Anda di halaman 1dari 5

Sistem Pengapian Elektronik : Jenis, Komponen & Cara

Kerja

Dan perlu juga untuk diketahui, bahwasannya pada sistem pengapian elektronik pun masih terbagi
menjadi beberapa jenis serta tipe. Yang dimana hal tersebut dibedakan dari cara kerja dan juga
komponennya. Untuk itu pada kesempatan kali ini akan dibahas secara lengkap.

Jenis Sistem Pengapian Elektronik

Seperti yang sudah kami sampaikan diatas, didalam sistem pengapian elektronik
pun masih terbagi menjadi beberapa jenis atau tipe. Apa saja kiranya tipe atau jenis
sistem pengapian ini, berikut informasi selengkapnya.
1. Sistem Pengapian Tipe Transistor

Pada jenis ini, seluruh sistem kerjanya akan memanfaatkan transistor sebagai
saklar elektornik untuk memutus dan menghubungkan arus listrik yang ada didalam
kumparan primer koil dengan tujuan untuk menghasilkan induksi elektromagnetik.

Jika di gambarkan, sebenarnya sistem pengapian ini hampir sama seperti CDI,
hanya saja dibedakan pada bagian pengapiannya saja. Yang sebelumnya
menggunakan kontak platina, pada sistem pengapian elektonik ini diganti
menggunakan transistor.
Sedangkan pada jenis full transistor, pengapian pada mesin akan terjadi secara
elektonik tanpa adanya komponen mekanis berupa kontak platinya. Melainkan
sudah digani dengan menggunakan transistor. Yang dimana untuk pemutusan
tersebut memanfaatkan kaki basis menggunakan igniter.
2. Sistem Pengapian Tipe Komputer Distributor Less Ignition (DLI)

Semakin majunya teknologi sekarang ini, ada juga jenis atau tipe sistem pengapian
elektronik yang semua sistemnya telah diatur oleh komputer. Yang dimana untuk
proses pemutusan dan penyambungan arus listrik untuk menghasilkan induksi
elektromagnetik sudah menggunakan pengaturan lewat komputer.

Dan yang jelas, sesuai dengan namanya yaitu Distributor Less Ignition, tentu saja
pada sistem pengapian ini kita tidak akan lagi menemukan adanya distibutor. Untuk
jenis pengapian ini biasanya banyak digunakan pada mobil modern keluaran baru
belakangan ini
3. Sistem Pengapian Tipe Capasitor Discharge Ignition (CDI)

Sesuai dengan namanya yaitu Capasitor Discharge Igniton, maka pada sistem
pengapian elektronik ini memanfaatkan penyimpanan arus listrik bertegangan tinggi
untuk kemudian digunakan membuat induksi pada ignition coil.
Untuk tempat penyimpanan arus listrik bertegangan tinggi tersebut pada sistem ini
mengunakan komponen yang bernana Capasitor. Dan pada umumnya sistem
pengpian ini juga dibedakan menjadi dua macam yaitu CDI AC dan CDI DC.

Cara Kerja Sistem Pengapian Elektronik

Dari ketiga jenis sistem pengapian elektronik yang kami sebutkan diatas pun
memiliki cara kerja yang berbeda untuk tiap-tiap tipenya. Bagi kalian yang ingin
mengetahui lebih tentang cara kerja dari tiap-tiap sistem pengapian tersebut
berikut kami jelaskan secara rinci.
1. Cara Kerja Sistem Pengapian CDI

Dibedakan menjadi dua macam yaitu CDI AC dan CDI DC, sebenarnya kedua jenis
tersebut memiliki cara kerja yang sama. Yaitu memanfaatkan arus yang disimpan
pada kapsitor. Dimana ketika pick up coil memdapatkan sinyal maka secara
otomatis SCR akan mendapatkan triger yang membuat arus tersimpan di capasitor
mengalir ke ignition coil.

Adanya triger tersebut tentu akan menyebabkan timbulnya induksi kemagnetan


pada kumparan primer koil. Dan adanya induksi kemagnetan tersebut membuat
membuat indusi baru pada kumparan sekunder koil yang menyebabkan tegangan
naik menjadi 7 kali lipat.
2. Cara Kerja Sistem Pengapian DLI

Sementara untuk cara kerja sistem pengapian elektronik tipe DLI yang merupakan
sistem pengapian komputer. Maka proses pemutusan arus primer koil menggunakan
ECU atau Eletronic Control Unit.

Yang dimana ketika ECU mendapatkan sinya dari sensor ECU maka akan langsung
diolah untuk menghasilkan induksi elektromagnet yang kemudiana diteruskan ke
busi.
3. Cara Kerja Sistem Pengapian Transistor

Saat igniter tidak mendapatkan sinyal, maka arus primer koil akan mengalir ke
massa. Seingga terjadi induksi kemagnetan pada kumparan primer koil. Sementara
ketika igniter mendapatkan sinyal, maka akan langsung di olah untuk memutus
triger pada basis transistor.

Dengan kata lain, ketika kaki basis mendapatkan arus, maka akan langsung terjadi
pemutusan arus pada koil primer. Dengan begitu akan terjadi induksi elektromagnet
pada kumparan sekunder yang akan membuat percikan api lewat busi
motor atau busi mobil.
Komponen Sistem Pengapian Elektronik

Dan pada sistem pengapian elektronik terdapat beberapa komponen yang saling
berhubungan. Apa saja kiranya komponen-komponen tersebut ? berikut dapat
kalian pelajari secara lengkap dan mudah.
1. Baterai
Baik mobil ataupun motor tentu ada yang namanya baterai, hanya saja mungkin
akan lebih di kenal dengan sebutan aki atau accu. Fungsinya tentu sebagai penyedia
arus listrik untuk sistem kelistrikan mobil dan juga termasuk sistem pengapian ini.
2. Kunci Kontak

Yang namanya sistem elektronik atau sistem kelistrikan tentu akan membutuhkan
saklar guna memutus dan menghubungkan arus atau teganan yang dibutuhkan oleh
sistem. Dan pada sistem pengapian pun ada yang namanya saklar atau kunci
kontak yang fungsinya sebagai pemutus dan penghubung arus dari bateri ke coil.
3. Ignition Coil

Kemudian komponen yang ketiga adalah Ignition Coil yang digunakan untuk
menaikan tengan baterai dari 12 volt menjadi 20 KV secara cepat dan singkat. Yang
dimana komponen ini bekerja menggunakan sistem induksi elektromagnet yang
bisa dikatakan hampir sama seperti trafo step up.
4. Transistor Unit

Komponen ini merupakan komponen yang begitu penting keberadaanya pada


sistem pengapian elektronik. Pasalnya seluruh pemutusan arus akan langsung di
kerjakan menggunakan transistor. Dimana dalam hal ini triger akan memanfaatkan
kaki basis pada kaki transistor.
5. Pulse Igniter

Lalu ada juga yang namanya Pulse Igniter yang merupakan komponen sistem
pengapian elektronik yang diletakan didalam distributor. Fungsinya adalah untuk
mendeteksi timing pengapian yang berupa sinyal PWM yang digunakan untuk
memutuskan arus basis pada kaki transistor.
6. Distributor

Bukan hanya sistem pengapian konvensional saja yang menggunakan komponen


distributor. Pada sistem pengapian elektronik pun masih ada komponen distributor.
Hal ini dikarenakan pengapian elektronik hanya memiliki perbedaan pada sistem
atau mekanisme pemutusan arus primer coil.
7. Kabel Busi

Seperti namanya, kabel busi merupakan kabel khusus yang digunakan untuk
menghantarkan arus bertegangan tinggi yang sebelumnya telah melerwati proses
induksi pada ignition coil. Dan pada umumnya kabel busi ini memiliki ukuran cukup
besar yaitu sekitar berdiameter 1 cm.
8. Busi

Dan komponen sistem pengapian elektronik yang terkahir adalah busi atau spark
plug. Komponej ini berfungsi untuk dapat mengubah arus listrik bertegangan tinggi
mencari percikan api dengan memanfaatkan celah antar konduktor bermutan positif
dan negatif.

Itulah kiranya beberapa komponen sistem pengapian elektronik atau sistem


pengapian transistor yang bisa kalian pelajari dengan seksama. Oya jangan lupa
simak pula info menarik mengenai mekanisme katup mobil yang sudah kami
sampaikan sebelumnya. Semoga apa yang sudah otoflik.com rangkum diatas bisa
menjadi informasi yang bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai