Di Susun Oleh :
1. Iwan
2. Aidil Fitriansyah
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, hidayah serta inayah-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan laporan tentang
SISTEM PENGAPIAN
Laporan ini sengaja kami buat untuk sebagai pertanggung jawaban atas praktek yang
kami laksanakan di sekolah SMK NEGERI 4 TAKALAR. Selian sebagai memenuhi tugas
tersebut, laporan sangat berguna bagi para pembac yang sangat membutuhkan pengetahuan
tentang SISTEM PENGAPIAN, oleh karena itu, apabila ada kesalahan yang kami buat mohon
dimengerti, terima kasih.
Demikian laporan ini saya buat. Apabila terjadi kesalahan kata dalam penulisan atau ada
yang tidak berkenan, saya minta maaf. Maka dari itu saya mengharap kritik dan saran dari
pembaca. Semoga laporan praktek tentang SISTEM PENGAPIAN
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI.................................................................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................
A. Latar belakang Sistem Pengapian..................................................................................................
B. Tujuan Pratikum............................................................................................................................
C. Keselamatan Kerja.........................................................................................................................
D. Alat Dan Bahan ...........................................................................................................................
E. Langkah Kerja...............................................................................................................................
F. Gambar Kerja................................................................................................................................
G. Hasil Praktik..................................................................................................................................
BAB II URAIAN
A. PEMBAHASAN..............................................................................................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………..........................………………………………………....
B. Saran ……………………………….............................…………………………………………
BAB IV PENUTUP
A.Kesimpulan
Berdasarkan analisis data hasil praktik dan pembahasan diperoleh kesimpulan, pada pengujian
pengaruh penyetelan sudut dwell didapatkan hasil: jika sudut dwell terlalu kecil maka artinya celah
platina terlalu besar sehingga tegangan listrik yang dihasilkan oleh induksi elektromagnetik koil kurang
besar. Jika sudut dwell terlalu besar maka artinya celak platina terlalu sempit sehingga akan menyebabkan
koil terlalu panas dan akan memperpendek umur penggunaan koil. Pada pengujian pengaruh pemajuan
waktu pengapian didapatkan hasil: jika timing pengapian terlalu maju, akan menyebabkan detonasi dan
tenaga mesin menjadi berkurang. Jika timming pengapian terlalu mundur/ terjadi setelah TMA, maka
tekanan pembakaran menjadi kurang maksimal dan hal ini menyebabkan performa mesin menjadi
berkurang. Secara keseluruhan komponen sistem pengapian konvensional dalam kondisi baik dan masih
sesuai dengan spesifikasi sehingga tindak lanjutnya adalah masih dapat dipergunakan kembali.
B.Saran
Kepada mahasiswa disarankan untuk selalu memperhatikan posisi kunci kontak pada praktik ini
karena jika tidak diperhatikan maka akan terjadi kecelakaan kerja yaitu tersetrum ketika memegang kabel
tegangan tinggi coil ketika kunci kontak masih dalam kondisi “ON”.
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Sistem pengapian berfungsi menghasilkan percikan bunga api pada busi pada saat yang
tepat untuk membakar campuran bahan bakar dan udara di dalam silinder. Sistem pengapaian
mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangkitan tenaga yang di hasilkan oleh suatu
mesin bensin. Apabila sistem pengapian tidak bekerja dengan baik dan tepat, maka kelancaran
proses pembakaran campuran bahan bakar dan udara di dalam ruang bakar akan terganggu
sehingga tenaga yang di hasilkan oleh mesin berkurang.
Sistem pengapian sangat berpengaruh pada performa yang akan di hasilkan oleh mesin
mobil pada fakta di lapangan menunjukkan bahwa sistem pengapian konvensional menggunakan
platina untuk memutus dan menghubungkan tegangan baterai ke kumparan primer dirasakan
kurang praktis. Sistem seperti ini sudah mulai di tinggalkan dan di ganti dengan sistem
pengapian CDI (Capasitor Discharge Ignition) memiliki karakteristik lebih baik dibandingkan
sistem pengapian konvensional, lebih praktis dan mampu meningkatkan performa mesin dan irit
bahan bakar.
B.Tujuan Pratikum.
- Siswa dapat menyebutkan atau dapat mengetahui komponen-komponen system
pengapian dan fungsinya.
- System dapat memeriksa, menyetel, merawat dan memperbaiki komponen system
pengapian.
- Siswa dapat menggunakan alat-alat ukur pada system pengapian
C.Keselamatan Kerja
- Memakai baju/pakaian praktek dan sepatu yang sudah ditetapkan dan rapih
- Penggukanakanlah alat sesuai dengan fungsinya.
- Hindari bahaya hubungan singkat/konsil
- Ikuti petunjuk langkah kerja.
E.Langkah Kerja
1.membongkar komponen-komponen
2.penyetelan
3.pemeriksaan
4.pengukuran
F. Gambar kerja
G.Hasil praktek
1. Pemeriksaan Celah Udara
2. Pemeriksaan Rubbing Block
3. Ukuran Tahanan Signal Generator
4. Pemeriksaan Eksternal Resistor
5. Pemeriksaan Internal Resistor
6. Pemeriksaan tanpa internak resistor
7. 1Pemeriksaan tahanan Scondary Coil dengan internal resistor
8. Pemeriksaan tahanan Scondary Coil tanpa internal resistor
9. Pemeriksaan tahanan penyekat tanpa internal resistor tidak terbuka (bagus)
10. Yang sudah dilepas komponen distributor adalah
Kap, trotor, dan penutup
Terminal, kabel tekanan tinggi, kabel busi
Vacuum asvaanser
11. Periksa tutup distributor semua yang sudah di periksa (baik)
12. Retor distributor (baik)
13. Breker plat berputar dengan kasar atau berbunyi kasar
14. Membram vacuum advanser (tidak ada tekanan)
15. Cam dan poros (baik )
16. Bos dan ring hasil pemeriksaan (tidak baik)
17. Pemeriksaan pemberat dan pen masih baik (bagus)
18. Tidak dilakukan pembongkaran pada waser karna tidak melakukan pemutaran selain roda
gigi (roda gigi cacat) dilakukan (disetel)
19. Kabel tegangan tinggi pemeriksaan (baik)
20. Pemeriksaan kabel tegangan tinggi tidak ada berkarat atau kotor
21. Pemeriksaan busi
Kabel Busi (1)
Kabel Tegangan :
BAB II
PEMBAHASAN
Secara umum ada empat jenis sistem pengapian yang digunakan pada kendaraan mobil. Pertama
adalah sistem pengapian konvensional, kedua sistem pengapian CDI, ketiga sistem pengapian
transistor dan terakhir sistem pengapian DLI.
Di antara keempatnya, pengapian konvensional adalah sistem yang pertama kali dirancang
oleh manusia dalam sebuah kendaraan bermotor. Pengertian dari sistem ini adalah rangkaian
mekatronika sederhana.
Tujuan dibuat adalah untuk menciptakan percikan api pada busi dengan interval tertentu.
Busi akan menciptakan percikan api karena energi listrik dari tegangan yang mengalir tinggi
melewati elektroda busi.
Tegangan bisa mencapai 30.000 V DC, di mana celah 0,8 mm pada elektroda tersebut akan
menciptakan lompatan elektron yang bentuknya percikan api. Ciri utamanya sendiri adalah
menggunakan platina untuk menghubungkan dan memutuskan pengapian.
Ada dua fungsi yang dimiliki sistem pengapian konvensional. Pertama adalah untuk
menciptakan loncatan bunga api pada busi di waktu yang tepat. Waktunya adalah untuk
menciptakan pembakaran antara udara dengan bahan bakar bensin.
Fungsi yang kedua adalah untuk menciptakan loncatan bunga api dibutuhkan tegangan listrik
yang tinggi. Tegangan tersebut akan menaikkan tegangan baterai sehingga menjadi tegangan
tinggi coil melalui hubungan singkat arus primer oleh platina.
Sistem ini berbeda dengan sistem pengapian CDI yang justru menganut prinsip pengosongan
arus pada kapasitor supaya terdapat tegangan pada coil. Berbeda juga dengan sistem pengapian
transistor yang tak lagi menggunakan platina.
Setiap sistem pengapian memiliki komponen yang berbeda-beda tergantung bagaimana caranya
bekerja. Masing-masing komponen ini memiliki fungsi dan tugas berbeda namun saling
berhubungan untuk menciptakan percikan api.
Jadi busi tidak bekerja sendiri dalam sebuah kendaraan motor atau mobil untuk bisa menciptakan
percikan api. Secara umum ada tiga komponen utama yang penting yaitu Nok, Ignition Coil dan
Distributor.
Baterai
Sama seperti baterai pada umumnya, baterai di sini fungsi utamanya adalah untuk menyediakan
arus listrik dengan voltase rendah yaitu sekitar 12 volt. Selain untuk sistem pengapian, baterai
juga memiliki fungsi kelistrikan pada bagian lainnya.
Contohnya saja untuk suplai listrik menyalakan klakson, sistem pengisian dan komponen yang
membutuhkan kelistrikan lainnya. Baterai ini lebih sering disebut dengan aki di mana fungsinya
sangat penting untuk kelistrikan kendaraan.
Ignition Coil
Komponen inilah yang berperan besar untuk menaikkan daya dari baterai yang tadinya hanya 12
volt. Daya bisa dinaikan 10 KV bahkan lebih, seperti yang dijelaskan bahwa untuk menciptakan
percikan api dibutuhkan tegangan listrik yang tinggi.
Ignition coil ini memiliki dua jenis kumparan yang masing-masing dililitkan pada bagian inti
besi. Di mana kumparan yang pertama disebut kumparan primer, yang akan menerima arus dari
baterai dan diputus breaker point atau platina.
Kumparan kedua atau kumparan sekunder ini nantinya akan menciptakan induksi
elektromagnetik ketika arus listrik diputus oleh platina sehingga bisa membangkitkan tegangan
sampai 10 KV bahkan lebih.
Kumparan primer biasanya menggunakan kawat tembaga yang ukurannya 0,5 hingga 1,0 mm
bahkan lebih besar dan gulungannya sedikit. Sedangkan kumparan sekunder lebih kecil dan
jumlah gulungannya lebih banyak.
Distributor
Kemudian komponen distributor ini sendiri terdiri dari banyak komponen di mana fungsi
utamanya adalah untuk mendistribusikan tegangan listrik yang sudah dibangkitkan ignition coil
ke setiap silinder. Berikut ini macam-macam bagian dari distributor.
Nok
Disebut juga dengan Cam, komponen ini akan membuka platina di sudut poros engkol dengan
tepat bagi masing-masing silinder. Nok sendiri terhubung dengan poros distributor dan akan
digerakkan oleh poros nok.
Platina
Pada sistem pengapian konvensional fungsi platina adalah untuk memutuskan arus listrik yang
mengalir ke kumparan primer dalam ignition coil. Tujuannya agar ignition coil mampu
menciptakan tegangan listrik yang lebih tinggi dari baterai.
Kondensor
Sesuai dengan namanya, komponen distributor ini memiliki fungsi utama untuk menyerap
loncatan bunga api pada platina. Penyerapan berlangsung ketika terjadi pembukaan yang
bertujuan untuk menaikkan tegangan pada coil sekunder.
Vakum Advancer
Komponen ini dipasang pada bagian distributor dan dihubungkan ke backing plate atau dudukan
platina. Bentuknya sendiri seperti piringan yang memiliki dua selang dan dihubungkan ke
karburator dan intake manifold.
Pada saat komponen ini menyala maka akan menggeser backing plate dan menciptakan buka
tutup platina. Fungsinya adalah memajukan saat pengapian sesuai dengan beban mesin.
Rotor
Komponen sistem pengapian konvensional ini memiliki fungsi untuk membagikan arus listrik
tegangan tinggi yang sudah dihasilkan ignition coil ke busi.
Distributor Cap
Fungsi distributor ini adalah untuk membagikan arus listrik dari rotor ke kabel tegangan listrik
sehingga setiap busi bisa menghasilkan percikan api.
Busi
Busi merupakan bagian dari distributor yang fungsinya adalah menciptakan percikan bunga api
dari elektroda yang sudah didapatkan melalui kabel tegangan tinggi.
Setelah mengenali apa saja komponen dari sistem pengapian ini Anda pasti sudah bisa memiliki
garis besar bagaimana cara kerjanya. Ada dua cara kerja sistem pengapian konvensional yang
bisa diperhatikan sebagai berikut:
Arus tersebut akan masuk ke kumparan primer dan sekunder pada ignition coil. Arus listrik
hanya dialirkan saja sehingga sistem pengapian belum berjalan dan tak ada perubahan pada
tegangannya.
Nok pada distributor jumlahnya sama dengan silinder mesin, di mana pada saat berputar maka
akan menyentuh kaki platina dan terjadilah kontak point yang menyebabkan arus primer
terputus.
Pada saat arus di kumparan primer terputus, maka medan magnet yang tadinya terbentuk juga
akan padam. Namun medan magnet tersebut akan bergerak ke kumparan sekunder di mana arus
tegangan listrik akan meningkat.
Pergerakan dari pemutusan arus hingga meningkat terjadi dalam waktu yang singkat. Supaya
prosesnya berjalan maka dibutuhkan platina yang bisa memutuskan dan menghubungkan arus
pada kumparan primer dan sekunder.
Selanjutnya tegangan listrik yang tinggi tinggal dialirkan ke busi untuk menciptakan percikan api
sehingga terjadilah pembakaran dan mesin akan menyala.
Inilah sistem pengapian konvensional di mana ada beberapa rangkaian penting yang bekerja
dengan sangat singkat pada kendaraan Anda.