umum memiliki komponen yang sama. Hanya
berbeda pada metode pemutusan arus. Untuk sistem pengapian DLI saat ini lebih populer
karena memiliki kelebihan pada fuel efisiensi dan performa.
Itulah artikel mengenai cara kerja sistem pengapain secara singkat dan padat. Untuk lebih
jelas lagi, silahkan baca masing-masing module pengapian.
Facebook
Twitter
Whatsapp
ARTIKEL MENARIK LAINNYA
Materi Sistem Pengapian Mobil (Jenis, dan Penjelasan Rinci)11 Komponen Sistem
Pengapian CDI Motor + FungsinyaCara Kerja Pengapian DLI (Distributorless Ignition
System)Cara Kerja Vacuum Advancer Secara DetailCara Kerja Sentrifugal Advancer Pada
DistributorCara Kerja Sistem Pengapian Konvensional + Rangkaiannya
KATEGORI BLOG
Materi OtomotifPerawatan MobilPerawatan Motor